PROPOSAL TESIS
Oleh
BAB I
PENDAHULUAN
mencapaikeberhasilan organisasi.
secara optimal dimana hal ini dapat dilihat atau diukur melalui kinerja pegawai
Kinerja yang baik adalah kinerja yangoptimal, yaitu kinerja yang sesuai
keberadaandari sumber daya manusia atau pegawai- pegawai yang ada didalam
Pimpinan dan disiplin kerja. Dalam hal ini, penelitian hanya menganalisis tiga
dan aktivitas pada organisasi/Instansi, kualitas kerja tidak terlepas dari adanya
meningkatkan kualitas kerjanya, seorang Pegawai yang memiliki etos kerja yang
efektif, unjuk kerja yang baik akan banyak memberikan andil dalam mencapai
Instansi tersebut. Disiplin kerja yang baik akan sangat mendukung kelancaran,
Kualitas kerja Pegawai yang baik merupakan cerminan dari sistem kerja
dari seluruh individu Instansi yang sangat diperlukan untuk mencapai tujuan
Organisasi. Untuk itu seorang Pegawai perlu mengambil peranan sejauh mana
prestasi yang baik dalam mencapai tujuan Organisasi. Kualitas kerja akan baik
jika didukung supervisi pimpinan yang baik, disiplin kerja yang baik dan Motivasi
prestasi yang baik pula, kondisi ini akan mendorong sikap yang mau berubah demi
adanya motivasi. Motivasi merupakan modal yang sangat diperlukan oleh semua
berprestasi adalah dorongan yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri
vi
seorang pegawai merupakan hal yang sangat penting, namun hal ini sering kurang
diperhatikan. Peningkatan terhadap faktor motivasi dapat kita lihat pada individu
seorang pegawai untuk bekerja lebih giat. Para pegawai akan lebih giat jika
Organisasi seperti sekolah juga perlu memberdayakan pegawai yang ada dengan
beberapa orang atau dalam hal ini tim sebagai partner selama kita melakukan
suatu pekerjaan. Sebagai seorang pekerja tidaklah mungkin kita dapat menangani
berbagai pekerjaan secara individu atau sendiri, maka dari itu kita memerlukan
sekelompok karyawan yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan
kata lain, pemberdayaan adalah aktivitas kolaboratif dan bersama yang diarahkan
mampu menciptakan ide dan gagasan baru. Melalui pemberdayaan dapat dilihat
vii
pekerjaannya.
Selain faktor motivasi berprestasi dan pemberdayaan, ada hal lain yang
individual dan kelompok) dan mereka yang secara tetap berPengaruh dengan
organisasi, apa yang ada atau terjadi di lingkungan internal organisasi yang
arah serta tindakan yang harus dan akan dilakukan bagi individu seorang pegawai
dalam menjalankan tugasnya. Seseorang akan dengan senang dan optimal dalam
semangat perubahan para anggota organisasi. Disiplin Kerja dapat diadopsi untuk
Bawahan merasa percaya, kagum, loyal dan hormat terhadap atasannya sehingga
bawahan termotivasi untuk berbuat lebih banyak dari pada apa yang biasa
sama dalam mewujudkan visi, misi, dan tujuan Instansi. Pimpinan sebagai
mendorong dan mempengaruhi semangat kerja para Pegawai agar mereka dapat
bekerja dengan baik dan secara langsung akan mempengaruhi suasana kerja yang
menjadi kuat dan tujuan organisasi dapat terakomodasi. Lingkungan kerja yang
merupakan bagian dari supervisi pimpinan merupakan salah satu faktor yang
yang kondusif di Instansi, maka diharapkan kinerja Pegawai akan meningkat, dan
jika kinerja Pegawai meningkat maka Pegawai akan mencapai prestasi akademik
yang memuaskan.
serta mencari ide-ide baru sehingga dapat menerapkannya dalam suatu proses
dalam hal ini antara pimpinan dan Pegawai diupayakan dapat meningkatkan kerja
sama yang baik dan efektif guna mencapai keberhasilan juga bermanfaat sebagai
salah satu landasan yang kuat dalam pencapaian kinerja Pegawai yang maksimal.
Disiplin dapat diartikan sebagai keadaan yang membuat atau menyebabkan atau
kegiatan sesuai dengan norma-norma atau aturan yang ditetapkan. Disiplin adalah
seseorang memerlukan proses yang cukup panjang penuh dengan tanggung jawab.
didik, karena figur seorang Pegawai yang disiplin akan menjadi panutan bagi
peserta didik dan sekaligus sebagai standar Pegawai yang memiliki tanggung
jawab.
Sarana dan prasarana Organisasi yang lengkap akan sia-sia tanpa didukung
sarana dan prasarana justru akan menjadi cambuk keberhasilan apabila dilandasi
sikap terhadap prestasi dan kompetensi Pegawai yang kuat untuk mencapai
keberhasilan.
yang tidak lulus uji kompetensi dan sertifikasi diakibatkan oleh masih rendahnya
x
kualitas Pegawai tersebut. Hasil uji kompetensi selama tiga tahun terakhir
yang tidak memahami substansi keilmuan yang dimiliki maupun pola kinerja yang
variabel-variabel seperti yang akan diuji dalam penelitian ini, akan tetapi tentunya
terdapat perbedaan jumlah dan karakteristik subyek atau unit analisis yang diteliti.
Dalam penelitian ini unit analisisnya adalah Pegawai yang berstatus Aparatur
Kota Jambi.
sebagai berikut:
kerja Pegawai ?
Pegawai ?
Pegawai ?
6. Apakah terdapat Pengaruh antara disiplin kerja dengan kualitas kerja Pegawai
Pegawai ?
2
Pegawai ?
Pegawai ?
10. Apakah terdapat Pengaruh antara Supervisi Pimpinan dengan kualitas kerja
Pegawai ?
11. Apakah terdapat Pengaruh antara lingkungan kerja dengan kualitas kerja
Pegawai ?
12. Apakah terdapat Pengaruh antara sikap professional dengan kualitas kerja
Pegawai ?
kerja Pegawai ?
14. Apakah terdapat Pengaruh antara iklim Instansi dengan kualitas kerja
Pegawai ?
dibatasi pada:
2. Subjek atau unit analisis adalah Pegawai -Pegawai ASN (Aparatur Sipil
Pegawai ?
