Fungsi ini barhubungan saling bergantungan antara unsur-unsur dari suatu perangkat
sehingga perangkat itu merupakan keutuhan dan membentuk sebuah struktur (Kridalaksana,
2002). Fungsi bersifat sintaksis, artinya berkaitan dengan urutan kata atau frase dalam kalimat.
Fungsi sintaksis yang utama dalam bahasa adalah predikat, subjek, objek, pelengkap, dan
keterangan. Untuk dapat mengetahui fungsi unsur kalimat, terdapat ciri-ciri subjek, predikat,
objek, pelengkap, dan keterangan.
1. Ciri-Ciri Subjek
Yang dimaksud dengan subjek adalah sesuatu yang dianggap berdiri sendiri, dan yang
tentangnya diberitakan sesuatu (Putrayasa, 2001). Subjek adalah unsur pokok yang terdapat
pada sebuah kalimat di samping unsur predikat. Dengan mengetahui ciri – ciri subjek secara
lebih terperinci, kalimat yang dihasilkan dapat terpelihara strukturnya. Jawaban atas
Pertanyaan Apa atau Siapa. Penentuan subjek dapat dilakukan dengan mencari jawaban atas
pertanyaan apa atau siapa yang dinyatakan dalam suatu kalimat. Untuk subjek kalimat yang
berupa manusia, biasanya digunakan kata tanya siapa.Misalnya :
- Jalanya
Akhir –nya di sini mengatakan kata benda, meskipun kata benda itu menyatakan suatu kerja.
- Berperang
Kebanyakan subjek dalam bahasa Indonesia bersifat takrif (definite). Untuk menyatakan
takrif, biasanya digunakan kata itu. Subjek yang sudah takrif misalnya nama orang, nama
negara, instansi, atau nama diri lain dan juga pronomina tidak disertai kata itu.
Kata yang menjadi subjek suatu kalimat dapat diberi keterangan lebih lanjut dengan
menggunakan penghubung yang. Keterangan ini dinamakan keterangan pewatas.
Contoh : Yang dibangun(S) rumah pribadi.
Subjek tidak didahului preposisi, seperti dari, dalam, di, ke, kepada, pada. Orang sering
memulai kalimat dengan menggunakan kata-kata seperti itu sehingga menyebabkan kalimat-
kalimat yang dihasilkan tidak bersubjek.
Subjek kebanyakan berupa nomina atau frasa nominal. Di samping nomina, subjek dapat
berupa verba atau adjektiva, biasanya, disertai kata penunjuk itu.
5. Jika diubah menjadi kalimat tanya S tidak dapat diberi partikel –kah dan tidak dapat
dipertegas dengan partikel –lah
Subjek dapat dicari dengan pertanyaan ‘Apa atau Siapa yang tersebut dalam predikat’.
Sedangkan predikat adalah bagian kalimat yang menerangkan subjek. Predikat dapat
ditentukan dengan pertanyaan ‘yang tersebut dalam subjek sedang apa, berapa, di mana, dan
lain-lain’.
Fungsi tersebut bisa dibuktikan dengan pertanyaan ‘Siapa yang sedang belajar? Jawabannya
‘mereka itu’.
2. Ciri-Ciri Predikat
Predikat adalah bagian yang memberikan keterangan tentang sesuatu yang berdiri sendiri
atau subjek itu, yang menyatakan apa yang dikerjakan atau dalam keadaan apakah subjek
itu.
Menurut Bloomfield (1933) : Menyebut predikat dengan verba vinit yang berarti
melaksanakan perbuatan.
Menurut Lyons dan Alieva (1995/1991) : Predikat adalah keterangan mengenai orang atau
barang, dengan istilah sebutan dengan makna yang sama.
Menurut Ramlan (1996) :Predikat adalah merupakan unsur klausa yang selalu ada dan
merupakan pusat klausa karena memiliki hubungan dengan unsur-unsur lainnya yaitu,
dengan S, O, dan K.
a. Penunjuk aspek : sudah, sedang, akan, yang selalu ada didepan predikat.
d. Beberapa ketengan lain : tidak, bukan, justru, memang, yang terletak diantara S, dan P
e. Kata kerja kopula : ialah, adalah, merupakan, menjadi. Biasanya kata ini digunakan
merangkaikan predikat nomina dengan S-nya, khusus FB-FB (Frase Benda-Frase Benda).
Dilihat dari segi makna, bagian kalimat yang memberikan informasi atas pertanyaan
mengapa atau bagaimana adalah predikat kalimat. Pertanyaan sebagai apa atau jadi apa
dapat digunakan untuk menentukan predikat yang berupa nomina penggolong (identifikasi).
Kata tanya berapa dapat digunakan untuk menentukan predikat yang berupa numeralia (kata
bilangan) atau frasa numeralia.
Predikat kalimat dapat berupa kata adalah atau ialah. Predikat itu terutama digunakan jika
subjek kalimat berupa unsur yang panjang sehingga batas antara subjek dan pelengkap tidak
jelas.
3. Dapat Diingkarkan
Predikat dalam bahasa Indonesia mempunyai bentuk pengingkaran yang diwujudkan oleh
kata tidak. Bentuk pengingkaran tidak ini digunakan untuk predikat yang berupa verba atau
adjektiva. Di samping tidak sebagai penanda predikat, kata bukan juga merupakan penanda
predikat yang berupa nomina atau predikat kata merupakan.
Frasa, misalnya frasa verbal, frasa adjektival, frasa nominal, frasa numeralia (bilangan).
