PROPOSAL SKRIPSI
A. HARIADI
11.11.253
MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS BATURAJA
2015
1
1. Latar Belakang
mengelola sumber daya manusia. Pengelolaan sumber daya manusia tidak lepas
dari faktor pegawai yang diharapkan dapat berprestasi sebaik mungkin demi
dan mempunyai peran yang strategis di dalam organisasi yaitu sebagai pemikir,
organisasi, pegawai memerlukan kondisi kerja yang mendukung dan disiplin kerja
yang tinggi untuk bekerja lebih rajin. Melihat pentingnya pegawai dalam
organisasi, maka pegawai perlu perhatian lebih serius agar dapat menjalankan
Pegawai yang mempunyai disiplin kerja yang tinggi akan bekerja lebih
yang jelas apakah pekerjaan mereka memiliki dampak positif terhadap para
penerima manfaatnya yaitu individu atau kelompok yang dilayani oleh organisasi.
optimal dan mampu mendayagunakan potensi sumber daya manusia yang dimiliki
oleh pegawai guna menciptakan tujuan organisasi yang hendak dicapai sehingga
disiplin pegawai, dalam hal ini diperlukan adanya peran organisasi dalam
2013: 10)
sumber daya dan material sehingga menjadi produk yang dapat dimanfaatkan.
Oleh karena itu, untuk meningkatkan kinerja, perlu diperhatikan agar sumber daya
manusia dapat bekerja secara efektif dan efisien sehingga dapat memberi
sumbangan terhadap produktivitas yang baik. Kinerja mengacu pada prestasi kerja
pegawai diukur berdasarkan standar atau kriteria yang telah ditetapkan organisasi.
nampaknya masih terdapat banyak kendala yang dihadapi sehingga sulit untuk
penulis dengan pihak bagian kepegawaian yaitu Ibu Wiwin Sriani di Kantor
diakibatkan oleh mutu kerja yang rendah dalam hal ini berkaitan dengan pegawai
kepada bawahan kurang dijalankan dengan baik dan benar. Ketangguhan pegawai
berian waktu libur dan jadwal mengenai keterlambatan hadir di tempat kerja serta
kurangnya sikap dan tanggung jawab pegawai terhadap sesama teman dan atasan
Bencana Daerah sebagai pimpinan harus tahu apa yang harus dilakukan oleh
kurangnya pemberian penghargaan yang wajar atas prestasi kerja yang dilakukan
melakukan pekerjaan yang baik, kenaikan jabatan ataupun hadiah/bonus selain itu
kurangnya adanya jaminan hari tua khususnya untuk anggota yang masih tenaga
kerja sukarela dan kurangnya jaminan perlakuan yang objektif misalnya mengenai
4
tambahan penghasilan dan hubungan dengan atasan. Padahal disiplin kerja dapat
keinginannya dengan disiplin kerja yang tinggi maka menghasilkan prestasi kerja
yang baik.
pegawai, hal tersebut tentunya harus segera dibenahi agar para pimpinan dan
bawahan pada dinas dapat memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat
secara lebih profesional. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti mengenai
pengaruh kondisi kerja dan disiplin kerja terhadap prestasi kerja pegawai pada
2. Rumusan Masalah
rumusan masalah penelitian ini adalah apakah kondisi kerja dan disiplin kerja
3. Tujuan Penelitian
tujuan penelitian ini, yaitu untuk mengetahui pengaruh pengaruh kondisi kerja dan
4. Manfaat Penelitian
mengenai pengaruh kondisi kerja dan disiplin kerja serta prestasi kerja.
3. Penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk dijadikan bahan acuan dan
serupa.
5. Tinjuan Pustaka
Menurut Hasibuan (2001: 10), manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan
seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien
c. Tujuan fungsi yaitu memelihara konstribusi bagian – bagian lain agar mereka
organisasi.