2. Apakah terdapat Pengaruh antara disiplin kerja Pegawai dengan kualitas kerja
Pegawai ?
Pegawai ?
8. Apakah terdapat Pengaruh antara disiplin kerja Pegawai dan Motivasi prestasi
Pegawai .
terhadap tugas, kuantitas hasil kerja, kerja sama, pemanfaatan waktu, dan
inisiatif.
5
Pegawai .
Pegawai .terhadap kulitas kerja pegawai . Selain itu, hasil penelitian ini juga
6
selanjutnya.
Secara praktik, hasil penelitian ini dapat memberikan informasi baru bagi
hasil kualitas kerja . Selain itu, hasil penelitian ini juga diharapkan dapat
Pegawai yang efektif dapat membuat Pegawai merasa baik dalam kinerja, tetapi
individui dalam pencapaian tujuan organisasi) dan e. Sense of taking pride in what
one is doing and in doing it well (Kebanggaan atas kinerja yang dilakukan)1.
1
Mohammad Baitul Islam. 2012. Factors Affecting Quality of Work Life: An Analysis on
Employees of Private Limited Companies in Bangladesh. Global Journal of Management and
viii
kerja), c. Pay and benefits received (Gaji dan kesejahteraan yang diterima), d.
Social Integration in doing the jobs (Integrasi sosial dalam bekerja), dan e.
lingkungan kerja yang telah dirancang (designed) oleh organisasi, yang dapat
d. Health, Stress and Safety, yaitu Kesehatan dan keselamatan kondisi kerja,
perlindungan terhadap penyakit dan cedera dalam dan di luar tempat kerja;
stres kerja, kesehatan organisasi program, stres kerja, dan kurangnya pekerjaan,
e. Wages and Rewards, yaitu pembayaran yang adil dan memadai membayar, adil
dan tepat untuk kinerja yang baik, sistem imbalan yang inovatif, keadaan dan
f. Work Life Balance, yaitu jam kerja dan jadwal kerja alternative,
g. Asethetic and Creativity, yaitu estetika umum, waktu luang di tempat kerja,
h. Conflict, yaitu kerja sama antara rekan kerja, bekerja dan keseimbangan
pemecahan,
x
dan di luar organisasi, keanggotaan dalam tim sukses, bangga pekerjaan, dan
persepsi karyawan akan kesejahteraan mental dan fisik mereka di tempat kerja.
mengenai rasa aman dalam bekerja, kepuasan kerja, serta kondisi untuk
a. Sistem imbalan yang inovatif, artinya bahwa imbalan yang diberikan kepada
sesuai dengan standard hidup karyawan yang bersangkutan dan sesuai dengan
3
Gayathiri, R., and Ramakhrisnan, R. 2013. Quality of Work Life – Linkage with Job
Satisfaction and Job Performance. International Business and Management Invention, Volume
2, Issue 1, pp. 01-08.
4
Wayne F. Cascio, Managing Human Resources. Colorado: Mc Graw – Hill, 2006. p. 24
xi
diinginkan atau sebagai kualitas Pegawai , yang terakhir ini sangat terkait dengan
Agar Pegawai menjadi efektif di era informasi, mereka perlu mengenali lebih
Pegawai tentang latar belakang dan cara belajar. Pegawai harus secara efektif dan
bertindak positif dalam kelas untuk meningkatkan hasil Organisasi. Dalam rangka
untuk melakukan hal ini mereka harus memiliki kemauan untuk meningkatkan
of, and attitudes towards, his or her work and the total working environment”. In
simple words, QWL can be defined as an individual’s evaluative reactions to, and
satisfaction with, his/her work and the total working environment. Artinya QWL
mengacu pada persepsi individu tentang, dan sikap terhadap, pekerjaannya dan
lingkungan kerja total. Dengan kata sederhana, QWL dapat didefinisikan sebagai
5
Maura and Sellars, “Teachers and Change: The Role of Reflective Practice,” Procedia - Social
and Behavioral Sciences, 3rd. International Conference on New Horizons in Education - INTE
2012, 55 (October 5, 2012): 461–69, doi:10.1016/j.sbspro.2012.09.525.
xii
organisasi); j. Job satisfaction (kepuasan kerja); k. Rewards & benefits (hadiah &
keselamatan dan interaksi sosial di tempat kerja dan realtivity sosial karyawan
pekerjaan sendiri. Kualitas kehidupan kerja dapat dilihat dari: a. Adequate and
fair compensation (kompensasi yang memadai dan adil), b. Safe and healthy
6
Chandranshu Sinha, Factors Affectiung Quality Of Work Life: Empirical Evidence From
Indian Organizations, Australian Journal of Business and Management Research Vol.1 No.11
[31-40] | February-2012
7
Selahattin Kanten dan Omer Sadullah, An Empirical Research on Relationship Quality of
Work Life and Work Engagement, Procedia - Social and Behavioral Sciences 62 (2012) 360 –
366, 1877-0428 © 2012 Published by Elsevier Ltd.
xiii
tempat kerja. Lebih lanjut Robbins mengungkapkan bahwa QWL dapat dijelaskan
a. Work life balance: jam kerja yang dinamis, suasana kehidupan kerja,
peluang karir
kerja terbaik untuk karyawan untuk mendapatkan hasil terbaik. Sebuah kualitas
yang baik dari kehidupan kerja mengurangi absensi, kecelakaan dan gesekan.
factor yang mendukung kualitas kehidupan kerja, adalah: a. Job and career
(prospek karir dan kompensasi) dan f. Training and Development (pelatihan dan
pengembangan)8.
sejauh mana seorang karyawan puas dengan kebutuhan pribadi dan bekerja
Job satisfaction and Job security (kepuasan kerja dan keamanan kerja), h.
sumber)9.
