PENDAHULUAN
dimulai dari tuberculosis, yang berarti suatu penyakit infeksi yang disebabkan
udara yang mengandung percikan dahak yang infeksius. Sekali batuk dapat
Pada penyakit tuberculosis, jaringan yang paling sering diserang adalah paru-paru
dan bisa juga menyerang organ lain selain paru-paru. (Sholeh S.Naga,2014)
global diperkirakan 9,6 juta kasus TB paru dengan 3,2 juta kasus diantaranya
adalah perempuan. Dengan 1,5 juta kematian karena TB dimana 480.000 kasus
adalah perempuan. Dari kasus TB tersebut ditemukan 1,1 juta(12%) HIV positif
dengan kematian 320.000 orang (140.000 orang adalah perempuan) dan 480.000
TB Resistant Obat (TB-RO) dengan kematian 190.000 orang. Dari 9,6 juta kasus
TB paru, diperkirakan 1 juta kasus TB anak (di bawah usia 15 tahun) dan 140.000
penyakit,Jakarta,2016).
Di Indonesia setiap tahunnya kasus tuberkulosis paru bertambah seperempat
juta kasus baru dan sekitar 140.000 kematian terjadi setiap tahunnya. Indonesia
WHO dalam laporan Global Report prevalensi TB di Indonesia pada 2015 ialah
297 per 100.000 penduduk dengan kasus baru setiap tahun mencapai 460.000
kasus. Dengan demikian, total kasus hingga 2016 mencapai sekitar 800.000-
900.000 kasus dan angka kematian sebesar 27 kasus per 100.000 penduduk.
akan berakibat buruk, seperti menurunkan daya kerja atau produktivitas kerja,
menularkan kepada orang lain terutama pada keluarga yang tinggal serumah, dan
paru sebanyak 4.022 orang. Sementara kabupaten Siak menduduki urutan ke-5
sebanyak 429 orang atau sebesar 12,99 % dari jumlah penderita tuberkolosis paru
paru sebanyak 105 orang atau sebayak 24,47 % dari jumlah penderita tuberkolosis
pada tahun 2016, dan di kabupaten Siak angka keberhasilan pengobatan sebesar
memenuhi standar dari WHO sebesar 85 % dan kemenkes sebesar 88%. (Dinkes
Prov.Riau 2017).
Pada umumnya penyakit TBC menular melalui udara, dan biasanya bakteri
dahak. Bahayanya jika bakteri selalu masuk dan terkumpul dalam paru-paru,
maka bakteri ini akan berkembang biak dengan cepat apalagi yang mempunyai
daya tahan tubuh yang rendah. Apabila sudah terjadi infeksi maka dengan
mudahnya akan menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening.
Terjadinya infeksi TBC dapat mempengaruhi organ tubuh lainnya seperti otak,
ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan biasanya yang
bersifat seperti tahan asam sehingga dikenal sebagai BTA (Basil Tahan Asam)
yang merupakan faktor utama penyakit TBC. Selain dari bakteri tersebut, faktor
yang lain yang menjadi penyebab penyakit TBC adalah lingkungan yang lembab,
kurangnya sirkulasi udara, dan kurangnya sinar matahari dalam ruang sangat
lingkungan yang kurang sehat. Tingginya jumlah penderita TB hingga saat ini
menjadi kendala pasien untuk dapat menjalankan regimen terapinya. Ketiga hal
beberapa antibiotik paten selama kurang lebih 6 bulan, namun beberapa pasien
tidak menyenangkan. Selain itu, pasien seringkali merasa kondisi tubuhnya telah
yang rendah juga berkontribusi dalam terjadinya kasus resistensi obat atau disebut
dengan tenaga kesehatan. Selain itu penyedia layanan kesehatan dan keluarga
terkait pengobatan, faktor terkait pasien, faktor terkait tenaga medis, dan faktor
tercipta keluarga yang sehat. Masalah kesehatan yang dialami oleh salah satu
anggota keluarga dapat mempengaruhi anggota keluarga yang lain (Kemenkes RI.
