ABSTRACT
This study aims to determine the influence of human resources, discipline, work environment on excellent
service at the department of manpower and transmigration of south kalimantan province.sources of primary data
in this study is data obtained directly from respondents through a list of questions addressed to each respondent.
and the respondents in this study were employees of the manpower and transmigration office of the south
limamantan province.the method of analysis in this research is to use multiple linear analysis using SPSS for
windos version 25 program. Prior to the path analysis process, the research instrument (questionnaire) was tested
with validity and reliability tests as well as classical assumptions. the results all meet the criteria to be continued
at the multiple linear analysis stage. based on the results of the analysis, it shows that Ddsciplined human
resources and work environment have a significant effect on excellent service
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompetensi sumber daya manusia, disiplin, lingkungan
Kerja terhadap pelayanan prima pada dinas tenaga kerja dan transmigrasi provinsi kalimantan selatan..sumber
data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh langsung dari responden melalui daftar pertanyaan
yang ditujukan kepada responden masing-masing. dan responden dalam penelitian ini adalah pegawai dinas
tenaga kerja dan transmigrasi provinsi kelimantan selatan.metode analisis dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan analisis linier berganda menggunakan program SPSS for Windos versi 25. sebelum proses analisis
jalur telah diuji instrumen penelitian (kuesioner) dengan uji validitas dan realibilitas serta asumsi klasik. hasilnya
semua memenuhi kriteria untuk diteruskan pada tahap analisis linier berganda. berdasarkan hasil analisis
menunjukkan bahwa sumber daya manusia disiplin dan lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap
pelayanan prima.
LATAR BELAKANG disiplin kerja yang jelas. Menurut Hariandja (dalam Putra
Sumber daya manusia (karyawan) merupakan faktor dan Andani, 2013:484) kinerja merupakan hasil kerja yang
terpenting bagi instansi pemerintah demi memajukan usaha dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan peranya dalam
untuk mencapai tujuan – tujuan yang telah ditetapkan. organisasi.
Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor Disiplin kerja merupakan usaha pegawai untuk
penggerak utama dalam setiap kegiatan instansi pemerintah menjalankan aktivitas kerjanya secara sungguh-sungguh.
untuk kelangsungan hidup matinya sebuah instansi Disiplin sangat penting diterapkan dalam suatu organisasi
pemerintah. atau perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah
Manajemen instansi pemerintah harus bisa ditetapkan sebelumnya. Di samping itu, disiplin juga
memperhatikan setiap kebutuhan dan keinginan karyawan bermanfaat untuk mendidik pegawai dalam mematuhi dan
baik individu maupun kelompok. Masalah rendahnya menyenangi peraturan, prosedur, serta kebijakan yang ada
kinerja karyawan merupakan masalah yang perlu sehingga menghasilkan Kualitas kinerja yang baik. disiplin
diperhatikan oleh setiap instansi pemerintah, karena kinerja didefinisikan sebagai suatu sikap menghormati,
karyawan mempengaruhi kualitas dan kuantitas instansi menghargai, patuh, dan taat terhadap peraturan-peraturan
pemerintah. Salah satu yang menyebabkan rendahnya yang berlaku, baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta
kinerja karyawan yaitu kurangnya motivasi oleh instansi sanggup menjalankannya dan tidak mengelak untuk
pemerintah. Salah satu bentuk motivasi yang diberikan oleh menerima sanksi-sanksinya apabila ia melanggar tugas dan
instansi pemerintah untuk karyawan yaitu dengan wewenang yang diberikan kepadanya. Disiplin kerja dalam
memberikan tugas-tugas yang tepat dan sesuai untuk organisasi juga merupakan faktor penting yang dapat
karyawan serta memberikan pengembangan karir dan mempengaruhi kualitas. Tentu saja, setiap individu harus
mentaati setiap peraturan yang ada di dalam instansi pada puasnya pelanggan dan organisasi akan diuntungkan.
pemerintah. Tanpa adanya disiplin kerja yang baik, instansi Sumber Daya Manusia dapat didefinisikan sebagai semua
pemerintah tidak akan berjalan lancar sesuai dengan apa manusia yang terlibat di dalam suatu organisasi dalam
yang direncanakan oleh instansi pemerintah. Oleh karena mengupayakan terwujudnya tujuan organisasi tersebut.
itu, disiplin kerja sangat penting untuk dilakukan seorang Nawawi(2012;34)membagi pengertian SDM
pemimpin dan bawahan agar hasil kerja membaik dan menjadi dua, yaitu pengertian secara makro dan mikro.