pandangan karyawan terhadap standar kualitas kerja, yang pada intinya efektifitas
8
Preethi vijaimadhavan dan D. Venkatarama Raju, An Empirical Study on relationship among
Quality of work life and its factors. IOSR Journal of Business and Management (IOSR-JBM)
e-ISSN: 2278-487X, p-ISSN: 2319-7668. Volume 12, Issue 3 (Jul. - Aug. 2013), PP 20-28
www.iosrjournals.org
9
Devappa Renuka Swamy, Nanjundeswaraswamy dan Srinivas Rashmi, Quality of Work Life:
Scale Development and Validation. International Journal of Caring Sciences May-August
2015 Volume 8 Issue 2 Page | 28
xv
dan efisiensi digunakan sebagai ukuran. Lebih lanjut, Flippo menyatakan bahwa
inti dari kualitas kerja adalah suatu hasil yang dapat diukur dengan efektifitas dan
efisiensi suatu pekerjaan yang dilakukan oleh sumber daya manusia atau sumber
daya lainnya dalam pencapaian tujuan atau sasaran organisasi dengan baik dan
berdaya guna. Kualitas kehidupan kerja dapat ditinjau dari: a. Perbaikan kinerja,
perform well, ensuring job security, adequate pay and benefits, and providing
safe and healthy working conditions. As a result, high QWL organisations may
memastikan keamanan kerja, gaji dan tunjangan yang memadai, dan menyediakan
kondisi kerja yang aman dan sehat. Hasilnya, organisasi dengan kualitas
kehidupan yang tinggi dapat menikmati efisiensi. Lebih lanjut, Ali Mohammad
10
Flippo, Edwin B, Manajemen Personalia, (Jakarta: Erlangga, 2001) p. 28
xvi
Job satisfaction and job security (kepuasan kerja dan keamanan kerja)11.
new and more extensive certification and training standards are unlikely to
karakteristik Pegawai ; Oleh karena itu, sertifikasi dan pelatihan baru dengan
standar lebih luas tidak mungkin dapat berjalan secara efektif). Definisi ini
Hanushek, lebih dipertegas oleh pernyataan A. Lin Goodwin & Clare Kosnik
11
Ali Mohammad Mosadeghrad, Quality of Working Life: An Antecedent to Employee
Turnover Intention. International Journal of Health Policy and Management. Vol. 1(x), 1-10.
Iran: Tehran University of Medical Sciences, 2013.
12
“Teacher Quality - Hanushek 2002 Teacher Quality.pdf,” accessed May 17, 2016,
http://hanushek.stanford.edu/sites/default/files/publications/Hanushek%202002%20Teacher
%20Quality.pdf.
xvii
bahwa yang dimaksud dengan kualitas kerja Pegawai adalah perasaan dan
Kehidupan Bermasyarakat
diterima.
13
A. Lin Goodwin & Clare Kosnik (2013) Quality teacher educators = quality teachers?
Conceptualizing essential domains of knowledge for those who teach teachers, Teacher
Development: An international journal of teachers' professional development, 17:3, 334-346,
DOI: 10.1080/13664530.2013.813766, http://dx.doi.org/10.1080/13664530.2013.813766
xviii
mengetahui situasi dan kondisi Instansi yang sebenarnya. Selain itu, pimpinan
juga mengetahui kekurangan dan kelebihan para Pegawai . Oleh karena itu,
memahami dan melaksanakan fungsi supervisi dengan benar dan tepat di Instansi
supervise untuk melaksanakan supervisi secara baik dan benar sesuai dengan
members of the work unit to contribute well (positive) in order to achieve the
goals and objectives desired by the organization. Supervisi adalah tingkat pertama
para anggota dari unit kerja untuk berkontribusi secara baik (positif) dalam rangka
xix
mencapai tujuan dan sasaran hasil yang diinginkan oleh organisasi. Ada beberapa
that draws together the discrete elements of the school into all the school's
actions for the efficacy of learning. Supervison dipandang paling sering sebagai
Instansi yang sukses. Supervisi adalah suatu usaha untuk secara bersama-sama
kinerja15.
penyediaan personal);
14
Leslie W. Rue and lloyd L. Byars, Supervision Key Link to Productivity. 2008, p. 3
15
Carl D. Glickman, Stephen P. Gordon and Jovita M. Ross-Gordon, Supervision and
intructional Leadership, 2009, p. 8
xx
16
Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer (Bandung: Alfabeta, 2006), p. 230
17
Sally J. Zepeda. Instructional Supervision Applying Tools and Concepts, Eye On Education,
(Library of Conggres Cataloging-in-Publication Data, 2003), p. 19
xxi
benar, mana yang belum benar, dan mana yang tidak benar, dengan maksud agar
dalam melihat secara jelas dalam memahami keadaan dan kebutuhan Pegawainya.
dengan baik sesuai dengan tujuan yang sudah direncanakan. Pengertian ini
yang dilakukan oleh orang yang ahli/profesional dalam bidangnya sehingga dapat
18
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Supervisi, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), p. 5 - 12
19
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), p. 154
xxii
melaksanakan kinerja;
melakukan penelitian;
Pegawai; dan
aspek kognitif20.
protector and service teachers and gives them advice and encouragement,
between them and the unreasonable demands and pressures from the community.
melindungi Pegawai dan memberikan layanan dan mengayomi antara mereka dari
tuntutan dan tekanan yang tidak masuk akal dari masyarakat. Untuk melaksanakan
20
Engkoswara dan Aan Komariah, Administrasi Pendidikan. (Bandung: Alfabeta, 2011). p. 229-
230
xxiii
Instansi;
meliputi:
21
E.D. Nakpodia, The Dependent Outcome of Teachers Performance in Secondary Schools in
Delta State: An Empirical Assessment of Principal’s Supervision Capacity, African Journal of
Education and Technology, Volume 1 Number 1, April 2011; pp. 15-24
xxiv
secara kelompok;
Pegawai ;
defined as: Behavior officially designated by the organization that directly affects
teacher behavior in such a way as to facilitate pupil learning and achieve the
22
Jaja Sudarjat, Thamrin Abdullah, Widodo Sunaryo, Supervision, Leadership, and Working
Motivation to Teachers’ Performance International Journal of Managerial Studies and
Research (IJMSR) Volume 3, Issue 6, June 2015, PP 146-152 ISSN 2349-0330 (Print) & ISSN
2349-0349 (Online) www.arcjournals.org
xxv
stakeholder; and
proses kinerja23.