Seperti yang dijelaskan diatas sebagai salah satu contoh dalam satu
memilih dan bisa menimba kempuan dari jabatan yang akan ditempatkan pada
bidang tertentu, misalnya pada dinas teknis, pimpinan harus bisa memilih apakah
jabatan yang akan diberikan itu pas sesuai dengan begroun yang ia sandang, tau
tentang pekerjaan yang akan ditanggungnya, dapat memecah suatu masalah yang
bahwa manajemen sumber daya manusia sebagai sebuah ilmu dan seni mengatur
formulasi tertentu dalam mengaplikasikan para sumber daya pegawai yang ada
7
sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Desain yang telah dibuat tersebut
koordinasi antara pegawai dan pimpinan serta antar pegawai. Melalui skema
desain yang tepat diharapkan mampu meningkatkan kinerja para pegawai secara
efektif dan efisien sehingga mampu mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
kepuasan kerja. Faktor pertama yaitu faktor organisasi yang berisi kebijaksanaan
perusahaan dan iklim kerja. Faktor kedua yaitu faktor individual atau karakteristik
karyawan. Pada faktor individual ada dua predictor penting terhadap kepuasan
kerja yaitu status dan senioritas. Status kerja yang rendah dan pekerjaan yang rutin
hal itu berarti dua faktor tersebut dapat menyebabkan ketidakpuasan kerja dan
karyawan yang memiliki ketertarikan dan tantangan kerja akan lebih merasa puas
Pendekatan Wexley dan Yukl (1977) berpendapat bahwa pekerjaan yang terbaik
mempengaruhi kepuasan kerja yaitu gaji, kondisi kerja, mutu pengawasan, teman
sekerja, jenis pekerjaan, keamanan kerja dan kesempatan untuk maju serta faktor
nilai yang dianut dan sifat-sifat kepribadian. Pendapat yang lain dikemukan oleh
a. Kedudukan (posisi)
pekerjaan yang lebih tinggi akan merasa lebih puas daripada karyawan yang
menunjukkan bahwa hal tersebut tidak selalu benar, tetapi justru perubahan
b. Pangkat (golongan)
c. Umur
kepuasan kerja.
9
e. Mutu pengawasan
melalui perhatian dan hubungan yang baik dari pimpinan kepada bawahan,
sebagai berikut :
kondisi kerja, dan kesempatan untuk maju. Selain itu juga penghargaan
Berbeda dengan pendapat Blum ada pendapat lain dari Gilmer (1966)
Dalam hal ini ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh pengalaman dan
b. Keamanan kerja
Faktor ini sering disebut sebagai penunjang kepuasan kerja, baik bagi
c. Gaji
diperolehnya.
situasi dan kondisi kerja yang stabil. Faktor ini yang menentukan kepuasan
kerja karyawan.
e. Pengawasan (Supervise)
atasannya. Supervisi yang buruk dapat berakibat absensi dan turn over.
mengurangi kepuasan.
g. Kondisi kerja
tempat parkir.
11
Merupakan salah satu sikap yang sulit digambarkan tetapi dipandang sebagai
i. Komunikasi
dipakai alasan untuk menyukai jabatannya. Dalam hal ini adanya kesediaan
terhadap kerja.
j. Fasilitas
Fasilitas rumah sakit, cuti, dana pensiun, atau perumahan merupakan standar
suatu jabatan dan apabila dapat dipenuhi akan menimbulkan rasa puas. As’ad
(2004: 115)
a. Prestasi
b. Penghargaan
c. Kenaikan jabatan
d. Pujian.
b. Supervisor
c. Kondisi kerja
d. Gaji
12
c. Jenis kelamin
mendorong karyawan yang berasal dari luar selain dirinya sendiri, yaitu:
b. Rekreasi
akan dapat dipahami sikap individu terhadap pekerjaan yang dilakukan. Karena
setiap individu akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan
sistem nilai yang berlaku pada dirinya. Ini disebabkan adanya perbedaan persepsi
sesuai dengan keinginan individu tersebut maka semakin tinggi tingkat kepuasan
Meskipun untuk batasan kepuasan kerja ini belum ada keseragaman tetapi yang
jelas dapat dikatakan bahwa tidak ada prinsip-prinsip ketetapan kepuasan kerja
tetapi jika kondisi kerja tidak mendukung (seperti panas, lingkungan ribut, tidak
nyaman) pegawai akan sukar untuk melaksanakan tugasnya. Di samping itu, salah
optimal, sehat, aman dan nyaman yaitu melalui perbaikan kondisi kerja. Sepeti
melaksanakan tugasnya dengan baik, sehingga dicapai suatu hasil yang optimal,
apabila ditunjang suatu kondisi kerja yang sesuai. Kondisi kerja dikatakan naik
aspek fisik kerja, psikologis kerja dan peraturan kerja yang dapat mempengaruhi
kepuasan kerja dan pencapaian produktivitas kerja. Menurut Sunyoto (2013: 10),
kondisi kerja merupakan keadaan tenaga kerja sebagai akibat dari kebijaksanaan
yang diambil atau dilakukan oleh organisasi tersebut. Adapun faktor-faktor yang
a. Penerangan
