PENDAHULUAN
Sumber daya manusia merupakan faktor penting pada suatu perusahaan, serta
merupakan asset sebuah perusahaan yang bernilai. Hal ini dikarenakan Sumber daya
manusia sebagai penentu sebuah keberhasilan pada suatu organisasi, dimana pada suatu
organisasi telah ditetapkan tujuan yang akan dicapai bersama sehingga ditentukan tugas,
fungsi maupun wewenang suatu organisasi kepada unitnya. Sumber daya manusia pada
sebuah perusahaan ataupun organisasi harus dikelola secara professional, sehingga nantinya
tercapai keseimbangan antara kebutuhan pegawai dengan kewajiban ataupun tuntuntan
dari organisasi ataupun perusahaan serta kemampuan dari organisasi tersebut. Adanya
pengaturan dalam suatu organisasi ini terhadap sumber daya manusia secara professional
diharapkan akan membuat pegawai menjadi lebih produktif.
Manajemen sumber daya manusia ialah suatu perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan pengawasan terhadap pengadaan , pengembangan, pemberian balas jasa,
pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemisahan tenaga kerja dalam rangka mencapai tujuan
organisasi (Mangkunegara, 2011). Sumber daya manusia merupakan sumber daya yang
penting dalam sebuah organisasi, dimana dalam hal ini sumber daya yang dimaksud ialah
Pegawai. Pegawai merupakan orang-orang yang mengisi ataupun membantu suatu
organisasi melalui kinerja, keterampilan, kecakapan maupun semangatnya. Pada sebuah
organisasi, pegawai bekerja dibawah pimpinan, dimana jika pimpinan tidak memiliki
kemampuan untuk memimpin maka tugas-tugas yang sangat kompleks tidak akan
dikerjakan dengan baik pula. Sedangkan jika pemimpin melaksanakan fungsinya dengan
baik, maka organisasi tersebut dapat mencapai sasarannya dengan baik. Pemimpin yang
mempunyai pengaruh terhadap pegawainya sangat diperlukan dalam suatu organisasi,
karena kedepannya seorang pemimpin harus bisa mengarahkan pegawainya untuk
mewujudkan tujuan dari organisasi (Sulfiandy, 2019).
Sumber daya manusia (SDM) memiliki peran penting dalam suatu organisasi, baik
secara individu maupun kelompok. Salah satu penggerak utama terhadap kelancaran suatu
organisasi ialah sumber daya manusia, bahkan maju atau mundurnya suatu organisasi
ditentukan dengan adanya sumber daya manusianya. Sehingga setiap organisasi sangat
49
penting untuk memperhatikan serta mengatur pegawainya agar dapat meningkatkan
kinerjanya, karena jika sumber daya manusia pada suatu organisasi tersebut dapat berjalan
efektif maka organisasi tersebut juga akan berjalan efektif (Ghoniyah & Masurip, 2011).
Salah satu cara dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia yaitu dengan
diperlukannya peningkatan kinerja yang di imbangi dengan lingkungan kerja (Nasrul dkk,
2020). Kinerja pegawai ialah sebuah prestasi yang berhasil dicapai oleh seorang pegawai
dalam melaksanakan tugas maupun pekerjaannya (Sandy, 2015). Kinerja atau yang juga
bisa disebut Performance merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pada
pelaksanaan suatu kebijakan maupun program dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi
ataupun misi suatu organisasi yang dituangkan pada sebuah strategi organisasi
(Moeheriano, 2012).
Kinerja ini erat kaitannya dengan hasil pekerjaan seseorang pada suatu organisasi,
hasil pekerjaan tersebut bisa menyangkut kualitas maupun kuantitas serta ketepatan waktu.
Kinerja pegawai secara umum adalah sebuah perwujudan kerja yang dilakukan oleh
karyawan yang biasanya digunakan sebagai dasar atau acuan penilaian terhadap karyawan
didalam suatu organisasi. Kinerja yang baik merupakan suatu langkah untuk menuju
tercapainya tujuan organisasi oleh karena itu, kinerja juga merupakan sarana penentu dalam
mencapai tujuan organisasi sehingga perlu diupayakan untuk meningkatkan kinerja
karyawan (Yuvie, 2020).
Peningkatan kinerja merupakan optimalisasi sumber daya manusia yang menjadi
fokus utama pada suatu organisasi. Sehingga dapat dikatakan faktor kunci dalam
mendapatkan kinerja yang baik ialah sumber daya manusia (SDM). Kinerja dapat dikatakan
hasil kerja dari seorang pegawai yang ditunjukkan dengan bukti konkrit dan dapat
dibandingkan dengan standar dan kriteria yang telah ditentukan dalam kurun waktu tertentu
(Purnama, 2017).
