LAPORAN PRATIKUM
Untuk memenuhi sebagai persyaratan dalam menyelesikan Pratikum Kerja
Lapangan (PKL) II di Rumah Sakit Pertamedika Ummi Rosnati
Banda Aceh
Disusun oleh:
SAHISRA WANRISKY
19134050028
Laporan kasus ini telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan sebagai laporan untuk
memenuhi tugas Praktik Kerja Lapangan II Program Study Diploma III Akademi Teknik
Radiodiagnostik dan Radioterapi Yayasan Sihat Beurata Banda Aceh.
NPM : 19134050028
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan ke hadiran Allah SWT yang telah melimpahkan
nikmat, taufik serta hidayah-Nya yang sangat besar sehingga sasya pada akhirnya bisa
menyelesaikan laporan kasus Praktek Kerja Lapangan (PKL) II dari tanggal 20 Mei 2019 sampai
18 Juni 2021 di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Pertamedika Ummi Rosnati Banda Aceh.
Dalam menyelesaikan laporan kasus ini penulis telah banyak mendapatkan bantuan,
bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak, dan untuk itu penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada:
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................................... i
KATA PENGANTAR....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................ 2
1.4 Metode Pengumpulan Data................................................................................ 2
1.5 Manfaat Penulisan.............................................................................................. 3
1.6 Sistematika Penulisan........................................................................................ 3
BAB II DASAR TEORI
2.1 Anatomi............................................................................................................. 4
2.2 Patologi............................................................................................................. 5
2.3 Persiapan Alat Dan Bahan................................................................................ 7
2.4 Teknik Radiografi............................................................................................. 11
2.5 Proteksi Radiasi................................................................................................ 13
BAB III PROTEKSI KASUS DAN PEMBAHASAN
3.1 Identitas Pasien.................................................................................................. 14
3.2 Riwayat Pasien................................................................................................... 14
3.3 Persiapan Alat Dan Bahan................................................................................. 15
3.4 Teknik Pemeriksaan........................................................................................... 19
3.5 Hasil Pembacaan Radiograf............................................................................... 22
3.6 Pembahasan Kasus............................................................................................. 23
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan........................................................................................................ 24
4.2 Saran. ................................................................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 25
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam melakukan aktivitas ditunjang oleh stabilitas dan gerakan dasar dari bahu
dan siku. Untuk melakukan gerakan sendi ini juga diperlukan antara lain otot-otot yang
membantu menggerakkan pergelangan tangan dan jari-jari, ligament-ligament yang ada
di sekitar sendi yang merupakan penghubung kedua buah tulang atau lebih sehingga
tulang menjadi kuat untuk melakukan sebuah gerakan, dan yang terakhir adalah
persyaratan yang berperan menggerakkan otot-otot pada pergelangan tangan sehingga
dapat menghasilkan sebuah gerakan
Persendian pada sendi wrist terdiri dari distal radioulnar joint, radiocarpal (wrist)
joint, intercarpal joint, midcarpal joint, carpometacarpal joint, metacarpophalangeal,
interphalangeal joint. Interphalangeal joint itu sendiri masih terbagi menjadi dua yaitu
proksimal interphalank dan distal interphalank.
Distal radioulnar joint adalah sendi yang menghubungkan antara dua tulang yaitu
tulang radius dan tulang ulnar pada bagian distal. Radiocrapal joint adalah sendi yang
menghubungkan antara tulang radius dan tulang carpal. Intercarpal joint adalah sendi
yang menghubungkan antara tulang-tulang carpal yang berada di sampingnya.
1
Midcarpal joint adalah sendi yang menghubungkan antara tulang carpal proksimal
dengan tulang carpal distal. Carpometacarpal joint adalah sendi yang menghubungkan
antara tulang carpal dengan metacarpal. Metacarpophalangeal joint adalah sendi yang
menghubungkan antara tulang metacarpal dengan phalank. Yang terakhir adalah
Interphalank joint, dan interphalank ini terbagi menjadi dua yaitu proksimal interphalank
dan distal interphalank. Proksimal interphalank adalah sendi yang menghubungkan
tulang-tulang phalank pada bagian proksimal atau pangkal, sedangkan distal interphalank
adalah sendi yang menghubungkan antara tulang-tulang phalank bagian distal atau ujung.