ruang kerja merupakan faktor yang cukup penting dalam kaitannya dengan
terdorong untuk bekerja dengan lebih baik dan hasil kerja yang diperoleh
perusahaan akan menjadi lebih baik. Penerangan yang tidak memadai akan
b. Kebisingan
pada umumnya akan terdapat suara bising dari mesin dan peralatan produksi
metode yang dapat digunakan untuk pengaturan dan pengendalian suara bising
c. Suhu udara
bagi para karyawan perusahaan ini akan dapat menjadi penyebab turunnya
gairah kerja para karyawan tersebut. Beberapa jalan yang dapat digunakan
ruang kerja para karyawan dari perusahaan yang bersangkutan tersebut antara
lain : ventilasi yang cukup pada gedung pabrik; pemasangan kipas angina;
Agar para karyawan perusahaan ini dapat leluasa bekerja dengan baik,
maka ruang gerak dari para karyawan perlu diberikan di dalam besar ruangan
e. Pewarnaan
atau yang gelap belum tentu akan menaikkan atau menurunkan produktifitas
f. Keamanan
maka ruang gerak yang disediakan untuk para karyawan di dalam perusahaan
juga akan berpengaruh. Ruang gerak yang cukup serta keamanan penggunaan
mesin dan peralatan produksi akan dapat mengurangi tingkat kecelakaan kerja
di dalam perusahaan.
apabila kondisi kerja mendukung (seperti bersih, lingkungan, menarik), tetapi jika
kondisi kerja tidak mendukung (seperti panas, lingkungan ribut, tidak nyaman)
disiplin kerja pada setiap karyawan yang ada di dalam perusahaan tersebut akan
yang sempurna. Tetapi dalam jangka waktu tertentu karyawan akan melakukan
yang dikutip Darmawan (2013: 41) mengemukakan bahwa “disiplin kerja dapat
diartikan sebagai suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan yang sesuai dengan
17
menurut Mathis dan Jackson yang dikutip Darmawan (2013: 41) disiplin kerja
yang harus ditaati oleh para anggotanya”. Menurut Hasibuan (2001: 190)
Tujuan yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal serta cukup
Akan tetapi, jika pekerjaan itu di luar kemampuannya atau jauh dibawah
2. Teladan Pimpinan
jujur, adil, serta sesuai kata dengan perbuatan. Dengan teladan pimpinan yang
baik, kedisiplinan bawahan pun akan ikut baik. Jika teladan pimpinan kurang
3. Balas Jasa
Balas jasa (gaji dan kesejahteraan) ikut mempengaruhi kedisiplinan
pegawai karena balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan pegawai
kedisiplinan pegawai yang baik, organisasi harus memberikan balas jasa yang
relatif besar. Kedisiplinan pegawai tidak mungkin baik apabila balas jasa yang
beserta keluarga.
19
4. Keadilan
dan sifat manusia yang selalu merasa dirinya penting dan minta diperlakukan
yang baik. Manajer yang cakap dalam memimpin selalu berusaha bersikap adil
kedisiplinan yang baik pula. Jadi, keadilan harus diterapkan dengan baik pada
5. Waskat
atasan harus aktif dan langsung mengawasi perilaku, moral, sikap, gairah
kerja, dan prestasi kerja bawahannya. Hal ini berarti atasan harus selalu
pekerjaannya.
20
sistem kerja yang paling efektif, serta menciptakan sistem internal kontrol
masyarakat.
6. Sanksi Hukuman
pegawai. Sanksi hukuman yang semakin berat maka pegawai akan semakin
kepada semua pegawai. Sanksi hukuman seharusnya tidak terlalu berat supaya
dalam organisasi.
7. Ketegasan
lagi. Pimpinan yang tidak tegas menindak atau menghukum pegawai yang
melanggar peraturan, sebaiknya tidak usah membuat peraturan atau tata tertib
kantor tersebut.
8. Hubungan Kemanusiaan
baik bersifat vertikal maupun horizontal yang terdiri dari direct single
Manusia yang terpenting karena semakin baik disiplin pegawai, semakin tinggi
prestasi kerja yang dapat dicapainya. Tanpa disiplin pegawai yang baik, sulit bagi
Pengertian prestasi kerja disebut juga sebagai kinerja atau dalam bahasa
Inggris disebut dengan performance. Pada prinsipnya, ada istilah lain yang lebih
Tetapi karena kata tersebut berasal dari kata “to achieve” yang berarti
atau “apa yang dicapai”. Menurut Sunyoto (2013: 17), mengemukakan bahwa:
pekerjaan dengan baik, artinya mencapai sasaran dengan standar yang telah
ditentukan”.
adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas
isitilah prestasi kerja bahwa: “prestasi kerja berasal dari job performance atau
actual performance. Pengertian prestasi kerja (kinerja) adalah hasil kerja secara
23
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan
penyelesaian delegasi tugas, serta peran dan tingkat motivasi seorang pekerja.