karyawan senantiasa memberikan kinerja dengan tepat baik Pengertian SDM secara makro adalah semua manusia
pula. sebagai penduduk atau warga negara suatu negara atau
Demi terjalinnya Kualitas Pelayanan yang baik dalam batas wilayah tertentu yang sudah memasuki usia
perlu adanya motivasi dari seorang pemimpin agar angkatan kerja, baik yang sudah maupun belum
karyawan termotivasi dan disiplin kerja demi mencapai memperoleh pekerjaan (lapangan kerja). Pengertian SDM
hasil yang baik. Suatu instansi pemerintah dikatakan baik dalam arti mikro secara sederhana adalah manusia atau
apabila karyawan menjalankan tugas dengan baik karena orang yang bekerja atau menjadi anggota suatu organisasi
adanya dorongan motivasi dari seorang pemimpin. yang disebut pegawai, karyawan, pekerja, tenaga kerja dan
lingkungan kerja adalah salah satu faktor yang lain-lain.
mempengaruhi Kualitas kinerja seorang karyawan. Kapabilitas sumber daya manusia yang berorientasi
Seorang karyawan yang bekerja di lingkungan kerja yang pada pengetahuan (knowledge) dan keterampilan (skill)
dapat mendukungnya untuk bekerja dengan maksimal akan yang akan menentukan berhasilnya seseorang
menghasilkan kinerja yang baik, begitu sebaliknya, jika menyeiesaikan pekerjaan yang dibebankan kepadanya
seorang karyawan bekerja dalam lingkungan kerja yang secara optimal. Masalah sumber daya manusia masih
tidak mendukung dan memadai, maka untuk bekerja menjadi sorotan dan tumpuhan bagi perusahaan untuk tetap
dengan maksimal akan membuat karyawan menjadi cepat dapat bertahan di era globalisasi. Sumber daya manusia
malas, cepat lelah sehingga kinerja karyawan tersebut akan mempunyai peran utama dalam setiap kegiatan perusahaan.
rendah, sehingga dapat dikatakan bahwa lingkungan kerja Walaupun didukung dengan sarana dan prasarana serta
yang baik pada akhirnya akan berdampak pada kenaikan sumber dana yang beriebihan, tetapi tanpa dukungan
tingkat kinerja karyawan. sumber daya manusia yang andal kegiatan perusahaan tidak
Dari latar belakang di atas masih kekurangan SDM akan terselesaikan dengan baik. Hal ini menunjukkan
sehingga pelayanan yang terjadi tidak maksimal dan kurang bahwa sumber daya manusia merupakan kunci pokok yang
Staf bagia IT karena masih banyak nya keluhan dan aduan harus diperhatikan dengan segala kebutuhannya.
terhadap kualitas pelayanan melalui media (Facebook, WA Sumber daya manusia merupakan asset organisasi
Online, Borneo Nitizen). Jumlah Aduan melalui media yang sangat vital, karena itu peran dan fungsinya tidak bisa
sosial belum dapat dijadikan ukuran Kualitas Pelayanan digantikan oleh sumber daya lainnya. Betapapun modern
masih kurang baik dan perlu di tingkatkan lagi karena SDM teknologi yang digunakan, atau seberapa banyak dana yang
yang di miliki oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi disiapkan, namun tanpa sumber daya manusia yang
Provinsi Kalimantan Selatan masih kurang karena harus professional semuanya menjadi tidak bermakna. Eksistensi
mengelola di 13 Kabupaten / Kota Kalimantan Selatan. sumber daya manusia dalam kondisi lingkungan yang terus
Upaya maksimal dengan membangun perbaikan SDM berubah tidak dapat dipungkiri, oleh karena itu dituntut
(Petugas Pelayanan) sampai saat ini belum dilakukan kemampuan beradaptasi yang tinggi agar mereka tidak
pengukuran tingkat kualitas Sumber Daya Manusia dalam tergilas oleh perubahan itu sendiri. Sumber daya manusia
pelayanan pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam organisasi harus senantiasa berorientasi terhadap
Provinsi Kalimantan Selatan. Dampak dan pengaruh dari visi, misi, tujuan dan sasaran organisasi di mana dia berada
Kualitas Sumber daya Manusia Petugas pelayanan terhadap di dalamnya.
