Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH RADIOLOGI

(AUTOMETIC PROSESING FILM)

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :

Nama : Hengky Herdiansyah Naibaho


NIM : 200418028
Dosen Pengampu : Rahmat Tarigan

PROGRAM STUDI D-III TEKNOLOGI ELEKTRO-MEDIS


FAKULTAS PENDIDIKAN VOKASI
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA-MEDAN
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat ALLAH SWT. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul " Automatic Prosesing Film " dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah RADIOLOGI. Selain itu, makalah ini
bertujuan menambah wawasan tentang dasar kalibrasi peralatan kesehatan bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Rahmat Tarigan selaku dosen matakuliah
RADIOLIGI.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang
membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

MEDAN,28 MEI 2022

Hengky Herdiansyah Naibaho

2
Daftar isi
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................................4
I.1 LATAR BELAKANG........................................................................................................................4
I.2 RUMUSAN MASALAH.......................................................................................................................4
I.3 TUJUAN PENULISAN.....................................................................................................................4
I.4 MANFAAT PENULISAN.................................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................5
II.1 Pengertian Pengolahan Film Secara Otomatis...................................................................................5
II.2 Alasan Digunakannya Automatic Processing....................................................................................5
III.3 Tahapan Pengolahan Film Secara Otomatis.....................................................................................6
III.4 Sistem Transportasi Film.................................................................................................................6
 Sistem Film Masuk (Feeding System).........................................................................................7
1. Fungsi Roller...............................................................................................................................8
2. Susunan Roller.............................................................................................................................8
III.5 Pengoperasian Automatic Processing..........................................................................................9
a. Awal Pengoperasian....................................................................................................................9
b)    Feeding Film..............................................................................................................................10
c)    Selama Operasi...........................................................................................................................10
d)    Menghentikan.............................................................................................................................10
e)    Posisi diam.................................................................................................................................10
f)     Melepaskan Film Tersumbat......................................................................................................11
g)    Ukuran waktu pemrosesan..........................................................................................................11
1. Sebelum prosesing automatic dinyalakan:.................................................................................12
2. Saat Prosesing automatic dinyalakan :.......................................................................................12
3. Saat Operasional normal prosesing automatic Ikuti instruksi pengoperasian.............................13
4. Prosesing otomatis dimatikan :..................................................................................................13
5.       Perawatan bulanan............................................................................................................13
6.       Perawatan tahunan............................................................................................................14
BAB III......................................................................................................................................................14
PENUTUP.................................................................................................................................................14
KESIMPULAN.....................................................................................................................................14
Daftar Pustaka :.....................................................................................................................................16

3
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG


Salah satu proses penting dalam radiografi adalah prosedur pengolahan yangmengubah
gambaran laten yang diciptakan oleh x-ray menjadi gambar radiografi.Prosedur ini
memerlukan  bantuan dari cairan kimia fotografi. Bidang teknologi
radiologi terus berkembang menjadi lebih otomatis dan mekanisuntuk menyeimbangkan
pekerjaan dengan tingkat beban kerja yang terus meningkat diklinik atau instalasi radiologi .
Selama jumlah hasil rontgen yang diproduksi setiap hari meningkat, metode pengolahan film-
film ini lebih cepat menjadi sebuah kebutuhan. Akibatnya, prosesor otomatis telah berkembang
dari proses manual dan sekarang digunakan banyak rumah sakit.
Proses pengolahan otomatis menyediakan sarana pengolahan kualitas filmsecara lebih tepat
waktu. Peralatan tersebut sangat kompleks dan proses ini jauh lebih bersih. Waktu pemrosesan
bervariasi dari mesin ke mesin, berkisar dari 90detik ke sembilan menit. Sebagai perbandingan,
proses manual membutuhkan waktu sekitar 1 sampai 1-1/2 jam untuk sebuah film benar-benar
kering.
Beberapa perusahaan produsen prosesing otomatis dan mereka semua beroperasi pada prinsip
dasar yang sama.Tetapi terdapat sedikit variasi antara produk dari produsen
yang berbeda, Produsen akan memberikan data spesifik pada jenis yang digunakan dalam
fasilitas medis. Proses otomatis menggunakan prinsip yang sama seperti prosessing manual
dengan perubahan dalam larutan dan suhu untuk memberikan waktu  proses lebih cepat. Prosesor
otomatis terdiri dari sistem dasar - sistem transportasi, sistem sirkulasi dan filtrasi, sistem
pengisian,sistem pengubah, dan sistem pengering. Sistem dasar ini ditemukan di semua
prosesing. Oleh karena itu, dengan mempelajari bagaimana cara kerjanya, kita akan memahami
pengoperasian semuanya dan memiliki pengalaman tentang kerusakan untuk menyesuaikannya.
Sistem yang akan dibahas secara terpisahsehingga peran setiap sistem dalam siklus pengolahan
dapat divisualisasikan.

