D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
Puji syukur ke hadirat ALLAH SWT. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul " Automatic Prosesing Film " dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah RADIOLOGI. Selain itu, makalah ini
bertujuan menambah wawasan tentang dasar kalibrasi peralatan kesehatan bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Rahmat Tarigan selaku dosen matakuliah
RADIOLIGI.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang
membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
2
Daftar isi
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................................4
I.1 LATAR BELAKANG........................................................................................................................4
I.2 RUMUSAN MASALAH.......................................................................................................................4
I.3 TUJUAN PENULISAN.....................................................................................................................4
I.4 MANFAAT PENULISAN.................................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................5
II.1 Pengertian Pengolahan Film Secara Otomatis...................................................................................5
II.2 Alasan Digunakannya Automatic Processing....................................................................................5
III.3 Tahapan Pengolahan Film Secara Otomatis.....................................................................................6
III.4 Sistem Transportasi Film.................................................................................................................6
Sistem Film Masuk (Feeding System).........................................................................................7
1. Fungsi Roller...............................................................................................................................8
2. Susunan Roller.............................................................................................................................8
III.5 Pengoperasian Automatic Processing..........................................................................................9
a. Awal Pengoperasian....................................................................................................................9
b) Feeding Film..............................................................................................................................10
c) Selama Operasi...........................................................................................................................10
d) Menghentikan.............................................................................................................................10
e) Posisi diam.................................................................................................................................10
f) Melepaskan Film Tersumbat......................................................................................................11
g) Ukuran waktu pemrosesan..........................................................................................................11
1. Sebelum prosesing automatic dinyalakan:.................................................................................12
2. Saat Prosesing automatic dinyalakan :.......................................................................................12
3. Saat Operasional normal prosesing automatic Ikuti instruksi pengoperasian.............................13
4. Prosesing otomatis dimatikan :..................................................................................................13
5. Perawatan bulanan............................................................................................................13
6. Perawatan tahunan............................................................................................................14
BAB III......................................................................................................................................................14
PENUTUP.................................................................................................................................................14
KESIMPULAN.....................................................................................................................................14
Daftar Pustaka :.....................................................................................................................................16
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
I.3 TUJUAN PENULISAN
1) Mengetahui pengertian dari pengolahan film secara otomatis
2) Mengetahui perlunya digunakan automatic processing
3) Mengetahui bagaimana tahap dari automatic processing
4) Mengetahui system transportasi Film
BAB II
PEMBAHASAN
5
praktis, karena tidak lagi diperlukan hanger untuk menjepit film sebagaimana pada manual,
sebab mesin automatic processing memiliki roller yang salah satu fungsinya adalah menjepit film
selama prosesing berlangsung. Pengolahan film mempunyai waktu yang standar Karena mesin
yang melakukan pengolahan, maka waktu pengolahan film telah diatur berapa lamanya oleh
mesin ini. Pada pengolahan film secara manual waktu untuk pengolahan film untuk setiap orang
yang mengerjakannya bisa berbeda satu sama lain, hal ini dikarenakan pendapat tiap orang
berbeda dalam menentukan apakah gambaran yang dihasilkan sudah cukup baik atau tidak
mengingat dalam pengolahan manual film yang sedang dip roses di developer bisa dilihat di
bawah safelight.
Kamar gelap yang digunakan relative lebih kecil dibanding manual processing, bahkan untuk
beberapa jenis mesin prosesing tertentu ada yang tidak memerlukan kamar gelap (day light
system).
Total cost untuk keseluruhan biaya bisa lebih murah disbanding dengan manual. Harga
satu alat automatic processing terkesan memang mahal, tetapi dengan penggunaan automatic
processing tidak dibutuhkan lagi kamar gelap tang besar, ini artinya ada penghematan tempat.
Selain itu penghematan waktu juga terjadi mengingat waktu pengolahan film otomatis lebih
cepat dibandingkan dengan pengolahan film secara manual. Ini berarti pasien yang bisa
dikerjakan pada waktu tertentu, jumlahnya bisa lebih banyak dibandingkan dengan
menggunakan pengolahan film secara manual.