instruction aims at enhancing teaching and learning through proper guidance and
tepat, dan merancang cara untuk memperbaiki Pegawai secara profesional dan
23
Muhammad Idris, The Impact of Supervision, Motivation and Work Ethic on Teachers’
Professional Competence: A Case Study of Private Islamic High School Teachers. Macrothink
Institute TM International Journal of Human Resource Studies ISSN 2162-3058 2016, Vol. 6,
No. 1, doi:10.5296/ijhrs.v6i1.9073 URL:http://dx.doi.org/10.5296/ijhrs.v6i1.9073, pp. 147-
158
xxvi
terbantu untuk selalu melakukan inovasi kinerja kepada peserta didik sehingga
24
Yunusa Dangara Usman, The Impact of Instructional Supervision on Academic Performance
of Secondary School Students in Nasarawa State, Nigeria, Journal of Education and Practice
www.iiste.org ISSN 2222-1735 (Paper) ISSN 2222-288X (Online) Vol.6, No.10, 2015 pp. 160-
167
25
M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Cet. 19 (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2009) p.76
xxvii
bahwa yang dimaksud dengan Supervisi pimpinan adalah bentuk layanan yang
Pegawai dapat berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan yang sudah
direncanakan.
pelaksanaan.
kerja,
temuan.
upaya (ketentuan-ketentuan) yang mengatur tentang perilaku apa yang boleh dan
a. Aturan-aturan yang menetapkan teguran dan sanksi atas perilaku bekerja yang
pendisiplinan; dan
26
J.M. Ivancevich. Human Resource Management. New York: McGraw-Hill, 2010, pp. 520-
521.
27
Stephen. P. Robbins. Organizational Behavior. Upper Saddle River, NJ: Prentice-Hall, 2003,
p. 53
xxix
yang melanggar;
dikehendaki organisasi28.
Myint Swe Khine, A. Lourdusamy, Quek Choon Lang, Angela F.L. Wong,
28
Jerald Greenberg and Robert A. Baron. Behavior in Organizations. Upper Saddle River, NJ:
Prentice-Hall, 2008, pp. 124-125
29
Gary Dessler. Human Resource Management. Upper Saddle River, NJ: Prentice-Hall, 2008,
pp. 519-521
xxx
disiplin dalam bekerja dan berperilaku dan d. hukuman atas pelanggaran yang
dilakukan30.
disiplin adalah instruksi yang sistematis yang diberikan kepada karyawan agar
berperilaku rajin dalam bekerja atau berbagai kegiatan yang dilakukan dengan
mengikuti peraturan dan prosedur yang berlaku. Instruksi yang sistimatis dapat
30
Myint Swe Khine, A. Lourdusamy, Quek Choon Lang, Angela F.L. Wong. Classroom
management. Singapore: Prentice hall, 2005, p. 194
31
Sulistiyani, True, Amber, & Rosidah. Human Resource Management. London: Graha Science,
p. 236
32
Victor Obule Ebuara and Maurice Ayodele Coker, Influence of Staff Discipline and Attitude
to Work On Job Satisfaction Lecturers in Tertiary Institutions in Cross River State, Public
Policy and Administration Research ISSN 2224-5731(Paper) ISSN 2225-0972(Online) Vol.2,
No.3, 2012, www.iiste.org
xxxi
organisasi dan norma-norma sosial yang berlaku. Disiplin kerja berkaitan dengan
kerelaan, sikap, tingkah laku, dan perbuatan untuk menaati semua peraturan baik
yang tertulis maupun tidak serta sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Lebih
lanjut, dijelaskan Malayu S.P. Hasibuan bahwa yang mempengaruhi disiplin kerja
kemanusian34.
kesadaran anggota organisasi untuk menaati peraturan organisasi dan norma sosial
demi terwujudnya tujuan organisasi, karena tanpa adanya disiplin maka sulit
mewujudkan tujuan yang maksimal. Disiplin kerja dapat dilihat dari pelaksanaan
33
Anwar Prabu Mangkunegara dan Tinton Rumbungan Octorend, Effect of Work Discipline,
Work Motivation and Job Satisfaction on Employee Organizational Commitment in the
Company (Case Study in PT. Dada Indonesia), Universal Journal of Management 3(8): 318-
328, 2015 DOI: 10.13189/ujm.2015.030803 http://www.hrpub.org
34
Malayu S.P. Hasibuan (Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara, 2010. pp.
192-198
35
Sedarmayanti, Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja, Bandung: Mandar Maju, 2001.
p. 10
xxxii
teratur dan menunjukkan tingkat kesungguhan tim kerja di dalam suatu organisasi.
Penerapan disiplin kerja dapat dilihat dari: a. prosedur dan tanggung jawab, b.
hukuman-hukuman36.
prilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan
b. Ketaatan pada peraturan kerja. Karyawan yang taat pada peraturan kerja tidak
akan melalaikan prosedur kerja dan akan selalu mengikuti pedoman kerja yang
c. Ketaatan pada standar kerja. Hal ini dapat dilihat melalui besarnya tanggung
36
Henry Simamora, Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Ketiga. Yogyakarta: Aditya
Media, 2006. pp. 610-628
xxxiii
selalu berhati-hati, penuh perhitungan dan ketelitian dalam bekerja, serta selalu
sopan ke pelanggan atau terlibat dalam tindakan yang tidak pantas. Hal ini
kepatuhan pada aturan atau perintah yang telah ditetapkan oleh organisasi.
Kesadaran dan kepatuhan pegawau menaati peraturan dapat di lihat dari: a. tujuan
kemanusiaan38.
yang berlaku baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup
37
Veithzal Rivai, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan. Jakarta: Murai
Kencana, 2004. pp. 444-445
38
Lijan Poltak Sinambela, Manajemen Sumber Daya Manusia; Membangun Tim Kerja yang
Solid untuk Meningkatkan Kinerja, Jakarta: Bumi Aksara, 2016. pp. 333-336
xxxiv
mana dia bekerja. Disiplin kerja karyawan dipengaruhi oleh factor-faktor sebagai
ancaman40.
bahwa yang dimaksud dengan Disiplin adalah upaya-upaya dalam bentuk aturan-
(1)Ketaatan waktu: a) Masuk dan keluar kelas tepat waktu, b) Hadir setiap jam
pelajaran,
39
B. Siswanto Sastrohadiwiryo, Manajemen Tenaga Kerja Indonesia, edisi 2 Jakarta:Bumi
Aksara, 2003. p. 291
40
Suyadi Prawirosentono, Filosofi Baru tentang Manajemen Mutu terpadu abad 21. Jakarta:
Bumi Aksara, 2007. p. 31
xxxv
sering kali dikaitkan dengan kemampuan kita untuk membuat orang lain
melakukan apa yang kita inginkan, terlepas dari keinginan dan minat mereka.
