Anda di halaman 1dari 9

KINERJA KARYAWAN DITINJAU DARI MOTIVASI KERJA

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis motivasi kerja terhadap
kinerja karyawan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah literatur
review. Hasil analisis dan pembahasan dapat diketahui bahwa motivasi kerja sangat
berpengaruh positif dalam meningkatkan kinerja karyawan. Karyawan akan
memberikan kinerjanya secara maksimal jika memiliki tinkat motivasi yang tinggi.
Tangka motivasi kerja dapat diperngaruhi oleh lingkungan kerja yang mendukung.
Diantaranya hubungan antara pemimpin dan bawahan yang terjalin dengan baik
akan menimbulkan suasana yang nyaman dalam melakukan penyelesaian
pekerjaan.

Kata kunci : Motivasi Kerja, Komitmen Kerja Karyawan, Kinerja Karyawan

ABSTRACT
This study aims to analyze work motivation on employee performance. The
method used in this study is a literature review. The results of the analysis and
discussion can be seen that work motivation has a very positive effect on improving
employee performance. Employees will give their maximum performance if they
have a high level of motivation. The level of work motivation can be influenced by
a supportive work environment. Among them, a well-established relationship
between leaders and subordinates will create a comfortable atmosphere in
completing work.

Keywords: Work Motivation, Employee Work Commitment, Employee


Performance
PENDAHULUAN
Persaingan di dunia bisnis saat ini semakin ketat, sehingga setiap orang
harus mampu menghadapi segala kemungkinan tantangan. Berbagai jenis tantangan
untuk setiap organisasi berasal dari sumber yang berbeda, baik di dalam maupun di
luar organisasi. Tantangan yang datang dari luar negeri antara lain kemajuan
teknologi, perlambatan ekonomi, undang-undang dan peraturan pemerintah, dan
banyak lagi. Selain tantangan eksternal, hambatan yang muncul di dalam organisasi
itu sendiri sangat bermasalah, seperti bagaimana organisasi merespon kebutuhan
anggotanya dan bagaimana memelihara hubungan. antar anggota organisasi untuk
mengurangi potensi konflik. di sini. Semua tantangan ini harus diatasi agar
organisasi dapat menjawab tantangan utama, bagaimana mendukung pertumbuhan
empat komunitas, agar organisasi tidak berkembang untuk sementara waktu dan
akhirnya beristirahat dan mati. Hal ini dapat tercapai jika organisasi mampu
menggunakan semua sumber daya yang tersedia dan terbatas secara efisien dan
efektif (Widodo, 2009).

Dari sumber daya yang tersedia dalam organisasi, karyawan memegang


peranan kunci dalam menentukan hasil yang harus dicapai organisasi, sehingga
tidak ada perusahaan yang hanya dapat melibatkan orang dalam mencapai
tujuannya. di sini. Manusia adalah salah satu dari sekian banyak aspek produksi
yang sulit dikendalikan. Hal ini disebabkan karena sifat dan karakteristik yang
spesifik dari produk tersebut, dan masalah sering muncul ketika tidak dipahami
dengan baik (Setiawan, 2013).

Berdasarkan informasi di atas, perusahaan harus menerapkan manajemen


sumber daya manusia sedemikian rupa sehingga tujuan bisnis dapat dicapai melalui
perluasan struktur organisasi yang berkelanjutan. Keterlibatan organisasi adalah
sejauh mana seorang karyawan belajar tentang suatu organisasi, tujuan dan
keinginannya untuk tetap menjadi anggota organisasi (Robbins dan Coulter,
2010:40). Oleh karena itu, pengorganisasian kerja karyawan sangat penting karena
karyawan yang memiliki komitmen kuat terhadap organisasinya melakukan
tugasnya dengan baik untuk mencapai tujuan organisasi dan jika organisasi
karyawan yang baik tidak dikelola akan berdampak. Di dasar. Keterlibatan seorang
pegawai dalam organisasi tidak meningkatkan loyalitas dan kinerja pegawai serta
tidak menghambat pencapaian tujuan organisasi. Ada banyak hal yang dapat
memperlambat tenaga kerja, antara lain motivasi kerja, frustasi kerja, dan kepuasan
kerja.

