Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN

TUBERCULOSIS (TBC) DI SMPN 4 PEKANBARU

“ Untuk Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Ekologi Dan Epidemiologi”

DOSEN PENGAMPU :
BOBI HANDOKO, S.K.M, M.Kes

Disusun Oleh:

KELOMPOK 3

1. Anang Maljari Putra (20002022)


2. Bella Fransiska (20002010)
3. Denisa Adelia Putri (20002019)
4. Fayza Efdoroszie Putri (20002024)
5. Nabel Frilia Zivana (20002011)
6. Putri Ardi Setiawati (20002034)

D-III TEKNIK RADIOLOGI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS AWAL BROS
2022
ABSTRAK

Pengetahuan yang baik mengenai penyakit menular Tuberculosis (TBC) sangat penting sebagai salah
satu startegi pencegahan TBC terutama bila didukung dengan tindakan yang tepat dan sesuai maka
akan menghasilkan prilaku yang positif sehingga dapat membantu pemerintah dalam mengendalikan
penularan penyakit TBC dengan maksimal. Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan
edukasi tentang penyakit menular TBC di lingungan sekolah sebagai upaya pencegahan agar para
siswa SMPN 4 Pekanbaru tidak tertular penyakit TBC serta paham tentang tata cara pengobatannya
jika didiagnosis terkena penyakit menular TBC. Penyuluhan kesehatan ini dilakukan pada hari Jum’at
tanggal 11 November 2022 kepada para siswa-siswi di kelas VIII.3 SMPN 4 Pekanbaru secara
langsung. Kegiatan penyuluhan kesehatan ini dipaparkan berupa tampilan media presentasi mengenai
penyakit menular Tuberculosis (TBC) dan menonton vidio kesehatan bersama. Kemudian dilanjutkan
dengan sesi tanya-jawab oleh peserta penyuluhan dan diikuti dengan aktivitas games cerdas cermat,
bagi peserta penyuluhan yang dapat menjawab pertanyaan akan mendapatkan hadiah. Jumlah siswa-
siswi yang mengikuti kegiatan ini sekitar 34 orang dan dihadiri oleh satu guru wali kelas. Kami
berharap kegiatan ini dapat bermanfaat karena dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait
penyakit menular TBC dan tentunya dapat mempengaruhi kebiasaan hidup dalam kehidupan sehari-
hari.
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tuberculosis (TB) yang juga dikenal dengan TBC merupakan penyakit menular yang
menyebabkan masalah kesehatan terbesar kedua di dunia setelah HIV. Penyakit ini
disebabkan oleh hasil dari bakteri Mycobacterium Tuberculosis yang dapat menyerang bagian
tubuh manapun, tetapi yang paling umum adalah interaksi tuberkulosis pada paru-paru.
Angka kesakitan dan kematian akibat terserang Tuberculosis ini menurut laporan
WHO, Indonesia berada dalam daftar 30 negara dengan beban Tuberculosis tertiggi di dunia
dan menempati peringkat tertinggi ketiga di dunia terkait angka kejadian Tuberculosis.
Insidensi Tuberculosis di Indonesia pada tahun 2018 adalah 316 per 100.000 penduduk.
Sementara itu sekitar 845.000 penduduk menderita Tuberculosis pada tahun 2018.
Beban penyakit Tuberculosis yang tertinggi diperkirakan berada pada kelompok usia
25-34 tahun, dengan prevalensi 753 per 100.000 penduduk. Laki-laki memiliki tingkat
prevalensi yang lebih tinggi yaitu 1.083 per 100.000 penduduk dibandingkan dengan
prevalensi perempuan sebesar 461 per 100.000 penduduk. Ada beban Tuberculosis yang lebih
tinggi di perkotaan (846 per 100.000 populasi) dibandingkan dengan pedesaan (674 per
100.000 populasi) dan diantara lansia yang berusia di atas 65 tahun (1.582 per 100.000).
diantaranya adalah anak berusian kurang dari 5 tahun dengan tingkat kematian 80 %. Sekitar
96% di tahun yang sama kematian anak berusia kurang dari 5 tahun karena tidak mengakses
pengobatan pencegahan Tuberculosis. Di Indonesia sekitar 8,2% kejadian Tuberculosis terjadi
pada anak dibawah usia 15 tahun atau sekitar 70.000 kasus per tahun.
Adanya kuman Mycobacterium tuberculosis dapat menyebabkan infeksi laten TBC
(ILTB), ini merupakan suatu kondisi dimana sistem kekebalan tubuh seseorang yang