Semakin tinggi ketiga faktor di atas, semakin besarlah prestasi kerja pegawai yang
pemerintah nomor 10 tahun 1979 prestasi kerja adalah hasil kerja yang di capai
pegawai perlu umpan balik tentang kerja mereka. Hasil penilaian prestasi
dapat diandalkan.
Hasil kerja adalah merupakan hasil yang telah dicapai seseorang pegawai
dalam suatu instansi atau organisasi terhadap beban kerja yang telah diberikan
kepadanya. Hasil kerja ini adalah unsur utama untuk mengukur apakah seorang
pegawai memiliki potensi kerja. Jadi hasil kerja pegawai dapat digunakan untuk
menghasilkan kerja yang baik dengan didukung oleh faktor-faktor lainnya seperti
pendidikan dan metode kerja serta sarana dan prasarana kerja, dengan
memilikinya faktor yang penting ini maka seorang pegawai dapat menghasilkan
sebagai standar dari sasaran kerja. Oleh karena itu para pegawai dan atasan dapat
seberapa jauh sikap dan tanggung jawab mereka terhadap sesama teman
dan atasan serta seberapa jauh tingkat kerja sama dalam mengevaluasi
tugas.
Kegunaan penilaian prestasi kerja dapat dirinci sebagai berikut (Handoko dalam
mereka.
para pengambil keputusan untuk menentukan besarnya upah dan gaji yang
sepantasnya.
3. Keputusan-keputusan penempatan
digali.
5.1.6 Hubungan Antara Kondisi Kerja, Disiplin Kerja dan Prestasi Kerja
Manejemen sumber daya manusia sebagai sebuah ilmu dan seni mengatur
formulasi tertentu dalam mengaplikasikan para pegawai yang ada sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki. Sumber daya manusia berperan dalam mengolah dan
memanfaatkan sumber daya dan material sehingga menjadi produk yang dapat
produktivitas kerja seperti kondisi kerja, sebab kondisi kerja merupakan keadaan
tenaga kerja sebagai akibat dari kebijaksanaan yang dilakukan oleh organisasi
Berikut ini adalah gambaran kerangka pemikiran dapat lebih jelas dilihat
Alat Analisis
1. Analisis Regresi
2. Uji Hipotesis
3. Analisis Koefisien Determinasi
personalia yang terdiri dari kondisi kerja, disiplin kerja dan prestasi kerja. Ketiga
peranan tersebut menjadi variabel X (kondisi kerja dan disiplin kerja) dan
memiliki indikator seperti pada variabel X yaitu kondisi kerja terdiri dari enam
indikator yaitu penerangan, kebisingan, suhu udara, ruang gerak yang diperlukan,
pewarnaan serta keamanan. Variabel X pada disiplin kerja terdiri dari tujuh
pemimpin, ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan, keberanian
mempunyai empat indikator yaitu mutu kerja, kualitas kerja, ketangguhan dan
sikap.
memanfaatkan sebagai acuan membuat angket yang nantinya akan disebar kepada
uji validitas, uji reliabilitas, uji asumsi klasik, reliabilitas guna menentukan layak
atau tidaknya angket tersebut diteliti, setelah diperoleh hasil maka peneliti
menggunakan alat analisis yaitu analisis regresi, uji hipotesis untuk menentukan
seberapa jauh pengaruh satu variabel dengan variabel lainnya kemudian analisis
koefisien determinasi.
