Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNIK PEMERIKSAAN ULTRASONOGRAFI


Disusun untuk memenuhi tugas praktikum

Disusun Oleh :
Kelompok 3

1. Ayu Dian Narwastu


2. Bambang Bayu
3. Erwin Nirmalasari
4. Indah Ira Viana
5. Izal Ridho Adha
6. Maulia Azizah
7. Novia Naimatul J
8. Oktaviana Fadhila P

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK RONTGEN


STIKES WIDYA HUSADA SEMARANG
2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada Penulis, sehingga
dapat menyelesaikan laporan praktikum yang berjudul “Teknik Pemeriksaan
Ultrasonografi”

Laporan praktikum ini telah Penulis susun dengan maksimal dan


mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan laporan praktikum ini. Untuk itu Penulis menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
laporan praktikum ini.

Terlepas dari semua itu, Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih


ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka Penulis menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar laporan praktikum ini dapat Penulis perbaiki..

Akhir kata Penulis berharap semoga laporan praktikum ini dapat


bermanfaat dan menjadi referensi bagi pembaca, terutama mahasiswa STIKES
Widya Husada Prodi D-III Teknik Rontgen.

Semarang, 21 Mei 2019

Kelompok 3

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... 1

KATA PENGANTAR ...................................................................................... 2

DAFTAR ISI ................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG ........................................................................... 4


B. RUMUSAN MASALAH ....................................................................... 4
C. TUJUAN PENULISAN ........................................................................ 4
D. MANFAAT PENULISAN ..................................................................... 5

BAB II TINJAUAN TEORI

A. PENGERTIAN ULTRASONOGRAFI .................................................. 6


B. ANATOMI .......................................................................................... 8
C. INDIKASI.......................................................................................... 10
D. KONTRA INDIKASI .......................................................................... 10

BAB III PEMBAHASAN

A. PROSEDUR PEMERIKSAAN .......................................................... 17


B. HASIL PEMERIKSAAN .................................................................... 18

BAB IV PENUTUP

A. KESIMPULAN .................................................................................. 21
B. SARAN ............................................................................................ 21

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 22

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Ultrasonografi (USG) merupakan suatu prosedur diagnosis yang
digunakan untuk melihat struktur jaringan tubuh, yang pemeriksaannya
dilakukan diatas rongga tubuh untuk menghasilkan suatu gelombang
ultrasonik didalam jaringan yang tidak berbahaya karena menggunakan
radiasi non-pigeon. Ultrasonografi dapat digunakan untuk mendeteksi
berbagai kelainan yang ada pada abdomen, otak, kandung kemih, jantung,
ginjal, hepar, uterus atau pelvis. Dalam makalah akan dibahas kegunaan
USG untuk ginjal. Ultrasonografi (USG) ginjal adalah tes non-invasif
menggunakan transduser yang memproduksi gelombang ultrasonik yang
memantul dari ginjal dan mentransmisikan gambar organ pada monitor. Tes
ini digunakan untuk menentukan ukuran dan bentuk ginjal, dan untuk
mendeteksi massa, batu ginjal, kista, atau obstruksi dan kelainan lainnya.
Pemeriksaan USG relatif aman, nyaman dan terjangkau untuk digunakan.
Semuanya juga memiliki risiko yang sangat rendah dan tidak memerlukan
persiapan apapun oleh pasien. Prosedurnya juga non-invasif dan tidak
menimbulkan rasa sakit, sehingga seseorang dapat segera melanjutkan
kegiatan normal setelah pengujian.

B. RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah dalam laporan praktikum ini adalah : Bagaimana


teknik pemeriksaan Ultrasonografi pada Ginjal, Hepar, Kandung Empedu,
IVC, Aorta, Pancreas, dan LImpa?

C. TUJUAN PENULISAN

Tujuan penulisan laporan praktikum ini adalah : Untuk mengetahui


bagaimana teknik pemeriksaan Ultrasonografi pada Ginjal, Hepar, Kandung
Empedu, IVC, Aorta, Pancreas, dan Limpa.

4
D. MANFAAT PENULISAN

Dengan adanya laporan praktek ini diharapkan mampu memberikan


sedikit gambaran tentang bagaimana teknik pemeriksaan Ultrasonografi pada
Ginjal bagi mahasiswa Teknik Rontgen STIKES Widya Husada.

