Kelompok 2
Alfi Fadiah Rahma TRO/15/01070
Andi Restu Handika TRO/15/01072
Auliya Afiati TRO/15/01075
Regi Ramadhan Pratama TRO/15/01092
Siti Nurholisah TRO/15/01095
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rohmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Penulisan
makalah ini kami laksanakan guna memenuhi tugas mata kuliah Teknik Radiografi
Digestivus dan Urinaria.
Kami sampaikan terimakasih kepada orang tua kami yang telah membantu secara material
dan doa, agar kami dapat menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya, hingga akhirnya
terwujudlah makalah ini. Selain itu tidak lupa kami sampaikan rasa terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu dan mendukung kami
demi tercapainya penyusunan makalah ini kepada Ibu Ardiana, SKM.,MMRS selaku Dosen
mata kuliah Teknik Radiografi Digestivus dan Urinaria.
Pembuatan makalah ini bertujuan menambah pengetahuan kita tentang Teknik Barium
Follow Through dari Sistem Digestivus dan Urinaria
Semoga dengan pembuatan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Kritik dan
saran kami harapkan untuk memperbaiki segala kekurangan dalam penyusunan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................................4
C. Indikasi..................................................................................................................................9
D. Kontra indikasi....................................................................................................................10
BAB 3 KESIMPULAN..........................................................................................................14
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA …..……….…………………………………...............................................15
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu pemeriksaan Barium Follow Through
2. Untuk mengetahui bagaimana proses pemeriksaan Barium Follow Through
3. Untuk mengetahui bagaimana hasil dan kriteria dari pemeriksaan Barium Follow
Through
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Usus halus merupakan tabung bengkok panjang yang membentang dari perut manusia
ke tempat di mana ia melekat pada usus besar. Usus halus dipisahkan menjadi tiga
bagian yang berbeda yakni Duodenum, Jejunum dan Ileum.
Usus dua belas jari terletak paling dekat dengan lambung dan bermuara di dua
saluran, yaitu pankreas dan kantung empedu (Tim Guru Indonesia, 2015: 398). Usus
dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah
lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejenum). Bagian usus dua belas
jari merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan
berakhir di ligamentum Treitz.
Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak terbungkus
seluruhnya olehselaput peritoneum. Keasaman (pH) usus dua belas jari yang normal
berkisar pada derajat sembilan. Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran
yaitu dari pankreas dan kantung empedu. Nama duodenum berasal dari bahasa Latin
duodenum digitorum, yang berarti dua belas jari.
B. Usus Kosong (jejenum)
Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum) adalah bagian kedua
dari usus halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan
(ileum). Di dalam usus kososng terjadi proses pencernaan makanan secara kimiawi
dengan enzim yang dihasilkan oleh dinding usus (Tim Guru Indonesia, 2015: 398).
Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah
bagian usus kosong. Usus kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh
dengan mesenterium.
Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus (vili),
yang memperluas permukaan dari usus. Dinding jonjot usus halus tertutup oleh sel
tiang. Kira-kira terdapat 500 sel tiang pada tiap jonjot. Setiap sel memuat sekitar 1000
mikrovili. Enzim pada mikrovili akan menghancurkan makanan menjadi partikel yang
cukup kecil untuk diserap.
Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem
pencernaan manusia, usus penyerapan ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak
setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Usus penyerapan
memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin
B12 dan garam-garam empedu.
Menurut Karmana (2007: 175), usus penyerapan (ileum) dilapisi oleh tonjolan-
tonjolan mikroskopis (vili) untukmenyerap sari-sari makanan dan diedarkan bersama
darah ke seluruh tubuh. Pada ileum terdapat dua pembuluh, yaitu pembuluh kapliler
dan pembuluh kil (cairan getah bening).
2.2 Fisiologi Usus Halus
Fisiologi Usus halus mempunyai 2 fungsi utama adalah pencernaan dan absorbsi
bahan-bahan nutrisi dan air. Proses pencernaan dimulai dalam mulut dan lambung
oleh kerja ptyalin asam klorida dan pepsin terhadap makanan yang masuk. Proses
selanjutnya didalam duodenum terutama oleh keja enzim pancreas yang
menghidrolisis karbohidrat lemak dan protein menjadi zat-zat yang lebih sederhana.
Pergerakan segmental usus halus mencampur zat-zat yang dimakan dengan secret
pancreas, hepatobiliar dan sekresi usus.Pergerakan peristaltic mendorong isi dari salah
satu ujung ke ujung lain dengan kecepatan yang sesuai untuk absorbs optimal dan
suplai kontinyu isi lambung.
Absorbsi adalah pemindahan hasil akhir pencernaan karbohidrat , lemak, protein (gula
sederhana) asam lemak dan asam amino melalui dinding usus kesirkulasi darah dan
limfe untukdigunakan oleh sel-sel tubuh. Walaupun banyak zat diabsorbsi
disepanjang usus halus, tetapi terdapat tempat-tempat absorbsi utama bagi zat-zat gizi
tertentu.Besi dan kalsium sebagian besar diabsorbsi dalam duodenum, absorbsi
vitamin yang larut dalam lemak (A,D,E,K) diabsorbsi dalam duodenum dan
memerlukan garam-garam empedu.
