Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

TEKNIK PEMERIKSAAN CT-SCAN CEREBRAL ANGIOGRAPHY


“Makalah ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknik Radiografi V”

Dosen Pengampu: Shelly Angella, M. Tr Kes

Disusun Oleh :

KELOMPOK 2

1. ANNISA RAMADAYANTI 20002005


2. FAHRA OKTAVA INDRA 20002040
3. FAYZA EFDOROSZIE PUTRI 20002024
4. PUTRI ARDI SETIAWATI 20002034

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK RADIOLOGI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS AWAL BROS
TAHUN 2O22
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
berkat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “ Teknik Pemeriksaan CT-
Scan Cerebral Angiography” ini dapat diselesaikan. Tujuan penulisan makalah ini
adalah untuk mengetahui dan memahami apa itu cerebral angiography serta bagaimana
penatalaksanaan atau prosedur pemeriksaan CT-Scan Cerebal Angiography. Penulis
menyadari bahwa masih banyak terdapat banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan
dalam penyusunan makalah ini akibat keterbatasan ilmu dan pengalaman penulis. Oleh
karena itu, semua saran dan kritik akan menjadi sumbangan yang sangat berarti guna
menyempurnakan makalah ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada pembaca yang sudah


berkenan membaca makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi
penulis dan pembaca. Amin.

Pekanbaru, 19 Desember 2022

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 2

1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................... 3

1.4 Manfaat Penulisan ......................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Angiografi ........................................................................................ 4

2.2 Jenis Pemeriksaan Angiografi........................................................................ 4

1. Angiografi Cerebral ............................................................................... 4

2. Angiografi Pulmonal ............................................................................. 5

3. Angiografi Koroner ................................................................................ 5

4. Angiografi Ginjal.................................................................................... 5

2.3 Definisi Angiografi Cerebral......................................................................... 5

2.4 Tujuan Pemeriksaan Angiografi .................................................................... 6

2.5 Indikasi .......................................................................................................... 7

2.6 Kontra Indikasi .............................................................................................. 7

1. Relatif ..................................................................................................... 7

2. Mutlak..................................................................................................... 7

2.7 Hal-Hal yang Harus Diperhatikan ................................................................. 8

ii
2.8 Persiapan Pasien ............................................................................................ 8

2.9 Prosedur ......................................................................................................... 8

2.10 Faktor Mempengaruhi Hasil Diagnotik ....................................................... 11

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ................................................................................................... 12

3.2 Saran .............................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sinar-X adalah pancaran gelombang elektromagnetik tinggi dengan


panjang gelombang yang rapat, merupakan radiasi pengion yang mampu
menembus jaringan tubuh dan menampilkan citra tulang atau jaringan padat
lainnya. Namun, sinar-X juga memiliki beberapa efek samping yaitu infertilitas,
kanker, bahkan kematian. Beberapa peralatan medis yang dikembangkan dari
sinar-X adalah computed tomography scan (CT scan) dan angiografi.

Pemeriksaan CT Angiografi Cerebral adalah pemeriksaan dengan


menggunakan media kontras untuk menghasilkan gambaran struktur pembuluh
darah. Salah satu pemeriksaan CT Angiografi adalah CT Angiografi Cerebral
yang digunakan untuk mendeteksi kelainan cerebrovascular, Arteriovenous
Malvormation (AVM), aneurisma intracranial, maupun sebagai alternatif yang
menjanjikan untukdiagnosis kematian otak atau stroke. Pada pemeriksaan CT
Angiografi Cerebral menggunakan teknik pemasukan media kontras dengan
teknik bolus tracking yang bertujuan untuk mendapatkan puncak enhancement
tertinggi pada daerah pembuluh darah yang diperiksa.

