PROPOSAL SKRIPSI
RONALDI
1211273
MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS BATURAJA
2017
1
1. Latar Belakang
memiliki kepuasan tinggi dalam pekerjaannya memiliki kinerja yang lebih baik
dalam menjalankan tugasnya dari pada mereka yang merasa tidak puas atas
sebagai bagian dari variabel yang berbeda. Ketidakpuasan pada teori ini tidak
beberapa teori mengenai kepuasan kerja yang dikemukakan oleh para ahli. Teori
kepuasan kerja yang popular antara lain adalah teori kepuasan kerja yang
teori dua faktor yang terdiri dari : faktor motivator dan faktor hygiene.
pekerjaan itu sendiri atau disebut juga sebagai aspek intrinsik dalam pekerjaan.
pengembangan, kesempatan untuk maju. Faktor kedua adalah faktor hygiene yaitu
context atau aspek ekstrinsik pekerja, yang terdiri dari : kondisi kerja, hubungan
kepuasan mereka pada aspek instrinsik pekerjaan atau faktor motivator. Karyawan
membuat karyawan merasakan kepuasan dalam bekerja memiliki dua tahap. Pada
tahap pertama manajer harus memastikan bahwa faktor hygiene telah memadai.
Gaji dan keamanan harus mencukupi, kondisi kerja harus aman, supervisi teknis
3
karyawan tidak merasakan ketidakpuasan atau berada pada titik nol landasan
karyawan pada tahap kedua seperti pencapaian dan pengakuan, sehingga akan
perusahaan, dimana organisasi harus lentur dan efisien supaya dapat berkembang
dengan pesat. Bagi organisasi kepuasan karyawan berarti output yang ada dan
tugasnya agar prestasi kerja dan kinerja dalam organisasi bisa terpenuhi.
Karyawan akan bekerja secara optimal apabila dengan bekerja mereka dapat
tercipta apabila karyawan merasa senang dan nyaman dalam bekerja. Dengan
Salah satu gejala yang menyebabkan kurang baiknya kondisi kerja suatu
kepuasan kerja karyawan melalui perbaikan gaji dan upah, hal tersebut mungkin
masih bisa diterima pada taraf tertentu karena dengan gaji tersebut karyawan
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Tetapi kenyataannya gaji yang tinggi tidak
Oleh karena itu pihak manajemen perlu mengetahui faktor-faktor apa saja
faktor apa saja yang sekiranya mempengaruhi kepuasan kerja karyawan sehingga
Lestari Cabang Baturaja tidak bisa hanya menekankan pada faktor hygiene untuk
motivasi untuk membuat karyawan puas dalam bekerja. PT. Sinar Kencana Multi
ditempatkan sebagai karyawan dinas luar atau agen dan bekerja dengan jadwal
Cabang Baturaja diakibatkan oleh mutu kerja yang rendah dalam hal ini berkaitan
kerja yang rendah pula sebab karyawan kurang nyaman sehingga pekerjaan
pemberian penghargaan yang wajar atas prestasi kerja yang dilakukan oleh
karyawan seperti promosi jika melakukan pekerjaan yang baik, kenaikan jabatan
ataupun hadiah/bonus selain itu kurangnya adanya jaminan hari tua dan
PT. Sinar Kencana Multi Lestari Cabang Baturaja saat ini dihadapkan pada
menyatakan jika selama ini kondisi yang ada pada PT. Sinar Kencana Multi
dilihat dari pencahayaan yang terang, kebersihan yang cukup baik dan penataan
6
ruang antar karyawan yang cukup tepat mengakibatkan karyawan bekerja sama
kebersihan dan keshatan, misalya masih terdapat beberapa karyawan yang tidak
yang lainnya.
selain itu didapat informasi dari karyawan bahwa adanya ketidak puasan yang
terjadi disebabkan oleh lingkungan kerja yang kurang kondusif. Lingkungan kerja
kurang kondusif yang dimaksud adalah adanya masalah interen antara satu
komitmen karyawan yang menurun. Hal ini tentu saja membawa dampak yang
komitmen yang rendah akan menghasilkan prestasi kerja dan produktivitas yang
rendah pula. Kondisi karyawan seperti ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut
karena dengan komitmen yang rendah, karyawan tidak bisa mencurahkan seluruh
jiwa, perasaan dan waktu mereka untuk kemajuan perusahaan yang pada akhirnya
Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT. Sinar Kencana Multi Lestari
Cabang Baturaja”.
