Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang terpenting

dalam suatu organisasi yang dapat menentukan tercapainya tujuan organisasi,

tanpa mereka betapa sulitnya organisasi dalam mencapai tujuan, merekalah

yang menentukan maju dan mundurnya suatu organisasi (Rosidah,2009).

Menurut Word Health Organisation (WHO) bahwa Indonesia masuk

dalam 5 negara dengan motivasi tenaga kesehatannya paling rendah, selain

Vietnam, Argentina, Nigeria dan India. Hal ini disebabkan karena tidak

diperhatikannya kebutuhan tenaga kerja ditinjau dari aspek pemenuhan

kesejahteraan. (Swarburg R C, 2005).

Hasil survey Depkes RI tahun 2008 di peroleh informasi bahwa kurangnya

motivasi kerja yang muncul dari pegawai karena mereka memiliki berbagai

rintangan misalnya tidak diperhatikan secara insentif oleh pihak dinas

kesehatan. Berdasarkan hasil pantauan petugas Sistem Informasi Kesehatan

(SIK) Pusat jakarta tahun 2008 diperoleh informasi bahwa dari sekitar 175.000

orang pegawai, 98.512 Orang atau 56% mengeluhkan tentang rendahnya

insentif yang diterima dari institusi tempat mereka bekerja (www.depkes,2008).

Dalam interaksi tersebut, pegawai memberikan kontribusi kepada instansi

berupa kemampuan, keahlian dan ketrampilan yang dimiliki, sedangkan instansi

diharapkan memberi imbalan dan penghargaan kepada pegawai secara adil

sehingga dapat memberikan kepuasan (Rahman Syam Abdul, 2008 ;40).

1
Menurut Sedarmayanti (2001), dalam jurnal Analisis Motivasi Kerja Pegawai

Di Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Sidrap 2012. Kurangnya motivasi kerja

dapat mempengaruhi kualitas kerja seseorang dan kualitas kerja juga berkurang,

maka kepuasan orang yang menerima jasa juga akan berkurang.

Berbagai upaya dalam meningkatkan motivasi kerja kepada tenaga

kesehatan pada sebuah instansi kesehatan seperti Motivasi tebentuk dari sikap

(Attitute) individu dalam menghadapi situasi kerja (situation) di organisasi.

Motivasi merupakan kondisi atau energi yang menggerakkan diri individu yang

terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi. Sikap mental individu yang

pro dan positivef terhadap situasi kerja, tim itulah yang memperkuat motivasi

kerjanya untuk mencapai kinerja maksimal. (A.A.Prabu, 2006 ; 164).

Frederick Herzberg (1966) menganalisis motivasi manusia dalam

organisasi dan memperkenalkan teori motivasi dua faktor yaitu kebutuhan

yang berkaitan dengan kepuasan kerja dan kebutuhan yang berkaitan dengan

ketidak puasan kerja. Faktor kepuasan kerja (motivator) meliputi prestasi,

penghargaan, tanggung jawab dan kemajuan atau promosi. Bila semuanya

ditanggapi secara positif pegawai cenderung merasa puas dan termotivasi.

Sebaliknya bila faktor-faktor tersebut tidak ada di tempat kerja maka pegawai

akan kekurangan motivasi, namun berarti tidak puas dengan pekerjaan

mereka, sedangkan Faktor ketidak puasan kerja disebut pemeliharaan

(maintenance) atau kesehatan (hygiene) meliputi supervisi, kondisi kerja,

hubungan interpersonal, bayaran/upah dan kebijakan organisasi. Faktor –

faktor ini berkaitan dengan lingkungan atau konteks pekerjaan itu sendiri. Bila

faktor-faktor ini ditanggapi secara positif, pegawai tidak mengalami kepuasan

atau tampak termotivasi, namun, bila faktor-faktor tersebut tidak ada pegawai

akan merasa tidak puas.

2
Berdasarkan hasil survey penelitian di kantor dinas kesehatan kabupaten

konawe utara dengan jumlah pegawai yang berstatus pegawai negeri sipil

(PNS) 65 orang bahwa kehadiran pegawai masih sangat kurang hanya

sebagian atau 50-60 % saja yang hadir dikantor disetiap harinya maka dari itu

motivasi kerja pegawai di kantor Dinas Kesehatan Kab. Konawe Utara masih

sangat kurang.

Jelas diketahui bahwa pihak manajemen Dinas Kesehatan Kabupaten

Konawe Utara Sulawesi tenggara menginginkan professional kerja pegawai,

sedangkan pegawai menginginkan motivasi kerja yang positif dan

kesejahteraan. Untuk itu diperlukan jalan pemecahan sebagai titik temu melalui

suatu pendekatan manajemen dalam rangka meningkatkan motivasi kerja

pegawai yang pada gilirannya dapat meningkatkan kinerja Dinas Kesehatan

Kabupaten Konawe Utara Sulawesi Tenggara.

Di kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Utara Sulawesi Tenggara

dengan jumlah pegawai (PNS) sebesar 65 orang, sebagai unsur pelaksana

pemerintah daerah di bidang Kesehatan perlu mendeteksi masalah faktor-faktor

yang berhubungan dengan motivasi kerja pegawai yang terdiri dari tanggung

jawab, penghargaan, kondisi kerja, agar supaya pegawai mampu memaksimalkan

peran agar dapat menjawab perubahan-perubahan yang terjadi.

Berangkat dari latar belakang tersebut diatas maka dipandang penting untuk

melakukan penelitian tentang “Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Motivasi

Kerja Pegawai di Kantor Dinas Kesehatan Kab. Konawe Utara Prov. Sultra”.

3
B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah ada hubungan tanggung jawab dengan motivasi kerja pegawai di

Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Utara?

2. Apakah ada hubungan penghargaan dengan motivasi kerja pegawai di

Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Utara?

3. Apakah ada hubungan kondisi kerja dengan motivasi kerja pegawai di

Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Utara?

4. Apakah ada hubungan insentif dengan motivasi kerja pegawai di Kantor

Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Utara?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan motivasi

kerja pegawai di Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Utara

Sulawesi Tenggara.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui hubungan antara tanggung jawab dengan motivasi kerja

pegawai di Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Utara

Sulawesi Tenggara.

b. Mengetahui hubungan antara penghargaan dengan motivasi kerja pegawai

di Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Utara Sulawesi Tenggara.

c. Mengetahui hubungan antara kondisi kerja dengan motivasi kerja pegawai

di Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Utara Sulawesi Tenggara.

d. Mengetahui hubungan antara insentif dengan motivasi kerja pegawai di

kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Utara Sulawesi Tenggara.

4
D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi Peneliti

Bagi penulis merupakan suatu pengalaman yang sangat berharga

dalam mengaplikasikan ilmu yang telah didapat dan menambah

wawasan pengetahuan.

b. Bagi Institusi Pendidikan (STIKES Mandala Waluya Kendari)

Bagi akademik untuk pengembangan ilmu pengetahuan, sebagai bahan

pustaka di lingkungan STIKES Mandala Waluya Kendari yang dapat

menjadi bahan bacaan ilmiah sebagai referensi bagi yang membutuhkan.

2. Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian bagi dinas kesehatan kab. Konawe utara merupakan

informasi yang berharga bagi pegawai atau pihak terkait untuk

kepeningkatan motivasi kerja pegawai

b. hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumber informasi bagi pegawai

atau pihak terkait dalam rangka menentukan arah kebijakan mengenai

penilaian tentang motivasi kerja pegawai

Anda mungkin juga menyukai