Anda di halaman 1dari 15

PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA,DISIPLIN

KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PELAYANAN PRIMA


PADA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI
KALIMANTAN SELATAN
Aprilliani Dwi Ermaratih
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pancasetia Banjarmasin
Jl. A. Yani Km. 5,5 Banjarmasin, Kalimantan Selatan
e-mail: Dwi_emaliani@mail.com

ABSTRACT
This study aims to determine the influence of human resources, discipline, work environment on excellent
service at the department of manpower and transmigration of south kalimantan province.sources of primary data
in this study is data obtained directly from respondents through a list of questions addressed to each respondent.
and the respondents in this study were employees of the manpower and transmigration office of the south
limamantan province.the method of analysis in this research is to use multiple linear analysis using SPSS for
windos version 25 program. Prior to the path analysis process, the research instrument (questionnaire) was tested
with validity and reliability tests as well as classical assumptions. the results all meet the criteria to be continued
at the multiple linear analysis stage. based on the results of the analysis, it shows that Ddsciplined human
resources and work environment have a significant effect on excellent service

Keywords: Human resources, discipline, work Environment, excellent service.

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompetensi sumber daya manusia, disiplin, lingkungan
Kerja terhadap pelayanan prima pada dinas tenaga kerja dan transmigrasi provinsi kalimantan selatan..sumber
data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh langsung dari responden melalui daftar pertanyaan
yang ditujukan kepada responden masing-masing. dan responden dalam penelitian ini adalah pegawai dinas
tenaga kerja dan transmigrasi provinsi kelimantan selatan.metode analisis dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan analisis linier berganda menggunakan program SPSS for Windos versi 25. sebelum proses analisis
jalur telah diuji instrumen penelitian (kuesioner) dengan uji validitas dan realibilitas serta asumsi klasik. hasilnya
semua memenuhi kriteria untuk diteruskan pada tahap analisis linier berganda. berdasarkan hasil analisis
menunjukkan bahwa sumber daya manusia disiplin dan lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap
pelayanan prima.