7
2. Rumusan Masalah
rumusan masalah penelitian ini adalah apakah faktor hygiene dan motivasi
berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. Sinar Kencana Multi
3. Tujuan Penelitian
untuk mengetahui pengaruh faktor hygiene dan motivasi terhadap kepuasan kerja
karyawan pada PT. Sinar Kencana Multi Lestari Cabang Baturaja baik secara
4. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini terbagi dua, yaitu manfaat secara teoritis dan
Secara teoritis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi
Secara praktis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
pencapaian tujuan perusahaan secara efektif dan efisien. Dan bagi pihak
8
5. Tinjuan Pustaka
Hasibuan (2001: 10), manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan
seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien
3. Tujuan fungsi yaitu memelihara konstribusi bagian – bagian lain agar mereka
organisasi.
9
1. Fungsi-fungsi manajerial
2. Fungsi-fungsi operasional
Two Factor Theory berdasarkan pada motivators dan hygiene factors. Hygiene
dalam Sanyoto (2013: 5), berikut ini faktor hygiene factors yaitu (1) gaji; (2)
kondisi kerja; (3) status; (4) kualitas supervise; (5) hubungan antar pribadi; (6)
perbaikan akan mengurangi rasa ketidakpuasan, dan jika diabaikan maka akan
Menurut Herzberg dalam Sunyoto (2013: 4), Hygiene factors adalah faktor
pekerjaan yang penting untuk adanya motivasi di tempat kerja. Faktor ini tidak
mengarah pada kepuasan positif untuk jangka panjang. Tetapi jika faktor-faktor
ini tidak hadir, maka muncul ketidakpuasan. Faktor ini adalah faktor ekstrinsik
untuk bekerja. Faktor higienis juga disebut sebagai disatisfiers atau faktor
Siagian (2013: 290), faktor hygiene mencakup antara lain status seseorang dalam
factors, job context, extrinsic factors. Faktor hygiene adalah faktor-faktor yang
berhubungan dengan aspek di sekitar pelaksanaan pekerjaan atau job context yang
disebut juga aspek ekstrinsik pekerja. Menurut Saydam (2000: 164), sasaran
pemeliharaan kesehatan adalah terciptanya para karyawan yang sehat baik jasmani
hygien akan mengurangi atau menghilangkan ketidak puasan kerja, tetapi dapat
(2009: 261), yang menjadi faktor pemeliharaan atau faktor hygiene antara lain
5.1.3 Motivasi
Menurut Sanyoto (2013: 1), motivasi berasal dari kata latin yaitu movere
hanya ditujukan kepada sumber daya manusia pada umumnya dan bawahan pada
potensi bawahan, agar mau bekerjasama secara produktif dan berhasil mencapai
tujuan yang telah ditentukan. Menururt Hasibuan (2001: 95), “Motivasi adalah
mereka mau bekerja sama, bekerja efektif, dan terintegrasi dengan segala daya
satu regu atau kelompok yang lebih termotivasi, dan pemberi kerja berharap
memperoleh tenaga kerja yang penuh motivasi. Pada dasarnya pemimpin bukan
saja mengharapkan karyawan yang mampu, cakap dan terampil, tetapi yang
terpenting mereka mau bekerja dengan giat dan berkeinginan untuk mencapai
hasil kerja yang optimal. Menurut Sutrisno (2016: 110), motivasi adalah suatu
faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu aktivitas tertentu, oleh
karena itu motivasi sering kali diartikan pula sebagai faktor pendorong perilaku
seseorang.
Kebutuhan ini adalah kebutuhan pada tingkat dasar, dimana kebutuhan ini
merupakan kebutuhan yang amat primer atau kebutuhan untuk bisa hidup
kehidupan.
membahayakan jiwa;
semakin tinggi posisi seseorang dalam suatu organisasi maka semakin tinggi
pula prestasinya.
5. Selft Actualization.
diklasifikasikan menjadi dua kelompok yang terdiri dari teori kepuasan (content
lain :
teori ini para pekerja hanya untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan
Menurut teori ini motivasi yang ideal adalah peluang untuk melaksanakan
mengembangkan kemampuan.
prilaku individu agar setiap individu bekerja giat sesuai dengan keinginan
manajer. Teori ini merupakan proses sebab akibat bagaimana seorang bekerja
serta hasil apa yang diperoleh. Jika bekerja baik saat ini maka hasilnya akan
diperoleh baik untuk hari esok. Jadi hasil yang dicapai tercermin dalam
bagaimana proses kegiatan yang dilakukan seseorang, hasil hari ini merupakan
a. Teori Harapan.
karyawan sebagai imbalan atas usaha yang dilakukan, bila keyakinan yang
b. Teori Keadilan.
dilakukan secara objektif bukan atas dasar suka atau tidak suka, demikian
c. Teori Pengukuhan.
