PENDAHULUAN
negara berkembang di seluruh dunia. Penyakit ini tersebar diseluruh dunia, dan
lainnya seperti tulang, otak, dan lain-lain. Bakteri ini mempunyai sifat khas yaitu
tahan asam. Oleh karna itu, bakteri ini disebut juga dengan basil tahan asam
Indonesia karena tingginya angka kesakitan dan angka kematian yang disebabkan
tuberkulosis diperkirakan masih menyerang 9,6 juta orang dan menyebabkan 1,2
juta kematian pada tahun 2014. Negara dengan penderita tuberkulosis terbanyak
yaitu India 23%, Indonesia 10% dan Cina 10% dari seluruh penderita di dunia.3
kelembaban yang tinggi. Hal ini sangat sesuai dengan karakteristik bakteri M.
WHO(World Health Organisation) pada tahun 2014, terdapat 9,6 juta orang
didunia menderita tuberkulosis paru dan 1,5 juta orang diantaranya meninggal
1
2
dunia. WHO juga menyebutkan bahwasanya angka insiden tuberkulosis paru pada
tahun 2014 adalah 183/100.000 penduduk dan angka prevalensi tuberkulosis pada
Penyakit TB paru di Indonesia sampai saat ini masih merupakan salah satu
nomor 2 (dua) setelah penyakit kardiovaskuler pada semua golongan usia dan
pertahun.5
semua umur, tidak hanya usia tua, tetapi juga usia muda dan usia produktif.
Menurut kelompok umur, kasus baru paling banyak ditemukan pada kelompok
usia 25-34 tahun, (18,65%), diikuti kelompok umur 45-45 tahun (17,33%), dan
kelompok umur 35-44 tahun (17,18%). Menurut jenis kelamin, jumlah kasus BTA
positif pada laki-laki lebih tinggi 1,5 kali dibandingkan dengan kasus BTA positif
pada perempuan.4
sebanyak 16.500 orang. posisi pertama provinsi Sulawesi Utara sebanyak 23.800
orang, Papua Barat sebanyak 23.500 orang, DKI Jakarta sebanyak 22.200 orang,
Papua sebanyak 21.600 orang, Maluku sebanyak 21.300 orang. Pada tahun 2014,
jumlah penderita TB paru positif di Kota Binjai yaitu sebanyak 232 orang.6
ini adalah lingkungan. Lingkungan yang buruk sangat mendukung aktifnya dan
bakteri sebab bakteri ini berada di udara. Keberadaan bakteri di udara sangat
ditentukan oleh kelembaban dalam rumah, cahaya matahari yang masuk dan
ventilasi. Bakteri ini dapat bertahan lama berada di udara jika berada di ruang
yang lembab dan tidak terkena matahari. Kondisi rumah yang minim cahaya
Ada beberapa perilaku yang sangat berisiko dalam penularan yaitu tidak
tidak menutup mulut ketika batuk dan meludah kesembarangan tempat, menutup
jendela rumah pada siang hari juga berkaitan dengan penularan penyakit
tuberkulosis.7
Berdasarkan Profil Kesehatan Kota Binjai tahun 2014, dari 13.257 rumah
yang terdapat di Kecamatan Binjai Timur hanya 2.460 rumah atau sekitar 18,56%
4
yang memenuhi syarat sebagai rumah sehat sedangkan sisanya 10.797 atau sekitar
81,44% rumah termasuk ke dalam kategori rumah yang tidak memenuhi syarat
Menurut survei awal yang dilakukan peneliti pada bulan Mei 2017 di
Puskesmas Tanah Tinggi Kecamatan Binjai Timur dengan melihat data sekunder
yaitu Rekam medis pasien pada tahun 2017, dapat diketahui bahwasanya jumlah
kasus TB paru positif pada bulan Januari sebanyak 68 kasus, Februari sebanyak
59 kasus, Maret sebanyak 53 kasus, April sebanyak 45 kasus dan Mei sebanyak
Tinggi Kecamatan Binjai Timur masih banyak persentase rumah tidak sehat
Tunggutono 15%, Dataran Tinggi 76,5%, Timbang Langkat 46,9%, Tanah Tinggi
lingkungan fisik rumah sangat berkaitan dengan kejadian TB paru ditinjau dari
padatan hunian, ventilasi, suhu, kelembaban dan lantai rumah yang tidak sehat
dan tidak sesuai dengan standar dari pemerintah sehingga menyababkan TB paru.
