Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ilmu Komuikasi

Volume 02, Nomor 01, Juni 2021


http://journal.unbara.ac.id/index.php/JM
E-ISSN: 2775-9016

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH


TAHUN 2020 (STUDI KASUS PADA SOSIALISAI KOLOM KOSONG DI
KABUPATEN OKU)
(POLITICAL COMMUNICATION STRATEGY IN THE 2020 REGIONAL HEAD ELECTION
(CASE STUDY ON THE SOCIALIZATION OF EMPTY COLUMNS IN OKU REGENCY)

Ariyen Asdi Twopan1, Hendra Alfani2, Bianca Virgiana3


Prodi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Baturaja.
Jl. Ki Ratu Penghulu No.2301 Karang Sari Baturaja OKU, Sumatera Indonesia
1
asditopan@gmail.com; 2 hefanila02@gmail.com; 3virgiana.bianca@gmail.com

ABSTRACT

The blank column is a "competitor" from a single candidate pair that is not regulated or more precisely,
there is no regulation on how their rights and obligations are. This study aims to find out how the political
communication strategy in the 2020 regional head election. The theory used is Speech Action Theory. This study
uses qualitative research methods conducted by means of observation and in-depth interviews with informants.
The results of the study show that the political communication strategy in the 2020 regional head election (a
case study on the socialization of blank columns in Ogan Komering Ulu Regency) has been effective, seen from
the assertiveness carried out by supporters of the empty column, they directly provide education about the empty
column to the public. The directives carried out are to build togetherness, to further increase public
understanding of empty columns. Commissives, which is done by utilizing characterizations. Expressive is done
by supporting the blank column to build a positive image of intellectual figures in the empty column and this
strategy also works. Declarations are carried out by supporters of the empty column using social media and
channeling the message they want to convey. The coordinator for supporting the empty column gives directions
that there is no sanction for the public who socializes to vote for the empty column.

Keywords: Strategy, Political Communication, Regional Head, Empty Column

ABSTRAK

Kolom kosong merupakan “kompetitor” dari pasangan calon tunggal yang tidak diatur atau lebih tepatnya
tidak ada regulasi bagaimana hak dan kewajibannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
strategi komunikasi politik dalam pemilihan kepala daerah tahun 2020. Teori yang digunakan yaitu Teori Aksi
Bicara. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dilakukan dengan cara observasi dan wawancara
mendalam kepada informan. Hasil penelitian diketahui jika strategi komunikasi politik dalam pemilihan kepala
daerah Tahun 2020 (studi kasus tentang sosialisai kolom kosong di Kabupaten Ogan Komering Ulu) telah
berjalan efektif dilihat dari assertive dilakaukan oleh pendukung kolom kosong mereka secara langsung
memberikan edukasi tentang kolom kosong kepada masyarakat. Directives yang dilakuakan yaitu membangun
kebersamaan, untuk lebih meningkatkan pemahaman masyarakat tentang kolom kosong. Commissives, yang
dilakakan dengan cara memanfatkan penokohan. Expressive dilakukan dengan cara pendukung kolom kososng
membangun citra positif terhadap tokoh-tokoh intelekual kolom kosong dan strategi tersebut juga berhasil.
Declaration dilakukan oleh pendukung kolom kosong memanfaatkan media social dan menyalurkan pesan yang
ingin disampaikan. Koordinator pendukung kolom kosong memberikan arahan bahwasanya tidak ada sanksi bagi
masyarakat yang mensosialisasikan untuk memilih kolom kosong.

Kata Kunci : Strategi, Komunikasi Politik, Kepala Daerah, Kolom Kosong

1. PENDAHULUAN

Undang-Undang No 8 Tahun 2015 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota


menjelaskan bahwa pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota dilaksanakan secara serentak dengan
tujuan untuk menghemat anggaran Negara dan untuk mewujudkan pemilihan yang demokratis.
Menururt Haris (2017: 82) terdapat sejumlah argumen mengapa pilkada harus dilakukan secara
langsung oleh rakyat. Pertama, pilkada secara langsung diperlukan untuk memutus mata-rantai
7
Ariyen Asdi Twopan, Hendra Alfani, Bianca Virgiana
Jurnal Ilmu Komuikasi
Volume 02, Nomor 01, Juni 2021
http://journal.unbara.ac.id/index.php/JM
E-ISSN: 2775-9016