Kata kunci: Disiplin Kerja, beban kerja, motivasi kerja, kinerja

LATAR BELAKANG disiplin kerja yang jelas. Menurut Hariandja (dalam Putra
Sumber daya manusia (karyawan) merupakan faktor dan Andani, 2013:484) kinerja merupakan hasil kerja yang
terpenting bagi instansi pemerintah demi memajukan usaha dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan peranya dalam
untuk mencapai tujuan – tujuan yang telah ditetapkan. organisasi.
Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor Disiplin kerja merupakan usaha pegawai untuk
penggerak utama dalam setiap kegiatan instansi pemerintah menjalankan aktivitas kerjanya secara sungguh-sungguh.
untuk kelangsungan hidup matinya sebuah instansi Disiplin sangat penting diterapkan dalam suatu organisasi
pemerintah. atau perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah
Manajemen instansi pemerintah harus bisa ditetapkan sebelumnya. Di samping itu, disiplin juga
memperhatikan setiap kebutuhan dan keinginan karyawan bermanfaat untuk mendidik pegawai dalam mematuhi dan
baik individu maupun kelompok. Masalah rendahnya menyenangi peraturan, prosedur, serta kebijakan yang ada
kinerja karyawan merupakan masalah yang perlu sehingga menghasilkan Kualitas kinerja yang baik. disiplin
diperhatikan oleh setiap instansi pemerintah, karena kinerja didefinisikan sebagai suatu sikap menghormati,
karyawan mempengaruhi kualitas dan kuantitas instansi menghargai, patuh, dan taat terhadap peraturan-peraturan
pemerintah. Salah satu yang menyebabkan rendahnya yang berlaku, baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta
kinerja karyawan yaitu kurangnya motivasi oleh instansi sanggup menjalankannya dan tidak mengelak untuk
pemerintah. Salah satu bentuk motivasi yang diberikan oleh menerima sanksi-sanksinya apabila ia melanggar tugas dan
instansi pemerintah untuk karyawan yaitu dengan wewenang yang diberikan kepadanya. Disiplin kerja dalam
memberikan tugas-tugas yang tepat dan sesuai untuk organisasi juga merupakan faktor penting yang dapat
karyawan serta memberikan pengembangan karir dan mempengaruhi kualitas. Tentu saja, setiap individu harus
mentaati setiap peraturan yang ada di dalam instansi pada puasnya pelanggan dan organisasi akan diuntungkan.
pemerintah. Tanpa adanya disiplin kerja yang baik, instansi Sumber Daya Manusia dapat didefinisikan sebagai semua
pemerintah tidak akan berjalan lancar sesuai dengan apa manusia yang terlibat di dalam suatu organisasi dalam
yang direncanakan oleh instansi pemerintah. Oleh karena mengupayakan terwujudnya tujuan organisasi tersebut.
itu, disiplin kerja sangat penting untuk dilakukan seorang Nawawi(2012;34)membagi pengertian SDM
pemimpin dan bawahan agar hasil kerja membaik dan menjadi dua, yaitu pengertian secara makro dan mikro.
karyawan senantiasa memberikan kinerja dengan tepat baik Pengertian SDM secara makro adalah semua manusia
pula. sebagai penduduk atau warga negara suatu negara atau
Demi terjalinnya Kualitas Pelayanan yang baik dalam batas wilayah tertentu yang sudah memasuki usia
perlu adanya motivasi dari seorang pemimpin agar angkatan kerja, baik yang sudah maupun belum
karyawan termotivasi dan disiplin kerja demi mencapai memperoleh pekerjaan (lapangan kerja). Pengertian SDM
hasil yang baik. Suatu instansi pemerintah dikatakan baik dalam arti mikro secara sederhana adalah manusia atau
apabila karyawan menjalankan tugas dengan baik karena orang yang bekerja atau menjadi anggota suatu organisasi
adanya dorongan motivasi dari seorang pemimpin. yang disebut pegawai, karyawan, pekerja, tenaga kerja dan
lingkungan kerja adalah salah satu faktor yang lain-lain.
mempengaruhi Kualitas kinerja seorang karyawan. Kapabilitas sumber daya manusia yang berorientasi
Seorang karyawan yang bekerja di lingkungan kerja yang pada pengetahuan (knowledge) dan keterampilan (skill)
dapat mendukungnya untuk bekerja dengan maksimal akan yang akan menentukan berhasilnya seseorang
menghasilkan kinerja yang baik, begitu sebaliknya, jika menyeiesaikan pekerjaan yang dibebankan kepadanya
seorang karyawan bekerja dalam lingkungan kerja yang secara optimal. Masalah sumber daya manusia masih
tidak mendukung dan memadai, maka untuk bekerja menjadi sorotan dan tumpuhan bagi perusahaan untuk tetap
dengan maksimal akan membuat karyawan menjadi cepat dapat bertahan di era globalisasi. Sumber daya manusia
malas, cepat lelah sehingga kinerja karyawan tersebut akan mempunyai peran utama dalam setiap kegiatan perusahaan.
rendah, sehingga dapat dikatakan bahwa lingkungan kerja Walaupun didukung dengan sarana dan prasarana serta
yang baik pada akhirnya akan berdampak pada kenaikan sumber dana yang beriebihan, tetapi tanpa dukungan
tingkat kinerja karyawan. sumber daya manusia yang andal kegiatan perusahaan tidak
Dari latar belakang di atas masih kekurangan SDM akan terselesaikan dengan baik. Hal ini menunjukkan
sehingga pelayanan yang terjadi tidak maksimal dan kurang bahwa sumber daya manusia merupakan kunci pokok yang
Staf bagia IT karena masih banyak nya keluhan dan aduan harus diperhatikan dengan segala kebutuhannya.
terhadap kualitas pelayanan melalui media (Facebook, WA Sumber daya manusia merupakan asset organisasi
Online, Borneo Nitizen). Jumlah Aduan melalui media yang sangat vital, karena itu peran dan fungsinya tidak bisa
sosial belum dapat dijadikan ukuran Kualitas Pelayanan digantikan oleh sumber daya lainnya. Betapapun modern
masih kurang baik dan perlu di tingkatkan lagi karena SDM teknologi yang digunakan, atau seberapa banyak dana yang
yang di miliki oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi disiapkan, namun tanpa sumber daya manusia yang
Provinsi Kalimantan Selatan masih kurang karena harus professional semuanya menjadi tidak bermakna. Eksistensi
mengelola di 13 Kabupaten / Kota Kalimantan Selatan. sumber daya manusia dalam kondisi lingkungan yang terus
Upaya maksimal dengan membangun perbaikan SDM berubah tidak dapat dipungkiri, oleh karena itu dituntut
(Petugas Pelayanan) sampai saat ini belum dilakukan kemampuan beradaptasi yang tinggi agar mereka tidak
pengukuran tingkat kualitas Sumber Daya Manusia dalam tergilas oleh perubahan itu sendiri. Sumber daya manusia
pelayanan pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam organisasi harus senantiasa berorientasi terhadap
Provinsi Kalimantan Selatan. Dampak dan pengaruh dari visi, misi, tujuan dan sasaran organisasi di mana dia berada
Kualitas Sumber daya Manusia Petugas pelayanan terhadap di dalamnya.
indek kepuasan masyarakat tidak terukur, sebagai bahan
kajian perbaikan pelayanan. Pelatihan
Dari permasalahan yang ada, perlu dibuat kajian Pelatihan adalah kegiatan mempelajari sesuatu dan
atau penelitian untuk dapat membuktikan, bahwa praktik untuk sesuatu tujuan baik dilakukan secara
pengaruh kompetensi sumber daya manusia, disiplin, berulang-ulang dan terus-menerus untuk meningkatkan
lingkungan kerja terhadap pelayana prima pada dinas kemampuan manusia dan fitrahnya.Pelatihan menurut
tenaga kerja dan transmigrasi provinsi kalimantan Rivai & Sagala (2014, hal 2) adalah proses secara sistematis
selatan. mengubah tingkah laku pegawai untuk mencapai tujuan
organisasi. Pelatihan berkaitan dengan keahlian dan
kemampuan pegawai yang berorientasi dalam pelaksanaan
STUDI LITERATUR. pekerjaan saat ini agar berhasil dalam melaksanakan
Sumber Daya Manusia pekerjaannya
Manusia merupakan komponen penting dalam Pelatihan menurut Simamora dalam Hartati (2014,
organisasi yang akan bergerak dan melakukan aktifitas hal 87) adalah proses pembelajaran yang melibatkan
untuk mencapai tujuan. Keberhasilan suatu organisasi perolehan keahlian, konsep, peraturan, sikap untuk
ditentukan dari kualitasorang-orang yang berada di meningkatkan kinerja tenaga kerja. Dari kedua definisi
dalamnya. Sumber Daya Manusia (SDM) akan bekerja yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa
secara optimal jika organisasi dapat mendukung kemajuan pelatihan pada dasarnya bermakna sebagai upaya yang
karir mereka dengan melihat apa sebenarnya kompetensi dilakukan untuk memperoleh pengetahuan keterampilan
mereka. Biasanya pengembangan SDM berbasis dan sikap yang dapat digunakan segera untuk meningkatkan
kompetensi akan mempertinggi produktivitas karyawan kinerja. berlainan. Tetapi peranan yang harus dimainkan
sehingga kualitas kerja pun lebih tinggi pula dan berujung pada hakekatnya tidak ada perbedaan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Pelatihan 4. Memenuhi kebutuhan perencanaan sumber daya
Kasmir 2016:2016 menyatakan bahwa faktor-faktor manusia
yang mempengaruhi pelatihan adalah 5. Mengurangi frekuensi dan biaya kecelakaan kerja
1. Peserta pelatihan, calon pelatihan merupakan faktor 6. Membantu pegawai dalam meningkatkan dan
utama berhasil tidaknya suatu pelatihan. mengembangkan pribadi mereka
2. Instruktur/pelatih, mereka yang akan memberikan
materi pelatihan dan membentuk perilaku pegawai. Disiplin
3. Materi Pelatihan, merupakan materi atau bahan ajar Disiplin adalah salah satu metode untuk memelihara
yang akan diberikan kepada peserta pelatihan. keteraturan tersebut. Disiplin merupakan suatu keadaan
4. Lokasi Pelatihan, merupakan tempat untuk memberikan tertentu dimana orang-orang yang tergabung dalam
pelatihan organisasi tunduk pada peraturan-peraturan yang ada
5. Lingkungan Pelatihan, pengaruh dari lingkungan seperti dengan rasa senang hati. Dalam kehidupan suatu organisasi
kenyamanan tempat pelatihan yang di dukung oleh sangat dibutuhkan ketaatan anggotanya agar tujuan
saran dan prasarana yang memadai tentu akan perusahaan dapat dicapai.
memberikan hasil yang lebih positif. Menurut Prijodarminto (2014:23) berpendapat
6. Waktu Pelatihan, waktu pelatihan maksudnya adalah bahwa disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan
waktu dimulai dan berakhirnya suatu pelatihan. terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang
Indikator Pelatihan menunjukkan nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan,
Indikator menurut Mangkunegara (2013,hal 62) keteraturan dan atau ketertiban.
menyatakan bahwa indikator pelatihan sebagai berikut: Kedisiplinan kerja merupakan masalah yang sangat
1. Jenis pelatihan berpengaruh besar terhadap kemajuan suatu organisasi.
Berdasarkan analisis kebutuhan program pelatihan yang Tanpa adanya disiplin kerja akan menyebabkan
dilakukan maka perlu dilakukan pelatihan peningkatan pelaksanaan kerja terhambat atau tidak dapat diselesaikan
kinerja pegawai dan etika kerja bagi tingkat bawah dan dengan baik, sehingga tujuan organisasi akan terhambat dan
menengah. sulit tercapaI.
2. Tujuan pelatihan Jenis-jenis disiplin:
Tujuan pelatihan harus konkrit dan dapat diukur, oleh 1. Pendisiplinan Preventif, yaitu tindakan yang
karena itu pelatihan yang akan diselenggarakan mendorong personel untuk taat kepada peraturan yang
bertujuan untuk meningkatkan keterampilan kerja agar berlaku dan memenuhi standar yang ditetapkan.
peserta mampu mencapai kinerja secara maksimal dan Keberhasilan penerapan disiplin preventif terletak pada
meningkatkan pemahaman peserta terhadap etika kerja disiplin pribadi anggota organisasi.
yang harus diterapkan. 2. Pendisiplinan Korektif, yaitu jika ada personel yang
3. Materi telah melakukan pelanggaran atas ketentuan yang
Materi pelatihan dapat berupa pengolaan (manajemen), berlaku atau gagal memenuhi standar yang berlaku akan
tata naskah, psikologi kerja, Komunikasi kerja, disiplin dikenakan sangsi indisipliner.
dan etika kerja kepemimpinan kerja dan pelaporan Indikator Disiplin Kerja
kerja. Metode yang digunakan Metode pelatihan yang 1. Kehadiran. Hal ini menjadi indikator yang mendasar
digunakan adalah metode pelatihan dengan tektik untuk mengukur kedisiplinan, dan biasanya karyawan
partisipatif yang diskusi kelompok, konfensi , simulasi, yang memiliki disiplin kerja rendah terbiasa untuk
bermain , peran dan games, latihan dalam kelas , test , terlambat dalam bekerja.
kerja tim dan studi visit. 2. Ketaatan pada peraturan kerja. Karyawan yang taat pada
4. Kualifikasi peserta peraturan kerja tidak akan melalaikan prosedur kerja
Peserta pelatihan adalah pegawai perusahaan yang dan akan selalu mengikuti pedoman kerja yang
memenuhi kualifikasi persyaratan seperti pegawai tetap ditetapkan oleh perusahaan
dan staf yang mendapat rekomendasi pimpinan 3. Ketaatan pada standar kerja. Hal ini dapat dilihat
5. Kualifikasi Pelatih melalui besarnya tanggung jawab karyawan terhadap
Pelatih/instruktur yang akan memberikan materi tugas yang diamanahkan kepadanya.
pelatihan harus memenuhi kualifikasi persyaratan 4. Tingkat kewaspadaan tinggi. Karyawan memiliki
antara lain: mempunyai keahlian yang berhubungan kewaspadaan tinggi akan selalu berhati-hati, penuh
dengan materi pelatihan, mampu membangkitkan perhitungan dan ketelitian dalam bekerja, serta selalu
motivasi dan mampu menggunakan metode partisipasif. menggunakan sesuatu secara efektif dan efisien.
6. Waktu (banyaknya sesi) 5. Bekerja etis. Beberapa karyawan mungkin melakukan
Banyaknya sesi amteri pelatihan terdiri dari 67 sesi tindakan yang tidak sopan ke pelanggan atau terlibat
materi dan 3 sesi pembukaan dan penutupan pelatihan dalam tindakan yang tidak pantas. Hal ini merupakan
kerja. salah satu bentuk tindakan indisipliner, sehingga
Manfaat Pelatihan bekerja etis sebagai salah satu wujud dari disiplin kerja
Hartanti (2014, hal 91) terdapat beberapa manfaat karyawan.
yang didapat dari program pelatihan, yaitu sebagai berikut: Faktor yang Mempengaruhi Disiplin Kerja
1. Meninkatkan kuantitas dan kualitas produktivitas 1. Faktor kepribadian
2. Mengurangi waktu belajar yang diperlukan pegawai Faktor yang penting dalam kepribadian seseorang
untuk mencapai standar kinerja yang dapat diterima. adalah sistem nilai yang dianut. Sistem nilai yang dianut
3. Membentuk sikap, loyalitas, dan kerja sama yang lebih ini berkaitan langsung dengan disiplin. Sistem nilai akan
menguntungkan terlihat dari sikap seseorang, dimana sikap ini
diharapkan akan tercermin dalam perilaku.
2. Faktor lingkungan Hubungan antara karyawan dengan pimpinan
Disiplin seseorang merupakan produk sosialisasi hasil yaitu hubungan dengan karyawan yang baik dan harmonis
interaksi dengan lingkungan, terutama lingkungan dengan pimpinan tempat kerja. Hubungan yang baik dan
sosial. Oleh karena itu pembentukan disiplin tunduk harmonis dengan pimpinan tempat kerja merupakan faktor
pada kaidah-kaidah proses belajar. Disiplin kerja yang penting yang dapat memengaruhi kinerja karyawan.
tinggi tidak muncul begitu saja tapi merupakan suatu 4. Tersedianya fasilitas kerja
proses belajar terus-menerus. Hal ini dimaksudkan bahwa peralatan yang
Faktor yang Dipengaruhi oleh Disiplin Kerja digunakan untuk mendukung kelancaran kerja
Tu’u (2004) mengemukakan beberapa hal yang lengkap/mutakhir. Tersedianya fasilitas kerja yang lengkap,
dapat dipengaruhi oleh disiplin antara lain: walaupun tidak baru merupakan salah satu penunjang
1. Penataan kehidupan bersama proses dalam bekerja.
2. Pembangunan kepribadian Faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja
3. Melatih kepribadian Nitisemito (1992) juga menguraikan bahwa faktor-
4. Fungsi pemaksaan faktor yang dapat mempengaruhi lingkungan kerja adalah
5. Fungsi hukuman sebagai berikut:
6. Fungsi menciptakan 1. Warna merupakan faktor yang penting untuk
Kemudian Sutrisno (dalam Nimpuno, 2015) memperbesar efisiensi kerja para karyawan. Khususnya
menyebutkan bahwa disiplin kerja merupakan salah satu warna akan memengaruhi keadaan jiwa mereka.
faktor yang dapat memengaruhi kinerja karyawan. Disiplin Dengan memakai warna yang tepat pada dinding
kerja merupakan bentuk sikap mental dari dalam diri ruangan dan alat-alat lainnya, kegembiraan dan
seorang karyawan yang menjadi salah satu faktor yang ketenangan bekerja para karyawan akan terpelihara.
memengaruhi produktivitas kerja (Sedarmayanti, 2001). 2. Kebersihan lingkungan kerja secara tidak langsung
dapat memengaruhi seseorang dalam bekerja, karena
Lingkungan Kerja apabila lingkungan kerja bersih maka karyawan akan
Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di merasa nyaman dalam melakukan pekerjaannya.
sekitar para pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya 3. Penerangan dalam hal ini bukan terbatas pada
dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan, misalnya penerangan listrik saja, tetapi juga penerangan sinar
kebersihan, musik, penerangan dan lain-lain (Sunyoto, matahari. Dalam melaksanakan tugas karyawan
2013). Sutrisno (2010) menyatakan bahwa lingkungan kerja membutuhkan penerangan yang cukup, apabila
