Anda di halaman 1dari 39

Tata Bahasa Baku

Bahasa Indonesia
Kelompok

Hani Mulyani 41032121200040


Imeldasari 41032121200025
Neng Melin Kamilatunnisa 41032121200011
Vira Fauziah 41032121200027

2
BATASAN DAN
1 CIRI KALIMAT

A. BATASAN DAN CIRI KALIMAT

Kalimat adalah satuan gramatikal terbesar yang mengandung predikat


dan mengiingkapkan sebuah pikiran. Dalam wujud tulisan berhuruf
latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda
titik (.), tanda seru (!), atau tanda tanyn (?). Sementara itu, di dalamnya
dapat disertakan pula berbagai tanda baca, seperti koma (,), titik koma
(;), titik dua (:), tanda pisah (-), atau tanda kurung (()).

○Secara gramatikal kalimat pada dasarnya terdiri atas unsur subjek dan
predikat yang dapat diikuti oleh objek, pelengkap, dan/atau keterangan.
Perlu atau tidaknya kehadiran objek, pelengkap, dan/atau keterangan
bergantung pada verba pengisi predikat.

4
UNSUR
2 KALIMAT
Unsur Kalimat

kalimat adalah konstruksi sintaktis terbesar yang terdiri atas dua, tiga, atau empat
unsur. Kedudukan setiap unsur dalam kalimat berbeda-beda. Hubungan kalimat
dengan bagian-bagiannya yang lebih kecil yang disebut konstituen-konstituen
kalimat bersifat hierarkis. Representasi struktur konstituen seperti itu lazim disebut
diagram pohon.

○ Kalimat ○ Frasa ⊹ Klausa


⊹ Klausa merupakan konstruksi
○ Kalimat diuraikan ○ Frasa merupakan
menjadi bagian- satuan sintaksis yang sintaktis yang terdiri
bagian yang lebih terdiri atas dua kata atassubjek dan predikat
kecil, yaitu atau lebih yang tidak dengan atau tanpa objek,
klausa, fiasa, dan mengandung unsur pelengkap, atau keterangan
kata. gramatikal

6
Unsur Wajib dan Unsur Tak wajib

Unsur wajib adalah unsur Unsur takwajib adalah unsur kalimat yang
kalimat yang harus hadir dapat tidak hadir.

Keserasian Antarunsur
Keserasian Antarunsur adanya keserasian
diantara unsur-unsur baik dari segi makna
maupun darisegi keserasian bentuk.

Keserasian Makna Keserasian Bentuk


Selain tuntutan akan adanya keserasian makna, bahasa Indonesia
Pada dasarnya orang membuat kalimat berdasarkan seperti halnya dengan kebanyakan bahasa di dunia ini menuntut
pengetahuannya tentang dunia di sekelilingnya adanya keserasian bentuk di antara unsur-unsur kalimat,
sehingga kalimat seperti berikut ini janggal. khususnya antara nomina dan pronomina dan, dalam batas
tertentu, antara nomina dan verba.
7
3 KATEGORI,
FUNGSI, DAN
PRAN
KATEGORI, FUNGSI, DAN PERAN
Kategori

Kategori terdapat kategori frasa yang dibedakan berdasarkan


unsur utamanya. unsur utamanya berturut-urut adalah nomina,
verba, adjektiva, adverbia, dan numeraiia, sedangkan unsur
utamanya adalah preposisi. Perlu diingat bahwa tidak ada
frasa yang unsur utamanya berupa konjungsi, interjeksi,
artikula, atau partikel

Fungsi Sintaksis

Fungsi sintaktis adalah slot atau gatra yang diisi oleh kata atau satuan
lain dalam hubungannya dengan unsur lain dalam kalimat. Fungsi itu
bersifat sintaktis, artinya berkaitan dengan urutan kata atau frasa
dalam kalimat.
Fungsi sintaktis utama dalam bahasa adalah predikat, subjek, objek,
pelengkap,dan keterangan

9
10
Fungsi Sintaksis
Predikat Pelengkap

Predikat merupakan unsur pokok yang disertai subjek di Pengertian objek dan pelengkap sering dicampuradukkan.
sebelah kiri dan, jika ada, unsur objek, pelengkap, dan/atau Hal itu dapat dipahami karena antara kedua konsep itu
keterangan-wajib di sebelah kanan. Predikat kalimat dapat memang terdapat kemiripan. Baik objek maupun pelengkap
berupa verba atau frasa verbal, adjektiva atau frasa adjektival, berwujud nomina atau frasa nominal dan juga dapat
nomina atau frasa nominal, numeralia atau frasa numeral,atau
menduduki tempat yang sama, yakni di sebelah kanan verba
frasa preposisional.
predikat.