Motivasi adalah proses yang mengaktifkan, memfokuskan, dan menopang


upaya individu untuk mencapai suatu tujuan (Robbins dan Coulter, 2010: 109).
Sedangkan menurut Priansa (2014:202), penguatan tugas adalah perilaku dan faktor
yang memotivasi karyawan untuk melaksanakan tugasnya. Motivasi mengacu pada
kekuatan dan arah perilaku dan hal-hal yang memotivasi seseorang untuk bertindak
dengan cara tertentu. Penguatan merupakan salah satu upaya peningkatan
organisasi profesi tenaga kerja. Motivasi yang lebih tinggi dari karyawan akan
meningkatkan moral dan kualitas organisasi, begitu juga sebaliknya. Dengan
demikian, motivasi berarti sesuatu yang memotivasi dan memotivasi untuk
melakukan sesuatu yang memotivasi dan bekerja lebih baik untuk meningkatkan
organisasi profesional karyawan dan mencapai tujuan kinerja. organisasi.
Pernyataan ini didukung oleh penelitian sebelumnya oleh Tanija dan Sutanto (2013)
di PT. Markoni Mandiri Perkasa mengatakan ada pengaruh positif dan signifikan
antara motivasi karyawan dengan struktur organisasi.

Menurut Herzberg (dalam Tan & Waheed, 2011) motivasi kerja merupakan
pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja pada seseorang
individu agar mereka mau untuk bekerjasama, bekerja secara efektif dan
berintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai keinginannya. Pareek
(1996) Teori Herzberg ini biasa dikenal dengan teori dua faktor, yang terdiri dari
faktor motivator dan faktor hygiene. Kedua faktor tersebut adalah yang dapat
mencapai kepuasan kerja dan mencegah ketidakpuasan kerja. Dalam faktor
motivator hal ini bisa memotivasi pegawai untuk memperoleh dan mencapai kinerja
yang tinggi, hal tersebut bisa didapatkan dengan merangsang, menantang, dan
menyerap pekerjaan yang dijalaninya tersebut. Dalam faktor hygiene hal ini bisa
mencegah ketidakpuasan kerja namun tidak bisa menghasilkan kepuasan kerja
dikarenakan faktor tersebut hanya bisa mencegahnya saja (Schultz P & Schultz E,
1994). Oleh karena itu kedua faktor tersebut harus terpenuhi untuk mencapai
kinerja yang tinggi dibutuhkan faktor yang bisa mencapai kepuasan kerja dan faktor
yang bisa mencegah kepuasan kerjanya (Robbins & Judge, 2016). Menurut
Chaudhary & Sharma (2012) bahwasannya motivasi kerja ialah sesuatu hal yang
menjadi penyebab, penyaluran, pendukung perilaku suatu individu supaya ia
berkeinginan untuk bekerja dengan giat dan antusias untuk mencapai kinerja yang
optimal. Motivasi ini mempunyai dampak secara langsung pada produktivitas dan
pertumbuhan perusahaan, dengan atau melalui motivasi ini pegawai akan terus
berusaha melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik dan tanpa merasa adanya
tekanan dalam proses melaksanakannya.

Motivasi kerja dipercaya dapat berpengaruh dalam membangkitkan


semangat dalam diri, mengarahkan diri untuk beraktivitas, dan juga memelihara
perilaku yang berhubungan dengan kinerja di perusahaan (Inggriani, 2019).
Pegawai akan mempunyai kemauan yang kuat dan besar untuk menyelesaikan
tanggung jawabnya yang telah diberikan oleh perusahaan, kemauan yang kuat
seperti inilah yang akan muncul akibat terdapatnya suatu dorongan dari dalam diri
seorang pegawai untuk ikut serta memberikan pengaruhnya dalam memajukan
perusahaannya serta pegawai akan dengan semangat memberikan segalanya untuk
perusahaan tempatnya bekerja demi ingin memajukan dan mengabdikan dirinya
pada perusahaan karena terdapat rasa nyaman serta bahagia dalam melaksanakan
pekerjaannya yang dilandasi oleh motivasi kerja yang tinggi yang telah dimilikinya

METODOLOGI PENELITIAN

Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah yang telah ada,
karakteristik masalah yang diteliti dalam penelitian ini dapat diklarifikasikan
sebagai penelitian literatur review. Penelitian ini menganalisis dan
mendeskripsikan dampak motivasi kerja dalam meningkatkan kinerja karyawan
melalui penelitian-penelitian sebelumnya.

HASIL PEMBAHASAN
Motivasi sendiri menurut KSP Giri Muria Kudus adalah suatu tindakan atau
perbuatan yang dilakukan oleh manajemen suatu perusahaan untuk meningkatkan
semangat kerja agar karyawan tersebut dapat memiliki kepuasan kerja dan loyalitas
serta untuk mencapai tujuan atau visi dan misi yang diinginkan oleh koperasi.