I.2 RUMUSAN MASALAH


1)    Jelaskan  pengertian pengolahan film secara otomatis ?
2)    Alasan digunakannya Automatic Processing
3)    Tahapan pengolahan film secara otomatis 
4)    Sistem transportasi film

4
I.3 TUJUAN PENULISAN
1)    Mengetahui pengertian dari pengolahan film secara otomatis 
2)    Mengetahui perlunya digunakan automatic processing 
3)    Mengetahui bagaimana tahap dari automatic processing
4)    Mengetahui system transportasi Film 

I.4 MANFAAT PENULISAN


Agar pembaca dapat mengetahui Tentang Pengolahan Film secara otomatis

BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Pengertian Pengolahan Film Secara Otomatis


Dalam dunia radiografi, pengolahan film yang dilakukan tidak hanya dengan cara
manual, tetapi ada pengolahan film dengan cara lain yaitu pengolahan film secara otomatis
(automatic processing). Automatic processing mempunyai pengertian pengolahan film yang dilajukan
secara otomatis dengan menggunakan mesin pengolahan film untuk melakukan pekerjaan pengolahan
film yang biasanya dilakukan oleh manusia.
Dalam automatic processing, semua telah diatur oleh mesin mulai film masuk ke
developer, ke fixer hingga film keluar dari mesin dalam keadaan kering. Automatic processing
dikenal juga dengan istilah dry to dry yang artinya film masuk dalam keadaan kering dan keluar
juga dalam keadaan kering, tidak seperti pada pengolahan film secara manual dimana film masih
harus dikeringkan beberapa saaat sebelum akhirnya kering.

II.2 Alasan Digunakannya Automatic Processing


Automatic processing saat ini banyak digunakan hampir di setiap rumah sakit. Hal ini
disebabkan karena alasan-alasan yaitu Pengolahan film bisa dilakukan dengan cepat Karena
pengolahan film dilakukan oleh mesin maka total waktu yang dibutuhkan hingga film selesai dip
roses membutuhkan waktu yang cukup singkat. Pada beberapa mesin prosesing, total waktu
pengolahan film bervariasi mulai dari yang paling lama 120 detik hingga yang paling cepat 90
detik. Pekerjaan yang dilakukan lebih praktis dan bersih Cairan yang digunakan untuk mengolah
film, semua berada di dalam mesin, sehingga tidak akan terjadi tetesan air di kamar gelap seperti
halnya pada pengolahan film secara manual. Selain itu pekerjaan pengolahan film ini menjadi