Paru Positif di Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Tinggi Kecamatan Binjai Timur
Tahun 2017.
5
adalah apakah ada hubungan antara lingkungan kondisi lingkungan fisik rumah
dan perilaku individu dengan kejadian TB paru positif di wilayah kerja Puskesmas
kondisi lingkungan fisik rumah dan perilaku individu dengan kejadian TB Paru
Positif di Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Tinggi Kacamatan Binjai Timur Tahun
2017.
Tahun 2017.
Tahun 2017.
penularan TB Paru.
3. Bagi Dinas Kesehatan Kota Binjai, dapat digunakan sebagai referensi dan
lingkungan.
mengetahui cara penularan dan cara pencegahan agar tidak tertular penyakit
TINJAUAN PUSTAKA
Mulyorejo Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012 menunjukan hasil bahwa variable
(p=0,297).10
(p=0,230).11
8
9
tidur (p=0,001), jenis dinding (p=0,003), kelembaban ruang tamu (p=0,002) dan
Tahun 2012 mendapatkan hasil bahwa sanitasi rumah yang berhubungan dengan
Penelitian lain yang dilakukan oleh Ryana dkk dengan judulfaktor Resiko
temukan adanya kuman TB, disebut dengan hasil basil tahan asam (BTA).15
10
lainnya.16
2.2.1. Etiologi
berikut :
adalah M. mycobakterium.
(kemungkinan infeksi tipe bovines saat ini dapat diabaikan, setelah hygiene
c. Basil TB mempunyai dinding sel lipoid sehingga tahan asam. Karna itu kuman
d. Karena pada umumnya mycobakterium tahan asam, secara teoritis BTA belum
menit saja akan mati. Basil TB juga akan terbunuh dalam beberapa menit bila
mikroskop.
4. Tahan terhadap suhu rendah sehingga dapat bertahan hidup dalam jangka
5. Kuman sangat peka terhadap panas, sinar matahari dan sinar ultraviolet.
6. Paparan langsung terhadap sinar ultraviolet, sebagian besar kuman akan mati
7. Dalam dahak pada suhu 30-37oc akan mati dalam waktu kurang 1 minggu.
“tahan asam”, misalnya dengan media 95% etil alkohol yang mengandung 3%
semua kuman kecuali mikobakteria. Sifat tahan asam ini tergantung pada
untuk identifikasi kuman tahan asam. Pada seputum atau potongan jaringan
bertahan diudara pada suhu kamar selama beberapa jam.Orang dapat terinfeksi
kalau droplet tersebut kedalam saluran pernafasan. Selama kuman masuk kedalam
tubuk manusia melalui pernafasan, kuman TB tersebut dapat menyebar dari paru
kebagian lainnya, melalui sistem peredaran darah , sistem saluran limfe, saluran
a. Sumber penularan adalah pasien TB BTA positif melalui percikan renik dahak
BTA negatif tidak mengandung kuman dalam dahaknya. Hal tersebut bisa saja
terjadi oleh karna jumlah kuman yang terkandung dalam contoh uji < dari
mikroskopis langsung.
penyakit TB. Tingkat penularan pasien TB BTA positif adalah 65%, pasien
TB BTA negatif dengan hasil kultur positif adalah 26%. Sedangkan pasien TB
dengan hasil kultur negatif dengan foto Toraks positif adalah 17%.
13
c. Pada waktu batuk atau bersin, pasien akan menyebarkan kuman ke udara
dalam bentuk percikan dahak (droplet nuclei/ percik renik). Sekali batuk dapat
Gejala dan tanda yang muncul tergantung organ mana yang terkena.
b. Berhubung dengan batuk kronis disebabkan oleh rokok. Bronkitis kronis , dan
sebagainya, banyak spesimen dahak akan negatif. Pada program yang baik
c. Foto rontgen toraks tuberkulosis sangat sulit didiagnosis secara pasti hanya
d. Tes tuberkulin sering kali merupakan cara yang kurang dapat diandalkan
tersangka tuberkulosi, hasil tes yang positif kuat, dapat membantu diagnosis.22
a. Diagnosis TB Paru
biologis.
toraks).
pembarian terapi antibiotika spectrum luas atau non OAT (Obat Anti
tuberkulin.
