Dosen pengampu :
Disusn oleh :
Kelas: C
Nim: P122082
POLTEKKES MUHAMMADIYAH
MAKASSAR
2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR......................................................................................................................................iii
BAB I............................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................................2
D. Manfaat Penulisan...........................................................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................4
A. Definisi Reject Analysis (Analisa Penolakan Film)............................................................................4
B. Tujuan Reject Analysis Program (RAP).............................................................................................5
C. Faktor-faktor Penyebab Reject Analysis..........................................................................................5
D. Prosedur Pelaksanaan Reject Analysis Film...................................................................................14
E. Rumus Persamaan RAP..................................................................................................................16
BAB III........................................................................................................................................................18
PENUTUP...................................................................................................................................................18
A. Kesimpulan....................................................................................................................................18
B. Saran..............................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................19
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan dalam
menyelesaikan makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, penulis tidak
akan mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa sholawat serta salam
tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad SAW yang syafa’atnya kita nantikan
kelak.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, sehingga makalah yang berjudul “REJECT ANALYSIS FILM” dapat diselesaikan.
Dan pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terimah kasih yang sebesar-
besarnya kepada dosen mata kuliah RADIOGRAFI II yang telah memberikan tugas
kepada kami. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
RADIOFOTOGRAFI II.
Penulis menyadari makalah berjudul “REJECT ANALYSIS FILM” ini masih perlu
kritik dan saran pembaca agar makalah ini dapat lebih baik. Apabila terdapat banyak
Demikian yang dapat penulis sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat
bermanfaat.
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dilakkan menurut aturan yang ada seperti misalnya berapa lama seharusnya film
berada di developer, berapa lama film bias terkena cahaya safelight dan berapa
emulsi. Untuk menghindarkan hal tersebut maka pada sisi yang tidak
mengandung emulsi dilapisi dengan lapisan anti curi backing yang terbuat dari
bahan gelatin.
beberapa hal yang dilakukan tidak menurut aturan yang menjadi standarisasi
pengolahan film.
film. Kerusakan tersebut berupa makin meningginya basic fog level, menurunnya
iv
Akibat perlakuan yang tidak standar ini, maka ini berarti sudah terjadi
kesalahan pada pengolahan film. Akibat kesalahan pengolahan film ini, bisa
Tujuan utama dalam program Quality Control adalah menekan jumlah film
yang ditolak (rejected) dan diulang (repeated). Selain itu sebagai upaya
analisa penolakan film dan bagaimana penanganannya sehingga kita tidak akan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
v
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat praktis
analysis film
2. Manfaat ilmiah
3. Manfaat institusi
4. Manfaat masyarakat
vi
BAB II
PEMBAHASAN
faktor penghambatnya secara pasti. Salah satu metode yang akan diuraikan
adalah Reject Analysis (Analisa Penolakan Film). Reject analysis yakni analisis
dari foto rontgent yang ditolak dan diulang karena tidak memenuhi syarat untuk
keperluan diagnosa.
standar yang tinggi pada teknik radiografi dan pemanfaatan film darat terjamin
vii
konsisten dengan standar yang tinggi, memastikan bahwa bahan - bahan yang
ada digunakan secara efektif (cost effective way), menyediakan data untuk
analysis program
1. Standardisasi kualitas.
dalam mencegah terjadinya reject dan repeat film, dan dalam menekan radiasi
terhadap pasien .
1. Memastikan standar yang tinggi pada teknik radiografi dan pemanfaatan film
effective way)
4. Menyediakan data untuk digunakan dalam menganalisis film yang direject dan
viii
C. Faktor-faktor Penyebab Reject Analysis
Sebelum melakukan reject analysis ( analisa penolakan film ) maka kita harus
dihasilkan dapat menjadi under exposure atau over exposure. Under exposure
exposure terjadi karena faktor eksposi yang diberikan terlalu banyak sehingga
gambaran yang dihasilkan menjadi terlalu gelap akibat kelebihan kontras dan
densitas.
alat yang digunakan dalam radiologi, seperti pesawat rontgen yang tidak stabil
karena ada hambatan pada tegangan. Processing otomatis yang macet atau
roller processing yang kasar sehingga manyebabkan film tergores. Kaset dan
kabur. Hal ini dapat terjadi karena pasien yang tidak kooperatif dapat juga
ix
terjadi karena pasien tidak mengerti maksud dan jenis pemeriksaan karena
6 bulan. Selama itu dapat dianalisis foto yang ditolak dan diulang untuk masing-
masing jenis pemeriksaan, untuk masing-masing ruangan dan bahkan untuk satu
unit radiologi.
