Disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Ahli Madya Teknik
Radiologi
Oleh :
18002021
2020
1
I. PENDAHULUAN
penting di Indonesia. Jika disuatu Negara tingkat kesehatannya rendah itu bisa
laboratorium mikrobiologi, dll. Oleh karena itu diperlukan suatu radiograf yang baik,
sehingga dapat dijadikan sebagai penunjang diagnosa terhadap suatu penyakit yang
Secara umum, sumberdaya yang terdapat dalam suatu rumah sakit bisa
dikelompokkan atas dua macam, yaitu Sumber Daya Manusia (Human Resources)
dan Sumber Daya Non Manusia (Non Human Resources). Kedua faktor tersebut,
pelayanan serta pencapaian tujuan rumah sakit. Oleh karena itu sumber daya
kepuasan kerja karyawan agar semangat dalam bekerja semakin tinggi. Upaya
meningkatkan kepuasan kerja para karyawan bukanlah suatu hal yang mudah,
bawahannya. Artinya dalam rangka mencapai tujuan rumah sakit tersebut maka
2
pimpinan harus mengetahui segala kemampuan, kemauan dan kebutuhan
karyawannya.
tak terbatas. Artinya, kebutuhan selalu bertambah dari waktu ke waktu dan
dimilikinya, dicapai dan dinikmati. Oleh karena itu manusia cenderung untuk
melakukan aktivitas yang disebut kerja, meskipun tidak semua aktivitas dikatakan
kerja.
Kepuasan kerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk
menggambarkan seseorang atas perasaan sikapnya senang atau tidak senang, puas
atau tidak puas dalam bekerja. Menurut Handoko (2011), kepuasan kerja adalah
terhadap pekerjaan mereka. Hal ini terlihat dalam sikap positif karyawan terhadap
yang dilakukan oleh manajemen rumah sakit memberikan peranan penting bagi
3
setiap karyawan, bahkan setiap karyawan menjadikan promosi jabatan sebagai
sebuah impian dan tujuan yang selalu diharapkan oleh karyawan. Promosi jabatan
tidak hanya memberikan kekuasaan lebih tapi juga membuat karyawan akan
rangkaian susunan kepangkatan atau jabatan yang lebih tinggi dari keadaan
semula baik ditinjau dari segi tanggung jawab, syarat-syarat kerja atau
dari seorang karyawan karena tugasnya dinilai baik oleh pejabat yang berwenang.
Oleh karena itu, pemberian tanggung jawab dan kewenangan yang lebih tinggi
promosi, pihak manajemen rumah sakit belum bisa memberikan kepastian kapan
promosi akan dilakukan. Biasanya promosi dilakukan untuk mengisi jabatan yang
kosong.
seseorang agar mau bekerja dengan baik dan agar lebih dapat mencapai tingkat
kinerja yang lebih tinggi sehingga dapat membangkitkan gairah kerja seorang
yang melebihi standar kerja yang telah ditetapkan”. Sedangkan Suwatno dan
4
Pihak manajemen rumah sakit memberikan insentif kepada setiap
Kepuasan Kerja Karyawan (Studi kasus Pada Rumah Sakit Awal Bros
Pekanbaru)”.
5
1. Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan
kesejahteraan karyawan.
2. Bagi karyawan, sebagai motivasi dan introspeksi diri tentang kinerja yang
II.1. Karyawan
terus beroperasi secara manual, akan tetapi tanpa karyawan aktivitas perusahaan
menyediakan jasa (baik dalam bentuk pikiran maupun dalam bentuk tenaga) dan
6
1. Karyawan tetap adalah karyawan yang telah memiliki kontrak atau perjanjian
lebih besar dibandingkan dengan karyawan tidak tetap. Selain itu, karyawan
tetap juga cenderung jauh lebih aman (dalam hal kepastian lapangan
memiliki hak yang jauh lebih sedikit dan juga lebih cenderung sedikit tidak
biografis dari individu tersebut maka semakin mudah dalam menilai kinerjanya.
a. Umur
waktu hidup atau ada (sejak dilahirkan atau diadakan). Semakin tua umur
dipihak lain dapat meningkatkan persepsi yang lebih positif mengenai atasan
7
sehingga dapat meningkatkan kinerja mereka terhadap organisasi (Robbins,
2006).
b. Jenis Kelamin
jenis kelaminnya yaitu pria dan wanita. Tidak ada perbedaan konsisten antara pria
kelamin hanya kelihatan dari kekuatan fisik yang dimiliki (Robbins, 2006).
c. Pendidikan
orang tersebut dapat memperoleh pengalaman kerja yang lebih baik dan
d. Lama Bekerja
adalah sebagai suatu waktu kegiatan atau proses yang pernah dialami oleh
lama masa bekerja yang dimiliki maka semakin tinggi tingkat keterampilan yang
telah dimiliki sehingga memiliki pengetahuan dan pengalaman yang lebih baik.
