MEDAN SELAYANG
NIM : 193304020851
PENDAHULUAN
tujuan dan sasaran organisasi di mana dia berada di dalamnya. Sumber daya manusia ini bisa
dikelola dan diatur perlu untuk dipimpin oleh seorang pemimpin dan memiliki motivasi berupa
pengaruh dan semangat dalam bekerja. Pada berbagai bidang khususnya kehidupan
berorganisasi, faktor manusia merupakan masalah utama disetiap kegiatan yang ada didalamnya.
Organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah batasan
yang reaktif dapat di identifikasikan, bekerja secara terus menerus untuk mencapai tujuan
(Robbins, 2006). Agar sumber daya manusia dapat mendukung tercapainya tujuan organisasi,
maka organisasi harus mendayagunakan sumber daya manusia itu secara lebih efektif dan efisien
dengan cenderung ke arah peningkatan kinerja karyawan. Suatu organisasi dapat berjalan efektif
dan pengawasan yang ada di dalamnya berfungsi dengan baik,serta unsur-unsur penunjangnya
tersedia dan memenuhi persyaratan (Dzulkifli,2013). Salah satu unsur terpenting yang dapat
Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada
saat orang tersebut mencoba mempengaruhi orang lain. Reza (2010) menyatakan bahwa gaya
kepemimpinan adalah perilaku dan strategi, sebagai hasil kombinasi dari falsafah, keterampilan,
sifat, sikap, yang sering diterapkan seorang pemimpin ketika ia mencoba mempengaruhi kinerja
keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya. Gaya kepemimpinan yang tepat juga akan
mendorong pegawai untuk berprestasi. Karakter tersebut berkaitan dengan gaya kepemimpinan
atau gaya yang terdapat pada diri seseorang dalam hal kemampuan memimpin sebuah
perusahaan.
Motivasi merupakan pendorong yang ada dalam diri individu yang memberi daya
penggerak untuk melakukan sesuatu sebaik mungkin. Apabila individu tersebut mem- punyai
motivasi yang tinggi maka dia akan berkinerja tinggi sehingga tujuan yang akan dicapai dan
yang diinginkan perusahaan dapat terwujud. Menurut Winandi, (2002) & Robbins, (2002)
menyatakan Motivasi kerja merupakan motivasi individual yang menggerakkan diri kar- yawan
yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi. Pengaruh dari motivasi kerja adalah
terciptanya gairah kerja karyawan sehingga produktivitas kerja kar- yawan akan meningkat.
pekerjaannya dengan baik serta disiplin untuk mencapai produktivitas yang maksimal, bagi
pegawai yang bekerja dengan kondisi lebih optimal sehingga mencerminkan produktivitas kerja
sesuai dengan semangat kerja pegawai. Nitisemito dkk (2014) menyatakan, semangat kerja
adalah melakukan pekerjaan secara lebih giat sehingga dengan demikian pekerjaan akan dapat
diharapkan lebih cepat dan lebih baik. Pada dasarnya semangat kerja merupakan suatu keadaan
suasana senang dimana akan mendorong untuk melakukan pekerjaan yang telah ditetapkan.
Kinerja karyawan merupakan suatu ukuran yang dapat digunakan untuk menetapkan
perbandingan hasil pelaksanaan tugas, tanggung jawab yang diberikan oleh organisasi pada
periode tertentu dan relatif dapat digunakan untuk mengukur prestasi kerja atau kinerja
organisasi. Gibson et Mahmudah, (2007 ) menyatakan bahwa kinerja karyawan dapat diartikan
sebagai prestasi kerja, yakni hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang
tenaga kerja dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya. Penilaian prestasi kerja (appraisal performance) adalah proses penilaian prestasi
kerja pegawai yang dilaukan oleh organisasi terhadap pegawainya secara sistematik dan formal
Oleh karena itu upaya-upaya untuk meningkatkan kinerja pegawai merupakan tantangan
manajemen yang paling serius karena keberhasilan untuk mencapai tujuan dan kelangsungan
hidup sebuah lembaga tergantung pada kualitas kinerja sumber daya manusia yang ada di
dalamnya . Kinerja pegawai yang tinggi sangatlah diharapkan oleh pemerintah Kecamatan
Medan Selayang terserbut.Semakin banyak pegawai yang mempunyai kinerja tinggi, maka
produktivitas pegawai secara keseluruhan akan meningkat sehingga akan dapat bertahan dan
dituntut untuk mampu menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya secara efektif dan
MOTIVASI PEGAWAI DAN SEMANGAT KERJA, adalah variabel independen yang dipilih
peneliti sebab diasumsi secara garis besar mempengaruhi tingkat KINERJA PEGAWAI pada
kantor camat.