Contoh:
3. Ciri-Ciri Objek
Unsur kalimat ini bersifat wajib dalam susunan kalimat aktif transitif yaitu kalimat yang
sedikitnya mempunyai tiga unsur utama, subjek, predikat, dan objek. Predikat yang berupa
verba intransitif (kebanyakan berawalan ber- atau ter-) tidak memerlukan objek, sedangkan
verba transitif yang memerlukan objek kebanyakan berawalan me-. Ciri-ciri objek ini
sebagai berikut.
Objek hanya memiliki tempat di belakang predikat, tidak pernah mendahului predikat.
Objek yang hanya terdapat dalam kalimat aktif dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif.
Perubahan dari aktif ke pasif ditandai dengan perubahan unsur objek dalam kalimat aktif
menjadi subjek dalam kalimat pasif yang disertai dengan perubahan bentuk verba
predikatnya.
Objek mengikuti predikat yang berupa verba transitif (memerlukan objek) atau semi-
transitif dan pelengkap mengikuti predikat yang berupa verba intransitif(tidak
memerlukan objek).
Contoh:
4. Ciri-Ciri Pelengkap
Baik objek, maupun pelengkap sering berwujud nomina, dan keduanya juga sering
menduduki tempat yang sama, yakni dibelakang verba (Alwi,et. Al, 1998).
Persamaan dan perbedaan antara objek dan pelengkap dapat dilihat pada ciri-ciri, sebagai
berikut :
Objek Pelengkap
1. Berwujud frase nomina atau klausa Berwujud frase nomina, frase verba, frase
3. Menjadi subjek akibat pemasifan kalimat Berada langsung di belakang predikat jika tidak
ada objek dan di belakang objek jika unsur ini
4. Dapat di ganti dengan pronomina
hadir
Kridalaksana menyatakan bahwa berdasarkan hubungan di antara pelengkap dan subjek serta
objek, pelengkap dapat dibedakan atas :
1. Pelengkap subjek,
2. Pelengkap objek,
3. Pelengkap pengguna : nomina atau frase nomina yang melengkapi verba transitif yang secara
semantif menjadi penerima atau yang di untungkan oleh perbuatan,
4. Pelengkap pelaku : bagian klausa berupa nomina atau frase nomina yang melengkapi verba
pasif dan secara semantik merupakan pelaku,
5. Pelengkap sebab : bagian klausa berupa nomina atau frase nomina yang melengkapi verba
berkonfiks ke-an yang bermakna ‘mengalami’; atau nomina yang melengkapi verba bersruktur
ber-V-kan,
6. Pelengkap penkhususan : bagiab klausa berupa nomina atau frase nomina yang secra
semantik merupakan spesifikasi daro nomina yang terdapat dalam predikatnya (predikat itu
predikat verba denominal),
7. Pelengkap resiplokal : bagian klausa yang berupa nomina atau frase nomina yang
melengkapi verba resiplokal,
8. Pelengkap pemeri : bagian klausa yang berupa adjektiva, atau frase adjektiva numeralia, atau
frase numeralia yang menerangkan nomina dalam predikatnya.
5. Ciri-Ciri Keterangan
Keterangan merupakan fungsi sintaksis yang paling beragam dan paling mudah
berpindah letaknya. Keterangan dapat berada di akhir, awal, dan di tengah kalimat (Suparman
dan Alwi). Keterangan merupakan unsur kalimat yang memberikan informasi lebih lanjut
tentang suatu yang dinyatakan dalam kalimat; misalnya, memberi informasi tentang tempat,
waktu, cara, sebab, dan tujuan. Keterangan ini dapat berupa kata, frasa, atau anak kalimat.
Keterangan yang berupa frasa ditandai oleh preposisi, seperti di, ke, dari, dalam, pada, kepada,
terhadap, tentang, oleh, dan untuk. Keterangan yang berupa anak kalimat ditandai dengan kata
penghubung, seperti ketika, karena, meskipun, supaya, jika, dan sehingga. Berikut ini beberapa
ciri unsur keterangan.
Berbeda dari subjek, predikat, objek, dan pelengkap, keterangan merupakan unsur tambahan
yang kehadirannya dalam struktur dasar kebanyakan tidak bersifat wajib. Keterangan adalah
bagian kalimat yang menerangkan subjek, predikat, objek atau pelengkap. Berupa frasa nomina,
preposisi, dan konjungsi.
Di dalam kalimat, keterangan merupakan unsur kalimat yang memiliki kebebasan tempat.
Keterangan dapat menempati posisi di awal atau akhir kalimat, atau di antara subjek dan
predikat.
Contoh:
r. Keterangan objek :
Analisis kalimat berdasarkan fungsi sintaksis, dalam suatu kalimat tidak selalu berfungsi
sintaksis itu terisi, tetapi setidaknya ada konstituen pengisi subjek dan predikat. Konstituen
lainnya banyak ditentukan oleh konstituen pengisi predikat.
Contoh :
a. Dia tidur dikamar depan
S P Ket.Tempat
DAFTAR PUSTAKA
Cinta, Near Pujangga. 2010. Analisis Kalimat Berdasarkan Ciri-ciri, Peran, dan Fungsi S, P, O,K,
melaui http://nearpunyakumpulanbahasadansastra.blogspot.com/2010/12/analisis-
kalimat-berdasarkan-ciri-ciri.html pada tanggal 23 Mei 2013 pukul 21.30 WIB.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 1998. Tata Bahasa Baku Bahasa
Indonesia.
Ibrahim, Syukur, dkk. Bahan Ajar Sintaksis Bahasa Indonesia. Departemen Pendidikan Nasional
Universitas Negeri Malang.
Sugono, Dendy. 1986. Berbahasa Indonesia dengan Benar. Jakarta: C.V. Kilat Grafika.