Nama : Pesta Gresela Sitorus Nim : 1824090204 Mata Kuliah : Psikologi Pembelajaran Hari/jam Kuliah : selasa/09.30 – 11.10 Dosen : RR.Dini Diah Epistemologi dan Teori belajar
Epistemology (epistemologi) adalah cabang filsafat yang
berkaitan dengan hakikat pengetahuan. Plato percaya bahwa pengetahuan adalah diwariskan dan,karenanya,merupakan komponen natural dari pikiran manusia. Menurut plato,seseorang mendapatkan pengetahuan dengan merenungi isi dari pikiran seseorang. Aristoteles, sebaliknya, percaya bahwa pengetahuan berasal dari pengalaman indrawi dan tidak diwariskan. Filsafat Plato dan Aristoteles menunjukan kesulitan dalam penggunaan istilah filsafat umum seperti rasionalis, nativis, dan empirisis.Plato & Aristoteles adalah rasionalis.Menurut Plato, salah satu atribut itu adalah pengetahuan. Namun Aristoteles tidak secara total menolak nativisme. PLATO DAN ARISTOTELES PLATO (427-347 SM) adalah murid paling terkenal dari filsuf Socrates. Kaum Pythagorean percaya bahwa alam semesta diatur oleh hubungan - hubungan numerik yang memengaruhi dunia fisik. Menurut penganut Pythagorean,hal abstrak memiliki eksistensi yang independen dan mampu memengaruhi objek fisik.Plato adalah salah satu dari mereka. Menurut Plato, setiap objek didunia fisik memiliki “ide” atau “bentuk” abstrak yang menyebabkannya.Ide murni atau esensi dari benda-benda ini eksis secara independen dari materi, dan sesuatu akan hilang ketika diterjemakan kedalam materi. Menurut Plato, jika manusia menerima apa-apa yang mereka alami lewat indra sebagai kebenaran, mereka hanya akan sampai pada opini dan ketidaktahuan. Aristoteles (384 – 322), salah satu murid Plato, pada awalnya menganut ajaran Plato namun kemudian berbeda pendapat dengannya. Aristoteles menganggap informasi indrawi adalah basis dari semua pengetahuan.Tetapi nalar tidak diabaikan oleh Aristoteles.jadi Aristoteles percaya bahwa pengetahuan diperoleh dari pengalaman indra dan penalaran (pemikiran). Dalam menjelaskan teori pengetahuan empiristik ini, Aristoteles merumuskan laws of association (hokum asosiasi).Dalam filsafat pendapat bahwa hubungan antar-ide dapat dijelaskan lewat hukum asosiasi ini disebut associationism (asosiasionisme). Disini ada dua perbedaan utama antara teori pengetahuan Plato dengan Aristoteles. Pertama, hukum, bentuk,atau alam yan dikaji Aristoteles dianggap tidak memiliki eksistensi yang independen dari manifestasi empirismenya,seperti yang diasumsikan Plato. Kedua, menurut Aristoteles semua pengetahuan didasarkan pada pengalaman indrawi. AWAL PSIKOLOGI MODERN Rene Descartes (1596-1650) berusaha mengkaji semua penelitian filsafat dengan sikap ragu.Kesimpulan yang paling terkenal : “Saya berpikir, karenanya saya ada”. Dari sini dia kemudian berusaha membuktikan eksistensi Tuhan, dan kemudian dia menyimpulkan bahwa pengalaman indra kita pasti merupakan refleksi dari realitas objektif sebab Tuhan tidak akan menipu kita. Dalam menjelaskan cara kerja pikiran, Descartes bersandar pada innate ideas (ide bawaan), dan karenanya tampak ada pengaruh Plato dalam filsafatnya. Thomas Hobbes (1588-1679) menentang gagasan bahwa ide bawaan adalah sumber pengetahuan.Dia berpendapat bahwa kesan indra adalah sumber dari semua pengetahuan.Dengan keyakinan ini, Hobbes membuka kembali mazhab filsafat empirisme dan asosiasionisme. Jhon locke (1632-1704) juga menantang gagasan ide-ide bawaan. Menurutnya, pikiran terdiri dari ide, dan ide dating dari pengalaman.Locke adalah aliran empiris.tetapi filsafatmnya mengandung unsur rasionalistik. Locke sama seperti Galileo,membedakan antara kualitas primer dan sekunder. George Berkeley (1685-1753) mengklaim bahwa locke tidak melangkah cukup jauh. Masih ada semacam dualisme dalam pandangan locke. Berkeley mengklaim bahwa kita hanya bisa merasakan kualitas sekunder. Namun