8
bahwa pekerjaan mereka akan sangat berharga dan menjadi sangat penting, karena
(Robbins, 2006).
secara formal yang bertujuan untuk memberi motivasi kepada karyawan tertentu
(Suratman, 2008).
yang lebih tinggi didalam suatu organisasi, sehingga kewajiban, hak, status dan
adalah pemindahan pegawai atau karyawan dari satu jabatan atau tempat kepada
jabatan atau tempat yang lebih tinggi serta diikuti oleh tugas, tanggung jawab dan
perpindahan jabatan yang lebih tinggi dan kenaikan jabatan yang disertai dengan
promosi kepada karyawan yang cakap akan menurunkan prestasi dan tidak
9
II.2.1. Manfaat Promosi Jabatan
sebagai berikut:
1. Untuk memberikan pengakuan, jabatan dan imbalan jasa yang semakin besar
kepada karyawan dengan dasar dan pada waktu yang tepat serta penilan yang
jujur.
perusahaan.
10
10. Untuk mempermudah penarikan pelamar, sebab dengan adanya kesempatan
yaitu:
1. Pengalaman (senioritas)
berharga.
2. Kecakapan (keterampilan)
keterampilan dan keahlian kerja yang didukung dengan prestasi kerja yang baik.
Kecakapan merupakan total dari semua keahlian yang dimiliki untuk mencapai
3. Kombinasi pengalaman
Promosi ini didasarkan atas lamanya dinas, ijazah pendidikan formal yang
dimiliki dan hasil ujian kenaikan golongan. Cara ini merupakan cara terbaik untuk
11
II.2.3. Indikator Promosi Jabatan
1. Kejujuran
kepentingan pribadi.
2. Disiplin
3. Prestasi kerja
efisien. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan dapat memanfaatkan waktu dan
4. Kerja sama
demikian akan tercipta suasana hubugan kerja yang baik antara semua karyawan.
5. Kecakapan
12
Karyawan itu cakap, kreatif, dan inovatif dalam menyelesaikan tugas-
tugas pada jabatan tersebut dengan baik. Dia bisa bekerja secara mandiri dalam
6. Loyalitas
terhadap perusahaan.
7. Kepemimpinan
bekerja sama dan bekerja secara efektif dalam mencapai sasaran perusahaan. Dia
harus menjadi panutan dan memperoleh personality authority yang tinggi dari
para bawahannya.
8. Komunikatif
9. Pendidikan
13
2. Penilaian hasil kerja tahunan
3. Pemberian jabatan
II.3. Insentif
baik dan agar lebih dapat mencapai tingkat kinerja yang lebih tinggi sehingga
yang diterima karyawan karena prestasi kerja yang melebihi standar kerja yang
insentif adalah salah satu cara untuk memungkinkan seluruh pekerja merasakan
bersama kemakmuran perusahaan. Selain itu, ada kesadaran yang tumbuh bahwa
1. Bonus Tahunan
jasa dengan pemberian bonus kinerja tahunan, setengah tahunan atau triwulanan.
14
Umumnya bonus ini lebih sering dibagikan sekali dalam setahun. Bonus
jumlah yang besar. Kedua, bonus memaksimalkan hubungan antara bayaran dan
kinerja.
2. Insentif Langsung
Tidak seperti sistem bayaran berdasarkan kinerja yang lain, bonus langsung tidak
didasarkan pada rumus, kriteria khusus, atau tujuan. Imbalan atas kinerja yang
kadang-kadang disebut bonus kilat ini dirancang untuk mengakui kontribusi luar
3. Insentif Individu
Insentif individu adalah bentuk bayaran insentif paling tua dan paling populer.