Media kontras adalah suatu unsur yang ketika dimasukkan ke dalam


tubuh maka diharapkan untuk meningkatkan nilai kontras dari organ (bagian)
yang ketika belum diberikan media kontras nilainya masih rendah. Media kontras
juga mampu untuk membedakan jaringan-jaringan pada radiograf dan digunakan
untuk membedakan jaringa-jaringan yang tidak terlihat dalam radiograf biasa.
Ada dua jenis media kontras yang umum dipakai dalam pemeriksaan
radiografi, yaitu media kontras positif dan media kontras negatif. Media kontras
positif melemahkan sinar-X lebih banyak dari jaringan lain yang tidak

1
terlewati media kontras dan bisa dibagi menjadi agen berbasis yodium yang
larut dalam air dan agen barium yang tidak larut dalam air. Media kontras
negatif mengurangi sinar-X lebih sedikit daripada jaringan lunak tubuh yang
berbahan dasar udara. Salah satu media kontras yang umum digunakan untuk
pemeriksaan radiologi adalah media kontras yang berbahan dasar iodium. Media
kontras yang berbahan dasar iodium ini digunakan karena mempunyai sifat
mudah larut dalam air, mudah diberikan secara intravaskuler, dan memiliki
indeks keamanan yang tinggi. Agen media kontras nonionik lebih aman dan
jarang menimbulkan alergi dibanding agen media kontras ionic.

Hal yang menjadi perhatian khusus dalam pemeriksaan CT Angiografi


adalah jumlah dan kecepatan aliran serta konsentrasi media kontras yang
digunakan, agar dapat memberikan gambaran mengenai kelainan-kelainan
yang dapat memberikan informasi yang akurat. Oleh sebab itusangat penting
bagi operator (radiografer) untuk bisa memberikan informasi gambaran yang
baik dalam pemeriksaan CT Angiografi namun dengan volume kontras media
yang digunakan sesuai dengan kebutuhan pasien.

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk megetahui


lebih dalam bagaimana prosedur pemeriksaan serta ingin memenuhi tugas mata
kuliah Teknik Radiografi V. Makalah ini berjudul “ Teknik Pemeriksaan CT-
Scan Cerebral Angiography.”

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan penjabaran dari latar belakang diatas, maka rumusan


masalah makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apa itu pemeriksaan Angiography Cerebral?


2. Bagaimana prosedur atau teknik pemeriksaan CT-Scan Angiography
Cerebral?
3. Apa saja tujuan pemeriksaan pemeriksaan CT-Scan Angiography l?

2
1.3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui apa itu pemeriksaan Angiography Cerebral.
2. Mengetahui dan menjabarkan bagaimana prosedur atau teknik
pemeriksaan CT-Scan Angiography Cerebral.
3. Mengetahui tujuan dari pemeriksaan pemeriksaan CT-Scan Angiography
Cerebral.

1.4. Manfaat Penulisan


a. Untuk menambah pengetahuan bagi penulis tentang gambaran CT
Cerebral Angiography.
b. Menambah wawasan serta pengalaman kerja penulis dalam proses
pembuatan makalah.

3
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Angiografi


Angiografi adalah pencitraan pembuluh darah menggunakan ionik atau
non-ionik media kontras yang disuntikkan ke dalam aliran dalah arteri
(arteriografi) atau vena (venografi). Pemeriksaan ini bertujuan untuk:

1. Mendeteksi masalah pada pembuluh darah yang ada di dalam atau yang
menuju otak (contohnya aneurysma, malformasi pembuluh darah,
thrombosis, penyempitan atau penyumbatan).
2. Mempelajari pembuluh darah otak yang letaknya tidak normal (karena
tumor, gumpalan darah, pembengkakan, spasme, tekanan otak meningkat,
atau hydrocephalus).
3. Menentukan pemasangan penjepit pembuluh darah pada saat pembedahan
dan untuk mengecek kondisi pembuluh tersebut.
Cara pemeriksaan Angiografi adalah dengan memasukkan kateter ke
dalam arteri femoralis atau brakhialis dan zat kontras disuntikkan untuk
memudahkan penglihatan terhadap pembuluh darah. Pemeriksaan Angiografi
dilakukan bila computed tomography atau radionucleid skrinning memberi kesan
adanya kelainan pada pembuluh darah. Selain kondisi tumor, malformasi
arteriovenosa (AVM) dan fistula arteriovenosa (AVF) atau sumber perdarahan
diselidiki dengan arteriografi.