Fraktur adalah kondisi dimana terputusnya kontinuitas tulang atau bisa disebut juga
patah tulang. Fraktur dapat juga menyebabkan dislokasi sendi, terganggunya persarafan
ke otot dan sendi, kerusakan saraf, dan kerusakan pembuluh darah. Salah satu penyebab
fraktur ialah pukulan langsung atau bisa disebabkan trauma (Surutan, 2006).
2
1.2 Rumusan masalah
1.2.1 Bagaimana penatalaksanaan pemeriksaan radiografi wrist joint dengan klinis
fraktur di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Pertamedika Ummi Rosnati?
1.3 Tujuan penelitian
1.3.1 Tujuan umum
Tujuan umum dari laporan kasus ini adalah mendeskripsikan penatalaksanaan
pemeriksaan radiografi wrist joint dengan klinis fraktur di Instalasi Radiologi
Rumah Sakit Pertamedika Ummi Rosnati.
1.3.2 Tujuan khusus
Untuk memenuhi salah satu tugas Praktik Kerja Lapangan (PKL) II.
1.4 Metode pengambilan data
Metode pengambilan data dalam laporan kasus ini dilakukan dengan beberapa cara
diantaranya sebagai berikut:
1.4.1 Observasi
Yaitu, penulisan melakukan kunjungan langsung ke Rumah Sakit
Pertamedika Ummi Rosnati untuk mendapatkan data-data yang diperlukan
dalam laporan kasus ini. Yaitu, berupa radiograf dan hasil bacaan dokter pada
pasien pemeriksaan radiografi wrist joint dengan suspect fraktur periode Mei
2021- Juni 2021.
1.4.2 Kepustakaan
Penulis juga mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam laporan kasus
ini melalui buku-buku, dan media teknologi informasi atau internet.
1.4.3 Wawancara
Penulisan juga melakukan wawancara untuk mendapatkan data-data yang
diperlukan dalam laporan kasus ini dengan beberapa pihak terkait dalam hal ini
radiografer Rumah Sakit Pertamedika Ummi Rosnati mengenai teknik
pemeriksaan radiograf wrist joint dengan suspect fracture di Rumah Sakit
Pertamedika Ummi Rosnati.
3
1.5 Manfaat penelitian
1.5.1 Manfaat teori
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulisan serta memberikan
informasi kepada pembaca mengenai penatalaksanaan pemeriksaan radiografi
wrist joint.
4
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Anatomi Wrist Joint
Pergelangan tangan (wrist joint) merupakan region carpalis istilah ini berasal dari tulang
-tulang carpal, ossa carpi, yang lurus tersusun dalam dua baris didasar tangan baris
proksimal dan distal. Tulang - tulang tersebut saling mengunci dalam puzzle tiga dimensi
yang rumit dan menyerupai kerucut pohon cemara (corpus). Dua sendi pergelangan tangan
diindentifikasi sebagai permukaan ossa carpi yang berartikulasi satu sama lain, serta
garis proksimal ossa carpi dan Radius lengan bawah membentuk sendi kedua. Range of
motion paling besar pada Articulatio radiocarpalis dan ruang sendi terletak pada (sekat
rongga badan) regio carpalis, ossa carpi terutama terletak di telapak tangan. Sendi yang
saling mengunci pada baris proksimal dan distal carpal disebut Articulatio metacarpalis
serta membantu fleksi dan ekstensi tangan (Paulsen and Washcke, 2010).
5
arthrosis yang khas adalah pertumbuhan tulang keluar (osteofit) dan destruksi
permukaan artikular (Paulsen and Washcke, 2010).
c. Dislokasi adalah cedera pada persendian yaitu sebagai tempat mana dua atau
lebih tulang bersatu atau adanya tarikan pada kedua antar tulang dari posisi
normalnya. Cedera berat diantara tulang dapat merusak dan melumpuhkan sendi.
d. Corpus alienum, adanya benda asing di dalam tubuh.
e. Oesteoartritis, peradangan kronis pada sendi akibat kerusakan pada tulang
rawan.