Sistem film masuk meruapakan system yang bekerja saat film mulai masuk ke dalam mesin
automatic processing. Sistem film masuk ini terdiri dari dua jenis yaitu manual dan otomatis.
Berikut dari masing-masing system tersebut :
Sistem Manual
Untuk yang manual, system film masuknya (feeding system) menggunakan microswitch yang
diletakkan diatas roller pada tempat masuknya film (feed tray). Cara kerjanya adalah film yang
dimasukkan melewati feed tray akan menekan roller ke atas. Tekanan ini akan mengaktifkan
microswitch. Bila microswitch aktif, maka semua mekanik dari mesin prosesing akan bergerak,
termasuk system roller dan replenisher.
Sistem Otomatis
Untuk yang otomatis, system film masuknya (feeding system) menggunakan detector
infrared yang diletakkan pada tempat masuknya film (feed tray).Cara kerjanya adalah film yang
dimasukkan melewati feed tray akan memutus hubungan infrared. Pemutusan hubungan infrared
ini akan mengaktifkan semua mekanik dari mesin processing yang meyebabkan mesin akan
bergerak, termasuk system roller dan replenisher.
Sistem Roller
Roller adalah silinder yang akan mentransportasikan film di dalam mesin prosesing.
Roller terbuat dari bahan yang tidak korosif atau tidak bereaksi terhadap cairan prosesing seperti
developer dan fixer. Bahan yang biasa digunakan adalah nylon, atau stainless steel yang
dibungkus dengan rasin-epoxy. Sistem roler transportasi terdiri dari, penggerak utama, dan
sejumlah roller penggerak film pada tangki cairan :
a. Ketika film ini ditempatkan di baki dua roler menarik film tersebut ke dalam mesin. Sebuah
tombol mikro biasanya digunakan sebagai alat pengaman untuk memperingatkan operator ketika
lebih dari satu film ditempatkan dalam mesinpada saat yang sama. Juga, saklar mikro akan aktif
ketika sistem sedang beroperasi.
b. Film ini bergerak sirkuler melalui jalurnya dan vertikal ke bawah masuk kedalam cairan
developer melalui serangkaian roler menyusun mengitarisusunan roler lalu bergerak vertikal ke
atas, melewati rol yang lain. Bergerak dengan cara yang sama melalui bahan kimia.
7
c. Roler bergerak melewati rangkaian roler melalui poros penggerak utamadijalankan oleh motor
penggerak. Melalui serangkaian roda gigi, gir, gerak mekanik yang diberikan kepada rol dari
penggerak utama.
Pada pembahasan mengenai roller ini, pembahasan akan terbagi menjadi dua yaitu fungsi
roller dan susunan roller.
1. Fungsi Roller
Roller dalam pengolahan film secara otomatis mempunyai fungsi sebagai berikut :
· Menggerakkan film dengan kecepatan sama pada setiap kompartemen.
Film yang masuk ke dalam mesin prosesing, akan ditransportasikan dan digerakkan oleh roller
ini. Roller ini akan menjepit film di kedua sisinya, kemudian bergerak dengan kecepatan yang
sama, sehingga film akan terbawa. Film ini bergerak dengan kecepatan yang sama pada setiap
kompartemen (ruangan), maksudnya di ruangan developing, fixing, dan washing.
· Untuk memeras film yang membawa cairan prosesing.
Saat film masuk ke developer, maka film akan membawa cairan ini pada tahap
berikutnya.
Pada system manual, sebelum masuk ke dalam fixer, film akan masuk ke rinsing terlebih dahulu
untuk proses pembilasan. Pada system otomatis peran rinsing digantikan dengan roller. Saat
membawa film dengan cara menjepit dan menggerakkannya, maka dengan sendirinya film akan
diperas oleh roller. Itulah mengapa pada system pengolahan film otomatis tidak memerlukan
rinsing.
· Memberi kontribusi terhadap agitasi cairan.Agitasi yang biasa dilakukan pada system
pengolahan film manual dilakukan oleh manusia, pada system pengolahan film secara otomatis
dilakukan oleh roller. Dengan pergerakan roller maka secara otomatis akan menggetarkan film
itu sendiri. Ini berarti telah terjadi agitasi.
