Anda di halaman 1dari 49

MAMM0GRAPHY

OLEH :
Dra. Hj. GANDO SARI, M.Kes.
DOSEN JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI
POLTEKKES JAKARTA II.
MAMMOGRAPHY
Pemeriksaan secara radiografi dari kelenjar mammae
atau payudara.
Mammae merupakan kelengkapan pada organ
reproduksi wanita dan mengeluarkan air susu pada
masa menyusui.
Mammae terletak didalam fasia superfisialis, di daerah
pektoral antara sternum dan axilla serta melebar dari
costae ke 2 atau 3 sampai costae ke 6 atau ke 7.
Bentuk mammae cembung ke depan dengan nipple
(puting) di tengahnya yang terdiri dari jaringan erektil
dan berwarna tua (coklat tua, dsb). Nipple ini
dilingkari daerah berwarna coklat yang disebut
areola.
Nipple berlubang-lubang 15 – 20 buah yang
merupakan saluran air susu ( milk ducts ).
ANATOMI MAMMAE POTONGAN SAGITTAL:
PROFILE PAYUDARA
Quadrant Pada Mammography
Gunanya untuk mengetahui lokasi dari penyakit pada
mammae.

RUOQ RUIQ

RLOQ RLIQ

MAMMAE KA

MSP
(Median Sagital Plane)
INDIKASI PEMERIKSAAN
MAMMOGRAPHY

1. FAM (Fibro Adenoma Mass)


2. Mastitis.
3. Cyst (kista) mammae.
4. Ca mammae
5. Mastektomi pada salah satu mammae.
KONSULTASI PASIEN MAMMOGRAPHY

Pasien yang datang untuk pemeriksaan mammografi


umumnya sudah mempunyai keluhan pada mammaenya
oleh karena itu dalam menanganinya kita harus :
Sopan
Beretika (etika medis)
Berempati
Etika Profesi
Memberikan semangat kepada pasien
Dan dengarkan keluhan pasien.
Catatan : apabila ada radiografer wanita, maka sebaiknya
pemeriksaan mammography dilakukan oleh radiografer
wanita.
PERHATIKAN DAN WASPADA
APABILA :
Adanya banjolan dipayudara, yang biasanya
tidak sakit, walaupun bisa juga terasa sakit.
Adanya pengeluaran cairan dari puting susu.
Puting susu yang tertarik didalam
Rasa sakit di payudara yang terus - menerus.
Payudara mengeluarkan cairan (nanah / darah).
Ada sejarah kanker payudara dalam anggota
keluarga yang dekat ( nenek, ibu, tante, saudara
kandung )
Kelainan kulit diatas payudara yang menahun.
PROYEKSI STANDAR ATAU RUTIN
MAMMOGRAPHY :
1. Craniocaudal (CC).
2. Mediolateral oblique (MLO).
PROYEKSI TAMBAHAN :
1. Cleopatra (perpanjangan CC)
atau proyeksi axilla.
2. Magnification spot exposure
Posisi Obyek :
Atur ketinggian kaset tray, dan mammae
diletakan diatas kaset tray.
Kedua bahu rileks, dan bahu sisi yang
diperiksa endorotasi dan turunkan
kebawah.
Radiografer berdiri didepan pasien pada
sisi medial pasien, sehingga mudah untuk
mengatur mammae.
Atur mammae horizontal dengan kedua
tangan radiografer, sehingga sisi medial
dan lateral mammae terbawa.
Mammae dikompresi, dan jangan
sampai ada kulit mammae yang terlipat.
CR : cranio caudal
CP : pada pertengahan mammae, yang
sudah diatur automatik dengan
kompresi.
POSITIONING CC
PENGATURAN KETINGGIAN CASSETTE
PEMERIKSAAN MAMMOGRAFI PROYEKSI CC
KOMPRESI & HASIL GAMBARAN MAMMAE CC
Kriteria CC Mammography :
1. Nipple pada pertengahan profil mammae
(1 + 2).
2. Sisi medial mammae tidak terpotong (3).
3. Sisi lateral mammae tidak terpotong(4).
4. Tergambar pertengahan dari
retroglandular fat tissue (5).
5. Jika memungkinkan tergambar
musculus pectoralis pada sisi posterior
mammae.
KRITERIA MAMOGRAFI CC
CRANIO – CAUDAL VIEW ( CC )

Specific Positioning Criteria :


All breast tissue imaged with :
• Medial border well demonstrated.
•Nipple in profile ( retro-areolar
tissue well separated ).
•Nipple in midline of imaged
breast.
•Posterior Nipple Line ( PNL )
within 1 cm of PNL on MLO view