Berdasarkan survey awal didapati kasus TB MDR sebanyak 8 orang . dari 8 orang
tersebut 3 orang sudah meninggal dunia, dan 5 orang yang tersisa 4 orang
diantaranya sembuh dan 1 gagal pengobatan. Dari masalah di atas maka penulis
Tujuan umum yang ingin dicapai dalam studi kasus ini adalah
1. Bagi Penulis.
paru.
2. Bagi Puskesmas
tuberkulosis paru.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
2.1.2. Etiologi
Sebagian besar kuman terdiri dari asam lipid. Lipid inilah yang membuat kuman
menjadi tahan terhadap asam dan lebih tanan terhadap gangguan kimia dan fisik.
Kuman dapat tahan hidup pada udara kering/dingin. Atau dapat bertahan
bertahun-tahun dalam lemari es. Hal ini terjadi karena kuman berada dalam sifat
dorman, dari sifat dorman ini kuman dapat bangkit kembali dan menjadi
tuberculosis aktif lagi. Sifat lain kuman adalah aerob, sifat ini menunjukan bahwa
kuman ini lebih menyenangi jaringan yang tinggi kandungan oksigennya, dalam
hal ini tekanan apical paru lebih tinggi dari pada bagian lainnya, sehingga bagian
ini melalui inhalasi (droplet atau luka dikulit dan saluran pencernaan). Faktor
(DM).
2.1.3 Patofisiologi
Dalam dahak dan ludah ada basil TBC-nya, sehingga basil ini mengering lalu
maupun lantai rumah yang kemudian terhirup oleh manusia melalui paru-paru dan
Ketika seorang pasien dengan tuberkulosis paru batuk, bersin atau berbicara
maka secara tak sengaja keluarlah droplet nuclei dan jatuh ke tanah, lantai atau
tempat lainnya. Akibat terkena sinar matahari atau suhu udara yang panas, droplet
droplet nuclei terbang keudara. Apabila bakteri ini terhirup orang sehat, maka
orang itu berpotensi terkena infeksi bakteri tuberkulosis dan focus ini disebut
fokus primer atau lesi primer atau fokus Ghon. Reaksi ini juga terjadi pada
jaringan limfe regional, yang bersama dengan fokus primer disebut sebagai
kompleks primer. Dalam waktu 3-6 minggu, orang yang baru terkena infeksi akan
menjadi sensitive terhadap protein yang dibuat bakteri tuberkulosis dan bereaksi
Tuberkulosis milier.
Aliran vena pulmonalis yang melewati lesi paru dapat membawa atau
ini dapat mencapai berbagai organ melalui aliran darah yaitu tulang,
Jika pertahanan tubuh (inang) kuat, maka infeksi primer tidak dapat
biak lebih lanjut dan menjadi dorman atau tidur. Ketika suatu saat kondisi
yang dorman dapat aktif kembali. Inilah yang disebut reaktivasi infeksi
primer atau infeksi pasca primer. Infeksi ini dapat terjadi bertahun-tahun
setelah infeksi primer terjadi. Selain itu, infeksi pasca primer juga dapat
anoreksia (kehilangan napsu makan), demam ringan yang biasanya terjadi pada
siang hari, berkeringat pada waktu malam dan ansietas umum sering tampak,
dyspnea, nyeri dada dan Hemoptisis juga temuan yang umum. Gejala demam
daya tahan tubuh penderita dengan berat ringannya infeksi kuman TBC yang
masuk. Batuk terjadi karena adanya infeksi pada pada bronkus, sifat batuk dimulai
dari batuk kering, kemudian setelah timbul peradangan menjadi batuk produktif
(menghasilkan sputum). Pada keadaan lanjut berupa batuk darah karena terdapat
pembuluh darah yang pecah. Kebanyakan batuk darah pada dinding bronkus.