Subjek

Subjek merupakan fungsi sintaktis Keterangan


terpenting kedua setelah predikat
Keterangan merupakan fungsi sintaktis yang paling
Objek beragam dan paling mudah berpindah letaknya.
Keterangan dapat berada di akhir, awal, dan tengah
Objek adalah Rings! sintaktis yang kalimat. Pada umumnya, kehadiran keterangan dalam
kehadirannya ditentukan oleh predikat kalimat bersifat manasuka. Konstituen keterangan
yang berupa verba transitif pada biasanya berupa frasa preposisional, nomina atau
kalimat aktif. Letaknya selalu frasa nominal, numeralia atau frasa numeral, atau
langsung setelah predikat. frasa adverbial.
11
Macam-macam Keterangan
Keterangan Tempat Keterangan Tujuan

Keterangan tempat adalah keterangan yang menunjukkan Keterangan tujuan adalah keterangan yang menyatakan arah,
tempat terjadi-nya peristiwa atau keadaan. jurusan, atau maksud perbuatan atau kejadian.

Keterangan Waktu Keterangan Penyerta


Keterangan penyerta adalah keterangan yang
Keterangan waktu memberikan informasi menyatakan ada tidaknya orang lain yang menyertai
saat terjadinya suatu peristiwa.
dalam melakukan suatu perbuatan

Keterangan Alat Keterangan Pembandingan


Keterangan pembandingan (atau kemiripan) adalah
Keterangan alat adalah keterangan yang menyatakan keterangan yang menyatakan kesetaraan, kemiripan, atau
adanya alat yang digunakan untuk melakukan suatu perbedaan antara suatu keadaan, kejadian, atau perbuatan dan
perbuatan. keadaan, kejadian, atau perbuatan yang lain

Keterangan cara Keterangan Kesalingan

Keterangan cara adalah keterangan yang menyatakan Keterangan kesalingan adalah keterangan
cara berlangsungnya suatu peristiwa yang menyatakan bahwa suatu perbuatan
diiakukan secara berbalasan. 12
Keterangan Kuantitas
Keterangan Sebab
Keterangan kuantitas adalah
Keterangan sebab adalah keterangan
keterangan yang menyatakan jumiah
yang menyatakan sebab atau alasan
sesuatu
terjadinya suatu keadaan, kejadian,
yang dibicarakan.
atau perbuatan.

Keterangan Kualitas

Keterangan kualitas adalah keterangan yang


menyatakan kadar se
Keterangan Akibat suatu yang dibicarakan.
Keterangan akibat adalah keterangan
yang menyatakan akibat atau
konsekuensi terjadinya suatu keadaan, Keterangan Sudut Pandang
kejadian, atau perbuatan.
Keterangan sudut pandang adalah keterangan
yang menyatakan acuan yang relevan untuk
kebenaran hal yang dinyatakan klausa itu.

13
Peran Sasaran Penerima

Pada dasarnya setiap kalimat Peran sasaran mengacu pada argumen Peran penerima {recipient) atau resipien
memberikan suatu peristiwa atau yang dikenai perbuatan yang dinyatakan mengacu pada argumen yang menerima
keadaan yang melibatkan satu oleb predikat. sesuatu dari keadaan, peristiwa, atau
argumen atau lebih dengan peran perbuatan yang dinyatakan
yang berbeda-beda. oleh predikat.
Pengalam
Pelaku Peran pengalam mengacu pada argument Penyebab
yang mengalami keadaan atau peristiwa
Peran pelaku atau aktor mengacu yang dinyatakan predikat. Peran penyebab mengacu pada
pada argumen yang melakukan argumen yang menyebabkan
perbuatan, dinyatakan oleh verba terjadinya sesuatu.
predikat. Peruntung
Tema
Agen Peran peruntung atau benefaktif
mengacu pada argumen yang Peran tema {theme) mengacu pada
Peran agen mengacu pada argumen yang memperoleh keuntungan atau manfaat argumen yang terlibat (mengenai atau
melakukan perbuatan yang dinyatakan dari keadaan, peristiwa, atau perbuatan dikenai) dalam keadaan, perbuatan, atau
oleb verba predikat yang memengarubi yang dinyatakan oleh predikat. proses yang dinyatakan oleh predikat.
argumen lainnya.