Berkeley tetap dianggap empirisme karena dia percaya isi pikiran berasal dari pengalaman realitas eksternal. David Hume (1711-1776) mengemukakan argument tersebut selangkah lebih maju. Pikiran, Menurut Hume,tak lebih dari arus ide, memori, imajinasi, asosiasi dan perasaan.Namun ini tidak berarti Hume tidak tergolong empirisis dan asosiasionis. Jadi Kant mempertahankan rasionalisme dengan menunjukkan bahwa pikiran adalah sumber dari pengetahuan. Dengan menganut pandangan nativistik bahwa banyak pengetahuan adalah bawaan, Kant menghidupkan lagi pandangan platonic yang telah kehilangan pamornya sejak masa Descartes. Immanuel Kant (1724-1804) mengatakan bahwa Hume telah menyadarkannya dari “kepasifan dogmstik” dan menyebabkannya berusaaha menyelamatkan filsafat dari skeptisisme Hume. Kant menganggap bahwa analisis yang cermat terhadap pengalaman kita akan mengungkapkan kategori pemikiran tertentu. Jadi Mill memodifikasi pendapat empiris bahwa semua ide merefleksikan stimulus indrawi. Menurutnya ketika beberapa ide dikombinasikan, mereka menghasilkan ide yang berbeda dengan ide-ide yang menjadi unsur-unsur dari ide baru itu. Jhon stuart Mill (1806-1873) terganggu oleh pendapat asosiasionis awal yang mengatakan bahwa ide-ide kompleks tak lain adalah kombinasi dari ide-ide sederhana.Meskipun dia tetap empiris dan asosiasionis, namun dia melakukan revisi penting terhadap pandangan yang dianut oleh asosiaasionis lainnya. PENGARUH HISTORIS LAIN TERHADAP TEORI BELAJAR Thomas Reid (1710-1796) juga menentang elementisme dari empirisme, namun penentangannya mengambil bentuk yang berbeda dari penentangan John Stuart Mill. Reid berpendapat bahwa karena semua manusia meyakini eksistensi realitas fisik, maka realitas itu pasti eksis. Pendapat Reid bahwa realitas adalah seperti apa yang kita liat dinamakan naive realism. Franz Joseph Gall (1758-1828) membawa psikologi fakultas beberapa lebih maju. Berdasarkan asumsi ini, Gall mulai mengkaji bentuk tengkorak kepala orang. Analisis atribut mental dengan memeriksa karakteristik tengkorak kepala ini dinamakan phrenology. Charles Darwin (1809-1882) mendukung gagasan evolusi biologis dengan mengajikan banyak bukti, sehingga pandangannya dikaji secara serius. Darwin mengubah semua pemikiran tentang sifat manusia. Manusia kini dilihat sebagai kombinasi dari warisan biologis dan pengalaman hidup. Sikap baru ini dicontohkan langsung oleh sepupunya Darwin Francis Galton (1822-1911) yang menyusun sejumlah metode, seperti kuesioner, asosiasi bebaas, dan metode korelasi, yang secara spesifik didesain untuk mengukur perbedaan individual. Orang yang paling terkenalyang dipengaruhi langsung oleh Darwin adalah Sigmund freud (1856-1939), yang mengeksplorasi problem manusia yang berusaha hidup didunia yang beradab. Herman Ebbinghaus (1850-1909) konon telah membebaskan psikologi dari filsafat dengan menunjukkan bahwa “proses mental yang lebih tinggi” dari belajar dan memoridapat diteliti secara eksperimental. Ebbinghaus lebih memilih mempelajari proses asosiatif ketika proses itu berlangsung Salah satu prinsip penting dari asosiasi adalah hukum frekuensi, yang menjadi fokus riset Ebbinghaus. Hukum frekuensi menyatakan bahwa semakin sering suatu pengalaman terjadi, semakin mudah pengalaman itu diingat atau dilakukan lagi. Ebbinghaus juga mempelajari efek dari apa yang kini dinamakan makna belajar dan retensi. Riset Ebbinghaus membawa “proses mental yang lebih tinggi” ke dalam laboratorium. MAZHAB PSIKOLOGI AWAL Voluntarisme Voluntarisme adalah mazhab psikologi pertama dan aliran ini didirikan oleh Wilhelm Maximillian Wundt (1832-1920), yang mengikuti tradisi rasionalis Jerman.Wundt mendirikan laboratorium psikologi pertama pada tahun 1879, dan tujuan utamanya adalah menemukan elemen pikiran dan proses dasar yang mengatur