Kemampuan yang dimiliki oleh seorang pegawai dapat menunjukkan potensi
pegawai itu sendiri dalam melaksanakan tugas ataupun pekerjaannya. Kemampuan seorang
pegawai merupakan suatu wujud dari pengetahuan serta keterampilan yang ia miliki.
Sehingga, pegawai dengan kemampuan yang baik atau tinggi akan dapat menunjang
tercapainya visi dan misi suatu organisasi agar dapat segera maju dan berkembang semakin
pesat, hal ini dilakukan agar dapat mengantisipasi kompetisi global. Thoha (2011)
menjelaskan bahwa keterampilan ialah suatu unsur kematangan yang berkaitan dengan
pengetahuan serta keterampilan yang diperoleh dari pendidikan, pelatihan ataupun
pengalaman.
Kemampuan kerja merupakan kapasitas individu yang pada hakikatnya tersusun
dari dua faktor yaitu kemampuan intelektual dan fisik. Kemampuan intelektual sendiri ialah
suatu kemampuan yang diperlukan untuk melakukan kegiatan mental, seperti cara berpikir,
menganalisa maupun memahami. Sehingga diharapkan dengan kemampuan intelektual
yang bagus pada para pegawai dapat meningkatkan kinerja dari Yayasan Perguruan Al-
Inayah sendiri, karena secara tidak langsung kemampuan intelektual ini memiliki pengaruh
terhadap kemajuan suatu organisasi. Sedangkan kemampuan fisik ialah kemampuan yang
diperlukan dalam melakukan tugas-tugas yang menuntut stamina, kekuatan, kecekatan
maupun keterampilan.
Kemampuan pegawai terbentuk dari pengetahuan serta keterampilan yang diperoleh
dari pendidikan baik itu pendidikan formal maupun informal, dimana dengan pengetahuan
dan keterampilan tersebut pegawai diharapkan dapat memahami, mengetahui, mematuhi
serta melaksanakan semua aturan serta norma-norma yang dalam pada lingkungan kerja
sebagai suatu sistem dalam sebuah organisasi dengan disiplin. Disiplin kerja sendiri
merupakan suatu proses latihan terhadap para pegawai agar kedepannya dapat
mengembangkan kontrol diri agar dapat menjadi lebih efektif dalam bekerja. Sehingga
diharapkan dengan adanya pendisiplinan yang bersifat mendidik ataupun mengoreksi
selama masih dalam tindakan positif bukan negatif dapat memperbaiki efektivitas pada
tugas dan pekerjaan pegawai.
Selain daripada kemampuan dan disiplin kerja, lingkungan kerja sendiri memiliki
kekuatan mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap suatu
organisasi. Lingkungan kerja ialah segala sesuatu yang terdapat disekitar pegawai yang
dapat mempengaruhi pekerjaannya kedepannya. Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan oleh Ghoniyah dan Masurip (2011) diketahui bahwa lingkungan kerja ini
memilik pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai.
Lingkungan Kerja merupakan tempat dimana para pegawai melaksanakan tugas
sehari-hari dengan dilengkapinya sarana dan prasarana meliputi tempat untuk melakukan
pekerjaan, fasilitas pendukung pekerjaan, kebersihan ruangan untuk bekerja, pencahayaan
yang didapatkan didalam ruangan, ketenangan dalam bekerja serta hubungan kerja dengan
rekan-rekan kerja yang berada pada tempat tersebut (Nasrul dkk, 2020).
Pegawai mempunyai peran yang dianggap sangat strategis, dimana kontribusi dari
pegawai ini bisa menentukan organisasi dimasa depan melalui kemampuan kerjanya,
kedisiplinan serta keadaan lingkungan kerja dari pegawai yang aktif pada instansi Yayasan
Perguruan Al-Inayah Banjarmasin. Peningkatan kemampuan kerja, kedisiplinan dan
keadaan lingkungan kerja yang nyaman dalam sebuah organisasi ini berhubungan dengan
kinerja dari pegawai baik itu dalam pelayanan akademik, non-akademik ataupun pelayanan
administrasi yang menjadi tolak ukur pada peningkatan mutu dari Yayasan Perguruan Al-
Inayah Banjarmasin sendiri.
Semakin banyak sekolah swasta maupun negeri pada era sekarang ini membuat
Yayasan Perguruan Al-Inayah Banjarmasin berusaha untuk meningkatkan Mutunya, baik
dari mutu pelayanan akademik dan non-akademik maupun mutu pelayanan administrasi.