Sesak napas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut dimana infiltrasinya
sudah setengah bagian paru. Nyeri dada timbul bila infiltrasi radang sudah sampai
nafsu makan, berat badan turun, sakit kepala, meriang, nyeri otot, keringat malam.
primer, selain itu juga bisa menyebar melalui hematogen ke jaringan tubuh yang
a. Sputum Culture
d. Chest X-ray
f. Needle biopsi of lung tissue: positif untuk granuloma TB, adanya sel-sel
g. Elektrolit
h. Bronkografi
1). Fasse awal minum selama dua bulan (56 dosis),dosis obat sesuaikan
> 71 kg 5 tablet).
2). Fase lanjut diminum 3 kali satu minggu selama empat bulan (48 dosis)
Komposisi :
- Isiniazid 600 mg (2 tablet 300 mg)
2.1.7. Pathway
Udara Tercemar
Mycrobacterium dihirup induvidu rentan kurang informasi
Tuberculose
masuk paru Kurang pengetahuan
penyebaran klasifikasi
hematogen
limfogen Ketidakefektisan
bersihan jalan napas
Resti penyebaran
infeksi pada diri
Perubahan nutrisi Sendiri
kurang dari
kebutuhan tubuh
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama
dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-
antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-
laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik
anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam sebuah rumah tangga.(Sayekti
1994).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu atap dalam
Keluarga yang hanya terdiri ayah, ibu, dananak yang diperoleh dari
Keluarga baru yang bentuk terbentuk dari pasangan yang bercerai atau
kehilangan pasangannya.
15
Keluarga yang terdiri dari salah satu orang tua dengan anak-anak akibat
5). Ibu dengan anak tanpa perkawinan (the unmarried teenage mother)
6). Orang dewasa (laki-laki atau perempuan) yang tinggal sendiri tanpa
7). Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (the non marital
8). Keluarga yang di bentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama (gay
10). Karena masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai suku hidup dalam satu
kominiti dengan adat istiadat yang sangat kuat (Depkes RI. 2002)
4).Fungsi Ekonomi
karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena
keluarga
2.3.1 Pengkajian
1). Identitas keluarga yang dikaji adalah umur, pekerjaan, tempat tinggal,
4). Pendidikan
a. Aktiftas
b. Data Lingkungan
2.3.1.3.Struktur Keluarga
1). StrukturKekuasaan
1998).
juga dilakukan menyeluruh dari ujung rambut sampai kuku untuk semua
2.3.1.7.Koping keluarga
` Bila ada stressor yang muncul dalam keluarga, sedangkan koping keluarga
tidak efektif, maka ini akan menjadi stress anggota keluarga yang
berkepanjangan.
2.3.2.2.Etiologi
2.3.2.3. Symptom
ditingkatkan.
Maglaya, 1978.
Keterangan :
2). Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot
keperawatan keluarga.
2. Rencana yang baik harus realitis, artinya dapat dilaksanakan dan dapat
kesehatan.
5. Rencana asuhan keperawatan sebaiknya dibuat secara tertulis hal ini selain
berguna untuk perawatan juga akan berguna bagi anggota tim kesehatan
lainnya.
perawatan.
27
mungkin.
informasi,tetap keliru.
5). Anggota keluarga tidak mau melawan tekanan dari keluarga atau sosial
keperawatan.
2.3.5. Evaluasi
4).Tentukan metode atau tekhnik evaluasi yang sesuai serta sumber data yang
diperlukan.