4. Insentif Tim
Insentif tim berada di antara program individu dan program seluruh organisasi
seperti pembagian hasil dan pembagian laba. Insentif tim menghubungkan tujuan
5. Pembagian Keuntungan
15
pemberhentian, kematian, atau cacat. Ketiga, program gabungan yang
6. Bagi Hasil
dengan mengembangkan produk atau jasa yang baru atau yang lebih bagus, atau
bekerja lebih cerdas. Biasanya program bagi hasil melibatkan seluruh karyawan
1. Piece work
pegawai berdasarkan hasil pekerjaan pegawai yang dinyatakan dalam jumlah unit
produksi.
2. Bonus
3. Komisi
Insentif bagi eksekutif ini adalah insentif yang diberikan kepada pegawai
khususnya manajer atau pegawai yang memiliki kedudukan tinggi dalam suatu
16
perusahaan, misalnya untuk membayar cicilan rumah, kendaraan bermotor atau
5. Kurva Kematangan
yang karena masa kerja dan golongan pangkat serta gaji tidak bisa mencapai
pangkat dan penghasilan yang lebih tinggi lagi, misalnya dalam bentuk penelitian
ilmiah atau dalam bentuk beban mangajar yang lebih besar dan sebagainya.
a. Bonus
b. Komisi
c. Pembagian laba
a. Jaminan sosial
c. Pemberian promosi
mendorong motivasi dan gairah kerja pegawai, sehingga pegawai akan terus
menjaga dan meningkatkan hasil kerjanya dan pada akhirnya pula akan
ditetapkan.
17
2.3.3. Pertimbangan Pemberian Insentif
1. Kinerja
Sistem insentif dengan cara ini langsung mengkaitkan besarnya insentif dengan
insentif tergantung pada banyak sedikitnya hasil yang dicapai dalam waktu kerja
pegawai. Cara ini dapat diterapkan apabila hasil kerja diukur secara kuantitatif,
memang dapat dikatakan bahwa dengan cara ini dapat mendorong pegawai yang
kurang produktif menjadi lebih produktif dalam bekerjanya. Di samping itu juga
sangat menguntungkan bagi pegawai yang dapat bekerja cepat dan berkemampuan
tinggi. Sebaliknya sangat tidak favourable bagi pegawai yang bekerja lamban atau
2. Lama Kerja
jam, per hari, per minggu ataupun per bulan. Umumnya cara yang diterapkan
kinerja. Memang ada kelemahan dan kelebihan dengan cara ini, antara lain
sebagai berikut:
a. Kelemahan
18
2) Tidak membedakan usia, pengalaman dan kemampuan pegawai.
b. Kelebihan
1) Dapat mencegah hal-hal yang tidak atau kurang diinginkan seperti pilih kasih,
3. Senioritas
Sistem insentif ini didasarkan pada masa kerja atau senioritas pegawai yang
menunjukkan adanya kesetiaan yang tinggi dari pegawai yang bersangkutan pada
tinggi loyalitasnya pada organisasi, dan semakin mantap dan tenangnya dalam
organisasi. Kelemahan yang menonjol dari cara ini adalah belum tentu mereka
yang senior ini memiliki kemampuan yang tinggi atau menonjol, sehingga
Dalam situasi demikian dapat timbul di mana para pegawai junior yang energik
19
4. Kebutuhan
Cara ini menunjukkan bahwa insentif pada pegawai didasarkan pada tingkat
urgensi kebutuhan hidup yang layak dari pegawai. Hal ini berarti insentif yang
kebutuhan pokok, tidak berlebihan namun tidak berkekurangan. Hal seperti ini
a. Keadilan
Dalam sistem insentif keadilan bukanlah harus sama rata tanpa pandang bulu,
tetapi harus terkait pada adanya hubungan antara pengorbanan (input) dengan
diperlukan oleh suatu jabatan. Input dari suatu jabatan ditunjukkan oleh
spesifikasi yang harus dipenuhi oleh orang yang memangku jabatan tersebut. Oleh
karena itu semakin tinggi pula output yang diharapkan. Output ini ditunjukkan
oleh insentif yang diterima para pegawai yang bersangkutan, di mana di dalamnya
terkandung rasa keadilan yang sangat diperhatikan sekali oleh setiap pegawai
b. Kelayakan
insentif dengan perusahaan lain yang bergerak dalam bidang usaha sejenis.