2. Susunan Roller
Roller yang digunakan pada mesin automatic processing, disusun sedemikian rupa sehingga
film yang berada di dalam mesin akan terjepit sempurna saat melewati kompartemen yang berisi
cairan prosesing. Susunan roller yang berada di dalam mesin automatic processing terbagi
menjadi dua yaitu :
· Roller yang disusun berhadapan Pada jarak tertentu terdapat dua roller yang disusun
berhadapan. Dengan susunan seperti ini roller bisa menjepit film secara sempurna, sehingga
tidak terjadi kemacetan transportasi film (film jamming) di dalam mesin. Pada susunan ini
jumlah roller yang dibutuhkan lebih banyak dibandingkan dengan susunan lain.
Roller yang disusun secara zig-zag Pada susunan ini, roller disusun secara zig-zag, artinya jika
pada sebelah kanan terdapat roller, maka roller berikutnya ada dibagian bawah di sebelah kiri
jadi tidak berhadapan seperti pada susunan di atas.
8
Pada susunan roller seperti ini, masih ada kemungkinan film mengalami kemacetan pada
transportasi (film jamming). Susunan seperti ini membutuhkan lebih sedikit roller dibandingkan
dengan susunan di atas.
Pada ujung atas dan bawah susunan roller, baik pada susunan roller yang saling berhadapan
maupun susunan roller secara zig-zag, terdapat bagian yang disebut dengan guide plate. Guide
plate adalah semacam lempengan yang terbuat dari logam anti korosif biasanya terbuat dari
stainless steel, yang berfungsi untuk mengarahkan film menuju roller yang berada pada
kompartemen berikutnya. Dengan adanya guide plate ini, film tidak akan kehilangan arah
sehingga akan masuk ke kompartemen berikutnya secara tepat melalui transportasi roller.
a. Awal Pengoperasian
b) Feeding Film
9
2. Ketika indikator bunyi berbunyi, tandanya prosesing siap diisidengan film lain
c) Selama Operasi.
e) Posisi diam
10
f) Melepaskan Film Tersumbat.
(1) Lembar film.
(a) Biarkan prosesing tetap menyala
(b) Buka penutup prosesing di depan tumpukan film.
(c) Lepaskan film pada titik itu untuk menghindari lagi film yangmenumpuk.Masukan film
ke dalam tangki berisi air untuk mencegah film saling menempel.
(d) Atasi film tersumbat. Matikan sirkulasi, jika susunan roler telah dipindahkan.
(e) Lepaskan film di dalam susunan roler yang dekat dengan titik sumbatan.
(f) Menentukan penyebab sumbatan dan memperbaiki sumbatan.
(2) Roll film.
(a) Matikan prosesing
(b) Potong film.
(c) Bersihkan film dari rangkaian roler
(a) Jumlah waktu yang dibutuhkan fil melewati proses pencucian denganrentang waktu antara45-
210second
(b) Jenis film, temperature dan ukuran replenishmen menentukan waktupemrosesan.
Table ukuran waktu pemrosesan pada tiap cairan danpengering:
WAKTU PEMROSESAN
DEVELOPER 20-25 secs
FIXER 20 secs
WASH 20 secs
DRYER 25-30 secs
11
1. Buka tutup processing, cek keadaan cairan developer, fixer, dan air.
2. Periksa suhu cairan
3. Periksa pH larutan.
4. Periksa warna dan bau dari cairan
5. Periksa ukuran larutan pada tangki
6. Periksa tangki replenishmen.
7. Periksa selang karet tangki replenishmen untuk menghindariselang menekuk atau bocor.
Periksa kecepatan pengisian replenishmnen
Tempatkan pipa saluran air dengan kedudukan yang tepat.
Nyalakan air dan periksa bahwa tangki air telah terisi.
Bersihkan bagian permukaan luar mencakup tray alur masuknyafilm dan tempat keluarnya
film.
Bersihkan penutup tangki.
Periksa kebersihan sekitar bagian dalam prosesing.
Tempatkan kembali plat pengarah alur film dan penutup tangki.
12
Buka penutup prosesing. Ingat penutup prosesing bila dibuka tidak akan bisa beroperasi,
tetapi bila perlu untuk menyalakannya adatombol kecil untuk mengoperasikannya. (lihat
petunjuk pemeliharaan.)