oligarki pimpinan partai dalam menentukan pasangan kepala dan wakil kepala daerah yang dipilih
oleh DPRD. Selain itu, pemilihan oleh segelintir anggota DPRD pun cenderung bersifat oligarkis
karena berpotensi memperjuangkan kepentingan para elite politik saja. Kedua, pilkada langsung
diharapkan dapat meningkatkan kualitas kedaulatan dan partisipasi rakyat karena secara langsung
rakyat dapat menentukan dan memilih pasangan calon yang dianggap terbaik dalam memperjuangkan
kepentingan mereka. Ketiga, bagaimana pun pilkada langsung mewadahi proses seleksi kepemimpinan
secara bottom-up, dan sebaliknya meminimalkan lahirnya kepemimpinan yang didrop dari atas atau
bersifat top-down. Keempat, pilkada langsung diharapkan dapat meminimalkan politik uang yang
umumnya terjadi secara transaksional ketika pemilihan dilakukan oleh DPRD. Karena diasumsikan
relatif bebas dari politik uang, pimpinan daerah sebagai produk dari pilkada langsung diharapkan
dapat melembagakan tata kelola pemerintahan yang baik, dan menegakkan pemerintah daerah yang
bersih. Kelima, pilkada langsung diharapkan meningkatkan kualitas legitimasi politik eksekutif
daerah, sehingga dapat mendorong stabilisasi politik dan efektifitas pemerintahan lokal. Ketika akan
dilaksanakannya Pemilihan Kepala Daerah maka partai politik sebagai pengusung pasangan calon
melakukan komunikasi politik yang efektif dan efisien, dengan harapan mampu menampilkan kesan
dan pesan politik kepada partai koalisi maupun konstituen untuk kemudian menjadi pendukung
pasangan calon tersebut.
Kebijakan pemerintah mendorong Pemilihan Kepala Daerah dilaksanakan secara serentak tahun
ini pada tanggal 09 Desember 2020. Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tersebut dimaksudkan untuk
mewujudkan pemilihan bupati dan wakil bupati yang akan diikuti juga di Kabupaten Ogan Komering
Ulu ini.
Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Ogan Komering Ulu diikuti pasangan calon Drs.
H. Kuryana Aziz dan Drs. H. Johan Anuar, SH.,MM sebagai petahana.
(http://sinergioku.blogspot.com). Calon pasangan tersebut akan bertarung melawan kolom kosong
yang muncul sebagai konsekuensi keberadaan calon tunggal dalam Pemilihan Kepala Daerah.
Pasalnya pasangan H. Eddy Yusuf, SH., MM dan Ir. H. Helman, MM sebagai penantang gagal
mendapatkan dukungan dari partai sebagai syarat untuk dapat mengikuti kontestasi Pemilihan Kepala
Daerah di detik-detik akhir batas waktu pendaftaran yang ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum
Ogan Komering Ulu. Sebenarnya secara teoritis dalam konteks politik calon kepala daerah yang
berhadapan dengan kolom kosong itu harusnya secara aklamasi langsung dilantik menjadi Bupati dan
Wakil Bupati namun dengan adanya putusan dari Mahkamah Konstistusi (MK) maka calon bupati dan
wakil bupati harus bertarung dengan kolom kosong.
Masyarakat Ogan Komering Ulu dapat memilih kolom kosong apabila pasangan petahana
sebagai calon tunggal yang maju pada Pemilihan Kepala Daerah (pilkada) dianggap tidak sesuai
dengan harapan mereka. Hal ini kemudian dimanfaatkan oleh Eddy Yusuf untuk mensosialisasikan
kepada masyarakat Ogan Komering Ulu agar pada saat pemungutan suara pada tanggal 9 Desember
nanti masyarakat tidak menjadi golongan putih (Golput) karena masih ada kolom kosong yang bisa
dipilih sebagai wadah dari suara sebagaian masyarakat yang menganggap kinerja pasangan Kuryana-
Johan dalam satu periode memimpin tidak begitu memuaskan, hal ini kemudian dinilai membantu
tugas dari panitia pemilihan untuk mengajak pemilih agar tidak golput dan ikut merayakan pesta
demokrasi tersebut (Nazarudin, 2020).
Berdasarkan hasil observasi dilapangan diketahui jika dalam mensosialisasikan kolom kosong
harusnya dilakukan oleh KPU namun kenyataan dilapangan masih adanya pendukung kolom kosong
atau pendukung kolom kosong yang diketuai oleh Eddy Yusuf. Eddy Yusuf mendapatkan dukungan
dari sekitar 5.350 relawan dan terus bertambah (antaranews.com, 2020). Mulai dari kalangan tokoh
masyarakat dan agama, kaum milenial, hingga sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang
sudah terdaftar di desa, kecamatan, dan kabupaten setempat ikut tergabung didalamnya. Pendukung ini
juga akan menjadi tim pemantau Panitia Pemilihan Kecamatan, Komisi Pemilihan Umum, dan saksi
luar untuk seluruh Tempat Pemilihan Suara di Kabupaten Ogan Komering Ulu nantinya.
Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati di Kabupaten OKU 2020 ini menarik untuk dicermati
karena untuk pertama kalinya kolom kosong muncul sebagai lawan petahana yang dipandang oleh
Pendukung kolom kosong merusak tatanan demokrasi di OKU dengan memborong semua partai
politik yang ada. Menurut Romli (2018) kolom kosong merupakan “kompetitor” dari pasangan calon
tunggal yang tidak diatur atau lebih tepatnya tidak ada regulasi bagaimana hak dan kewajibannya.
7
Ariyen Asdi Twopan, Hendra Alfani, Bianca Virgiana
Jurnal Ilmu Komuikasi
Volume 02, Nomor 01, Juni 2021
http://journal.unbara.ac.id/index.php/JM
E-ISSN: 2775-9016

Lebih lanjut Romli (2018) mengatakan bahwa ada beberapa faktor terkait dengan fenomena pasangan
calon tunggal pada pilkada serentak. Pertama, keberadaan calon tunggal sebagai akibat dua pihak
yang saling berkepentingan yaitu petahana dan partai politik. Petahana berkepentingan untuk menjaga
status quo, tetap berkuasa dan dengan cara menjegal saingan lewat merangkul seluruh partai yang ada.
Kedua, partai gagal melakukan kaderisasi di satu pihak dan di lain pihak telah terjadi krisis
kepemimpinan di daerah. Alih-alih sebagai bagian dari institusi sosial untuk menyiapkan calon-calon
pemimpin, partai terkesan hanya digunakan untuk kepentingan hal-hal yang sifatnya pragmatis oleh
para elitenya saja. Ketiga, keberadaan calon tunggal tidak terlepas dari beratnya persyaratan untuk
menjadi kandidat, baik melalui jalur partai politik maupun jalur perseorangan (independen) (Romli,
2018).
Bagi kolom kosong di Kabupaten Ogan Komering Ulu melawan petahana sendiri merupakan
hal yang lumayan berat karena petahana punya modal sosial besar dan punya program di pemerintahan
yang bisa di klaim sebagai hasil kerja selama satu periode menjabat, namun dalam hal ini pendukung
kolom kosong juga terus mensosialisasikan dan membangun komunikasi yang intensif ditengah
masyarakat serta mengedukasi mereka tentang kolom kosong. Terlebih kolom kosong pernah menang
saat Pemilihan Kepala Daerah yang dilakukan di Kota Makasar pada pemilihan serentak tahun 2018
(Jurnalmedia Indonesia.com, 2018).
Tokoh kolom kosong memberikan arahan bahwasanya tidak ada sanksi bagi masyarakat yang
mensosialisasikan untuk memilih kolom kosong. Mereka bukan organisasi jadi tidak bisa diberi
sanksi. Artinya dari aspek pesaing petahana punya lawan yang berbahaya yaitu lawan politik yang
tidak jelas lawan politiknya ini siapa. Kemudian pendukung kolom kosong menjelaskan kepada
masyarakat jika memang pemilu dengan tanpa lawan tanding atau calon tunggal itu lebih berat untuk
menang, karena secara undang-undang calon tersebut paling tidak harus menang dengan angka 50
persen plus satu dihitung berdasarkan jumlah surat suara yang sah (Romadoni, 2020). Adanya kolom
kosong pada pemilihan bupati dan wakil bupati di Kabupaten Ogan Komering Ulu ini maka
menjadikan pilkada tahun ini sangat menarik untuk diteliti terkait dengan bagaimana para pendukung
kolom kosong untuk mensosialisasikan kolom kosong kepada masyarakat.
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut penulis tertarik untuk menganalisisnya sebagai
bahan penelitian penulis dengan judul: strategi komunikasi politik pada Pemilihan Kepala Daerah
Tahun 2020 (studi kasus tentang sosialisai kolom kosong di Kabupaten Ogan Komering Ulu).