5
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. PENGERTIAN ULTRASONOGRAFI

Utrasonografi (USG) merupakan suatu metode diagnostik dengan


menggunakan gelombang ultrasonik, untuk mendapatkan gambaran organ
dalam tubuh manusia dari gelombang ultrasonik yang dipantulkan oleh organ.
Gelombang pantulan ini dapat digunakan untuk identifikasi jarak, ukuran, dan
keseragaman suatu benda. Pencitraan diagnostik dengan ultrasonik ini
menggunakan radiasi non-pengion, sehingga bebas dari bahaya radiasi
pengion. Radiasi non-pengion adalah jenis radiasi yang tidak akan
menyebabkan efek ionisasi apabila bereaksi dengan materi. Gelombang
ultrasonik merupakan gelombang suara yang memiliki frekuensi lebih tinggi
daripada kemampuan mendengar manusia yang frekuensinya antara 20-
20.000 Cpd (Circles per detik-Hertz). Sehingga manusia tidak dapat
mendengar bunyi gelombang ultrasonik. Alat diagnostik USG menggunakan
gelombang ultrasonik yang mempunyai frekuensi 1-10 MHz. Kecepatan
gelombang suara didalam suatu medium akan berbeda dari medium lainnya.
Sifat akustik medium menentukan perbedaan ini.

a. Sejarah Ultrasonografi (USG)


Pertama kali ultrasonik ini digunakan dalam bidang teknik untuk
radar, yaitu teknik SONAR (Sound, Navigation and Ranging) oleh
Langevin, seorang berkebangsaan Perancis tahun 1918 pada waktu
perang dunia ke I, untuk mengetahui adanya kapal selam musuh.
Kemudian digunakan dalam pelayaran kedalaman laut. Menjelang
perang dunia ke II (1937), teknik ini digunakan pertama kali untuk
pemeriksaan jaringan tubuh, tetapi hasilnya belum memuaskan. Berkat
kemampuan dan kemajuan teknologi yang pesat, setelah perang dunia
kedua berakhir, USG berhasil digunakan untuk pemeriksaan alat-alat
tubuh. Hoery dan Bliss pada tahun 1952, telah melakukan pemeriksaan
USG pada beberapa organ, misalnya pada hepar dan ginjal.

6
Ada beberapa jenis USG diantaranya : USG 2 dimensi yang
hanya memberikan gambaran secara datar, USG 3 dimensi dengan
gambaran yang lebih detail, dan USG 4 dimensi dimana gambar yang
dihasilkan terlihat seperti film. Penggunaan masing-masing USG
tergantung pada kondisi pasien dan organ tubuh yang perlu diperiksa.
Semua relatif aman, nyaman dan terjangkau untuk digunakan. Semuanya
juga memiliki risiko yang sangat rendah dan tidak memerlukan persiapan
apapun oleh pasien. Prosedurnya juga non-invasif dan tidak menimbulkan
rasa sakit, sehingga seseorang dapat segera melanjutkan kegiatan
normal setelah pengujian.

b. Komponen dan Spesikasi Ultrasonografi (USG)


Ultrasonografi (USG) memiliki beberapa komponen yang
menggunakan gelombang ultrasonik, diantaranya:
1) Transduser adalah komponen USG yang ditempelkan pada bagian
tubuh yang akan diperiksa, seperti dinding perut atau dinding poros
usus besar pada pemeriksaan prostat. Di dalam transduser terdapat
kristal yang digunakan untuk menangkap pantulan gelombang yang
disalurkan oleh transduser dan mengubah gelombang tersebut
menjadi gelombang elektronik yang dapat dibaca oleh komputer
sehingga dapat diterjemahkan dalam bentuk gambar.

2) Monitor berfungsi untuk memantau gambar yang telah diubah oleh


mesin USG dari gelombang menjadi gambar yang dapat dilihat pada
layar.