Dalam penelitian Suherman, E., & Savitri, K. (2018). Hasil pengujian


membuktikan bahwa variabel motivasi kerja terhadap komitmen karyawan di
Central Dealer Yamaha Jamber tercapai dengan tingkat kepercayaan 95%. Ho
ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa variabel motivasi
kerja berpengaruh signifikan terhadap employee engagement di Diler Sentral
Yamaha Jember. Berdasarkan hasil tersebut menurut penelitian Tanja dan Sutanto
(2013) berjudul “Pengaruh Motivasi Kerja dan Kepuasan Kerja Terhadap
Komitmen Organisasi Karyawan PT. Pisau DAI di Surabaya”. Dari penelitian ini
diketahui bahwa motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap keterlibatan
karyawan dalam aktivitas organisasi. Kepuasan kerja berpengaruh signifikan
terhadap komitmen organisasi.

Dalam kajian Kurniawan D.A. dan Hanifah H.S. (2018). Pada Cemara
Motor, main dealer Honda Leles Garut, terdapat pengaruh motivasi kerja terhadap
produktivitas kerja karyawan. Nilai tertinggi untuk variabel motivasi kerja adalah
indikator hubungan harmonis antara manajer dan bawahan. Hubungan yang
harmonis antara atasan dan bawahan akan menciptakan lingkungan kerja yang
menyenangkan, dan skor terendah pada variabel motivasi kerja memiliki indikator
kerjasama, dimana kerjasama berperan sangat penting dalam meningkatkan
efisiensi kerja. karyawan karena dengan kerjasama yang baik dari semua tim atau
divisi akan lebih mudah untuk menyelesaikan tugas-tugas yang ditetapkan
perusahaan dihadapan karyawannya.

Dalam studi Jojobo K. Manoppo V.S. dan Mangindaana JV. (2020). Dari
hasil penelitian ini diketahui bahwa motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik
berpengaruh terhadap efisiensi kerja karyawan. Berkat motivasi internal dan
eksternal yang terus menerus, produktivitas karyawan di toko Honda NSS Manado
akan terus meningkat. Motivasi juga penting untuk meningkatkan kinerja pegawai,
misalnya jika suatu perusahaan tidak mengenal kinerja pegawai maka akan
menurunkan produktivitas pegawai. Peneliti menyarankan dealer Honda NSS
Manado untuk bersama-sama meningkatkan motivasi intrinsik dan ekstrinsik untuk
lebih meningkatkan produktivitas karyawan.

Dalam penelitian Suherman E. & Savitri C. (2018), motivasi kerja (X2)


karyawan bagian pemasaran di dealer Toyota Wijaya Subang memiliki kriteria
tinggi, artinya motivasi kerja sesuai dengan yang diharapkan dari pengukuran
kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan untuk berserikat. dan kebutuhan untuk
menguasai sesuatu. Namun, ada kriteria yang cukup tinggi, antara lain:

a. Indikator motivasi kerja dalam inovasi ditinjau dari motivasi untuk hasil.
Kurangnya insentif untuk inovasi, yang mengarah pada penurunan
produktivitas.
b. Indikator motivasi kerja untuk keberhasilan kerja ditinjau dari motivasi
kerja. Hal ini menunjukkan bahwa pemasaran tidak optimal untuk
keberhasilan kinerja pekerjaan.

Sukses adalah tidak adanya insentif pemasaran untuk mencapai hasil yang
tinggi. Dengan memberikan motivasi dalam bentuk bonus dan materi, perlu juga
memotivasi manajemen untuk meningkatkan efisiensinya.

Dalam studi Olivia Theodora. (2015) Selain itu, hasil penelitian ini juga
menunjukkan bahwa motivasi yang terdiri dari motivasi keberadaan, kepemilikan
dan pertumbuhan berpengaruh signifikan (hubungan simultan) terhadap kinerja
karyawan PT. SMG di Surabaya dengan F 28,805. Nilai koefisien determinasi
(R2)/R kuadrat sebesar 0,449 artinya faktor motivasi kerja yang terdiri dari motivasi
eksistensial, keterkaitan, pertumbuhan sebesar 44,9% dan sisanya 50,1%
dipengaruhi oleh faktor lain, kecuali pekerjaan motivasi.