2. METODE PENELITIAN

Terdapat tiga paradigma dalam penelitian yaitu paradigma positivis, paradigma kritis, dan
paradigma konstruktivis. Paradigma positivis yaitu menjelaskan antara ‘yang nyata dengan yang
khayal’, ‘yang pasti dengan yang meragukan’, ‘yang tepat dengan yang kabur’, ‘kesahihan relatif dan
kesahihan mutlak’ hingga pada konklusi yang sedikit menggelikan yakni ‘yang berguna dan yang sia-
sia’. Kemudian paradigma kritis yaitu ditandai dengan akumulasi modal yang secara rasional dan
birokrasi rasional didukung teknologi karena secara sadar atau tidak sadar makna yang didapat adalah
bagian dari modernitas yang individualistik.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan paradigma konstruktivis. Paradigma konstruktivis
ini memandang bahwa ilmu sosial sebagai analisis sistematis terhadap socially meaningful action
melalui pengamatan langsung dan terperinci terhadap pelaku sosial yang bersangkutan menciptakan
dan memelihara atau mengola dunia sosial mereka (Hidayat, 2013:3). Paradigma kontruktivis
memiliki beberapa kriteria yang membedakannya dengan paradigma lainnya, yaitu, ontologi,
epistemologi, dan metodologi. Pada level ontologi, paradigma konstruktivis melihat kenyataan sebagai
hal yang ada tetapi realitas bersifat majemuk, dan maknanya berbeda bagi tiap orang. Dalam
epistemologi, peneliti menggunakan pendekatan subjektif karena dengan cara itu bisa menjabarkan
pengkonstruksian makna oleh individu. Dalam metodologi, paradigma ini menggunakan berbagai
macam jenis pengkonstruksian dan menggabungkannya dalam sebuah konsensus.
Proses ini melibatkan dua aspek, yaitu hermeneutik dan dialetik. Hermeneutik merupakan
aktivitas dalam mengkaji teks–percakapan, tulisan, atau gambar. Sedangkan dialetik adalah
penggunaan dialog sebagai pendekatan agar subjek yang diteliti dapat ditelaah pemikirannya dan

7
Ariyen Asdi Twopan, Hendra Alfani, Bianca Virgiana
Jurnal Ilmu Komuikasi
Volume 02, Nomor 01, Juni 2021
http://journal.unbara.ac.id/index.php/JM
E-ISSN: 2775-9016

membandingkannya dengan cara berpikir peneliti. Dengan begitu harmonitas komunikasi dan interaksi
dapat dicapai dengan maksimal (Wiliam dalam Baran, 2010:75).
Penelitian ini menggunakan dasar penelitian studi kasus dimana obyek/masalah yang dipilih
dan diamati, kemudian di analisis secara menyeluruh sebagai suatu kesatuan yang terintegritas dengan
tujuan akan memperoleh informasi dari sejumlah informan yang dianggap dapat mewakili populasi.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yang merupakan
penelitian berlandaskan fenomenologi dan paradigma konstruktivisme dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan tentang strategi komunikasi politik yang digunakan oleh pendukung kolom kosong dalam
Pemilihan Kepala Daerah Tahun 2020.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan ini memungkinkan seorang


peneliti untuk menginterpretasikan dan menjelaskan suatu fenomena secara holistik dengan
menggunakan kata-kata, tanpa harus bergantung pada sebuah angka. Menurut Bodgan dan Taylor,
metodologi kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan
individu tersebut secara holistik (utuh). Jadi tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke
dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan
(Meleong, 2010: 4). Menurut Sugiyono (2012: 13) penelitian kualitatif yaitu, penelitian yang
dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa
membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain. Penelitian ini dimaksudkan
untuk mendapatkan gambaran mengenai strategi komunikasi politik yang digunakan oleh pendukung
kolom kosong dalam Pemilihan Kepala Daerah Tahun 2020.

Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif dimana permasalahan yang akan
dikaji oleh peneliti merupakan masalah yang bersifat sosial dan dinamis. Oleh karena itu, peneliti
memilih menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif untuk menentukan cara mencari,
mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data hasil penelitian tersebut. Menurut Arikunto
(2010:54), penelitian kualitatif ini dapat digunakan untuk memahami interaksi sosial, misalnya dengan
wawancara mendalam sehingga akan ditemukan pola-pola yang jelas dalam hal ini untuk memahami
bagaimana strategi komunikasi politik yang digunakan oleh pendukung kolom kosong dalam
Pemilihan Kepala Daerah Tahun 2020.

Menurut Sugiyono (2010: 210), informan penelitian adalah seseorang yang akan diberikan
pertanyaan-pertanyaan penelitian oleh peneliti. Teknik penentuan informan yang dipakai yaitu non
prophability sample merupakan teknik pengambilan sample tidak ditentukan lebih dahulu, peneliti
langsung menggumpulkan data dari unit sampling yang ditemui. Sample dalam penelitian ini
ditentukan secara purposive sampling yang dilakukan dengan mengambil orang-orang yang terpilih
sesuai dengan tujuan penelitian. Purposive sampling yaitu teknik sampling yang digunakan oleh
peneliti jika peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu dalam mengambil sampelnya
Dengan dasar pertimbangan bahwa informan yang dipilih sebagai berikut (1) informan
mengetahui terkait kolom kosong dalam Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten OKU Tahun 2020; (2)
informan yang akan di wawancarai memahami tentang kolom kosong dalam Pemilihan Kepala Daerah
Kabupaten OKU Tahun 2020; (3) Informan tersebut bersedia memberikan informasi terkait dengan
kolom kosong dalam Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2020.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif secara umum dapat dikelompokkan ke
dalam dua jenis cara, yaitu metode atau teknik pengumpulan data yang bersifat interaktif dan
noninteraktif. Data interaktif berarti ada kemungkinan terjadi saling mempengaruhi antara peneliti
dengan sumber datanya (Sugiyono, 2009:34). Teknik noninteraktif sama sekali tak ada pengaruh
antara peneliti dengan sumber datanya, karena sumber data berupa benda, atau sumber datanya
manusia atau yang lainnya (Sutopo, 2016:66). Teknik penelitian kualitatif pada dasarnya merupakan
proses penyidikan, maksudnya kita dapat membuat pengertian fenomena sosial secara bertahap,
7
Ariyen Asdi Twopan, Hendra Alfani, Bianca Virgiana
Jurnal Ilmu Komuikasi
Volume 02, Nomor 01, Juni 2021
http://journal.unbara.ac.id/index.php/JM
E-ISSN: 2775-9016

