SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan
Pada Program Studi S1 Keperawatan
Oleh :
i
HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN
KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH
KERJA UPTD KESEHATAN PUSKESMAS SUKAMULYA
KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2016
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan
Pada Program Studi S1 Keperawatan
Oleh :
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
diperkirakan 8,7 juta orang terjangkit tuberkulosis paru dan 1,4 juta orang
15-
insiden kasus tuberkulosis terbanyak yaitu India (2,0-2,5 juta), China (0,9-
1,0 juta), Afrika Selatan (0,4-0,6 juta), Indonesia (0,4-0,5 juta), Pakistan (0,3-
0,5 juta). India dan Cina masing-masing menyumbangkan 26% dan 12%
tiga setelah India dan Cina dengan jumlah sebesar 700 ribu kasus. Angka
penduduk, tetapi angka insidennya turun menjadi 185 per 100.000 penduduk
di tahun 2012. Lima provinsi dengan TB paru tertingi adalah Jawa Barat
(0,7%), Papua (0,6%), DKI Jakarta (0,6%), Gorontalo (0,5%), dan Papua
Jawa Barat sebesar 92,1% telah melampaui target Renstra 2013 sebesar
1
2
tahun 2013 sebanyak 1.164 kasus, tahun 2014 sebanyak 1.388 dan tahun
Observed Treatment Short Course) yang telah dimulai sejak tahun 1999
kesehatan
3
(Kemenkes, 2015)
Strategi DOTS terdiri dari 5 komponen kunci yaitu komitmen politis dari
jangka pendek dengan mutu yang terjamin serta sistem pencatatan secara
penanggulangan
suatu penyakit ke dalam tiga faktor yaitu faktor Host, Agent dan
Environment (Muaz, 2014). Salah satu faktor host pada TB paru ialah
kebiasaan dan paparan, seseorang yang merokok memiliki resiko yang lebih
dibanding orang yang tidak pernah merokok. Hasil penelitian lain yang
dilakukan oleh Sarwani dan Nurleila (2012) dalam (Lambodo, Palandeng, &
Al-Quran seperti dicantumkan dalam surat Al- A’raf ayat 157, yaitu :
4
ةإرتنا يف ىُْدع بٕتكي َّٔدجي يذنا ييْلا يبُنا ٕلسزنا ٌٕعبتي ٍيذنا
ًُنا ٍع ْىبُٓٔي ٔفزعًنبب ىْزيأي ميَجلْأ ٕاُيآ ٍيذنبف ٓىيهع َتبك01زك ٔوزحئ تبب ي طن ا ٓى ن م حي
يتنا للَغْلٔا ىْزصإ ىُٓع عضئ ثئ بب خن ا ىٓ ي ه ع
ٔ بتٔا ِٔزصَٔ ِٔرز0ُٕرنا إع0ُ حهًفنا ْى كئنٔأ ّعي لَزأ يذنا
ٌٕع ّب
)0علا
ْ فاز,ٕ٧٥١(
Artinya ;
“(Yaitu) orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang ummi (tidak bisa
baca tulis) yang (nama-namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan
Injil yang ada pada mereka, yang menyuruh mereka berbuat yang makruf
dan
merupakan perokok aktif dengan rata-rata jumlah rokok yang dihisap setiap
harinya kurang lebih satu bungkus dan rata-rata usia mulai merokok 20
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Ciamis.
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Dinas Kesehatan
b. Puskesmas
c. Institusi Pendidikan
dalam.
e. Peneliti lain
E. Keaslian Penelitian
dan kebiasaan merokok ada hubungan dengan kasus TB paru pada orang
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Tuberkulosis Paru
a. Pengertian
b. Etiologi
medis
8
9
Tahan jangka
hidup dalam terhadap suhu
waktu rendah
lama sehingga
pada suhu dapat
antara 4⁰C bertahan
sampai
mengakibatkan
beberapa menit. sebagian besarpada
Dalam dahak kuman
suhuakan mati
antara 30⁰dalam
- 47⁰Cwaktu
akan
c. Patogenesis
yang
10
(PDPI,
d. Klasifikasi
BTA positif.
1) Kasus baru
a) Infeksi sekunder.
b) Infeksi jamur.
c) TB paru kambuh
atau pindah.
5) Kasus Gagal
perburukan.
6) Kasus kronik
7) Kasus bekas TB
radiologik.