5
praktis, karena tidak lagi diperlukan hanger untuk menjepit film sebagaimana pada manual,
sebab mesin automatic processing memiliki roller yang salah satu fungsinya adalah menjepit film
selama prosesing berlangsung. Pengolahan film mempunyai waktu yang standar Karena mesin
yang melakukan pengolahan, maka waktu pengolahan film telah diatur berapa lamanya oleh
mesin ini. Pada pengolahan film secara manual waktu untuk pengolahan film untuk setiap orang
yang mengerjakannya bisa berbeda satu sama lain, hal ini dikarenakan pendapat tiap orang
berbeda dalam menentukan apakah gambaran yang dihasilkan sudah cukup baik atau tidak
mengingat dalam pengolahan manual film yang sedang dip roses di developer bisa dilihat di
bawah safelight.
      Kamar gelap yang digunakan relative lebih kecil dibanding manual processing, bahkan untuk
beberapa jenis mesin prosesing tertentu ada yang tidak memerlukan kamar gelap (day light
system).
Total cost untuk keseluruhan biaya bisa lebih murah disbanding dengan manual. Harga
satu alat automatic processing terkesan memang mahal, tetapi dengan penggunaan automatic
processing tidak dibutuhkan lagi kamar gelap tang besar, ini artinya ada penghematan tempat.
Selain itu penghematan waktu juga terjadi mengingat waktu pengolahan film otomatis lebih
cepat dibandingkan dengan pengolahan film secara manual. Ini berarti pasien yang bisa
dikerjakan pada waktu tertentu, jumlahnya bisa lebih banyak dibandingkan dengan
menggunakan pengolahan film secara manual.

III.3 Tahapan Pengolahan Film Secara Otomatis


Prinsip yang digunakan pada pengolahan film secara otomatis sebenarnya sama dengan
pengolahan film secara manual. Namun pada pengolahan film secara otomatis tidak terdapat
tahapan rinsing. Hal ini dikarenakan tahapan rinsing telah digantikan oleh roller yang berada di
dalam mesin automatic processing. Tahapan-tahapan yang ada pada automatic processing adalah
Developing, Fixing, Washing dan Drying.
Semua tahapan di atas sama dengan manual seperti bagaimana proses di developer, fixer
hingga masuk ke dryer. Perbedaannya hanya pada proses ini cairan yang digunakan untuk
developer dan fixer tidak boleh yang berjenis powder.
Developer dan fixer untuk pengolahan film secara otomatis hanya boleh dari jenis liquid.
Hal ini disebabkan pada developer dan fixer dari jenis powder masih ada beberapa Kristal dari
developer dan fixer yang tidak larut dalam cairan sehingga jika digunakan pada mesin automatic
processing, kristal ini dapat menempel pada roller yang kemudian akan berakibat tergoresnya
film saat roller menjepit film.

III.4 Sistem Transportasi Film


Jika membahas mengenai pengolahan film secara otomatis, maka sudah pasti dibahas
mengenai system transportasi film karena bagian-bagian lain sama dengan pengolahan film
secara manual dan sudah pernah dibahas pada bab sebelumnya. Sistem transportasi film pada
pengolahan film secara otomatis meliputi system film masuk (feeding system) dan system roller.
       
6
 Sistem Film Masuk (Feeding System)

Sistem film masuk meruapakan system yang bekerja saat film mulai masuk ke dalam mesin
automatic processing. Sistem film masuk ini terdiri dari dua jenis yaitu manual dan otomatis.
Berikut dari masing-masing system tersebut :
       Sistem Manual
Untuk yang manual, system film masuknya (feeding system) menggunakan microswitch yang
diletakkan diatas roller pada tempat masuknya film (feed tray). Cara kerjanya adalah film yang
dimasukkan melewati feed tray akan menekan roller ke atas. Tekanan ini akan mengaktifkan
microswitch. Bila microswitch aktif, maka semua mekanik dari mesin prosesing akan bergerak,
termasuk system roller dan replenisher.
       Sistem Otomatis
Untuk yang otomatis, system film masuknya (feeding system) menggunakan detector
infrared yang diletakkan pada tempat masuknya film (feed tray).Cara kerjanya adalah film yang
dimasukkan melewati feed tray akan memutus hubungan infrared. Pemutusan hubungan infrared
ini akan mengaktifkan semua mekanik dari mesin processing yang meyebabkan mesin akan
bergerak, termasuk system roller dan replenisher.

