Disusun Oleh :
KELOMPOK 2
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
berkat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “ Teknik Pemeriksaan CT-
Scan Cerebral Angiography” ini dapat diselesaikan. Tujuan penulisan makalah ini
adalah untuk mengetahui dan memahami apa itu cerebral angiography serta bagaimana
penatalaksanaan atau prosedur pemeriksaan CT-Scan Cerebal Angiography. Penulis
menyadari bahwa masih banyak terdapat banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan
dalam penyusunan makalah ini akibat keterbatasan ilmu dan pengalaman penulis. Oleh
karena itu, semua saran dan kritik akan menjadi sumbangan yang sangat berarti guna
menyempurnakan makalah ini.
Tim Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
4. Angiografi Ginjal.................................................................................... 5
1. Relatif ..................................................................................................... 7
2. Mutlak..................................................................................................... 7
ii
2.8 Persiapan Pasien ............................................................................................ 8
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
terlewati media kontras dan bisa dibagi menjadi agen berbasis yodium yang
larut dalam air dan agen barium yang tidak larut dalam air. Media kontras
negatif mengurangi sinar-X lebih sedikit daripada jaringan lunak tubuh yang
berbahan dasar udara. Salah satu media kontras yang umum digunakan untuk
pemeriksaan radiologi adalah media kontras yang berbahan dasar iodium. Media
kontras yang berbahan dasar iodium ini digunakan karena mempunyai sifat
mudah larut dalam air, mudah diberikan secara intravaskuler, dan memiliki
indeks keamanan yang tinggi. Agen media kontras nonionik lebih aman dan
jarang menimbulkan alergi dibanding agen media kontras ionic.
2
1.3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui apa itu pemeriksaan Angiography Cerebral.
2. Mengetahui dan menjabarkan bagaimana prosedur atau teknik
pemeriksaan CT-Scan Angiography Cerebral.
3. Mengetahui tujuan dari pemeriksaan pemeriksaan CT-Scan Angiography
Cerebral.
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Mendeteksi masalah pada pembuluh darah yang ada di dalam atau yang
menuju otak (contohnya aneurysma, malformasi pembuluh darah,
thrombosis, penyempitan atau penyumbatan).
2. Mempelajari pembuluh darah otak yang letaknya tidak normal (karena
tumor, gumpalan darah, pembengkakan, spasme, tekanan otak meningkat,
atau hydrocephalus).
3. Menentukan pemasangan penjepit pembuluh darah pada saat pembedahan
dan untuk mengecek kondisi pembuluh tersebut.
Cara pemeriksaan Angiografi adalah dengan memasukkan kateter ke
dalam arteri femoralis atau brakhialis dan zat kontras disuntikkan untuk
memudahkan penglihatan terhadap pembuluh darah. Pemeriksaan Angiografi
dilakukan bila computed tomography atau radionucleid skrinning memberi kesan
adanya kelainan pada pembuluh darah. Selain kondisi tumor, malformasi
arteriovenosa (AVM) dan fistula arteriovenosa (AVF) atau sumber perdarahan
diselidiki dengan arteriografi.
4
Salah satu dari tiga arteri berikut (femoralis, brachialis, atau karotid)
dapay digunakan sebagai akses. Zat warna akan membuat sketsa garis
bentuk arteri carotid, arteri vertebralis, pembuluh darah besar lingkaran
wilis, percabangan arteri cerebri yang kecil. (Kee, 2007).
2) Angiografi Pulmonal
Yaitu kateter dimasukkan ke arteri pulmonalis dan kontras
disuntikkan untuk melihat pembuluh darah pulmonal. Bertujuan untuk
mendeteksi emboli paru, tumor, perubahan vaskuler yang berhubungan
dengan emfisema dan untuk mengevaluasi sirkulasi pulmonal.
3) Angiografi Koroner
Angiografi koroner adalah prosedur diagnostic dengan teknik
pemberian zat kontras ke arteri koroner yang dilakukan untuk mendapatkan
hasil/kelainan dari pembuluh darah arteri koroner baik itu presentase, letak
lumen, jumlah kondisi dari penyempitan lumen, besar kecilnya pembuluh
darah, ada tidaknya kolateral dan fungsi ventrikel kiri.