Hal ini dilakukan agar Yayasan ini tetap ada dan semakin berkembang seiring dengan
perkembangan zaman. Perkembangan global ini membuat lembaga bersaing semakin ketat
dengan memunculkan keunggulan baik itu dari segi mutu, maupun dari segi inovasi
ataupun pelayanan. Sehingga diperlukan Pemimpin dan Pegawai yang cekatan dalam
memberikan serta mencurahkan kemampuan, keterampilan maupun tenaganya untuk
kemajuan Yayasan.
Dalam rangka peningkatkan mutu dari Yayasan Perguruan Al-Inayah Banjarmasin,
maka Pemimpin harus dapat meningkatkan kinerja para pegawainya, hal ini dapat
dilakukan melalui kemampuan kerja dari pegawai yang mana semakin bagus dan
meningkatnya kemampuan dari pegawai ini maka kedepannya akan semakin bagus juga
mutu dari Yayasan Perguruan Al-Inayah ini. Selain kemampuan kerja, kedisiplinan kerja
para pegawai yang diterapkan pada organisasi dan dilaksanakan dengan konsisten dan
benar sepanjang waktu tanpa membeda-bedakan juga akan berhubungan dengan kinerja
dari pegawai yang nantinya juga akan membantu dalam peningkatan mutu dari Yayasan.
Selain itu juga keadaan lingkungan kerja yang nyaman, aman dan terkendali juga akan
membantu pegawai dalam meningkatkan kemampuan kerjanya. Adapun permasalahan
mengenai pengaruh kemampuan, disiplin serta lingkungan kerja di Yayasan Perguruan Al-
Inayah Banjarmasin ini belum pernah dilakukan sebelumnya. Sehingga peneliti tertarik
untuk mengambil judul mengenai “Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja
Pegawai di Yayasan Perguruan Al-Inayah Banjarmasin”.
1.2 Rumusan Masalah
Bagan 3.1
Kerangka Pemikiran
Keterangan :
Kemampuan Kerja (X1) merupakan variabel independen
Disiplin Kerja (X2) merupakan variabel independen
Lingkungan Kerja (X3) merupakan variabel independen
Kinerja Pegawai (X1) merupakan variabel dependen
4.2 Hipotesis
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan kerangka berpikir tersebut
diatas, maka didapatkan hipotesis atau disebut juga sebagai jawaban sementara yang
diajukan pada penelitian ini :
H1 : Kemampuan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
pegawai pada Yayasan Perguruan Al-Inayah
H2 : Disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai
pada Yayasan Perguruan Al-Inayah
H3 : Lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
pegawai pada Yayasan Perguruan Al-Inayah
H4 : Kemampuan, disiplin dan lingkungan kerja berpengaruh terhadap kinerja
pegawai pada Yayasan Perguruan Al-Inayah
BAB IV
METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
3.2 Jenis dan Sumber data
3.2.1 Jenis Data
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini ialah data kuantitatif, dimana
data tersebut bisa dideskripsikan dengan menggunakan angka agar didapatkan hasil
dari penelitian. Data didapatkan melalui kuesioner, yang kemudian akan dihitung
dan diteliti menggunakan analisis serta proses tertentu.
3.2.2 Sumber Data
Sumber data yang didapatkan ialah data primer dan data sekunder, dimana
data primer didapatkan langsung melalui responden yang akan dikumpulkan sendiri
oleh peneliti dari Pegawai di Yayasan Perguruan Al-Inayah Banjarmasin.
Sedangkan data sekunder didapatkan dari Yayasan Perguruan Al-Inayah
Banjarmasin.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini ialah seluruh Pegawai di
Yayasan Perguruan Al-Inayah yang menjadi objek penelitian. Jumlah Pegawai ialah
54 orang.
3.3.2 Sampel
Sampel atau responden yang digunakan dalam penelitian ini ialah seluruh
Pegawai yang berjumlah 54 orang. Karena menggunakan seluruh populasi, maka
sampel pada penelitian ini ialah sampel jenuh sesuai dengan Soegiyono (2007).
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
beberapa cara berikut:
a. Berdasarkan pertimbangan jumlah responden dan sebaran lokasi responden maka
teknik pengumpulan data yang akan dipergunakan adalah kuesioner. Penyebaran
kuesioner dan pengumpulan jawaban responden akan dilakukan secara langsung ke
masing – masing responden mengingat lokasi responden masih relatif dalam
jangkauan peneliti.
b. Studi kepustakaan yaitu berupa kegiatan mengumpulkan dan mempelajari contoh
data jadi yang diperoleh dari website dan buku-buku disesuaikan dengan teori-teori
yang mendukung.
