NASIONAL
Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Bambang Soepeno, M.Pd
Rully Putri Nurmala Puji, S.Pd. M.Ed
Oleh : kelas B
1. Standar isi
Standar isi mencakup minimal dan tingkat kompetensi minimal
untuk mencapai kompetensi lulusan minimal untuk jenjang pendidikan
tertentu. Di dalam standar isi terdapat kerangka dasar dan struktur
kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan
kalender pendidikan.
Peraturan menteri terkait standar isi :
1. Permen No. 22 tahun 2006
2. Permen No. 24 tahun 2006
3. Permen No. 14 tahun 2007
2. Standar pendidik dan tenga kependidikan
Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi
sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta mempunyai
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Standar yang
dimaksudkan diatas adalah minimal yang harus dipenuhi seorang pendidik
dibuktikan dengan ijasah dan/sertifikat keahlian yang relevan sesuai
undang-undang yang berlaku. Berdasarkan undang-undang Nomor 14
tahun 2005 tentnang Guru dan dosen, pasal 10 ayat 1 menyatakan bahwa .
“ kompetensi guru sebagaiman dimaksud dalam pasal 8 meliputi :
Kompetensi pedagodik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial,
kompetensi profesional yeng diperoleh melalui pendidikan profesi ”. dan
guru dikatakan memiliki standar jika kompetensi diatas telah dipenuhi,
begitupun sebaliknya.
1. kompetensi pedagodik
yaitu kemampuan pemahaman terhadap peseta didik, perancangan
dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan
pesrta didik untuk memfasilitasi kemampuan yang dimilikinya. Berikut yang
harus dikuasai :
a. Memahami peserta didik secara mendalam. Dari segi kongnitif,
kepribadian, seta bekal awal peserta didik.
b. Merancang pembelajaraan. Yang termasuk didalamnya, memahami
landasan pendidikan sebagai acuan. Menerapkan teori belajar dan
pembelajaran, menyusun srtategi pembelajaran sesuai dengan
peserta didik dan menyusun rancangan pembelajaran sesuai
strategi yang dipilih.
c. Menata pembelajaran dengan tatanan yang kondusif.
d. Melaksanakan evaluasi dalam pembelajaran.
e. Memfasilitasi peserta didik dlam mengembangkan potensinya.
2. kompetensi kepribadian
kompetensi kepribadian adalah kemampuan indifidu yang
mencerminkan keamampuan yang stabil, mantap, dewasa, dan berwibawa.
Menjadi suri tauladan bagi peserta didik, dan berakhlaq mulia. Berikut
beberapa hal yang harus dikuasai :
a. Kepribadian dari guru yang mantap dan stabil. Bertindak sesuai
dengan norma sosial, mempunyai rasa bangga menjadi seorang
Guru.
b. Memiliki kepribadian yang dewasa. Yaitu menampilkan
kemandirian dalam bertindak. Dan memiliki etos kerja sebagai
Guru.
c. Memiliki kepribadian yaang Arif. Yaitu bertinak sesuai dengan
kemanfaatan peserta didik. Dan keterbukaan dalam berpikir dan
bertindak.
d. Kepribadian yang berwibawa. Yaitu berperilaku secara positif dan
memiliki perilaku yang disegani.
e. Miliki akhlaq mulia dan menjadi suri tauladan yang baik sesuai
dengan norma agama. Yaitu memiliki imtaq, jujur, ikhlas, suka
menolong.
3. kompetensi profesional
kompetensi profesional merupakan penguasaan terhadap materi
pelajaran secara luas dan mendalam. Yang termasuk menguasai materi
kurikulum mata pelajaran di sekolah, dan subtansi keilmuan yang menguasai
materinya. Serta penguasaan terhadap metodologi keilmuanya. Berikut yang
harus dikuasai seorang pendidik adalah :
a. Menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan.
b. Menguasai standar kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu.
c. Bisa mengembangkan materi yang diampu secara kreatif.
d. Memanfaatkan teknologi informasi sebagai media untuk
komunikasi dan pengembangan diri.
4. kompetensi sosial.
Kompetensi sosial merupakan kemampuan Guru bergaul dan
berkomunikasi secara efektif. Dengan peseta didik, tenaga pendidik, orang
tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Berikut kompetensi sosial
yang harus dimiliki seorang tenaga pendidik adalah.
a. Bersikap inkulif, bertindak obyektif, dan tidak diskriminatif karena
pertimbangaan sesuatu. Baik dari jenis kelamin, ras, agama, latar
keluarga dan lain-lain.
b. Berkomunikasi secara santun, efektif, dan empatik terhadap
sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat.
c. Bisa beradaptasi dimanapun ia ditugaskan yang memiliki
keragaman sosial budaya.
d. Berkomunikasi dengan baik sacara lisan maupun tulisan.
