Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

APLIKASI KEDOKTERAN NUKLIR


“Quality Control Uniformity Pada Kamera Gamma”

Disusun Oleh:
Kelompok 1
Fitria Ayu K. (151710383001)
Dimas Fahtur (151710383002)
Anetotia L. (151710383003)
An Nissa D.N.F. (151710383004)
Devi Novita A.M. (151710383005)
Sri Mulyani I. (151710383006)
Mahdalena S. A. (151710383007)
Agata Intan F (151710383009)
Shabita Naufal D (151710383010)
M. Firman Zaenal Y (151710383011)
Widya Safitri N (151710383013)

Program Studi D-IV Teknologi Radiologi Pencitraan


Fakultas Vokasi
Universitas Airlangga
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya kita dapat menyelesaikan Tugas Makalah Aplikasi Kedokteran Nuklir
dengan pokok bahasan Quality Control Kamera Gamma.

Tugas Laporan ini merupakan tugas makalah bagi mahasiswa D-IV


Teknologi Radiologi Pencitraan 2017 Universitas Airlangga yang bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan serta pengetahuan mahasiswa mengenai “Quality
Control Uniformity Pada Kamera Gamma” untuk pemenuhan tugas mata kuliah
Aplikasi Kedokteran Nuklir. Selain itu dengan pembuatan makalah ini kami
berharap, akan lebih meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menyusun
berbagai makalah.

Tiada kata yang pantas kami ucapkan kecuali ucapan terimakasih yang
sebanyak-banyaknya atas semua pihak yang telah membantu dan mendukung
selesainya makalah ini dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa makalah ini
masih belum sempurna, untuk itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca
sangat saya harapkan demi memperbaiki makalah ini menjadi lebih baik.

Surabaya, 11 Mei 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................2
1.3 Tujuan...............................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................3
2.1 Quality Control.................................................................................................3
2.2 Uniformity.........................................................................................................5
BAB III PEMBAHASAN................................................................................................7
3.1 Uniformity.........................................................................................................7
3.2 Intrinsic Uniformity.........................................................................................8
3.3 Extrinsic Uniformity......................................................................................10
BAB IV PENUTUP........................................................................................................12
4.1 Kesimpulan...........................................................................................................12
4.2 Saran.....................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................13
LAMPIRAN

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Aplikasi teknik nuklir memiliki peran yang sangat penting dalam
bidang kesehatan. Pemanfaatan radiasi dalam bidang kedokteran di rumah
sakit sudah menjadi bidang khusus dan pada saat ini bidang kedokteran yang
memanfaatkan radiasi dibagi lagi menjadi tiga bidang keilmuan, yaitu
radiodiagnostik, radioterapi dan kedokteran nuklir. Salah satu perangkat yang
digunakan pada kedokteran nuklir adalah kamera gamma. Perangkat kamera
gamma pada saat ini berkembang pesat dengan berbagai model dan bentuk,
dengan berbagai bentuk kamera gamma yaitu kamera gamma satu kepala
(single head), kamera gamma dua kepala (dual head) dan kamera gamma tiga
kepala (triple head). Model pencitraan kamera gamma ada dua macam yaitu
model pencitraan Planar Statik dan SPECT (Single Photon Emission
Computed Tomography).
Berdasarkan peraturan IAEA (International Atomic Energy Agency)
tahun 1986 melalui TECDOC 317 mewajibkan semua kamera gamma harus
dilakukan pengujian sesuai dengan standar. Hal ini harus dilakukan secara
berkala dan dicatat di dalam logbook sesuai dengan aturan jaminan mutu
(QC/quality control) dan jaminan kualitas (QA/quality assurance) berdampak
pada keselamatan baik untuk pasien, pekerja dan lingkungannya. Di
Indonesia, pengujian perangkat kamera gamma di Instalasi Kedokteran Nuklir
jarang dilakukan dan tidak semua operator bisa melakukan kegiatan
pengujian. Hal ini disebabkan kurangnya tenaga ahli dalam melakukan
pengujian perangkat kamera gamma. Perawatan dan pengujian secara
berkelanjutan untuk perangkat kamera gamma akan menurunkan biaya,
menjaga ketepatan dan kestabilan perangkat kamera gamma. (QC/quality
control ) diperlukan untuk menguji berbagai karakteristik ini agar dapat
berjalan seperti yang seharusnya. Sepertihalnya proteksi radiasi, kontrol