kemudian melaksanakannya, sebagian besar dengan cara mempertentangkan, membandingkan,


merefleksi, menyusun katalog, dan mengklasifikasi objek suatu kajian. Semua kegiatan itu merupakan
penarikan sampel, untuk menemukan keseragaman dan sifat umum dunia sosial, dan kegiatan
dilakukan terus dan berulang oleh peneliti lapangan kualitatif. Teknik pengumpulan data merupakan
langkah paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan
data.
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara.
Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural setting (kondisi yang alamiah),
sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan serta,
wawancara mendalam, dan dokumentasi (Sugiyono, 2009:224). Pada penelitian ini, peneliti
menggunakan teknik pengumpulan data dengan teknik wawancara mendalam, observasi, dan studi
pustaka. Hal ini sejalan dengan filosofi penelitian alamiah, dalam pengambilan data peneliti berbaur
dan berinteraksi secara intensif dengan responden. Dokumentasi dan pengumpulan data pendukung
dalam penelitian ini peneliti gunakan untuk melengkapi penelitian dan untuk memaksimalkan hasil
penelitian. Alasan peneliti menggunakan teknik penelitian tersebut digunakan karena pada penelitian
kualitatif untuk mengumpulkan informasi melibatkan partisipasi langsung, berupa wawancara
mendalam, observasi lapangan, dan mereview terhadap dokumen yang menjadi pendukung penelitian.

Proses analisis data dilakukan secara terus menerus dimulai dengan menelaah seluruh data
yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam
catatan lapangan, dokumen dan sebagainya sampai dengan penarikan kesimpulan. Analisis data dalam
peneliti mengacu kepada beberapa tahapan yang dijelaskan Miles dan Huberman yang dikutip oleh
Moleong (2012:247) terdiri dari beberapa tahapan antara lain: Pengumpulan informasi melalui
wawancara terhadap key informan yang compatible terhadap penelitian kemudian observasi langsung
ke lapangan untuk menunjang penelitian yang dilakukan agar mendapatkan sumber data yang
diharapkan; reduksi data (data reduction) yaitu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan di lapangan selama
meneliti, tujuan diadakan transkrip data (transformasi data) untuk memilih informasi mana yang
dianggap sesuai dan tidak sesuai dengan masalah yang menjadi pusat penelitian di lapangan; penyajian
data (data display) yaitu kegiatan sekumpulan informasi dalam bentuk naratif, grafik jaringan, tabel
dan bagan yang bertujuan mempertajam pemahaman penelitian terhadap informasi yang dipilih
kemudian disajikan dalam tabel ataupun uraian penjelasan. Pada tahap akhir adalah penarikan
kesimpulan atau verifikasi (conclusion drawing/verification), yang mencari arti pola-pola penjelasan,
konfigurasi yang mungkin, alur sebab akibat dan proposisi. Penarikan kesimpulan dilakukan secara
cermat dengan melakukan verifikasi berupa tinjauan ulang pada catatan-catatan di lapangan sehingga
data dapat di uji validitasnya.

Pemeriksaan terhadap keabsahan data pada dasarnya, selain digunakan untuk menyanggah balik
yang dituduhkan kepada penelitian kualitatif yang mengatakan tidak ilmiah, juga merupakan sebagai
unsur yang tidak terpisahkan dari tubuh pengetahuan penelitian kualitatif (Moleong, 2015:320).
Keabsahan data dilakukan untuk membuktikan apakah penelitian yang dilakukan benar-benar
merupakan penelitian ilmiah sekaligus untuk menguji data yang diperoleh. Uji keabsahan data dalam
penelitian kualitatif meliputi uji, credibility, transferability, dependability, dan confirmability
(Sugiyono, 2011:270). Dalam penelitian ini triangulasi yang digunakan yaitu triangulasi sumber data.
Penelitian dilakukan Sampai data lengkap kemudian divalidasi dari berbagai sumber sehingga dapat
menjadi dasar untuk penarikan kesimpulan. Dengan teknik ini diharapkan data yang dikumpulkan
memenuhi konstruk penarikan kesimpulan. Triangulasi ini dilakukan bersamaan dengan kegiatan di
lapangan, sehingga peneliti bisa melakukan pencatatan data secara lengkap. Dengan demikian,
diharapkan data yang dikumpulkan layak untuk dimanfaatkan.

Teori kemampuan berbicara yang kebanyakan dihubungkan dengan Jhon Searle dirancang untuk
membantu memahami bagaimana manusia menyempurnakan hal dengan kata-katanya. Menurut
Littlejohn (2015: 163), dalam menyampaikan pesan atau aksi berbicara akan berbicara tentang aksi
mempengaruhi, aksi mempengaruhi adalah sebuah tindakan yang pembicara harapkan pendengar tidak
7
Ariyen Asdi Twopan, Hendra Alfani, Bianca Virgiana
Jurnal Ilmu Komuikasi
Volume 02, Nomor 01, Juni 2021
http://journal.unbara.ac.id/index.php/JM
E-ISSN: 2775-9016