dan kontrol.
tidak berubah atau tidak dapat dirubah. Kekuasaan sesungguhnya tidak terbatas
senantiasa hadir dalam konteks relasi sosial antar manusia. Kekuasaan tercipta
dalam relasi sosial. Karena itu, kekuasaan dan hubungan kekuasaan dapat
xxxvi
sebuah proses perubahan kemudian memiliki konsep yang bermakna. Dengan kata
hal:
organisasi adalah sesuatu yang harus dilakukan dan merupakan bagian aksi
sebuah konsep. Hal tersebut diperoleh melalui trial and error maupun
xxxvii
mulai dari elemen terendah sampai top management dan menghasilkan perubahan
dalam maupun luar organisasi sebagai jalan untuk meningkatkan aktifitas student
membandingkan manusia terdidik dan tidak terdidik terhadap standar ketat untuk
produk barang yang ditetapkan oleh para pesaing atau mereka yag dianggap
tenaga-tenaga terbaiknya.42
dimiliki oleh individu tersebut baik menurut kemampuan keahlian (skill) ataupun
41
George. Jennifer M, Jones Gareth R. Understanding and Managing Organizational Behavior,
(New Jersey : Prentice hall,2012), pp.455-456.
42
Sedarmayanti. Manajemen Sumber Daya Manusia Reformasi Birokrasi dan Manajemen
Pegawai Negeri Sipil. (Bandung : Refika Aditama., 2007), pp.296-297.
xxxviii
yang akan dilakukan terkait dengan diri mereka termasuk mengurangi hambatan
dipengaruhi oleh empat aspek, yaitu: aspek afektif, kognitif, konatif dan
antara lain, perubahan sistem sosial dan perubahan struktur sosial masyarakat.
pihak atasan yang menghubungkan antara dua individu atasan dan bawahan
madrasah tidak lagi dapat menerima suatu perubahan Sebagaimana adanya, tetapi
bidang yang mencakup juga dalam hal pendidikan. Dengan berlakunya AFTA dan
GATT, maka persaingan yang akan terjadi menjadi semakin ketat dan tidak
termasuk bisnis akan merambah pada sektor pendidikan, maka madrasah sangat
madrasah atau lembaga pendidikan harus ditata dalam suatu manajemen yagn
kompetitif/unggul.
proses mencapai tujuan belajar yang berhubungan antara (1) keahlian dan potensi,
(2) tujuan dan nilai-nilai, (3) adanya otonomi / pemilihan peluang, (4) pengalaman
penting dan keterkaitan belajar yang berlangsung secara sistematis dan terus
46
Mukhtar dan Widodo. Manajemen Berbasis Madrasah. (Jakarta: Fifamas., 2004), p. 16.
47
Wiley John & Sons.Organizational Behavior. (USA :Marina Filipovic Marinshe.,
2010),pp.289-292.
xl
kemudian mencari “praktik terbalik” pada organisasi atau lembaga lain, kemudian
Pada dasarnya, pemberdayaan adalah suatu cara belajar dari atasan/orang lain
Dilihat dari sudut proses pembinaan karyawan biasanya terdiri dari tujuh
langkah inovasi yaitu tanggung jawab kerja yang jelas, delegasi kewenangan,
48
Hellriegel Don, Slocum Jhon W, Jr. Organizational Behavior. (USA: South-Western Cengage
Learning. Mason.,2008)h.350-352.
49
Schermerhorn Management Eighth Edition.(USA: South-Western Cengage Learning,
Mason.,2008).h. 327-328..
50
Rue Leslie W, Byars Lloyd L. Supervision (USA : McGraw-Hill.,2007). p.153.
xli
perbaikannya selama ini belum berhasil. Perlu dibentuk suatu tim peningkatan
mutu pembelajaran51. Tim ini akan mendefinisikan proses yang menjadi target,
organisasi; 2). Inovasi, pimpinan mendukung inovasi oleh bawahan dan pimpinan
tertunda; 3). Akses pada informasi, bawahan harus diberikan akses yang luas
jawab.
organisasi yang mandiri dalam berfikir, bertindak dan mengendalikan apa yang
mereka lakukan dengan menggali segala potensi yang dimiliki oleh individu
51
Ivancevich, Konopaske, Matteson.Organizational Behavior and Management,(USA: McGraw-
Hill., 2008), pp.278-279.
52
Luthans Fred, Organizational Behavior Twelfth Edition, (USA: McGraw-Hill.,2011) pp.322-
325.
xlii
unggul, inovatif, jujur dan bertanggung jawab yang dilandasi oleh nilai-nilai
organisasi.
indikator, sebagai berikut: 1). Pengakuan; 2). Umpan Balik, 3). Informasi; 4).
Tanggung Jawab; 8). Rasa Hormat; 9). Kepercayaan; 10). Toleransi Kegagalan
Organisasi yang baik menjadi tolok ukur bagi keberhasilan kinerja yang
ditunjukkan Pegawai .
belajarnya hingga penguasaan bahan ajar. Untuk itu, Pegawai harus mampu:
c. Mengelola kelas, yaitu mengatur tata ruang kelas untuk pelajaran, menciptakan
53
Buchari Alma, Guru profesional: Menguasai Metode dan Terampil Mengajar, (Bandung:
Alfabeta, 2010) p.141
xliv
keperluan pengajaran54.
c. Pengembangan kurikulum/silabus;
d. Perancangan kinerja;
dimilikinya55.
articles, and cases and technology such as software and hardware) and intangible
54
Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002) p.4
55
E. Mulyasa. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007),
h. 25-107
xlv
terkoordinasi (misalnya bahan pengajaran seperti buku, artikel, dan kasus dan
teknologi seperti perangkat lunak dan perangkat keras) dan sumber daya tak
kelanjutan kinerja, untuk melibatkan pelajar (murid) dalam proses kinerja, untuk
56
Madhavaram, S., Laverie, D.A. (2010). Developing Pedagogical Competence: Issues and
Implications for Marketing Education. Journal of Marketing Education, vol. XX, no X, pp. 2-
10
xlvi
competency can be seen from the ability to: Kompetensi pedagogis adalah
dari:
menentukan sumber belajar, Media, dan alat, 6) merancang alat penilaian dan
waktu.