2.2 Jenis Pemeriksaan Angiografi


1) Angiografi Cerebral
Yaitu zat kontras disuntikkan ke arteri karotis dan arteri vertebral
bertujuan untuk mendeteksi aneurysma cerebrovaskular, thrombosis
cerebral, hematoma, tumor dari peningkatan vaskularisasi, plak cerebral
atau spasme dan untuk mengevaluasi aliran darah cerebral.

4
Salah satu dari tiga arteri berikut (femoralis, brachialis, atau karotid)
dapay digunakan sebagai akses. Zat warna akan membuat sketsa garis
bentuk arteri carotid, arteri vertebralis, pembuluh darah besar lingkaran
wilis, percabangan arteri cerebri yang kecil. (Kee, 2007).
2) Angiografi Pulmonal
Yaitu kateter dimasukkan ke arteri pulmonalis dan kontras
disuntikkan untuk melihat pembuluh darah pulmonal. Bertujuan untuk
mendeteksi emboli paru, tumor, perubahan vaskuler yang berhubungan
dengan emfisema dan untuk mengevaluasi sirkulasi pulmonal.
3) Angiografi Koroner
Angiografi koroner adalah prosedur diagnostic dengan teknik
pemberian zat kontras ke arteri koroner yang dilakukan untuk mendapatkan
hasil/kelainan dari pembuluh darah arteri koroner baik itu presentase, letak
lumen, jumlah kondisi dari penyempitan lumen, besar kecilnya pembuluh
darah, ada tidaknya kolateral dan fungsi ventrikel kiri.
4) Angiografi Ginjal
Pemeriksaan ini memungkinkan penglihatan terhadap pembuluh dan
parenkim ginjal dan untuk mendeteksi kelainan pembuluh di aorta serta
untuk memperlihatkan hubungan ginjal ke aorta. Angiografi ginjal
dilakukan dengan tujuan untuk mendeteksi stenosis arteri ginjal, thrombus
atau emboli ginjal dan untuk menentukan faktor penyebab hipertensi atau
gagal ginjal, serta untuk mengevaluasi sirkulasi ginjal.

2.3 Definisi Angiografi Cerebral


Cerebral angiografi merupakan suatu tindakan yang ditujukkan untuk
memberikan gambaran tentang kondisi pembuluh darah serta aliran darah di
daerah cerebral dengan memanfaatkan x-ray. Tindakan angiografi ini
dilaksanakan dengan memasukkan kateter kedalam pembuluh darah besar
(biasanya melalui arteri femoralis) dan memasukkan zat kontras setelah kateter
mencapai arteri karotis. Angiografi cerebral memanfaatkan zat kontras yang
disuntikkan ke arteri karotis dan arteri vertebral untuk mendeteksi aneurysma
cerebrovaskular, thrombosis cerebral, hematoma, tumor dari peningkatan
vaskularisasi, plak cerebral atau spasme dan untuk mengevaluasi aliran darah
cerebral.

5
Cerebral angiografi digunakan oleh dokter untuk mendeteksi adanya
abnormalitas pembuluh darah otak dan digunakan pada saat prosedur diagnostik
lain tidak mampu melihat adanya abnormalitas pada pembuluh darah. Angiografi
cerebral dapat digunakan untuk mengetahui berbagai macam abnormalitas pada
pembuluh darah cerebral. Tindakan ini berguna untuk mendeteksi adanya
penyempitan ataupun sumbatan pada pembuluh darah daerah cerebal pada
penderita stroke.