indek kepuasan masyarakat tidak terukur, sebagai bahan
kajian perbaikan pelayanan. Pelatihan
Dari permasalahan yang ada, perlu dibuat kajian Pelatihan adalah kegiatan mempelajari sesuatu dan
atau penelitian untuk dapat membuktikan, bahwa praktik untuk sesuatu tujuan baik dilakukan secara
pengaruh kompetensi sumber daya manusia, disiplin, berulang-ulang dan terus-menerus untuk meningkatkan
lingkungan kerja terhadap pelayana prima pada dinas kemampuan manusia dan fitrahnya.Pelatihan menurut
tenaga kerja dan transmigrasi provinsi kalimantan Rivai & Sagala (2014, hal 2) adalah proses secara sistematis
selatan. mengubah tingkah laku pegawai untuk mencapai tujuan
organisasi. Pelatihan berkaitan dengan keahlian dan
kemampuan pegawai yang berorientasi dalam pelaksanaan
STUDI LITERATUR. pekerjaan saat ini agar berhasil dalam melaksanakan
Sumber Daya Manusia pekerjaannya
Manusia merupakan komponen penting dalam Pelatihan menurut Simamora dalam Hartati (2014,
organisasi yang akan bergerak dan melakukan aktifitas hal 87) adalah proses pembelajaran yang melibatkan
untuk mencapai tujuan. Keberhasilan suatu organisasi perolehan keahlian, konsep, peraturan, sikap untuk
ditentukan dari kualitasorang-orang yang berada di meningkatkan kinerja tenaga kerja. Dari kedua definisi
dalamnya. Sumber Daya Manusia (SDM) akan bekerja yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa
secara optimal jika organisasi dapat mendukung kemajuan pelatihan pada dasarnya bermakna sebagai upaya yang
karir mereka dengan melihat apa sebenarnya kompetensi dilakukan untuk memperoleh pengetahuan keterampilan
mereka. Biasanya pengembangan SDM berbasis dan sikap yang dapat digunakan segera untuk meningkatkan
kompetensi akan mempertinggi produktivitas karyawan kinerja. berlainan. Tetapi peranan yang harus dimainkan
sehingga kualitas kerja pun lebih tinggi pula dan berujung pada hakekatnya tidak ada perbedaan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Pelatihan 4. Memenuhi kebutuhan perencanaan sumber daya
Kasmir 2016:2016 menyatakan bahwa faktor-faktor manusia
yang mempengaruhi pelatihan adalah 5. Mengurangi frekuensi dan biaya kecelakaan kerja
1. Peserta pelatihan, calon pelatihan merupakan faktor 6. Membantu pegawai dalam meningkatkan dan
utama berhasil tidaknya suatu pelatihan. mengembangkan pribadi mereka
2. Instruktur/pelatih, mereka yang akan memberikan
materi pelatihan dan membentuk perilaku pegawai. Disiplin
3. Materi Pelatihan, merupakan materi atau bahan ajar Disiplin adalah salah satu metode untuk memelihara
yang akan diberikan kepada peserta pelatihan. keteraturan tersebut. Disiplin merupakan suatu keadaan
4. Lokasi Pelatihan, merupakan tempat untuk memberikan tertentu dimana orang-orang yang tergabung dalam
pelatihan organisasi tunduk pada peraturan-peraturan yang ada
5. Lingkungan Pelatihan, pengaruh dari lingkungan seperti dengan rasa senang hati. Dalam kehidupan suatu organisasi
kenyamanan tempat pelatihan yang di dukung oleh sangat dibutuhkan ketaatan anggotanya agar tujuan
saran dan prasarana yang memadai tentu akan perusahaan dapat dicapai.
memberikan hasil yang lebih positif. Menurut Prijodarminto (2014:23) berpendapat
6. Waktu Pelatihan, waktu pelatihan maksudnya adalah bahwa disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan
waktu dimulai dan berakhirnya suatu pelatihan. terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang
Indikator Pelatihan menunjukkan nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan,
Indikator menurut Mangkunegara (2013,hal 62) keteraturan dan atau ketertiban.
menyatakan bahwa indikator pelatihan sebagai berikut: Kedisiplinan kerja merupakan masalah yang sangat
1. Jenis pelatihan berpengaruh besar terhadap kemajuan suatu organisasi.
Berdasarkan analisis kebutuhan program pelatihan yang Tanpa adanya disiplin kerja akan menyebabkan
dilakukan maka perlu dilakukan pelatihan peningkatan pelaksanaan kerja terhambat atau tidak dapat diselesaikan
kinerja pegawai dan etika kerja bagi tingkat bawah dan dengan baik, sehingga tujuan organisasi akan terhambat dan
menengah. sulit tercapaI.
2. Tujuan pelatihan Jenis-jenis disiplin:
Tujuan pelatihan harus konkrit dan dapat diukur, oleh 1. Pendisiplinan Preventif, yaitu tindakan yang
karena itu pelatihan yang akan diselenggarakan mendorong personel untuk taat kepada peraturan yang
bertujuan untuk meningkatkan keterampilan kerja agar berlaku dan memenuhi standar yang ditetapkan.
peserta mampu mencapai kinerja secara maksimal dan Keberhasilan penerapan disiplin preventif terletak pada
meningkatkan pemahaman peserta terhadap etika kerja disiplin pribadi anggota organisasi.
yang harus diterapkan. 2. Pendisiplinan Korektif, yaitu jika ada personel yang
3. Materi telah melakukan pelanggaran atas ketentuan yang
Materi pelatihan dapat berupa pengolaan (manajemen), berlaku atau gagal memenuhi standar yang berlaku akan
tata naskah, psikologi kerja, Komunikasi kerja, disiplin dikenakan sangsi indisipliner.