terinfeksi tidak mampu mengeliminasi kuman TBC secara sempurna namun dapat
mengontrolnya sehingga tidak berkembang menjadi penyakit TBC dan tidak bisa menularkan
infeksi ke orang lain. ILTB dapat berkembang menjadi penyakit TB, apabila sistem kekebalan
sedang menurun. Saat ini, pengobatan infeksi laten TBC diprioritaskan bagi populasi tertentu
seperti Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) dan anak di bawah lima tahun yang mempunyai
riwayat kontak TB. Mereka yang didiagnosis ILTB, akan diberikan terapi pencegahan untuk
berkembang menjadi penyakit TBC. Namun, tingkat memulai, kepatuhan dan penyelesaian
terapi pencegahan TBC masih rendah.
Tanpa pengobatan, 5-10% dari orang dengan ILTB akan berkembang menjadi sakit TB
selama hidup mereka. Sekitar setengah dari mereka yang ILTB dalam dua tahun akan
berkembang menjadi sakit TBC. Pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah,
terutama orang dengah HIV/AIDS (ODHA), malnutrisi, orang yang sedang menjalani terapi
anti-kanker atau sedang menjalani dialisis berisiko mengalami penyakit TBC lebih tinggi
daripada orang dengan sistem kekebalan tubuh normal. Risiko penyakit TBC pada orang
dengan HIV/AIDS (ODHA) dan anak kontak serumah dengan pasien TBC terkonfirmasi
bakteriologis dapat dikurangi dengan pemberian terapi pencegahan TBC (TPT).
TBC adalah tantangan untuk pembangunan Indonesia karena 75 persen pasien TBC
adalah kelompok usia produktif, 15-54 tahun . Lebih dari 25 persen pasien TBC dan 50 persen
pasien TBC resisten obat beresiko kehilangan pekerjaan mereka karena penyakit ini.
Menurunnya produktivitas atau kehilangan pekerjaan akibat kecacatan, pengeluaran biaya
medis dan biaya langsung non medis seperti biaya transportasi dan nutrisi berkontribusi pada
beban ekonomi rumah tangga orang dengan TBC.
Setiap tanggal 24 Maret diperigati hari Tuberkulosis Sedunia secara global. Tanggal saat
pertama kali Robert Koch menemukan bakteri TBC (Mycobacterium tuberculosis) dijadikan
kesempatan untuk mengajak semua pihak untuk terlibat aktif dalam pencegahan dan
pengendalian Tuberkulosis. Seluruh lapisan masyarakat dingatkan kembali bahwa TBC masih
menjadi permasalahan kesehatan di dunia yang menyebabkan banyak kematian di berbagai
Negara.
Anak yang kontak atau tinggal bersama dengan pasien TBC berisiko terinfeksi TBC.
Berdasarkan Permenkes Rl No. 67 Tahun 2016 tentang Penanggulangan TB, bahwa anak di
bawah lima tahun yang kontak dengan pasien TB perlu diberikan pengobatan pencegahan
dengan memberikan Terapi Pencegahan TBC (TPT) agar tidak sakit TBC. Pemberian TPT ini
terbukti aman bagi anak yang kontak dengan pasien TBC dan tidak dikhawatirkan
menyebabkan resistensi. Pemberian pengobatan TPT ini sangat penting dalam eliminasi TBC
di lndonesia.
Deteksi dini dan pencegahan penularan Tuberkulosis, diharapkan dapat meningkatkan
kesadaran masyarakat tentang permasalahan TBC. Tema ini dipilih upaya meningkatkan
kesadaran masyarakat tentang kewaspadaan TB pada generasi muda khususnya pada
kelompok anak yang rentan tertular TBC. Selain itu penyebarluasan informasi tentang TBC
kepada masyarakat akan meningkatkan pengetahuan dan kepedulian untuk mencegah
penularan TBC salah satunya melalui gerakan penemuan terduga TBC baik pada anak
maupun pada orang dewasa, bila ada yang menderita gejala batuk dan segera memeriksakan
diri untuk memastikan diri sendiri dan atau keluarganya mendapatkan pemeriksaan dan
pengobatan TBC yang tepat dan berkualitas.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang tentang penyakit menular Tuberculosis (TBC)
diatas, maka muncul permasalahan yang akan dibahas pada penyuluhan kesehatan ini yaitu
bagaimanakah pemahan siswa SMPN 4 Pekanbaru terhadap Penyakit Menular Tuberculosis
(TBC) ini seperti cara penularan TBC, cara pencegahan agar tidak terpapar TBC dan
bagaimana cara pengobatan jika didiagnosis terkena penyakit menular TBC ini.