Angiografi cerebral adalah proses penyelidikan dengan menggunakan


sinar x terhadap sirkulasi cerebral setelah zat kontras disuntikkan ke dalam arteri
yang dipilih. Angiografi cerebral adalah alat yang digunakan untuk menyelidiki
penyakit vascular, aneruysma, dan malformasi arterivena. Hal ini sering
dilakukan sebelum paisen menjalani kraniotomi sehingga arteri dan vena cerebral
terlihat dan untuk menentukan letak, ukuran, dan proses patologis. Dan juga
digunakan untuk mengkaji keadaanyang baik dan adekuat sirkulasi cerebral.
(Smeltzer & Bare, 2002).

Kebanyakan angiografi cerebral dilakukan dengan memasukkan kateter


melalui arteri femoralis diantara sela paha dan masuk menuju pembuluh darah
bagian atas. Prosedur ini juga dikerjakan dengan tusukan langsung pada erteri
karotis atau arteri vertebral atau dengan suntikan mundur ke dalam arteri
bronkialis dengan zatr kontras. (Smeltzer & Bare, 2002).

2.4 Tujuan Pemeriksaan


a. Mendeteksi masalah pada pembuluh darah yang ada di dalam atau yang
menuju otak (contohnya aneurysma, malformasi pembuluh darah,
thrombosis, penyempitan atau penyumbatan)
b. Mempelajari pembuluh darah otak yang letaknya tidak normal (karena
tumor, gumpalan darah, pembengkakan, spasme, tekanan otak meningkat,
atau hydrocephalus)
c. Menentukan pemasangan penjepit pembuluh darah pada saat pembedahan
dan untuk mengecek kondisi pembuluh tersebut
d. Menentukan aliran darah cerebri sebagai penyebab peningkatan tekanan
intracranial.

6
2.5 Indikasi
a) Arterio scheleorosis, penebalan dinding arteri sehingga elastisitasnya
menurun diakibatkan:
1. Endapan kalsium
2. Emboli/penimbun lemak
3. Thrombosis (melekatnya trombosis pada pembuluh darah sehingga
menonjol)
4. Hyperkolestrol
b) Tumor akibat peningkatan vaskularisasi
c) Trauma
d) Nekrosis
e) Aneurysma (pelebaran pembuluh darah)
f) Plak atau spasme cerebri
g) Fistula cerebri

2.6 Kontra Indikasi


1. Relatif :
a. Hypersensitive (alergi terhadap media kontras)
b. Cronic heart failure tidak terkontrol, hipertensi, aritimia
c. Cerebrovaskular accident / cerebrovaskular desease < dari 1 bulan
d. Infeksi / demam
e. Elektrolit inbalance
f. Pendarahan gastro intestinal akut
g. Kehamilan
h. Anti coagulant
i. Pasien tidak kooperatif
j. Keracunan obat
k. Gagal ginjal
2. Mutlak : tidak cukup perlengkapan / fasilitas

7
2.7 Hal-hal yang harus diperhatikan
a. Faktor usia pasien perlu dipertimbangkan karena resiko terjadinya
komplikasi akan meningkat sejalan dengan meningkatnya usia.
b. Pemeriksaan ini memerlukan waktu 1 sampai 2 jam.

2.8 Persiapan Pasien


Pasien harus dalam keadaan hidrasi yang baik dan cairan yang jernih
yang selalu diizinkan selama waktu pemeriksaan. Supaya sebelum menuju ruang
radiologi, pasien diinstruksikan untuk berkemih. Lokasi denyutan pembuluh
darah perifer yang tepat diantadi dengan pena. Pasien diminta untuk tidak
bergerak selama proses pencitraan dan diberitahu tentang adanya rasa hangat
singkat di wajah, di belakang mata, atau di rahang, gigi, lidah, dan bibir dan rasa
logam ketika agen kontras diinjeksikan. (Smeltzer & Bare, 2002)

Setelah sela paha dicukur dan disiapkan, pasien diberikan anestesi lokal
untuk mencegah nyeri pada saat dareah yang disiapkan ditusuk dan untuk
menurunkan spasme arteri. Kateter dimasukkan kedalam arteri femoralis,
dialirkan NaCl 0,9% dan heparin, dan diisi zat kontras. Fluoroskopi digunakan
untuk mengarahkan kateter masuk ke dalam pembuluh darah yang tepat. Selama
menyuntikkan zat kontras, terlihat bayangan sirkulasi vena dan arteri yang
melalui otak. (Smeltzer & Bare, 2002)