dan etika kerja kepemimpinan kerja dan pelaporan Indikator Disiplin Kerja
kerja. Metode yang digunakan Metode pelatihan yang 1. Kehadiran. Hal ini menjadi indikator yang mendasar
digunakan adalah metode pelatihan dengan tektik untuk mengukur kedisiplinan, dan biasanya karyawan
partisipatif yang diskusi kelompok, konfensi , simulasi, yang memiliki disiplin kerja rendah terbiasa untuk
bermain , peran dan games, latihan dalam kelas , test , terlambat dalam bekerja.
kerja tim dan studi visit. 2. Ketaatan pada peraturan kerja. Karyawan yang taat pada
4. Kualifikasi peserta peraturan kerja tidak akan melalaikan prosedur kerja
Peserta pelatihan adalah pegawai perusahaan yang dan akan selalu mengikuti pedoman kerja yang
memenuhi kualifikasi persyaratan seperti pegawai tetap ditetapkan oleh perusahaan
dan staf yang mendapat rekomendasi pimpinan 3. Ketaatan pada standar kerja. Hal ini dapat dilihat
5. Kualifikasi Pelatih melalui besarnya tanggung jawab karyawan terhadap
Pelatih/instruktur yang akan memberikan materi tugas yang diamanahkan kepadanya.
pelatihan harus memenuhi kualifikasi persyaratan 4. Tingkat kewaspadaan tinggi. Karyawan memiliki
antara lain: mempunyai keahlian yang berhubungan kewaspadaan tinggi akan selalu berhati-hati, penuh
dengan materi pelatihan, mampu membangkitkan perhitungan dan ketelitian dalam bekerja, serta selalu
motivasi dan mampu menggunakan metode partisipasif. menggunakan sesuatu secara efektif dan efisien.
6. Waktu (banyaknya sesi) 5. Bekerja etis. Beberapa karyawan mungkin melakukan
Banyaknya sesi amteri pelatihan terdiri dari 67 sesi tindakan yang tidak sopan ke pelanggan atau terlibat
materi dan 3 sesi pembukaan dan penutupan pelatihan dalam tindakan yang tidak pantas. Hal ini merupakan
kerja. salah satu bentuk tindakan indisipliner, sehingga
Manfaat Pelatihan bekerja etis sebagai salah satu wujud dari disiplin kerja
Hartanti (2014, hal 91) terdapat beberapa manfaat karyawan.
yang didapat dari program pelatihan, yaitu sebagai berikut: Faktor yang Mempengaruhi Disiplin Kerja
1. Meninkatkan kuantitas dan kualitas produktivitas 1. Faktor kepribadian
2. Mengurangi waktu belajar yang diperlukan pegawai Faktor yang penting dalam kepribadian seseorang
untuk mencapai standar kinerja yang dapat diterima. adalah sistem nilai yang dianut. Sistem nilai yang dianut
3. Membentuk sikap, loyalitas, dan kerja sama yang lebih ini berkaitan langsung dengan disiplin. Sistem nilai akan
menguntungkan terlihat dari sikap seseorang, dimana sikap ini
diharapkan akan tercermin dalam perilaku.
2. Faktor lingkungan Hubungan antara karyawan dengan pimpinan
Disiplin seseorang merupakan produk sosialisasi hasil yaitu hubungan dengan karyawan yang baik dan harmonis
interaksi dengan lingkungan, terutama lingkungan dengan pimpinan tempat kerja. Hubungan yang baik dan
sosial. Oleh karena itu pembentukan disiplin tunduk harmonis dengan pimpinan tempat kerja merupakan faktor
pada kaidah-kaidah proses belajar. Disiplin kerja yang penting yang dapat memengaruhi kinerja karyawan.
tinggi tidak muncul begitu saja tapi merupakan suatu 4. Tersedianya fasilitas kerja
proses belajar terus-menerus. Hal ini dimaksudkan bahwa peralatan yang
Faktor yang Dipengaruhi oleh Disiplin Kerja digunakan untuk mendukung kelancaran kerja
Tu’u (2004) mengemukakan beberapa hal yang lengkap/mutakhir. Tersedianya fasilitas kerja yang lengkap,
dapat dipengaruhi oleh disiplin antara lain: walaupun tidak baru merupakan salah satu penunjang
1. Penataan kehidupan bersama proses dalam bekerja.
2. Pembangunan kepribadian Faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja
3. Melatih kepribadian Nitisemito (1992) juga menguraikan bahwa faktor-
4. Fungsi pemaksaan faktor yang dapat mempengaruhi lingkungan kerja adalah
5. Fungsi hukuman sebagai berikut:
6. Fungsi menciptakan 1. Warna merupakan faktor yang penting untuk
Kemudian Sutrisno (dalam Nimpuno, 2015) memperbesar efisiensi kerja para karyawan. Khususnya
menyebutkan bahwa disiplin kerja merupakan salah satu warna akan memengaruhi keadaan jiwa mereka.
