B. Ada pembedaan antara struktur lahir dan batin. Struktur lahir jauh lebih
menyerupai struktur yang oleh para strukturalis langsung diabstrakkan dari
bentuk kalimat. Struktur batin merupakan abstraksi yang berbeda. tetapi dengan
diakuinya struktur tersebut maka tersedia sistem yang lebih kaya untuk
menganalisis dan menjelaskan hubungan timbal balik antara sintaksis dan
semantik dalam kalimat-kalimat bahasa yang alami.
a. Aliran ini sangat erat dengan psikolinguistik. Proses berbahasa bukan sekadar
proses fisik yang berupa bunyi sebagai hasil sumber getar yang diterima oleh
alat auditoris, akan tetapi berupa proses kejiwaan di dalam diri peserta bicara.
Oleh karena itu, aliran ini sangat erat kaitannya dengen subdisipliner
psikolinguistik.
c. Bahasa terdiri atas lapis dalam dan lapis permukaan Teori transformasional
memisahkan bahasa atas dua lapisan, yakni deep structure (struktur dalam/
lapis batin) yaitu tempat terjadinya proses berbahasa yang sesungguhnya/
secara mentalistik; dan surface structure (struktur luar, struktur lahiriah)
yaitu wujud lahiriyah yang ditransformasikan dari lapis batin.
d. Bahasa terdiri atas unsur competent dan performance Sebagaimana yang telah
kita sebutkan di atas, aliran transformasional memisahkan bahasa atas unsur
competent yaitu pengetahuan yang dimiliki oleh seorang penutur tentang
bahasanya termasuk kaidah-kaidah yang berlaku bagi bahasanya; dan
performance yaitu ketrampilan seseorang dalam menggunakan bahasa
tersebut.
e. Analisis bahasa bertolak dari kalimat Aliran ini beranggapan bahwa kalimat
merupakan tataran gramatik yang tertingi. Dari kalimat analisisnya turun ke
frasa dan kemudian dari frasa turun kata. Aliran ini tidak mengakui adanya
klausa.
f. Bahasa bersifat kreatif Ciri ini merupakan reaksi atas anggapan kaum
struktural yang fanatik terhadap standar keumuman. Bagi kaum
transformasional yang terpenting adalah kaidah. Walaupun suatu bentuk kata
belum umum asalkan pembentukannya sesuai dengan kaidah yang berlaku,
maka tidak ada halangan untuk mengakuinya sebagai bentuk gramatikal.
g. Analisis diwujudkan dalam diagram pohon dan rumus. Analisis dalam teori ini
dimulai dari struktur kalimat lalu turun ke frase menjadi frase benda (FN) dan
frase kerja (FV) kemudian dari frase turun ke kata.
a. Tidak mengakui eksistensi klausa sehingga tidak dapat memilah konsep klausa
dan kalimat.
b. Bahasa merupakan innate walaupun manusia memiliki innate untuk
berbahasa tetapi tanpa dibiasakan atau dilatih mustahil akan bisa.
c. Setiap kebahasaan selalu dikembalikan kepada deep structure.