penngalaman kesadaran. • Menurut Wundt psikologi eksperimental terbatas untuk mempelajari pikiran manusia. Aspek penting dari pikiran hanya bisa dipelajarin secara langsung. Wundt menyebut perhatian selektif ini sebagai appersepsi. Elemmen pikiran juga bisa diatur sekehendaknya dalam sejumlah kombinasi, proses ini diinamakan sintesis kreatif. STRUKTURALISME Edward Titchener (1867-1927), mendirikan mazhab strukturalisme di Cornell University. Strukturalisme melakukan studi sistematis atas kesadaran manusia dan ia juga mencari unsur-unsur pemikiran. Dalam menganalisis pikiran, alat yang digunakan adalah intropeksi. Wundt dan Titchener tertarik dalam pengalaman mentah dari subjek tetapi tidak tertarik pada apa yang mereka pelajari daari pengalaman itu. Struktururalisme mempostolatkan pikiran pasif. Sebagai mazhab psikologi, strukturalisme berumur pendek dan mati dimasa hidup Titchener. Dikatakan bahwa barangkali hal paling penting tentang strukturalisme adalah aliran ini muncul, dikerjakan, lalu mati. FUNGSIONALISME Fungsionalisme juga muncul di AS dan awalnya berdampingan dengan strukturalisme. Fungsionalisme amat dipengaruhi oleh teori evolusi Darwin. William James (1842-1910), yang dianggap pelopor gerakan fungsionalisme. Hal terpenting tentang kesadarann, sebagaiman dikatakan james adalah tujuannya. Dia menekankan bahwa manusia adalah makhluk rasional dan irasional. James sangat berpengaruh terhadap psikologi. Selain James ada dua anggota gerakan fungsionalis lain yang berpengaruh, yakni John Dewey (1859-1952) dan James R.Angell (1869-1949). • Dalam artikel Dewey yang terkenal, “The Reflex Are Concept in Psychology”, dia menyerang kecenderungan psikologi untuk mengisolasi hubungan resspon stimulus demi keuntungan studi. Tujuan psikologi haruslah untuk mempelajari signifikansi perilaku dalam mennyesuaikan diri dengan lingkungan. • Kontribusi utama Angell adalah dia mendirikan jurusan psikologi di University of chicago. Berdasarkan pandangan fungsionalis. • Kontribusi utama fungsionalis untuk teori belajar adalah bahwa mereka mempelajari hubungan kesadaran dengan lingkungan, bukan mempelajari sebagai fenomena sendiri. Mereka menentang teknik intropeksi dari stuktiralis Karena teknik ini bersifat elementalistik, bukan karena ia mempelajari kesadaran. BEHAVIORISME • Pendiri aliran behaviorisme adalah John B. Watson (1878-1958), yang mengatakan bahwa kesadaran hanya dapat dipelajari melalui proses intropeksi, sebuah alat riset yang tidak bisa diandalkan. • Watson menganggap bahwa perhatian utama psikologi seharusnya adalah perilaku dan bagaimana perilaku bervariasi berdasarkan pengalaman yang beragam. • Tidak ada lagi intropeksi, tak ada lagi pembicaraan soal perilaku naruliah, dan tak ada lagi usaha mempelajari kesadaran manusia atau pikiran bawah sadar.Perilaku adalah apa yang dapat kita lihat dan karenanya perilaku adalah apa yang kita pelajari. • Poin utama behavioris adalah bahwa perilakulah yang seharusnya dipelajari karena perilaku dapat dikaji secara langsung. Kejadian-kejadian mental seharusnya diabaikan karena tidak bisa dikaji secara langsung. • Teori behavioris ini dapat disebut sebagai teori fungsional. Watson memberi dua efek yang abadi terhadap psikologi. Pertama, dia mengubah tujuan psikologi dari usaha memahami kesadaran ke prediksii dan control perilaku. Kedua, diia menciptakan pokok persoalan psikologi perilaku. RINGKASAN DAN ULASAN Dari sejarah ringkasan yang disajikan dibab ini, dapat diliahat bahwa teeori belajar memiliki warisan yang kaya dan beragam. lima sudut pandang dapat didefinisikan didalam teori belajar. 1. Pradigma pertama disebut fungsionalistik. 2. Pradigma kedua disebut asosoasionistik 3. Paradigma ketiga disebut kognitif 4. Paradigma keempat disebut neurofisiologis 5. Paradigma kelima disebut evolusioner