15
1 Gejala dan keluhan tergantung pada organ yang terkena, misalnya kuku
klinis bakteriologi dan atau histopatologis dari uji yang diambil dari organ
tuberkulosis sudah jelas yaitu kuman mycobacterium TB. Kuman ini dapat
a. Rifampisisn
b. INH
c. Pyrazinamid
tahun 1991 dan sekitar 10 juta pasien telah menerima perlakuan DOTS ini.Di
16
kesembuhan 87%, tapi sangat disayangkan bahwa tingkat deteksi kasus baru di
Indonesia masih rendah. Berdasrkan data WHO, untuk tahun 2010, tingkat deteksi
hanya 21% jauh dibawah target WHO, 70% karena itu usaha untuk mendeteksi
Strategi ini dikembangkan dari barbagai studi, uji coba klinik (clinical
Resistance(MDR) TB.
dalam upaya pencegahan penularan TB. Strategi DOTS terdiri dari 5 komponen
kunci yaitu :
17
1. Komitmen politik
a. Pencegahan primer
yang antara lain meliputi gejala bahaya dan akibat yang ditimbulkan.
tambang.
b. Pencegahan sekunder
1. Pengobatan preventif
khusus TBC.
4. Pemeriksaan screening
dokter diminum dengan tekun dan teratur waktu yang lama (6 atau 12
bulan).
c. Pencegahan tersier
yang tercemar.
2. Rehabilitasi.24
Lingkungan hidup manusia pada dasarnya terdiri dari dua bagian, internal
dan eksternal. Lingkunan hidup internal merupakan suatu keadaan yang dinamis
merupakan lingkungan diluar tubuh manusia yang terdiri dari atas tiga komponen
minimal menempati luas rumah 8m2. Dengan kriteria diharapkan dapat mencegah
perorang sangat relatife, tergantung dari kualitas bangunan dan fasilitas yang
tidak dihuni >2 orang, kecuali untuk suami istri dan anak dibawah umur dua
Ventilasi merupakan sarana untuk pertukaran udara bersih dari luar dengan
udara kotor di dalam ruangan, sehingga udara ruangan tetap sehat dan segar.
kesehatan adalah ≥ 10 % luas lantai rumah dan luas ventilasi yang tidak memenuhi
syarat kesehatan adalah < 10% lantai rumah. Ventilasi yang tidak sehat/ tidak
sesuai standar akan mempengaruhi sirkulasi udara di dalam rumah, jika sirkulasi
20
didalam rumah kurang baik maka mikroorganisme akan lebih cepat berkembang
Ventilasi yang baik adalah berukuran 10–25% luas lantai atau lebih
tepatnya 15% dari luas lantai, sehingga mampu menjamin sirkulasi udara yang
baik. Pertukaran udara yang cukup menyebabkan hawa diruangan tetap segar
Berdasarkan kejadiannya, maka ventilasi dapat dibagi kedalam dua jenis yaitu :
a. Ventilasi Alam
udara dan kelembabannya.Selain melalui jendela pintu dan lubang angin, maka
ventilasi pun dapat diperoleh dari pergerakkan udara sebagai hasil sifat porous
b. Ventilasi Buatan
Pada suatu waktu, diperlukan juga ventilasi buatan dengan menggunakan alat
1. Mensuplai udara bersih yaitu udara yang mengandung kadar oksigen yang
2. Membebaskan udara ruangan dari bau-bauan, asap ataupun debu dan zat-zat
2.3.3. Suhu
Suhu adalah panas atau dinginnya udara yang dinyatakan dengan satuan
memenuhi syarat kesehatan adalah antara 25oC, dan suhu rumah yang tidak
Suhu atau temperatur ruangan sering dihubungkan dengan cuaca dan letak
Negara.Di negara teropis seperti Indonesia, suhu yang lebih rendah cenderung
disukai oleh vector atau agen penyakit dibandingkan dengan suhu suhu yang lebih
tinggi. Pada suhu 40-50oC atau 10-20oC mikroba hanya akan mengalami
pertumbuhan yang cukup lambat, hal ini disebabkan karna suhu optimal untuk
syarat jika suhu 18oC- 30oC dan tidak memenuhi syarat jika <18oC atau >30oC.25
2.3.4. Kelembaban
akan membawa pengaruh bagi penghuninya, rumah yang lemab akan menjadi
tuberkulosis adalah aerob obligat dan mendapatkan energi dari oksidasi banyak
a. Kelembaban absolut, yaitu berat uap air per unit volume udara
b. Kelembaban nasbi (relatif), yaitu banyaknya uap air dalam udara pada suatu
temperatur terhadap banyaknya uap air pada saat udara jenuh dengan uap air
media yang baik bagi pertumbuhan mikroorganisme, antara lain bakteri, spiroket,
udara. Selain itu kelembaban yang tinggi dapat menyebabkan membran mukosa
mikroorganisme.30
dengan demikian sangat mempengaruhi viabilitas kuman TB. Kondisi lantai tanah
23
menganai jenis lantai rumah harus kedap air dan mudah dibersihkan. Lantai kedap
air apabila semen/tegel/ubin/keramik dan lantai tidak kedap air apabila lantai di
bila terkena sinar matahari, sabun, losion, karbol dan panas api. Kurangnya sinar
yang masuk kedalam rumah, ventilasi yang buruk cenderung menciptakan suasana
lembab dan gelap, kondisi ini menyebabkan kuman dapat bertahan berhari-hari
rumah.Cahaya matahari masuk kedalam rumah melalui jendela atau genteng kaca.