20
kendala yakni berupa menurunnya kinerja pegawai yang dapat diketahui dari
6. Evaluasi Jabatan
Evaluasi jabatan adalah suatu usaha untuk menentukan dan membandingkan nilai
suatu jabatan tertentu dengan nilai jabatan-jabatan lain dalam suatu organisasi. Ini
berarti pula penentuan nilai relatif atau harga dari suatu jabatan guna menyusun
Salah satu sarana penting pada manajemen sumber daya manusia dalam
pekerjaannya.
diharapkan, diinginkan dan dipikirkannya sebagai hal yang pantas atau berhak
dengan sistem nilai yang berlaku dalam dirinya.makin tinggi penilaian terhadap
21
evaluasi yang menggambarkan seseorang atas perasaan sikapnya senang atau
senang atau emosi positif yang berasal dari penilaian pekerjaan atau pengalaman
kepuasan kerja adalah suatu sikap dimana apa yang diperoleh dari pekerjaannya
22
b. Penempatan yang tepat sesuai keahlian
karena setiap individu akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai
dengan nilai-nilai yang berlaku dalam dirinya. Semakin banyak aspek dalam
pekerjaan yang sesuai dengan keinginan individu, maka semakin tinggi tingkat
Kepuasan kerja merupakan fungsi dari jumlah absolute dari gaji yang
diterima derajat sejauh mana gaji memenuhi harapan-harapan tenaga kerja dan
bagaimana gaji diberikan. Upah dan gaji diakui merupakan faktor yang signifikan
23
Karyawan memiliki kesempatan untuk mengembangkan diri dan
jabatan.
dukungan.
terpenuhi dengan adanya rekan kerja yang mendukung karyawan. Jika terjadi
konflik dengan rekan kerja maka akan berpengaruh pada tingkat kepuasan
menjadi data interval. Data ordinal adalah data kualitatif atau bukan angka
24
dan lain sebagainya mengharuskan data berskala interval. Oleh karena itu, jika
kita mempunyai data berskala ordinal, maka data tersebut harus diubah kedalam
karena data variabel bebas (X) yang dikumpulkan melalui kuisioner masih
memiliki skala ordinal. Sehingga sebelum diolah dan dipasangkan dengan data
variabel terikat (Y) berbentuk rasio, data ordinal terlebih dahulu dikonversi
Metode MSI adalah metode untuk mentransformasi dari data skala ordinal
digunakan untuk menganalisis hubungan antara dua variabel atau lebih. Menurut
Smith dan Drapper (1998), analisis regresi merupakan metode analisis yang dapat
berganda harus disertai syarat-syarat yang harus dipenuhi seperti distribusi data
harus normal dan jumlah sampel terhitung harus sama atau lebih besar dari 30.
Untuk uji hubungan yang bersifat pengaruh fungsional dan menggunakan variabel
25
Penggunaan analisis regresi linier berganda harus memenuhi syarat bahwa
data yang dimiliki haruslah berskala interval atau rasio. Apabila data yang
digunakan dalam penelitian adalah data ordinal maka data tersebut haruslah
metode kuadrat terkecil. Metode ini memerlukan beberapa asumsi klasik yang
a. Uji T-test
Formulasi hipotesis:
Ho : bi = 0
b. Uji F
26
Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau
1. Fhitung ≤ Ftabel maka H0 diterima H1 ditolak artinya semua variabel independen (X)
2. Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak dan H1 diterima artinya semua variabel independen
R² juga dapat didefinisikan sebagai proporsi atau persentase dari total variasi
variabel dependen Y yang dijelaskan oleh garis (variabel independen X). Nilai
aktualnya. Semakin mendekati angka nol maka mempuyai garis regresi yang
Menurut Gujarati (2008) agar model regresi tidak bias atau agar model
regresi BLUE (Best Linier Unbiased Estimate) maka perlu dilakukan uji asumsi
klasik terlebih dahulu. Uji persyaratan analisis untuk regresi linier berganda yang
a. Multikolinier
27
Multikolinieritas digunakan untuk menguji suatu model apakah terjadi
hubungan yang sempurna atau hampir sempurna antara variabel bebas, sehingga
terhadap variabel terikat. Pengujian ini untuk mengetahui apakah antara variabel
Invlation Factor (VIF), dimana apabila nilai tolerance lebih kecil dari 0,1 atau
b. Autokorelasi
yaitu:
2. 1,21< DW < 1,65 atau 2,35 < DW < 2,79 artinya tidak dapat disimpulkan.
c. Heteroskedastisitas
penyimpangan model karena gangguan varian yang berbeda antara observasi satu
mengamati grafik scatter plot pada output SPSS, dimana menurut Priyatno (2009)
28
1. Jika titik-titiknya membentuk pola tertentu maka diindikasikan terdapat
masalah heteroskedastisitas.
