Anda di halaman 1dari 22

Empirisme Klasik dan

Modern
Bahan Kuliah
Prof.Dr. Nursyirwan Effendi
Roger Bacon: Bapak emipirisme
Empirisme

 Empirisme adalah salah satu aliran pemikiran dalam filsafat yang sangat
berpengaruh bagi dunia ilmu pengetahuan.
 Empirisme berasal dari bahasa Yunani; empiria, empeiros yang berarti
pengalaman.
 Emprisme adalah pandangan yang/doktrin yang menytatakan bahwa semua
pengetahuan bersumber dari pengalaman.
 Semua ide/gagasan merupakjan abstraksi dari pengalaman
 Ajaran pokok empirisme:
 1. bahwa pengetahuan adalah pengalaman (yunani:empeiria; Latin: experentia)
 2. meneklankan metode empiris-eksperimental
 3. Menggunakan penalran induktif.
proses belajar adalah mekanisme
Mendalami pengetahuan
Tokoh-tokoh empirisme:

 1. Aristoteles (284-325 SM): pemikirannya berlaku dalam metafisika, politik,


biologi, pengetahuan, estetika, logika .
 Pengaruh pemikirannya berkembang dari ruang filsafat, ilmu pengetahuan dan
teologi.
 Aristoteles lebih mengutamakan pengamatan/pengalaman dalam membangun
kebenaran.
 Aristoteles menganjurkan untuk melakukan studi, observasi dan penelitian
untuk membangun prinsip umum/konsep universal.
 Roger Bacon (1219-1292 M): filsafat, ahli geografi, alkemi dan matematika
 Pemikir pada era Skolastik, yakni era dimana mulai muncul pendidikan atau
sekolah-sekolah, sebelum abad pencerahan.
 Ia berpandangan bahwa eksperimen sangat perlu untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan dan pentingnya ilmu pengetahuan untuk kemajuan.
 Pemikirannya dipengaruhi oleh Aristoteles, dan juga pemikir-pemikir Islam
sekitar abad ke 10-13 M.
 Ia dianggap sebagai tokoh besar yang membangunkan Eropa dari masa
kegelapan ke masa Renaissance.
 Karya Opus Magnus, yakni 4 sebab yangmenimbulkan kebodohan:
 1. Mengandalkan otoritas yang tidak tepat.
 2. pengaruh yang tidak pas dari adat kebiasaan
 3. pendapat massa yang tidak terpelajar
 4. Pamer kebijaksanaan yang sesungguhnya untuk menutupi kebodohan.
 Francis Bacon (1561-1628); filsuf ahli metode induktif (empiris-
eksperimental). Bukunya yang terkenal Novum Organum (Metode baru).
 Knowledge is power; Nam et ipsa scientia potetas est.
 Pernah menjadi diplomat, dan anggota parlemen.
 Mendapat pengaruh dari pemikiran Aristoteles, namun kemudian membuat
penolakan terhadap metode logikanya Aristoteles.
 Ia berpendapat bahwa rekonstruksi pemikiran harus menyeluruh dalam bidang
seni, pengalaman dan ilmu pengetahuan denan menggunakan metode empiris-
eksperimental.
 Dengan prinsip knowledge is power, Bacon berpendapat bahwa Tuhan telah
menciptakan alam secra rasional, sehingga gejala-gejala alam dapat
dijelaskan berdasrkan pengalaman.
 Ia menerapkan berbagai metode ilmiah dalam penelitian.
 Metode empiris Bacon:
 1. Observing
 2. Measuring
 3. Explaining
 4. Verifying.
 Ia berpendapat untuk memberikan pemikiran yang objektif dan jernih, maka perlu
dihindari prinsi “idola berpikir”.
 1. Idola tribus: idola prasangka yang dibentuk oleh tradisi, kesukuan. Kecenderungan
untuk menerima apa yang dikan oleh tradisi tanpa sikap kritis. Memberikan stigma
pada suku tertentu tanpa didukung fakta. Turunan sikap: Streotipe.
 2. Idola Specus : prasangka individu; cara berpikir dimana seseorang terkurung dalam
sudut pandangntya sendiri karena prasangka pribadi, suka menarik kesimpulan
sendiri sesuai dengan selera sendiri.
 3. Idola Fori (idola pasar): seseorang yang cepat dipengaruhi oleh orang-orang lain
yang bicara (pandangan massa).
 4. Idola Theatri: (idola panggung): prasangka pemikiran atau teori dogmatis.
Pemikiran dogmatis seringkali memperdaya seseorang sehingga berakibat
menumpulkan daya berpikir kritis.
 Thomas Hobbes (1588-1679): ia berpendapat bahwa berpikir adalah fungsi
tubuh (otak), sedangkan pikiran (nalar) adalah produk sensasi.
 Ia berpendapat bahwa dunia ilmiah adalah dunia deterministik; objektivitas
dan kepastian.
 Ia berprinsip bahwa seluruh alam fisik dapat dijelaskan dengan sains baru
yakni tentang GERAK.
 Manusia dapat dipahami dan dipelajari dari prinsip sistem dinamisme atau
determinisme alam, misalnya sistem kerja akal budi dan emosi dapat
dijelaskan berdasrkan gerakan darah ke jantung.
 Pemikiran Hobbes yang lain adalah filsafat politik.
 Ia berpendapat bahwa melalui filsafat politik dapat membantu menciptakan
negara yang ama dan adil. Baginya masyarakat harus dilihat seperti arloji,
tidak memiliki kebebasan dan tidak bertindak menurut akal budinya,
melainkan menurut mekanisme psikis yang ada dalam dirinya.
 Negara harus seperti leviathan (mitos binatang laut raksasa yg buas) dengan
kekuasaan mutlak dan menakutkan sehingga setiap warga negara tunduk pada