2.2.2 Patologi Fraktur
Fraktur tulang atau patah tulang adalah kondisi jaringan tulang yang kehilangan
kontinuitas (Rasjad, 2006), Jenis fraktur tulang berdasarkan bentuk patahannya dapat
dikelompokkan menjadi fraktur inkomplit dan komplit. Fraktur inkomplit meliputi
sebagian retakan yang terjadi hanya pada sebelah sisi tulang. Sementara fraktur
komplit mempunyai gambaran berupa garis fraktur yang memotong seluruh tulang.
Berdasarkan tempat terjadinya, fraktur dapat terjadi pada area proksimal, medial
maupun distal tulang (Mahartha et af., 2013).
2.2.3 Penyebab Fraktur
Fraktur yang disebabkan oleh trauma, bisa berupa trauma langsung maupun tidak
langsung. Trauma langsung contohnya benturan pada femur yang menyebabkan
fraktur femur sementara fraktur tidak langsung contohnya jatuh pada keadaan badan
menumpu pada tulang femur, Selain itu, dapat juga disebabkan karena proses penyakit
misalnya osteoporosis, yaitu ketika tulang - tulangnya mengalami kekurangan kalsium
dan rapuh, luka ringan atau bahkan gravitasi dapat menciptakan kekuatan yang cukup
untuk menyebabkan fraktur kompresi vertebra pada punggung atau patah tulang
pinggul, fraktur jenis ini disebut sebagai fraktur patologis (Apley, 2010).
2.2.4 Proses Penyembuhan Fraktur
Proses penyembuhan fraktur secara garis besar terdiri dari lima fase yaitu fase
hematoma, inflamasi dan proliferasi seluler, pembentukan kalus, konsolidasi dan
remodelling (Solomon er al., 2010).
6
Gambar 2.2 Fase inflamasi dan proliferasi sel (Sumber. Medrecov. Blogspot.com)
7
2.3 Teknik Radiografi Wrist Joint
2.3.1 Persiapan Alat
a. Pesawat Sinar X
Pesawat sinar X atau pesawat Rontgen merupakan salah satu alat yang digunakan
untuk melakukan diagnosa medis yang memanfaatkan sinar X. Sinar X yang
dipancarkan dari tabung diarahkan pada bagian tubuh dan akan ditangkap oleh film,
sehingga akan terbentuk gambar dari bagian tubuh yang disinari.
b. Computed radiography
Computed radiography adalah satu sistem atau proses untuk mengubah sistem
analog pada konvensional radiografi menjadi digital radiografi, dengan
menggunakan photostimulable untuk mengakuisisi data dan menampilkan
parameter dari gambaran yang akan dimanipulasi oleh komputer (Balliger,
1999:370)
Computed radiography masih memerlukan X Ray unit seperti halnya radiografi
konvensional sebagai sumber radiasi untuk mengekspose pasien.
Prinsip kerja computed radiography :
1)Imaging plate yang terletak didalam kaset, dilakukan eksposi dengan
menggunakan peralatan pembangkit sinar X. Pada saat sinar-x menembus
objek, akan terjadi attenuasi (perlemahan) akibat dari kerapatan objek karena
berkas sinar X yang melalui objek tersebut. Kemudian membentuk bayangan
laten.
2)IP cassete kemudian dimasukkan kedalam image reader. Di dalam image
reader, bayangan laten yang disimpan pada permukaan phosphor, dibaca dan
dikeluarkan menggunakan cahaya infra merah untuk menstimulus phosphor,
8
sehingga mengakibatkan energi yang tersimpan berubah menjadi cahaya
tampak.
3)Cahaya yang dikeluarkan dari permukaan plate, akan ditangkap oleh sebuah
pengumpul cahaya dan diteruskan ke tabung photomultiplier yang mengubah
energi cahaya tersebut menjadi sinyal listrik analog.
4)Selanjutnya sinyal analog ini diubah menjadi sinyal digital oleh rangkaian
analog to digital converter (ADC) dan diproses dalam komputer.
5)Setelah proses pembacaan selesai, data gambar pada imaging plate dapat
dihapus dengan cara imaging plate dikenai cahaya yang kuat. Hal ini membuat
imaging plate dapat dipergunakan kembali.