2. Jika tidak adak pola yang jelas, serta titik-titiknya menyebar diatas dan
heteroskedastisitas.
Jabatan dan Motivasi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Pada PT. Asuransi
pengaruh promosi jabatan dan motivasi kerja baik secara parsial maupun simultan
Office. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi
linier berganda.
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja agen. Hal ini
positif terhadap kepuasan kerja. Kontribusi promosi jabatan dan motivasi kerja
pengaruh promosi dan mutasi jabatan baik secara simultan maupun parsial
29
Pekanbaru. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi
linier berganda.
Pekanbaru. Hal ini dibuktikan dengan nilai t hitung dari variabel promosi 17,235
> t tabel 1,993 dan nilai signifikansi lebih kecil dari alpha 0,000 < 0,05 sedangkan
mutasi tidak berpengaruh secara signifikan dengan nilai t hitung variabel mutasi
0,702 < t tabel 1,993 dan nilai signifikansi lebih besar dari alpha 0,485 > 0,05.
kompensasi, dan promosi jabatan terhadap kepuasan kerja karyawan pada Kantor
yang ditunjukkan lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,000. Hal ini berarti bahwa ada
hubungan yang signifikan secara simultan dari motivasi kerja (X1), kompensasi
(X2), dan promosi jabatan (X3) terhadap kepuasan kerja karyawan (Y).
Kerja dan Promosi Jabatan Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan PT. Bank
Mandiri TBK Kantor Cabang Bandar Lampung”. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh prestasi kerja dan promosi jabatan terhadap kepuasan kerja
30
pada PT Bank Mandiri Kantor Cabang Bandar Lampung. Analisis data yang
kerja sebesar 19,193, lalu untuk variabel promosi jabatan sebesar 2,078 yang
berarti t hitung > t tabel, maka dapat dikatakan secara parsial variabel independent
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependent, lalu hasil uji uji F didapati
nilai F hitung pada variabel prestasi kerja dan variabel promosi jabatan sebesar
184, 756 yang berarti F hitung > F tabel, maka dapat dikatakan secara simultan
Mutasi Jabatan terhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada PT. Jasa Marga
paengaruh dari setiap variabel yang penulis teliti. Analisis yang digunakan dalam
0,000 > 0,05 sedangkan mutasi jabatan tidak berpengaruh signifikan terhadap
Jabatan dan Mutasi Terhadap Kinerja Pegawai (Studi pada Pegawai Kantor
ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh promosi jabatan dan
31
Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Utara. Analisis yang digunakan dalam
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa promosi jabatan dan mutasi
berpengaruh terhadap kinerja pegawai dengan nilai f hitung 18,511 dan nilai
signifikan sebesar 0,00 < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa H 0 ditolak dan Ha
diterima.
oleh peningnkata income serta fasilitas yang lain. Tetapi, promosi itu sendiri
pekerjaannya.
32
Rumah Sakit Awal Bros Pekanbaru:
Analisis
33
1.9. Hipotesis Penelitian
suatu kejadian tertentu yang sudah terjadi atau yang mau terjadi. Selain itu
kerja karyawan.
karyawan.
34
III. METODE PENELITIAN
Populasi pada penelitian ini adalah karyawan yang ada di Rumah Sakit
35
sama untuk dijadikan sampel. Untuk mempermudah dalam pengumpulan data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan
data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden
(Effendi, 1995). Penskoran dari kuisioner penelitian ini menggunakan skala likert
1-4.
dari: umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir, lama bekerja dan pendapatan.
Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh melalui pustaka teori yakni
dari buku-buku yang ada kaitannya dengan variabel penelitian dan masalah yang
diteliti. Selain itu, data sekunder dalam penelitian ini juga diperoleh dari pustaka
hasil penemuan yaitu skripsi, jurnal serta dokumentasi dari Rumah Sakit Awal
Bros Pekanbaru. Data sekunder dalam penelitian ini meliputi: jumlah karyawan.