1. Evaluasi kuantitatif.
kegiatan yang telah dikerjakan. Misalnya jumlah keluarga yang dibina atau
2. Evaluasi kualitatif
Evaluasi atau struktur atau sumber terkait dengan tenaga manusia atau
2). Proses
3). Hasil
BAB III
3.1. Pengkajian
A. Data Umum
6. Komposisi keluarga :
Tabel.1
Komposisi Keluarga
7. Genogram
Keterangan :
Laki- laki
Meninggal
Perempuan
Pasien
Tinggal Serumah
32
8. Tipe keluarga
9. Suku bangsa
Tn. J dan Ny.L berasal dari suku Batak. Bahasa yang digunakan sehari-
10. Agama
agama kristen.
bisa 150.000, dan setiap hari minggu Tn. J libur karena beribadah ke
Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah tahap 6.yaitu tahap keluarga
tahap ini dimulai pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya
tahap ini tergantung pada jumlah anak dalam keluarga atau jika anak yang
malam hari, kadang merasa sesak dan nyeri pada daerah dada, nafsu
1. Karakteristik rumah
dari 3 kamar , 1 kamar mandi, 1 ruang tamu dan 1 dapur, ada ventilasi
interaksi sosial berjalan rukun dan baik. Jika terjadi masalah diselesaikan
dengan musyawarah.
Tn. J dan Ny. L merupakan asli sumatra utara, sejak menikah Tn. J dan
Keluarga Tn. J dan Ny. L mempunyai sanak keluarga yang dapat saling
D. Struktur keluarga
1. Pola komunikasi
dahulu dengan istri dan keluarga untuk meminta pendapat dan masukan
3. Struktur Peran
b. Ny. L berperan sebagai istri dan ibu rumah tangga yang selalu
Keluarga percaya bahwa hidup ini sudah ada yang mengatur yaitu
Tuhan yang maha kuasa, demikian juga dengan sehat dan sakit.
Keluarga juga percaya setiap sakit pasti ada obatnya,jika ada keluarga
E. Fungsi Keluagaga
1. Fungsi Afektif
dukungan satu sama lain dan juga saling menghormati satiap pendapat
orang lain.
2. Fungsi Sosial
3. Fungsi Reproduksi
Tn.J tidak ada keinginan lagi untuk mempunyai anak, selain usia istri
4. Fungsi Ekonomi
Tuberculosis
mengatasi penyakitnya
Istri dan anak sangat mendukung dalam perawatan Tn. J dapat dilihat
masyarakat.
Tn. J mengatakan merasa jenuh dengan makan obat setiap hari selama 6
bulan. Tn. J mengatakan kalau makan obat TB Paru tidak sesuai anjuran
keluarga lainnya.
kampung.
Jika ada masalah yang tidak bisa diselesaikan Tn. J dan keluarga akan
37
bantuan keluarga terdekat. Jika merasa lelah dan sakit Tn. J akan
G. Pemeriksaan Fisik
Tablet 2
Pemeriksaan Fisik
1. Tanda- TD: 110/80 TD:120/90 TD:120/80 TD: 110/70 TD: 110/80 TD: 100/60 TD: 120/80
tanda vital
N:80x/menit N:80x/menit N:82x/menit N:82x/menit N:86x/menit N:80x/menit N:80x/menit
S: 37ºC S: 36,4ºC S: 36ºC S: 36ºC S: 37ºC S: 37ºC S: 36,4ºC
P: 28 x/menit P:20x/menit P:18x/menit P: 18 x/menit P: 18x/menit P:20x/menit P: 20 x/men
39
3. Mata Simetris Simetris antara Simetris antara Simetris antara Simetris antara Simetris antara Simetris antara
antara kiri kiri dan kiri dan kiri dan kiri dan kiri dan kiri dan
dan kanan. kanan.Konjungti kanan.Konjungti kanan.Konjungti kanan.Konjungti kanan.Konjung kanan.Konjungti
Konjungtiv va berwarna va berwarna va berwarna va berwarna tiva berwarna va berwarna