Selain faktor – faktor diatas, penolakan film juga dapat terjadi karena adanya
tidak merata tetapi hanya pada beberapa bagian tertent saja. Penambahan
densitas pada film yang seperti ini dinamakan fog. Jenis – jenis kesalahan
1. Age fog
Age fog dihasilkan dari film yang mempunyai usia yang mlebihi waktu
kadaluarsa (expired date). Setiap film yang diproduksi oleh pabrik akan
memiliki expired date tertentu, biasanya satu than dari wakt produksi. Film
bertambah densitasnya. Hal ini dipengaruhi oleh radiasi alam yang mungkin
masuk ke dalam tempat penyimpanan film dan suh tempat penyimpanan film.
Penambahan densitas ini membuat gambaran pada film tampak seperti kabut
x
hitam saat film dip roses meskipun tanpa di eksposi oleh sinar-x terlebih
dahulu.
(First In First Out) pada penyimpanan film. System FIFO maksudnya film yang
lebih dahulu datang diletakkan dibagian paling depan sementara film yang
2. Light fog
Light fog adalah fog yang terjadi karena adanya eksposi oleh cahaya yang
berasal dari safelight. Safelight memiliki sifat yang aman terhadap emulsi film
waktu kontak antara cahaya safelight dengan film tergolong lama. Secara
3. Radiation fog
dengan radiasi. Radiasi ini bisa berasal dari sinar-x, bahan – bahan radioaktif
dan juga radiasi alam. Radiasi yang berinteraksi dengan film akan
xi
dekat sekali dengan kamar pemeriksaan dimana kamar pemeriksaan tersebut
Untuk mencrgah supaya hal ini tidak terjadi, maka box film dalam
keadaan rapat sehingga tidak ada cahaya yang masuk sedikitpun ke dalam
box film. Kemudian pastikan pintu dan dinding kamar gelap tempat biasa
4. Oxygen fog
Oxygen fog adalah fog yang disebabkan karena interaksi film dengan
oksigen di udara bebas. Saat dilakukan inspeksi, film akan dinagkat kelar dari
tangki developer. Saat keluar dari developer, permukaan film masih basah
mengalami fog.
Untuk mencegah supaya hal ini tidak terjadi, maka saat melakukan
5. Chemical fog
Chemical fog adalah fog yang dihasilkan karena factor kimia yang berada
xii
b. Sh cairan pembangkit tinggi.
Back scatter fog adalah fog yang dihasilkan oleh radiasi hambr. Radiasi
hambur yang masih cukup besar masih bisa menyebabkan kehitaman pada
film. Pada beberapa pemeriksaan, kaset dibagi menjadi dua. Untuk membagi
kedua kaset ini biasanya hanya digunakan lampu kolimator untuk membatasi
artinya tidak ada bagian lain yang bertambah kehitamannya akibat radiasi
hambur. Namun jika pesawat sinar-x yang diguanakan sudah tidak bagus lagi
yang tinggi pada pemeriksaan maka gunakanlah grid diatas kaset yang
namun pesawat sinar-x keluaran berkasnya sudah tidak bagus lagi maka
7. Dichroic fog
Dechroic fog adalah fog yang dihasilkan akibat interaksi dari developer
dengan fixer pada film. Hal ini terjadi karena proses rinsing tidak dilakukan
xiii
dengan waktu yang cukup. Sebagaimana telah diketahui bahwa cairan
developer bersifat basa dan fixer bersifat asam. Untuk menghindari interaksi
langsung antara asam dan basa ini, film di bilas dengan air di tangki rinsing.
langsung antara developer dan fixer akan mengakibatkan film mengalami fog.