36
operasional juga digunakan agar tidak terjadi penafsiran ganda, dengan
1. Karyawan adalah setiap orang yang menyediakan jasa (baik dalam bentuk
pikiran maupun dalam bentuk tenaga) dan mendapatkan balas jasa ataupun
2. Promosi jabatan adalah perpindahan jabatan yang lebih tinggi dan kenaikan
jabatan yang disertai dengan perubahan status, kekuasaan dan tanggung jawab
diterima karyawan karena prestasi kerja yang melebihi standar kerja yang
telah ditetapkan.
4. Kepuasan kerja adalah adalah suatu sikap dimana apa yang diperoleh dari
5. Kejujuran adalah sifat yang melekat dalam diri seseorang dan merupakan hal
6. Disiplin adalah perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang dipercaya
7. Prestasi kerja adalah kegiatan dan hasil kerja yang dicapai atau ditunjukkan
37
10. Kepemimpinan adalah kemampuan atau kekuatan dalam diri seorang untuk
14. Alasan mutasi adalah hal yang menjadi dasar mengapa mutasi dilakukan pada
karyawan tersebut
15. Ketepatan mutasi adalah mutasi yang disesuaikan dengan kemampuan kerja
karyawan serta kesesuain antara jabatan baru dengan jabatan yang lama.
16. Pekerjaan itu sendiri adalah suatu pekerjaan yang diberikan sesuai dengan
17. Gaji adalah suatu bentuk pembayaran periodik dari seorang atasan kepada
18. Supervisor adalah seseorang yang diberikan tugas dalam sebuah perhimpuna
III.5.1.Uji Validitas
38
instrumen dalam penelitian ini menggunakan koefisien korelasi Pearson atau
menyatakan bagaimana kuat hubungan suatu variabel dengan variabel lain dengan
lain. Cara menghitung korelasi Product Moment menurut Arikunto (2011) adalah
menggunakan rumus:
Keterangan:
faktor yang berkembang dalam SPSS (Statistical Product and Service Solution).
Item yang memiliki korelasi positif dengan skor total dan skor korelasi tertinggi
menunjukkan bahwa item tersebut memiliki validitas yang tinggi pula (Sugiyono,
2013).
39
III.5.2.Uji Reliabilitas
dikatakan konsisten. Suatu kuisioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban
seseorang terhadap suatu pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke
waktu (Ghozali, 2005). Dalam penelitian ini uji reliabilitas menggunakan teknik
one shot atau pengukuran sekali saja. Dengan bantuan SPSS dapat dilakukan
(Tabel r) untuk α = 0,05 atau dengan derajat kebebasan (df = n-2). Kemudian
keputusan: jika rhitung> rtabel berarti reliabel dan jika rhitung< rtabel berarti tidak reliabel.
Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert,
dengan alasan analisa data digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan
persepsi seseorang tentang kejadian atau gejala sosial (Ridwan, 2012). Dalam
berhubungan dengan promosi, mutasi jabatan dan kepuasan kerja karyawan serta
setiap pernyataan akan dinilai berdasarkan bobot yang sudah ditentukan. Untuk
40
III.6.1.Analisis Karakteristik Karyawan
terdiri dari kesesuaian promosi terhadap: kejujuran, disiplin, prestasi kerja, kerja
terdiri dari kesesuaian mutasi terhadap: frekuensi mutasi, alasan mutasi dan
ketepatan mutasi, serta kesesuaian kepuasan kerja terhadap: pekerjaan itu sendiri,
gaji, kesempatan dan promosi, supervisor dan rekan kerja. Untuk lebih jelas dapat
41
Insentif (X2) 1. Frekuensi Insentif
2. Alasan Insentif
3. Ketepatan Insentif
Pada penelitian ini proses pengolahan data yang berupa hasil kuisioner
masing variabel dalam penelietian ini digunakan skala interval, sehingga dapat
dalam penelietian ini. Interval nilai pada indikator promosi, indikator mutasi serta
42
Skor tertinggi−Skor terendah 4−1
Interval = = =0,75
Jumlah kategori skor 4
Tabel 5. Range Kelas Untuk Setiap Indikator Promosi, Mutasi dan Kepuasan
Kerja Karyawan
43
18,97 – 23,46 Puas 3
23,47 – 27,97 Sangat puas 4
menggunakan rumus:
karyawan diukur dari aspek yang menyatakan sangat puas dan puas, sehingga