a anemis , merah muda merah muda merah muda merah muda merah muda merah muda
sklera tidak ,sklera tidak ,sklera tidak ,sklera tidak ,sklera tidak ,sklera tidak ,sklera tidak
ikterik, ikterik,penglihat ikterik,penglihat ikterik,penglihat ikterik,penglihat ikterik,pengliha ikterik,penglihat
penglihatan an mulai an normal an normal an normal tan normal an normal
kabur menurun
40
Mulut Mulut bersih, Mulut bersih, Mulut bersih, Mulut bersih, Mulut bersih, Mulut bersih,
5. Mulut
bersih, mukosa bibir mukosa bibir mukosa bibir mukosa bibir mukosa bibir mukosa bibir
mukosa lembab lidah lembab lidah lembab lidah lembab lidah lembab lidah lembab lidah
bibir lembab bersih bersih bersih bersih bersih bersih
lidah kotor,
gigi
berlubang
Tn.J Warna normal, Warna normal, Warna normal, Warna normal, Warna Warna normal,
8. Abdomen
mengatak tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada normal, tidak tidak ada
an leher pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran ada pembesaran
belekang diperut, tidak diperut, tidak diperut, tidak diperut, tidak pembesaran diperut, tidak
tersa kaku ada nyeri tekan ada nyeri tekan ada nyeri tekan ada nyeri tekan diperut, tidak ada nyeri tekan
Warna dan tidak ada dan tidak ada dan tidak ada dan tidak ada ada nyeri dan tidak ada
normal, tidak benjolan benjolan benjolan benjolan tekan dan benjolan
ada tidak ada
pembesaran benjolan
diperut,
terdapat nyeri
tekan dan
tidak ada
benjolan
H. Harapan keluarga.
Tuberkulosis paru.
I. Analisa data
Table 3
Analisa Data
Data objektif :
Data objektif :
TB 171, BB 50 kg.
a. Diagnosa Keperawatan
Tuberkulosis paru
44
Tabel 3.5
Skoring Diagnosa 1. Ketidak efektifan manajemen kesehatan keluarga
Tabel 3.6
Skoring 2. Diagnosa keperawatan Kurangnya pengetahuan keluarga
terhadap pencegahan penularan Tuberkulosis paru
Tabel 3.7
Perencanaan keperawatan keluarga
Keluarga Pengajaran
mampu Individu
merawat Pengajaran
Anggota keluarga kelompok
Peningkatan
keterlibatan
keluarga
47
penampilan monitor
caregiver: pernapasan
perawatan Fisioterapi dada
keluarga Manajemen
Partisipasi pengobatan
keluarga dalam
perawatan
Status respirasi:
kepatenan jalan
nafas
Pegetahuan:
manjemen
penyakit kronis
Perilaku
kepatuhan:
penggunaan
obat
Keluarga Identifikasi faktor resiko
mampu Pencegahan
memodifikasi Infeksi
lingkungan Manajem
Pengendalian lingkungan:
factor resiko keamanan
Lingkungan mengunjungi
rumah yang fasilitas
aman pelayanan
Keluarga kesehatan
mampu panduan system kesehatan
mengguanka konsultasi
n pelayanan rujukan
kesehatan
Pengetahuan:
sumber
pelayanan
kesehatan
Kepuasan
klien: askes
ke sumber
pelayanan
48
Tabel 3.8
Implementasi dan evaluasi keperawatan keluarga
tentang TBC
2. Mengkaji 2. Keluarga
mengatakan
kemampuan
belum mampu
keluarga
mengambil
dalam mengambil keputusan
terhadap anggota
keputusan
keluarga yang
sakit.
3. Mengkaji
3. Keluarga
kemampuan mengatakan
belum tahu
keluarga
merawat anggota
dalam merawat
keluarga yang
anggota keluarga sakit
yang sakit.