Untuk mencregah supaya hal ini tidak terjadi maka lakukan rinsing
dengan waktu yang cukp sehingga benar – benar yakin bahwa cairan
banyak. Kemudian ntuk menjaga agar prose rinsing berjalan dengan baik,
8. Artefact
putih pada film setelah diproses. Artifact biasanya terjadi karena permukaan
air, serpihan pasir atau serpihan kertas. Akibat hal-hal tersebut maka
Untuk mencegah supaya hal ini tidak terjadi, maka pastikan IS selalu
IS untuk memastikan bahwa tidak ada tetesan air, serpihan pasir atau
xiv
9. Streaking
Streaking adalah jalur atau coretan yang terdapat pada film. Gambaran
streaking bisa berbentuk jalur berwarna hitam atau bisa berbentuk jalur seperti
berminyak pada permkaan film yang bisa dilihat saat film dimiringkan.
menetes ke bawah.
Yellow patch adalah bercak – bercak kuning yang terdapat pada film
setelah film dikeringkan dan disimpan beberapa saat. Penyebab yellow patch
11. Reticulation
terjadi karena suhu yang tinggi baik pada developer, fixer maupun
pengeringan.
xv
Untuk mencegah supaya hal ini tidak terjadi, maka suhu developer dan
fixer dijaga pada suhu standar yaitu 18°C - 20°C dan suhu pengeringan tidak
12. Frilling
Frilling adalah proses lepasnya emulsi dari base film. Frilling terjadi jika
proses reticulation berlanjut, ini berarti frilling terjadi ketika suhu yang
digunakan baik pada developer, fixer dan pengeringan melebihi dari suhu
Jika frilling terjadi maka film akan tampak bening karena emulsi sudah
lepas dari base film. Pencegahannya sama dengan reticulation yaitu jaga
Light patch adalah jalur terang yang berada pada film. Penyebab
tulang.
Film terbakar adalah istilah dari film yang tereksposi oleh cahaya
tampak, sedikit saja cahaya tampak mengenai film maka film akan terbakar.
Film terbakar biasanya diakibatkan oleh kamar gelap yang bocor, dimana di
xvi
dalam kamar gelap masih masuk cahaya dari luar. Selain itu, film terbakar
juga bisa diakibatkan kelalaian petugas kamar gelap yang lupa menutup box
Untuk mencegah agar hal ini tidak terjadi maka pastikan tidak ada
cahaya yang masuk ke dalam kamar gelap dan pastikan juga box film dalam
kita harus lebih berhati – hati dalam pengolahan film agar tidak terjadi
dalam kaset.
3. Tentukan jumlah dari film yang di reject untk masing – masing kategori ,
antara lain :
a. Over eksposure
b. Under eksposure
c. Positioning
d. Motion
e. Processing
xvii
f. Equipment
4. Masing – masing ruang mencatat jumlah film yang dignakan dan jumlah film
yang ditolak.
seminggu sekali, film yang ditolak disortir dan dilakukan kategorisasi (jika
Karena penelitian ini sifatnya survey, maka teknik analisis data menggunakan %
radiografer yang baik tetapi juga laporan yang ideal diantara radiografer
dan radiologist .
c. Jika total reject rate > 5% maka diharapkan harus melakukan teknologis
xviii
1) Kualitas radiograf baik, jika tidak memiliki 1 program teknologis
perbaikan .
dalam keadaan ini hars bekerja sama yang baik dengan radiologist
Garis Trand :
Suatu persamaan yang digunakan untuk membuat suatu grafik dari data reject
Y = mx + b
Keterangan :
b = koefisien pergeseran
Dimana nilai :
m = ¿¿
Dan
xix
Keterangan :
xi : Bulan ke – n
Contoh kasus
1 Januari 100 5 5
2 Februari 120 6 5
3 Maret 90 10 11,11
6 Juni 100 11 11
xx
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Reject analysis adalah analisis dari foto rontgent yang ditolak dan diulang
penyebab reject analysis film adalah Kesalahan penolakan film akibat kesalahan
(tools eror), Kesalahan penolakan film akibat pergerakan pasien (patient eror).
berlaku. Tahap-tahap yang dilakukan oleh tim reject analysis harus diberikan
B. Saran
Setelah membahas dan mengetahui materi di atas maka kami berharap agar
xxi
film sehingga tidak terjadi penolakan film maupun pengulangan foto.
DAFTAR PUSTAKA
Jenkins, D., Radiographic Photography and Imaging Processes, Aspen Publisher, Inc,
xxii