adalah keseluruhan sarana dan prasarana kerja yang ada di pekerjaan yang dilakukan tersebut menuntut ketelitian.
sekitar karyawan yang sedang melakukan pekerjaan yang 4. Pertukaran udara yang cukup dari ventilasi udara yang
dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan, lingkungan tersedia akan meningkatkan kesegaran fisik para
kerja ini meliputi tempat bekerja, fasilitas, dan alat bantu karyawan. Selain ventilasi, konstruksi gedung dapat
pekerjaan, kebersihan, pencayahaan, ketenangan, termasuk berpengaruh pula pada pertukaran udara. Misalnya
juga hubungan kerja antar karyawan. Menurut gedung yang mempunyai atap tinggi akan menimbulkan
Sedarmayanti (2007), lingkungan kerja secara garis besar pertukaran udara yang lebih baik dari pada gedung yang
dapat dibagi dua jenis antara lain lingkungan kerja fisik dan mempunyai atap rendah. Hal lain yang perlu menjadi
non fisik. Lingkungan kerja adalah sesuatu yang ada di perhatian adalah volume ruangan harus sebanding
sekitar para pekerja dan yang memengaruhi dirinya dalam dengan jumlah karyawan yang ada agar pertukaran
menjalankan tugas tugas yang dibebankan (Nitisemito, udara yang berlangsung lebih baik.
1992). Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan 5. Jaminan terhadap keamanan menimbulkan ketenangan.
bahwa lingkungan kerja merupakan lingkungan yang ada Keamanan akan keselamatan diri sendiri sering
pada polri yang menunjukkan tempat dan aktivitas ditafsirkan terbatas pada keselamatan kerja, padahal
karyawan dalam bekerja, baik sarana maupun prasarana lebih luas dari itu termasuk di sini keamanan milik
dalam bekerja pribadi karyawan dan juga konstruksi gedung tempat
Indikator Lingkungan Kerja mereka bekerja.
Nitisemito (1992) mengemukakan indikator 6. Kebisingan Merupakan suatu gangguan terhadap
lingkungan kerja sebagai berikut: seseorang karena adanya kebisingan, maka konsentrasi
1. Suasana kerja dalam bekerja akan terganggu. Dengan terganggunya
Suasana kerja adalah kondisi yang ada disekitar konsentrasi ini maka pekerjaan yang dilakukan akan
karyawan yang sedang melakukan pekerjaan yang dapat banyak menimbulkan kesalahan atau kerusakan. Hal ini
memengaruhi pelaksanaan pekerjaan itu sendiri. Suasana jelas akan menimbulkan kerugian.
kerja ini akan meliputi tempat kerja, fasilitas dan alat bantu 7. Tata ruang merupakan penataan yang ada di dalam
pekerjaan, kebersihan, pencahayaan, ketenangan termasuk ruang kerja yang biasa memengaruhi kenyamanan
juga hubungan kerja antara orang-orang yang ada ditempat karyawan dalam bekerja.
tersebut (Saydam, 1996). Faktor yang Dipengaruhi oleh Lingkungan Kerja
2. Hubungan dengan rekan kerja Menurut Soetjipto (2014) beberapa pengaruh atau
Hubungan dengan rekan kerja yaitu hubungan dampak dari lingkungan kerja antara lain:
dengan rekan kerja harmonis dan tanpa ada saling intrik 1. Kenyamanan karyawan
diantara sesama rekan sekerja. Salah satu faktor yang dapat Kenyamanan dalam bekerja biasanya akan
memengaruhi karyawan tetap tinggal dalam satu organisasi berdampak pada kualitas kerja seseorang. Oleh karena itu,
adalah adanya hubungan yang harmonis diantara rekan kenyamanan karyawan diterima dengan baik dalam artia
kerja. lingkungan kerja mendukung, maka karyawan akan
3. Hubungan antara bawahan dengan pimpinan maksimal dalam bekerja.
2. Perilaku karyawan dan kepuasan. Seperti contoh ketika anda berharap
Perilaku kerja adalah dimana orang-orang di tempat mendapatkan uang sebesar Rp. 100.000,- tetapi ternyata
kerja dapat mengaktualisasikan dirinya melalui sikap dalam anda mendapatkan Rp. 200.000,- dengan demikian anda
bekerja. Sikap yang diambil oleh karyawan untuk akan merasa puas (Anorogo, 1993; 107). Pendapat lain
menentukan apa yang akan mereka lakukan di lingkungan menyatakan bahwa layanan prima adalah pelayanan dengan
tempat kerja mereka. Lingkungan kerja yang aman, standar kualitas yang tinggi dan selalu mengikuti
nyaman, bersih, dan memiliki tingkat gangguan yang perkembangan kebutuhan pelanggan setiap saat, secara
minimum sangat disukai oleh karyawan. Ketika karyawan konsisiten dan akurat.
mendapati tempat kerja yang kurang mendukung, perilaku Definisi mengenai pelayanan prima yang seringkali
karyawan saat di tempat kerja juga cenderung berubah. diungkapkan oleh para pelaku bisnis terdapat dalam buku
Misalnya dengan menurunnya kedisiplinan, tanggungjawab pelayanan prima (Barata 2003; 27):
yang rendah, dan meningkatnya absensi. 1. Layanan prima adalah membuat pelanggan merasa
3. Kinerja karyawan penting
Jika kondisi tempat kerja terjamin maka akan 2. Layanan prima adalah melayani pelanggan dengan
berdampak pada naiknya kinerja karyawan secara ramah, tepat, dan cepat
berkelanjutan. Kinerja karyawan menurun ketika 3. Layanan prima adalah pelayanan dengan
perusahaan tidak memperhatikan fasilitas pendukung mengutamakan kepuasan pelanggan
karyawannya dalam bekerja. Ketersediaan fasilitas dapat 4. Layanan prima adalah pelayanan optimal yang
menyokong kinerja karyawan agar lebih baik. menghasilkan kepuasan pelanggan
4. Tingkat stres karyawan 5. Layanan prima adalah menempatkan pelanggan sebagai
Lingkungan kerja yang tidak kondusif akan mitra
berpengaruh terhadap tingkat stres kerja karyawan. Ketika 6. Layanan prima adalah keperdulian kepada pelanggan
karyawan tidak dapat mengatasi stresnya dengan baik, bisa untuk memberikan rasa puas
berakibat pada buruknya pelayanan karyawan. 7. Layanan prima adalah upaya layanan terpadu untuk
kepuasan pelanggan
Pelayanan Prima (Service Excellence)
Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan Konsep Pelayanan Prima (Service Excellence)
kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antara Keberhasilan dalam mengembangkan dan
seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik, dan melaksanakan pelayanan prima tidak terlepas dari
menyediakan kepuasan pelanggan (Barata, 2003; 30). Kemampuan dalam pemilihan konsep pendekatannya.
Dalam Kamus besar Bahasa Indonesia dijelaskan pelayanan Konsep pelayanan prima berdasarkan A6 (Barata, 2003;
sebagai usaha melayani kebutuhan orang lain. Sedangkan 31), yaitu mengembangkan pelayanan prima dengan
melayani adalah membantu menyiapkan (mengurus) apa menyelaraskan konsep-konsep Sikap (Attitide), Perhatian
yang diperlukan seseorang. Definisi lain menyebutkan (Attention), Tindakan (Action), Kemampuan (Ability),
bahwa pelayanan adalah suatu bentuk kegiataan pelayanan Penampilan (Appearance), dan Tanggung jawab
yang dilaksanakan oleh intansi pemerintah baik di pusat, di (Accountability).
daerah, BUMN, dan BUMD dalam bentuk barang maupun a. Sikap (Attitude) Sikap (Attitude) adalah perilaku yang
jasa dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat sesuai harus ditonjolkan ketika menghadapi pelanggan, yang
perundang-undangan yang berlaku ,pelayanan merupakan meliputi penampilan yang sopan dan serasi, berpikir
kegiatan/keuntungan yang ditawarkan oleh organisasi atau posotif, sehat dan logis, dan bersikap menghargai.
perorangan kepada konsumen/costomer yang bersifat tidak b. Perhatian (Attention) Perhatian (Attention) adalah
berwujud dan tidak dapat dimiliki. Dalam pelayanan yang kepedulian penuh kepada pelanggan, baik yang
disebut konsumen (costomer) adalah masyarakat yang berkaitan dengan perhatian akan kebutuhan dan
mendapat manfaat dari aktivitas yang dilakukan oleh keinginan pelanggan maupun pemahaman atas saran
organisasi atau petugas dari organisasi pemberi layanan dan kritiknya, yang meliputi mendengarkan dan
(Lukman & Sugiyanto, 2001; 4). Sedangkan hakikat dari memahami secara sungguh-sungguh kebutuhan para
customer service atau pelayanan nasabah sendiri adalah pelanggan, mengamati dan menghargai perilaku para
setiap kegiatan yang dimaksud untuk memberikan pelanggan, dan mencurahkan perhatian penuh kepada
kepuasan nasabah, melalui pelayanan yang dapat pelanggan
memenuhi kebutuhan dan Keinginan nasabah (Wahjono, c. Tindakan (Action) Tindakan (Action) adalah berbagai
2010; 179).Pelayanan Prima adalah kiemampuan maksimal kegiatan nyata yang harus dilakukan dalam memberikan
seseorang dalam berhubungan dengan orang lain dalam hal layanan kepada pelanggan, yang meliputi mencatat
pelayanan. Pelayanan prima adalah pelayanan yang terbaik setiap pesanan para pelanggan, mencatat kebutuhan
yang diberikan kepada pelanggan, baik pelanggan internal para pelanggan, menegaskan kembali kebutuhan para
maupun eksternal berdasarkan standard dan prosedur pelanggan, mewujudkan kebutuhan para pelanggan, dan
pelayanan menyatakan terima kasih dengan harapan pelanggan
Menurut Judiardi (2010; 102) dikatakan bahwa mau kembali.
Service Excellence ialah: d. Kemampuan (Ability) Kemampuan (Ability) adalah
1. Memperbaiki barang yang rusak atau usang pengetahuan dan keterampilan tertentu yang mutlak
2. Memberikan layanan yang menyenangkan diperlukan untuk menunjang program pelayanan prima,
Pelayanan Prima (Service Excellent) dapat dipahami yang meliputi kemampuan dalam bidang kerja yang
sebagai melayani sebagai melayani lebih dari yang ditekuni,melaksanakan komunikasi yang efektif,
diharapkan, dengan memberikan perhatian kepada waktu, mengembangkan motivasi, dan mengembangkan public
ketepatan, keamanan, kenyamanan, kualitas, biaya, proses,
relation sebagai instrument dalam membina hubungan menghasilkan laba melalui kegiatan pelayanan terhadap
kedalam dan keluar organisasi atau perusahaan. kepuasan pelanggan.
e. Penampilan (Appearance) Penampilan (Appearance) c. Persaingan yang semakin maju Terus membesarnya
adalah penampilan seseorang baik yang bersifat fisik kegiatan bisnis, semakin kompetisi serta rendahnya atau
saja maupun fisik atau non fisik, yang mampu turunnya pangsa pasar dikarenakan semakin banyaknya
merefleksikan kepercayaan diri dan kredibilitas dari produsen yang terlibat dalam pemenuhan kebutuhan dan
pihak lain keinginan pelanggan. Kunci utama untuk
f. Tanggung Jawab (Accountability) Tanggung Jawab memenangkan persaingan adalah memberikan niai dan
(Accountability) adalah suatu sikap keberpihakan kepuasan kepada pelanggan melalui penyampaian
kepada pelanggan sebagai suatu wujud keperdulian produk dan jasa berkualitas dengan harga bersaing.
untuk menghindarkan atau meminimalkan kerugian d. Pemahaman yang semakin baik terhadap pelanggan
atau ketidakpuasan pelanggan. Pendapat lain Perhatian terhadap kepentingan pelanggan dengan cara
menyatakan bahwa konsep pribadi pelayanan prima melihat kebutuhan serta kepuasan atas pelayanan
meliputi unsur-unsur kepribadian, penampilan, menjadi faktor kunci untuk keberhasilan usaha di tengah
perilaku, komunikasi, pengetahuan, dan penyampaian. iklim persaingan yang semakin ketat. Memahami sudut
Jadi konsep pelayanan prima meliputi A6, yaitu pandang pelanggan menyadari kepuasan pelanggan tak
Sikap (Attitide), Perhatian (Attention), Tindakan (Action), sekedar membeli produk, melainkan juga memenuhi
Kemampuan (Ability), Penampilan (Appearance), dan berbagai unsur emosi dan afeksi, seperti gaya hidup, jati
Tanggung jawab (Accountability). diri, petualanagn, cinta dan persahabatan, kedamaian
serta kepercayaan.
Dimensi Pelayanan Prima (Service Excellence)
Vincent Gespersz menyatakan bahwa kualitas
pelayanan meliputi dimensi-dimensi sebagai berikut: METODE PENELITIAN
a. Ketepatan waktu pelayanan berkaitan dengan waktu Kegiatan penelitian ini dilakukan pada pegawai Dinas
tunggu dan proses Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan
b. Kualitas pelayanan berkaitan dengan akurasi atau Selatan Bidang Pembinaan Pelatihan, Produktivitas dan
kepetatan Pelayanan Penempatan Tenaga Kerja adapun alasan pemilihan obyek
c. Kualitas pelayanan berkaitan dengan kesopanan dan penelitian ini adalah belum adanya penelitian mengenai
keramahan pelaku bisnis hubungan variabel Peningkatan Kualitas, Kompetensi
d. Kualitas pelayanan berkaitan dengan tanggung jawab Sumber Daya Manusia dengan Berorientasi Pelayanan
dalam penanganan keluhan pelanggan Prima pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi
e. Kualitas pelayanan berkaitan dengan sedikit banyaknya Kalimantan, sehingga tertarik untuk melakukan penelitian
petugas yang melayani serta fasilitas pendukung lainnya dengan kajian tersebut. Pada penelitian ini bermaksud
f. Kualitas pelayanan berkaitan dengan lokasi, ruangan untuk menjelaskan pengaruh antar variabel melalui
tempat pelayanan,tempat parkir, ketersediaan informasi, pengujian hipotesis dan sekaligus melakukan eksplanasi
dan petunjuk/panduan lainnya. terhadap beberapa variabel, maka sifat penelitian ini adalah
g. Kualitas pelayanan berhubungan dengan kondisi penelitian eksplanatori (explanatory research)..
lingkungan, kebersihan, ruang tunggu, fasilitas music, Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam
AC, alat komunikasi, dan lain-lain. penelitian ini adalah dengan menggunakan beberapa cara
yaitu:
Pentingnya Pelayanan Prima 1. Daftar pertanyaan
Ada beberapa alasan mengapa pelayanan prima 2. Observasi
penting bagi suatu perusahaan (Rahmayanty, 2013; 3-7): 3. Wawancara
a. Pelayanan prima memiliki makna ekonomi Pelanggan 4. Dokumentasi
adalah kunci meraih keuntungan. Tujuan tersebut 5. Studi kepustakaan
berupa memaksimalisasi laba dengan mempertahankan Dalam kegiatan penelitian, data mempunyai
kelangsungan hidup perusahaan perusahaan, meraih kedudukan yang sangat penting, dianggap penting karena
pasar yang besar, menciptakan kepemimpinan pasar data merupakan gambaran variabel data yang diteliti dan
dalam hal kualitas, mengatasi persaingan, berfungsi sebagai alat untuk membuktikan hipotesis. Untuk
melaksanakan tanggung jawab sosial, dan sebagainya. itulah data yang didapat dari penelitian dikumpulkan pada
Bila membina hubungan dan mempertahankan suatu instrument.
pelanggan yang sudah lama dengan memberikan Instrument penelitian ini dilakukan guna
pelayanan yang sangat baik dan konsisten, bila mereka memperoleh data deskriptif yang akan dipakai untuk
puas ada kemungkinan menunjukkan loyalitasnya menguji hipotesis dengan model kajian skala indeks dengan
dengan memberikan informasi kepada orang lain dan 5 alternatif jawaban untuk masing-masing pertanyaan.
tingkat keprcayaan melalui testimony (ucapan Skala yang dipergunakan tersebut menggunakan Skala
seseorang) lebih tinggi dan efektif selain biaya yang Likert. Dengan demikian, maka penetuan skala dalam
dikeluarkan lebih rendah. penelitian ini adalah:
b. Pelayanan adalah tempat berkumpulnya uang dan 1. Sangat Setuju dengan skor 5
pekerjaan Perusahaan bergantung pada pelanggan dan 2. Setuju dengan skor 4
untuk pelangganlah mereka bekerja, karena pelanggan 3. Cukup Setuju dengan skor 3
sumber uang dan pekerjaan. Memusatkan perhatian 4. Tidak Setuju dengan skor 2
pada kebutuhan pelanggan, dengan memadukan semua 5. Sangat Tidak Setuju dengan skor 1
kegiatan yang akan mempengaruhi pelanggan dan
Instrumen yang baik digunakan sebagai syarat menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai
dalam pengumpulan data untuk pernyataan suatu Tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF >10
instrument yang dipakai adalah validitas dan realibilitas. (Ghozali, 2016:105-106).
Uji Validitas 3. Uji Heterokedastisitas
Instrument disebut valid bila mampu mengukur apa Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah
yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari
variabel yang diteliti dengan tepat. Tinggi rendahnya residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika
validitas instrument menunjukkan sejaumana data yang variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
dikumpulkan tidak menyimpang dari gambaran variabel yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika
yang diteliti. berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang
Hasil penelitian yang valid apabila terdapat baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi
kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang heteroskedastisitas. Ada beberapa cara untuk
sesungguhnya yang terjadi pada objek yang diteliti. mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu
Ujivaliditas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melihat grafik scatterplots dan menggunakan
pendekatan validitas konstruk dengan teknik korelasi Uji Glejser. Analisis dengan grafik plots memiliki
Product Moment Pearson’s (Pearson Correlation) dengan kelemahan yang sangat signifikan oleh sebab itu
rumus sebagai berikut: diperlukan uji statistik yang dapat digunakan untuk
mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas yaitu
……….…..persamaan 1 dengan Uji Glejser. (Ghozali,2016:139-141).