Teori ini didasarkan atas hubungan sebab akibat dari perilaku dengan
menyangkut nasibnya.
3. Penghargaan yang wajar atas prestasi kerja seperti promosi, jabatan, hadiah
atau bonus.
sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi
mencerminkan interaksi antara sikap kebutuhan persepsi dan kepuasan pada diri
seseorang.
dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan dan prestasi kerja. Kepuasan kerja
dinikmati dalam pekerjaan, luar pekerjaan dan kombinasi dalam dan luar
pekerjaan. Kepuasan kerja dalam pekerjaan adalah kepuasan kerja yang dinikmati
17
dan suasana lingkungan kerja yang baik”. Sedangkan menurut Robbins dalam
Wibowo (2011: 501) kepuasan kerja adalah sikap umum individu terhadap
view their work" (kepuasan kerja adalah perasaan menyokong atau tidak
2. Teori perbedaan, teori ini pertama kali dipelopori oleh Proter yang
karyawan bergantung pada perbedaan antara apa yang didapat dan apa yang
bergantung pada pandangan dan pendapat kelompok yang oleh para karyawan
ukur untuk menilai dirinya maupun lingkungannya. Jadi, karyawan akan lebih
merasa puas apabila hasil kerjanya sesuai dengan minat dan kebutuhan yang
5. Teori dua faktor dari Herzberg, teori dua faktr dari Herzberg memandang
bahwa kepuasan kerja berasal dari dua kelompok motivator intrinsik dan
1. Kedisiplinan
Kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku
atau ketertiban.
2. Moral kerja
Kesepakatan batiniah yang muncul dari dalam diri seseorang atau sekelompok
orang untuk mencapai tujuan tertentu sesuai dengan baku mutu yang
ditetapkan.
3. Turnover kecil
ukuran yang paling sesuai. Meskipun demikian penting sekali menyadari adanya
keterbatasan tertentu dari cara ini dalam mendapatkan data tentang kepuasan
kerja. Sejumlah masalah yang timbul oleh pengukuran melaui kuesioner tersebut
kepuasan kerja yaitu menurut Frederick Herzberg dalam Wibowo (2011: 380)
Sebagai hygiene factors adalah (a) gajih atau tunjangan; (b) kondisi kerja; (c)
kebijakan organisasi; (d)status; (e) keamanan kerja; (f) pengawasan dan otonomi;
(g) kehidupan ditempat kerja; (h) kehidupan pribadi. Hygiene factors ini bila
diadakan perbaikan akan mengurangi rasa ketidakpuasan, dan jika diabaikan maka
kepuasan kerja yaitu menurut Wibowo (2011: 395), motivasi kerja individual
perusahaan harus bisa membangun morivasi kerja karawan yang baik dan
tugasnya masing-masing.
adalah teori dua fakto menyatakan puas atau tidaknya karyawan bekerkerja
21
dengan aspek-aspek yang terkandung dalam pekerjaan itu sendiri atau job content
yang disebut juga sebagai aspek intrinsic dalam pekerjaan. Faktor-faktor yang
kemajuan. Faktor yang kedua adalah faktor hygiene yang berhubungan dengan
aspek di sekitar pelaksanaan pekerjaan yang disebut juga aspek ekstrinsik pekerja,
hubungan dengan rekan kerja, kondisi kerja. Berikut ini adalah gambaran
Faktor Hygien
(X1)
Kepuasan Kerja
(Y)
Faktor Motivasi
(X2)
Keterangan :
________ Secara Simultan
______ Secara Parsial
Gambar 1.
Kerangka Pemikiran
faktor frederick herzberg (hygiene dan motivator faktor) terhadap kepuasan kerja
karyawan di Perusahaan Ritel Infinite Apple Premium Reseller Surabaya. Alat uji
22
yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik analisis regresi linier berganda
dengan menggunakan aplikasi penguji IBM SPSS untuk Mac versi 21. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa faktor hygiene (X1) mempunyai pengaruh yang
dominan terhadap kepuasan kerja karyawan (Y) . Hal ini ditunjukkan dengan
koefisien regresi (beta) faktor hygiene (X1) lebih besar daripada koefisien regresi
(beta) faktor motivator (X2). Hal tersebut berarti mendukung hipotesis yang telah
motivator terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. Goodyear Cabang Kediri.
mengetahui kausalitas antar variabel yang dianalisis. Berdasarkan hasil olah data
signifikan negatif. Artinya jika faktor motivator turun maka kepuasan kerja
karyawan juga ikut turun, sebaliknya jika faktor motivator naik maka kepuasan
kerja juga akan ikut naik. Dalam penelitian yang dilakukan di PT. Goodyear
cabang Kediri ini faktor hygiene tidak terbukti berpengaruh terhadap kepuasan
kerja karyawan.