hanya mengerti maksudnya tapi juga melakukan, sedangkan Aksi berkehendak adalah sebuah tindakan
yang menjadi perhatian utama pembicara yaitu pendengar hanya memahami maksud untuk membuat
janji, pemintaan atau apapun. Dalam teori aksi berbicara, kebenaran tidak terlalu penting. Malahan,
pertanyaan sebenarnya adalah maksud dari pembicaraan dengan mengutarakan permasalahan tersebut.
searle menguraikan lima jenis aksi berkehendak. (1) penyataan yang mengikat pembicara untuk
menyokong kebenaran dari sebuah permasalahan, (2) arahan, berusaha agar pendengar melakukan
sesuatu (perintah), (3) keterikatan, mengikat pembicara pada tindakan selanjutnya, (4) pernyataan,
menyampaikan beberapa aspek psikologis dari kondisi pembicaraan, (5) deklarasi, menciptakan
sebuah proposisi sangat menuntut.
Menuurut Searle dalam Fafry (2017), menguraikan lima jenis aksi berkehendak. Pertama, ia
menyebutkan penegasan (assertive). Penegasan adalah pernyataan yang mengikat pembicara untuk
menyokong kebenaran dari sebuah permasalahan. Hal ini mencakup tindakan, seperti menyatakan,
menegaskan, menyimpulkan, dan meyakinkan. Kedua, arahan (directives). Aksi berkehendak yang
berusaha supaya pendengar melakukan sesuatu. Bentuk-bentuk dari arahan adalah perintah,
permintaan, pembelaan, berdoa, permohonan, undangan, dan seterusnya. Ketiga, keterikatan
(commissives), mengikat pembicara pada tindakan selanjutnya. Mereka terdiri atas hal-hal, seperti
berjanji, bersumpah, ikrar, kontrak, dan jaminan. Keempat, pernyataan (expressive), tindakan yang
menyampaikan beberapa aspek psikologis dari kondisi pembicara, seperti berterima kasih,
mengucapkan selamat, permintaan maaf, menghibur, dan penyambutan. Terakhir deklarasi
(declaration), dirancang untuk menciptakan sebuah proposisi, sangat menuntut, yang membuatnya
seperti itu.
Beberapa aksi berkehendak harus mengikuti sejumlah aturan pokok dalam rangka untuk
menganggapnya sebagai sebuah aksi berkehendak. Aturan isi proposisi menetapkan beberapa kondisi
dari objek yang dituju. Sebagai contoh, dalam sebuah janji, pembicara harus menyatakan bahwa
tindakan selanjutnya akan dilakukan, misalnya untuk membayar utang aturan pendahuluan melibatkan
asumsi perkiraan dari pembicaraan dan pendengar yang penting untuk tindakan yang akan terjadi.
Sebagai contoh, dalam sebuah janji, ungkapan tidak memiliki makna kecuali pendengar labih suka
tindakan selanjutnya dapat terlaksana daripada hanya sekedar diungkapkan.
Peraturan kedua yang dibutuhkan dalam aksi berkehendak adalah regulatif. Aturan regulatif
memberikan petunjuk untuk beraksi didalam permainan. Perilaku telah diketahui dan ada sebelum
digunakan dalam tindakan serta mereka memberitahukan bagaimana menggunakan kemampuan
berbicara untuk mencapai sebuah maksud tertentu. Sebagai contoh, jika saya menginginkan sesuatu,
maka saya membuat permintaan. Ketika saya meminta sesuatu pada anda, maka anda berkewajiban
untuk mengabulkan atau tidak.
Aksi berbicara tidak akan berhasil ketika kehendak tidak dipahami dan mereka dapat dievaluasi
dalam hubungannya dengan tingkatan saat mereka memakai aturan dari aksi berbicara tersebut.
Mengingat proposisi di evaluasi dengan kebenarannya atau validitas, aksi berbicara dapat di evaluasi
dari keakuratan atau tingkatan saat kondisi dari tingkatan telah sesuai. Kesesuaian sebuah janji adalah
apakah aturan yang penting untuk melaksanakan janji, telah disepakati.

3. HASIL ANALISIS

Peneliti menemukan kesesuaian dilapangan dengan teori aksi bicara yang telah dikemukakan
oleh John Searle, teori ini menjelaskan jika strategi strategi komunikasi politik pada Pemilihan
Kepala Daerah Tahun 2020 (studi kasus tentang sosialisai kolom kosong di Kabupaten Ogan
Komering Ulu) telah berjalan dengan efektif.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui jika strategi komunikasi politik pada Pemilihan Kepala
Daerah di Kabupaten Ogan Komering Ulu telah berjalan efektif sebab sosialisasi atau edukasi yang
dilakukan oleh pendukung kolom kosong dilakukan secara langsung ke masyarakat, begitu pula
dengan KPU meskipun masyarakat lebih banyak mengetahui tentang kolom kosong dari pendukung-
pendukung kolom kosong, sedangkan Bawaslu hanya memantau jalannya pemilihan kepala daerah
agar berjalan tertib, dan salah satu tugasnya untuk melihat ada tidaknya pelanggaran oleh tim
kampanye pasangan calon dan pendukung kolom kosong. Selanjutnya, mereka menegaskan bahwa

7
Ariyen Asdi Twopan, Hendra Alfani, Bianca Virgiana
Jurnal Ilmu Komuikasi
Volume 02, Nomor 01, Juni 2021
http://journal.unbara.ac.id/index.php/JM
E-ISSN: 2775-9016

kolom kosong dapat dipilih oleh pemilih dalam Pemilihan Kepala Daerah sesuai dengan Peraturan
KPU (PKPU) Nomor 23 Tahun 2018 tentang Kampanye.
Hal tersebut sesuai dengan teori yang telah dikemukakan oleh John Searle jika penegasan
(assertive) adalah pernyataan yang mengikat pembicara untuk menyokong kebenaran dari sebuah
permasalahan. Hal ini mencakup tindakan yang dilakukan oleh pendukung kolom kosong dengan
datang langsung ke masyarakat secara door to door untuk mensosialisasikan bahwa kolom kosong
dapat dipilih sebagai alternative pilihan sehingga mampu meminimalkan angka Golongan putih yang
tidak ingin memilih pasangan calon pada Pemilihan Kepala daerah OKU Tahun 2020. Pihak KPU
juga telah melakukan tugasnya dalam hal memberikan pengetahuan kepada masyarakat terkait tata
cara memilih dengan cara melakukan pemasangan baliho ataupun menyebarkan pamflet.
Hasil penelitian terkait penegasan (assertive) bahwa kolom kosong bukan hantu atau memilih
kolom kosong sama dengan golongan putih atau mubazir itu tidak benar (kolom kosong bisa dipilih
dan disosialisasikan dan suara yang memilih kolom kosong adalah suara yang sah bukan blanko).
Sosialisasi dan edukasi yang dilakukan oleh pendukung kolom kosong dimulai dari warung kopi, pos
ronda, tempat perkumpulan genarasi milenial (basecamp slanker), posko kolom kososng (kemelak, air
gading dan peninjauan), pance bahkan pangkalan ojek dan sosialisasi yang dilakukan oleh pendukung
kolom kosong dinilai tidak melanggar peraturan oleh KPU / Bawaslu sesuai dengan PKPU Nomor 23
Tahun 2018.