Model Regresi Linier Berganda


Uji Reliabilitas Pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian
Uji reliabilitas merupakan uji kehandalan untuk ini dilakukan dengan metode resgresi linier berganda yang
mengetahui seberapa jauh suatu alat ukur dapat diandalkan digunakan untuk memprediksi seberapa jauh perubahan
atau dipercaya. Alat ukur handal apabila digunakan untuk nilai variabel dependen, bila variabel independen di
mengukur dua kali atau lebih gejala yang sama hasilnya manipulasi/diubah-ubah atau dinaik turunkan (Sugiyono,
akan cendrung sama. Uji reliabilitas diterapkan untuk 2014:260). serta bantuan program SPSS for Windows
mengetahui responden telah menjawab pertanyaan- Versi.25 dengan persyaratan apabila nilai hitung validitas
pertanyaan secara konsisten atau tidak, sehingga setiap item pernyataan lebih besar dari 0,3 dengan tingkat
kesungguhan dari jawaban dapat dipercaya. Untuk menguji kepercayaan atau signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka
reliabilitas instrumen digunakan formula Alpha Cronbach. pernyataan tersebut dapat dikatakan valid yaitu bahwa
(Ghozali, 2005,95). pernyataan dalam kuesioner tersebut dapat melakukan
1. Jika nilai Alpha Cronbach α > 0,6 maka dikatakan fungsi ukurnya.
bahwa instrument yang digunakan dalam penelitian ini
reliable. Koefisien Determinasi (R2)
2. Jika nilai Alpha Cronbach α < 0,6 maka dikatakan Koefisien Determinasi digunakan untuk mengetahui
bahwa instrument yang digunakan dalam penelitian ini keeratan hubungan antara variabel dependen dengan
tidak reliable. variabel independen. Semakin besar nilai R2, semakin tepat
model regresi yang dipakai sebagai alat untuk peramalan.
……….……………………...…..persamaan 2 Yang berarti semakin besar pula pengaruh yang terjadi
antara variabel independen dengan variabel dependen.
Uji Asumsi Klasik Adapun rumus koefisien determinasi adalah sebagai
Uji Asumsi Klasik dilakukan untuk mengetahui berikut: (Gujarati, 1999:99).
apakah model regresi yang dibuat dapat digunakan sebagai
alat prediksi yang baik. Uji asumsi klasik yang akan …………………………………………..Persamaan 3
dilakukan adalah uji normalitas, uji multikolinearitas, dan
uji heteroskedastisitas. Uji Hipotesis
1. Uji asumsi normalitas, dimana nilai Y didistribusikan Uji F adalah uji yang digunakan untuk mengetahui
secara normal terhadap nilai X. Upaya ini dilakukan pengaruh variabel independen secara serempak terhadap
untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen.
variabel dependent dan variabel independent atau Uji t digunakan untuk membuktikan pengaruh
keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. variabel independen terhadap variabel dependen secara
Model regresi yang baik adalah distribusi data normal individual dengan asumsi bahwa variabel yang lain tetap
atau mendekati normal. atau konstan