       Sistem Roller

Roller adalah silinder yang akan mentransportasikan film di dalam mesin prosesing.
Roller terbuat dari bahan yang tidak korosif atau tidak bereaksi terhadap cairan prosesing seperti
developer dan fixer. Bahan yang biasa digunakan adalah nylon, atau stainless steel yang
dibungkus dengan rasin-epoxy. Sistem roler transportasi terdiri dari, penggerak utama, dan
sejumlah roller penggerak film pada tangki cairan :
a.   Ketika film ini ditempatkan di baki dua roler menarik film tersebut ke dalam mesin. Sebuah
tombol mikro biasanya digunakan sebagai alat pengaman untuk memperingatkan operator ketika
lebih dari satu film ditempatkan dalam mesinpada saat yang sama. Juga, saklar mikro akan aktif
ketika sistem sedang beroperasi.
b. Film ini bergerak sirkuler melalui jalurnya dan vertikal ke bawah masuk kedalam cairan
developer melalui serangkaian roler menyusun mengitarisusunan roler lalu bergerak vertikal ke
atas, melewati rol yang lain. Bergerak dengan cara yang sama melalui bahan kimia.

7
c. Roler bergerak melewati rangkaian roler melalui poros penggerak utamadijalankan oleh motor
penggerak. Melalui serangkaian roda gigi, gir, gerak mekanik yang diberikan kepada rol dari
penggerak utama.

Pada pembahasan mengenai roller ini, pembahasan akan terbagi menjadi dua yaitu fungsi
roller dan susunan roller.

1. Fungsi Roller

Roller dalam pengolahan film secara otomatis mempunyai fungsi sebagai berikut :
·   Menggerakkan film dengan kecepatan sama pada setiap kompartemen.
Film yang masuk ke dalam mesin prosesing, akan ditransportasikan dan digerakkan oleh roller
ini. Roller ini akan menjepit film di kedua sisinya, kemudian bergerak dengan kecepatan yang
sama, sehingga film akan terbawa. Film ini bergerak dengan kecepatan yang sama pada setiap
kompartemen (ruangan), maksudnya di ruangan developing, fixing, dan washing.
·     Untuk memeras film yang membawa cairan prosesing.
Saat film masuk ke developer, maka film akan membawa cairan ini pada tahap
berikutnya.
Pada system manual, sebelum masuk ke dalam fixer, film akan masuk ke rinsing terlebih dahulu
untuk proses pembilasan. Pada system otomatis peran rinsing digantikan dengan roller. Saat
membawa film dengan cara menjepit dan menggerakkannya, maka dengan sendirinya film akan
diperas oleh roller. Itulah mengapa pada system pengolahan film otomatis tidak memerlukan
rinsing.
·         Memberi kontribusi terhadap agitasi cairan.Agitasi yang biasa dilakukan pada system
pengolahan film manual dilakukan oleh manusia, pada system pengolahan film secara otomatis
dilakukan oleh roller. Dengan pergerakan roller maka secara otomatis akan menggetarkan film
itu sendiri. Ini berarti telah terjadi agitasi.