PNL
2. PROYEKSI MEDIOLATERAL OBLIQUE
(MLO) :
Posisi Pasien :
Pasien berdiri. Posisikan tube dengan
kaset tray dari superomedial ke infero
lateral, membentuk sudut 45°.
Tubuh pasien oblique 45°-50°, dengan
sisi yang diperiksa dekat dengan tube.
Posisi Obyek :
Tangan sisi yang diperiksa diposisikan
kearah anterior atau memegang handle
bar.
Kaset tray berada didepan dari posterior
axillary fold. Dan letakan mammae pada
kaset tray.
Tangan radiografer memposisikan
mammae, sambil mammae dikompresi.
Setelah dikompresi, maka perhatikan
upper outer corner dari plate kompresi
posisinya berada dibawah dari clavicula.
CR : Medio lateral.
CP : pada pertengahan mammae, diatur
atomatis pada pengaturan kompresi.
POSITIONING MLO
POSITIONING MLO
KOMPRESI & HASIL GAMBARAN MLO
KRITERIA MLO MAMMAGRAPHY :
1. Tampak jelas sisi dalam mammae (1).
2. Tampak musculus pectoralis sejajar
atau dibawah nipple line (2).
3. Tampak profil nipple (3).
4. Tergambar jelas sudut inframammary (4).
MEDIO – LATERAL OBLIQUE VIEW ( MLO )

Specific Positioning Criteria :


All breast tissue imaged with :
• All breast tissue imaged.
• Pectoral muscle shadow to nipple
level.
• Full width of pectoral muscle.
• Nipple in profile ( retro-areolar
tissue well separated ).
• Infra-mammary fold well
demonstrateed.
•PNL within 1 cm of PNL on CC
view.
PROYEKSI TAMBAHAN MAMMOGRAPHY
1. Proyeksi Cleopatra
Merupakan perpanjangan sisi lateral
dari proyeksi CC.
Proyeksi ini untuk melihat bagian axilla
dari mammae dengan proyeksi CC
yang digeser kearah axilla.
Pasien posisi duduk atau berdiri.
Posisi obyek sama dengan proyeksi
CC, tetapi digeser kearah axilla. Dan
kompressi lebih kearah axilla (lihat
gambar berikut)
PROYEKSI CLEOPATRA (AXILARY)
KOMPRESI & HASIL GAMBARAN CLEOPATRA
(AXILARY)
2. Proyeksi Magnification Spot Exposure
Proyeksi ini merupakan proyeksi
tambahan apabila ada bagian dari
gambaran ini tidak jelas dan
meragukan diagnosa.
Proyeksi menggambarkan bagian
mammae yang tidak jelas tersebut
dengan memfokuskan gambarannya
dan memmagnifikasikan gambaran
tersebut.
POSITIONING MAGNIFICATION SPOT EXPOSURE
KOMPRESI MAMMAE DG ADANYA IMPLANT
CRITERIA FOR IMAGE ASSESSMENT MAMMOGRAPHY

1. All breast tissue image.


2. Correct film identification clearly shown :
Date of examination.
Patient identification : name, number, and or date birth.
Side markers.
Positional markers.
Radiographer identification
3. Correct exposure
4. Good compression
5. Absence of movement
6. Correct processing
7. Absence of artefacts
8. No skin folds
9. Symetrical images
CLASSIFICATION OF IMAGES MAMMOGRAPHY
PGMI ( Perfect, Good, Moderate, Inadequate ).

P = Perfect Images :
Both CC and MLO images meet criteria for image assessment 1 –9.

G = Good Images :
For CC images : For MLO images :
1. All breast tissue imaged : 1. All breast tissue images :
All postero-medial tissue visualised. Petroral muscle well demonstrated
Nipple in profile. Nipple in profile.
Nipple in midline of imaged breast. Infra Mammary Fold ( IMF ) well
demonstrated.
2 – 6. Both CC and MLO images meet criteria for image assessment 2 – 6
inclusive for categorisation as G ( Good ).