2. Uji Multikolinearitas Uji Variabel Dominan


Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah Untuk mengkaji variabel yang dominan digunakan
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel indikator koefisien beta standardized dari variabel-variabel
bebas (independen). Model regresi yang baik model regresi. Koefisien beta standardized diperoleh dari
seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel hasil perkalian antara koefisien parsial korelasi (SDx1/Sdy)
independen. Nilai tolerance yang rendah sama dengan dan koefisien variabelnya (bi). Dengan hasil dari
nilai variance inflation factor (VIF) tinggi (karena VIF perhitungan Coeffisientsα regresi linier berganda untuk
= 1/Tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk nilai Standardized Coefficients Beta yang lebih besar maka
variabel independen tersebut yang dinyatakan sebagai Tabel-2. Lama Masa Kerja Responden Pada Dinas Tenaga
variabel yang dominan berpengaruh terhadap variabel Kerja da Transmigrasi Provinsi Kalimantan Selatan
dependen
Masa kerja Jumlah Persentase
NO
thn) (Org) (%)
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1 <3 7 8,53%
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi
2 3 s/d 5 13 15,85%
Kalimantan Selatan adalah salah satu lembaga yang bisa
3 5 s/d 10 32 39,02%
memberikan informasi lowongan kerja kepada masyarakat.
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi kalimantan 4 > 10 30 36,58%
Selatan memiliki beberapa cara untuk menyebarkan Jumlah 82 100%
informasi pasar kerja yaitu, adanya situs siapa perlu kerja.
Semakin capat penyebaran informasi mengenai lowongan Dari tabel 5.2 dapat dilihat bahwa responden dengan
pekerjaan baru dan ketersedian pekerja, semakin cepat masa kerja di bawah 3 tahun sebanyak 7 orang, masa kerja
perekonomian mencocokkan pekerja dan perusahaan. 3 s/d 5 tahun sebanyak 13 orang, masa kerja 5 s/d 10 tahun
Internet misalnya, dapat membantu pecarian pekerjaan dan sebanyak 32 orang, sedangkan responden dengan masa
mengurangi pengangguran. Dinas Tenaga Kerja dan kerja diatas 10 tahun sebanyak 30 orang. Rata-rata pegawai
Transmigrasi Provinsi Kalimantan Selatan. Beralamat di bekerja di atas 5 s/d 10 tahun, dengan demikian pegawai
jalan A.Yani Km. 6 NO. 23 Kelurahan Pemurus Baru, cukup memiliki pengalaman kerja yang baik, sehingga
Kecamatan Banjarmasin Selatan, Kalimantan Selatan diyakini dapat memberikan informasi sesuai dengan apa
70249. Tugas utama Disnakertrans adalah sebagai instansi yang dialami, dirasakan dan dipersepsikan.
pemerintah bidang tenaga kerja dan transmigrasi pada Analisis deskriptif jawaban responden tentang
daerah wilayah kerjanya. Untuk fungsi dari Disnakertrans variabel Sumber Daya Manusia didasarkan pada jawaban
diantaranya merumuskan kebijakan ketenaga kerjaan dan responden atas pertanyaan-pertanyaan seperti yang terdapat
transmigrasi, pelaksana kebijakan tenaga kerja dan dalam kuesioner yang disebarkan pada responden. Variasi
transmigrasi, administrasi ketenaga kerjaan, pengawasan jawaban responden untuk variabel Penempatan Kerja dapat
tenaga kerja dan transmigrasi, pelaporan dan evaluasi dilihat pada tabel berikut ini:
bidang tenaga kerja dan transmigrasi. Tabel-3. Tanggapan Responden Mengenai Kompetensi
Sumber Daya Manusia (X1)
Pertan Skor
yaan / STS TS CS S SS mea
Indika n
tor F % F % F % F % F %
0 0 0 0 9 11.0 46 56.1 27 32.9 4.2
X1.1 195
0 0 0 0 6 7.3 51 62.2 25 30.5 4.2
X1.2 317
0 0 1 1.2 1 18.3 40 48.8 26 31.7 4.1
X1.3 5 098
Total 4,1
8

Kompetensi Sumber Daya Manusia dalam penelitian


ini adalah variabel bebas X1. Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia adalah kekuatan daya fikir dan
Gambar-1. Struktur Organisasi
berkarya manusia yang masih tersimpan dalam dirinya yang
dibina dan digali serta dikembangkan untuk dimanfaatkan
Seperti yang telah dibabas sebelumnya bahwa sampel sebaik-baiknya bagi kesejahteraan kehidupan manusia.
dalam penelitian ini adalah pegawai Dinas Tenaga Kerja da Berdasarkan tabel di atas, rata-rata dari pertanyaan
Transmigrasi Provinsi Kalimantan Selatan. Adapun data mengenai Sumber Daya Manusia adalah sebesar 4,18
mengenai responden berdasarkan jenis kelamin dapat dengan jawaban sangat setuju. Untuk mengetahui intensitas
dilihat pada tabel berikut: variabel penelitian digunakan rentang skala yang kategori
penilaian responden terhadap variabel penelitian dapat
Tabel-1. Karakteristik Responden Derdasarkan Jenis dijelaskan sebagai berikut:
Kelamin Pada Dinas Tenaga Kerja da Transmigrasi 1,00 – 1,80 : Sangat Tidak Setuju
Provinsi Kalimantan Selatan 1,81 – 2,82 : Tidak Setuju
2,61 – 3,40 : Antara Setuju & Tidak Setuju
NO Jenis kelamin Jumlah Persentase 3,41 – 4,20 : Setuju
1 Laki Laki 43 52,43% 4,21 – 5,00 : Sangat Setuju
Analisis deskriptif jawaban responden tentang
2 Perempuan 39 47,56% variabel Disiplin Kerja didasarkan pada jawaban responden
Jumlah 82 100% atas pertanyaan-pertanyaan seperti yang terdapat dalam
Karakteristik responden berdasarkan masa kerja kuesioner yang disebarkan pada responden. Variasi
dapat dilihat dalam tabel berikut: jawaban responden untuk variabel Disiplin Kerja dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel-4 Tanggapan Responden Disiplin Kerja (X2) disebarkan kepada responden. Variasi jawaban responden
Pertanyaan Skor
untuk variabel Pelayanan Prima dapat dilihat pada tabel
/ Indikator mean berikut ini:
STS TS CS S SS
F % F % F % F % F % Tabel-6. Tanggapan Responden Pelayanan Prima (Y)
0 0 1 1.2 8 9.8 43 52.4 30 36.6 4.2439 Pertanyaan Skor
X2.1 / Indikator mean
0 0 2 2.4 4 4.9 42 51.2 34 41.5 4.3171 STS TS CS S SS
X2.2
0 0 2 2.4 10 12.2 43 52.4 27 32.9 4.1585 F % F % F % F % F %
X2.3
Total 4,23 0 0 0 0 6 7.3 58 70.7 18 22.0 4.1463
Y1
0 0 0 0 10 12.2 50 61.0 22 26.8 4.1463
Y2
Disiplin Kerja dalam penelitian ini adalah variabel 0 0 2 2.4 14 17.1 49 59.8 17 20.7 3.9878
Y3
bebas X2. Disiplin kerja merupakan suatu sikap yang sesuai Total 4,09
dengan standart peraturan dan norma yang berlaku di
organisasi, dan jika ada yang melanggar maka akan diberi Pelayanan Prima dalam penelitian ini merupakan
sanksi. Berdasarkan tabel di atas, rata-rata dari kelima variabel dependen atau terikat (Y). Pelayanan prima adalah
indikator pertanyaan mengenai Disiplin Kerja adalah pelayanan yang terbaik yang diberikan kepada pelanggan,
sebesar 4,23 dengan jawaban setuju. Untuk mengetahui baik pelanggan internal maupun eksternal berdasarkan
intensitas variabel penelitian digunakan rentang skala yang standard dan prosedur pelayanan. Berdasarkan tabel di atas,
kategori penilaian responden terhadap variabel penelitian rata-rata dari pertanyaan mengenai Pelayanan Prima adalah
dapat dijelaskan sebagai berikut: sebesar 4,09 dengan jawaban setuju. Untuk mengetahui
1,00 – 1,80 : Sangat Tidak Setuju intensitas variabel penelitian digunakan rentang skala yang
1,81 – 2,82 : Tidak Setuju kategori penilaian responden terhadap variabel penelitian
2,61 – 3,40 : Antara Setuju & Tidak Setuju dapat dijelaskan sebagai berikut:
3,41 – 4,20 : Setuju 1,00 – 1,80 : Sangat Tidak Setuju
4,21 – 5,00 : Sangat Setuju 1,81 – 2,82 : Tidak Setuju
Analisis deskriptif jawaban responden tentang 2,61 – 3,40 : Antara Setuju & Tidak Setuju
variabel Lingkungan Kerja didasarkan pada jawaban 3,41 – 4,20 : Setuju
responden atas pertanyaan-pertanyaan seperti yang terdapat 4,21 – 5,00 : Sangat Setuju
dalam kuesioner yang disebarkan pada responden. Variasi
jawaban responden untuk variabel Lingkungan Kerja dapat Hasil Uji Validitas
dilihat pada tabel berikut ini: Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid
tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid
Tabel-5. Tanggapan Responden Mengenai Lingkungan
jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk
Kerja (X3)
mengungkapkan sesuatu yang akan di ukur oleh kuesioner
Pertanyaan Skor tersebut. Instrument dikatakan valid apabila terdapat
/ Indikator mean korelasi yang signifikan yang ditunjukkan dengan nilai
STS TS CS S SS
F % F % F % F % F %
signifikansi yang kurang dari nilai a = 0,05 dan dan nilai r
hitung lebih besar dari nilai r-tabel. Untuk lebih jelasnya
0 0 0 0 9 11.0 51 62.2 22 26.8 4.1585 mengenai uji data secara validitas dapat dilihat pada Tabel
X3.1
0 0 0 0 8 9.8 50 61.0 24 29.3 4.1951 berikut :
X3.2
0 0 1 1.2 9 11.0 49 59.8 23 28.0 4.1463
X3.3 Tabel-7. Hasil Uji Validitas
Total 4,16
Validitas
Lingkungan Kerja dalam penelitian ini adalah variabel Variabel Item
bebas X3. Menurut Subono (2013:235) bahwa lingkungan R Sig Ket
kerja didesain sedemikian rupa agar dapat tercipta 0,788
hubungan kerja yang mengikat pekerja dengan lingkungan. Kompetensi X1.1 0,000 Valid
Berdasarkan tabel di atas, bahwa rata-rata dari kelima Sumber 0,725
indikator pertanyaan mengenai Lingkungan Kerja adalah Daya X1.2 0,000 Valid
adalah sebesar 4,16 dengan jawaban setuju. Untuk Manusia 0,753
mengetahui intensitas variabel penelitian digunakan (X1) X1.3 0,000 Valid
rentang skala yang kategori penilaian responden terhadap 0,871
variabel penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut: X2.1 0,000 Valid
1,00 – 1,80 : Sangat Tidak Setuju Disiplin 0,890
1,81 – 2,82 : Tidak Setuju X2.2 0,000 Valid
Kerja (X2)
2,61 – 3,40 : Antara Setuju & Tidak Setuju 0,847
X2.3 0,000 Valid
3,41 – 4,20 : Setuju
4,21 – 5,00 : Sangat Setuju X3.1 0,861
0,000 Valid
Analisis deskriptif jawaban responden tentang Lingkungan
variabel Pelayanan Prima didasarkan pada jawaban Kerja (X3) X3.2 0,906
0,000 Valid
responden atas pertanyaan-pertanyaan atau indikator,
seperti yang terdapat dalam kuesioner yang sudah
X3.3 0,867 0,000 Valid Normal .90367463 1.16704256
Parametersa,b
0,857 .056 .077
Y.1 0,000 Valid
Most Extreme .056 .070
Pelayanan 0,873
Y.2 0,000 Valid Differences
Prima (Y) -.052 -.077
0,908
Y.3 0,000 Valid .503
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed) .962
Berdasarkan Tabel 5.7, menunjukkan bahwa seluruh
item pertanyaan yang ada pada instrumen penelitian dapat
dinyatakan valid karena nilai rhitung lebih besar dari nilai Berdasarkan nilai signifikan yang ditunjukkan pada
rtabel 0.2500, selain itu nilai signifikansi yang kurang dari hasil output SPSS sebesar 0,962 dapat dinyatakan bahwa
nilai a = 0,05 data adalah berdistribusi normal, karena memiliki nilai
lebih besar dari taraf signifikan 0,05.
Hasil Uji Reliabiltas
Uji reliabilitas adalah alat ukur untuk mengukur suatu
kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau Uji Multikolinearitas
konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal Uji ini bertujuan untuk mengetahui terjadinya korelasi
jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah diantara variabel bebas, untuk mendeteksi ada tidaknya
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Untuk mengukur multikolonieritas didalam model regresi, yakni dengan
reliabilitas dengan uji statistik Cronbach’s Alpha. Suatu melihat dari nilai tolerance dan lawannya yaitu variance
konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan
Cronbach’s Alpha > 0,82. Untuk lebih jelasnya mengenai bahwa setiap variabel bebas manakah yang dijelaskan oleh
nilai Cronbach’s Alpha dapat dilihat pada Tabel berikut: variabel bebas lainnya. Tolerance mengukur variabelitas
variabel bebas yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh
Tabel-8. Hasil Uji Reabilitas variabel bebas lainnya. Jadi, nilai tolerance yang rendah
Cronbach’s sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF =
Variabel Reliability 1/tolerance). Nilai cut off yang umum dipakai untuk
Alpha
Kompetensi Sumber menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai
0,616 Reliabel tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10. Apabila
Daya Manusia
di dalam model regresi tidak ditemukan asumsi deteksi
Disiplin Kerja 0,837 Reliabel
seperti diatas, maka model regresi yang digunakan dalam
Lingkungan Kerja 0,850 Reliabel
penelitian ini bebas dari multikolonieritas, dan demikian
Pelayanan Prima 0,848 Reliabel
pula sebaliknya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Tabel berikut:
Dari hasil uji reliabilitas terhadap kuisioner yang
disebarkan, diperoleh hasil bahwa seluruh faktor atau butir Tabel-10. Hasil Uji Multikolinearitas
adalah reliabel karena memiliki Cronbach’s Alpha lebih
besar dari 0,6. Variance
Variabel Tolerance
Inflation Factor

