KELAS E
Makalah
Empirisme di Zaman Filsafat Modern
Filsafat merupakan istilah yang diambil dari kata falsafah dari Bahasa Arab dan
philosophy dari Bahasa Inggris dan philosophia dari Bahasa Yunani yang bermakna
mencintai kebijaksanaan. Sedangkan filsafat modern muncul pada abad ke-17 sampai awal
abad ke-20. Para filsuf di zaman modern ini menegaskan bahwa pengetahuan bukan
bersumber dari ajaran agama, otoritas tertinggi gereja dan penguasa melainkan bersumber
dari pengetahuan yang sebenernya yaitu rasio atau akal. Ciri-ciri semangat yang mendasari
filsafat modern yaitu, Renaisans dan Reformasi dimaan dua gerakan ini yang menaadi
perintis modernitas. Zaman ini terdiri dari beberapa tahapan zaman yang diwarnai dengan
gerakan-gerakan sosial-politis yang sangat kritis dengan zaman sebelumnya, seperti
contohnya empirisme.
Konsep empirisme muncul di era filsafat modern pada abad ke-17, aliran ini muncul
setelah adanya rasionalisme. Aliran rasionalisme yang dikembangkan oleh Descartes yang
bermuara pada kekuatan rasio manusia. Sebagai reaksi dari pemikiran rasionalisme, maka
muncul para filsuf yang bertolak belakang dengan pemikiran Descartes. Aliran ini bertolak
belakang dengan aliran rasionalisme, dimana rasionalisme beranggapan bahwa pengetahuan
yang sahih harus bersumber dari rasio belaka, sedangkan empirisme beranggapan bahwa
pengetahuan yang sahih harus bersumber dari pengalaman (empeiria), maka dari itu aliran ini
disebut dengan empirisme. Empirisme menjadi sikap dasar dari segala bentuk penelitian
ilmiah, dimana pengetahuan harus berdasarkan pada observasi empiris.
Walaupun bertolak belakang, kedua aliran ini memiliki tujuan yang sama yaitu untuk
mengganti cara berpikir tradisional, empirisme mengembalikan pengetahuan pada
pengalaman, aliran ini berusaha membebaskan diri dari bentuk-bentuk spekulasi spiritual
yang menandai metafisika tradisional. Empirisme mempelopori lahirnya ilmu-ilmu
kemanusiaan modern yang didasarkan pada observasi empiris contohnya: psikologi.
Empirisme ini dipelopori oleh Thomas Hobbes, John Locke, George Barkeley dan David
Hume.
Pembahasan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa, aliran empirisme merupakan aliran
yang menekankan bahwa pengetahuan yang sahih berasal dari pengalaman, berbanding
terbalik dengan rasionalisme yang beranggapan bahwa pengetahuan yang sahih berasal dari
pikiran atau rasio belaka. Meski demikian, empirisme dan rasionalisme memiliki tujuan yang
sama yaitu mengganti cara berpikir tradisional, terkhusus empirisme mengembalikan
pengetahuan pada pengalaman. Empirisme mempelopori lahirnya ilmu-ilmu kemanusiaan
modern yang didasarkan pada observasi empiris contohnya: psikologi. Empirisme ini
dipelopori oleh Thomas Hobbes, John Locke, George Barkeley dan David Hume.
Empirisme menurut Thomas Hobbes merupakan pengenalan atau pengetahuan yang
diperoleh melalui pengalaman. Pengalaman merupakan awal dari segala pengetahuan.
Berbeda dengan kaum rasionalis, Hobbes memandang pengetahuan dengan akal hanya
mempunyai fungsi mekanis semata-mata. Yang dimaksud dnegan pengalaman adalah
keseluruhan dari pengamatan yang disimpan dalam ingatan atau digabungkan dengan suatu
pengharapan akan masa depan, sesuai dengan apa yang telah diamat pada masa lalu.
Sedangkan menurut John Locke, dengan teori tabula rasanya, yaitu bahwa manusia
dilahirkan seperti batu tulis kosong dan pengalaman indrawilah yang mengisi pikiran itu.
Menurut Locke semua ide berasal dari pengalaman lahiriah dan pengalamn batin. Berkeley
beranggapan bahwa pengalaman adalah hal yang inheren dalam diri subjek, karena manusia
masing-masing secara langsung menyadari keberadaannya sebagai subjek itu, yakni subjek
yang memiliki pengalaman. Kemudian pemikirna Hume merupakan penentangan terhadap
rasionalisme terutaman tentang gagasan ide-ide bawaaan yang selalu dijadikan landasan
ontogism bagi kaum rasionalis dalam memahami dunia. Hume mengemukakan bahwa
selurun ilmu pengetahuan berkaitan dengan hakikat manusia bahkan ia menganggap
pengetahuan tentang manusia merupakan pusat seluruh ilmu pengetahuan.
Daftar Pustaka