faktor yang dapat memengaruhi kinerja karyawan. Disiplin Dengan memakai warna yang tepat pada dinding
kerja merupakan bentuk sikap mental dari dalam diri ruangan dan alat-alat lainnya, kegembiraan dan
seorang karyawan yang menjadi salah satu faktor yang ketenangan bekerja para karyawan akan terpelihara.
memengaruhi produktivitas kerja (Sedarmayanti, 2001). 2. Kebersihan lingkungan kerja secara tidak langsung
dapat memengaruhi seseorang dalam bekerja, karena
Lingkungan Kerja apabila lingkungan kerja bersih maka karyawan akan
Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di merasa nyaman dalam melakukan pekerjaannya.
sekitar para pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya 3. Penerangan dalam hal ini bukan terbatas pada
dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan, misalnya penerangan listrik saja, tetapi juga penerangan sinar
kebersihan, musik, penerangan dan lain-lain (Sunyoto, matahari. Dalam melaksanakan tugas karyawan
2013). Sutrisno (2010) menyatakan bahwa lingkungan kerja membutuhkan penerangan yang cukup, apabila
adalah keseluruhan sarana dan prasarana kerja yang ada di pekerjaan yang dilakukan tersebut menuntut ketelitian.
sekitar karyawan yang sedang melakukan pekerjaan yang 4. Pertukaran udara yang cukup dari ventilasi udara yang
dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan, lingkungan tersedia akan meningkatkan kesegaran fisik para
kerja ini meliputi tempat bekerja, fasilitas, dan alat bantu karyawan. Selain ventilasi, konstruksi gedung dapat
pekerjaan, kebersihan, pencayahaan, ketenangan, termasuk berpengaruh pula pada pertukaran udara. Misalnya
juga hubungan kerja antar karyawan. Menurut gedung yang mempunyai atap tinggi akan menimbulkan
Sedarmayanti (2007), lingkungan kerja secara garis besar pertukaran udara yang lebih baik dari pada gedung yang
dapat dibagi dua jenis antara lain lingkungan kerja fisik dan mempunyai atap rendah. Hal lain yang perlu menjadi
non fisik. Lingkungan kerja adalah sesuatu yang ada di perhatian adalah volume ruangan harus sebanding
sekitar para pekerja dan yang memengaruhi dirinya dalam dengan jumlah karyawan yang ada agar pertukaran
menjalankan tugas tugas yang dibebankan (Nitisemito, udara yang berlangsung lebih baik.
1992). Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan 5. Jaminan terhadap keamanan menimbulkan ketenangan.
bahwa lingkungan kerja merupakan lingkungan yang ada Keamanan akan keselamatan diri sendiri sering
pada polri yang menunjukkan tempat dan aktivitas ditafsirkan terbatas pada keselamatan kerja, padahal
karyawan dalam bekerja, baik sarana maupun prasarana lebih luas dari itu termasuk di sini keamanan milik
dalam bekerja pribadi karyawan dan juga konstruksi gedung tempat
Indikator Lingkungan Kerja mereka bekerja.
Nitisemito (1992) mengemukakan indikator 6. Kebisingan Merupakan suatu gangguan terhadap
lingkungan kerja sebagai berikut: seseorang karena adanya kebisingan, maka konsentrasi
1. Suasana kerja dalam bekerja akan terganggu. Dengan terganggunya
Suasana kerja adalah kondisi yang ada disekitar konsentrasi ini maka pekerjaan yang dilakukan akan
karyawan yang sedang melakukan pekerjaan yang dapat banyak menimbulkan kesalahan atau kerusakan. Hal ini
memengaruhi pelaksanaan pekerjaan itu sendiri. Suasana jelas akan menimbulkan kerugian.
kerja ini akan meliputi tempat kerja, fasilitas dan alat bantu 7. Tata ruang merupakan penataan yang ada di dalam
pekerjaan, kebersihan, pencahayaan, ketenangan termasuk ruang kerja yang biasa memengaruhi kenyamanan
juga hubungan kerja antara orang-orang yang ada ditempat karyawan dalam bekerja.
tersebut (Saydam, 1996). Faktor yang Dipengaruhi oleh Lingkungan Kerja
2. Hubungan dengan rekan kerja Menurut Soetjipto (2014) beberapa pengaruh atau
Hubungan dengan rekan kerja yaitu hubungan dampak dari lingkungan kerja antara lain:
dengan rekan kerja harmonis dan tanpa ada saling intrik 1. Kenyamanan karyawan
diantara sesama rekan sekerja. Salah satu faktor yang dapat Kenyamanan dalam bekerja biasanya akan
memengaruhi karyawan tetap tinggal dalam satu organisasi berdampak pada kualitas kerja seseorang. Oleh karena itu,
adalah adanya hubungan yang harmonis diantara rekan kenyamanan karyawan diterima dengan baik dalam artia