mematikan kuman.31
24
2.4. Perilaku
yang bersangkutan, oleh sebab itu dari sudut pandang biologis semua mahluk
sehat seperti batuk atau bersin tidak menutup mulut, membuang dahak secara
Dilihat dari respon terhadap stimulus ini maka perilaku dibedakan menajdi dua
yaitu :
(covert). Respon atau reaksi terhadap stimulasi ini masih terbatas dari
perhatian, persepsi pengetahuan atau kesadaran, dan sikap yang terjadi pada
orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas
terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan
atau praktik (practice), dengan mudah dapat diamati atau dilihat dari orang
lain.32
25
2.4.2. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang
panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan
raba.32
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang
faktor dari dalam diri sendiri, misalnya inteligensia, minat, kondisi fisik.Faktor
ekternal faktor dari luar diri, misalnya keluarga, masyarakat, sarana. Dan faktor
pendekatan belajar , faktor upaya belajar, misalnya strategi dan metode dalam
pembelajaran.
1. Tahu (know) tahu diartikan sebagai mengingat kembali terhadap suatu materi
4. Analisa, adalah suatu kemampuan untuk manjabarkan materi atau suatu objek
2.4.3. Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
virus, kuman dan lainya, sikap yang kurang menjaga kebersihan diri seperti tidak
menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, tidak menjaga kebersihan rumah dan
tidak mau memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan jika batuk lebih dari 3 hari
tingkatan yaitu :
1. Menerima (receiving)
yang diberikan (objek).Misalnya sikap orang terhadap gizi dapat dilihat dari
2. Merespon (responding)
yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.Karna dengan suatu usaha
dari pekerjaan itu benar atau salah, adalah berat bahwa orang menerima ide
tersebut.
3. Menghargai (valuing)
adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. Misalnya seorang ibu yang mengajak
resiko merupakan sikap yang paling tinggi. Misalnya seorang ibu mau
orang tuanya.32
2.5. Hipotesis
3. Ada hubungan jenis lantai rumah dengan kejadian TB Paru Positif di wilayah
METODE PENELITIAN
observasi yang menelaah hubungan antara efek (penyakit atau kondisi kesehatan)
singkat, sampel yang dibutuhkan lebih kecil, kasus telah terjadi dan banyak faktor
risiko yang bisa diteliti bersamaan. Perbandingan kelompok kasus dan kontrol
adalah 1:1. Kelompok kasus adalah dari hasil pemeriksaan ditemukan BTA pada
pemeriksaan dahak sedikitnya dua dari tiga spesimen SPS BTA hailnya positif
dan ditambah foto rontgen dada , sedangkan kelompok kontrol ialah memiliki
29
30
Faktor resiko +
Kontrol (memiliki gejala yang
Penulisan dan penyusunan penelitian ini dimulai sejak Mei sampai dengan
Agustus 2017.