3) Mesin USG merupakan bagian dari USG dimana fungsinya untuk


mengolah data yang diterima dalam bentuk gelombang menjadi
sebuah gambar.

c. Penggunaan Ultrasonografi (USG)


Dalam dunia kedokteran secara luas, alat USG (ultrasonografi)
digunakan sebagai alat bantu untuk melakukan diagnosa atas bagian

7
tubuh yang terbangun dari cairan. Ultrasonografi medis digunakan
dalam:
a) Urologi
b) Endokrinologi
c) Gastroenterologi
d) Ginaekologi
e) Obstetrik
f) Kardiologi
g) Intravascular Ultrasound
h) Contrast Enhanced Ultrasound

d. Cara Kerja Ultrasonografi (USG)

Transducer bekerja sebagai pemancar dan sekaligus penerima


gelombang suara. Pulsa listrik yang dihasilkan oleh generator diubah
menjadi energi akustik oleh transducer, yang dipancarkan dengan arah
tertentu pada bagian tubuh yang akan dipelajari. Sebagian akan
dipantulkan dan sebagian lagi akan merambat terus menembus jaringan
yang akan menimbulkan bermacam-macam echo sesuai dengan
jaringan yang dilaluinya. Dengan demikian bila transducer digerakkan
seolah-olah kita melakukan irisan-irisan pada bagian tubuh yang
dinginkan, dan gambaran irisan-irisan tersebut akan dapat dilihat pada

layar monitor.

B. ANATOMI GINJAL
2
3

1 4
5

6
8 808
7

8
Keterangan Gambar :

1. Papilla Renal

2. Substansi Kortikal

3. Sinus Renal

4. Substansi Medulary

5. Pyramid

6. Kalik Minor

7. Kalik Mayor

8. Pelvik Renal

Ginjal biasa juga disebut dengan ren, kidney, terletak di belakang


rongga peritoneum dan berhubungan dengan dinding belakang dari rongga
abdomen, dibungkus lapisan lemak yang tebal. Ginjal terdiri dari dua buah
yaitu bagian kanan dan bagian kiri. Ginjal kanan lebih rendah dan lebih tebal
dari ginjal kiri, hal ini karena adanya tekanan dari hati. Letak ginjal kanan
setinggi lumbal I sedangkan letak dari ginjal kiri setinggi thorakal XI dan XII.
Bentuknya seperti biji kacang tanah dan margo lateralnya berbentuk konveks
dan margo medialnya berbentuk konkav.
Panjangnya sekitar 4,5 inchi (11,25 cm), lebarnya 3 inchi (7,5cm),
dan tebalnya 1,25 inchi (3,75cm). Bagian luar dari ginjal disebut dengan
substansia kortikal sedang bagian dalamnya disebut substansia medularis
dan dibungkus oleh lapisan yang tipis dari jaringan fibrosa. Nefron
merupakan bagian terkecil dari ginjal yang terdiri dari glomerulus, tubulus
proksimal, lengkung hendle, tubulus distal, dan tubulus urinarius (papilla
vateri). Pada setiap ginjal diperkirakan ada 1.000.000 nefron, selama 24 jam
dapat menyaring darah 170 liter, arteri renalis membawa darah murni dari
aorta ke ginjal. Lubang-lubang yang terdapat pada pyramid renal masing-
masing membentuk simpul dan kapiler suatu badan malphigi yang disebut

9
glomerulus. Pembuluh afferent bercabang membentuk kapiler menjadi vena
renalis yang membawa darah dari ginjal ke vena kava inferior.

 Indikasi
1. Batu (Nefrolithiasis)
Merupakan penyakit dimana terbentuknya sytruktur keras pada ginjal
yang berasal dari limbah darah. Endapan batu ginjal juga dapat
disebabkan oleh makanan maupun masalah kesehatan lainnya. secara
umum, ada 4 golongan batu, yaitu batu kalsium, batu asam urat, batu
struvit dan batu sistoin.
2. Kista (Renal Cyst)
3. Merupakan keadaan dimana terbentuk benjolan berbentuk cair pada
ginjal. Kista dapat terbentuk karena komplikasi penyakit lain. Pengobatan
Batu (Nefrolithiasis)
4. Kista (Renal Cyst)
penyakit ini biasanya dilakukan dengan obat dan tanpa operasi. Kista
ginjal jarang berkembang menjadi kangker.
5. Penumpukan cairan (Hydronephrosis)
Keadaan dimana terjadi penumpukan cairan pada saluran ginjal.
penyakit ini bisa dikarenakan infeksi ataupun saluran yang tersumbat
oleh batu.
6. Masa/ tumor
Seperti masa pada organ2 lain, masa tidak diketahui penyebab pastinya.
Hal ini terjadi dalam waktu yang lama, bahkan samapai puluhan tahun.
Jika terdeteksi masa, akan lebih baik jika lakukan pemeriksaan USG color
dopler guna memastikan apakah itu tumor ganas atau tumor jinak.