Berdasarkan latar belakang maka penulis tertarik untuk membuat tugas akhir dalam
bentuk skripsi dengan judul: “Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi Pegawai Dan
Semangat Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Camat Medan Selayang”.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis merumuskan masalah dalam
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
5.Untuk mengetahui variable gaya kepemimpinan , motivasi kerja, dan semangat kerja
terhadap kinerja pegawai variable manakah yang paling dominan memberikan pengaruh
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang membaca. Manfaat
1.Bagi kantor/instansi
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan informasi bagi kantor/instansi dan pihak
yang berkepentingan untuk menetapkan kebijakan baru dan strategi instansi yang akan
2.Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan peneliti terkait dengan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi Pegawai Dan Semangat Kerja Terhadap Kinerja
Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dan referensi
Gaya kepemimpinan merupakan suatu perwujudan tingkah laku dari seorang pemimpin,
suatu pola atau bentuk tertentu yang dipersepsikan / diacu oleh bawahan. Pranowo (2011)
mengungkapkan bahwa gaya kepemimpinan kemampuan dalam memberikan pengaruh pada para
pengikutnya yang berkaitan dengan pemakaian kekuasaan dan penerimaan pemimpin oleh
pengikutnya, terdapat tiga gaya kepemimpinan yang dapat mempengaruhi karyawan untuk
anggota kelompk tetapi terpusat pada pekerjaan, selain itu pemimpin sebagai
Motivasi merupakan pendorong yang ada dalam diri individu yang memberi daya
penggerak untuk melakukan sesuatu sebaik mungkin. Apabila individu tersebut mem- punyai
motivasi yang tinggi maka dia akan berkinerja tinggi sehingga tujuan yang akan dicapai dan
yang diinginkan perusahaan dapat terwujud. Menurut Winandi, (2002) & Robbins, (2002)
menyatakan Motivasi kerja merupakan motivasi individual yang menggerakkan diri kar- yawan
yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi. Pengaruh dari motivasi kerja adalah
terciptanya gairah kerja karyawan sehingga produktivitas kerja kar- yawan akan meningkat.
pekerjaannya dengan baik serta disiplin untuk mencapai produktivitas yang maksimal, bagi
pegawai yang bekerja dengan kondisi lebih optimal sehingga mencerminkan produktivitas kerja
sesuai dengan semangat kerja pegawai. Nitisemito dkk (2014) menyatakan, semangat kerja
adalah melakukan pekerjaan secara lebih giat sehingga dengan demikian pekerjaan akan dapat
diharapkan lebih cepat dan lebih baik. Pada dasarnya semangat kerja merupakan suatu keadaan
suasana senang dimana akan mendorong untuk melakukan pekerjaan yang telah ditetapkan.
Kinerja karyawan merupakan suatu ukuran yang dapat digunakan untuk menetapkan
perbandingan hasil pelaksanaan tugas, tanggung jawab yang diberikan oleh organisasi pada
periode tertentu dan relatif dapat digunakan untuk mengukur prestasi kerja atau kinerja
organisasi. Gibson et Mahmudah, (2007 ) menyatakan bahwa kinerja karyawan dapat diartikan
sebagai prestasi kerja, yakni hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang
tenaga kerja dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya. Penilaian prestasi kerja (appraisal performance) adalah proses penilaian prestasi
kerja pegawai yang dilaukan oleh organisasi terhadap pegawainya secara sistematik dan formal
Penelitian yang telah dilakukan oleh penulis sebelumnya yang berkaitan dengan pengaruh gaya
kepemimpinan, motivasi kerja dan semangat pegawai terhadap kinerja karyawan dapat
- Kinerja Pegawai
5.
Kerangka konseptual adalah kerangka yang menjelaskan konsep yang terdapat pada asumsi
teoritis yang kemudian di gunakan dalam objek yang akan di teliti serta menunjukan adanya
hubungan antara konsep tersebut Kerangka konseptual akan menghubungkan secara teoritis
antara variabel – variabel penelitian yaitu variabel bebas dengan variabel terikat :
Gaya kepemimpinan
Semangat
semangat kerja
mempengaruhi bawahan, melalui komunikasi baik langsung maupun tidak langsung dengan
maksud untuk menggerakkan orang-orang agar dengan penuh pengertian, kesadaran, dan senang
merupakan salah satu dimensi kompetensi yang sangat menentukan terhadap kinerja atau
keberhasilan organisasi. Selanjutnya menurut Armstrong (2013) adalah proses memberi inspirasi
kepada semua karyawan agar bekerja sebaik-baiknya untuk mencapai hasil yang diharapkan.