1
kualitas dan aspek jaminan kualitas harus selalu ada dalam setiap langkah
prosedur praktik harian kedokteran nuklir.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu quality control dari kamera gamma ?
2. Bagaimana cara quality control uniformity pada kamera gamma
dijalankan?
3. Apa fungsi dari quality control uniformity pada kamera gamma?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang quality control pada kamera gamma.
2. Untuk mengetahui perihal tes uji yang harus dilakukan saat menjalankan
quality control uniformity yang diterapkan pada kamera gamma.
3. Memberikan penjelasan dari fungsi quality control uniformity sehingga
diperlukan untuk kamera gamma.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Quality Control


Quality Control adalah tindakan obeservasi atau sebuah kegiatan yang
berfungsi untuk memastikan suatu instrument/alat dapat memenuhi
persyaratan agar layak untuk digunakan serta dapat digunakan dengan baik.
Tes quality control ini dimaksudkan untuk mengevaluasi bila ada kesalahan
pada alat sebelum digunakan untuk prosedur pencitraan dan pemeriksaan.
Untuk dimasa mendatang setelah alat dapat dinyatakan lolos tes quality
control pabrik, tes quality control ini juga dapat digunakan untuk mendeteksi
kesalahan pada alat ketika digunakan setelah adanya service atau pengaturan
ulang. Tes qaulity control untuk kamera gamma meliputi :
1. Visual inspection
Digunakan untuk melihat kecacatan yang nampak jelas yang dapat
membahayakan keselamatan saat pencitraan berlangsung. Contohnya
:kabel listrik rusak. Yang paling penying visual inspection dilakukan pada
kolimator, kapanpun kolimator diubah. Adanya goresan pada kolimator
merupakan indikasi adanya kerusakan mekanis pada kolimator, bila ada
noda dimungkinkan ada indikasi menandakan adanya kontaminasi pada
kolimator. Hal tersebut akan menyebabkan timbulnya artefak pada
gambaran.
2. Tingkat kontaminasi dan radiation background
Tingkat radiasi latar yang tinggi dapat timbul dari pasien atau
sumber radiasi tidak terlindung lainnya. Jika radiofarmaka dengan dosis
tinggi sedang digunakan, potensi juga ada untuk penetrasi melalui bagian
belakang kamera gamma, di mana pelindung lebih tipis. Sumber radiasi
latar belakang lainnya mungkin termasuk kontaminasi radioaktif di lantai,
dinding atau bahkan detector itu sendiri. Radiasi latar belakang, jika
intensitasnya cukup, memiliki potensi untuk secara serius
mengkompromikan semua jenis pencitraan. Bahkan level background

3
yang cukup tinggi memiliki potensi untuk secara serius menurunkan
keseragaman intrinsic atau pengukuran intrinsic lainnya.
3. Photo peak dan pengaturan windowing
Pengaturan windowing energy photo peak yang salah dapat
menurunkan keseragaman, mengurangi sensitivitas, atau dapat
meningkatkan kontribusi pencar terhadap gambar. Pengaturan photo peak
harus diperiksa dan disesuaikan secara konsisten dan pengaturan harus
dicatat untuk mendeteksi penyimpangan jangka panjang dalam
pengaturan. Perubahan mendadak dalam pengaturan photo peak
menunjukkan kemungkinan kesalahan pada kamera dan harus diselidiki
dan diperbaiki sepenuhnya jika perlu sebelum kamera digunakan lagi
untuk studi klinis.
4. Uniformity
Uniformity digunakan untuk memeriksa bahwa respons detector
terhadap radiasi seragam dalam batas yang ditentukan. Ini adalah salah
satu tes QC paling mendasar dari kamera gamma. Interpretasi gambar
klinis yang diambil dengan kamera gamma bergantung pada asumsi
bahwa perbedaan yang terlihat adalah karena perbedaan dalam distribusi
pelacak pada pasien saja dan bukan perbedaan yang diperkenalkan oleh
kamera gamma.
5. Resolusi
Tujuan dari pemeriksaan resolusi adalah untuk mendeteksi
penurunan resolusi secara bertahap dan jangka panjang, daripada
mendeteksi perubahan mendadak. Penyesuaian yang tidak tepat yang
dilakukan selama layanan dapat mempengaruhi resolusi, tanpa harus
terlihat dalam keseragaman atau pemeriksaan lainnya.
6. Resolusi whole body scan
Untuk menghindari hilangnya resolusi dalam arah pemindaian
selama pemindaian, posisi antara tempat tidur dan detector harus akurat
disinkronkan dengan data gambar untuk membentuk citra seluruh tubuh.
Baik masalah mekanis dan penyimpangan atau ukuran gambar yang tidak