C. Tujuan Penyuluhan
Dilakukannya penyuluhan kesehatan tentang penyakit menular salah satunya penyakit
Tuberculosis yang dilakukan pada siswa SMPN 4 Pekanbaru ini memiliki tujuan penyuluhan,
yaitu untuk memberikan edukasi tentang Penyakit Menular TBC ini pada siswa sebagai upaya
pencegahan agar para siswa SMPN 4 Pekanbaru tidak terkena penyakit TBC ini.
METODE KEGIATAN

A. Tahapan Penyuluhan
Kegiatan Penyuluhan sebagai bagian dari pengabdian masyarakat diselenggarakan
dalam beberapa tahapan yaitu:
1. Pengamatan lokasi pelaksanaan penyuluhan
Tahapan ini dilakukan sekaligus untuk melakukan koordinasi dengan para guru dan
kepala sekolah SMPN 4 Pekanbaru. Pengamatan ini bertujuan untuk melihat lokasi dan
memastikan acara tidak menganggu pelaksanaan pembelajaran di kelas.
2. Koordinasi dengan kepala sekolah dan Para guru-guru SMPN 4 Pekanbaru
Dimulai dengan mengurus proses perizinan kepada pihak sekolah dengan
memasukan surat izin melakukan penyuluhan dari kampus dan menyampaikan tujuan
kegiatan penyuluhan, menjelaskan sistematika kegiatan, koordinasi terkait waktu dan
lokasi kegiatan.
3. Menyampaikan materi penyuluhan pencegahan penyakit TBC
Berupa tampilan media presentasi mengenai penyakit menular Tuberculosis (TBC)
dan menonton vidio kesehatan bersama Kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya-jawab
oleh peserta penyuluhan yang berlaku kepada Siswa-siswi SMPN 4 Pekanbaru kelas
VIII.3 dengan tujuan Siswa-siswi dapat memahami Tindakan pencegahan TBC.
4. Memberikan kuis
Dengan aktivitas games cerdas cermat, bagi peserta penyuluhan yang dapat
menjawab pertanyaan akan mendapatkan hadiah berupa alat tulis dan permen hal ini
bertujuan untuk melihat kadar pemahaman dan antusias Siswa-siswi SMPN 4 Pekanbaru
kelas VIII.3 terkait pengetahuan pencegahan penyakit TBC.