Hasil Uji Asumsi Klasik Kompetensi Sumber 0.803 1.245


Uji Normalitas Daya Manusia
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi, Disiplin Kerja 0.815 1.228
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi Lingkungan Kerja 0.717 1.396
normal. Seperti yang diketahui bahwa uji t dan uji F
mengansumsi bahwa nilai residual mengikuti distribusi Berdasarkan Tabel 5.9, menunjukkan bahwa
normal. Untuk menguji apakah data berdistribusi normal penelitian ini tidak terdapat gejala multikolinearitas. Karena
atau tidak dilakukan uji statistik One Sampel Kolmogrov semua pertimbangan dan syarat-syarat penelitian uji
Smirnov Test. Residual berdistribusi normal jika memiliki multikolinearitas sudah terpenuhi.
signifikan > 0,05. Uji Normalitas ini bertujuan untuk
menguji apakah model regresi terjadi ditemukan adanya Uji Heteroskedasitisitas
korelasi antar variabel bebas (independen). Untuk Uji ini bertujuan menguji apakah dalam model regresi
mengetahuinya dilakukan dengan menggunakan uji One- terjadi ketidaksamaan variance sari residual satu
Sample Kolmogorov-Smirnov Test dari hasil output SPSS pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika variance dari
sebagai berikut : residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap,
maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda maka
Tabel-9. Hasil Uji One Sample Kolmogorov-Smirnov disebut dengan heteroskedastisitas, metode pengujian
Unstandardized yaang digunakan adalah dengan metode Uji Glester
Residual (Ghozali, 2013 : 139). Uji Glester dilakukan dengan cara
82 meregresikan antara variabel independen dengan nilai
N
absolut residualnya. Jika nilai signifikan antara variabel
.0000000 .0000000 independen dengan absolut residual lebih dari> 0,05 maka
tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model regresi. variabel terikat. Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui
Adapun hasil output uji Glejser adalah sebagai berikut: bahwa variabel X1 memiliki nilai standarized coefficient
sebesar 0,169, variabel X2 memiliki nilai 0,178, dan
Tabel-11. Hasil Uji Hetroskedastisitas
variabel X3 memiliki nilai sebesar 0,800 dengan demikian
Variabel Signifikan Keterangan variabel yang berpengaruh dominan terhadap Pelayanan
Prima adalah variabel Lingkungan kerja (X3).
Kompetensi Sumber 0.754 Tidak ada gejala
Daya Manusia Uji-F
0.748 Tidak ada gejala Uji statistik F ditujukan untuk menguji apakah secara
Disiplin Kerja
simultan variabel independen X1, X2 dan X3 mempunyai
Keterlibatan Kerja 0.229 Tidak ada gejala pengaruh terhadap variabel dependen Y. Hasil nilai
Tabel diatas menunjukkan bahwa seluruh faktor signifikansi pengujian (Sig.F) sebagai berikut:
penelitian memiliki nilai signifikan di atas 0,05, sehingga Dari Uji Anova atau F test, diperoleh nilai Sig. F lebih
seluruh faktor tersebut memenuhi syarat dan dinyatakan kecil dari α (0,000< 0,05) maka model regresi bisa dipakai
tidak terdapat gejala heteroskedastisitas, untuk mengetahui pengaruh secara bersama-sama terhadap
Pelayanan Prima.