4
tepat dapat menyebabkan hilangnya resolusi untuk pemindaian seluruh
tubuh.
7. Centre of rotation
Sumbu rotasi (atau pusat rotasi) yang diasumsikan oleh program
rekonstruksi harus secara akurat bertepatan dengan sumbu mekanis rotasi
untuk menghindari hilangnya resolusi dan distorsi pada irisan yang
direkonstruksi.

Quality Control dapat dilakukan secara harian/daily dan


mingguan/weakly. Yang dapat dilakukan pada daily test adalah visual
inspection, Tingkat kontaminasi dan radiation background, pengecekan
dan pengaturan photo peak, dan uniformity. Weakly test meliputi High
Count Flood uniformity check on computer, terutama untuk SPECT.
Pada umumnya quality control ini dilakukan setiap minggu untuk
mengevaluasi relosusi instrinsik dan melihat adanya penurunan resolusi
serta sensitivitas dari kamera gamma. Protokol control kualitas kamera
seharusnya dirancang untuk memverifikasi kinerja kamera yang dapat
diterima sebelum dilakukan pemeriksaan pada pasien atau setidaknya
setiap hari. (Murphy. H. Paul.1987)

2.2 Uniformity
Uniformity merupakan bagian dari tes quality control rutin paling
mendasar dan sensitive dari kamera gamma. Perubahan lokasi photopeak,
kinerja tabung photomultiplier (PMT), koreksi energi dan linearitas, dan lain-
lain akan mempengaruhi keseragaman gambar. Oleh karena itu, uniformity
adalah tes QC paling penting yang dapat dilakukan pada sistem kamera
gamma dan yang harus dilakukan setiap hari. Uji uniformity harus dilakukan
dengan hati-hati dan lebih disukai untuk dilakukan setiap hari sebelum
menggunakan kamera untuk studi klinis, hal tersebut harus dievaluasi secara
kritis dan setiap tindakan yang diperlukan harus dilakukan sebelum
pencitraan berlangsung. Tujuan dilakukannya koreksi uniformity adalah
untuk mengurangi ketidakseragaman sistem ke tingkat yang cukup rendah

5
sehingga artefak yang dihasilkan dari ketidak sesuaian residual dalam system
akan lebih sedikit dari gambar noise dan karenanya tidak terlihat dalam data
yang direkonstruksi.
Pengukuran uniformity dapat dilakukan secara intrinsik dan ekstrinsik.
Pengukuran intrinsik dilakukan tanpa kolimator dan hanya untuk menguji
detektor saja, terutama di pinggiran FOV sedangkan pada pengukuran
ekstrinsik dilakukan dengan kolimator. Uji flood uniformity intrinsik maupun
ekstrinsik adalah bagian dari program jaminan kualitas dari departemen
kedokteran nuklir yang memastikan standar efisiensi dan keandalan yang
tinggi dalam penggunaan kamera gamma.