b. the ability to execute the interaction or manage the learning process are: 1)
balik, 11) melakukan penilaian dan evaluasi, dan 12) menggunakan waktu
repairing the problem is not valid, 4) checking the answer, 5) classifying the
the level of variation in the results, 10) infering from the results of the
results, 12) classifying students, 13) identifying the need for follow-up
assessment results, 14) carrying out follow-up, 15) evaluating the results of
follow- up, and 16) analyzing the results of evaluation. Kemampuan untuk
variasi hasil, 10) mencermati hasil dari hasil penilaian Penilaian secara jelas
dan logis, 11) mengatur hasil penilaian program tindak lanjut, 12)
penilaian tindak lanjut, 14) melakukan tindak lanjut, 15) mengevaluasi hasilnya
kompetensi pedagogic tersebut sebagai salah satu tugas utama Pegawai untuk
mengajar dan mendidik murid di kelas dan di luar kelas yang memerlukan
dimilikinya61.
meliputi:
didik;
60
Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru:Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar
Teori dan Praktik, Cet. Ke-1, Jakarta: Kencana, 2011, pp. 30-31
61
Martinis Yamin, Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia, Cet. Ke-2, Jakarta: Putra
Grafika, 2007, p. 2
l
menyenangkan; dan
dimiliki63.
evaluasi64.
melihat karakteristik Pegawai dari berbagai aspek kehidupan, baik itu moral,
prestasi, adalah:
5) melaksanakan kinerja;
ketrampilan Pegawai;
yang akan peneliti lakukan. Namun secara parsial ada kesamaan, diantaranya:
65
Trianto, Tinjauan Yuridis Hak serta Kewajiban Pendidik Menurut UU Guru dan Dosen.
Jakarta: Prestasi Pustaka, 2006. P. 25-26
lii
kerja, kondisi kerja dan peluang karir dengan kualitas kerja. Sampel yang
0.01)66.
organisasi, supervisi, dan iklim kerja dengan kualitas layanan. Hasil penelitian
3. Itang, “Work Discipline and Work Competence with Quality of Service in the
66
Mohammad Baitul Islam, Factors Affecting Quality of Work Life: An Analysis on Employees
of Private Limited Companies in Bangladesh. Global Journal of Management and Business
Research Volume 12 Issue 18 Version 1.0 Year 2012 Type: Double Blind Peer Reviewed
International Research Journal Publisher: Global Journals Inc. (USA) Online ISSN: 2249-
4588 & Print ISSN: 0975-5853, GJMBR-A Classification: FOR Code: 150305, 150311 JEL
Code: J28, O15.
67
Anwar Hossain dan Nahid Aktar, “Influence of Perceived Organizational Support,
Supervisory Support, and Working Environment on Employee Service Quality: An Empirical
Study on Non-Govt. Employees in Bangladesh”. Journal Knowledge & Character, Presidency
University, Volume 1 January 2012 Number 1, ISSN: 22247610,
http://presidency.edu.bd/uploads/pu-journal-part-A.pdf
liii
kerja dan kompetensi kerja dengan kualitas kerja. Sampel yang digunakan
dalam penelitian ini sebanyak 160 orang masyarakat sekitar Kantor Urusan
0.01)68.
Teacher Work Quality Also Its Effect to the Student Learning Outcome”.
0.333 (p ≤ 0.01)69.
68
Itang, Work Discipline and Work Competence with Quality of Service in the Office of
Religious Affairs (KUA) District of Mount Kencana Lebak Regency of Banten. Journal of
Management and Sustainability; Vol. 5, No. 3; 2015, ISSN 1925-4725 E-ISSN 1925-4733,
Published by Canadian Center of Science and Education, doi:10.5539/jms.v5n3p132 URL:
http://dx.doi.org/10.5539/jms.v5n3p132
69
Hermin Arista, Eddy Sutadji dan Hakkun Elmunsyah, “Contribution of Competence and
Teaching Experience to the Teacher Work Motivation and Teacher Work Quality Also Its
Effect to the Student Learning Outcome”. IOSR Journal of Research & Method in Education
(IOSR-JRME) e-ISSN: 2320–7388,p-ISSN: 2320–737X Volume 6, Issue 1 Ver.III (Jan. - Feb.
2016), PP 07-13 www.iosrjournals.org
liv
penentuan indikator dari variabel tersebut yang didasarkan pada landasan teoretik
Pegawai .
berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan yang sudah direncanakan. Adapun
hasil temuan.
kehidupan sosial dalam bekerja, dengan indicator: (a) Kebanggaan dalam bekerja,
(b) Pengaruh dengan rekan kerja, (c) Penghargaan yang diterima, dan 4) Dimensi
evaluasi dalam bekerja, dengan indicator: (a) Evaluasi dari Pimpinan atas kinerja,
bekerja, dan siap untuk di evaluasi sehingga dapat memenuhi kualitas kerja
dengan bekerjasama.
Ketaatan Waktu: a) Masuk dan keluar kelas tepat waktu, b) Hadir setiap jam
a) Memiliki rasa tanggung jawab, dan b) Bekerja sesuai tugas pokok dan fungsi;
Bekerja dan Etika, dengan indikator: (1) Pola Bekerja: a) Memelihara dan
lain; (2) Etika dalam melaksanakan tugas: a) Menghadiri setiap acara organisasi,
kehidupan sosial dalam bekerja, dengan indicator: (a) Kebanggaan dalam bekerja,
(b) Pengaruh dengan rekan kerja, (c) Penghargaan yang diterima, dan 4) Dimensi
lvii
evaluasi dalam bekerja, dengan indicator: (a) Evaluasi dari Pimpinan atas kinerja,
Persfektif dua konsep teori di atas mengandung arti bahwa, bila anggota
atasan dalam mengelola sumber daya manusia yang ada untuk mencapai tujuan
kehidupan sosial dalam bekerja, dengan indicator: (a) Kebanggaan dalam bekerja,
(b) Pengaruh dengan rekan kerja, (c) Penghargaan yang diterima, dan 4) Dimensi
evaluasi dalam bekerja, dengan indicator: (a) Evaluasi dari Pimpinan atas kinerja,
Persfektif dua konsep teori di atas mengandung arti bahwa, bila anggota
Pegawai .