Absorbsi gula, asam amino dan lemak se bagian besar selesaikan menjelang kimus
mencapai jejunum. Absorbsi B12 berlangsung pada ileum terminal yang memerlukan
faktor intrinsic lambung. Asam-asam empedu yang dikeluarkan kandung empedu
kedalam duodenum akan direabsorbsi pada ileum terminal dan masuk kembali kehati.
2.3 Pemeriksaan
A. Media Kontras
Definisi kontras
Kontras media adalah suatu bahan atau media yang dimasukkan kedalam tubuh pasien
untuk membantu pemerikaan radiografi, sehingga media yang dimasukkan tampak
lebih radioopaque atau radiolucent pada organ tubuh yang akan diperiksa.
Bahan kontras merupakan senyawa-senyawa yang digunakan untuk meningkatkan
visualisasi (visibility) struktur-struktur internal pada sebuah pencitraan diagnostic
medik. Bahan kontras dipakai pada pencitraan dengan sinar-x untuk meningkatkan
daya attenuasi sinar-x ( bahan kontras positif) atau menurunkan daya attenuasi sinar-x
(bahan kontras negative dengan bahan dasar udara atau gas).
C. Indikasi
Nyeri perut
Diare
Perdarahan
D. Kontra indikasi
Obstruksi total
Kecurigaan perforasi (gunakan water soluble)
Alergi kontras
Kehamilan
b). Persiapan
Pasien harus diberikan makanan lunak dan rendah residu selama dua hari
sebelum pemeriksaan.
Puasa terhadap makanan dan minuman dilakukan selama 8 jam sebelum
pemeriksaan.
Pasien diingatkan agar tidak merokok dan tidak terlalu banyak berbicara.
Aktivitas tersebut dilakukan untuk menghindari meningkatnya bayanga
udara di usus sehingga dapat mengganggu hasil pemeriksaan.
Laksatif dapat diberikan kecuali pada pasien yang mengalami diare,
pendarahan massif , obstruksi , dan apendisitis,
Sehari sebelum pemeriksaan jam 20.00 pasien mulai puasa,
Jam 20.00 jam 21.00 jam 22.00 dan jam 23.00 minum dulcolax sebanyak 2
tab.
Jam 05.00 masukan dulcolax suppositoria per anus
Jam 07.30 pasien datang ke radiologi untuk menjalani pemeriksaan.
Pakaian dilepas dan diganti dengan baju pasien yang telah disediakan
Barang-barang logam dilepas agar tidak mengganggu hasil radiografinya
Pasien diminta menandatangani informed consent setelah mendapatkan
penjelasan tentang jalannya pemeriksaan dan komplikasi yang mungkin
terjadi.
Sebelum pemeriksaan pasien diminta untuk BAK agar tidak menekan
ileum
Zat kontras water soluble yang digunakan pada pemeriksaan BFT
sebaiknya memiliki konsentrasi 290-367 mgl/mL.
Perbandingan barium dengan air menurut buku bontranger yaitu 1:1.
2) Proyeksi PA
Posisi pasien : prone diaatas meja pemeriksaan
Posisi objek : kedua tangan diletakkan disamping tubuh, bagian
abdomen berada di pertengahan meja, MSP tubuh sejajar meja.
CR : tegak lurus kaset
CP : 5cm diatas crista iliaca
FFD : 100cm
Ukuran kaset : 35 x 43cm
Kriteria evaluasi : tampak usus halus terisi zat kontras, columna
vertebrae pada pertengahan film.
BAB 3
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Teknik Pemeriksaan Barium Follow Through (BFT) merupakan teknik pemeriksaan
radiologi pada usus halus yang menggunakan zat kontras positif yaitu barium
sulfate. Teknik pemeriksaan ini memiliki prosedur seperti persiapan pasien dengan
berpuasa dan pemberian obat-obatan untuk membersihkan isi pada usus halus.
Kemudian pasien juga diberikan larutan zat kontras yaitu campuran air dan serbuk
barium sulfate. Teknik pemeriksaan ini melakukan eksposi pada menit ke 5, 15, 30,
60, 120, dan seterusnya sampai refluks ke sekum. Setiap hasil radiograf menunjukan
proses mengalirnya zat kontras di usus halus sehingga dapat ditegakkan sebuah
diagnosa.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.dosenpendidikan.co.id/usus-halus/
https://www.psychologymania.com/2013/08/fisiologi-usus-halus.html
https://id.scribd.com/doc/310746660/Kontras-Media
https://www.wikidoc.org/index.php/Special:Browse/:Barium-5Ffollow-2Dthrough
https://id.scribd.com/doc/310746660/Kontras-Media
https://www.wikidoc.org/index.php/Special:Browse/:Barium-5Ffollow-2Dthrough