6
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Uniformity
Uniformitas merupakan sebuah karakteristik dari sistem kamera yang
mendeskripsikan tingkat keseragaman dari densitas dalam sebuah citra ketika
sistem detektor dikenai fluks foton yang uniform secara spasial (IAEA, Human
Health Series 6). Karakteristik tingkat keseragaman citra ini dipengaruhi oleh
empat komponen sistem detektor, yaitu kristal NaI(Tl), PMT, PHA window
dan kolimator. Untuk menghasilkan citra yang uniform, seluruh PMT harus
memiliki penguatan yang serupa dan PHA window harus dipilih dengan tepat
sehingga seluruh kontribusi sinyal dari seluruh PMT tercakup.
Uniformity untuk quality control pada kamera gamma dapat diterima
dengan persentase analisis nonuniformitas nya sekitar 1% -3% saja.
Uniformitas bisa diukur sebagai tingkat keseragaman detektornya ketika
dikenai radiasi (uniformitas instrinsik) atau diukur sebagai tingkat keseragaman
detektor dan kolimator ditempatkan (uniformitas ekstrinsik). Uniformitas
internal bisa juga diukur sebagai variasi maksimum dari densitas terhadap
seluruh FOV (uniformitas integral) atau dalam bentuk laju perubahan
maksimum dari densitas terhadap suatu jarak yang ditetapkan (uniformitas
diferensial). Dalam hal ini, variasi atau laju perubahan kecil menandakan
bahwa uniformitas alat baik/tinggi.
Selain prosedur kontrol kualitas ini, beberapa teknik koreksi tersedia untuk
mengatasi keterbatasan yang melekat pada kamera gamma, termasuk tabel
koreksi keseragaman. Tabel koreksi keseragaman adalah metode koreksi
keseragaman untuk radionuklida tertentu yang diperoleh dalam jumlah counts
yang cukup banyak (60-120 juta counts). Metode ini menggunakan komputer
saat proses akuisisi untuk mengevaluasi perhitungan flood yang tinggi dan
jumlah rata-rata per pixel. Tabel koreksi keseragaman ini diterapkan untuk
proses akuisisi di masa mendatang saat mengoreksi ketidakmerataan di dalam

7
kamera gamma. Selain itu, table tersebut dapat digunakan untuk mengukur
uniformitas eksternal.

3.2 Intrinsic Uniformity


Sebagian besar kamera gamma modern tidak didesain untuk keseragaman
secara intrinsik karena penguatan resolusi spasial dapat diperoleh dengan
mengorbankan keseragaman intrinsik (Murphy, 1987). Sehingga sistem
tersebut membutuhkan mekanisme koreksi uniformitas.
Keseragaman intrinsik (intrinsic uniformity) adalah tanggapan sistem
tanpa
kolimator kepada fluks radiasi yang seragam dari suatu sumber titik (point
source). Ada dua parameter uniformity yang berbeda yaitu : integral uniformity
(IU) dan differential uniformity (DU). Integral uniformity merupakan ukuran
variasi count density maksimum di luas wilayah yang telah didefinisikan pada
detektor sintilasi sebagai input fluks gamma yang seragam ke UFOV kamera.
Differential uniformity adalah jumlah perubahan count density per satuan jarak
yang telah ditetapkan ketika radiasi gamma pada detektor adalah fluks
homogen di bidang pengukuran.
Sebagai contoh pelaksanaan uji keseragaman intrinsik, kelompok kami
mengutip hasil Uji Keseragaman Medan Aliran Intrinsik (Intrinsic Flood Field
Uniformity) yang dilakukan oleh Prasetya Widodo dan Nur Rahmah Hidayati
dalam penelitian yang berjudul “Uji Kontrol Kualitas Kamera Gamma Mediso
Anyscan S Di Pusat Teknologi Keselamatan Dan Meterologi Radiasi”.