 Kontra indikasi
Tidak ada kontra indikasi dalam pemeriksaan USG ginjal.

10
Kajian Teori
C. Anatomi kandung empedu.

Gambar 2.1 Anatomi kandung empedu (gallbladder)


(Sumber: GeneralUltrasound)

Kandung empedu adalah sebuah kantong yang berfungsi menampung cairan


empedu yang dihasilkan oleh hati. Kandung empedu yang normal akan terlihat
sebagai satu bangunan kantong yang meskipun bervariasi bentuknya, pada
umumnya berbentuk bulat atau bulat telur,ekolusen, dindingnya tegas, rata
terletak pada fosa vesika fellae menempel pada lobus kanan
hati, anterior terhadap ginjal kanan. Lokasi kandung empedu bervariasi, bisa
sebelah medial atau lateral dari lokasi normalnya. Kandung empedu terdiri dari
tiga bagian, yaitu :Kolum, Korpus dan fundus.

Besar kandung empedu pada umumnya 7- 10 cm (aksis panjang) dan 3-4


cm (aksis pendek).Aksis panjang kandung empedu tidak melebihi 12 cm.Tebal
dinding normal maksimal 3 mm, isi kandung empedu normal tidak melebihi 200
ml.pada keadaan tidak normal, kandung empedu tidak selalu besar, kadang
ukurannya normal dan kadang lebih kecil. Peredaran darah pada kandung

11
empedu berasal dari arteri sistikus, salah satu cabang dari arteri hepatica( H.
Sidharta, 2006)
Bagian dari kandung empedu antara lain: Fundus, merupakan bagian
kandung empeduyang paling akhir setelah korpus vesikafelea. Corpus, bagian
dari kandung empedu yang didalamnya berisis getah empedu.Getah emepedu
adalah suatu cairan yang disekeresi setiap hari oleh sel hati yang dihasilkan
setiap hari 500-1000 cc, sekresinya berjalan terus menerus, jumlah produksi
meningkat sewaktu mencerna lemak.Colum, Merupakan leher dari kandung
empedu yaitu saluran yang pertama masuknya getah empedu ke badan kandung
emepedu lalu menjadi pekat berkumpul dalam kandung emepedu.Duktus
sistikus, Panjangnya kurang lebih 3 ¾ cm. berjalan dari leher kandung
emepedu dan bersambung denganduktus hepatikus membentuk saluran empedu
ke duodenum.Duktus hepatikus, saluran yang keluar darihati.Duktus
koledokus, saluran yang membawa empedu ke duodenum.

1. Fisiologi kandung empedu


Kandung empedu berfungsi sebagai tempat menyimpan cairan empedu
dan memekatkan cairan empedu yang ada didalamnya dengan cara menyerap
air dan elektrolit.Cairan empedu ini adalah cairanelektrolit yang dihasilkan oleh
sel hati.Untuk membuang limbah tubuh tertentu (terutama pigmen hasil
pemecahan sel darah merah dan kelebihan kolesterol) serta membantu
pencernaan dan penyerapan lemak.Garam empedu menyebabkan
meningkatnya kelarutan kolesterol, lemak dan vitamin yang larut dalam lemak,
sehingga membantu penyerapannya dari usus.Hemoglobin yang berasal dari
penghancuran sel darah merah dirubah menjadi bilirubindan dibuang ke
dalamempedu.Berbagai protein yang memegang peranan penting dalam fungsi
empedu juga disekresi dalam empedu.
Cairan empedusebagian besar adalah hasil dari excretory dan sebagian
adalah sekresi dari pencernaan. Garam-garam empedu termasuk ke dalam
kelompok garam natrium dan kalium dari asam empedu yang berkonjugasi
dengan glisinatau taurin suatu turunan dari sistin, mempunyai peranan sebagai
pengemulsi, penghancuran dari bagian besar lemak menjadi suspensi dari lemak
dengan diameter ± 1mm dan penyerapan dari lemak, tergantung dari sistem
pencernaannya. Terutama setelah garam-garam empedu bergabung dengan

12
lemak dan membentuk Micelles kompleks yang larut dalam air sehingga lemak
dapat lebih mudah terserap dalam sistem pencernaan.Ukuran lemak yang sangat
kecil sehingga mempunyai luas permukaan yang lebar sehingga
kerja enzimlipasedari pankreas yang penting dalam pencernaan lemak dapat
berjalan dengan baik.Kolesterol larut dalam empedu karena adanya garam-
garam empedu dan lesitin.