Analisis Regresi Linier Berganda Uji-t


Hasil output dari SPSS 21 terhadap data skor yang Uji t ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya
telah dibuat berdasarkan jawaban responden dari kuisioner pengaruh X1, X2 dan X3 secara parsial terhadap Y.
yang telah dibagikan, kemudian dirangkum menjadi Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan
bahasan-bahasan sebagaimana yang terlihat pada tabel perbandingan nilai t hitung masing – masing koefisien
berikut: dengan t tabel, dengan tingkat signifikan 5%. Jika t hitung
< t tabel maka Ho diterima, ini berarti variabel independen
Tabel-12. Hasil Regresi Linier Berganda tidak berpengaruh terhadap nilai variabel dependen.
Unstandardized Standardized Sedangkan jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan
t Sig. menerima Ha, ini berarti variabel independen berpengaruh
Coefficients Coefficients
Model terhadap variabel dependen.
Std.
B Beta Pada penelitian ini memiliki t-tabel sebesar 1.66365
Error
(Constant) 2.647 1.057 2.504 0.014 Berdasarkan hasil uji t yang tercantum pada tabel 5.12
X1 0.185 0.078 0.169 2.381 0.020 diatas dapat dilihat bahwa:
1 1. Variabel X1 Kompetensi Sumber Daya Manusia
X2 0.158 0.062 0.178 2.532 0.013
X3 0.796 0.075 0.800 10.665 0.000 didapatkan nilai sig. = 0.020 (Nilai Sig. < 0,05) dan juga
memiliki nilai t-hitung sebesar 2.381 lebih besar dari
Secara matematis model fungsi regresi linear nilai t-tabel, dengan demikian dapat diketahui variabel
berganda dapat dinyatakan sebagai berikut: Sumber Daya Manusia secara parsial berpengaruh
Y = 5.645 + X1 1.654 + X2 0.187 + X3 0.641 + e signifikan terhadap variabel Pelayanan Prima.
Interpretasi persamaan tersebut adalah sebagai 2. Variabel X2 Disiplin Kerja didapatkan nilai sig. = 0.013
berikut: (Nilai Sig. < 0,05) dan juga memiliki nilai t-hitung
1. Nilai koefisien regresi variabel Sumber Daya Manusia sebesar 2.532 lebih besar dari nilai t-tabel, dengan
(X1) 0,185 adalah positif, yang berarti bahwa adanya demikian dapat diketahui variabel Disiplin Kerja secara
hubungan searah antara Kompetensi Sumber Daya parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel
Manusia dan variabel Pelayanan Prima. Artinya jika Pelayanan Prima.
variabel Sumber Daya Manusia meningkat satu satuan 3. Variabel X3 Lingkungan Kerja didapatkan nilai sig. =
maka Pelayanan Prima juga akan meningkat 0.000 (Nilai Sig. < 0,05) dan juga memiliki nilai t-hitung
2. Nilai koefisien regresi variabel Disiplin Kerja (X2) sebesar 10.665 lebih kecil dari nilai t-tabel, dengan
0,158 adalah positif, yang berarti bahwa adanya demikian dapat diketahui variabel Lingkungan Kerja
hubungan searah antara variabel Disiplin Kerja dan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel
variabel Pelayanan Prima. Artinya jika variabel Disiplin Pelayanan Prima.
Kerja meningkat satu satuan maka Pelayanan Prima
juga akan meningkat Uji Determinasi
3. Nilai koefisien regresi variabel Lingkungan Kerja (X3) Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk
0,796 adalah positif, yang berarti bahwa adanya mengetahui seberapa jauh kemampuan suatu model
hubungan searah antara variabel Lingkungan Kerja dan penelitian dalam menjelaskan variasi variabel dependen
variabel Pelayanan Prima. Artinya jika variabel yang ada. Dengan demikian akan diketahui seberapa besar
Lingkungan Kerja meningkat satu satuan maka variabel dependen dapat diterangkan oleh variabel
Pelayanan Prima juga akan meningkat independen yang ada. Berikut tabel untuk memprediksi
variasi dependen.
Uji Dominan Tabel-13. Koefisien Determinasi
Pengujian variabel bebas yang dominan
mempengaruhi variabel terikat dalam satu model regresi Adjusted Std. Error of
linier berganda dengan menggunakan nilai Standardized Model R R Square
R Square the Estimate
Coefficients Beta. Dengan penentuan hasil, semakin tinggi
nilai Beta, maka semakin besar pengaruhnya terhadap
1 0.828a 0.686 0.674 0.92089 Pemerintahan tidaklah dibentuk melayani diri sendiri tetapi
untuk melayani masyarakat, menciptakan kondisi yang
memungkinkan setiap individu dapat mengembangkan
Nilai R dengan nilai sebesar 0,828 atau 82,8% adalah kemampuan dan kreatifitasnya untuk tujuan bersama.
koefisien korelasi yang menunjukkan tingkat hubungan Pemerintah merupakan manifestasi dari kehendak rakyat,
antara variabel X1 dan X2 dengan variabel Y. Nilai korelasi karena itu harus memperhatikan kepentingan rakyat dan
tersebut menunjukkan tingkat hubungan yang sangat tinggi melaksanakan fungsi rakyat melalui proses dan mekanisme
karena berada di antara 0,800 sampai dengan 1,000 pemerintahan. Pendekatan lain yang sering dilupakan
(berdasarkan tabel intrepretasi r). dalam upaya memperbaiki kualitas penyelenggaraan
Tabel-13. Tabulasi Interprestasi Nilai R pelayanan kepada masyarakat adalah pendekatn dilihat dari
aspek manusia (human approach). Salah satu faktor
No Interval Koefisien Tingkat Hubungan utamanya adalah motivasi manusia dalam melakukan
1. 0,800 – 1,000 Sangat Tinggi pekerjaannya. Seseorang dapat melakukan tugasnya tentu
harus memiliki kemampuan yang handal dan kompeten
2. 0,600 – 0,799 Tinggi
didalmnya. Kemampuan yang dimaksud adalah tingkat
3. 0,400 – 0,599 Sedang kecakapan atau keterampilan dan pengetahuan yang
4. 0,200 – 0,399 Rendah dimiliki oleh seorang pegawai untuk menjalankan tugasnya
dlam rangka mencapai tujuan organisasi
5. 0,000 – 0,199 Sangat Rendah
Hasil ini didukung oleh tiori Buchori (2006)
Nilai Adjusted R Square model regresi ini adalah Kompetensi Sumber daya yang paling penting bagi suatu
sebesar 0,674 yang menunjukkan bahwa variasi atau naik- organisasi adalah orang yang memberikan kerja, bakat,
turunnya Variabel Dependen (Y) dipengaruhi oleh Variabel kreativitas, dan semangat kepada organisasi. Oleh karena
Independen (X) sebesar 67,4%.dan 1-0,674 = 0,326 di itu kesulitan sumber daya manusia merupakan sumber
pengaruhi oleh variabel lain yang di teliti dalam penelitian masalah dalam organisasi. Konsekuensi dari hai ini adalah
ini . tersedianya sumber daya manusia yang mempunyai
kapasitas sebagai perencana dan pelaksana program
Analisis Pengaruh Variabel Penelitian kegiatan. Kapasitas ini ditentukan oleh kapabilitas,
Kompetensi Sumber Daya Manusia, Disiplin Kerja dan kompetensi dan produktivitas kerja.
Lingkungan Kerja berpengaruh secara simultan Kapabilitas sumber daya manusia yang berorientasi
Terhadap Pelayanan Prima Dinas Tenaga Kerja da pada pengetahuan dan keterampilan yang akan menentukan
Transmigrasi Provinsi Kalimantan Selatan berhasilnya seseorang menyeiesaikan pekerjaan yang
Dari Uji Anova atau F test, diperoleh nilai Sig. 0,000 dibebankan kepadanya secara optimal. Masalah sumber
lebih kecil dari 0,000, dengan demikian Kompetensi daya manusia masih menjadi sorotan dan tumpuhan bagi
Sumber Daya Manusia, Disiplin Kerja dan Lingkungan perusahaan untuk tetap dapat bertahan di era globalisasi.
Kerja berpengaruh secara simultan Terhadap Pelayanan Sumber daya manusia mempunyai peran utama dalam
Prima Anggota Dinas Tenaga Kerja da Transmigrasi setiap kegiatan perusahaan. Walaupun didukung dengan
Provinsi Kalimantan Selatan, maka model regresi bisa sarana dan prasarana serta sumber dana yang beriebihan,
dipakai untuk mengetahui pengaruh secara bersama-sama tetapi tanpa dukungan sumber daya manusia yang andal
terhadap Pelayanan Prima. Hal ini mengandung arti bahwa kegiatan perusahaan tidak akan terselesaikan dengan baik.
semakin baik penerapan Sumber Daya Manusia, Disiplin Hal ini menunjukkan bahwa sumber daya manusia
Kerja dan Lingkungan Kerja secara bersama-sama, maka merupakan kunci pokok yang harus diperhatikan dengan
kecenderungan pelaksanaan Pelayanan Prima akan semakin segala kebutuhannya.
baik. Hasil dari penelitian ini sejalan dengan hasil
penelitian Sri Wulandari (2018) menunjukkan bahwa
Kompetensi Sumber Daya Manusia berpengaruh sumber daya manusia pegawai berpengaruh terhadap
secara parsial Terhadap Pelayanan Prima Dinas pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah H. Andi Sulthan
Tenaga Kerja da Transmigrasi Provinsi Kalimantan Daeng Radja Kabupaten Bulumba lebih dominan
Selatan dibandingkan dengan Lingkungan kerja. Dilihat dari
Sumber Daya Manusia didapatkan nilai sig. = 0.020 pegawai mengerti akan tujuan dan kemampuan dalam
(Nilai Sig. > 0,05) dan juga memiliki nilai t-hitung sebesar melaksanakan pekerjaan di dalam organisasi, selain itu
2.381 lebih besar dari nilai t-tabel, dengan demikian dapat adanya pengawasan pimpinan dalam pelaksanaan evaluasi
diketahui variabel Sumber Daya Manusia secara parsial kerja, dan diberlakukannya sanksi hukum dalam rumah
berpengaruh signifikan terhadap variabel Pelayanan Prima. sakit sehingga pegawai patuh dan taat dalam peraturan yang
Hal ini mengandung arti bahwa semakin baik ada
penerapan Sumber Daya Manusia di organisasi, maka
kecenderungan pelaksanaan Pelayanan Prima akan semakin Disiplin Kerja berpengaruh secara parsial Terhadap
baik. Kemampuan kerja pegawai yang baik dan profesional Pelayanan Prima Anggota Dinas Tenaga Kerja da
akan sangat mempengaruhi pelayanan prima yang akan Transmigrasi Provinsi Kalimantan Selatan
diberikan kepada masyarakat. Sebaliknya, bila kemampuan Disiplin Kerja didapatkan nilai sig. = 0.013 (Nilai
kerja pegawai rendah akan mengakibatnkan pelayanan Sig. < 0,05) dan juga memiliki nilai t-hitung sebesar 2.532
yang tidak maksimal sehingga masyarakat tidak merasa lebih besar dari nilai t-tabel, dengan demikian dapat
puas terhadap pelayanan yang diberikannya diketahui variabel Disiplin Kerja secara parsial
Dibentuknya suatu pemerintahan, pada hakekatnya berpengaruh signifikan terhadap variabel Pelayanan Prima.
adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat. Hal ini mengandung arti bahwa semakin baik penerapan
Disiplin Kerja di organisasi, maka kecenderungan kebersihan, musik, penerangan dan lain-lain (Sunyoto,
pelaksanaan Pelayanan Prima akan semakin baik. Disiplin 2013). Sutrisno (2010) menyatakan bahwa lingkungan kerja
Kerja yang baik dan profesional akan sangat mempengaruhi adalah keseluruhan sarana dan prasarana kerja yang ada di
pelayanan prima yang akan diberikan kepada masyarakat. sekitar karyawan yang sedang melakukan pekerjaan yang
Sebaliknya, bila Disiplin Kerja kerja pegawai rendah akan dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan, lingkungan
mengakibatnkan pelayanan yang tidak maksimal sehingga kerja ini meliputi tempat bekerja, fasilitas, dan alat bantu
masyarakat tidak merasa puas terhadap pelayanan yang pekerjaan, kebersihan, pencayahaan, ketenangan, termasuk
diberikannya juga hubungan kerja antar karyawan.Menurut
Disiplin kerja pegawai merupakan suatu sikap Sedarmayanti (2007), lingkungan kerja secara garis besar
tingkah laku perbuatan yang dilandasi dengan adanya dapat dibagi dua jenis antara lain lingkungan kerja fisik dan
kesadaran dan keinsyapan untuk mentaati segala ketentuan non fisik. Lingkungan kerja adalah sesuatu yang ada di
perundang-undangan atau perintah-perintah serta peraturan sekitar para pekerja dan yang memengaruhi dirinya dalam
di dalam suatu organisasi, yang tertulis serta diikuti oleh menjalankan tugas tugas yang dibebankan (Nitisemito,
sanksisanksi yang tepat bagi pelanggarnya sesuai dengan 1992). Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan
pelanggaran disiplin yang dilakukan, sehingga hukuman bahwa lingkungan kerja merupakan lingkungan yang ada
itu dapat diterima dengan rasa keadilan. Tanpa adanya pada peerusahaan yang menunjukkan tempat dan aktivitas
ketaatan pegawai terhadap peraturan atau ketentuan, maka karyawan dalam bekerja, baik sarana maupun prasarana
tujuan organisasi tidak akan tercapai. Setiap pelayanan dalam bekerja
umum senantiasa harus selalu ditingkatkan kualitasnya Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil Akmad Rais