8
Metode yang digunakan untuk uji kontrol kualitas kamera gamma yang
dilakukan dengan merujuk pada standar NEMA dengan menggunakan alat
kamera gamma Mediso AnyScan S. Pengujian dilakukan menggunakan isotop
Tc-99m dengan aktivitas 4 MBq, yang dimasukan dalam syringe hingga
membentuk point source. Kemudian sumber diletakkan sejauh 5 FOV (Field of
View) didepan detektor tanpa kolimator. Dilakukan akuisisi dengan protokol
“Uniformity Point Source Test Tc-99m”.
Dari metode tersebut di dapatkan hasil berupa tabel sebagai berikut :

Hasil dari test yang dilakukan diolah dengan menggunakan software


NEMA Test yang disediakan oleh pabrik manufaktur, dapat dilihat pada tabel
diatas yang menampilkan spesifikasi uji beserta hasil uji yang telah dilakukan.
Uji keseragaman intrinsik (pada tabel diatas) dilakukan untuk mengetahui
keseragaman sebaran foton sinar gamma yang melalui field of view (FOV) pada
detektor. Data hasil pengujian berupa persentase spesifikasi nilai integral
uniformity (IU) dan nilai differential uniformity (DU) baik pada CFOV dan
UFOV (NEMA, 2001). Useful Field of View (UFOV) ialah area detektor yang
digunakan untuk pencitraan sinar gamma. Area yang ditetapkan oleh skala
semua dimensi linier dari UFOV dengan faktor 75% disebut (CFOV) Central
Field of View.
Dari tabel diatas, yaitu spesifikasi dan hasil uji keseragaman medan aliran
intrinsik, nilai IU dan DU dipersyaratkan berada dalam rentang spesifikasi
yaitu pada CFOV DU harus kurang dari atau sama dengan 1,9%, dan IU harus
kurang dari atau sama dengan 2,4%, sedangkan pada UFOV DU harus kurang
dari atau sama dengan 2,4% dan IU harus kurang dari atau sama dengan 2,9%.

9
Hasil uji pada detektor 1 adalah sebagai berikut : pada CFOV didapatkan nilai
DU 0,9% dan IU 1,2%, sedangkan pada UFOV didapatkan nilai DU=0,9% dan
IU 1,2%. Kemudian pada detektor 2 diperoleh nilai DU 1,1% pada CFOV dan
1,1% pada UFOV, dan nilai IU 1,4% pada CFOV dan 1,5% pada UFOV. Hasil
uji keseragaman medan aliran intrinsik masih berada dalam jangkauan
spesifikasi sehingga dapat dikatakan lolos uji.

3.3 Extrinsic Uniformity


Keseragaman ekstrinsik (extrinsic uniformity) adalah tanggapan sistem
melalui kolimator kepada fluks radiasi yang seragam dari suatu sumber
lembaran (sheet source). Keseragaman ekstrinsik dapat dilakukan
menggunakan tabel koreksi keseragaman ekstrinsik.
Tabel koreksi keseragaman ekstrinsik memerlukan sumber radiasi dengan
non-uniformity 1% atau kurang dari 1%. Jika menggunakan sumber radiasi dari
99m
Tc water filled sheet sources yang mengandung non-uniformity dari
gelembung udara dan campuran yang tidak lengkap maka sumber tersebut
tidak direkomendasikan untuk mendapatkan tabel koreksi keseragaman
ekstrinsik.
Penggunaan sumber dari 57Co sheet sources dengan non-uniformity kurang
dari 1% dapat direkomendasikan untuk mendapatkan tabel koreksi
57
keseragaman ekstrinsik. Penggunaan sumber Co sheet sources lebih dapat
diandalkan / dipercaya dan lebih mudah dari pada water filled sheet sources.
Tanggapan linear untuk energy dari 57Co sebesar 122 keV dan jika dikira-kira
maka energinya sama dengan energy dari 99mTc sebesar 140 keV.
57
Uniformity dari Co sheet sources diukur oleh manufacturer dan
dinyatakan dalam data sheet yang disertakan dengan sumber yang baru dibeli.
57
Perhatikan saat akan mengambil sumber dari Co sheet sources yang baru
karena kontaminan dari radionuklida 56Co dan 58Co sangat kecil sehingga dapat
menurunkan sumber uniformity. Penggunaan sheet sources yang lebih lama
56 58
sangat direkomendasikan karena Co dan Co memiliki waktu paruh lebih
pendek dibandingkan 57Co.

