Fonem adalah kesatuan bunyi terkecil suatu bahasa yang berfungsi membedakan
makna.Perlu di ingat bahwa karena fonem merupakan penamaan system bunyi yang
membedakan makna,maka jumlah fonem tentu lebih sedikit dari bunyi-bunyi yang
ada.Bahkan,jumlah dan variasi bunyi bahasa Indonesia yang tak bias dipastikan jumlahnya itu,
sebenarnya merupakan realisasi dari system fonem yang terbatas jumlahnya.Berdasarkan hasil
penelitian,fonem bahasa Indonesia berjumlah sekitar 6 fonem vocal dan 22 fonem
konsonan.Dikatakan “sekitar” karena jumlahnya masih bias berubah.Hal ini sangat tergantung
pada korpus data.
Grafem adalah system pelambangan bunyi alih-alih disebut system ejaan,pada dasarnya
grafem adalah huruf. Grafem ada dua macam,yaitu grafem yang mengikuti system fonetis dan
grafem yang mengikuti system fonemis.Grafem yang mengikuti system fonetis lebih popular
disebut ejaan fonetis ini melambangkan bunyi-bunyi yang diucapkan penutur dalam bentuk
huruf. Oleh karena itu,jumlah bunyi yang dilambangkan relative lebih banyak dari jumlah huruf
yang terdapat dalam alphabet.Sementara itu,grafem yang mengikuti system fonemis lebih
popular disebut ejaan fonemis ini melambangkan fonem-fonem bahasa tertentu dalam bentuk
huruf.Jadi,pelambangan disesuaikan dengan bunyi-bunyi yang membedakan makna.
Sistem penulisan Bahasa Indonesia mengikuti ejaan fonemis,walaupun tidak
sepenuhnya.Sebab kalaubenar-benar megikuti ejaan fonemis,semestinya setiap satu fonem
dilambangkan satu huruf.Kenyataannya tidaklah demikian,ejaan bahasa Indonesia yang
disempurnakan masih dijumpai minimal dua masalah terkait dengan pengembangan fonem yaitu
: (1) satu fonem dilambangkan dua huruf dan (2) dua fonem dilambangkan satu huruf.
PadaEjaanSuwandi :
Contoh :
/jƏjak/ /djedjak/
/cacat/ /tjatjat/
/meƞaƞa/ /menganga/
/ñañi/ <njanji>
/maxluk/ <machluk>
/Šarat/ <sjarat>
Contoh :
/sate/ <sate>
/ide/ <ide>
/mƏnang/ <menang>
/bƏrat/ <berat>
Grafem berbicara tentang huruf, sedangkan fonem berbicara tentang bunyi. Seringkali
represenasi tertulis kedua konsep ini sama. Misalnya untuk menyatakan benda yang dipakai
untuk duduk yang bernama "kursi", kita menulis kata kursi yang terdiri dari grafem <k>, <u>,
<r>, <s>, dan <i>, dan mengucapkannya pun /kursi/ - dari segi grafem ada alima satuan, dan dari
segi fonem juga ada lima satuan. Akan tetapi, hubungan satu-lawan-satu seperti itu tidak selalu
kita temukan. Kata "ladang" mempunyai enam grafem, yakni <l>, <a>, <d>, <a>, <n>, dan <g>.
Dari segi bunyinya perkaatan yang sama itu hanya mempunyai lima fonem, yakni /l/, /a/, /d/, /a/,
dan /ŋ/ karena grafem <n> dan <g> hanya mewakili satu fonem /ŋ/ saja.