3.5 Teknik Analisis Data
Sesuai dengan kerangka konseptual penelitian yang telah diajukan oleh peneliti,
maka penelitian ini menggunakan teknis analisis regresi linier berganda dengan bentuan
program statistik SPSS
3.5.1 Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini adalah skala Likert yang dipergunakan untuk
mengukur sikap, pendapat dan persepsi orang atau kelompok tentang kejadian atau
fenomena sosial. Dengan menggunakan skala Likert variabel yang akan diukur
dijabarkan dengan indikator kemudian indikator diukur dan dijadikan titik tolak
untuk menyusun item instrumen penelitian dalam bentuk pertanyaan atau
pernyataan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert
mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif (Soegiyono, 2007;86)
misal sangat setuju sampai dengan sangat tidak setuju. Untuk kepentingan analisis
kuantitatif maka jawaban diberikan skor dengan range sebagai berikut:
a. Sangat tidak Setuju diberi skor 1
b. Tidak Setuju diberi skor 2
c. Ragu-ragu diberi skor 3
d. Setuju diberi skor 4
e. Sangat setuju diberi skor 5
Instrumen dalam penelitian disusun sesuai dengan kepentingan obyek
penelitian yang dapat mencerminkan fenomena di Kementrian Agama Kantor
Banjarmasin yang dapat dijelaskan berikut dibawah ini.
3.5.2 Pengujian Instrumen Penelitian
Pengujian validitas dan reliabilitas instrumen bertujuan untuk menguji butir-
butir instrumen penelitian tersebut telah valid dan reliable. Analisis dimulai dengan
menguji validitas kemudian diikuti dengan uji reliabilitasnya. Pengujian dilakukan
dengan bantuan komputer SPSS for windows, membandingkan r hitung dangan r
tabel. Santoso (2004:273-278) menyatakan:
- Jika r hitung positif > r tabel dengan df = n – 2 pada α = 0,05, maka item
dari variabel tersebut valid.
- Jika r alpha positif > r tabel maka iem variabel adalah reliable.
- Jika r alpha negatif < r tabel maka item variabel reliable.
3.5.2.1 Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana ketepatan dan
kecermatan suatu alat ukur dalam menjalankan fungsi ukurnya. Instrumen yang
valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid. Valid
berarti suatu test pada alat yang dapat digunakan untuk mengukur data yang
seharusnya diukur (Gay, 1992:156). Validitas suatu alat pengukuran diperlukan
untuk memperoleh hasil penelitian yang valid yaitu hail penelitian yang valid
apabila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang
sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Uji validitas dilakukan dengan
menghitung korelasi Product Moment (r), dari skor setiap butir dengan nilai
totalnya.
3.5.2.2 Uji Reliabilitas
Uji realibilitas dimaksudkan untuk mengetahui keandalan / konsistensi
instrumen (kuesioner) yang digunakan pendekatan pengukuran reliabilitas
internal dengan menghitung koefisiensi alpha (α). Hasil penelitian yang reliable
bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda (Gay, 1992:164).
Pengujian realiabilitas instrumen dilakukan secara eksternal yaitu melalui test.
3.5.3 Analisis Regresi Berganda Berpedoman pada Uji Asumsi Klasik:
a. Heteroskedastisitas, artinya masing – masing variabel pengganggu untuk
masing – masing pengamatan adalah konstan, artinya tidak terjadi hubungan
antara variabel pengganggu dengan variabel bebasnya. Gejala
heterokedastisitas ini dapat diketahui dengan menggunakan Rank Spearman.
b. Multikolinieritas, artinya tidak akan ada hubungan atau korelasi antar
variabel bebas. Gejalanya dapat diketahui dengan indikator VIF (variance
inflation factor).
c. Normalitas, artinya data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti
arah garis diagonal atau grafik histogramnya, menunjukkan pola distribusi
normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
3.5.4 Analisis Persamaan Regresi Linier Berganda
Dalam penelitian ini teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier
berganda untuk mengetahui hubungan antara variabel X 1, X2, X3, X4 dengan
variabel Y yang merupakan variabel tergantung, adapun persamaan regresi linier
berganda adalah sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
Dimana:
Y = Kinerja Pegawai
X1 = Iklim Organisasi
X2 = Kemampuan Manajerial
X3 = Kedisiplinan
X4 = Kompetensi
a = Konstanta
b1 , b2 , b3, b4 = Koefisien regresi masing – masing variabel bebas
e = Disturbance term, yaitu variabel pengganggu turut mempengaruhi X.