14
Tetara Alat

Peran tetara {associate) mengacu pada Peran alat atau instrumen mengacu pada
argumen yang menjelaskan status atau argumen yang menggambarkan alatatau
identitas argumen lain sarana yang dipakai untuk tujuan
tertentu

Hasil
Tujuan
Peran hasil {factitive) mengacu
Peran tujuan mengacu pada argumen yang
pada argumen yang merupakan menggambarkan akhir atau ujung gerakan
hasil dari proses yang dinyatakan atau peristiwa
oleh verba predikat.

Sumber (Bahan)
Lokasi
Peran sumber atau bahan mengacu pada
Peran lokasi mengacu pada argumen yang argumen yang menggambarkan asal atau
menggambarkan ruang dan/atau waktu bahan baku sesuatu.
terjadinya peristiwa atau proses.

15
4 KALIMAT
DASAR
Kalimat Dasar Perluasan kalimat dasar

Batasan Kalimat Dasar Konstituen kalimat dasar


Dari segi struktur, kehadiran unsur takwajib itu
Unsur bahasa yang merupakan bagian yang memperluas kalimat. Perluasan kalimat dasar itu
Kalimat dasar adalah kalimat yang dari satuan yang lebih besar biasanya berupa dapat dilakukan dengan penambahan unsur lain
(1) terdiri atas satu klausa, klausa, kata dan frasa. yang berupa keterangan, baik aposisi maupun
(2) unsurunsurnya lengkap, suplementasi.
(3) susunan unsur-unsurnya menurut urutan yang paling umum, dan
(4) tidak mengandung pertanyaan, perintah, seruan, atau Aposisi
pengingkaran.
Aposisi adalah kedua unsur kalimat yang sederajat dan
Pola Kalimat Dasar mempunyai acuan yang sama masing-masing.
Contoh:
Ada lima fungsi sintaktis yang digunakan dalam pemerian kalimat. Ir. Soekarno, Presiden Indonesia pertama, adalah tokoh
Dalam suatu kalimat tidak selalu kelima fungsi sintaktis itu terisi, pendiri Gerakan Nonblok.
tetapi paling tidak harus ada subjek dan konstituen pengisi predikat
Contoh; Suplementasi
a. Dia (S) tidur (P).
b. Mereka (S) sedang belajar (P) bahasa Inggris (Pel). Merupakan unsur yang ditambahkan
c. Mahasiswa (S) mengadakan (P) seminar (O). untuk memberi keterangan tambahan
terhadap pokok yang dibicarakan,
berada di awal dan akhir kalimat
1
7
Konstituen dalam contoh

18
19
5 JENIS
KALIMAT
Jenis kalimat
Jenis kalimat dapat ditinjau dari sudut
(1) jumlah klausanya,
(2) predikatnya,
(3) kategori sintaktiknya, dan
(4) kelengkapan unsurnya.