6)Setelah gambaran tampil dilayar monitor, gambaran tersebut dapat dilakukan
rekontruksi atau dimanipulasi pada image console sehingga mendapatkan
gambaran yang diinginkan.
1. Imaging plate (IP)
Imaging plate adalah plat film yang mempunyai kemampuan menyimpan
energi sinar X, dan energi tersebut dapat di bebaskan atau dikeluarkan melalui
proses scanning dngan menggunakan laser. Imaging plate biasa digunakan dengan
ditempatkan dalam cassette imaging plate. Ukuran imaging plate yang paling
banyak digunakan adalah 18x24 cm, 24x30 cm, 35x35 cm, dan 35x43 cm. ukuran
30x40 cm tidak ada lagi karena ukuran tersebut akan digunakan 35x43 cm. imaging
plate merupakan media pencatat gambaran sinar X pada computed radiography.
9
2. Image reader
Berfungsi sebagai pembaca, pengolah gambar yang diperoleh dari imaging
plate yang dijalankan dengan menggunakan laser scanner. Dilengkapi dengan
preview monitor untuk melihat apakah pemotretan yang dilakukan tidak terpotong
atau obyeknya bergerak.
3. Image console
Berfungsi untuk mengolah gambar, berupa komputer dengan software khusus
untuk medical imaging. Gambar dapat diolah tampilannya sehingga memudahkan
memperoleh gambar yang lebih baik.
10
4. Imager (printer)
Fungsi sebagai pencetak gambaran.
c. Apron
Pelindung terhadap radiasi sinar X
b. Proyeksi Lateral
12
Gambaran 2.16 Hasil gambaran proyeksi lateral (sumber : Aditya.blogspot.com)
13
BAB III
PROFIL KASUS DAN PEMBAHASAN
Teknik pemeriksaan wrist joint dengan kasus fracture memakai proyeksi Posterior
Anterior (PA) dan Lateral.
3.3.1 Persiapan Alat
14
a. Pesawat X-ray
Alat yang digunakanuntuk menghasilkan citra radiografi untuk pemeriksaan umum.
Merk : Hyun Dai Medical X-Ray
Kapasitas : 125 kV
b. Imaging Plate
Plat film yang mempunyai kemampuan menyimpan energi sinar X.
Merk : Fuji Film
Ukuran : 24 x 30 cm
15
c. Alat pengatur KV
Alat yang digunakan untuk mengatur Kilovolt ( KV), MiliAmpere (Ma) dan
Second (S) pada saat pemeriksaan radiologi.
Merk : Hyun Dai
e. Image console
Alat yang digunakan untuk mengolah hasil gambaran.
Merk : HP
16
Gambar 3.5 Image console (Sumber : RS Pertamedika Ummi Rosnati, 2021)
17
g. Apron
Alat pelindung radiasi sinar X.
18
Gambar 3.8 Pasien proyeksi PA (Sumber : Rumah Sakit Pertamedika Ummi Rosnati, 2021)
b. Proyeksi Lateral
1) Ukuran kaset :
24 x 30 cm. Kaset horizontal di bagi dua.
2) Posisi Pasien :
Duduk di ujung meja pemeriksaan, fleksikan elbow joint 90
derajat.
3) Posisi Objek :
Letakkan wrist joint pada pertengahan kaset yang dibagi dua.
19
Gambar 3.11 Pasien proyeksi lateral (Sumber : Rumah Sakit Pertamedika Ummi Rosnati, 2021)
20
3.3.1 Hasil Gambaran Wrist Joint proyeksi Anterior posterior (AP) dan Lateral
Gambar 3.12 Hasil Gambaran Pemeriksaan AP dan Lateral (Sumber : Rumah Sakit Pertamedika Ummi Rosnati, 2021)
Kriteria Gambaran : pada proyeksi lateral os metacarpal, os wrist joit, dan os radius dan os ulna
terlihat super posisi, dan pada proyeksi Anterior posterior (AP) terlihat metacarpal, os
trapezium, os trapezoid, os scapoid, os lunate, os capitate, os hamate, os triquetrum, os pisiform,
tampak fraktur pada os radius dan os ulna.