kerja. lingkungan kerja mendukung, maka karyawan akan
3. Hubungan antara bawahan dengan pimpinan maksimal dalam bekerja.
2. Perilaku karyawan dan kepuasan. Seperti contoh ketika anda berharap
Perilaku kerja adalah dimana orang-orang di tempat mendapatkan uang sebesar Rp. 100.000,- tetapi ternyata
kerja dapat mengaktualisasikan dirinya melalui sikap dalam anda mendapatkan Rp. 200.000,- dengan demikian anda
bekerja. Sikap yang diambil oleh karyawan untuk akan merasa puas (Anorogo, 1993; 107). Pendapat lain
menentukan apa yang akan mereka lakukan di lingkungan menyatakan bahwa layanan prima adalah pelayanan dengan
tempat kerja mereka. Lingkungan kerja yang aman, standar kualitas yang tinggi dan selalu mengikuti
nyaman, bersih, dan memiliki tingkat gangguan yang perkembangan kebutuhan pelanggan setiap saat, secara
minimum sangat disukai oleh karyawan. Ketika karyawan konsisiten dan akurat.
mendapati tempat kerja yang kurang mendukung, perilaku Definisi mengenai pelayanan prima yang seringkali
karyawan saat di tempat kerja juga cenderung berubah. diungkapkan oleh para pelaku bisnis terdapat dalam buku
Misalnya dengan menurunnya kedisiplinan, tanggungjawab pelayanan prima (Barata 2003; 27):
yang rendah, dan meningkatnya absensi. 1. Layanan prima adalah membuat pelanggan merasa
3. Kinerja karyawan penting
Jika kondisi tempat kerja terjamin maka akan 2. Layanan prima adalah melayani pelanggan dengan
berdampak pada naiknya kinerja karyawan secara ramah, tepat, dan cepat
berkelanjutan. Kinerja karyawan menurun ketika 3. Layanan prima adalah pelayanan dengan
perusahaan tidak memperhatikan fasilitas pendukung mengutamakan kepuasan pelanggan
karyawannya dalam bekerja. Ketersediaan fasilitas dapat 4. Layanan prima adalah pelayanan optimal yang
menyokong kinerja karyawan agar lebih baik. menghasilkan kepuasan pelanggan
4. Tingkat stres karyawan 5. Layanan prima adalah menempatkan pelanggan sebagai
Lingkungan kerja yang tidak kondusif akan mitra
berpengaruh terhadap tingkat stres kerja karyawan. Ketika 6. Layanan prima adalah keperdulian kepada pelanggan
karyawan tidak dapat mengatasi stresnya dengan baik, bisa untuk memberikan rasa puas
berakibat pada buruknya pelayanan karyawan. 7. Layanan prima adalah upaya layanan terpadu untuk
kepuasan pelanggan
Pelayanan Prima (Service Excellence)
Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan Konsep Pelayanan Prima (Service Excellence)
kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antara Keberhasilan dalam mengembangkan dan
seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik, dan melaksanakan pelayanan prima tidak terlepas dari
menyediakan kepuasan pelanggan (Barata, 2003; 30). Kemampuan dalam pemilihan konsep pendekatannya.
Dalam Kamus besar Bahasa Indonesia dijelaskan pelayanan Konsep pelayanan prima berdasarkan A6 (Barata, 2003;
sebagai usaha melayani kebutuhan orang lain. Sedangkan 31), yaitu mengembangkan pelayanan prima dengan
melayani adalah membantu menyiapkan (mengurus) apa menyelaraskan konsep-konsep Sikap (Attitide), Perhatian
yang diperlukan seseorang. Definisi lain menyebutkan (Attention), Tindakan (Action), Kemampuan (Ability),
bahwa pelayanan adalah suatu bentuk kegiataan pelayanan Penampilan (Appearance), dan Tanggung jawab
yang dilaksanakan oleh intansi pemerintah baik di pusat, di (Accountability).
daerah, BUMN, dan BUMD dalam bentuk barang maupun a. Sikap (Attitude) Sikap (Attitude) adalah perilaku yang
jasa dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat sesuai harus ditonjolkan ketika menghadapi pelanggan, yang
perundang-undangan yang berlaku ,pelayanan merupakan meliputi penampilan yang sopan dan serasi, berpikir
kegiatan/keuntungan yang ditawarkan oleh organisasi atau posotif, sehat dan logis, dan bersikap menghargai.