2. Susunan Roller

Roller yang digunakan pada mesin automatic processing, disusun sedemikian rupa sehingga
film yang berada di dalam mesin akan terjepit sempurna saat melewati kompartemen yang berisi
cairan prosesing. Susunan roller yang berada di dalam mesin automatic processing terbagi
menjadi dua yaitu :
·         Roller yang disusun berhadapan Pada jarak tertentu terdapat dua roller yang disusun
berhadapan. Dengan susunan seperti ini roller bisa menjepit film secara sempurna, sehingga
tidak terjadi kemacetan transportasi film (film jamming) di dalam mesin. Pada susunan ini
jumlah roller yang dibutuhkan lebih banyak dibandingkan dengan susunan lain.
Roller yang disusun secara zig-zag Pada susunan ini, roller disusun secara zig-zag, artinya jika
pada sebelah kanan terdapat roller, maka roller berikutnya ada dibagian bawah di sebelah kiri
jadi tidak berhadapan seperti pada susunan di atas.
8
Pada susunan roller seperti ini, masih ada kemungkinan film mengalami kemacetan pada
transportasi (film jamming). Susunan seperti ini membutuhkan lebih sedikit roller dibandingkan
dengan susunan di atas.
Pada ujung atas dan bawah susunan roller, baik pada susunan roller yang saling berhadapan
maupun susunan roller secara zig-zag, terdapat bagian yang disebut dengan guide plate. Guide
plate adalah semacam lempengan yang terbuat dari logam anti korosif biasanya terbuat dari
stainless steel, yang berfungsi untuk mengarahkan film menuju roller yang berada pada
kompartemen berikutnya. Dengan adanya guide plate ini, film tidak akan kehilangan arah
sehingga akan masuk ke kompartemen berikutnya secara tepat melalui transportasi roller.

III.5 Pengoperasian Automatic Processing

a. Awal Pengoperasian

1. Buka kran air pembilas dan katup tangki pengisian.


2. Hidupkan semua saklar.
3. Biarkan 15 menit untuk pemanasan cairan.
4. Buka penutup prosesing. Putar roda gigi dan bersihkan rol denganspons basah atau kain. Lap rol
stainless steel dan pelat developer. Hal ini harus dilakukan setiap kali telah mesin dioperasikan
cukup lamauntuk bahan kimia yang mengering pada roller.
5. Periksa permukaan dalam tangki prosesing dan tangki pengisian.Periksa aliran air pembersih
6. Periksa filer air
7. Masukkan film kedalam prosesing dan sesuaikan ukuran aliran untuk tingkat pengisian yang
benar.
8. Pasang kembali penutup prosesing lalu periksa rangkaian rolpengering.
9. Pastikan semua penutup dan panel di tempatnya.
10. Jalankan film pembersih untuk membersihkan roler, yang terendacairan. Jangan menggunakan
kain pembersih.
11. Pastikan developer dan air pembersih telah stabil pada suhu yang tepat

b)    Feeding Film

1. Tempat film di tray input prosesing dan dorong sampai rolermenariknya. (Lihat rekomendasi


pabrik untuk petunjuk lengkapnya.)

9
2. Ketika indikator bunyi berbunyi, tandanya prosesing siap diisidengan film lain

c)    Selama Operasi.

1.    Lihat pengisian dan aliran air sesekali.


2.    Lihat air pembersih dan termometer developer sesekali.
    
d)    Menghentikan

1. Matikan semua switch.


2. Buka cover dan bersihkan dengan spons basah atau kain. Gunakanalas bukan logam untuk
kotoran membandel dan bahan kimia.
3. Bersihkan rol stainless stell dan periksa bahwa putaran roller bebasdari noda dan kemudian pasang
penutupnya.
4. Bersihkan roller pengering.
5. Siram bak di bawah tangki cairan
6. Lap zat kimia yang menempel pada processing.
7. Matikan air pembersih.
8. Untuk mencegah berkarat, biarkan tutup pengering dan prosesing terbuka sedikit ketika mesin
tidak berjalan.

e)    Posisi diam

1. Untuk mengatasi pekerjaan darurat pada malam hari atau selama masa-masa sepi lainnya,


biarkan hanya tombol pemanas dan pengering tetap menyala.. Kemudian, ketika switch lain
diaktifkan,mesin siap untuk memproses.
2. Juga biarkan katup terbuka pada saat air pembilas dingin mengisiuntukpenggantian air
yang panasnva.
3. Untuk menghemat waktu, putar switch lainnya sebelum memprosesfilm.

10
f)     Melepaskan Film Tersumbat.