29
tentang pengaruh lingkungan kerja dan disiplin kerja terhadap prestasi kerja
pegawai pada Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten Bandung. Metode
analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda. Hasil penelitian
diketahui bahwa lingkungan kerja pada Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan
Banten secara keseluruhan sudah baik. Akan tetapi penggunaan warna di kantor
Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten kurang nyaman bagi pegawai
dalam bekerja dan para pegawai juga pada umumnya masih merasa kurang
nyaman dengan adanya suara bising yang ditimbulkan dari suara musik.
pembinaan kerja terhadap para pegawainya. Prestasi kerja yang diperlihatkan oleh
pegawai pada Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten secara keseluruhan
tinggi. Hanya saja masih ada beberapa hal yang perlu penanganan serius, seperti
sikap kerja pegawai yang pada umumnya masih kurang serta kurangnya loyalitas
(2009), Dosen Tetap Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan Bogor dengan judul
terhadap Prestasi Kerja Warga SMP Perintis, Kecamatan Pancoran Mas Kota
disiplin keja, lingkungan kerja dan semangat kerja terhadap prestasi kerja guru
dan pegawai SMP Perintis Kecamatan Pancoranmas Kota Depok F hitung lebih besar
30
dari F tabel ( 5,118 > 3,13). Semangat kerja merupakan variabel yang paling
hitung lebih besar dari t tabel. Variabel lingkungan kerja kurang berpengaruh
signifikan terhadap prestasi kerja karena t hitung lebih kecil dari t tabel.
kerja, dan kualitas kehidupan kerja terhadap kinerja karyawan RSUD dr. M.
kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Dalam penelitian ini adalah
mengenai variabel X yaitu lingkungan kerja atau kondisi kerja dan disiplin kerja
sedangkan untuk variabel Y mengenai prestasi kerja. Hanya saja dalam penelitian
ini mempunyai perbedaan antara lain tempat dan waktu yang berbeda.
relevan dengan judul “pengaruh kondisi kerja dan disiplin kerja terhadap prestasi
Kabupaten OKU”.
31
persyaratan yang dibuat oleh peneliti bagi problematika yang diajukan dalam
dua yaitu pertama hipotesis alternatif (Ha) adalah kolerasi positif yang signifikan,
antara variabel V dan variabel Y, dan kedua (Ho) tidak adanya korelasi positif
yang signifikan, antara variabel V, dan variabel Y”. Hipotesis dalam penelitian
ini adalah: diduga kondisi kerja dan disiplin kerja berpengaruh terhadap prestasi
Kabupaten OKU.
6. Metodologi Penelitian
yang beralamat di Jalan Ahmad Yani KM. 7 Kemelak Bidung Langit Kecamatan
pada kondisi kerja dan disiplin kerja berpengaruh terhadap prestasi kerja pegawai.
Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data
primer merupakan data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli
(tidak melalui media perantara) yang secara khusus dikumpulkan oleh peneliti
pertanyaan kepada subjek penelitian secara tertulis (Ruslan, 2010: 208). Data
primer tersebut diperoleh dari penyebaran kuesioner yang meliputi data tentang
6.4.1 Populasi
penelitian.” Populasi dalam penelitian adalah seluruh objek yang diteliti (diamati,
objek itu. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai Badan
karena ada catatan resmi serta perhitungan yang akurat dengan total populasi 79
6.4.2 Sampel
Sampel adalah himpunan bagian (subset) dari unit populasi. Secara umum,
jumlah sampel minimal yang dapat diterima untuk suatu studi tergantung dari
jenis studi yang dilakukan. Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil
melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas, dan
lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi (Arikunto, 2010: 131). Untuk
(random).
penelitian kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya
merupakan penelitian populasi. Oleh karena total sample kurang dari 100 yaitu
kuesioner yang berupa jawaban dari responden. Berdasarkan data yang diperoleh
dari penelitian tersebut maka jawaban atas pertanyaan pada angket akan diberi
nilai atau skor dengan menggunakan skala likert yang terdiri dari pernyataan
sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju dan sangat tidak setuju (Ridwan dan
atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2010: 211). Sedangkan rumus yang
digunakan untuk mengukur validitas instrumen dalam penelitian ini adalah rumus
Keterangan :
Y = skor item
X = skor total
n = jumlah responden
a. Jika r hasil positif, serta r hasil > r tabel, maka butir atau variabel tersebut
valid.
b. Jika r hasil negatif, serta r hasil < r tabel, maka butir atau variabel tersebut
tidak valid.
gejala yang sama, adapun metode koefisien reliabilitas adalah metode alpa
Keterangan :
r 1 = reliabilitas instrumen
Σσb 2
= jumlah varians butir
σt 2
= varians total
kuesioner di atas 0,8 maka kuesioner adalah reliabel (Kuncoro, 2009: 175).