31
3.3.1. Populasi
diteliti 34. Populasidalam penelitian ini adalah semua penduduk di wilayah kerja
3.3.2. Sampel
Sampel adalah objek yang diteliti tersebut dan dianggap mewakili seluruh
populasi. Sampel merupakan populasi target yang memenuhi kriteria inklusi yang
kasus dan sampel kelompok kontrol berdasarkan urutan data sekunder (populasi
studi kasus dan kontrol) dari rekam medik yang memenuhi kriteria inklusi dan
eksklusi.
berdasarkan data sekunder yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Proses
data terbaru sampai data terlama sehingga mencapai target jumlah sampel. Jika
jumlah sampel belum tercukupi maka interval periode data sekunder yang
digunakan diperlebar.34 Skema seleksi sampel dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
32
Seleksi Sampel
Berdasarkan Subjek
Populasi Studi
Kriteria Inklusi Penelitian
Dan Eksklusi
b. Besar Sampel
n=¿ ¿
( P1−P2 )
Dimana, P =
2
P ( ¿ ) P2 P P1
1= 2=
( ¿ ) P 2+ ( 1−P2 ) (¿) ( 1−P2) +P 1
Keterangan:
n = Besar sampel
( ¿) P
2
P 1=
( ¿ ) P2+ ( 1−P2 )
3,85 ×0,1
P 1=
3,85 ×0,1+ ( 1−0,1 )
0,38
P 1=
0,38+0,9
0,38
P 1=
1,28
P1=0,29
P1
P 2=
( ¿ ) ( 1−P ) + P1
0,3
P 2=
3,85 ( 1−0,2 ) +0,3
0,3
P 2=
3,08+0,3
0,3
P 2=
3,38
P2=0,08
( P1 + P2 )
P=
2
0,3+0,1
P= =0,2
2
P1 = 0,29
P = 0,2
n=¿ ¿
34
n=¿ ¿
n=¿ ¿
{ 0,98+0,41 } ²
n=
( 0,04 ) ²
1,39
n=
0,04
n=35
A. Kriteria Kasus
1. Kriteria Inklusi
dahak, sedikitnya dua dari tiga spesimen SPS BTA hasilnya positif dan
2. Kriteria Eksklusi
B. Kriteria Kontrol
1. Kriteria Inklusi
35
a. memiliki gejala yang sama yaitu badan lemah, nafsu makan turun,
barat badan turun, kurang enak badan dan batuk, tetapi hasil
2. Kriteria Eksklusi
Perilaku Individu
Kejadian TB Paru
Jenis Kelamin
fenomena.
2. Ventilasi adalah semua lubang angin yang menjadi pertukaran udara yang
3. Jenis lantai rumah adalah bahan lapisan penutup bagian bawah/dasar yang
5. Sikap adalah respon atau tanggapan yang dimiliki oleh responden tentang
6. Jenis kelamin adalah perbedaan bentuk, sifat, dan fungsi biologis perbedaan
Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden melalui
teknik wawancara dan obsevasi yang berpedoman pada kuesioner yang telah
disiapkan sebelumnya.
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari Pukesmas Tanah Tinggi dan
pertanyaaan pada kuesioner harus diuji validitas dan reabilitas melalui uji Pearson
Product Moment.
Uji validitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana suatu ukuran atau
nilai yang menunjukkan tingkat kehandalan suatu alat ukur dengan cara mengukur
korelasi antara variabel atau item dengan skor total variabel. Uji Validitas
validitas instrumen penelitian yaitu jika sig2_tailed < 0,05 maka butir instrumen
dinyatakan valid, jika sig2_tailed > 0,05 maka butir instrumen dinyatakan tidak
valid.
Hasil uji validitas menunjukkan bahwa dari 20 butir soal yang dilakukan
uji validitas 18 soal dinyatakan valid dikarenakn nilai r hitung > r tabel dan 2 soal
dinyatakan tidak valid dikarenakn nilai r hitung < r tabel maka dengan itu
Hasil uji validitas menunjukkan bahwa dari 20 butir soal yang dilakukan
uji validitas 18 soal dinyatakan valid dikarenakn nilai r hitung > r tabel dan 2 soal
dinyatakan tidak valid dikarenakn nilai r hitung < r tabel maka dengan itu
Uji reliabilitas bertujuan untuk mengukur sejauh mana suatu alat ukur
Cronbach Alpha , yaitu menganalisi reliabilitas alat ukur dari satu kali pengkuran
dengan ketentuan jika r alpha> r tabel (0,444) maka dinyatakan reliabel. Uji
Berdasarkan hasil uji reliabilitas instrumen diperoleh hasil bahwa nilai uji
reliabilitas diperoleh r-hitung sebesar 0,945 dan lebih besar dari nilai r-tabel
Berdasarkan hasil uji reliabilitas instrumen diperoleh hasil bahwa nilai uji
reliabilitas diperoleh r-hitung sebesar 0,945 dan lebih besar dari nilai r-tabel
variabel dependen. Analisa data penelitian ini dilakukan uji regresi logistik pada