hasil yang diperoleh dalam kategori sangat puas dan penjumlahan yang
menyatakan puas, tidak puas dan sangat tidak puas maka termasuk dalam kategori
a. Apabila penjumlahan dari sangat puas dan puas lebih dari 50% maka promosi,
b. Apabila penjumlahan dari tidak puas dan sangat tidak puas lebih dari 50%
maka promosi, mutasi jabatan dan kepuasan kerja karyawan berada dalam
44
Pengaruh promosi dan Insentif terhadap kepuasan kerja karyawan Rumah
Sakit Awal Bros Pekanbaru menggunakan analisis statistik parametrik. Untuk uji
independen lebih dari satu maka harus memenuhi asumsi klasik statistik. Teknik
analisis statistik parametrik pada penelitian ini yaitu dengan analisis regresi linier
pengaruh antara satu variabel terhadap variabel lainnya. Salah satu syarat untuk
regresi linier berganda adalah data yang akan dianalisis harus merupakan data
proporsi (p)
e. Dengan menggunakan tabel normal, dihitung nilai distribusi nirmal (Z) untuk
45
f. Tentukan nilai densitas normal (fd) yang sesuai dengan nilai Z.
h. Sesuaikan nilai skala ordinal ke interval, yaitu scala value (SV) yang nilainya
c. Masukkan data yang akan diubah. Dapat diketikkan atau di copy (dengan
e. Pilih Yes
f. Pada saat kursor di data range blok data yang ada sampai selesai, misalnya 15
data
i. Tekan Next
46
k. Isikan minimum value 1 dan maksimum value 9 (atau sesuai dengan jarak
l. Tekan next
m. Finish
editing dengan membuang data yang tidak diperlukan. Setelah selesai data
dua atau lebih variabel bebas (X) terhadap satu variabel terikat (Y). Menurut
Keterangan:
a = Konstanta
X1 = Promosi
X2 = Insentif
E = Kesalahan (error)
dalam menaksir nilai aktual secara statistik, setidaknya hal ini dapat diukur dari
47
nilai koefisien determinasi (R2), nilai uji statistik F dan nilai statistik t (Ghozali,
2006).
determinasi dikatakan baik apabila diatas 0,5 karena nilai koefisien determinasi
menggunakan rumus:
R2 = r2 x 100%....................................................................................... (4)
Keterangan:
R2 = Koefisien determinasi
Menurut Nugraha (2011), uji simultan dengan F-test ini bertujuan untuk
terpengaruh terhadap variabel independen jika p-value lebih kecil dari level of
significant yang ditentukan atau F-hitung lebih besar dari F-tabel. F-test dapat
R ²/k
Fhitung = 2 .................................................................... (5)
(1−R )/( n−k−1)
Dimana:
R2 :
Koefisien regresi berganda
48
k : Jumlah variabel bebas
n : Jumlah responden
dependen (Nugraha, 2011). Hasil dari uji t-test menunjukkan pengaruh masing-
masing variabel independen terhadap variabel dependen jika p-value lebih kecil
dari level of significant yang ditentukan atau t-hitung lebih besar ari t-tabel. Uji
parsial dengan t-test ini dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
t=
√r n−2 ............................................................................................. (6)
√1−r ²
Dimana:
t : Nilai thitung
n : Jumlah sampel
r : Koefisien korelasi
Model regresi linier berganda dapat disebut model yang baik jika model
melihat nilai matriks Pearson Correlation (PC). Apabila nilai PC < 0,8 maka
49
variabel-variabel terseburt perlu dipertimbangkan apakah digunakan atau tidak
lain. Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan metode Park
dan diagram scatter plot. Apabila dari grafik terlihat titik menyebar secara acak
dan tidak membentuk pola yang teratur hal tersebut menunjukkan bahwa
1997).
disusun menurut urutan tempat, atau autokorelasi pada dirinya sendiri. Untuk
mengujinya dilakukan dengan uji statistik Durbin Watson. Adapun hipotesis yang
digunakan adalah: H0: tidak ada serial autokorelasi baik positif maupun negative.
2. 1,21 < DW 1,65 atau 2,35 < DW < 2,79 artinya tidak dapat disimpulkan
50