perorangan kepada konsumen/costomer yang bersifat tidak b. Perhatian (Attention) Perhatian (Attention) adalah
berwujud dan tidak dapat dimiliki. Dalam pelayanan yang kepedulian penuh kepada pelanggan, baik yang
disebut konsumen (costomer) adalah masyarakat yang berkaitan dengan perhatian akan kebutuhan dan
mendapat manfaat dari aktivitas yang dilakukan oleh keinginan pelanggan maupun pemahaman atas saran
organisasi atau petugas dari organisasi pemberi layanan dan kritiknya, yang meliputi mendengarkan dan
(Lukman & Sugiyanto, 2001; 4). Sedangkan hakikat dari memahami secara sungguh-sungguh kebutuhan para
customer service atau pelayanan nasabah sendiri adalah pelanggan, mengamati dan menghargai perilaku para
setiap kegiatan yang dimaksud untuk memberikan pelanggan, dan mencurahkan perhatian penuh kepada
kepuasan nasabah, melalui pelayanan yang dapat pelanggan
memenuhi kebutuhan dan Keinginan nasabah (Wahjono, c. Tindakan (Action) Tindakan (Action) adalah berbagai
2010; 179).Pelayanan Prima adalah kiemampuan maksimal kegiatan nyata yang harus dilakukan dalam memberikan
seseorang dalam berhubungan dengan orang lain dalam hal layanan kepada pelanggan, yang meliputi mencatat
pelayanan. Pelayanan prima adalah pelayanan yang terbaik setiap pesanan para pelanggan, mencatat kebutuhan
yang diberikan kepada pelanggan, baik pelanggan internal para pelanggan, menegaskan kembali kebutuhan para
maupun eksternal berdasarkan standard dan prosedur pelanggan, mewujudkan kebutuhan para pelanggan, dan
pelayanan menyatakan terima kasih dengan harapan pelanggan
Menurut Judiardi (2010; 102) dikatakan bahwa mau kembali.
Service Excellence ialah: d. Kemampuan (Ability) Kemampuan (Ability) adalah
1. Memperbaiki barang yang rusak atau usang pengetahuan dan keterampilan tertentu yang mutlak
2. Memberikan layanan yang menyenangkan diperlukan untuk menunjang program pelayanan prima,
Pelayanan Prima (Service Excellent) dapat dipahami yang meliputi kemampuan dalam bidang kerja yang
sebagai melayani sebagai melayani lebih dari yang ditekuni,melaksanakan komunikasi yang efektif,
diharapkan, dengan memberikan perhatian kepada waktu, mengembangkan motivasi, dan mengembangkan public
ketepatan, keamanan, kenyamanan, kualitas, biaya, proses,
relation sebagai instrument dalam membina hubungan menghasilkan laba melalui kegiatan pelayanan terhadap
kedalam dan keluar organisasi atau perusahaan. kepuasan pelanggan.
e. Penampilan (Appearance) Penampilan (Appearance) c. Persaingan yang semakin maju Terus membesarnya
adalah penampilan seseorang baik yang bersifat fisik kegiatan bisnis, semakin kompetisi serta rendahnya atau
saja maupun fisik atau non fisik, yang mampu turunnya pangsa pasar dikarenakan semakin banyaknya
merefleksikan kepercayaan diri dan kredibilitas dari produsen yang terlibat dalam pemenuhan kebutuhan dan
pihak lain keinginan pelanggan. Kunci utama untuk
f. Tanggung Jawab (Accountability) Tanggung Jawab memenangkan persaingan adalah memberikan niai dan
(Accountability) adalah suatu sikap keberpihakan kepuasan kepada pelanggan melalui penyampaian
kepada pelanggan sebagai suatu wujud keperdulian produk dan jasa berkualitas dengan harga bersaing.
untuk menghindarkan atau meminimalkan kerugian d. Pemahaman yang semakin baik terhadap pelanggan
atau ketidakpuasan pelanggan. Pendapat lain Perhatian terhadap kepentingan pelanggan dengan cara
menyatakan bahwa konsep pribadi pelayanan prima melihat kebutuhan serta kepuasan atas pelayanan
meliputi unsur-unsur kepribadian, penampilan, menjadi faktor kunci untuk keberhasilan usaha di tengah
perilaku, komunikasi, pengetahuan, dan penyampaian. iklim persaingan yang semakin ketat. Memahami sudut
Jadi konsep pelayanan prima meliputi A6, yaitu pandang pelanggan menyadari kepuasan pelanggan tak
Sikap (Attitide), Perhatian (Attention), Tindakan (Action), sekedar membeli produk, melainkan juga memenuhi
Kemampuan (Ability), Penampilan (Appearance), dan berbagai unsur emosi dan afeksi, seperti gaya hidup, jati
Tanggung jawab (Accountability). diri, petualanagn, cinta dan persahabatan, kedamaian
serta kepercayaan.