4) Angiografi Ginjal
Pemeriksaan ini memungkinkan penglihatan terhadap pembuluh dan
parenkim ginjal dan untuk mendeteksi kelainan pembuluh di aorta serta
untuk memperlihatkan hubungan ginjal ke aorta. Angiografi ginjal
dilakukan dengan tujuan untuk mendeteksi stenosis arteri ginjal, thrombus
atau emboli ginjal dan untuk menentukan faktor penyebab hipertensi atau
gagal ginjal, serta untuk mengevaluasi sirkulasi ginjal.
5
Cerebral angiografi digunakan oleh dokter untuk mendeteksi adanya
abnormalitas pembuluh darah otak dan digunakan pada saat prosedur diagnostik
lain tidak mampu melihat adanya abnormalitas pada pembuluh darah. Angiografi
cerebral dapat digunakan untuk mengetahui berbagai macam abnormalitas pada
pembuluh darah cerebral. Tindakan ini berguna untuk mendeteksi adanya
penyempitan ataupun sumbatan pada pembuluh darah daerah cerebal pada
penderita stroke.
6
2.5 Indikasi
a) Arterio scheleorosis, penebalan dinding arteri sehingga elastisitasnya
menurun diakibatkan:
1. Endapan kalsium
2. Emboli/penimbun lemak
3. Thrombosis (melekatnya trombosis pada pembuluh darah sehingga
menonjol)
4. Hyperkolestrol
b) Tumor akibat peningkatan vaskularisasi
c) Trauma
d) Nekrosis
e) Aneurysma (pelebaran pembuluh darah)
f) Plak atau spasme cerebri
g) Fistula cerebri
7
2.7 Hal-hal yang harus diperhatikan
a. Faktor usia pasien perlu dipertimbangkan karena resiko terjadinya
komplikasi akan meningkat sejalan dengan meningkatnya usia.
b. Pemeriksaan ini memerlukan waktu 1 sampai 2 jam.
Setelah sela paha dicukur dan disiapkan, pasien diberikan anestesi lokal
untuk mencegah nyeri pada saat dareah yang disiapkan ditusuk dan untuk
menurunkan spasme arteri. Kateter dimasukkan kedalam arteri femoralis,
dialirkan NaCl 0,9% dan heparin, dan diisi zat kontras. Fluoroskopi digunakan
untuk mengarahkan kateter masuk ke dalam pembuluh darah yang tepat. Selama
menyuntikkan zat kontras, terlihat bayangan sirkulasi vena dan arteri yang
melalui otak. (Smeltzer & Bare, 2002)
2.9 Prosedur
1) Persiapan Alat
a. Steril
a) Ruangan
b) Spuit 20 cc
c) Duk lobang
d) Duk biasa
e) Baju steril
f) Bengkok
8
g) Konektor dan kunci
h) Infuse set
i) Spuit 5 cc
j) Abocath No. 16
k) Kain kassa
b. Non steril
a) Kontras media
b) Plester
c) Alcohol
d) NaCl
e) Iodium
f) Xylocain gel
g) Gunting
h) Korentang
i) Standart infuse
j) Oksigen
k) Injector
l) Obat antihistamin
m) Kaset
n) Marker
o) Fluoroskopi
2) Perawatan Pre Prosedur
a. Berikan penjelasan kepada pasien tentang prosedur yang akan
dilakukan (apa yang akan terjadi pada pasien, apa yang harus
dilakukan oleh pasien pada saat dan setelah tindakan dilaksanakan)
b. Formulir persetujuan tindakan harus ditandatangani oleh pasien atau
anggota keluarga yang ditunjuk
c. Pasien harus berpuasa 8 sampai 12 jam sebelum angiografi dilakukan.
Konsumsi obat anti coagulant (heparin) harus dihentikan
d. Catat tanda vital dan status neurologi pasien
9
e. Minta pasien berkemih sebelum uji dilakukan
f. Gigi palsu dan benda yang terbuat dari logam harus dilepas sebelum
uji dilakukan dang anti pakaian pasien dengan pakaian khusus yang
telah disediakan
g. Daerah akses pemasangan kateter angiografi harus dicukur
h. Berikan premedikasi (misalnya obat sedatif atau analgesic narkotik)
jika memang dipesankan, diberikan satu jam sebeklum uji dilakukan.
