Disusun Oleh :
ECA SAFIRA
18002045
2021
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan kasus ini telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan sebagai laporan
NIM : 1802045
Hospital
Clinical instructure
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala rahmat yang
Laporan Kasus ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktek
Kerja Komprehensif (PKK) Prodi DIII Radiologi STIKes Awal Bros Pekanbaru,
Dalam penyusunan laporan kasus ini tidak akan lepas dari segala bantuan
dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis juga mengucapkan terima
Pekanbaru
2. Bapak John Haryadi selaku Kepala ruangan Radiologi Rumah Sakit Aulia
Hospital.
3. Ibu Agnes Dwi Martha, Amd. Rad selaku Clinical Instructure (CI)
Hospital
ii
Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam penyusunan
laporan kasus ini. Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran yang
juga berharap laporan kasus ini bermanfaat bagi penulis maupun para pembaca.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
(2009) menggunakan dua range, range pertama dari basic cranii sampai pars
petrosum dengan slice thickness 2-5 mm, range kedua dari pars petrosum
sampai vertex dengan slice thickness 10 mm. Dengan slice thickness yang
ketajaman pada tepi struktur organ juga berkurang pada gambar transaxial
sebaiknya digunakan tebal irisan yang lebih tipis (Seraam, 2009). Semakin
tipis slice thickness, maka semakin baik detail gambar yang diperoleh,
1
2
thickness yang tipis juga dapat menghasilkan noise yang tinggi pada gambar
penyakit serebrovaskuler atau yang lebih dikenal dengan stroke, yang saat
al, 2008).
tulang tengkorak atau otak yang terjadi akibat injury baik secara langsung
maupun tidak langsung, dengan disertai atau tanpa disertai perdarahan yang
America, cedera kepala adalah suatu kerusakan pada kepala, bukan bersifat
benturan fisik dari luar, yang dapat mengurangi atau mengubah kesadaran
(Langlois et al. 2006). Pada saat ini klasifikasi cedera kepala secara luas
3
dan mudah diterima dalam berbagai kondisi, cukup obyektif, sederhana dan
klinis yaitu respon membuka mata, motorik, dan verbal. Nilai GCS adalah
nilai total dari ketiga komponen yaitu antara 3-15. Nilai 3 berarti penderita
setelah trauma.
Hospital?
volume sekitar 1.350 cc dan terdiri atas 100 juta sel saraf atau neuron. Otak
cairan tubuh dan suhu tubuh. Otak manusia bertanggung jawab terhadap
pengaturan seluruh badan dan pemikiran manusia. Oleh karena itu terdapat
kaitan erat antara otak dan pemikiran. Otak dan sel saraf di dalamnya
Otak terbentuk dari dua jenis sel : glia dan neuron. Glia berfungsi
informasi dalam bentuk pulsa listrik yang di kenal sebagai potensi aksi,
neurotansmiter.
4
5
yang paling besar dan fungsinya juga paling banyak. Permukaan luar
otak besar disebut korteks serebri dan bagian inilah yang terlihat saat
bagian, kiri dan kanan yang disebut dengan hemisfer. Hemisfer kiri
dan kanan juga sering disebut sebagai otak kiri dan otak kanan.
tersendiri.
6
rangsang.
lainnya.
dan kaki. Otak kecil juga berperan dalam keseimbangan tubuh, postur,
2.1.5 Pons
ujung awal saraf kranial. Saraf kranial adalah saraf yang berperan
2.2 Patofisiologi
menjadi dua yang didasarkan pada asumsi bahwa kerusakan otak pada
awalnya disebabkan oleh kekuatan fisik yang lalu diikuti proses patologis
yang terjadi segera dan sebagian besar bersifat permanen. Dari tahapan itu,
akibat langsung dari efek mekanik dari luar pada otak yang
segera setelah trauma tetapi tidak tampak secara klinis segera setelah
antara lain kerusakan sawar darah otak, gangguan aliran darah otak
terkena benturan mati atau rusak irreversible, proses ini disebut proses
akan sembuh dalam beberapa menit, jam atau hari. Proses selanjutnya
a. Lesi massa, pergeseran garis tengah dan herniasi yang terdiri atas :
10
Intracerebral).
2) Edema serebral.
indicator untuk sentrasi berupa sinar laser atau Infra Red dan DAS
kemiringan gantry.
11
mm².
2.3.3 Kolimator
yaitu :
2.3.4 Detektor
2.3.5 Komputer
Processor.
penyimpan data pasien pada suatu tape atau pita. MTU dapat
lebih tinggi, sinar rontgen dalam CT Scan dapat difokuskan pada satu organ.
diterima oleh detektor akan berubah sesuai dengan kepadatan tubuh sebagai
objek, dan detektor akan merubah berkas sinar-X yang diterima menjadi
arus listrik, dan kemudian diubah oleh integrator menjadi tegangan listrik
analog.
berbagai posisi, besar tegangan listrik yang diterima diubah menjadi besaran
digital oleh analog to digital Converter (ADC) yang kemudian dicatat oleh
yang dihasilkan dapat dibuat ke dalam film dengan Multi Imager atau Laser
probabilitas terjadinya ditentukan oleh jenis bahan dan energi radiasi yang
14
radiasi yang dihasilkan sumber dilewatkan melalui suatu bidang objek dari
berbagai sudut. Radiasi terusan ini dideteksi oleh detektor untuk kemudian
2.5.2 Indikasi
artefak.
2.5.4 Peralatan
a. Alat CT Scanner
klinis :
digunakan
detik
60 detik
b. X-ray Tube
d. Meja Baring
dan keluar dari lubang donat. Meja baring ini secara perlahan
scanning berlangsung.
e. Komputer Khusus
a. Posisi Pasien :
b. Proses scaning
c. Kriteria gambar
1) Mencakup seluruh organ otak mulai dari basis crani sampai dengan
vertex.
2) Tampak struktur syrus dan sulci pada otak /brain dengan baik.
a. Identitas Pasien
Nama : Ny. S
Umur : 37 Tahun
Alamat : Pekanbaru
No. RM : xxxxxx66
No. Foto : 64
Diagnosa : CKR
b. Paparan kasus
Yang diperlukan pada pemeriksaan ini adalah pasien yang akan diperiksa
22
cukup kooperatif selama pemeriksaan, dan benda-benda yang bersifat logam
23
23
1. Pesawat CT-Scan
3. Printer
24
a. Posisi Pasien
rest
b. Posisi Objek
setinggi MAE.
a. Prosedur Pemeriksaan
25
b. Prosedur Scanning
3) Lalu atur potongan topogram nya dengan memilih next series, dengan
mengatur batas atas dan batas bawah nya, pada gambaran AP dan
pilih recon, lalu pilih nama pasien yang diperiksa, lalu pilih
4.1 Kesimpulan
hanya melepaskan benda logam seperti kalung, anting dan lainnya agar
kepala, nyeri kepala, pusing hebat, dan gejala lain dari aneurisma,
4.2 Saran
memberikan edukasi secara jelas pada pasien agar pasien mengerti dan
31
32
https://www.alomedika.com/tindakan-medis/radiologi/ct-scan-