10
Untuk lebih memahami keseragaman ekstrinsik, maka dilakukan contoh
uji tabel koreksi keseragaman ekstrinsik. Kelompok kami mengutip hasil Uji
Tabel koreksi keseragaman ekstrinsik yang dilakukan oleh Randy Bolstad dan
kawan - kawan dalam jurnal yang berjudul “Extrinsic Versus Intrinsic
Uniformity Correction for g-Cameras”.
Terdapat suatu metode yang dapat digunakan untuk bisa memverifikasikan
bahwa 57Co sheet source dapat digunakan untuk menghasilkan tabel koreksi
pada keseragaman ekstrinsik. Metode berikut tidak menentukan uniformity
yang sebenarnya dari sheet source tetapi membantu menentukan apakah sheet
source yang digunakan dapat dinyatakan uniformity di sepanjang metode ini.
Sheet source awalnya dicitrakan dalam posisi tunggal untuk total 10 juta
counts, diikuti oleh analisis uniformity. Persentase yang diperoleh dari non-
uniformity memperhitungkan ketidakseragaman dari kamera gamma dan
ketidakseragaman dari sheet source.
Setelah akuisisi image dengan total sebanyak 10 juta counts, diperoleh
bebrapa image antara lain :
1. Gambar 2,5 juta counts dari sumber di posisi yang sama
2. Gambar 2,5 juta counts dari sumber yang diputar sebesar 1800,
3. Gambar 2,5 juta counts dari sumber yang di balik lebih dari 1800
4. Gambar 2,5 juta counts dari sumber yang diputar sebesar 1800.
Setelah 4 gambar diperoleh, gambar dijumlahkan untuk menghasilkan
image 10 juta counts. Analisis keseragaman dilakukan untuk menentukan
persentase non-uniformity dalam image yang dijumlahkan. Persentase yang
dihasilkan berada di persepuluh dari persentase point pada image 10 juta
counts, sehingga persentase tersebut dapat memverifikasikan bahwa sumber
57
Co dinyatakan uniformity di sepanjang metode ini.

11
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Quality Control pada kamera gamma adalah tindakan obeservasi atau


sebuah kegiatan yang berfungsi untuk memastikan suatu kamera gamma dapat
memenuhi persyaratan agar layak untuk digunakan serta dapat digunakan
dengan baik. Tes quality control ini dimaksudkan untuk mengevaluasi bila ada
kesalahan pada kamera gamma sebelum digunakan untuk prosedur pencitraan
dan pemeriksaan.
Salah satu tes qaulity control pada kamera gamma yaitu uniformity.
Uniformitas merupakan sebuah karakteristik dari sistem kamera yang
mendeskripsikan tingkat keseragaman dari densitas dalam sebuah citra ketika
sistem detektor dikenai fluks foton yang uniform secara spasial.
Uniformitas bisa diukur sebagai tingkat keseragaman detektornya ketika
dikenai radiasi (uniformitas instrinsik) atau diukur sebagai tingkat
keseragaman detektor dan kolimator ditempatkan (uniformitas ekstrinsik).
Keseragaman intrinsik (intrinsic uniformity) adalah tanggapan sistem
tanpa kolimator kepada fluks radiasi yang seragam dari suatu sumber titik
(point source). Ada dua parameter uniformity yang berbeda yaitu : integral
uniformity (IU) dan differential uniformity (DU).
Keseragaman ekstrinsik (extrinsic uniformity) adalah tanggapan sistem
melalui kolimator kepada fluks radiasi yang seragam dari suatu sumber
lembaran (sheet source). Keseragaman ekstrinsik dapat dilakukan
menggunakan tabel koreksi keseragaman ekstrinsik.

4.2 Saran

Sebaiknya quality control pada kamera gamma ini dilakukan rutin sesuai
prosedur untuk mencegah terjadinya kerusakan alat yang signifikan,
sehingga proses pencitraan dan pemeriksaan dapat berjalan dengan
maksimal.