7 – 9 Both CC and MLO images displaying minor degrees of variation in criteria for
imaging assessment 7, 8 and 9 will be accepted for categorisation as G
(Good).
M = Moderate Images
For CC Images : For MLO Images :
1. Most breast tissue image : 1. Most breast tissue image :
Nipple not in profile but clearly Pectoral muscle not to nipple
distinguishable from retro areolar level, but posterior breast tissue
tissue. ( Tetapi pada MLO profile ( Tetapi pada CC profile nipple
nipple harus jelas. Harus jelas.
Nipple not in midline . IMF not clearly demonstrated but
breast tissue adequately shown.
2. Corrected film identification.
3. Corrct esposure.
4. Adequate compression.
5. Absence of movement.
Correct processing.
7. Artefacts which do not abscure the image.
8. Skin folds which do not obscure the breast tissue.
9. Asymmetrical images.
I = Inadequate Images
For both CC and MLO images :
1. Significant part of the breast not imaged.
2. Incomplete or incorrect identification.
3. Incorrect exposure.
4. Inadequate compression which hinders diagnosis.
5. Blurred image.
6. Incorrect processing.
7. Overlying artefacts.
8. Skin folds which obscure the image.
SADARI (Periksa Payudara Sendiri)
Dilakukan setelah selesai menstrasi.
Bra dilepas, dan berdiri didepan kaca.
Lakukan palpasi payudara dengan
menggunakan jari-jari diri sendiri.
Tangan kanan untuk mempalpasi
payudara kiri, dan tangan kiri untuk
mempalpasi payudara kanan.
Palpasi dimulai dari daerah axilla,
kemudian melingkari daerah payudara
bagian luar, berputar menuju kedaerah
nipple. Amati juga bentuk payudara.
SKEMATIK SADARI
KANKER PAYUDARA
Kanker payudara merupakan jenis
kanker pada wanita yang paling sering
terjadi selama 30 tahun terakhir dengan
kejadian 1 diantara 20 wanita di
Singapura.
Setiap tahun, sekitar 1.100 kasus baru
kanker payudara didiagnosa di
Singapura. Secara lokal, satu diantara
delapan belas wanita akan terdiagnosa
menderita kanker payudara selama
hidupnya; jumlah ini lebih tinggi di
negara-negara lain, yaitu satu diantara
delapan wanita di Amerika Serikat, satu
diantara sembilan wanita di Uni Emirat
Arab.
Wanita dari segala kelompok usia
beresiko menderita kanker payudara,
tetapi lebih umum terjadi pada wanita
berusia 40 tahun keatas.
Pasien pria juga mungkin menderita
kanker payudara. Tetapi karena
kurangnya kesadaran masyarakat pada
umumnya akan adanya kanker
payudara pada pria, mungkin terdapat
sejumlah kasus berarti yang tidak
terdiagnosa dan terawat sampai
semuanya terlambat.
Namun demikian, dengan kemajuan-
kemajuan baru dalam perawatan kanker
payudara, belum lama ini American Cancer
Society melaporkan adanya sejumlah pasien
yang bertahan hidup setelah lima tahun
didiagnosa kanker payudara, sebuah
tonggak penting dalam kelangsungan hidup
penderita kanker, yang telah meningkat dari
78% di tahun 1985 menjadi 88% di tahun
2000, dan perawatan-perawatan baru
tentunya akan lebih mendorong peningkatan
persentase
Teknologi baru tersebut meliputi:
Biopsi Payudara Mammotome (Mammotome
breast biopsy) untuk biopsi inti/pengangkatan
tumor kecil yang jinak
Bedah penyelamatan payudara (Breast
conservation surgery) untuk kanker payudara
Biopsi sentinel node getah bening (Sentinel
lymph node biopsy)
Pembedahan ketiak robotik (Robotic axillary
dissection)
Penyinaran mammosite sebagian payudara
(Mammosite partial breast irradiation)
MAMMOGRAFI DIGITAL
Salah satu teknologi terkini dalam bidang
mammografi sinar X adalah mammografi digital. Pada
prinsipnya, mammografi digital menggunakan sistem
yang sama dengan mammografi konvensional
(conventional mammografi), kecuali bahwa sistem ini
dilengkapi dengan receptor digital dan komputer
sebagai pengganti kaset film. Detektor sinar X
elektronik dapat mengubah gambar ke dalam bentuk
digital untuk diamati melalui monitor komputer.
Pembesaran, orientasi, tingkat terang dan kontras
(perbedaan) gambar dapat dipertajam dengan
mammografi digital untuk membantu tenaga klinis
melihat area-area tertentu secara lebih jelas.
Di Pusat Screening dan Bedah
Payudara, wanita menjalani program
screening payudara menyeluruh untuk
penemuan awal dan kemungkinan
pencegahan kanker payudara. Hal ini
menyatakan uji klinis oleh tim yang
keseluruhannya wanita, ultrasonografi,
mammografi digital (digital
mammography), dan dalam beberapa
kejadian, magnetic resonance imaging
(MRI).
KEUNTUNGAN MAMMOGRAFI
DIGITAL
Beberapa keuntungan mammografi digital
meliputi:
1. Perolehan gambar yang lebih cepat
(kurang dari satu menit)
2. Waktu pemeriksaan pasien yang lebih
singkat
3. Penyimpanan gambar yang lebih mudah
4. Peningkatan kontras (perbedaan) antara
jaringan payudara padat dan tidak padat
5. Kemampuan untuk memperbaiki
kekurangan atau kelebihan pencahayaan film
tanpa harus mengulangi mammogram
6. Pegiriman gambar secara digital untuk
konsultasi jarak jauh dengan dokter lain
Brest cancer

Anda mungkin juga menyukai