sesuai dengan keinginnan masyarakat pengguna jasa. (2017) Dari hasil uji t yang dilakukan pada hipotesis ketiga
Disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan para dapat disimpulkan bahwa Lingkungan kerja berpengaruh
manajer untuk berkomunikasi dengan karyawan agar positif dan signifikan terhadap Prestasi kerja pegawai pada
mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta Rumah Sakit Umum Daerah H. Andi Sulthan Daeng Radja
sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan Kabupaten Bulukumba.
kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan Variabel yang berpengaruh dominan Terhadap
dan norma-norma sosial yang berlaku ( Rivai, 2004 ). Pelayanan Prima Dinas Tenaga Kerja da Transmigrasi
Berdasarkan definisi disiplin kerja di atas dapat Provinsi Kalimantan Selatan
disimpulkan bahwa disiplin kerja merupakan suatu sikap Pengujian variabel bebas yang dominan
yang sesuai dengan standart peraturan dan norma yang mempengaruhi variabel terikat dalam satu model regresi
berlaku di organisasi, dan jika ada yang melanggar maka linier berganda dengan menggunakan nilai Standardized
akan diberi sanksi. Terdapat empat perspektif daftar yang Coefficients Beta. Dengan penentuan hasil, semakin tinggi
menyangkut disiplin kerja menurut Rivai (2004) nilai Beta, maka semakin besar pengaruhnya terhadap
Penelitian Ini sejalan dengan hasil penelitian Ahmad variabel terikat. Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui
Rais (2017) Kedua vaeriabel disiplin kerja dan lingkungan bahwa variabel Sumber Daya Manusia memiliki nilai
kerja berpengaruh secara simultan terhadap pelayanan standarized coefficient sebesar 0,169, variabel Disiplin
pegawai pada Rumah Sakit Umum Daerah H. Andi Sulthan Kerja memiliki nilai 0,178, dan variabel Lingkungan Kerja
Daeng Radja Kabupaten Bulukumba maka hipotesis memiliki nilai sebesar 0,800 dengan demikian variabel
pertama diterima. Analisis data dengan menggunakan yang berpengaruh dominan terhadap Pelayanan Prima
analisis linier berganda, menghasilkan nilai F sebesar adalah variabel lingkungan kerja
18,409 ini menunjukkan persentase nilai yang sangat besar Suasana kerja adalah kondisi yang ada disekitar
bagi prestasi kerja pegawai karyawan yang sedang melakukan pekerjaan yang dapat
memengaruhi pelaksanaan pekerjaan itu sendiri. Suasana
Lingkungan Kerja berpengaruh secara parsial kerja ini akan meliputi tempat kerja, fasilitas dan alat bantu
Terhadap Pelayanan Prima Anggota Dinas Tenaga pekerjaan, kebersihan, pencahayaan, ketenangan termasuk
Kerja da Transmigrasi Provinsi Kalimantan Selatan juga hubungan kerja antara orang-orang yang ada ditempat
Lingkungan Kerja didapatkan nilai sig. = 0.000 tersebut Hubungan dengan rekan kerja yaitu hubungan
(Nilai Sig. > 0,05) dan juga memiliki nilai t-hitung sebesar dengan rekan kerja harmonis dan tanpa ada saling intrik
10.665 lebih kecil dari nilai t-tabel, dengan demikian dapat diantara sesama rekan sekerja. Salah satu faktor yang dapat
diketahui variabel Lingkungan Kerja secara parsial tidak memengaruhi karyawan tetap tinggal dalam satu organisasi
berpengaruh signifikan terhadap variabel Pelayanan Prima. adalah adanya hubungan yang harmonis diantara rekan
Hal ini mengandung arti bahwa semakin baik Lingkungan kerja. Hubungan antara karyawan dengan pimpinan yaitu
Kerja di organisasi, maka kecenderungan pelaksanaan hubungan dengan karyawan yang baik dan harmonis
Pelayanan Prima akan semakin baik. Lingkungan Kerja dengan pimpinan tempat kerja. Hubungan yang baik dan
yang baik dan nyaman sangat mempengaruhi pelayanan harmonis dengan pimpinan tempat kerja merupakan faktor
prima yang akan diberikan kepada masyarakat. Sebaliknya, penting yang dapat memengaruhi kinerja karyawan.
bila Lingkungan Kerja kurang nyaman akan Hal ini dimaksudkan bahwa peralatan yang
mengakibatnkan pelayanan yang tidak maksimal sehingga digunakan untuk mendukung kelancaran kerja
masyarakat tidak merasa puas terhadap pelayanan yang lengkap/mutakhir. Tersedianya fasilitas kerja yang lengkap,
diberikannya. Lingkungan kerja didesain sedemikian rupa walaupun tidak baru merupakan salah satu penunjang
agar dapat tercipta hubungan kerja yang mengikat pekerja proses dalam bekerja Lingkungan kerja adalah segala
dengan masyarakat. sesuatu yang ada di sekitar para pekerja dan yang dapat
Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas
sekitar para pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya yang dibebankan, misalnya kebersihan, musik, penerangan
dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan, misalnya dan lain-lain (Sunyoto, 2013). Sutrisno (2010) menyatakan
bahwa lingkungan kerja adalah keseluruhan sarana dan Berdasarkan hasil penelitian diatas dengan melihat
prasarana kerja yang ada di sekitar karyawan yang sedang indikator dari variable yang ada, maka saran-saran yang
melakukan pekerjaan yang dapat mempengaruhi dapat disampaikan sebagai berikut:
pelaksanaan pekerjaan, lingkungan kerja ini meliputi 1. Bagi Dinas Tenaga Kerja Pelayanan publik yang
tempat bekerja, fasilitas, dan alat bantu pekerjaan, umumnya diharapkan masyarakat tentunya harus
kebersihan, pencayahaan, ketenangan, termasuk juga transparansi, efektif, dan efisien, sehingga masih
hubungan kerja antar karyawan perlunya penambahan pegawai untuk dapat
Hasil dari penelitian ini sejalan dengan hasil Widayawati mempercepat proses pelayanan dari biasanya yang
menunjukkan bahwa Lingkungan Kerja pegawai Rumah diberikan kepada masyarakat
Sakit Umum Daerah H. Andi Sulthan Daeng Radja 2. Bagi Kepala Dinas Ciptakan suasana yang baik dan
Kabupaten Bulumba lebih dominan dibandingkan dengan nyaman, sehingga diharapkan pegawai Dinas Tenaga
Kompetensi Dilihat dari pegawai mengerti akan tujuan Kerja da Transmigrasi Provinsi Kalimantan Selatan
suasana kerja dan hubungan degan teman dan pimpinan di mampu peduli terhadap pekerjaan kemudian dapat
dalam organisasi, selain itu adanya pengawasan pimpinan meningkatkan pelayanan prima
3. Bagi Kepala Dinas lebih memperhatikan lingkungan
KESIMPULAN DAN SARAN kerja agar hubungan antar karyawan terjalin dengan
Berdasarkan uraian yang telah disampaikan pada baik agar suasana yang baik dan nyaman, sehingga
maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: diharapkan pegawai Dinas Tenaga Kerja da
1. Kompetensi Sumber Daya Manusia, Disiplin Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan Selatan mampu
Lingkungan Kerja berpengaruh secara simultan peduli terhadap pekerjaan kemudian dapat
Terhadap Pelayanan Prima Anggota Dinas Tenaga meningkatkan pelayanan prima
Kerja da Transmigrasi Provinsi Kalimantan Selatan. Hal 4. Bagi Kariawan perlunya Peningkatan kompetensi
ini mengandung arti bahwa semakin baik penerapan sumber daya manusia dapat berupa memberikan
Sumber Daya Manusia, Disiplin Kerja dan Lingkungan pelatihan teknis, pelatihan fungsional atau kegiatan
Kerja secara bersama-sama, maka kecenderungan sejenis lainnya. Diharapkan selalu melalukan
pelaksanaan Pelayanan Prima akan semakin baik pengawasan pada disiplin kerja dan menjaga lingkungan
2. Kompetensi Sumber Daya Manusia secara parsial kerja yang baik yaitu lingkungan kerja yang nyaman,
berpengaruh signifikan terhadap variabel Pelayanan tenang serta memberikan rasa aman sehingga akan
Prima. Hal ini mengandung arti bahwa semakin baik menimbulkan rasa senang terhadap pekerjaannya
penerapan Sumber Daya Manusia di organisasi, maka 5. Bagi peneliti selanjutnya
kecenderungan pelaksanaan Pelayanan Prima akan 6. bagi peneliti berikutnya disarankan untuk
semakin baik. Kemampuan kerja pegawai yang baik dan menambahkan variabel yang lain dan berpengaruh
profesional akan sangat mempengaruhi pelayanan tehadap Pelayanan Prima seperti adanya insentif yang
prima yang akan diberikan kepada masyarakat. diterima oleh Pegawai
Sebaliknya, bila kemampuan kerja pegawai rendah akan
mengakibatnkan pelayanan yang tidak maksimal UCAPAN TERIMA KASIH
sehingga masyarakat tidak merasa puas terhadap Penulis mengucapkan terima kasih kepada orang
pelayanan yang diberikannya tua dan bapak/ibu dosen yang telah memberi dukungan
3. Disiplin Kerja secara parsial berpengaruh signifikan dalam bentuk finansial, fasilitas, atau legalitas terhadap
terhadap variabel Pelayanan Prima. Hal ini mengandung penelitian ini.
arti bahwa semakin baik penerapan Disiplin Kerja di
organisasi, maka kecenderungan pelaksanaan
Pelayanan Prima akan semakin baik. Disiplin Kerja DAFTAR PUSTAKA
yang baik dan profesional akan sangat mempengaruhi Admin. 2009, Pelayanan Prima untuk Pelanggan. On-line:
pelayanan prima yang akan diberikan kepada http//:Journalskripsi.com . diakses pada 13 Januari
masyarakat. Sebaliknya, bila Disiplin Kerja kerja 2013
pegawai rendah akan mengakibatnkan pelayanan yang Anogoro 1993:107) Budaya Kerja PT. Golden Trayon
tidak maksimal sehingga masyarakat tidak merasa puas Press. Jakarta.
terhadap pelayanan yang diberikannya Barata 2003 Impact of Organizational Culture on Service
4. Lingkungan Kerja secara parsial berpengaruh signifikan Quality. Proceedings of the International
terhadap variabel Pelayanan Prima. Hal ini mengandung Conference on Industrial Engineering and
arti bahwa semakin baik Lingkungan Kerja di Operations Management Paris, France.
organisasi, maka kecenderungan pelaksanaan Christian Paul Raymond1, Samuel Hatane2, Julianus
Pelayanan Prima akan semakin baik. Lingkungan Kerja Hutabarat3.2015. Analisis Kualitas Sumber Daya
yang baik dan nyaman sangat mempengaruhi pelayanan Manusia, Kualitas Pelayanan, Kinerja Organisasi,
prima yang akan diberikan kepada masyarakat. Kepercayaan Masyarakat Dan Kepuasan
Sebaliknya, bila Lingkungan Kerja kurang nyaman akan Masyarakat . Jurnal Teknologi dan Manajemen
mengakibatnkan pelayanan yang tidak maksimal Industri, Vol. 1 No. 1, Pascasarjana Institut
sehingga masyarakat tidak merasa puas terhadap Teknologi Nasional Malang.
pelayanan yang diberikannya Ghozali, Imam.2016. Aplikasi Analisis Multivariat dengan
5. Lingkungan Kerja memiliki pengaruh yang dominan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas
terhadap variabel Pelayanan Prima. Hal ini sesuai Diponeoro. Semarang.
dengan hipotesis yang mengatakan bahwa yang
memiliki pengaruh dominan adalah lingkungan kerja
Hartanti (2014:91) Pelatihan karyawan,(Yogyakarta: Soetjioto (2014). Metode Penelitian Survey, Jakarta.
Gajah Mada University Press, 2003), h.37 LP3ES, Cet.II
Kamsir (2016:144) pelatihan Edisi Ketiga, Cetakan Suhandana, Anggan, 1997, Pendidikan Nasional sebagai
Keempat, Februari 2011. PT Rajagrafindo Instrumen Pengembangan Sumber Daya Manusia,
Persada,Jakarta Utara. bandung. Mizan, Cet, III.
Jauardi 2010:102 Pendekatan Manusiawi dan Organisasi Rivai(2014) Manajemen Sumber Daya Manusia untuk
terhadap Pembinaan Kepegawaian, Jakarta Gunung Perusahaan,(Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada,
Agung 2004), h. 6.
Mankunegara (2013:62) Hakikat dan Pengertian Pelayanan Wibowo.2011. Manajemen Kinerja, Edisi Ketiga, Cetakan
Prima, Jakarta ; Chama Digit Keempat, Februari 2011. PT Rajagrafindo
Prijodarminto(2014:23), dan H. Mansyuri Machfudz. Persada,Jakarta Utara.
2010, Metodelogi Riset Manajemen sumber daya Barata 2003 Impact of Organizational Culture on Service
manusia. Cetakan Pertama, September 2010. UIN Quality. Proceedings of the International
MALIKI PRESS, Malang Conference on Industrial Engineering and
Sedermayanti(2011), Manajemen Sumber Daya Manusia : Operations Management Paris, France.
pendekatan non sekuler, (Surakarta : Lukman dan sugianto 2001:4) Pendidikan Nasional
Muhammadiyah University Press, 2000),h. 3 sebagai Instrumen Pengembangan Sumber Daya
Manusia, bandung. Mizan, Cet, III.

Anda mungkin juga menyukai