Dimensi Pelayanan Prima (Service Excellence)
Vincent Gespersz menyatakan bahwa kualitas
pelayanan meliputi dimensi-dimensi sebagai berikut: METODE PENELITIAN
a. Ketepatan waktu pelayanan berkaitan dengan waktu Kegiatan penelitian ini dilakukan pada pegawai Dinas
tunggu dan proses Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan
b. Kualitas pelayanan berkaitan dengan akurasi atau Selatan Bidang Pembinaan Pelatihan, Produktivitas dan
kepetatan Pelayanan Penempatan Tenaga Kerja adapun alasan pemilihan obyek
c. Kualitas pelayanan berkaitan dengan kesopanan dan penelitian ini adalah belum adanya penelitian mengenai
keramahan pelaku bisnis hubungan variabel Peningkatan Kualitas, Kompetensi
d. Kualitas pelayanan berkaitan dengan tanggung jawab Sumber Daya Manusia dengan Berorientasi Pelayanan
dalam penanganan keluhan pelanggan Prima pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi
e. Kualitas pelayanan berkaitan dengan sedikit banyaknya Kalimantan, sehingga tertarik untuk melakukan penelitian
petugas yang melayani serta fasilitas pendukung lainnya dengan kajian tersebut. Pada penelitian ini bermaksud
f. Kualitas pelayanan berkaitan dengan lokasi, ruangan untuk menjelaskan pengaruh antar variabel melalui
tempat pelayanan,tempat parkir, ketersediaan informasi, pengujian hipotesis dan sekaligus melakukan eksplanasi
dan petunjuk/panduan lainnya. terhadap beberapa variabel, maka sifat penelitian ini adalah
g. Kualitas pelayanan berhubungan dengan kondisi penelitian eksplanatori (explanatory research)..
lingkungan, kebersihan, ruang tunggu, fasilitas music, Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam
AC, alat komunikasi, dan lain-lain. penelitian ini adalah dengan menggunakan beberapa cara
yaitu:
Pentingnya Pelayanan Prima 1. Daftar pertanyaan
Ada beberapa alasan mengapa pelayanan prima 2. Observasi
penting bagi suatu perusahaan (Rahmayanty, 2013; 3-7): 3. Wawancara
a. Pelayanan prima memiliki makna ekonomi Pelanggan 4. Dokumentasi
adalah kunci meraih keuntungan. Tujuan tersebut 5. Studi kepustakaan
berupa memaksimalisasi laba dengan mempertahankan Dalam kegiatan penelitian, data mempunyai
kelangsungan hidup perusahaan perusahaan, meraih kedudukan yang sangat penting, dianggap penting karena
pasar yang besar, menciptakan kepemimpinan pasar data merupakan gambaran variabel data yang diteliti dan
dalam hal kualitas, mengatasi persaingan, berfungsi sebagai alat untuk membuktikan hipotesis. Untuk
melaksanakan tanggung jawab sosial, dan sebagainya. itulah data yang didapat dari penelitian dikumpulkan pada
Bila membina hubungan dan mempertahankan suatu instrument.
pelanggan yang sudah lama dengan memberikan Instrument penelitian ini dilakukan guna
pelayanan yang sangat baik dan konsisten, bila mereka memperoleh data deskriptif yang akan dipakai untuk
puas ada kemungkinan menunjukkan loyalitasnya menguji hipotesis dengan model kajian skala indeks dengan
dengan memberikan informasi kepada orang lain dan 5 alternatif jawaban untuk masing-masing pertanyaan.
tingkat keprcayaan melalui testimony (ucapan Skala yang dipergunakan tersebut menggunakan Skala
seseorang) lebih tinggi dan efektif selain biaya yang Likert. Dengan demikian, maka penetuan skala dalam
dikeluarkan lebih rendah. penelitian ini adalah:
b. Pelayanan adalah tempat berkumpulnya uang dan 1. Sangat Setuju dengan skor 5
pekerjaan Perusahaan bergantung pada pelanggan dan 2. Setuju dengan skor 4
untuk pelangganlah mereka bekerja, karena pelanggan 3. Cukup Setuju dengan skor 3
sumber uang dan pekerjaan. Memusatkan perhatian 4. Tidak Setuju dengan skor 2
pada kebutuhan pelanggan, dengan memadukan semua 5. Sangat Tidak Setuju dengan skor 1
kegiatan yang akan mempengaruhi pelanggan dan
Instrumen yang baik digunakan sebagai syarat menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai
dalam pengumpulan data untuk pernyataan suatu Tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF >10
instrument yang dipakai adalah validitas dan realibilitas. (Ghozali, 2016:105-106).
Uji Validitas 3. Uji Heterokedastisitas
Instrument disebut valid bila mampu mengukur apa Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah
yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari
variabel yang diteliti dengan tepat. Tinggi rendahnya residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika
validitas instrument menunjukkan sejaumana data yang variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
dikumpulkan tidak menyimpang dari gambaran variabel yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika
yang diteliti. berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang
Hasil penelitian yang valid apabila terdapat baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi
kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang heteroskedastisitas. Ada beberapa cara untuk
sesungguhnya yang terjadi pada objek yang diteliti. mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu
Ujivaliditas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melihat grafik scatterplots dan menggunakan
pendekatan validitas konstruk dengan teknik korelasi Uji Glejser. Analisis dengan grafik plots memiliki
Product Moment Pearson’s (Pearson Correlation) dengan kelemahan yang sangat signifikan oleh sebab itu
rumus sebagai berikut: diperlukan uji statistik yang dapat digunakan untuk
mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas yaitu
……….…..persamaan 1 dengan Uji Glejser. (Ghozali,2016:139-141).