2. Patologi Kandung Empedu


a. Cholelitiasis
Batu Empedu adalah timbunan kristal di dalam kandung empedu atau di
dalam saluran empedu. Komponen utama dari batu empedu adalah kolesterol,
sebagian kecil lainnya terbentuk dari garam kalsium. Cairan empedu
mengandung sejumlah besar kolesterol yang biasanya tetap berbentuk cairan.
Jika cairan empedu menjadi jenuh karena kolesterol, maka kolesterol bisa
menjadi tidak larut dan membentuk endapan diluar empedu. Batu yang
ditemukan di dalam kandung empedu disebutCholelitiasis, sedangkan batu di
dalam saluran empedu disebut Chledokolitiasis.Batu empedu berbentuk seperti
kristal, dengan variasi ukuran dari butiran pasir sampai lebih besar dari bola golf.
Jika dianalisa lebih lanjut batu kandung empedu terdiri dari batu kolesterol dan
batu pigmen.
Batu kandung empedu ada tiga tipe, yaitu batu kolesterol,
batu pigmen dan batu campuran.Batu terlihat sebagai struktur hiperechoic dalam
kandung empedu.Batasannya tegas kadang rata, kadang tidak beraturan dan
dapat berpindah jika posisi pasien di berubah posisi.Batu memiliki
bayangan akuistik di belakangnya. Batu kecil terkadang tidak memberikan
gambaranbayanganakuistik bilatidak di periksa dengan transduser
yang berfrekuensi tinggi. Batu yang terapung dalam kandung empedu
dikarenakan ada cairan pekat pada kandung empedu. sebagian besar batu
empedu dalam jangka waktu yang lama tidak menimbulkan gejala, terutama bila
batu menetap di kandung empedu.

13
b. Cholesistitis

Pada peradangan ini, kandung empedu akan terlihat normal atau


membesar. Dinding menebal dan dapat mencapai 8-10 mm dan
berlapis.Penebalan dinding dapat mengakibatkan rasa nyeri di ulu hati.

1) Cholesistitis kronis

Peradangan ini dikarenakan Cholesistitis akut yang berulang, kandung


empedu akan terlihat normal atau lebih kecil, bahkan begitu kecil sehingga tak
terlihat lumennya dan mempersulit pemeriksaan. Dinding menebal tidak merata,
kadang membentuk tonjolan-tonjolan kedalam.Seringkali di jumpai batu atau
lumpur empedu.

2) Cholesistitis emfisematosa

Adalah suatu varian peradangan yang jarang dengan di jumpainya gas


dalam dinding kandung empedu akibat adanya bakteri yang memproduksi gas.

3) Cholesistitis gangrenosa

Suatu keadaan dimana Cholesistitis yang penebalan dinding tidak merata


akibat nekrosedalam dindingnya.

4) Endapan empedu

Terbentuk dari cairan empedu yang pekat.Terlihat sebagai suatu struktur


dalam kandung empedu tanpa bentuk tertentu.Endapan dapat berubah posisi
jika ada perubahan posisi dari pasien.Lumpur empedu terdiri dari kristal-kristal
empedu yang terbentuk akibat adanya statisempedu.Kristal-kristal itu sendiri
terbentuk dari kalsium bilirubinat dan kolesterol.
5) Polip
Adalah sebuah tumor jinak yang tumbuh dari dinding kandung empedu,
berkomposisi kolesterol.Terlihat sebagai bangunan hiperechoic, batas tegas,
tidak tampak bayangan akuistik di belakangnya kecuali jika
mengandung kalsifikasi.