kinerja.
kehidupan sosial dalam bekerja, dengan indicator: (a) Kebanggaan dalam bekerja,
(b) Pengaruh dengan rekan kerja, (c) Penghargaan yang diterima, dan 4) Dimensi
evaluasi dalam bekerja, dengan indicator: (a) Evaluasi dari Pimpinan atas kinerja,
Persfektif dua konsep teori di atas mengandung arti bahwa bila Pegawai
dan menilai prestasi Pegawai dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya,
berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan yang sudah direncanakan. Adapun
hasil temuan.
lxi
Ketaatan Waktu: a) Masuk dan keluar kelas tepat waktu, b) Hadir setiap jam
a) Memiliki rasa tanggung jawab, dan b) Bekerja sesuai tugas pokok dan fungsi;
Bekerja dan Etika, dengan indikator: (1) Pola Bekerja: a) Memelihara dan
lain; (2) Etika dalam melaksanakan tugas: a) Menghadiri setiap acara organisasi,
kehidupan sosial dalam bekerja, dengan indicator: (a) Kebanggaan dalam bekerja,
(b) Pengaruh dengan rekan kerja, (c) Penghargaan yang diterima, dan 4) Dimensi
evaluasi dalam bekerja, dengan indicator: (a) Evaluasi dari Pimpinan atas kinerja,
Kerja Pegawai .
berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan yang sudah direncanakan. Adapun
hasil temuan.
kinerja.
kehidupan sosial dalam bekerja, dengan indicator: (a) Kebanggaan dalam bekerja,
(b) Pengaruh dengan rekan kerja, (c) Penghargaan yang diterima, dan 4) Dimensi
evaluasi dalam bekerja, dengan indicator: (a) Evaluasi dari Pimpinan atas kinerja,
dan menilai prestasi Pegawai dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya,
lxv
Kerja Pegawai
Ketaatan Waktu: a) Masuk dan keluar kelas tepat waktu, b) Hadir setiap jam
a) Memiliki rasa tanggung jawab, dan b) Bekerja sesuai tugas pokok dan fungsi;
Bekerja dan Etika, dengan indikator: (1) Pola Bekerja: a) Memelihara dan
lain; (2) Etika dalam melaksanakan tugas: a) Menghadiri setiap acara organisasi,
kinerja.
atasan dalam mengelola sumber daya manusia yang ada untuk mencapai tujuan
kehidupan sosial dalam bekerja, dengan indicator: (a) Kebanggaan dalam bekerja,
(b) Pengaruh dengan rekan kerja, (c) Penghargaan yang diterima, dan 4) Dimensi
evaluasi dalam bekerja, dengan indicator: (a) Evaluasi dari Pimpinan atas kinerja,
dalam bekerja, dan siap untuk di evaluasi sehingga dapat memenuhi kualitas
Kerja dan Motivasi prestasi memiliki Pengaruh positif terhadap Kualitas Kerja
Pegawai .
lxviii
berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan yang sudah direncanakan. Adapun
hasil temuan.
Ketaatan Waktu: a) Masuk dan keluar kelas tepat waktu, b) Hadir setiap jam
a) Memiliki rasa tanggung jawab, dan b) Bekerja sesuai tugas pokok dan fungsi;
lxix
Bekerja dan Etika, dengan indikator: (1) Pola Bekerja: a) Memelihara dan
lain; (2) Etika dalam melaksanakan tugas: a) Menghadiri setiap acara organisasi,
kinerja.
kehidupan sosial dalam bekerja, dengan indicator: (a) Kebanggaan dalam bekerja,
(b) Pengaruh dengan rekan kerja, (c) Penghargaan yang diterima, dan 4) Dimensi
evaluasi dalam bekerja, dengan indicator: (a) Evaluasi dari Pimpinan atas kinerja,
dalam bekerja, dan siap untuk di evaluasi sehingga dapat memenuhi kualitas
Ketaatan Waktu: a) Masuk dan keluar kelas tepat waktu, b) Hadir setiap jam
a) Memiliki rasa tanggung jawab, dan b) Bekerja sesuai tugas pokok dan fungsi;
Bekerja dan Etika, dengan indikator: (1) Pola Bekerja: a) Memelihara dan
lain; (2) Etika dalam melaksanakan tugas: a) Menghadiri setiap acara organisasi,
kinerja.
kehidupan sosial dalam bekerja, dengan indicator: (a) Kebanggaan dalam bekerja,
(b) Pengaruh dengan rekan kerja, (c) Penghargaan yang diterima, dan 4) Dimensi
evaluasi dalam bekerja, dengan indicator: (a) Evaluasi dari Pimpinan atas kinerja,
dalam bekerja, dan siap untuk di evaluasi sehingga dapat memenuhi kualitas
Pegawai dapat berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan yang sudah
Ketaatan Waktu: a) Masuk dan keluar kelas tepat waktu, b) Hadir setiap jam
a) Memiliki rasa tanggung jawab, dan b) Bekerja sesuai tugas pokok dan fungsi;
Bekerja dan Etika, dengan indikator: (1) Pola Bekerja: a) Memelihara dan
lain; (2) Etika dalam melaksanakan tugas: a) Menghadiri setiap acara organisasi,
kinerja.
kehidupan sosial dalam bekerja, dengan indicator: (a) Kebanggaan dalam bekerja,
(b) Pengaruh dengan rekan kerja, (c) Penghargaan yang diterima, dan 4) Dimensi
lxxvi
evaluasi dalam bekerja, dengan indicator: (a) Evaluasi dari Pimpinan atas kinerja,
dalam bekerja, dan siap untuk di evaluasi sehingga dapat memenuhi kualitas
Pegawai
kerja Pegawai
Pegawai
Pegawai
kualitas kerja Pegawai Kantor Camat Se-Kota Jambi. Secara terinci penelitian ini
4. Pengaruh antara supervisi pimpinan dan disiplin kerja dengan kualitas kerja
Pegawai .
5. Pengaruh antara disiplin kerja dan Motivasi prestasi dengan kualitas kerja
Pegawai .
kerja Pegawai .