2
1
Kalimat Berdasarkan Jumlah Klausanya
1. Kalimat Simpleks 3. Kalimat Majemuk

Kalimat simpleks, yang lazim disebut kalimat Kalimat majemuk, yang lazim disebut kalimat majemuk setara, adalah
tunggal, adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa. kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih dan mempunyai
Contohnya : hubungan setara. Hubungan antarklausa itu dapat ditandai dengan
Dia akan pergi kehadiran konjungsidan., atau, atau tetapi.
Contoh :
- Frida sedang membaca dan adiknya sedang bermain catur.
- Kamu mau ikut atau tinggal di rumah saja?Selain tiga konjungsi di
2. Kalimat kompleks atas, konjungsi serta, sedangkan, padahal, dan melainkan dapat juga
digunakan.
Kalimat komplek, yang lazim disebut kalimat majemuk
bertingkat, adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa dan 4. Kalimat majemuk kompleks
salah satu klausanya menjadi bagian dari klausa yang lain.
Contohnya : Kalimat majemuk kompleks adalah kalimat majemuk yang salah satu
a. Pak Bayu datang ketika rapat telah selesai. konstituennya atau lebih berupa kalimat kompleks atau kalimat kompleks
b. Yoga berkata bahwa ibunya akan datang besok pagi. yang salah satu konstituennya berupa kalimat majemuk.
c. Lukisan yangpemah menghebohkan itu dibuat Afgani Contoh :
beberapa tahun lain. Partai yang propemerintah setuju dengan rencana kenaikan
harga BBM, tetapi partai oposisi menentangnya karena tidak
sesuai dengan aspirasi rakyat.
22
Kalimat Berdasarkan Predikat
Dilihat dari predikatnya, kalimat simpleks dapat dikelompokkan menjadi
(1) kalimat berpredikat frasa verbal,
(2) kalimat berpredikat frasa adjektival,
(3) kalimat berpredikat frasa nominal,
(4) kalimat berpredikat frasa numeralia, dan
(5) kalimat berpredikat frasa preposisional.

2
3
1. Kalimat Berpredikat Verbal
kalimat verbal, berdasarkan fungsi predikatnya, yaitu berdasarkan kemungkinan kehadiran nomina atau
frasa nominal yang menjadi objeknya dibedakan menjadi (i) kalimat taktransitif dan (ii) kalimat transitif.
Sementara itu, kalimat verbal, berdasarkan peran subjeknya, dapat pula dibedakan atas kalimat aktif (jika
subjek berperan sebagai pelaku) dan kalimat pasif (jika subjek berperan sebagai sasaran).

a. Kalimat Taktransitif c. Kalimat Pasif


b. Kalimat Transitif
Kalimat taktransitif merupakan
kalimat yang tak mengandung unsur Kalimat pasif merupakan kalimat yang
Objek dalam kalimat transitif dapat hadir secara
objek dan pelengkap dalam susunan subjeknya sesudah predikat. Pengertian aktif
manasuka karena tanpa kehadiran objek, kalimat
katanya, sehingga unsur yang dan pasif dalam kalimat menyangkut
tetap berterima, baik secara gramatikal maupun
digunakan dalamkalimat taktransitif beberapa hal: (1) macam verba yang menjadi
secara semantis. Kalimat transitif mempunyai tiga
hanyalah subjek dan predikat saja. predikat, (2) subjek dan objek, dan (3)
unsur wajib, yaitu subjek, predikat, dan objek.
Contoh: bentuk verba yang dipakai.
Contoh:
a. Bu Camat sedang berbelanja. Contoh:
a. Ardi sedang membaca buku.
b. Pak Halim belum datang. - Pak Budi mengangkat seorang asisten baru.
b. Ardi sedang membaca.
c. Mereka (di lapangan) - Istri gubernur akan membuka pameran itu,
Bagi penutur bahasa Indonesia kalimat b dapat
- Pak Saleh harus memperbaiki rumah tua itu
diterima karena unsur objek dalam kalimata lebih
dengan segera,
bersifat menjelaskan daripada melengkapkan.

2
4
2. Kalimat Adjektival

kalimat yang predikatnya berupa kata sifat atau adjektiva.


adjektiva atau frasa adjektival seperti terlihat pada contoh berikut.
a. Suara Anisah merdu sekali
b. Pernyataan orang itu benar.
c. Alasan para pengunjuk rasa agak aneh.
Subjek kalimat pada ketiga contoh di atas adalah anaknya, pernyataan orang itu, dan alasan
para pengunjuk rasa, sedangkan predikatnya adalah merdu, benar, dan agak aneh.

Kalimat yang predikatnya adjektiva atau frasa adjektival sering juga dinamakan kalimat
statif. Kalimat statif kadang-kadang memanfaatkan verba adalah untuk memisahkan subjek
dari predikatnya.
a. Pernyataan ketua organisasi itu adalah tidak benar
b. Gerakan badannya pada tarian yang pertama adalah anggun dan memesona.