mempengaruhi kepuasan kerja karyawan pada karyawan dinas luar asuransi jiwa
23
bersama bumi putera 1912 cabang setiabudi medan. Alat analisis yang digunakan
yaitu regresi liner berganda. Berdasarkan hasil olah data menyimpulkan bahwa
variabel faktor motivator dan faktor hygiene berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kepuasan kerja karyawan dinas luar Asuransi Jiwa Bersama (AJB)
dan uji t (parsial). Faktor yang paling dominan mempengaruhim kepuasan kerja
karyawan dinas luar Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 Cabang
5.4 Hipotesis
sampai terbukti melalui data terkumpul”. Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
karyawan pada PT. Sinar Kencana Multi Lestari Cabang Baturaja baik secara
6. Metodologi Penelitian
Penelitian ini hanya terbatas pada pengaruh faktor hygiene dan motivasi
terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. Sinar Kencana Multi Lestari Cabang
Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data
primer merupakan data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli
(tidak melalui media perantara) yang secara khusus dikumpulkan oleh peneliti
pertanyaan kepada subjek penelitian secara tertulis (Ruslan, 2010: 208). Data
primer tersebut diperoleh dari penyebaran kuesioner yang meliputi data tentang
6.4 Populasi
penelitian.” Populasi dalam penelitian adalah seluruh objek yang diteliti (diamati,
objek itu. Untuk populasi yang anggotanya sedikit, peneliti dapat dilakukan pada
seluruh anggota populasi. Apabilia seseorang ingin meneliti semua elemen yang
25
Populasi dalam penelitian ini terdiri dari 50 karyawan tetap PT. Sinar Kencana
karena ada catatan resmi serta perhitungan yang akurat dengan total populasi 50
karyawan.
kuesioner yang berupa jawaban dari responden. Berdasarkan data yang diperoleh
dari penelitian tersebut maka jawaban atas pertanyaan pada angket akan diberi
nilai atau skor dengan menggunakan skala likert yang terdiri dari pernyataan
sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju dan sangat tidak setuju (Riduwan dan
atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2010: 211). Sedangkan rumus yang
digunakan untuk mengukur validitas instrumen dalam penelitian ini adalah rumus
.............................(1)
26
Keterangan :
Y = skor item
X = skor total
n = jumlah responden
Untuk menentukan valid atau tidaknya data yang diuji dapat ditentukan
dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut: Jika r hasil positif, serta r
hasil > r tabel, maka butir atau variabel tersebut valid. Jika r hasil negatif, serta r
hasil < r tabel, maka butir atau variabel tersebut tidak valid. Jadi jika, r hasil > r
gejala yang sama, adapun metode koefisien reliabilitas adalah metode alpa
...................................................................(2)
27
Keterangan :
r1 = reliabilitas instrumen
kuesioner di atas 0,7 maka kuesioner adalah reliabel (Riduwan dan Sunarto, 2010:
375).
ada agar dapat menentukan model analisis yang tepat. Data yang digunakan
bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi
normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid
(Ghozali, 2005: 110). Cara untuk mengetahui normalitas adalah dengan melihat
normal. Distribusi normal akan membentuk suatu garis lurus diagonal, dan
Gambar 2
Normal Probability Plot Uji Normalitas
koefisien korelasi antar variabel independen haruslah lemah (di bawah 0,5). Jika
korelasi kuat, maka terjadi problem multikolinearitas. Model regresi yang baik
dapat dilakukan dengan tidak mengandung multikolinieritas, apabila nilai VIF <
29
10 dan mempunyai nilai tolarance > 0,10. Jika nilai VIF hasil regresi lebih besar
dari 10 dan nilai tolerance lebih kecil dari 0,10 maka dapat dipastikan ada
6.5.3.3 Heteroskedastisitas
Jika varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap
tertentu pada scatterplot, dimana sumbu X adalah Y yang telah diprediksi, dan
distudentized.