Tempatkan kembali penutup prosesing, tinggalkan sedikit celahuntuk menghindari
penguapan dan pengembunan cairan danmenghindari mengencernya cairan.
Pintu kamar gelap dibuka untuk system ventilasi.
Tulis semua hasil pemeriksaan dan laporkan hasilnya
Perawatan mingguan
Ikuti aturan perawatan pabrik.
Cek suhu cairan, untuk developer.
Bandingkan dengan beberapa aturan di instalasi dan recommendasi pabrik
Sesuaikan bila ,diperlukan
Periksa kecepatan tangki pengisian replenishmen, Sesuaikan bila diperlukan
Buka dan bersihkan semua rangkaian dalam roler dan tangki cairan dengan air panas..
Periksa untuk fungsi yang benar pada semua prosesing automatik, bisa digunakan apa
tidak
Periksa batang penggerak utama roler dan rangkaian penggerak
Cek system pengering film
Cek filter air.
Servis pada ahlinya untuk pemeliharaan yang di recommendasikan daripabrik.
Laporkan semua kerusakan
5. Perawatan bulanan.
Ikuti aturan perawatan pabrik.
Periksa semua rangkaian dan komponen penggerak roler.
Periksa system kelistrikan.
Periksa system pemanas cairan
Bersihkan filter air.
Bersihkan tangki replenishmen dan siram selangnya.
Buang sisa bahan kimia dalam tangki replenishmen.
Bersihkan sub komponen alat pengolah seperti roller transport system,bak larutan kimia
pompa-pompa larutan repenishmen, air dll dari kerak atau kemacetan system penggerak,
atau tergantung beban kerja alat.
Keringkan semua tangki cairan developer dan fixer, bersihkan dan isi kembali dengan
cairan yang baru.
Untuk alternatif pemeriksaan cairan, bila dibutuhkan untuk diganti maka
gantilah sesuaikan dengan beban kerja prosesing.
13
Servis pada ahlinya untuk pemeliharaan yang di recommendasikan dari pabrik bila dirasa
perlu.
Laporkan semua kerusakan
6. Perawatan tahunan
Servis prosesing automatik kepada unit servis yang ditentukan olehpenyedia alat.
Catatan pemeliharaan:
Jika ada hal-hal yang perlu di catat untuk semua prosedur qualitycontrol, perawatan dan
perbaikan dapat lolos.
Catat semua bagian pembelian
Catat semua pengeluaran
Periksa secara berkala , perbaikan, biaya-biaya dan kualitas untuk citraradiografi.2.
Dengan pemeriksaan dan prosesing digunakan dengan benar maka akan:
Sedikit gangguan
Sedikit penurunan waktu
Menekan biaya perawatan Lebih efisien dan Pekerjaan yang lebih puas
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa pengolahan film secara otomatis yaitu
pengolahan film yang dilakukan secara otomatis dengan menggunakan mesin pengolahan film
untuk melakukan pekerjaan pengolahan film yang biasanya dilakukan oleh manusia. Pengolahan
film secara otomatis juga dikenal dengan dry to dry. Pada pengolahan film secara otomatis tidak
terdapat tahapan rinsing, karena rinsing telah digantikan oleh roller yang berada di dalam mesin
automatic processing. Sistem transportasi film pada pengolahan film secara otomatis meliputi
film masuk (feeding system) dan system roller, dan pengolahan film secara otomatis lebih
singkat dari pada pengolahan film secara manual.
14
Daftar Pustaka :
Ball, J and Price, T., Chesney’s Radiographic Imaging, Blackwell Scientific Publications,
London (1990)
Jacobi, C. and Paris, D., Textbook of Radiographic Technology, The C.V Mosby Company
(1997)
Jenkins, D., Radiographic Photography and Imaging Processes, Aspen Publisher, Inc.,
Rockville, Maryland (1980)
15
G. J. van der Plaats, Medical X-ray Technique : principles and application, Thomas, Michigan
University, 1965
sumber : http://id.scribd.com/doc/97423351/Makalah-Automatic-Film-Processing-2
16