Semakin kepemimpinan dalam sebuah organisasi maka akan meningkatkan kinerja karyawan.
H1 :
Mangkunegara (2011) menyatakan bahwa motivasi berasal dari kata motif yang merupakan
suatu dorongan kebutuhan dalam diri pegawai yang perlu dipenuhi agar pegawai tersebut dapat
menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Jadi motivasi adalah kondisi yang menggerakkan
pegawai agar mampu mencapai tujuan dari motifnya. Selanjutnya, Mangkunegara (2011)
mengungkapkan motivasi adalah suatu dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan atau
mengerjakan suatu kegiatan atau tugas dengan sebaikbaiknya agar mencapai prestasi. Suharto
dan Cahyono (2005) menyebutkan ada salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu faktor
motivasi, dimana motivasi merupakan kondisi yang menggerakan seseorang berusaha untuk
mencapai tujuan atau mencapai hasil yang diinginkan. Rivai (2005) menunjukan bahwa semakin
kuat motivasi kerja, kinerja pegawai akan semakin tinggi. Hal ini berarti bahwa setiap
peningkatan motivasi kerja pegawai akan memberikan peningkatan yang sangat berarti bagi
H2 :
pekerjaannya dengan baik serta disiplin untuk mencapai produktivitas yang maksimal, bagi
pegawai yang bekerja dengan kondisi lebih optimal sehingga mencerminkan produktivitas kerja
sesuai dengan semangat kerja pegawai. Menurut Sunyoto Danang (2012) semangat kerja adalah
ukuran yang menunjukan pertimbangan antara input dan output yang dikeluarkan perusahaan
serta tenaga kerja yang dimiliki persatuan waktu.Demikian dapat di simpulkan bahwa semakin
baik semangat kerja pegawai maka semakin baik juga kinerjanya,begitu pula sebaliknya.
H3 :
BAB II
METODE PENELITIAN
Variable merupakan suatu defenisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan
memberikan arti, atau memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel
tersebut Defenisi operasional bekerja untuk menjelaskan suatu faktor-faktor yang
diidentifikasikan sebagai bentuk pemahaman dalam penelitian Variabel yang diteliti dalam
penelitian ini adalah gaya kepemmimpinan, motivasi,semangat kerja dan kinerja karyawan.
Menurut Sugiyono (2015), macam-macam skala pengukuran dapat berupa: skala nominal,
skala ordinal, skala interval, dan skala rasio, dari skala pengukuran itu akan diperoleh data
nominal, ordinal, interval, dan rasio. Penelitian ini menggunakan skala ordinal, menurut
Sugiyono (2015 ) adalah "skala ordinal adalah skala pengukuran yang tidak hanya menyatakan
kategori, tetapi juga menyatakan peringkat konstruksi yang diukur". Secara umum teknik dalam
pemberian skor yang digunakan dalam kuesioner penelitian ini adalah teknik skala Likert
Penggunaan skala Likert menurut Sugiyono (2015 ) adalah "skala Likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
sosial".
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian fenomena sosial ini telah
ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian
dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur menjadi indikator variabel. Kemudian
indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun instrumen item-item yang dapat
berupa pernyataan atau pertanyaan (Sugiyono,2015). Data yang dibutuhkan peneliti diperoleh
langsung berdasarkan keterangan dan informasi yang diberikan melalui angket (Kuesioner) yang
telah disebarkan dengan metode skor, mempersembahkan skor ini menggunakan sistem skala
likert. Skala likert bertujuan untuk menunjukkan pertanyaan tentang tingkat kesutujuan atau
ketidakkesutujaun responden seperti penjelasan di bawah ini :
2.6.1 Populasi
merupakan generalisasi wilayah yang terdiri atas obyek atau subyek yang memiliki kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono,2015). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh konsumen yang
menggunakan aplikasih gojek pada mahasiswa tidak mengetahui jumlah konsumen maka akan
diambil beberapa sampel.