a. Perhitungan koefisien determinasi variabel bebas secara bersama
sama terhadap variabel tergantung, digunakan rumus:(Kerlinger,
1987:49)
SSreg
R2 =
SSt
Keterangan:
R = Koefisien korelasi berganda
R2 = Koefisien deteminasi berganda
SSreg = Jumlah kuadrat regresi
SSt = Jumlah kuadrat total
Nilai R2 menunjukkan proposi / seberapa besar persentase pengaruh semua variabel
independent terhadap variabel dependen. Nilai R2 terletak antara 0 dan 1 (0 < R2 < 1).
3.5.5 Pengujian Hipotesis Berpengaruh Simultan
3.5.5.1 Uji Pengaruh Simultan dengan Uji F
Sedangkan untuk mengetahui korelasi antara variable bebas secara
bersama – sama terhadap variable tergantung ini signifikan atau tidak
digunakan uji F dengan rumus sebagai berikut : (Kelinger, 1987 : 50)
R2 / k
F=
(1 – R2 ) – (n – k – 1)
Dimana :
R2 = Koefisien determinasi
k = Banyaknya variable bebas
n = Jumlah sample
Apabila F hitung ≥ F table (k, n – k – 1) dengan tingkat kesalahan
5%, maka antara variable bebas dengan variable tergantung tersebut
berpengaruh signifikan dengan kata lain hipotesis pertama diterima.
Sebaiknya bila F hitung < F table (k, n – k – 1) pada tingkat kesalahan 5%
maka antara variable bebas dengan variable tergantung tersebut tidak
berpengaruh signifikan dengan kata lain hipotesis pertama ditolak.
3.5.6 Pengujian Hipotesis Pengaruh Parsial
3.5.6.1 Uji Pengaruh Simultan dengan Uji t
Korelasi parsial merupakan koefisien korelasi antara suatu variabel
bebas dengan variabel tergantung, dimana sebetulnya variabel tergantung
tersebut juga dipengaruhi oleh variabel bebas yang lain tetapi variabel
bebas tersebut tidak mengalami perubahan. Adapun rumusnya adalah
sebagai berikut:(Kerlinger, 1987:201)
r ij.k = rij – (rik)(rjk)
√ (1 – rik2) (1 – rjk2)
Dimana:
rik.k = koefisien korelasi parsial
k = variabel / perubah control
i = variabel / perubah tergantung
j = variabel / perubah bebas
Uji t
Masing – masing koefisien korelasi parsial yang dihasilkan perlu
diuji dengan uji t untuk mengetahui signifikan dari masing – masing
korelasi. Uji t dihitung dengan rumus sebagai berikut:
√n–k–1
t = rij.k
√ 1 – rij.k2
Dimana:
k = Jumlah variabel bebas
r = Koefisien korelasi
n = Banyaknya sample
Jika nilai t hitung ≥ t tabel atau −t hitung ≤ −t able (α, n – k – 1)
dengan tingkat kesalahan 5 % maka koefisiensi parsial tersebut berarti
(signifikan).
Analisis Data :
Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini ialah analisis deskriptif, dimana
metode analisis ini dapat menggambarkan tentang aspek kerja yang mempengaruhi
kepuasan dari pegawai. Selain itu juga menggunakan analisis statistik inferensial yaitu
analisis yang digunakan untuk menguji pengaruh dari dua atau lebih variabel independen
terhadap variabel dependen melalui regresi berganda. Untuk menguji dari hipotesis
terhadap variabel yang digunakan, dilakukan uji F dan uji T.
3.6 Lokasi dan Jadwal Penelitian
Belitung Darat Gg. Inayah RT. 35 No. 27, Kecamatan Banjarmasin Barat, Kota
Penelitian ini dilakukan mulai Januari 2021 sampai dengan akhir April 2021 dalam
jangka waktu 3 (tiga) bulan. Jadwal Sesuai dengan jangka waktu penelitian maka rincian
kegiatan penelitian meliputi: Penyebaran Kuisioner, Pengumpulan jawaban responden,
seleksi data responden, pengolahan data, dan intepretasi hasil pengolah data, serta
pembahasan.
1 Penyebaran
Kuesioner
2 Pengumpula
n Jawaban
Responden
3 Seleksi Data
Responden
4 Pengolahan
Data
5 Interpretasi
Pengolahan
data
6 Pembuatan
Laporan dan
Pembahasan