Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Kesehatan merupakan salah satu unsur dasar kesejahteraan keluarga.

Dalam memperbaiki tingkat sosial ekonomi masyarakat, kesehatan keluarga

merupakan salah satu syarat mutlak yang harus dipenuhi, karena keluarga sehat

akan menghasilkan anak-anak yang tumbuh dan berkembang menjadi manusia

yang berkualitas. Keluarga merupakan suatu unit terkecil dari masyarakat, terdiri

dari kepala keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam

suatu rumah tangga karena ikatan darah perkawinan atau adopsi, satu dengan

lainya saling tergantung dan berintraksi. Bila salah satu atau beberapa anggota

keluarga mempunyai masalah kesehatan/ keperawatan, maka akan berpengaruh

terhadap anggota-anggota lainnya, dan keluarga-keluarga yang ada di sekitarnya,

termasuk salah satu penyakit yang mengancam kesehatan keluarga adalah TB

paru.(Komang. 2010).

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh

Mycobacterium Tubercholusis dan paling sering menyerang paru, tetapi bisa juga

mengenai organ lainnya (Depkes RI, 2011).

Berdasarkan data dan informasi profil kesehatan Indonesia tahun 2016

angka kesakitan TB Paru BTA Positif pada tahun 2016 menunjukkan angka

kesakitan TB Paru di Propinsi Kepulauan Riau masih relatif tinggi, yaitu 1073

kasus, terdiri dari 682 penderita laki-laki dan 391 penderita perempuan.

(Kemenkes RI, 2017).

1
2

Berdasarkan Data Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau tahun 2015

di peroleh data bahwa suspek TB Paru sebanyak 2.729 penderita dengan angka

kejadian tertinggi pertama terdapat di wilayah kota Batam dengan 1.592 jiwa

(58,3%), kota Tanjungpinang merupakan wilayah dengan angka kejadian TB Paru

BTA Positif kedua dengan 411 jiwa (15%), karimun dengan 373 jiwa (14%) dan

diwilayah bintan terdapat 148 jiwa (5,4%) penderita TB Paru BTA Positif, lingga

86 jiwa (3,1%), natuna 85 jiwa (3%) dan kepulauan anambas merupakan wilayah

dengan angka kejadian TB Paru BTA Positif terendah di Provinsi Kepulauaan

Riau dengan 34 jiwa (1,2%) (Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2016).

Berdasarkan data Kepala Dinas Kesehatan kota Batam pada tahun 2017

mengatakan penderita penyakit TB anak-anak golongan usia 0 hingga 4 tahun

terdapat 74 orang, sementara usia 5 hingga 14 tahun terdapat 107 orang. Total

keseluruhan penderita TB anak 181 orang. Sementara penderita TB dewasa untuk

golongan usia 15 hingga 24 tahun berjumlah 349 orang, usia 25 hingga 34 tahun

berjumlah 512 orang, usia 35 sampai 44 tahun berjumlah 461 orang. Kemudian

usia 55 hingga 64 tahun ada 148 orang dan usia 65 tahun keatas berjumlah 69

orang. Total keseluruhan penderita TB dewasa 1.818 orang. Total kasus

keseluruhan penderita TB anak dan dewasa adalah 1.999 orang penderita (Warta

News Kepri. 2017).

Semetara itu data yang di dapat di puskesmas Sei Panas pada tahun 2017

angka Suspek TB paru 553 orang, BTA Positif 49 orang, BTA negatif 10 orang,

dan TB Extra Paru 1 orang. Penderita yang di obati di Puskesmas Sei Panas

sebanyak 60 orang dengan angka keberhasilan 30 orang, sembuh 25 orang,

pengobatan lengkap 5 orang. Penderita yang pindah ke Fasyankes lain sebanyak 6


3

orang dan penderita yang putus berobat atau mangkir (DO) sebanyak 3 orang, dan

21 orang sedang tahap pengobatan.

Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien TB, mencegah

kematian, mencegah kekambuhan, memutuskan mata rantai penularan dan

mencegah terjadinya resisten kuman terhadap Obat Anti Tuberculosis (OAT).

Pengobatan TB harus dilakukan secara teratur dan tuntas, jika tidak sipenderita

akan menderita TB lagi (kambuh) dan lebih sulit di sembuhkan, harus mengulang

lagi pengobatan yang lebih lama dan yang lebih parah akan menularkan kuman

TB yang sudah kebal terhadap obat TB multi drugs resistance (Depkes RI, 2011).