2.6.2 Sampel
Sampel merupakan bagian dari jumlah dan yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi
besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya
keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil
dari populasi itu (Sugiyono. 2015). Hasil penelitian yang menggunakan metode non probability
sampling yang merupakan teknik pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu. Pada
penelitian ini, populasi yang diambil sangat besar dan jumlahnya tidak diketahui secara pasti.
Menurut Umar (2014.) dalam sampel. jika populasinya sangat banyak dan tidak diketahui secara
pasti maka digunakan rumus sebagai berikut:
n : jumlah sampel
q : 1-p
Berdasarkan perhitungan diatas jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah
96,04. Namun agar memudahkan penelitian maka dibulatkan menjadi 100 responden.
yaitu siapa saja yang kebetulan atau kebetulan bertemu dengan peneliti di tempat penelitian, bila
dilihat orang yang kebetulan kebetulan itu cocok sebagai narasumber, yaitu dengan kritenia
utamanya adalah konsumen tersebut menggunakan produk smartphone android atau sedang
membeli smartphone android dimasa pandemi covid tidak diketahui.
1. Pengumpulan data primer (data primer) Pengumpulan data primer merupakan pengumpulan
data yang diperoleh langsung dari responden yang berada di lokasi penelitian. Metode yang
digunakan untuk pengumpulan data primer dalam penelitian ini adalah:
a. Kuesioner
Menurut Sugiyono (2012), Koesioner merupakan pengumpulan data yang dilakukan Subjek
dengan memberikan beberapa pernyataan kepada responden untuk dijawab. Kuesioner yang
digunakan pada penelitian ini terdiri dari pemyatai penyataan yang bersumber dari indikator-
indikator variabel dalam penelitian ini.
b. Wawancara
wawancara merupakan kegitan yang dimana mengajukan pertanyaan secara lisan untuk
mendapatkan informasi apakah responden permah membeli atau menggunakan leptop bermerek
acer di Plaza Millenium selama masa pandemi covid-19. Tujuan dari wawancara adalah untuk
mendukung kuesioner terutama apabila ada yang kurang jelas.
c. Studi dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan metode pengumpulan data melalui buku, jurnal, majalah, situs
internet yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan dan menjadikan bahan referensi
pendukung bagi peneliti.
2. Pengumpulan data sekunder Pengumpulan data sekunder merupakan pengumpulan data yang
dibutuhkan dari berbagai sumber yang sudah ada sebelumnya untuk berbagai tujuan. Selain itu
peneliti mengumpulkan data sekunder melalui studi pustaka untuk membangun landasan teori
yang sesuai dengan kerangka permasalahan atau kerangka konseptual penelitian sehingga dapat
membaca penelitian jurnal-jurnal, artikel-artikel buku-buku referensi (buku wajib perkuliahan
maupun buku-buku umum) serta penelusuran melalui Internet.
Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data kuantitatif
yang merupakan suatu pengukuran yang digunakan dalam suatu penulisan yang dapat dihitung
dengan jumlah satuan tertentu atau dinyatakan dengan angka-angka Metode analisis data yang
digunakan adalah metode analisis statistik dengan menggunakan perangkat lunak IBM SPSS
Statistics 20.
2.9.2.Uji Reliabilitas
Pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan uji statistik Cronbach Alpha. Menurut
Situmorang & Lufti (2014) uji reliabilitas sebagai indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu
alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Suatu variabel dinyatakan reliabel apabila
variabel tersebut memberikan nilai Cronbach alpha > 0,80. Pengujian realiabiltas dalam
penelitian ini dilakukan dengan menggunakan software SPSS. Kriteria dalam pengujian
reliabilitas yaitu jika nilai koefisien reliabilitas > 0,6 maka instrumen yang diuji memiliki
reliabilitas yang baik/ dapat diandalkan. Begitu sebaliknya, jika nilai koefisien reliabilitas < 0,6
maka instrumen yang diuji tersebut tidak reliabel.
Statistik memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nila rata-rata (mean),
standar deviasi maksimum , minimum, sum, varian, range dan distribusi frekuensi. Metode
analisis deskriptif dilakukan dengan cara memperoleh, menyusun, mengelompokkan,
menganalisis, kemudian menginterpretasikan secara objektif. Standar deviasi maksimum dan
minimum menunjukkan hasil analisis terhadap data dispersi. Sedangkan menurut Imam Ghozali
(2009), varian dan standar deviasi menunjukan penyimpangan data terhadap nilai rata-rata.