Gambar 3
Pola Scatterplot Uji Heterokedastisitas
30
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (point-point) yang ada membentuk
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah
apakah dalam sebuah model regresi linear ada korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika
terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang
Jika ada masalah autokorelasi, maka model regresi yang seharusnya signifikan,
menjadi tidak layak untuk dipakai. Autokorelasi dapat diatasi dengan cara
kuesioner yang berasal dari jawaban responden. Jawaban responden diberi skor
atau nilai berdasarkan skala likert, yang alternatif jawabannya terdiri dari yaitu
sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, sangat tidak setuju (Ridwan dan Sunarto,
Data dari jawaban responden adalah bersifat ordinal, syarat untuk bisa
menggunakan analisis regresi adalah paling minimal skala dari data tersebut harus
dalam variabel, karena itu skala interval lebih kuat dibandingkan skala nominal
dan ordinal (Riduwan dan Sunarto, 2010: 21). Transformasi tingkat pengukuran
berikut :
32
2) Untuk setiap item tersebut tentukan berapa orang responden yang mendapat
7) Tentukan nilai interval (scale value) untuk setiap skor jawaban sebagai
berikut:
Keterangan :
8) Sesuai dengan nilai skala ordinal ke interval, yaitu scale value (SV) yang
nilainya terkecil (harga negatif yang terbesar) diubah menjadi sama dengan 1
(satu).
Dimana:
Y = Kepuasan Kerja
X1 = Faktor Hygiene
X2 = Motivasi
b1 – b2 = Koefisien regresi
a = Konstanta
e = Error Term
jauh pengaruh satu variabel penjelas secara individual dalam menerangkan variasi
a. Menentukan hipotesis
1) Untuk variabel X1
Baturaja
Baturaja
34
2) Untuk Variabel X2
Baturaja
- Ho diterima dan Ha ditolak jika -ttabel ≤ thitung ≤ ttabel, artinya tidak signifikan.
- Ho ditolak dan Ha diterima jika -thitung ≤ -ttabel atau thitung ≥ ttabel, artinya signifikan
Daerah Daerah
penolakan (Ho) penolakan (Ho)
Ho Daerah
penerimaan (Ho) Ho
Gambar 5
Interval Keyakinan 95 % Untuk Uji Dua Sisi
6.5.4.3.2 Uji F
35
menunakan criteria uji F melalui peralatan analisis varian (Priyatno, 2011: 170).
Menurut Ridwan dan Sunarto (2010: 110) kaidah pengujian signifikansi jika :
dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut (Riduwan dan Sunarto, 2010:
80-81):
KP = r x 100% ………………………………….(4)
36
Dimana :
Tabel 2
Batasan Operasional Variabel
No
Variabel Definisi Indikator
.
1. Faktor Hygiene factors merupakan 1. Status
Hygiene kebutuhan dasar manusia, 2. Hubungan-hubungan antar
(X1) tidak bersifat memotivasi, pribadi dengan atasan,
tetapi kegagalan bawahan dan rekan
mendapatkannya sejawat
menyebabkan 3. Pengawasan
ketidakpuasan. Hygiene 4. Kebijakan dan
factors ini bila diadakan administrasi perusahaan
perbaikan akan mengurangi 5. Keamanan kerja
rasa ketidakpuasan, dan jika 6. Kondisi kerja
diabaikan maka akan 7. Pengupahan
menambah kekecewaaan 8. Kehidupan pribadi.
dan rasa tidak puas para Herzberg dalam Handoko
karyawan. (2009: 261)
a) Tahap Persiapan
1). Penyelesaian administrasi
2). Pengajuan dan pengesahan judul
3). Pengajuan dan pengesahan proposal penelitian
4). Penyusunan instrumen
5). Observasi awal
b). Tahap Pengumpulan Data
1). Pengumpulan data dari sumber data yang ada
2). Pemeriksaan data
3). Pengklasifikasian data
c). Tahap Pengolahan Data
1). Pemeriksaan data ulang
2). Pengklasifikasian data lebih lanjut
38
DAFTAR PUSTAKA
Algifari. 2009. Analisis Statistik Untuk Bisnis: Dengan Regresi, Korelasi dan
Nonparametrik. Yogyakarta: BPFE.
Dessler, Garry. 2011. Manajemen Sumber Daya Mnusia Edisi Kesepuluh Jilid 1.
Jakarta: PT. Indeks.
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS 3 ED.
Semarang: Penerbit Unniversitas Diponegoro.
Hasibuan. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Revisi. Jakarta: PT.
Bumi Aksara
Santoso, S. 2004. Buku Latihan SPSS Statistik Parametik. Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo.
Sunyoto, Danang. 2013. Teori, Kuesioner, dan Proses Analisis Data Perilaku
Organisasional. Yogyakarta: PT. Buku Seru
Wibowo. 2011. Manajeþmen Kinerja Edisi Ketiga. Jakarta: Rajawali Pers PT.
RajaGrafindo Persada
Wirawan. 2008. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia Teori, Aplikasi, dan
Penelitian. Jakarta: Selemba Empat
41
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL…………………………………………………..... i
DAFTAR ISI............................................................................................. iii