14
e. Manifestasi Klinis
gejala lokal dan gejala sistemik. Bila organ yang terkena adalah
1) Gejala respiratorik
b) Batuk darah
c) Sesak nafas
d) Nyeri dada
2) Gejala sistemik
a) Demam
b) Keringat malam
c) Anoreksia
f. Diagnosis TB paru
penderita
(Depkes, 2007)
dahak BTA (+) atau 1 BTA (+) disertai dengan hasil radiologi yang
hanya
17
g. Pencegahan
tisu maupun tangan pada saat bersin dan batuk setelah itu
mencuci tangan.
c) Makan-makanan bergizi.
makan.
i) Beristirahat cukup.
h. Faktor Resiko
(Kemenkes,
2011)
2
penghuni < 9 m perorang (Lubis dalam (Ruswanto, 2010)
b) Pencahayaan Alami
c) Ventilasi
(Machfoedz, 2008)
d) Suhu
e) Jenis lantai
Hariza, 2012)
f) Kelembaban
a) Umur
b) Jenis kelamin
c) Tingkat pendidikan
d) Jenis Pekerjaan
f) Status Gizi
h) Merokok
2. Rokok
a. Pengertian
b. Komposisi
(Kemenkes, 2012).
26
sebagai berikut :
1) Nikotin
tinggi juga resiko untuk terkena penyakit akibat rokok. Hal ini
ginjal,
27
2) Tar
limfosit membawa
28
mencapai 3%-6% dan gas ini dapat dihisap oleh siapa saja.
2012)
4) Timah Hitam
mikrogram/ hari.
c. Jenis Rokok
1) Rokok Kretek
cengkeh dan zat adiktif lainya. Rokok ini memiliki nikotin, tar,
2) Rokok Putih
cerutu ini memiliki bahaya yang sama seperti rokok. Cerutu ini
d. Klasifikasi
1) Tidak merokok
(Kemenkes, 2012)
e. Jenis Perokok
(Kemenkes, 2012)
31
Agent dan Environment (Muaz, 2014). Salah satu faktor host pada
(Horshburgh,2009).
B. Landasan Teori
untuk infeksi kuman. Jumlah dan lamanya merokok pada perokok aktif
asap rokok atau lebih dikenal dengan perokok pasif berhubungan dengan
C. Kerangka Konsep
berikut.
33
Faktor Agent :
Mycobacterium Tuberculosis
Faktor Environment :
1. Kepadatan Hunian
Rumah
2. Pencahayaan Alami
3. Ventilasi
4. Suhu
5. Jenis Lantai
6. Kelembaban TB (+)
Kejadian
Faktor Host :
Tuberkulosis
1. Umur
2. Jenis kelamin Paru
TB (-)
3. Tingkat pendidikan
4. Jenis Pekerjaan
5. Penyakit HIV
6. Status gizi
7. Status imunisasi
BCG
8. Merokok
Gambar 2.1
Keterangan : Kerangka
= TidakKonsep
diteliti
(Sumber : Najmah, 2015)
= Diteliti
= Tidak diteliti
yaitu faktor agent, environment, host. Dari ketiga faktor peneliti lebih
memilih faktor host salah satunya merokok yang merupakan faktor resiko
(Panjaitan, 2012).
34
pada perokok pasif dikaitkan dengan pajanan asap rokok sekunder atau
kelembaban tidak diteliti karena hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
D. Hipotesis
Adnani, & Hariza. (2012). Hubungan Kondisi Rumah dengan Penyakit TBC Paru
di Wilayah Kerja Puskesmas Karangmojo II Kabupaten Gunung Kidul
Tahun 2003-2006. Jurnal Kesehatan Surya Medika
Respiratory
Diseases, including TB, Bacterial Pnemonia and Other Respiratory
Diseases. The International Journal of Tuberculosis and Lung Disease , 12.
Hastono, S., & Sabri, L. (2010). Statistik Kesehatan. Jakarta: Rajawali Pers.
from :
www.uptodate.com [Accessed 15 Maret 2016
Adnani, & Hariza. (2012). Hubungan Kondisi Rumah dengan Penyakit TBC
Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Karangmojo II Kabupaten Gunung
Kidul Tahun 2003-2006. Jurnal Kesehatan Surya Medika.
Tuberkulosis.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Kesehatan
RI.
Naben, Ximenis, A., Suhartono, & Nurjazuli. (2013, April). Kebiasaan Tinggal
di Rumah Etnis Timor Sebagai Faktor Resiko Tuberkulosis Paru.
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia, 12.
Jakarta:
Rineka Cipta.
Proses-
Proses Penyakit . Jakarta: EGC.
Statistik. Bandung:
Alfabeta.
Sayuti, J. (2013, November). Asap Sebagai Salah Satu Faktor Risiko Kejadian
TB Paru BTA Positif.
Setiarni, S. M., Sutomo, A. H., & Hariyono, W. (2011). Hubungan antara Tingkat
Pengetahuan, Status Ekonomi dan Kebiasaan Merokok dengan
Kejadian Tuberkulosis Paru pada Orang Dewasa di Wilayah Kerja
Puskesmas Tuan-Tuan Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Jurnal
Kesehatan Masyarakat.