Adapun implikasi pada penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan


untuk pertimbangan bagi perusahaan yang khususnya untuk para petinggi
perusahaan untuk selalu memperhatikan motivasi kerja dari setiap pegawainya.
Apabila pegawai mendapatkan motivasi kerja yang bagus, mereka akan cenderung
untuk terus memberikan yang terbaik untuk perusahaan tempatnya bekerja. Apabila
pegawai sudah merasa nyaman dan mendapatkan motivasi kerja yang tinggi pada
perusahaan tersebut, maka pegawai akan berusaha untuk selalu meningkatkan
kinerjanya dan dengan senang hati akan melaksanakan tugas dan kewajibannya
sebagai seorang pegawai tanpa adanya tekanan saat melakukannya. Dengan hal
tersebut, perusahaan akan tetap bertahan ditengah situasi maupun kondisi apapun
yang sedang berlangsung saat ini. Adapun untuk penelitian selanjutnya diharapkan
dapat memperluas lagi lingkup penelitian dengan spesifikasi dan jumlah responden
yang lebih luas lagi.

persepsi karyawan terhadap dimensi instrinsik lebih mendominasi dari pada


dimensi instrinsik, atau dapat dimengerti bahwa menurut persepsi karyawan di PT.
Markoni Mandiri Perkasa, faktor – faktor motivasi dari dalam pekerjaan lebih terasa
dibandingkan dengan faktor – faktor yang mendorong karyawan dari luar
pekerjaannya. Hal tersebut dapat dinilai positif, sejalan dengan pandangan
Frederich Herzberg dalam teori motivator – hygiene,yang menyatakan bahwa
karyawan akan mengalami kepuasan kerja jika mereka dapat memenuhi kebutuhan
yang bersifat instrinsik ( Motivator ), karyawan akan mengalami ketidakpuasan
kerja jika ada kekurangan dalam faktor – faktor ekstrinsik ( hygiene ). Selanjutnya
Herzberg menunjukan bahwa karakteristik pekerjaanlah yang akan menjadi
pembangkit motivasi instinsik, sementara faktor – faktor ekstrinsik hanya akan
mencegah ketidakpuasan, Herzberg telah memberikan perspektif baru bahwa
pekerjaan itu sendiri merupakan sumber motivasi yang penting, dan seharusnya
perusahaan memberi lebih banyak perhatian pada peningkatan pemenuhan
kebutuhan instrinsik, bukan ekstrinsik needs yang hanya akan memberi pengaruh
yang relatif kecil bagi motivasi kerja, karena sifatnya yang hanya sebagai
maintenace.
KESIMPULAN

Dari analisis dan pembahasan penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa


motivasi kerja berpengaruh sangat positif terhadap peningkatan produktivitas
karyawan. Karyawan akan memberikan produktivitas yang maksimal jika memiliki
tingkat motivasi yang tinggi. Lingkungan kerja yang kondusif dapat mempengaruhi
tingkat motivasi kerja. Diantaranya, hubungan yang terjalin dengan baik antara
manajer dan bawahan akan menciptakan suasana yang nyaman saat melakukan
pekerjaan.

DAFTAR PUSTAKA

Maulana, Tofan Hasan. 2012. Pengaruh Motivasi Kerja dan Kepuasan Kerja
Terhadap Komitmen Organisasi Pegawai di Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Bandung. Program Studi
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan Bandung.

Suherman, E., & Savitri, C. (2018). Analisis Peran Self Efficacy Dan Motivasi
Kerja Terhadap Kinerja Marketing Dealer Wijaya Toyota Subang. Buana
Ilmu, 3(1), 70–89. https://doi.org/10.36805/bi.v3i1.457

Djodjobo, K., Manoppo, W. S., & Mangindaan, J. V. (2020). Pengaruh Motivasi


Kerja Terhadap Peningkatan Kinerja Karyawan (Studi Pada Karyawan Dealer
Honda NSS Manado). Jurnal Productivity, 1(1), 89–94.

Kurniawan, D. A., & Hanifah, H. S. (2018). Pengaruh kepemimpinan dan motivasi


kerja terhadap kinerja karyawan (di Cemara Main Dealer Honda Leles Garut).
Journal of Knowledge Management, 12(01), 001–011.

Sugiyono. (2013). Metode penelitian pen22641e12didikan (Pendekatan kuantitatif,


kualitatif, dan R&D). Alfabeta. Bandung. 109-131*

Olivia Theodora. (2015). Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan


PT Sejahtera Motor Gemilang. Agora, 3(Pengaruh Motivasi), 2.

Anda mungkin juga menyukai