7. Pengaruh antara supervisi pimpinan, disiplin kerja dan Motivasi prestasi secara
ada di Kota Jambi terhadap 200 orang Pegawai dengan status Aparatur Sipil
Negara (ASN).
lxxix
supervisi pimpinan, disiplin kerja dan Motivasi prestasi dengan kualitas kerja
Pegawai di Kota Jambi dengan rincian kegiatan sebagaimana terlihat pada tabel 1
di halaman berikut:
kuantitatif dan kualitatif secara berurutan, di mana pada tahap pertama penelitian
memperluas, memberi makna data kuantitatif yang telah diperoleh pada tahap
berikut:
Masalah/ Pengumpulan
Landasan Teoori Hasil Pengujian
potensi, rumusan data & Analisis
dan Hipotesis Hipotesis
70
masalah Data Kuantitatif
Sugiyono. Cara Mudah Menyusun, Skirpsi, Tesis dan Disertasi , (Bandung: Alfabeta, 2013),
p. 276
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan
Variaber intervening dan variabel terikat yaitu Kualitas Kerja Pegawai, dengan
dengan option: Sangat Setuju (SS) dengan nilai 5, Setuju (S) dengan
nilai 4, Ragu ragu (RR) dengan nilai 3, Tidak Setuju (TS) dengan
ditentukan.
82
ini:
X1
X2
Y
X3
X4
Keterangan:
X1 : Supervisi Pimpinan
X2 : Disiplin Kerja
X3 : Pemberdayaan
X4 : Motivasi prestasi
Y : Kualitas Kerja Pegawai .
2.2.2.2.1 Populasi
kesimpulannya.71
Aparatur Sipil Negara (ASN) pada Kantor Camat di Kota Jambi yang
memiliki tugas pokok dan fungsi yang sama sesuai dengan Undang-
undang Pegawai
71
Sugiyono.Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). (Bandung: Alfabeta, 2011), Hal. 119.
84
Adapun data yang diperlukan untuk penelitian dapat diambil dari sampel
penelitian dan apa yang dipelajari dari sampel penelitian, hasilnya dapat berlaku
untuk populasi. Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang
berikut:73
N
n= 2
N . d +1
Keterangan:
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
d2 = Presisi (ditetapkan 5 % dengan tingkat kepercayaan 95%)
berikut:
N 200
n= =
2
N . d +1 20 0. ¿ ¿
72
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, (Bandung: Alfabeta, 2004) Hal. 91
73
Riduwan. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. (Bandung: Alfabeta, 2007), Hal. 65
85
Jumlah Jumlah
No Nama Instansi Perhitungan Sampel
Pegawai (pembulatan)
Alam barajo 13 orang ( 13 / 200 ) x 133 = 8,6 9
sampel.
data X1, X2, X3, Y yang diujicobakan berupa pernyataan positif dan
options: Selalu (Sl) dengan nilai 5, Sering (Sr) dengan nilai 4, Kadang-
kadang (KK) dengan nilai 3, Pernah (P) dengan nilai 2 dan Tidak Pernah
dan disiplin kerja dengan option: Sangat Setuju (SS) dengan nilai 5,
Setuju (S) dengan nilai 4, Ragu ragu (R) dengan nilai 3, Tidak Setuju
(TS) dengan nilai 2 dan Sangat Tidak Setuju (STS) dengan nilai 1,
jawaban salah.
87
(X1), disiplin kerja (X2) , Pemberdayaan (X3) dan Motivasi prestasi (X4)
Uji ini untuk melihat apakah regresi yang diperoleh ada artinya jika
sedang dianalisis.
1)Tahap Observasi
a) Generalisasi Penelitian
Pegawai ;
kerja Pegawai ;
dilanjutkan dengan analisis data. Selanjutnya dari hasil analisis data yang
dipaparkan secara detail, dapat ditarik kesimpulan dan saran yang sesuai
data. Proses analisis data dilakukan dengan cara berlanjut, berulang dan
yang dibutuhkan.
DAFTAR PUSTAKA
DOI: 10.1080/13664530.2013.813766,
http://dx.doi.org/10.1080/13664530.2013.813766
Greenberg, Jerald,. and Robert A. Baron. Behavior in Organizations. Upper
Saddle River, NJ: Prentice-Hall, 2008,
Hanushek 2002 Teacher Quality.pdf, accessed May 17, 2016,
http://hanushek.stanford.edu/sites/default/files/publications/Hanus
hek%202002%20Teacher%20Quality.pdf.
Henry Simamora, Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Ketiga. Yogyakarta:
Aditya Media, 2006.
Hermin Arista, Eddy Sutadji dan Hakkun Elmunsyah, “Contribution of
Competence and Teaching Experience to the Teacher Work
Motivation and Teacher Work Quality Also Its Effect to the
Student Learning Outcome”. IOSR Journal of Research & Method
in Education (IOSR-JRME) e-ISSN: 2320–7388,p-ISSN: 2320–
737X Volume 6, Issue 1 Ver.III (Jan. - Feb. 2016), PP 07-13
www.iosrjournals.org
Itang, Work Discipline and Work Competence with Quality of Service in the
Office of Religious Affairs (KUA) District of Mount Kencana
Lebak Regency of Banten. Journal of Management and
Sustainability; Vol. 5, No. 3; 2015, ISSN 1925-4725 E-ISSN 1925-
4733, Published by Canadian Center of Science and Education,
doi:10.5539/jms.v5n3p132 URL:
http://dx.doi.org/10.5539/jms.v5n3p132
Ivancevich, J.M., Human Resource Management. New York: McGraw-Hill, 2010,
Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Pegawai :Melalui Pelatihan dan Sumber
Belajar Teori dan Praktik, Cet. Ke-1, Jakarta: Kencana, 2011
Karnadi, Peraturan Pemerintah RI nomor 74 tahun 2008 tentang Pegawai ,
Jakarta: BP. Cipta Jaya, 2009.
Kunandar, Pegawai Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Organisasi dan Sukses dalam Sertifikasi. Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2007.
Lijan Poltak Sinambela, Manajemen Sumber Daya Manusia; Membangun Tim
Kerja yang Solid untuk Meningkatkan Kinerja, Jakarta: Bumi
Aksara, 2016.
96