2
5
3. Kalimat Nominal

Kalimat nominal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata benda atau
nomina. Kedua nomina atau frasa nominal yang dijejerkan dapat membentuk
kalimat asalkan syarat untuk subjek dan predikatnya terpenuhi.
Contoh:
a. Buku cetakan Bandung itu
b. Buku itu cetakan Bandung.

Urutan kata seperti pada contoh a membentuk satu frasa dan bukan kalimat
karena cetakan Bandung itu merupakan pewatas dan bukan predikat.
Sebaliknya, urutan pada contoh b membentuk kalimat karena penanda batas
frasa itu memisahkan kalimat menjadi dua frasa nominal: Buku itu sebagai
subjek dan cetakan Bandung sebagai predikat.

2
6
4. Kalimat Numeral

Kalimat numeral adalah kalimat dalam bahasa Indonesia yang predikatnya berupa frasa numeral,
seperti tampak pada contoh berikut.
a. A. Anaknya banyak.
b. b. Utangnya hanya sedikit
Pada contoh di atas tampak bahwa predikat yang berupa numeralia (kata bilangan) taktentu
{banyak dan sedikit) tidak dapat diikuti kata penggolong, sedangkan predikat yang berupa
numeralia tentu dapat diikuti kata penggolong

5. Kalimat Frasa Preposisional


frasa preposisional merupakan gabungan kata yang tidak berpredikat
dan memiliki kata depan
Contoh:
a. Ibu sedang ke pasar.
b. Mereka ke rumah kemarin.
c. Ayah di dalam kamar.
27
Kalimat Berdasarkan Klasifikasi Sintaktis

Kalimat Berdasarkan Klasifikasi Sintaktis Berdasarkan


klasifikasi sintaktisnya, kalimat dapat dibagi atas
1). Kalimat deklaratif yang berisi pernyataan,
2). Kalimat imperatif yang berisi perintah,
3). Kalimat interogatif yang berisi pertanyaan, dan
4). kalimat eksklamatif yang berisi seruan.
○  

2
8
1. Kalimat Deklaratif

Kalimat deklaratif atau yang umum merupakan kalimat yang bertujuan untuk menyampaikan suatu informasi atau pesan tanpa
mengharapkan respon khusus. Bentuk kalimat deklaratif pada umumnya digunakan oleh pembicara/penulis untuk membuat pernyataan
sehingga isinya merupakan berita bagi pendengar atau pembacanya.
Contoh
a. Tadi pagi ada parade mobil bias di dekat taman kota.
b. Saya melihat ada bus mogok di tepi Sungai Kahayan tadi pagi.
c. Waktu ke kantor, saya melihat ada jip menyalip mobil ambulans.

2. Kalimat Imperatif  Kalimat imperatif dapat diwujudkan sebagai berikut:

kalimat imperatif adalah Kalimat yang isi atau 1) Kalimat imperatif yang hanya terdiri atas predikat verbal dasar,
maksudnya memerintah, menyuruh, atau meminta adjektival, atau frasa preposisional yang taktransitif. Contoh:
Kalimat imperatifKalimat imperatif juga diartikan Tidur!,Tenang!, Ke pasar!
sebagai bentuk perintah untuk kalimat atau verba 2) Kalimat imperatif lengkap yang berpredikat verbal, baik transitif
yang menyatakan larangan atau keharusan maupun taktransitif. Contoh:
melaksanakan perbuatan.  jika ditinjau dari isinya Kamu kerjakan bagian pendahuluan! ,Anak-anak belajar!
dapat diperinci menjadi enam golongan, yaitu: 3) Kalimat yang dimarkahi oleh berbagai kata yang menyatakan
1) perintah atau suruhan harapan, suruhan, larangan, dan/atau permintaan. Contoh:
2) perintah halus Harap penonton bersabar!
3) permohonan jika pembicara Silakan Saudara antre!
4) ajakan dan harapan Jangan berbicara keras-keras!
5) larangan atau perintah negatif
6) pembiaran
29
1. Kalimat Imperatif Taktransitif

Kalimat imperatif taktransitif dibentuk dari kalimat deklaratif


(taktransitif) yang dapat berpredikat verba dasar, frasa adjektival, frasa
verbal yang berprefiks her- atau meng-, atau frasa preposisional.
Contoh:
a. Engkau masuk!
b. Masuk!
c. Engkau tenang!
d. Tenang! Engkau
pada contoh di atas digunakan secara vokatif.