Jika pasien memiliki riwayat reaksi alergi yang berat terhadap berbagai
zat atau obat, pemberi layanan kesehatan dapat memberikan obat
steroid atau antihistamin sebelum dan sesudah prosedur dilakukan,
tindakan ini dianggap sebagai tindakan profilaktik (upaya pencegahan)
i. Tanyakan apakah pasien (bila wanita) sedang hamil atau mempunyai
kelainan ginjal
j. Cairan per intravena (IV) dapat mulai diberikan sebeum prosedur
diberikan sebelum sewaktu-waktu jika diperluka, obat yang bersifat
kedaruratan dapat diberikan.
k. Pasien berbaring dalam posisi supine diatas meja pemeriksaan.
Anestesi lokal diberikan pada sisi insisi injeksi.
10
responsivitas dan kesadaran, kelemahan pada salah satu sisi tubuh,
defisit motorik atau sensorik , dan gangguan wicara. Karenanya, perlu
mengobservasi dengan sering terhadap tanda ini dan untuk
melaporkannya dengan segera bila terjadi
d) Tempat injeksi observasi untuk melihat adanya hematoma (lokasi
penumpukan darah) dan kantong es dapat digunakan untuk intermiten
pada tempat tusukan untuk mengurangi pembengkakan dan
ketidaknyamanan
e) Karena hematoma pada tempat tusukan atau emboli arteri ynag jauh
akan mempengaruhi denyutan arteri perifer, maka perlu dilakukan
pemantauan lebih sering terhadap pembuluh darah.
f) Kaji warna dan suhu ekstremitas untuk mendeteksi kemungkinan
adanya emboli.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari makalah di atas dapat di ambil beberapa kesimpulan, antara lain:
a. Angiografi adalah pencitraan pembuluh darah menggunakan air-larut ionik
atau nonionik media kontras sinar X disuntikkan ke dalam aliran darah arteri
(arteriografi) atau vena (Venography).
b. Angiografi cerebral adalah proses penyelidikan dengan menggunakan sinar
x terhadap sirkulasi cerebral setelah zat kontras disuntikkan ke dalam arteri
yang dipilih. Angiografi cerebral adalah alat yang digunakan untuk
menyelidiki penyakit vascular, aneruysma, dan malformasi arterivena. Hal
ini sering dilakukan sebelum paisen menjalani kraniotomi sehingga arteri
dan vena cerebral terlihat dan untuk menentukan letak, ukuran, dan proses
patologis. Dan juga digunakan untuk mengkaji keadaan yang baik dan akuat
sirkulasi cerebral.
3.2 Saran
Bagi para mahasiswa diharapkan semakin menambah pengetahuan
tentang angiografi, baik itu dari buku, majalah, internet atau pun jurnal-jurnal
kesehatan agar semakin menguatkan pengetahuan tentang angiografi ini.
12
DAFTAR PUSTAKA
Smith JC, Watkins GE, Smith DC, Palmer EW, Abou-Zamzam AM, Zhao CX, et al.
Accuracy of digital subtraction angiography, computed tomography
angiography, and magnetic resonance angiography in grading of carotid artery
stenosis in comparison with actual measurement in an in vitro model. Ann Vasc
Surg [Internet]. 2012;26(3):338–43.
Jansen IGH, Berkhemer OA, Yoo AJ, Vos JA, Nijeholt GJL, Sprengers MES, et al.
Comparison of CTA-And DSA-based collateral flow assessment in patients with
anterior circulation stroke. Am J Neuroradiol. 2016;37(11).
Barr JD. Cerebral Angiography in the assessment of acute cerebral ischemia: 18 Jurnal
Biotek Medisiana Indonesia Vol.7 No.1 2018; 9-18 guidelines and
recommendations. J Vasc Interv Radiol [Internet]. 2004;15(1):S57–66.
Sanelli PC, Sykes JB, Ford AL, Lee J-M, Vo KD, Hallam DK. Imaging and treatment
of patients with acute stroke: An evidence-based review. Am J Neuroradiol
[Internet]. 2014;35(6):1045–51.
13