(1) Lembar film.
(a) Biarkan prosesing tetap menyala 
(b) Buka penutup prosesing di depan tumpukan film. 
(c) Lepaskan film pada titik itu untuk menghindari lagi film yangmenumpuk.Masukan  film
ke dalam tangki berisi air untuk mencegah film saling menempel.
(d) Atasi film tersumbat. Matikan sirkulasi, jika susunan roler telah dipindahkan.
(e) Lepaskan film di dalam susunan roler yang dekat dengan titik sumbatan.
(f) Menentukan penyebab sumbatan dan memperbaiki sumbatan. 
             
(2) Roll film.
(a) Matikan prosesing
(b) Potong film.
(c) Bersihkan film dari rangkaian roler 

g)    Ukuran waktu pemrosesan

(a) Jumlah waktu yang dibutuhkan fil melewati proses pencucian denganrentang waktu antara45-
210second
(b) Jenis film, temperature dan ukuran replenishmen menentukan waktupemrosesan.
Table ukuran waktu pemrosesan pada tiap cairan danpengering:

WAKTU PEMROSESAN
DEVELOPER 20-25 secs
FIXER 20 secs
WASH 20 secs
DRYER 25-30 secs

III.6 PEMELIHARAAN AUTOMATIC PROCESSING

Jadwal perawatan prosesing dapat dilakukan secara teratur dalam urutanperawatan dan


mencegah kerusakan . lihat catatan pemeliharaan dan perawatanpada manual operator. Ikuti
pemeliharaan yang telah di tentukan. Mengingat bahwa pemeliharaan sangat penting.
      Perawatan  harian

1. Sebelum prosesing automatic dinyalakan:

11
1.       Buka tutup processing, cek keadaan cairan developer, fixer, dan air.
2.       Periksa suhu cairan
3.       Periksa pH larutan.
4.       Periksa warna dan  bau dari cairan
5.       Periksa ukuran larutan pada tangki
6.      Periksa tangki replenishmen.
7.      Periksa selang karet tangki replenishmen untuk menghindariselang menekuk atau bocor.
      Periksa kecepatan pengisian replenishmnen
      Tempatkan pipa saluran air dengan kedudukan yang tepat.
      Nyalakan air dan periksa bahwa tangki air telah terisi.
      Bersihkan bagian permukaan luar mencakup tray alur masuknyafilm dan tempat keluarnya
film.
      Bersihkan penutup tangki.
      Periksa kebersihan sekitar bagian dalam prosesing.
      Tempatkan kembali plat pengarah alur film dan penutup tangki.

2. Saat Prosesing automatic dinyalakan :


 Nyalakan tombol prosesing, (tombol kecil manual pada penutup tangki.)
 Dengarkan apakah ada suara yang tidak normal atau terjadi getaran.
 Periksa system penggerak film.
 Periksa system kerja pengisian replenishmen.
 Lakukan satu proses tes prosesing dengan menggunakan film 35 x43 cm (jangan dilakukan
pada proses pencucian film )
 Periksa proses pembersihan film, masukkan film ke dua biladirasakan perlu.
 Periksa operasional prosesing sampai kondisi tanpa suara yang janggal dan sampai kondisi
normal.
 Tempatkan kembali penutup prosesing

3.  Saat Operasional normal prosesing automatic Ikuti instruksi pengoperasian


   Respek terhadap beberapa suara yang tidak normal, perubahandalam pengoperasian, kebocoran
atau kerusakan pada film yang diproses Jangan menarik film yang telah di tarik oleh roler pada
saat prosespencucian.

4.     Prosesing otomatis dimatikan :


      Saat Tombol prosesing mati

12
   Buka penutup prosesing. Ingat penutup prosesing bila dibuka tidak akan bisa beroperasi,
tetapi bila perlu untuk menyalakannya adatombol kecil untuk mengoperasikannya. (lihat
petunjuk pemeliharaan.)
       Tempatkan kembali penutup prosesing, tinggalkan sedikit celahuntuk menghindari
penguapan dan pengembunan cairan danmenghindari mengencernya cairan.
       Pintu kamar gelap dibuka untuk system ventilasi.
       Tulis semua hasil pemeriksaan dan laporkan hasilnya