30
2. Kalimat Imperatif Transitif
Kalimat imperatif yang berpredikat verba transitif mirip dengan konstruksi kalimat deklaratif pasif.

a. Kalimat Imperatif Halus c. Kalimat Imperatif Ajakan dan e. Kalimat Imperatif Peringatan
Harapan
Di samping bentuk imperatif pasif, Kalimat imperatif peringatan ditandai
bahasa Indonesia juga memiliki Kalimat imperatif ajakan biasanya didahului dengan kata awas atau hati-hati.
sejumlah kata yang dipakai untuk kata ayo, ayolah, marly atau marilah sedangkan
menghaluskan isi kalimat imperatif. kalimat imperatif harapan biasanya didahului
kata harap atau hendaknya.

f. Kalimat Imperatif Pembiaran


b. Kalimat Imperatif Permintaan d. Kalimat Imperatif Kalimat imperatif pembiaran dinyatakan
Larangan dengan kata biar{lah) atau biarkan{lah).
Kalimat imperatif juga dapat digunakan
untuk mengungkapkan permintaan. Kalimat Dengan kalimat itu penutur meminta
Kalimat imperatif dapat bersifat seseorang membiarkan sesuatu terjadi atau
seperti itu ditandai oleh kata minta atau
larangan. Larangan yang lunak berlangsung.
mohon. Subjek kalimat imperatif permintaan
menggunakan kata jangan atau
ialah pembicara, yang sering tidak
janganlah, sedangkan larangan keras
dimunculkan.
yang biasanya disertai
sanksi menggunakan kata dilarang.

31
4. Kalimat Interogatif

Kalimat interogatif, lazim digunakan untuk bertanya dan karena itu sering
disebut kalimat tanya, secara formal ditandai oleh kehadiran kata tanya
apa, siapa, berapa, kapan, bila, bagaimana, dan di mana dengan atau tanpa
partikel-kah sebagai penegas. Kalimat interogatif diakhiri dengan tanda
tanya (?) pada bahasa tulis atau dengan intonasi naik pada bahasa lisan,
terutama jika tidak ada kata tanya (atau intonasi turun).

5. Kalimat Eksklamatif
Kalimat eksklamatif, juga dikenal dengan nama kalimat seru atau
kalimat interjeksi, secara formal ditandai oleh kata alangkah, betapa^
atau bukan main pada kalimat berpredikat adjektival. Kalimat
eksklamatif biasa digunakan untuk menyatakan perasaan kagum atau
heran.

32
Kalimat Berdasarkan Kelengkapan Unsur

Berdasarkan kelengkapan unsurnya, kalimat dapat dibedakan atas :


(1) kalimat lengkap atau kalimat mayor dan
(2) kalimat taklengkap atau kalimat minor.

1. Kalimat Lengkap 2. Kalimat Taklengkap

Apabila dicermati, kalimat Kalimat taklengkap (kalimat minor)


lengkap (kalimat mayor) dapat pada dasarnya adalah kalimat yang
berupa kalimat dasar atau unsur-unsurnya tidak lengkap.
kalimat luas.

33
Kalimat dan Kemasan Informasi

Inversi Pengedepanan Pengebelakangan

Inversi adalah pembalikan urutan Pengedepanan adalah pemindahan unsur Pengebelakangan adalah pemindahan
antara subjek dan predikat kalimat. kalimat tertentu dari tempat yang biasa unsur kalimag dari posisi dasanya ke
Dalam bahasa Indonesia susunan kebagian awal kalimat. Contoh: bagian akhir kalimat. Contoh:
a. Dia membaca novel itu sejak pagi. (1)
yang paling umum adalah subjek
(Pola dosar) a. Dian meletakkan laporan dari
mendahului predikat. Jadi, universal daerah itu di mejaku.
dalam bahasa Indonesia akan b. Novel itu dia baca sejak pagi.
b. Dian meletakkan di mejaku
menghasilkan konstruksi kalimat (Pengedepanan/pemasifan) laporan dari daerah itu.
dengan predikat mendahului subjek. c. Sejak pagi dia membaca novel itu.
Contoh: (Permutasi)
a. Anak itu sedang tidur.
b. Sedang tidur anak itu.