21
3.4 Hasil Bacaan Dokter
Gambar 3.11 Hasil Bacaan Dokter Radiologi (Sumber : Rumah Sakit Pertamedika Ummi Rosnati, 2021)
Hasil bacaan dokter radiologi, dr. Fuziati, Sp.Rad hasil bacaan pada pemeriksaan wrist
joint Anterior posterior (AP) dan Lateral “Post fraktur distal os radius dan os ulna”
3.1 Pembahasan
Tanggal 03 Mei 2021, pasien mendatangi Rumah Sakit Pertamedika Ummi Rosnati untuk
melakukan pemeriksaan pada pergelangan tangannya akibat terjatuh dari motor yang
dialami, pasien diarahkan ke unit radiologi untuk melakukan foto rontgen. Pasien
mendatangi instalasi radiologi dengan bawa formulir pemeriksaan.
Pasien penulis arahkan keruang pemeriksaan dengan mempersilahkan pasien duduk di
ujung meja pemeriksaan, penulis memberika aprone terlebih dahulu kepada pasien.
Kemudian, penulis atur pergelangan tangannya pasien di atas image plate berukuran 24x30
cm dibagi dua, menggunakan proyeksi Anterior Posterior (AP) dan Lateral. Setelah ekspose
penulis memasukkan image plate ke dalam image reader (scanner) kemudian hasil
gambaran terlihat pada image console, lalu di edit agar hasil gambaran lebih rapi dan bagus
untuk penulis print.
22
Pada pemeriksaan radiograf yang penulis lakukan pada salah satu pasien di instalasi
radiologi Rumah Sakit Pertamedika Ummi Rosnati Banda Aceh, hasil diagnosa yang dibaca
dokter ahli radiologi, dr. Fuziati, Sp. Rad menyatakan pada pemeriksaan radiograf wrist
joint AP dan lateral post fraktur distal radius dan os ulna sinistra.
Fracture tulang atau patah tulang adalah kondisi jaringan tulang yang kehilangan
kontinuitas (Rasjad, 2006), Berdasarkan tempat terjadinya, fracture dapat terjadi pada area
proksimal, medial maupun distal tulang (Mahartha et af., 2013). Proksimal adalah bagian
atas, medial adalah bagian tengah dan distal adalah bagian bawah.
23
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan yang telah diuraikan di atas, maka diperoleh kesimpulan
sebagai berikut :
1. Pada pelaksanaan pemerisaan wrist joint di Instalasi Radiologi Rumah Sakit
Pertamedika Ummi Rosnati , dapat di ketahui hasil pemeriksaan pada wrist joint
terdapat gambaran yang menujukan adanya fracture.
2. Teknik pemeriksaan wrist joint adalah pemeriksaan secara radiologi dengan
menggunakan sinar X untuk mendiagnosa adanya kelainan pada daerah carpalia.
dengan menggunakan 2 proyeksi yaitu Anterior posterior (AP) dan Lateral, proyeksi
ini sudah cukup untuk menegakan diagnosa pada pemeriksaan tersebut.
4.2 Saran
Pada setiap pemeriksaan radiografi wrist joint meskipun menggunakan kaset
24x30 cm, dosis yang di terima oleh pasien akan lebih rendah dengan cara mengatur
kolimasi sesuai besarnya objek, menggunakan aprone dan menggunakan KV yang
serendah mungkin.
24
DAFTAR PUSTAKA
Oktavia Puspitas S. (2019) Comparison Of Radiography Wrist Joint Posterior Anterior (PA)
Ulnar Deviation Central Ray Variation For Assesing Os Scaphoid. Journal of Vocational
Health Studies.
A.Pelawi. (2019) Teknik Pemeriksaan Fraktur Wrist Joint Dengan Fraktur Sepertiga Medial
Tertutup Instalasi Radiologi Rumah Sakit Efarina Etaham Berastagi Kabupaten Karo.
Jurnal Radiologi. Vol 7.No 1.
Ferdian Nugroho. (2018) Perbedaan Jumlah Sel Osteoblas Pada Fraktur Femur Tikus Wistar
Jantan Yang Diberi Ekstrak Etanol Daun Bayam Merah (Amaranthus tricolor L).
25