14
6) Adenomionatosis
Suatu keadaan dimana adanya kandungan kolesterol empedu atau batu
pada sinus rokitansy-aschof dan terlihat sebagai partikel hiperechoic, dalam
lumen kandung empedu, seringkali menimbulkan bayangan akuistik di
belakangnya, dikenal sebagai ekor comet.
7) Keganasan
Terlihat penebalan setempat dinding kandung empedu dalam kandung
empedu yanghiperechoic, homogen.Bangunan ini dapat menutupi
seluruh lumen bahkan dapat menembus keluar.Menempel di hati dan kadang
sulit di bedakan dengan tumor.
Kebocoran
Adalah kebocoran dinding kandung empedu.Dalam pemeriksaan USG,
terlihat kumpulan struktur anechoic di sekitar kandung empedu terutama pada
bagian fundus

D. Anatomi pankreas
Anatomi pankreas berkaitan erat dengan beberapa organ lain dari
sistem pencernaan, dimana pencernaan makanan biasanya terjadi. Contoh
organ-organ ini adalah hati, usus, perut dan kerongkongan. Terletak di belakang
lambung dan di bagian belakang perut, pankreas adalah sekitar 6 inci (15,24 cm)
panjangnya. Ini berbentuk seperti ikan atau tabung, dan memiliki kepala, badan,
dan ekor.
Kepalanya meluas ke sisi kanan tubuh dan terletak di samping
duodenum, atau bagian pertama dari usus kecil. Ekor sempit meluas ke kiri, dan
tubuh pankreas terletak di antara dua bagian ini. Ada kelompok sel yang
berbeda, juga disebut sebagai pulau Langerhans, yang terkandung dalam
anatomi pankreas. Ini termasuk sel-sel beta, sel-sel gamma, sel-sel alfa, dan sel-
sel delta. Masing-masing ini memiliki fungsi tertentu dalam tubuh.

Sel alfa bertanggung jawab dalam memproduksi glukagon dan sel beta
yang penting dalam memproduksi insulin. Glukagon mempertahankan dari
jumlah glukosa darah atau gula darah di antara waktu makan. Insulin
memungkinkan glukosa yang akan diambil oleh sel-sel yang berbeda di dalam
tubuh untuk digunakan mereka. Somatostatin, protein atau hormon yang

15
membantu mengatur sistem saraf dan sistem endokrin, dilepaskan oleh sel-sel
delta pankreas, serta oleh beberapa sel-sel dari otak dan usus. Sel Gamma
dikatakan untuk membantu dalam pengurangan nafsu makan.

Juga termasuk dalam fungsi dan anatomi pankreas adalah pelepasan


enzim. Enzim adalah zat sebagian besar terdiri dari protein, yang penting dalam
pencernaan pati, lemak, dan protein yang berasal dari makanan. Jika diperlukan
oleh tubuh, cairan pankreas ini mengalir ke saluran pankreas menuju duodenum.
Terhubung ke saluran ini adalah saluran empedu, yang memberikan empedu ke
usus. Empedu, yang juga diperlukan untuk pencernaan lemak, adalah zat
kuning-hijau yang dibuat di hati dan biasanya disimpan di kantong empedu.

Anatomi Pankreas Manusia


Gangguan yang sering mempengaruhi fungsi dan anatomi pankreas
meliputi pankreatitis dan kanker. Pankreatitis terjadi ketika ada peradangan pada
pankreas yang dapat mengakibatkan pembengkakan dan kerusakan organ.
Ketika sel-sel beta dari anatomi pankreas yang rusak, diabetes sering
berkembang. Diabetes adalah suatu kondisi yang sering menyebabkan
peningkatan kadar gula dalam darah.