ada agar dapat menentukan model analisis yang tepat. Data yang digunakan
a. Uji Normalitas
bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi
normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid
(Ghozali, 2005: 110). Cara untuk mengetahui normalitas adalah dengan melihat
normal. Distribusi normal akan membentuk suatu garis lurus diagonal, dan
b. Uji Multikolinearitas
koefisien korelasi antar variabel independen haruslah lemah (di bawah 0,5). Jika
korelasi kuat, maka terjadi problem multikolinearitas. Model regresi yang baik
dapat dilakukan dengan tidak mengandung multikolinieritas, apabila nilai VIF <
10 dan mempunyai nilai tolarance > 0,10. Jika nilai VIF hasil regresi lebih besar
dari 10 dan nilai tolerance lebih kecil dari 0,10 maka dapat dipastikan ada
c. Heteroskedastisitas
Jika varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap
tertentu pada scatterplot, dimana sumbu X adalah Y yang telah diprediksi, dan
distudentized.
38
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (point-point) yang ada membentuk
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah
d. Uji Autokorelasi
apakah dalam sebuah model regresi linear ada korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika
terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang
Jika ada masalah autokorelasi, maka model regresi yang seharusnya signifikan,
menjadi tidak layak untuk dipakai. Autokorelasi dapat diatasi dengan cara
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi
Xn). Analisis ini akan dilakukan melalui beberapa tahapan sebagai berikut:
kuesioner yang berasal dari jawaban responden. Jawaban responden diberi skor
atau nilai berdasarkan skala likert, yang alternatif jawabannya terdiri dari yaitu
sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, sangat tidak setuju (Ridwan dan Sunarto,
2010: 15).
40
Data dari jawaban responden adalah bersifat ordinal, syarat untuk bisa
menggunakan analisis regresi adalah paling minimal skala dari data tersebut harus
dalam variabel, karena itu skala interval lebih kuat dibandingkan skala nominal
2) Untuk setiap item tersebut tentukan berapa orang responden yang mendapat
7) Tentukan nilai interval (scale value) untuk setiap skor jawaban sebagai
berikut:
Keterangan :
8) Sesuai dengan nilai skala ordinal ke interval, yaitu scale value (SV) yang
nilainya terkecil (harga negatif yang terbesar) diubah menjadi sama dengan 1
(satu).
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Dimana:
Y = Prestasi Kerja
X1 = Kondisi Kerja
X2 = Disiplin Kerja
b1 – b2 = Koefisien regresi
a = Konstanta
e = Error Term
42
jauh pengaruh satu variabel penjelas secara individual dalam menerangkan variasi
variabel terikat. Hipotesis nol (Ho) penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
- Ho diterima dan Ha ditolak jika - ttabel ≤ thitung ≤ ttabel, artinya tidak signifikan.
- Ho ditolak dan Ha diterima jika -t hitung < - ttabel atau thitung > ttabel, artinya
signifikan
Hasil thitung dibandingkan dengan ttabel pada tingkat kepercayaan 95 % dan
Daerah Daerah
penolakan (Ho) penolakan (Ho)
Ho Daerah
penerimaan (Ho) Ho
6.6.2.2 Uji F
terhadap variabel terikat (Kuncoro, 2009: 239). Hipotesis nol yang hendak diuji
adalah:
dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut: (Ridwan dan Sunarto, 2010:
80-81)
44
KP = r x 100%
Dimana :
Tabel 2
Batasan Operasional Variabel
a) Tahap Persiapan
2). Perbaikan
46
DAFTAR PUSTAKA
Algifari. 2009. Analisis Statistik Untuk Bisnis: Dengan Regresi, Korelasi dan
Nonparametrik. Yogyakarta: BPFE.
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS 3 ED.
Semarang: Penerbit Unniversitas Diponegoro.
Hasibuan. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Revisi. Jakarta: PT.
Bumi Aksara
Jurnal-Sdm.Blogspot.Com/2009/04/Faktor-Faktor-Yang-Mempengaruhi.Html
diakses pada tanggal 29 April 2015 pukul 09.10.
Kuncoro, Mudrajat. 2009. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi: Bagaimana
Meneliti dan Menulis Tesis. Erlangga: Yogyakarta.
Santoso, S. 2004. Buku Latihan SPSS Statistik Parametik. Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo.
Sunyoto, Danang. 2013. Teori, Kuesioner, dan Proses Analisis Data Perilaku
Organisasional. Yogyakarta: PT. Buku Seru
Wirawan. 2008. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia Teori, Aplikasi, dan
Penelitian. Jakarta: Selamba Empat.
48
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL…………………………………………………..... i
DAFTAR ISI............................................................................................. iii