12
DAFTAR PUSTAKA

Alkhorayef, M & Alnaaimi, M & Mohamed, M & Ibahim, S & Alduaij, M &
Alkandari, Fatemah & Bradley, D. 2015. Toward Standardising Gamma Camera
Quality Control Procedures. Radiation Physics and Chemistry. 116.
10.1016/j.radphyschem.2015.05.016.

Becker CL. Myocardial perfusion. 1984. In Textbook of Nuclear Medicin vol.II :


Clinical Application, 2nded., Herbert J and Da Rocha FGA (Eds.). Philadelphia,
Lea & Febiger.

Busemann Sokole E, Kugi A, Bergmann H: High count rates cause non-


uniformities in cobalt-57 flood images. Eur J Nucl Med 1993; 20: 896.

Cranage RW, Peake JCF. The effect of high energy impurities on measurements
of gamma-camera resolution and uniformity using Co-57 flood sources. Brit
JRadiol 1979; 52: 81-82

Ejeh, J.E., Adedapo, K.S., Akinlade, B.I. and Osifo, B.O.A. 2011. Gamma
Camera Intrinsic Uniformity in an Unstable Power Supply Environment. Hellenic
Journal of Nuclear Medicine, 14, 146-148.
http://nuclmed.web.auth.gr/magazine/eng/may11/7.pdf

Gar-Elnabi, M.E.M., Ali, W.M., Omer, M.A.A., Sam, A.K. and Edam, G.A. 2015.
Development and Assessment of Quality Control Phantom for Linearity and Un-
iformity. Open Journal of Radiology, 5,59-65.
https://doi.org/10.4236/ojrad.2015.52010

Henkin RE. 2006. Nuclear Medicine, 2nd edition, Philadelphia, Mosby Elservier.

13
Lele RD. 2009. Principles and Practice of Nuclear Medicine and Correlative
Medical Imaging. New Delhi, Jaypee Brother Medical Publisher(p) Ltd.

Murphy H. Paul. 1987. Acceptance Testing and Quality Control of Gamma


Cameras, Including SPECT. Texas : Department of Radiology, Baylor College of
Medicine.

Wiharto,Kunto. 199c. KEDOKTERAN NUKLIR DAN APLIKASI TEKNIK


NUKLIR DALAM KEDOKTERAN. BATAN-Pusat Standardisasi dan Penelitian
Keselamatan Radiasi.

Zimmerman, RE. 1979. Gamma Cameras : State of the Art. Med Instrum
13(3):1c14.https://www.radioactivity.eu.com/site/pages/Gamma_Camera.htm
(Diakses pada Senin 11 Mei 2j2j pukul 2j:j7)

https://www.radioactivity.eu.com/site/pages/Principe_GammaCamera.htm
(Diakses pada Senin 11 Mei 2j2j pukul 2j:1j)

https://www.slideshare.net/helbertjoseph/qa-gamma-camera (Diakses pada Senin


11 Mei 2j2j pukul 2j : 28)

Alkhorayef, M.A. dkk. (2015). Toward Standardising Gamma Camera Quality


Control Procedures. Journal of Radiation Physics and Chemistry. 116 (2015) : 95
- 99.

Ardiansyah, Fery. (2013). Uji Quality Control Detektor Pesawat SPECT Dengan
Protokol IAEA Dan AAPM. Skripsi. Depok : Universitas Indonesia.

Bolstad, Randy. dkk. (2011). Extrinsic Versus Intrinsic Uniformity Correction for
g-Cameras. Journal of Nuclear Medicine Technology. 39 (3) : 208 - 212.

14
Murphy, P. H. (1987). Acceptance Testing and Quality Control of Gamma
Cameras, Including SPECT. J Nucl Med. 28 : 1221–1227.

NEMA. (2001). Performance Measurements of Scintilation Camera. Standart


Publication NEMA NU 1-2001.

Prasetya, W., & Nur Rahmah, H. (2015). UJI KONTROL KUALITAS KAMERA
GAMMA MEDISO ANYSCAN S DI PUSAT TEKNOLOGI KESELAMATAN
DAN METEROLOGI RADIASI. Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Fungsional
Pengembangan Teknologi Nuklir IX. 385-393.