Penyakit TB membutuhkan pengobatan jangka panjang untuk mencapai

kesembuhan. Tipe pengobatan jangka panjang menyebabkan pasien tidak patuh

dalam menjalani pengobatan. Hal ini akan menyebabkan bakteri tuberculosis

menjadi resisten pada tubuh. Pasien tidak patuh dalam pengobatan adalah salah

satu penyebab tingginya angka kejadian penyakit TB. Mengingat pengobatan TB

yang relative lama yaitu minimal selama 6 bulan sampai 12 bulan membuat pasien

bosan. Untuk itu diperlukan seorang yang selalu mengawasi dan memberi

motivasi kepada penderita supaya minum obatnya secara teratur dan tuntas.

Keluarga sebagai unit utama dari masyarakat dan merupakan lembaga

yang menyangkut kehidupan bermasyarakat. Keluarga sebagai kelompok dapat

menimbulkan, mencegah, mengabaikan, atau memperbaiki masalah-masalah

kesehatan dalam kelompoknya sendiri, masalah kesehatan dalam keluarga saling

berkaitan. Penyakit yang diderita salah satu anggota keluarga akan mempengaruhi

keluarga tersebut, karena keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah

untuk berbagai usaha-usaha kesehatan masyarakat. Perawat dapat menjangkau


4

masyarakat hanya melalui keluarga, dalam memelihara klien sebagai individu,

keluarga tetap berperan dalam mengambil keputusan dalam

pemeliharaannya.Keluarga merupakan lingkungan yang serasi untuk

mengembangkan potensi tiap individu dalam keluarga (Harmoko, 2012).

Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang ditujukan

pada keluarga sebagai unit pelayanan untuk mewujudkan keluarga yang sehat.

Fungsi perawat membantu keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan

dengan cara meningkatkan kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas

perawatan kesehatan keluarga. Peran perawat keluarga dalam memberikan asuhan

keperawatan keluarga adalah sebagai pendidik, koordinator, pelaksana,

pembaharu, advocate, konsultan, kolaborasi, pengelola dan peneliti terhadap

masalah kesehatan dalam keluarga (Susanto, 2012).

Dari uraian dan data tersebut diatas menunjukkan adanya peningkatan

jumlah penderita Tuberculosis baik secara global, nasional maupun di daerah-

daerah di Indonesia, oleh karena itu penulis tertarik untuk memberikan asuhan

keperawatan keluarga pada Klien dengan Tuberculosis di wilayah kerja

Puskesmas Sei Panas Kota Batam Tahun 2018.

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam

penulisan ini adalah Bagaimana Asuhan Keperawatan Keluarga pada Klien

Tuberculosis Paru di wilayah kerja Puskesmas Sei Panas kota Batam Tahun 2018.
5

1.3 Tujuan penulisan

1.3.1Tujuan Umum

Untuk memberikan Asuhan Keperawatan keluarga pada Klien dengan

Tuberculosis paru di lingkungan kerja Puskesmas Sei Panas Kota Batam Tahun

2018.

1.3.2 Tujuan khusus

a. Mampu mendeskripsikan pengkajian Keperawatan keluarga dengan Klien

Tuberculosis Paru diwilayah kerja Puskesmas Sei Panas kota Batam

Tahun 2018.

b. Mampu mendeskripsikan diagnosis keperawatan keluarga dengan Klien

Tuberculosis paru di Puskesmas Sei Panas Kota Batam Tahun 2018.

c. Mampu mendeskripsikan intervensi keperawatan keluarga dengan Klien

Tuberculosis paru di puskesmas Sei Panas Kota Batam Tahun 2018.

d. Mampu mendeskripsikan implementasi keperawatan keluarga dengan

Klien Tuberculosis paru di puskesmas Sei Panas kota Batam Tahun 2018.

e. Mampu mmendeskripsikan Evaluasi dari tindakan keperawatan keluarga

dengan Klien Tuberculosis paru di puskesmas Sei Panas kota Batam

Tahun 2018.

1.4 Manfaat Teoritis Praktis

Penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :

a) Masyarakat

Laporan kasus ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti untuk

menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman dalam menerapkan

asuhan keperawatan keluarga dengan masalah Tuberculosis Paru.


6

b) Petugas Kesehatan

Bagi Petugas Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Sei Panas Kota Batam

laporan kasus ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran dalam

memberikan dan mengembangkan pelayanan terhadap penerapan asuhan

keperawatan keluarga dengan masalah Tuberculosis Paru dalam pelaksanaan

Program Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas).

c) Institusi

Laporan kasus ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan dan sumber

pembelajaran di jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Riau Mitra

Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang khususnya mengenai penerapan asuhan

keperawatan keluarga dengan masalah Tuberculosis Paru.

d) Mahasiswa

Laporan kasus ini diharapkan dapat menjadi referensi dan rujukan dalam

pembuatan ataupun pengaplikasian asuhan keperawatan keluarga dengan

masalah Tuberculosis paru.

Anda mungkin juga menyukai