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi, pengganggu variabet atau
residual memiliki distribusi normal. Menurut Imam Ghozali (2018:), terdapat dua cara untuk
mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji
statistik.
a. Analisis Grafik Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan
melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang
mendekati distribusi normal Namun demikian hanya dengan melihat histogram hal ini dapat
menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. metode yang lebih dapat diandalkan
adalah dengan melihat kemungkinan normal plot yang akan membuat suatu garis lurus diagonal.
Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan
mengikuti garis diagonalnya.
b. Analisis Statistik Uji normalitas dengan dapat menyesatkan jika tidak hati-hati secara visual
terlihat normal, sebaliknya secara statistik bisa sebaliknya. Untuk itu ují grafik yang telah
dilakukan dilengkapi dengan uji statistik dengan menggunakan uji Kolmogorov -Smirmov (K-S).
Uji K-S dilakukan dengan menggunakan hipotesis:
Pengujian normalitas dilakukan dengan melihat Asymp. Sig (2-ekor). Fika tingkat
signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa H0 diterima, sehingga
dikatakan data residual berdistnibusi normal.
Uji multikolinearitas berfungsi sebagai alat uji untuk menguji model regresi diketahui
adanya hubungan antar variabel bebas independen). Model regresi yang baik seharusnnya tidak
terjadi korelasi diantara variabel independen ( dGhozali ,2018). Jika variabel independen saling
berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. lainnya Untuk mengetahui ada tidaknya
multikolincaritas diantara variabel indevenden dapat dilihat dari Toleransi dan nilai VIF. Kedua
ukuran ini menunjukan setiap variabel independen yang dijelaskan oleh variabel independen.
Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi variabel dependen (terikat) dan
perbedaan terhadap variabel independen lainnya Toleransi mengukur variabilitas variabel
independen yang dipilih tidak dijelaskan oleh variabel independen. Jadi nilai Tolerance yang
rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF-1/Tolerance) . Model regresi yang bebas dari
multikolinearitas adalah model yang memiliki nilai tolerance 2 0,1 atau milai VIF < 10.
Sebalknya, jika nilai Tolerance < 0,1 atau nilai VIF > 10, maka ada multikolinearitas di antara
variabel independen.
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dari satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual satu
pengamatan ke pengematan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heteros kedastisitas (Imam Ghozali, 2016. 134), Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau
tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat Plot antara nilai prediksi variabel Grafik
(dependen) ). Selain itu dapat juga digunakan uji glejser. Uji glejser dilakukan dengan
meregresi nilai absolut residual terhadap independensi di atas tingkat kepercayaan 5%, maka
dapat dikatakan bahwa model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas.
Uji merupakan pengujian hubungan regresi secara parsial, dalam uji statistik pada
dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh suatu variabel secara individual dalam
menjelaskan variasi variabel dengan menggunakan reviewnya. Uji saya menguji apakah suatu
diterima atau ditolak, dimana untuk kekuatan pada uji i adalah sebagai berikut:
Ho : Berarti Tidak ada pengaruh yang berarti dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
H1 : Berarti Ada pengaruh yang berarti dari variabel bebas terhadap variabel terikat .
Untuk memutuskan hipotesis mana yang diterima dan mana yang ditolak, maka pengujian
dilakukan dengan membandingkan nilait hitung denganttabel jika :
• Thit> t table : maka Ho ditolak Ha diterima, yang berarti bahwa variabel bebas (independen)
berpengaruh positif terhadap variabel bergantung (dependen) adalah signifikan .
• Thit > t table : maka Ho diterima bahwa ditolak, yang berarti bahwa variabel bebas
(independen) berpengaruh positif terhadap variabel terikat (dependen) adalah tidak signifikan
(Mahulete, 2009).
2.12.2 Uji F
Uji F statistik menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimaksud dalam model
mempunyai pengaruh secara bersama-sama sama terhadap vanabel dilihat dengan menggunakan
Eviews Dengan hipotesis sebagai berikut :
H1: Berarti secara Bersama-sama ada pengaruh antara semua variable bebas terhadap
variable terikat
• Jika F hitung> F table : maka Ho ditolak Ha diterima, yang berarti bahwa secara-sama
variabel bebas (independen) terhadap variabel bebas (dependen) adalah signifikan.
• Jika F hitung < F table : maka Ho diterima Ha ditolak, yang berarti (uapuadapur) snqaq
jagnunM Duns-nunsaaq Danoas Dmyng terhadap variabel penghambat (dependen) adalah tidak
signifikan (Mahulete, 2009).