LAMPIRAN

Presentator : Widya Safitri 151710383013


Moderator : Devi Novita 151710383005
Notulen : Shabita Naufal D 151710383010
Sesi Tanya Jawab

1. Kenapa tc99m tidak direkomendasikan jadi sumber radiasi koreksi


keseragaman ekstrinsik?
Penanya: Arfanda Gio / 151710383041 Kel 4)
2. Kenapa uniformity disebut quality control yang paling mendasar dan
sesnsitive?

15
Penanya : Intan Mega / 151710383032 (Kel 3)
3. Apa kelebihan dan kekurangan dari mengukur keseragaman secara
intrinsik dan ekstrinsik?
Penanya : Ichlasul Amal / 151710383024 (Kel 2)

Jawaban:

1. Sumber radiasi yang digunakan pada tabel koreksi keseragaman ekstrinsik


memiliki non uniformity 1% atau kurang dari 1%, dengan kata lain tabel
koreksi tersebut hanya bisa mentolerir non uniformity 1% atau kurang dari
1%. Tc-99m mengandung non-uniformity dari gelembung udara dan
campuran tidak lengkap, sehingga tidak direkomendasikan menjadi
sumber radiasi. Sedangkan, 57Co memiliki non-uniformity kurang dari 1%,
sehingga dapat direkomendasikan untuk menjadi sumber radiasi tabel
koreksi keseragaman ekstrinsik. Mahdalena S. A.(151710383007)

16
2. Karena uji uniformity ini berpengaruh pada keseragaman gambar, dimana
tujuannya adalah untuk mengurangi ketidakseragaman sehingga artefak
yang dihasilkan dari ketidaksesuaian akan lebih sedikit, sehingga
harapanya gambaran artefak tersebut tidak terlihat dalam data yang
direkontruksi, maka dari itu uji uniformity direkomendasikan untuk
dilakukan setiap hari. Agata Intan F (151710383009)
3. Antara Uniformity instrinsik atau ekstrinsik itu memiliki fungsi yang
berbeda jadi tidak bisa dibandingkan. Salah satu yang membedakan antara
intrinsic dan extrinsic yaitu metode uniformity nya. Terdapat suatu metode
yang dapat digunakan untuk bisa memverifikasikan bahwa 57Co sheet
source dapat digunakan untuk menghasilkan tabel koreksi pada
keseragaman ekstrinsik. Metode berikut tidak menentukan uniformity yang
sebenarnya dari sheet source tetapi membantu menentukan apakah sheet
source yang digunakan dapat dinyatakan uniformity di sepanjang metode
ini. Sheet source awalnya dicitrakan dalam posisi tunggal untuk total 10
juta counts. Lalu diakuisisi lagi tetapi dengan beda posisi.
1. Gambar 2,5 juta counts dari sumber di posisi yang sama dg posisi
tunggal
2. Gambar 2,5 juta counts dari sumber yang diputar sebesar 180 der
3. Gambar 2,5 juta counts dari sumber yang di balik lebih dari 180 der
4. Gambar 2,5 juta counts dari sumber yang diputar sebesar 180 der.
Setelah 4 gambar diperoleh, gambar dijumlahkan untuk menghasilkan
image 10 juta counts. Analisis keseragaman dilakukan untuk menentukan
persentase non-uniformity dalam image yang dijumlahkan. Persentase
yang dihasilkan berada di persepuluh dari persentase point, sehingga
persentase tersebut dapat memverifikasikan bahwa sumber 57Co
dinyatakan uniformity di sepanjang metode ini. Hal tersebut dikarenan
sepersepuluh itu sama dengan 0.1% dan sesuai dg konsep extrinsic
uniformity yg menyatakan bahwa extrinsic uniformity hanya menerima
1% atau kurang dari 1% untuk tingkat non uniformity. Makanya 57Co
dinyatakan uniformity selama metode ini dilakukan.
Dimas Fahtur (151710383002) & Sri Mulyani I. (151710383006)

17
18

Anda mungkin juga menyukai