34
Dislokasi kiri Dislokasi Kanan
Diklorasi kiri adalah pemindahan unsur kalimat tertentu Dislokasi kanan adalah pemindahan unsur kalimat
ke sebelah kiri, yakni ke awal kalimat, dengan tertentu ke sebelah kanan, yakni ke akhir kalimat
meninggalkan jejak di tempat semula berupa pronomina. dengan meninggalkan jejak di tempat semula. Dislokasi
Sekilas, kalimat ini mirip dengan pengedepanan. Namun, kanan berfungsi untuk menegaskan kembali status
dislokasi kiri memiliki perbedaan bahwa pemindahan ketopikan unsur yang dipindahkan.
unsur tersebut wajib meninggalkan jejak di tempat
Contoh:
semula berupa pronomina.
a. Anak baru itu pendiam sekali.
Contoh:
b. Dia pendiam sekali, anak baru itu.
a. Mobil Pak Wahyu berwarna merah.
c. Anak baru itu, dia pendiam sekali.
b. Pak Wahyu, mobilnya berwarna merah.
c. Pintu kamar itu terbuat dari jati.
d. Kamar itu, pintu itu terbuat dari jati.

35
Ekstraposisi Pembelahan
Ekstraposisi adalah pemindahan unsur kalimat Pembelahan adalah pemisahan suatu kalimat menjadi
panjangyang berupa klausa ke akhir kalimat tanpa dua bagian. pembelahan ini tidak membagi kalimat
meninggalkan jejak di tempat semula. Istilah menjadi dua kalimat yang terpisah.
ekstraposisi oleh sebagian ahli bahasa termasuk
Contoh:
gejala pengebelakangan.
a. Saya sedang membaca novel Siti Nurbaya.
Contoh:
b. Adalab novel Siti Nurbaya yang sedang saya baca.
a. Bukti bahwa dia terlibat korupsi sudah cukup.

b. Sudah cukup bukti (nya) bahwa dia terlibat c. (Buku) yang sedang saya baca adalab novel Siti
korupsi. Nurbaya.

c. Bukti (nya) sudah cukup bahwa dia terlibat d. Novel Siti Nurbaya adalah (buku) yang sedang saya
korupsi. baca.

36
Pengingkaran
Pengingkaran kalimat dilakukan dengan menambahkan kata ingkar
yang sesuai di awal frasa predikatnya. Dalam bahasa Indonesia
terdapat dua kata ingkar, yaitu tidak {tak) dan bukan.
Contoh:
1. a. Dia masuk hari ini.
b. Dia tidak masuk hari ini.
2. a. Pemuda itu mahasiswa.
b. Pemuda itu bukan mahasiswa.

37
Lingkup Pengingkaran
Kata ingkar seperti tidak mempunyai ruang lingkup pengingkaran yangberbeda-beda bergantung pada ada
tidaknya keterangan.
Contoh:
(408) a. Dia membeli mobil baru.
b. i. Dia tidak membeli mobil baru.
ii. Bukan mobil baru yang dia beli.

3. Pengingkaran Kalimat 2. Pengingkaran Bagian Kalimat


Pengingkaran kalimat dilakukan dengan Bagian kalimat tertentu dapat diingkarkan dengan menempatkan
menambahkan kata ingkar yang sesuai dengan kataingkar yang sesuai di depan unsur yang diingkarkan itu.
predikatnya. Contoh:
Contoh: (419) a. Dia tiba bukan kemarin, melainkan tadi pagi.
a. i. Tuti akan datang nanti. b. Dia tidak berangkat dengan kereta api, tetapi dengan bus.
ii. Tuti tidak akan datang nanti.

38
Thanks!
Any questions?

39

Anda mungkin juga menyukai