49
4. keluarga
4. Melihat
mengatakan
kemampuan dalam
belum
memodifikasi memodifikasi
lingkungan yang
lingkungan.
sesuai dengan
kondisi keluarga
yang sakit
5. keluarga
5. Melihat
mengatakan
kemampuan sudah membawa
angota keluarga
keluarga dalam
yang sakit
mengunakan
kepuskesmas
fasilitas pelayanan
kesehatan O:
1. tingkat
pengetahuan
keluarga tentang
penyakit TBC
baru mencapai
20%
2. tingkat
partisipasi
keluarga baru 20
%
3. tingkat
kemampuan
merawat baru
0%
50
4. tingkat
modifikasi
lingkungan baru
20%
5. tingkat
kemampuan
menggunakan
fasyankes 10%
A: masalah belum
teratasi
P: lanjutkan
Implementasi 1-5
Senin , 29 Ketidakefektifan 1. Melakukan S:
April 2019
Manajemen pengkajian pada
09.00 1. Keluarga
Kesehatan tingkat pengetahuan
mengatakan
Keluarga keluarga tentang
09.30
TBC sedikit mengenal
TBC
2. Keluarga
2. Mengkaji
kemampuan dalam mengatakan
mengambil
mulai mampu
keputusan
mengambil
keputusan
3. Mampu dalam
3. Mengkaji
merawat
kemampuan keluarga
anggota
51
dalam merawat
keluarga yang
anggota keluarga
sakit.
yang sakit.
4. kemampuan
dalam
4. Melihat kemampuan
memodifikasi
dalam memodifikasi
lingkungan.
lingkungan.
5. Kemampuan
menggunakan fasilitas
dalam mengambil
keputusan
6. keputusan
6. Mengkaji terhadap
yang sakit.
7. Keluarga
mulai paham
52
dalam memodifikasi
merawat
lingkungan.
anggota
keluarga yang
sakit.
8. keluarga
menggunakan memodifikasi
dengan kondisi
keluarga yang
sakit.
9. keluarga
mengatakan
sudah
membawa
anggota
keluarga yang
sakit ke
puskesmas
53
O:
1. tingkat
pengetahuan
keluarga tentang
penyakit TBC
sudah mencapai
20%
2. tingkat partisipasi
keluarga sudah
mencapai 20%
3. tingkat
kemampuan
merawat sudah
mencapai 20%
4. tingkat
modifikasi
lingkungan sudah
mencapai 20%
5. tingkat
kemampuan
menggunakan
fasyankes 30%
A:masalah
teratasi sebagian
54
P :lanjutkan
implementasi 1-5
4. Keluarga
4.Melihat kemampuan mengatakan sudah
dalam memodifikasi mampu
lingkungan. memodifikasi
lingkungan yang
sesuai dengan
kondisi keluarga
yang sakit.
55
5. Keluarga
5.Melihat kemampuan mengatakan sudah
keluarga dalam membawa
menggunakan anggotakeluarga
fasilitas yang sakit ke
pelayanan kesehatan puskesmas
O:
1. Tingkat
pengetahuan
keluarga tentang
penyakit TBC
sudah mencapai
60%
2. Tingkat
partisipasi
keluarga sudah
mencapai 50%
3. Tingkat
kemampuan
merawat sudah
mencapai 50%
4. Tingkat
modifikasi
lingkungan sudah
mencapai 50
5. Tingkat
kemampuan
menggunakan
fasyankes 50%
A : Masalah teratasi
P : Hentikan
Implementasi
56
Tabel 3.9
Pengetahuan tentang proses penyakit TBC
No. Pernyataan B S
menular.
menurun.
mengakibatkan kematian.
disembuhkan.
20 % 40%
Tabel 3.10
Partisipasi keluarga dalam pengambilan keputusan
20% 30%
Tabel 3. 11
Partisipasi keluarga dalam perawatan
mempengaruhi perawatan
58
dengan peran
0% 50%
Kesimpulan : Keluarga belum mampu berpartisipasi dalam perawatan baru
mencapai 0%
a. Frekuensi pernapasan
b. Irama pernapasan
- Teratur
Tabel 12
Kemampuan mengeluarkan sekret
mengeluarkan dahak.
berkumur .