16
BAB III
PEMBAHASAN

A. Prosedur Pemeriksaan
a. Alat dan Bahan
1. Mesin USG
2. Transduser
3. Jelly
b. Persiapan Pasien
Dapat dilakukan tanpa persiapan. Namun, lebih baik pasien puasa
selama 6 jam
c. Pemeriksaan USG
 Ginjal kanan: Pasien supine, dan bebaskan daerah abdomen dari
pakaian yang menutupinya, taburkan jelly pada daerah kanan
abdomen. Ginjal kanan akan terlihat jelas pada posisi supine, dengan
mengunakan liver sebagai acoustic window. Untuk ginjal kanan
scanning dapat dilakukan pada daerah subcostal dan pasien
diinstruksikan untuk tahan napas. Scanning dapat dilakukan
longitudinal dan transversal
 Ginjal kiri akan terlihat jelas dengan posisi RLD (Right Lateral
Decubitus), oleskan jelly pada daerah kiri abdomen. Lakukan
scanning pada daerah coronal kiri. Jika memungkinkan dengan
menggunakan spleen sebagai acoustic window, dengan pasien
diinstruksikan untuk menarik napas dalam dan tahan napas. Scanning
dapat dilakukan longitudinal dan transversal. Tetapi saat praktek kami
menggunakan posisi supine.
 Oleskan gelly USG pada probe convex.
 untuk scan ginjal kanan, letakan probe di subcosta bagian samping
kanan. lalu pasien tarik nafas, tahan nafas. lalu ambil gambar. nafas
normal kembali
 untuk scan ginjal kiri, tempatkan probe interkosta pada midsagital line
kiri.
 lakukan sweeping untuk mengevaluasi keseluruhan ginjal.

17
B. Hasil Pemeriksaan ginjal.

Gambar Hasil Pemeriksaan Ginjal Kanan

Contoh Tampilan USG normal dari organ ginjal potongan sagital

Keterangan gambar :

1. RLL/ Right Lobe Liver/ LIver lobus kanan


2. RK/ Right Kidney/ Ginjal Kanan
3. LK/ Left Kidney/ Ginjal kiri
4. SP/ Spleen/ Limpa

Dari hasil skening di atas, kita dapat melihat penampakan ginjal


dalam pencitraan USG. ginjal terlihat seperti biji kacang. echostrukturnya
hipoechoic (lebih gelap) jika dibandingkan dengan hati. Panjang Ginjal
normal adalah 8-11 cm dimana ginjal kiri lebih besar dibanding ginjal
kanan.
Transducer dengan frekuensi 3,5 MHz dapat digunakan untuk
memperlihatkan anatomi dan patologi ginjal. Penggunaan transducer

18
dengan frekuensi 5,0 MHz akan membantu untuk mengidentifikasikan
renal calculi. Dan transducer 5,0 MHz juga digunakan untuk USG Ginjal
pada anak-anak.

d. Echogenicity dari ginjal yang normal

Gambaran korteks ginjal homogen dan echogenic-nya sedikit lebih


rendah dibandingkan dengan tekstur liver. Gambaran piramida ginjal
anechoic dan sinus renalis dan perirenal fat tampak sangat echogenic.

C. Gambaran USG pankreas

D. Gambaran USG limfa

19
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
a. Ultrasonografi (USG) merupakan suatu prosedur diagnosis yang
digunakan untuk melihat struktur jaringan tubuh yang menggunakan
gelombang ultrasonik dengan frekuensi lebih dari 20-20.000 Cpd (Circles
per detik)
b. Ultrasonografi (USG) memiliki komponen yang terdiri atas transducer,
monitor dan mesin USG.
c. Ultrasonografi (USG) dapat digunakan untuk mendeteksi ginjal, USG
ginjal yaitu tes non-invasif menggunakan transduser yang memproduksi
gelombang suara yang memantul dari ginjal dan mentransmisikan
gambar organ pada layar video.
d. Indikasi digunakannya USG: Batu (Nefrolithiasis), Kista (Renal Cyst),
Penumpukan cairan (Hydronephrosis),Masa/ tumor
e. Kontra indikasi tidak ada.

B. Saran
Diharapkan bagi kampus STIKES Widya Husada Semarang Khususnya
Prodi D-III Teknik Rontgen menyediakan mesin USG yang lebih baik lagi
demi mendukung kelancaran praktek USG.

20
DAFTAR PUSTAKA

1. Gabriel, J. F, 1996, Fisika Kedokteran, Buku Kedokteran, Jakarta


http://dapurherbalku.wordpress.com/2012/08/11/usg-ginjal/.
2. http://dlynalumba17.blogspot.co.id/2013/04/penggunaan-ultrasonografi-
usg-untuk.html.
3. http://id.wikipedia.org/wiki/ultrasonografi.medis.
4. http://www.penyakitginjal.org/.

21

Anda mungkin juga menyukai