Hasil penelitian diketahui jika konsep arahan (directives) dalam strategi komunikasi politik pada
Pemilihan Kepala Daerah di Kabupaten Ogan Komering Ulu dengan cara menciptakan kebersamaan
yang dilakukan oleh pendukung kolom kosong. Pendukung kolom kosong memberikan arahan agar
pemilih tertarik memilih kolom kosong, strategi mereka dengan cara membentuk komunitas berisi
pendukung kolom kosong dengan tujuan untuk membangun kebersamaan antar pendukung kolom
kosong untuk mempererat hubungan antara pendukung kolom kosong. Komunitas yang dibentuk
tersebut kemudian melakukan pendekatan kepada para pemilih dengan menggunakan cara yang baik
dan dinilai tidak menyalahi aturan. Pendukung kolom kosong melakukan sosialisasi di lingkungan
pribadi terlebih dahulu baru kemudian melakukan sosialisasi dengan cara memberikan arahan kepada
masyarakat umum. Pihak KPU sendiri lebih kepada memperkenalkan kolom kosong melalui
sosialisasi dan mengajak pemilih untuk memanfaatkan haknya. Hal tersebut sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh John Searle jika aksi berkehendak yang berusaha supaya pendengar melakukan
sesuatu.
Hasil temuan di lapangan juga diketahui jika pendukung kolom kosong membuat kaos ataupun
topi bertemakan kolom kosong (dibagikan kepada tokoh tertentu saja buka ke seluruh masyarakat),
menurut pendukung kolom kososng itu tidak melanggar peraturan.
Hasil penelitian diketahui jika konsep arahan (directives) yang dilakukan oleh pendukung kolom
kosong dengan cara membangun kebersamaan mislanya dengan melakukan pendekatan kepada
masyarakat lewat obrolan di warung kopi, pos ronda, tempat perkumpulan genarasi milenial
(basecamp slanker) bahkan pangkalan ojek. Arahan dalam mensosialisasikan kolom kosong juga
dilkaukan di lingkungan keluarga dan sekitar masyarakat, kemudian dengan membuat kaos dan topi
bertema kolom kosong menjadi salah satu strategi komunikasi dalam bentuk arahan untuk memilih
kolom kosong. Pendukung tersebut membentuk perkumpulan dengan tujuan membangun kebersamaan
untuk mendekati para pemilih dengan menggunakan cara yang lebih baik dan tidak menyalahi aturan.
Pendukung kolom kosong sangat memanfaatkan situasi agar pemilih mengetahui apa itu kolom
kosong dengan melakukan berbagai pendekatan dengan masyarakat dan keluarga terdekat seperti
memberikan arahan untuk memilih kolom kosong.

Hasil penelitian diketahui jika keterikatan (commissives) dalam strategi komunikasi politik pada
Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu dilakukan dengan cara memanfaatkan
penokohan sebagai strategi komunikasi oleh pendukung kolom kosong untuk mengikat pemilih untuk
memilih kolom kosong ketika Pemilihan Kepala Daerah berlangsung. Kolom kosong di Kabupaten
Ogan Komering Ulu melawan petahana sendiri merupakan hal yang lumayan berat karena petahana
punya modal sosial besar dan punya program di pemerintahan yang bisa di klaim sebagai hasil kerja
selama satu periode menjabat, namun dalam hal ini pendukung kolom kosong juga terus
7
Ariyen Asdi Twopan, Hendra Alfani, Bianca Virgiana
Jurnal Ilmu Komuikasi
Volume 02, Nomor 01, Juni 2021
http://journal.unbara.ac.id/index.php/JM
E-ISSN: 2775-9016

mensosialisasikan dan membangun komunikasi yang intensif ditengah masyarakat serta mengedukasi
mereka tentang kolom kosong dengan bantauan Tokoh Intelekual dan menggunakan Eddy Yusuf
sebagai citra dari kolom kosong.
Eddy Yusuf telah berusaha untuk mensosialisasikan dan edukasi kepada masyarakat tentang
kolom kosong dengan melakukan kunjungan atau silahturahmi ke daerah-dasrah basis suaranya untuk
meyakinkan pemilih agar mau memilih kolom kosong, serta ke tempat-tempat dimana masyarakat
memiliki ingatan buruk terhadap petahana misalnya di pasar yang sebagian pedagang “dikondisikan”
dan daerah Batu Marta yang akses jalannya buruk selama petahana menjabat. Masih banyak
masyarakat yang belum memahami dan mengerti tentang kolom kosong. Oleh sebab itu pendukung
kolom kosonglah yang berperan aktif dalammenyosiaslisasikannya. Strategi yang mereka gunakan
dalam mensosialisaikan kolom kosong tersebut memperoleh hasil yang cukup baik dilihat dari hasil
suara kolom kosong disetiap kecamatan di Kabupaten Ogan Komering Ulu.
Berdasarkan data hitungan cepat dari KPU OKU, perolehan suara pasangan calon petahana
Kuryana-Johan unggul di 13 kecamatan dengan pesentase 64,9% dari total suara sah sedangkan kolom
kosong memperoleh suara sebanyak 35,1%. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui jika komunikasi
politik yang dilakukan pendukung kolom kosong dalam mensosialisasikan kolom kosong dianggap
berhasil (efektif). Hal tersebut sesuai dengan pernyataan yang dikemuakan oleh John Searle
keterikatan (commissives), mengikat pembicara pada tindakan selanjutnya. Masyarakat akan lebih
tertarik dengan adanya penokohan terlebih jika orang yang ditokohkan memang sudah terpandang di
masyarakat, meskipun hasil pemilihan tidak dimenangkan oleh kolom kosong namun hasil yang
diperoleh terbilang cukup memuaskan. Masih adanya praktik money politik, politisasi birokrasi
digadang sebagai penyebab kolom kosong kalah dalam pertarungan Pemilihan Kepala Daerah OKU
Tahun 2020 ini. Hasil penelitian juga diketahui jika tokoh intelekual kolom kosong menjamin apabila
kolom kosong menang maka pemimpin OKU selanjutnya akan menghormati rakyat OKU karena
menurutnya jika kolom kosong menang maka membuktikan bahwa rakyat telah bangkit untuk
melawan tekanan dan godaan dari para pasangan calon seperti denagn menolak money politik dan
black campign.