B. Lokasi dan Waktu.


Penyuluhan kesehatan ini dilakukan pada hari Jum’at tanggal 11 November 2022 dari
pukul 13.30 WIB sampai dengan pukul 15.00 kepada para siswa di kelas VIII.3 di SMPN 4
Pekanbaru secara langsung . Kegiatan promosi kesehatan yang dilakukan ini dalam bentuk
penyuluhan berupa tampilan media presentasi mengenai penyakit menular Tuberculosis (TBC)
dan menonton vidio animasi kesehatan bersama. Kemudian akan dilanjutkan dengan sesi tanya-
jawab oleh peserta penyuluhan dan diikuti dengan aktivitas games cerdas cermat, bagi peserta
penyuluhan yang dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh anggota penyuluhan akan
mendapatkan hadiah.
C. Alat Pengabdian Masyarakat
1. Slide dan Vidio Animasi
Materi penyuluhan tentang penyakit menular TBC disampaikan dengan
menggunakan slide yang disusun secara runtun dengan menggunakan istilah yang mudah
dipahami oleh santri, sehingga dapat dipraktekkan dengan benar dalam perilaku sehari-hari.
Selain itu materi penyuluhan juga menayangkan vidio animasi tentang penularan penyakit
TBC dan cara pencegahannya. Selanjutnya memberikan kesempatan kepada siswa-siswi
untuk memberikan tanggapannya mengenai materi yang disampaikan.
2. Leaflet
Alat penyuluhan ini digunakan sebagai tahap akhir dari penyampaian materi.
Leaflet berisi tentang gambar sederhana tindakan pencegahan penyakit TBC dalam
kehidupan sehari- hari. Hal ini bertujuan untuk agar para Siswa-siswi selain dapat
memahami sepenuhnya tentang TBC, dapat juga mempraktekkan perilaku pencegahan
dengan maksimal.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan penyuluhan ini dilaksanakan melalui penyampaian materi terkait pencegahan


penyakit TBC di sekolah secara langsung. Kegiatan ini merupakan manifestasi pengabdian negeri
dengan sasaran utama adalah para Siswa-siswi SMPN 4 Pekanbaru kelas VIII.3. Sekolah dapat
menjadi lingkungan yang beresiko tinggi terhadap penularan kuman Acterium Tuber Mycobculosis
dari orang ke orang disebabkan mudahnya kontak antar individu, dimana hal ini dapat terjadi apabila
para siswa-siswi dan guru tidak mempraktikkan PHBS dengan baik.

Penyuluhan kesehatan mencakup segala sesuatu pengalaman yang berdampak terhadap sikap,
perilaku dan pengetahuan seseorang yang berkaitan dengan Kesehatan individu, masyarakat dan
negara. Hal ini dilakukan agar terdapat peningkatan perilaku secara signifikan sehingga pengendalian
penyakit menular dapat dilaksanakan dengan lebih mudah (Notoatmodjo,S., 2014) (Rahman F, et al.,
2017).

Penyuluhan berhubungan erat dengan media cetak, elektronik dan media papan. Karena
melalui media tersebut informasi dapat dengan mudah disampaikan dan dipahami oleh objek sasaran
yang ingin dicapai. Dengan menggunakan beberapa media tersebut maka kesalahan persepsi,
informasi dengan Bahasa yang ambigu, dan kesulitan pemahaman dapat dihindari. Sehingga
masyarakat dapat dengan mudah belajar dan memperoleh pesan-pesan yang disampaikan.
Berdasarkan fungsinya sebagai penyalur informasi, media dibagi menjadi tiga, yakni (Yanti B., 2020:

a. Media cetak dapat dijadikan sebagai salah satu sarana untuk menyampaikan informasi tentang
Kesehatan seperti: poster, leaflet, booklet, flyer (selebaran).
b. Media elektronik sebagai sarana lain yang berbeda untuk menyampaikan pengetahuan terkait
Kesehatan seperti: televisi, radio, video, slide dan film strip.
c. Media papan (Bill Board) yaitu alat yang dipasang di khalayak ramai seperti informasi kesehatan
yang ditulis pada lembaran seng kemudianditempel di bis, angkot, taksi dan lain-lain.