59
60%
60%
Keterangan :
Tabel 3.13
Perilaku patuh pengobatan pasien
Tabel 3.14
Keadaan Rumah Pasien
No Prosedur Ya Tidak
2. Kebersihan rumah √
20% 30%
mencapai 20%
61
Tabel 3.15
Perilaku mencari pelayanan kesehatan
No Prosedur Ya Tidak
inisiatif sendiri
Disarankan
10% 40%
Tabel 3.16
Pengetahuan tentang proses penyakit TBC
No. Pernyataan B S
minggu,demam,berat
badan menurun.
3 Penyakit TBC bila tidak diobati √
mengakibatkan kematian.
disembuhkan.
60%
Tabel 3.17
Partisipasi keluarga dalam pengambilan keputusan
Tabel 3.18
Partisipasi keluarga dalam perawatan pasien
Perawatan
mempengaruhi perawatan
dengan peran
50%
mencapai 50%
a. Frekuensi pernapasan
b. Irama pernapasan
- Teratur
Tabel 3.19
Kemampuan mengeluarkan sekret
mengeluarkan dahak.
berkumur .
mencapai 50%
d. Frekuensi pernapasan
e. Irama pernapasan
a. Teratur
Tabel 3.19
Kemampuan mengeluarkan sekret
mengeluarkan dahak.
berkumur .
dahak.
60%
Keterangan :
Tabel 3.20
Perilaku patuh pengobatan pasien
Tabel 3. 21
Rumah yang aman untuk pasien
No Prosedur Ya Tidak
1. Ketersediaan air bersih √
2. Kebersihan rumah √
50%
Kesimpulan : Keluarga sudahmampu melaksanakan perilaku hidup sehat. Sudah
mencapai 50%
Tabel 3.22
Perilaku mencari pelayanan kesehatan
No Prosedur Ya Tidak
1. Melakukan skrining diri √
50%
BAB 1V
4.1. Hasil
Pada tahap ini penulis membandingkan antara teori dan hasil yang
4.2. Pembahasan
4.2.1. Pengkajian
Dari hasil pengkajian data yang diperoleh yaitu data yang berhubungan
dengan keluarga yang mengalami penyakit TBC ,Tn.J Mengatakan sakit uluhati
gejala dari penyakit TBC,Dan belum mampu merawat anggota keluarga yang
sakit.
(Deficient Knowledge )terdiri dari :kurang terpapar informasi ,kurang daya ingat
belajar dan tidak familiar terhadap sumber informasi .Dari hal tersebut dapat
informasi ,hal tersebut dikarenakan daya ingat Tn. J Sudah menurun sehingga Tn.
4.2.2. Diagnosa
4.2.3. Intervensi
4.2.4. Implementasi
4.2.4. Evaluasi
menentukan apakah tujuan yang telah ditetapkan akan menentukan mudah atau
Tabel 4.1
Evaluasi keperawatan keluarga
mengenal masalah
penyakit TBC
mengambil keputusan
3. Keluarga mampu
merawat anggota
0%(kurang) 20%(kurang) 50%(baik)
keluarga yang sedang
sakit .
4 Keluarga mampu
20%(kurang) 20%(kurang) 50%(baik)
memodifikasi
lingkungan.
mampu
menggunakan
fasilitas
pelayanan
kesehatan
73
BAB V
5.1. KESIMPULAN
5.1.1. Pengkajian
dan keluarga pasien .pada kasus ini prioritas diagnosa keperawatan yang menonjol
5.1.3. Intervensi
5.1.4. Implementasi
5.1.4. Evaluasi
5.2. SARAN
mempertahankan kerja sama baik tim kesehatan maupun dengan pasien dan
kesembuhan klien.
pengobatan secara rutin,dan bagi keluarga agar mengawasi anggota keluarga yang
sedang sakit untuk minum obat secara teratur tidak boleh putus dalam minum
obat.dan dengan adanya studi kasus ini dapat menambah ilmu pengetahuan