Hasil penelitian diketahui jika pernyataan (expressive), yang dilakakan dalam strategi
komunikasi politik pada Pemilihan Kepala Daerah di Kabupaten Ogan Komering Ulu telah dilakukan
dengan membangun citra positif terhadap tokoh-tokoh intelekual kolom kosong dan strategi tersebut
juga berhasil. Pendukung kolom kosong tidak melakukan kampanye dan menyampaikan seadanya
mengenai kolom kosong kepada masyarakat dikarenakan kurangnya payung hukum bagi kolom
kosong. Sesuai dengan teori jika pernyataan (expressive), tindakan yang menyampaikan beberapa
aspek psikologis dari kondisi pembicara. Kolom kosong memanfatkan Eddy Yusuf sebagai tokoh
dibalik kolom kosong, Eddy sebisa mungkin bersifat ramah, baik, menyenangkan agar dapat
dibandingkan dengan petahana oleh pemilih. Begitupula para pendukung kolom kosong semua
diarahkan agar bersifat baik terhadap pemilih agar bisa menarik simpati dan empati mereka.
Hasil penelitian terkait dengan pernyataan (expressive), tindakan yang menyampaikan beberapa
aspek psikologis dari kondisi pembicara yang dilakukan bertujuan untuk memperkenalkan kolom
dengan cara membangun citra positif pada tokoh kolom kosong, dalam hal ini pendukung kolom
kosong memanfaatkan citra buruk petahana untuk membangun citra baik pada kolom kosong,
Pemanfaatan tokoh menjadi salah satu alternative untuk membangun konsep citra baik bagi kolom
kosong. Masyarakat terus disosialisasi terkait dengan citra baik dari kolom kosong dengan
memanfaatkan media masa dalam menyampaikan pesan dan informasi kepada masyarakat

Hasil penelitian diketahui jika deklarasi (declaration), yang dilakakan dalam strategi komunikasi
politik pada Pemilihan Kepala Daerah di Kabupaten Ogan Komering Ulu dilakukan oleh pendukung
kolom kosong dengan memanfaatkan media social seperti Instagram, Facebook dan Whatsapp. Usaha
Eddy Yusuf dalam mengajak pendukungnya untuk memilih kolom kosong dilakukan dengan cara
menjadikannya sebagain tokoh utama kolom kosong, panglima Kolom Kosong serta di media, Eddy
Yusuf meminta pemilih agar menganggap kolom kosong adalah Ruh dan Nyawanya dengan
pengakuan Eddy Yusuf jika kolom kosong adalah dirinya maka diharapkan suara yang diraih pada
pemilihan kepala daerah sesuai harapan. Meskipun hal ini dianggap oleh sebagaian pendukung
7
Ariyen Asdi Twopan, Hendra Alfani, Bianca Virgiana
Jurnal Ilmu Komuikasi
Volume 02, Nomor 01, Juni 2021
http://journal.unbara.ac.id/index.php/JM
E-ISSN: 2775-9016

petahana merupakan sebuah pelanggaran namun berdasarkan pasal 1 KUHP jika kampanye yang
dilakukan oleh pendukung kolom kosong dianggap sah sebab tidak ada aturan yang mengikat.
Strategi komunikasi politik pada Pemilihan Kepala Daerah Tahun 2020 di Kabupaten OKU yang
diikuti oleh pasangan tunggal telah efektif dilakukan oleh pendukung kolom kosong, hal ini dilakukan
dengan menggunakan beberapa cara misalnya melakukan pendekatan kepada masyarakat untuk
memberikan edukasi menanamkan pemikiran yang baik tentang kolom kosong, menggunakan
penokohan yang memiliki citra yang positif serta memanfaatkan media sosial dalam
mensosialisasikan kolom kosong tersebut.

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian diketahui jika strategi komunikasi politik pada Pemilihan Kepala
Daerah Tahun 2020 (studi kasus tentang sosialisai kolom kosong di Kabupaten Ogan Komering Ulu)
telah berjalan efektif dilihat dari Assertive dilakukan oleh pendukung kolom kosong mereka secara
langsung memberikan edukasi tentang kolom kosong kepada masyarakat. Directives yang dilakukan
yaitu membangun kebersamaan, untuk lebih meningkatkan pemahaman masyarakat tentang kolom
kosong maka pendukung kolom kosong membuat kaos dan topi serta melakukan pendekatan dengan
masyarakat untuk memperkenalkan kolom kosong dan mengajak untuk memanfaatkan hak nya dalam
melakukan pemilihan baik bagi pasangan calon maupun kolom kosong. Commissives, yang dilakukan
dengan cara memanfatkan penokohan atau tokoh terpandang untuk memberikan edukasi atau
mensosalisasikan kolom kosong membuat tertarik pemilih, para tokoh terpandang maupun intelektual
melakukan kunjungan dan silahturahmi kepada masyarakat. Expressive merupakan tindakan yang
menyampaikan beberapa aspek psikologis dari kondisi. Pendukung kolom kososng membangun citra
positif terhadap tokoh-tokoh intelekual kolom kosong dan strategi tersebut juga berhasil. Pendukung
kolom kosong tidak melakukan kampanye dan menyampaikan seadanya mengenai kolom kosong
kepada masyarakat dikarenakan kurangnya payung hukum bagi kolom kosong. Declaration dilakukan
oleh pendukung kolom kosong memanfaatkan media social dan menyalurkan pesan yang ingin
disampaikan. Koordinator pendukung kolom kosong memberikan arahan bahwasanya tidak ada sanksi
bagi masyarakat yang mensosialisasikan untuk memilih kolom kosong.