Perilaku preventif yang sebaiknya dilaksanakan supaya dapat mencegah penyakit TBC
diantaranya adalah dengan melakukan kebiasaan hidup bersih dan sehat. Pemahaman tentang
penyakit dan hidup sehat harus selalu ditekankan pada seluruh masyarakat. Hal ini menjadi dasar
agar siswa-siswi maupun guru mampu melakukan tindakan PHBS sebagai salah satu wujud
prevensi penyakit TBC Paru di lingkungan sekolah. Menurut Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, terdapat sepuluh Tindakan PHBS dimana terdapat tujuh perilakuPHBS dan tiga perilaku
gaya hidup sehat yang perlu dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu: (Putri, Nugraha, &
Syamsulhuda, 2017)
1. Seluruh jendela dan pintu rumah sebaiknya dibuka lebar terutama pada pagi hari agar
seluruh ruangan rumah mendapatkan cahaya mataharidan udara bersih berganti.
2. Seluruh peralatan tidur seperti Kasur, bantal dan lainya sebaiknya dijemur secara regular
minimal seminggu sekali.
3. Jumlah penghuni harus sesuai denganluas rumah hunian.
4. Selalu memperhatikan kebersihan individu, tempat tinggal dan sekitar rumah.
5. Sebaiknya lantai rumah dialaskan dengan semen atau dipasang keramik.
6. Membiasakan batuk dan bersin yang beretika.
7. Ludah atau dahak sebaiknya dibuang di kloset dan jangan dibuang didepanbanyak orang.
8. Tidur malam yang cukup dan tidak begadang.
9. Selalu makan dengan nutrisi yang berimbang.
10. sebaiknya menghindari asap dapur dan asap rokok yang berlebihan didalam rumah.

Kegiatan penyuluhan kesehatan ini dipaparkan berupa tampilan media presentasi


mengenai penyakit menular Tuberculosis (TBC) dan menonton vidio kesehatan bersama.
Kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya-jawab oleh peserta penyuluhan dan diikuti dengan
aktivitas games cerdas cermat, bagi peserta penyuluhan yang dapat menjawab pertanyaan akan
mendapatkan hadiah. Jumlah siswa-siswi SMPN 4 Pekanbaru kelas VIII.3 yang mengikuti
kegiatan ini sekitar 34 orang dan dihadiri oleh satu guru wali kelas. Kami berharap kegiatan ini
dapat bermanfaat karena dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait penyakit menular
TBC dan tentunya dapat mempengaruhi kebiasaan hidup dalam kehidupan sehari-hari.
KESIMPULAN DAN SARAN

Deteksi dini dan pencegahan penularan Tuberkulosis, diharapkan dapat meningkatkan


kesadaran masyarakat tentang permasalahan TBC. Tema ini dipilih upaya meningkatkan kesadaran
masyarakat tentang kewaspadaan TB pada generasi muda khususnya pada kelompok anak yang
rentan tertular TBC. Selain itu penyebarluasan informasi tentang TBC kepada masyarakat akan
meningkatkan pengetahuan dan kepedulian untuk mencegah penularan TBC salah satunya melalui
gerakan penemuan terduga TBC baik pada anak maupun pada orang dewasa, bila ada yang
menderita gejala batuk dan segera memeriksakan diri untuk memastikan diri sendiri dan atau
keluarganya mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan TBC yang tepat dan berkualitas.

Pengetahuan dan pemahaman terkait penyakit TBC dan tindakan pencegahan penyakit
menular sangat perlu disosialisasikan meskipun sekarang Indonesia sedang menghadapi pandemi
penyakit menular lainnya. Masyarakat terutama remaja atau Siswa-siswi dilingkungan sekolah
sangat membutuhkan edukasi tentang penyakit TBC dan tindakan pencegahan yang harus dilakukan
agar penularan penyakit dapat dikendalikan. Kegiatan penyuluhan sebagai pengabdian masyarakat
ini seharusnya mendapat perhatian dari seluruh jajaran pimpinan Sekolah , para guru dan Siswa-
siswi untuk mendukung tindakan pencegahan penularan penyakit TBC di lingkungan sekolah.
LAMPIRAN

A. Materi yang Dipaparkan


B. Vidio Edukasi
https://drive.google.com/drive/folders/1aJXopUQy9bBDOrS-
O_FmF5YeJixRyeeO

C. Foto kegiatan

Anda mungkin juga menyukai