2.9 Prosedur
1) Persiapan Alat
a. Steril
a) Ruangan
b) Spuit 20 cc
c) Duk lobang
d) Duk biasa
e) Baju steril
f) Bengkok

8
g) Konektor dan kunci
h) Infuse set
i) Spuit 5 cc
j) Abocath No. 16
k) Kain kassa
b. Non steril
a) Kontras media
b) Plester
c) Alcohol
d) NaCl
e) Iodium
f) Xylocain gel
g) Gunting
h) Korentang
i) Standart infuse
j) Oksigen
k) Injector
l) Obat antihistamin
m) Kaset
n) Marker
o) Fluoroskopi
2) Perawatan Pre Prosedur
a. Berikan penjelasan kepada pasien tentang prosedur yang akan
dilakukan (apa yang akan terjadi pada pasien, apa yang harus
dilakukan oleh pasien pada saat dan setelah tindakan dilaksanakan)
b. Formulir persetujuan tindakan harus ditandatangani oleh pasien atau
anggota keluarga yang ditunjuk
c. Pasien harus berpuasa 8 sampai 12 jam sebelum angiografi dilakukan.
Konsumsi obat anti coagulant (heparin) harus dihentikan
d. Catat tanda vital dan status neurologi pasien

9
e. Minta pasien berkemih sebelum uji dilakukan
f. Gigi palsu dan benda yang terbuat dari logam harus dilepas sebelum
uji dilakukan dang anti pakaian pasien dengan pakaian khusus yang
telah disediakan
g. Daerah akses pemasangan kateter angiografi harus dicukur
h. Berikan premedikasi (misalnya obat sedatif atau analgesic narkotik)
jika memang dipesankan, diberikan satu jam sebeklum uji dilakukan.
Jika pasien memiliki riwayat reaksi alergi yang berat terhadap berbagai
zat atau obat, pemberi layanan kesehatan dapat memberikan obat
steroid atau antihistamin sebelum dan sesudah prosedur dilakukan,
tindakan ini dianggap sebagai tindakan profilaktik (upaya pencegahan)
i. Tanyakan apakah pasien (bila wanita) sedang hamil atau mempunyai
kelainan ginjal
j. Cairan per intravena (IV) dapat mulai diberikan sebeum prosedur
diberikan sebelum sewaktu-waktu jika diperluka, obat yang bersifat
kedaruratan dapat diberikan.
k. Pasien berbaring dalam posisi supine diatas meja pemeriksaan.
Anestesi lokal diberikan pada sisi insisi injeksi.

3) Perawatan Pasca Prosedur (Smeltzer & Bare, 2002)


a) Perhatikan adanya tanda-tanda deficit neurologist seperti gangguan
penglihatan, penebalan pada daerah kaki setelah prosedur, kelemahan
otot wajah, dll
b) Perhatikan adanya pendarahan pada tempat penusukan. Untuk
menghindari terjadinya pendarahan pada tempat penusukan kateter,
tekan tempat penusukan selama 10 menit dan beristirahat di tempat
tidur selama 12 jam setelah tindakan dilakukan.
c) Pada beberapa kasus, pasien dapat mengalami blok arteri mayor atau
minor karena embolisme, trombosis, hemoragi, yang menimbulkan
defisit neurologi. Tanda kejadian ini meliputi perubahan pada tingkat

10
responsivitas dan kesadaran, kelemahan pada salah satu sisi tubuh,
defisit motorik atau sensorik , dan gangguan wicara. Karenanya, perlu
mengobservasi dengan sering terhadap tanda ini dan untuk
melaporkannya dengan segera bila terjadi
d) Tempat injeksi observasi untuk melihat adanya hematoma (lokasi
penumpukan darah) dan kantong es dapat digunakan untuk intermiten
pada tempat tusukan untuk mengurangi pembengkakan dan
ketidaknyamanan
e) Karena hematoma pada tempat tusukan atau emboli arteri ynag jauh
akan mempengaruhi denyutan arteri perifer, maka perlu dilakukan
pemantauan lebih sering terhadap pembuluh darah.
f) Kaji warna dan suhu ekstremitas untuk mendeteksi kemungkinan
adanya emboli.

