NIM : 200210402003
Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Mata Kuliah/Kelas : Fonologi Bahasa Indonesia/A
Dosen : Dr. Rusdhianti Wuryaningrum, M.Pd.
UAS
1. Untuk membedakan fonem, langkah pertama adalah menggunakan pasangan minimal yang
menentukan fonem dengan melihat adakah penggantian sebuah bunyi pada sebuah kata
mengarah pada perbedaan arti sehingga menghasilkan kata yang berbeda. Berikanlah contoh
untuk uraian tersebut.
Jawab :
Untuk mengenal dan menentukan bunyi-bunyi bahasa yang bersifat fungsional
(fonem), biasanya ditentukan melalui kontras pasangan minimal. Pasangan minimal atau
yang dapat disebut sebagai fonem alat permainan bahasa ini adalah pasangan bentuk-bentuk
bahasa yang terkecil dan bermakna pada sebuah bahasa atau kata tunggal yang secara ideal
sama, kecuali satu bunyi berbeda. per menarik untuk dibicarakan. Sebab pada gilirannya
dapat dipersoalkan adanya pola “permainan bahasa”. Apa yang disebut dengan permainan
bahasa adalah adanya upaya yang dilakukan oleh penutur dalam mempermainkan bahasa,
khususnya kata, demi tujuan tertentu.
Contoh :
/dasi/ dan /nasi/ yang membedakan bunyi /d/ dan /n/ sehingga membentuk makna kata
yang berbeda
Dasi : Suatu benda yang digunakan pada leher kemeja
Nasi : Beras yang telah direbus
/perang/ dan /pedang/ yang membedakan bunyi /r/ dan /d/ sehingga membentuk
makna kata yang berbeda
Perang : Pertikaian yang menggunakan senjata
Pedang : Sejenis senjata tajam yang memiliki bilah panjang
/darah/ dan /marah/ yang membedakan bunyi /d/ dan /m/ sehingga membentuk makna
kata yang berbeda
Darah : Cairan di dalam tubuh yang berfungsi untuk mengangkut oksigen yang yang
diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh, biasanya berwarna merah
Marah : Emosi yang ditandai oleh pertentangan terhadap seseorang atau perasaan
setelah diperlakukan tidak benar
Jadi untuk mengenal dan menentukan bunyi-bunyi bahasa yang bersifat fungsional
(fonem ),biasanya ditentukan melalui kontras pasangan minimal. Pasangan minimal ini
adalah pasangan bentuk-bentuk bahasa yang terkecil dan bermakna pada sebuah bahasa atau
kata tunggal yang secara ideal sama, kecuali satu bunyi berbeda.
2. Fonem adalah satuan bahasa terkecil. Di satu sisi, kita juga sering mendengar bahwa kata
adalah satuan bahasa terkecil. Jelaskan makna pernyataan itu.
Jawab :
Meskipun fonem dan kata memiliki persamaan yang dapat dikatakan sebagai satuan
bahasa terkecil, tetapi konteks antara fonem dan kata itu berbeda. Fonem adalah suatu bunyi
terkecil yang dapat membedakan makna. Contohnya dapat membedakan arti kata payung dan
dayung adalah bunyi /p/ yang dilambangkan dengan huruf p dan bunyi /d/ dilambangkan
dengan huruf d. Dari kedua kata tersebut memiliki makna yang berbeda, payung merukapan
alat pelindung badan supaya tidak terkena hujan, sedangkan dayung merupakan tongkat
untuk menggayuh sebuah perahu. Fonem /p/ dan /d/ merupakan contoh satuan bunyi terkecil
karena tidak dapat dibagi lagi menjadi satuan bunyi yang lebih kecil yang dapat membedakan
makna.
Sedangkan kata adalah satuan bentuk terkecil yang dapat berdiri sendiri dan
mempunyai makna. Kata-kata yang dibentuk itu dengan menggabungkan morfem/huruf,
diakui mempunyai makna. Contohnya kata jalan, tidur, sapu, panas. Kata tersebut masih
mempunyai makna.
4. Dengan beragamnya suku bangsa di Indonesia, sistem fonetik memiliki tantangan yang
besar. Apakah tantangan tersebut? Uraikan jawaban Saudara dengan contoh
Jawab :
Disetiap daerah pastinya mempunyai bahasa dan cara pengucapan masing – masing, tetapi
tetap saja kita sebagai warga Indonesia harus menggunakan bahasa yang baik dan benar, tak
heran jika dalam bahasa akan muncul permasalahan seperti kata, penulisan, dan pemakaian
kalimat. Hal itu disebabkan karena adanya perkembangan bahasa dengan seiringnya
perkembangan yang terus berkelanjutan. Dengan adanya tantangan dalam
pengucapan bunyi-bunyi bahasa, menyebabkan sulit berbahasa baku. Contohnya :
(a) Faktor bahasa daerah berdasarkan dialek masing-masing daerah. Seperti di suku
Jawa, pengucapan fonem /kh/ menjadi /k/ pada kata /makhluk/ menjadi /makluk/,kata /izin/
menjadi /ijin/, sehingga terjadi penyebutan bunyi-bunyi fonem yang tidak baku
(b) Serapakan kata asing, sehingga pengucapan bunyi-bunyi terhadap kata-kata tertentu ada
yang salah. Tantangan dalam pengucapan bunyi-bunyi Bahasa memyebabkan sulitnya
berbahasa baku. Upaya yang dapat dilakukan dengan adanya tantangan tersebut, yaitu :
• Meningkatkan peran ahli linguistik dengan memberikan informasi tentang pemakaian
bahasa dengan baik dan benar
• Kita dituntut untuk bisa mengklasifikasikan pemakaian bahasa daerah dengan ragam bunyi
bahasa itu sendiri, sehingga tidak ada pengucapan bunyi fonem bahasa yang salah dalam
bahasa dalam berbahasa, khusunya dalam situasi resmi yang diharuskan menggunakan
bahasa baku.
Setyadi, A. 2018. “Pasangan Minimal” Fonem Alat “Permainan Bahasa”. Semarang : FIB
Universitas Diponegoro
Chaer, Abdul. 2013. Fonologi Bahasa Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta.
Chaer, A.2014. Linguistik Umum. Jakarta : Rineka Cipta
Gani, Saida. "Kajian Teoritis Struktur Internal Bahasa (Fonologi, Morfologi, Sintaksis, Dan
Semantik)." A Jamiy: Jurnal Bahasa dan Sastra Arab 7.1 (2019): 1-20.