      Perawatan mingguan
        Ikuti aturan perawatan pabrik.
        Cek suhu cairan, untuk developer.
        Bandingkan dengan beberapa aturan di instalasi dan  recommendasi pabrik
Sesuaikan  bila ,diperlukan
 Periksa kecepatan tangki pengisian replenishmen, Sesuaikan bila diperlukan
 Buka dan bersihkan semua rangkaian dalam roler dan tangki cairan dengan air panas..
 Periksa untuk fungsi yang benar pada semua prosesing automatik, bisa digunakan apa
tidak
 Periksa batang penggerak utama roler dan rangkaian penggerak
 Cek system pengering film
 Cek filter air.
 Servis pada ahlinya untuk pemeliharaan yang di recommendasikan daripabrik.
 Laporkan semua kerusakan

5.       Perawatan bulanan.
 Ikuti aturan perawatan pabrik.
 Periksa semua rangkaian dan  komponen penggerak roler.
 Periksa system kelistrikan.
 Periksa system pemanas cairan
 Bersihkan filter air.
 Bersihkan tangki replenishmen dan siram  selangnya.
 Buang sisa bahan kimia dalam  tangki replenishmen.
 Bersihkan sub komponen alat pengolah seperti roller transport system,bak larutan kimia
pompa-pompa larutan repenishmen, air dll dari kerak atau kemacetan system penggerak,
atau tergantung beban kerja alat.
 Keringkan semua tangki cairan developer dan fixer, bersihkan dan isi kembali dengan
cairan yang baru.
 Untuk alternatif pemeriksaan cairan, bila dibutuhkan  untuk diganti maka
gantilah  sesuaikan dengan beban kerja prosesing.

13
 Servis pada ahlinya untuk pemeliharaan yang di recommendasikan dari pabrik bila dirasa
perlu.
 Laporkan semua kerusakan

6.       Perawatan tahunan
 Servis prosesing automatik kepada unit servis yang ditentukan olehpenyedia alat.

       Catatan pemeliharaan:
 Jika ada hal-hal yang perlu di catat untuk semua prosedur qualitycontrol, perawatan dan
perbaikan dapat lolos.
 Catat semua bagian pembelian
 Catat semua pengeluaran
 Periksa secara berkala , perbaikan, biaya-biaya dan kualitas untuk citraradiografi.2.
Dengan pemeriksaan dan prosesing digunakan dengan benar maka akan:
 Sedikit gangguan
 Sedikit penurunan waktu
 Menekan biaya perawatan Lebih efisien dan Pekerjaan yang  lebih puas

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa pengolahan film secara otomatis yaitu
pengolahan film yang dilakukan secara otomatis dengan menggunakan mesin pengolahan film
untuk melakukan pekerjaan pengolahan film yang biasanya dilakukan oleh manusia. Pengolahan
film secara otomatis juga dikenal dengan dry to dry. Pada pengolahan film secara otomatis tidak
terdapat tahapan rinsing, karena rinsing telah digantikan oleh roller yang berada di dalam mesin
automatic processing. Sistem transportasi film pada pengolahan film secara otomatis meliputi
film masuk (feeding system) dan system roller, dan pengolahan film secara otomatis lebih
singkat dari pada pengolahan film secara manual.

14
Daftar Pustaka :
Ball, J and Price, T., Chesney’s Radiographic Imaging, Blackwell Scientific Publications,
London (1990)
Jacobi, C. and Paris, D., Textbook of  Radiographic Technology, The C.V Mosby Company
(1997)
Jenkins, D., Radiographic Photography and Imaging Processes, Aspen Publisher, Inc.,
Rockville, Maryland (1980)

15
G. J. van der Plaats, Medical X-ray Technique : principles and application, Thomas, Michigan
University, 1965

sumber : http://id.scribd.com/doc/97423351/Makalah-Automatic-Film-Processing-2

16

Anda mungkin juga menyukai