2.10 Faktor yang Mempengaruhi Hasil Diagnostik


1) Feses dan gas dapat mendistorsi atau menurunkan visualisasi ginjal.
2) Dari penelitian barium yang baru-baru ini dilakukan, membuktikan bahwa
barium sulfat dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan.
3) Gerakan selama pembuatan film dapat mendistorsi gambar sinar x.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari makalah di atas dapat di ambil beberapa kesimpulan, antara lain:
a. Angiografi adalah pencitraan pembuluh darah menggunakan air-larut ionik
atau nonionik media kontras sinar X disuntikkan ke dalam aliran darah arteri
(arteriografi) atau vena (Venography).
b. Angiografi cerebral adalah proses penyelidikan dengan menggunakan sinar
x terhadap sirkulasi cerebral setelah zat kontras disuntikkan ke dalam arteri
yang dipilih. Angiografi cerebral adalah alat yang digunakan untuk
menyelidiki penyakit vascular, aneruysma, dan malformasi arterivena. Hal
ini sering dilakukan sebelum paisen menjalani kraniotomi sehingga arteri
dan vena cerebral terlihat dan untuk menentukan letak, ukuran, dan proses
patologis. Dan juga digunakan untuk mengkaji keadaan yang baik dan akuat
sirkulasi cerebral.

c. Tujuan angiografi antara lain; untuk mendeteksi problem pada pembuluh


darah yang ada di dalam atau yang menuju otak, Untuk mempelajari
pembuluh darah otak yang letaknya tidak normal.
d. Angiografi sangat bermanfaat untuk memperlihatkan tumpukan plak pada
pembuluh darah jantung, mendeteksi plak pada arteri carotis di leher yang
menggangu aliran darah ke otak yang menyebabkan stroke, mengetahui
kelainan pada pembuluh darah di otak, serta mengidentifikasi aneurisma
intracranial atau bahkan adanya aneurisma pembuluh darah aorta.

3.2 Saran
Bagi para mahasiswa diharapkan semakin menambah pengetahuan
tentang angiografi, baik itu dari buku, majalah, internet atau pun jurnal-jurnal
kesehatan agar semakin menguatkan pengetahuan tentang angiografi ini.

12
DAFTAR PUSTAKA

Smith JC, Watkins GE, Smith DC, Palmer EW, Abou-Zamzam AM, Zhao CX, et al.
Accuracy of digital subtraction angiography, computed tomography
angiography, and magnetic resonance angiography in grading of carotid artery
stenosis in comparison with actual measurement in an in vitro model. Ann Vasc
Surg [Internet]. 2012;26(3):338–43.
Jansen IGH, Berkhemer OA, Yoo AJ, Vos JA, Nijeholt GJL, Sprengers MES, et al.
Comparison of CTA-And DSA-based collateral flow assessment in patients with
anterior circulation stroke. Am J Neuroradiol. 2016;37(11).
Barr JD. Cerebral Angiography in the assessment of acute cerebral ischemia: 18 Jurnal
Biotek Medisiana Indonesia Vol.7 No.1 2018; 9-18 guidelines and
recommendations. J Vasc Interv Radiol [Internet]. 2004;15(1):S57–66.
Sanelli PC, Sykes JB, Ford AL, Lee J-M, Vo KD, Hallam DK. Imaging and treatment
of patients with acute stroke: An evidence-based review. Am J Neuroradiol
[Internet]. 2014;35(6):1045–51.

13

Anda mungkin juga menyukai