kehendak negara.
 John Locke (1632-1704). Tokoh lain peletak dasar empirisme.
 Latar belakang ilmunya Kedokteran dan Kimia di Oxford.
 Dipengaruhi oleh pandangan filsuf Descartes, dan kemudian mengkritik
pandangan rasionalisme Descartes.
 Ia juga mengkritik pandangan Hobbes tentang manusia sebagai srigala bagi
manusia lainnya.
 Hakekat negara adalah bagi Locke adalah suatu lembaga yang menciptakan
kedamaian, kemauan baik, kerja sama dan saling membantu memelihara
hubungan.
 Locke beraliran empirisme radikal yang membenci metafisika.
 Ia berpendapat bahwa ide dan pengetahuan bukanlah bawaan, seperti halnya
Descartes pikirkan.
 Ide dan pengetahuan berasal dari pengalaman indrawi (toeri tabularasa). Kita
lahir seperti kertas putih dan pengalaman indrawilah yang mengisi otak
(pikiran) itu.
 Ada 2 macam ide, yang semuanya berasal dari pengalaman:
 1. Ide-ide yang berasal dari pengalaman lahiriah atau eskternal (external
sansation).
 2. Ide yang berasal dari pengalaman batin atau internal (internal sense atau
reflexion)
 Semua Ide barasal dari sensasi dan refleksi. Jadi ide hanya merupakan
gambaran mental atau suatu pengertian yang ditarik dari pengalaman.
 Sensasi berarti memersepsi melalui indra, sedangkan refleksi muncul melalui
sensasi. (bisa dikatakan bahwa refleksi bisa muncul bila sudah mendapatkan
sensasi):
 Tiga jenis pengetahuan:
 1. Pengetahuan intuitif
 2. pengetahuan demonstratif
 3. pengetahuan indrawi.
 Isaac Newton (1643-1727). Penemu teori gravitasi dan penghitungan kalkulus
pada benda jatuh dan optik.
 Pengaruh pemikirannya adalah pada kerja-kerja ilmiahnya yaitu melalui
pengamatan yang teliti, penyingkiran hal yang tidak termasuk hal yang
diamati, penyusunan teori spekulatif yang didasarkan atas fakta,
pengukuran, prediksi serta pengujian teori yang disandarkan atas
penghitungan matematis.
 Ia memiliki prinsip bahwa dunia dapat diukur secara matematis/kuantitatif.
 Asumsi-asumsi dari Newton :
 1. Alam semeste adalah sebuah mesin yang mengikuti hukum sebab akibat (cause-
effect).
 2. Ruang dan Waktu adalah realitas ynag objektif yang keberadaannya terlepas
dari pengamat.
 3. Atom adalah unit terdasar dari materi
 4. manusia seperti mesin
 5. Ilmupengetahuan dapat membawa pengetahuan yang sempurna tentang alam
semesta.
 Berkeley (1685-1753);
 Iaa berpendapat bahwa semua pengalaman tidaklah disebabkan oleh objek-
objek yang ada di luar kita, karena tidak ada apa-apa di luar kesadaran kita.
Ini adalah pandangan “immaterialisme”
 “immaterialisme” merupakan pandangan tentang kesadaran. Kadang
pandangan ini dikenal dengan “spiritualisme”.
 Ia membedakan antara pengalaman tentang objek dengan objek itu sendiri.
 Pengetahuan kita tentang objek-objek fisik pasti terkait dengan pikiran
(konsep, pandangan dunia) kita, dan kita tidak dapat menentukan seperti apa
objek-objek itu bila terlepas dari pikiran kita.
 David Hume (1711-1776). Tokoh empirisme terkemuka dan pemikirannya
disebut sebagai puncak empirisme modern.
 Ia berpendapat sumber pengetahuan hanya satu, yaitu :perspesi pancaindera.
 Hume menolak pemikirannya Plato (tentang episteme/pengetahuan yang tidak
berubah yang bersumber dari rasio atau penalaran deduktif) dan pemikirannya
Descartes (tentang pengetahuan yang pasti bersumber dari gagasan yang jelas
atau rasio bukan dari opini).
 Pemikiran alternatifnya adalah gagasan yang kita peroleh adalah gambaran
kesan-kesan pengalaman inderawi yang tinggal dalam pemikiran, penalaran
dan pengingatan kita.
 Ia kemudian mengembangkan konsep persepsi sebagai sumber pengalaman
empiris.
 Immanuel Kant (1724-1804). Seorang filsuf zaman Pencerahan/Renaissan.
 Pemikirannya yang terkenal adalah tentang epistemologi yang dfisebutnya
idealisme transedental, yakni pemikiran hasil penggabungan antara
empirisme dan rasionalisme.
 Ia berpendapat bahwa ilmu pengetahuan bersumber dari pengalaman (a
posteriori), namun tidak dapat direduksi pada apa yang kita alami.
Pengetahuan kita hanya mengenai penampakan/fenomena (appearance) dan
bukan mengenai realias apa adanya (noumena), karena berdasarkan prinsip
empiris bahwa tidak ada sesuatu yang dapat kita ketahui tanpa
mengalaminya.
 William James (1842-1910). Tokoh empirisme radikal dari Amerika serikat.
Empirisme radikal tidak mempercayai objektivisme dan universalisme dengan
mengemukakan bahwa kebenaran dibangun dari realitas yang berproses,
historis, plural dan kontekstual.
 Realitas adalah sebagai suatu yang dinamis.
 Untuk ini ia membangun suatu pandangan yang disebut pragmatisme, yakni
perpaduan pemikiran dari berbagai pemikiran yang sudah ada.

Anda mungkin juga menyukai