Berdasarkan dari pengkajian hasil penelitian di lapangan maka penulis bermasud memberikan
saran yang mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi lembaga maupun bagi peneliti yang selanjutnya,
yaitu sebagai berikut:Pengetahuan masyarakat tentang tata cara Pemilihan Kepala Daerah sebaiknya di
bekali pendidikan Politik oleh pemerintah dalam hal ini KPU dan partai politik. SELANJUTNYA
pelaksanaan pilkada dengan pasangan calon tunggal menjadi bahan evaluasi kepada pemerintah, KPU
dan PARPOL untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat terhadap teknis pelaksanaan pilkada
yang dilakukan dengan satu pasangan calon. Kemudian masyarakat sebaiknya menggali lebih banyak
informasi berkaitan tentang maksud dari kolom tidak bergambar dalam hal ini kolom kosong pada
kertas surat suara Pemilihan Kepala Daerah yang menyelenggarakan pilkada dengan pasangan calon
tunggal.

Ucapan Terimakasih

Dalam penyusunan jurnal ini tidak terlepas dukungan dari berbagai pihak. Peneliti secara
khusus mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu.
Peneliti banyak menerima bimbingan, petunjuk dan bantuan serta dorongan dari berbagai pihak baik
yang bersifat moral maupun material. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada ALLAH SWT dengan segala rahmat dan karunianya yang memberikan
kekuatan untuk menyelesaikan jurnal ini dan Orang tua yang membantu baik dalam bentuk kasih
sayang dan semangat kepada peniliti, Dekan fakultas ilmu sosial dan ilmu politik Ibu Dra. Umi
Rahmawati, M.Si yang juga membantu memberikan izin dan mengarahkan membuat jurnal ini,
kemudian kepada Bapak Dr. Hendra Alfani, M.I.Kom dan Ibu Bianca Virgiana, M.I.Kom selaku
Dosen Pembimbing yang telah membimbing penulis untuk menyelesaikan jurnal penelitian ini.
7
Ariyen Asdi Twopan, Hendra Alfani, Bianca Virgiana
Jurnal Ilmu Komuikasi
Volume 02, Nomor 01, Juni 2021
http://journal.unbara.ac.id/index.php/JM
E-ISSN: 2775-9016

Kemudian untuk Bapak A. Sukri Kholil sebagai Tokoh Intelekual Kolom Kosong, Bapak Doni
Mardiyanto, SH. selaku Narasumber Komisi Pemilihan Umum Kabupaten OKU, Bapak Yeyen
Andrizal, S.Pd. merupakan Narasumber Bawaslu di Kabupaten OKU dan Bapak Ikang Putra Anggara,
S.IP.,M.Si. selaku akademisi yang terbuka kepada kami yang juga membantu kami dan bersedia
menjadi narasumber untuk mendapatkan informasi yang diperlukan mengenai permasalahan ini dan
sekiranya jurnal ini masih ada kekurangan kami peneliti mohon maaf, akhir kata semoga jurnal ini
bermanfaat kepada yang membaca.

DAFTAR PUSTAKA

Antaranwes.com. 2020. Artikel Baca Ribuan relawan kotak kosong di OKU sosialisasikan Pilkada
2020 https://www.antaranews.com/berita/1746529/ribuan-relawan-kotak-kosong-di-oku-
sosialisasikan-pilkada-2020
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.
Bagono Suyanto. 2005. Metode Penelitian Sosial Berbagai Alternatif Pendektatan. Bandung :
Kencana Prenada Media Group.
Bronson, R. 1996. Teori dan Soal-soal Operations Research. Jakarta: Erlang
Cangara. 2011. Pengantar Ilmu Komunikasi Edisi Revisi. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.
Effendy, Unong Uchjana. 2010. Ilmu Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Fiske, Jhon. 2012. Pengantar Ilmu Komunikasi Edisi Ketiga. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.
Gleko, Petrus, Agung Suprojo, Asih Widi Lestari. 2017. Strategi Komisi Pemilihan Umum Dalam
Upaya Meningkatkan Partisipasi Politik Masyarakat Pada Pemilihan Umum Kepala Daerah.
JISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. ISSN. 2442-6962 Vol. 6 No. 1 (2017)
www.publikasi.unitri.ac.id
Haris, Samsuddin. 2017. Dinamika Politik Pilkada Serentak. (editior). Pusat Penelitian Badan
Keahlian DPR RI. Jakarta.
Hendra Kurnia Pulungan. 2010. Komunikasi Politik pada Pemilihan Kepala Daerah Di Sumatera Utara
(Studi Kasus Tentang Komunikasi Politik Pasangan H. Amril Harahap dan H. Irwandy,
M.Pd Pada Pemilihan Walikota Tebing Tinggi Tahun 2010).
Idrus, Muhamad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Jakarta : Erlangga
Ikhsan Darmawan. 2017. Peran Dan Strategi Kelompok “Kotak Kosong”. Jurnal Komuniasi Politik,
8(1). DOI: 10.24912/jk.v8i1.43
Jurnalmedia Indonesia.com. 2018. Jurnal Baca Tiga Makna di Balik Kemenangan Kolom Kosong
diakses pada halaman http://www.jurnalmediaindonesia.com/2018/06/tiga-makna-di-balik-
kemenangan-kolom.html
Moleong, Lexy J. 2012. Metedologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. .
Nurbenny. 2005. Ilmu Komunikasi, Komunikasi dan Kepustakaan. Jakarta : Bumi Aksara
Purwanto, Djoko.2011. Komunikasi Bisnis Edisi Keempat. Jakarta : PT Gelora Aksara Pratama.
Rakhmat, Jalaludin. 2017. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya
Riswandi. 2009. Ilmu Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Romli, Lili. 2018. Pilkada Langsung, Calon Tunggal, dan masa Depan Demokrasi Lokal. Jurnal
Penelitian Politik, LIPI Jakarta 15(2): 151.
Sugiyono. 2010.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Tjahjo, Kumolo. 2015. Politik Hukum Pilkada Serentak. Jakarta: Mizan Republika.
Winarno, Budi. 2005. Kebijakan Publik: Teori dan Proses. Yogyakarta: Media Pressindo

7
Ariyen Asdi Twopan, Hendra Alfani, Bianca Virgiana

Anda mungkin juga menyukai