1. Satuan Pendidikan.
Standar ini mengatur bahwa minimum rombongan belajar pada SD
sederajar adalah 6 rombongan dengan maksimal 24 rombongan. Lalu pada
setiap rombongan belajar berisi maksimal 2000 jiwa. Dalam satu desa
minimal terdapat satu SD.
Sedangkan pada SMP memiliki minimum rombongan belajar
berjumlah 3 dan maksimal 24. Dalam satu SMP yang memiliki 3
rombongan belajar, memiliki batas maksimum 2000 jiwa. Pada satu
kecamatan minimal terdapat satu SMP yang dapat menampung semua
lulusan SD tersebut.
Untuk SMA memiliki Rombongan belajar minimum 3 dengan
jumlah maksimum 27 rombongan. Satu SMA dengan 3 rombongan belajar
memiliki kapasitas maksimal 6000 jiwa.
2. Lahan
Pada standar ini menggunakan rasio perbandingan antara luas
lahan belajar dengan jumlah peserta didik. Contohnya pada SD, rasio
lahan berjumlah 12,7 artinya setiap satu peserta didik harus disediakan
lahan minimal 12,7 m2. Lalu pada SMP 22,9 dan SMA 36,5.
3. Bangunan Gedung
Gedung harus memiliki persyaratan tata bangunan, persyaratan
keselamatan, persyaratan fasilitas dan aksesibilitas mudah, persyaratan
kenyamanan, persyaratan keamanan, dan memiliki kualitas bangunan yang
sesuai standar.
4. Ketentuan Sarana dan Prasarana
Minimal, setiap setuan pendidikan harus memiliki
1. Ruang kelas
2. Ruang perpustakaan
3. Laboratorium IPA
4. Suang pimpinan
5. Ruang guru
6. Tempat beribadah
7. Ruang UKS
8. Jamban
9. Gudang
10. Ruang sirkulasi
11. Tempat olahraga
Pada SMP dan SMA ada tambahan berupa tata usaha, ruang konseling,
ruang organisasi kesiswaan.
4. standar pembiyayaan
Menurut PP Nomor 19 tahun 2015 tentang Standar Nasioanal
Pendidikan disebutkan bahwa standar pembiayaan adalah standar yang
mengatur komponen dan besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang
berlaku selama satu tahun. Pada pasal 62, tertera bahwa standar
pembiayaan terdiri atas standar investasi, biaya operasi, dan biaya
personal. Biaya investasi merupakan biaya penyelenggaraan pendidikan
yang sifatya lebih permanen dan berlaku dalam jangka panjang.biaya
investasi ini berupa biaya investasi lahan, dan biaya investasi selain lahan.
Nantinya dengan adanya biaya investasi, akan diperoleh aset yang dalam
bentuk fisik dan non fisik. Selanjutnya biaya operasi adalah biaya yang
diperlukan sekolah untuk menunjang proses pendidikan. Biaya ini dibagi
menjadi dua yaitu biaya operasi personalia dan nonpersonalia. Untung
yang personalia, meliputi gaji, tunjangan-tunjangan yang melekat dengan
jabatan profesi. Sedangkan pada biaya operasi nonpersonalia berupa Alat
Tulis Sekolah (ATS), Bahan dan Alat Habis Pakai dalam kurun satu tahun,
pemeliharaan ringan, daya dan jasa transportasi, konsumsi, pembinaan
siswa.
5. standar penilaian
6 Standar proses
Kemudian ada Standar proses. yaitu sebuah standar nasional
pendidikan yang terkait dengan perihal mengenai bagaiman proses
kegiatan pembelajaran pada suatu lembaga pendidikan agar supaya
tercapainya sebuah standar kompetensi tertentu untuk sebagai syarat
kelulusan.
Standar pendidikan proses merupakan suatu standar pendidikan
nasional yang dimana peroses pelaksanaanya yaitu pada bagaimana
kagiatan belajar mengajar itu berlangsung. Oleh karena itu, standar
pendidikan nasional dijadikan acuan atau pedoman agar pelaksanaan
pendidikan bisa berjalan dengan baik. Standar nasional bertujuan untuk
mengarahkan kepada pelajar supaya dapat meraih kompetensi yang baik.
Standar proses ini berkaitan dengan cara sitem pendidikan berjalan,
berproses dan aktif yang mendasari jalannya. Namun tidak hanya proses
saat aktif tapi juga pada perancangan proses pendidikannya seperti
rancangan proses pembelajaran yang akan diterapkan, sistem penilaian
seperti apa, dan juga meliputi pengawasan saat proses pendidikan
berlangsung. Standar ini nantinya akan dikembangkan oleh lembaga
khusus yaitu BSNP yang nantinya akan ditetapkan oelh Menteri sebagai
PerMen.
7 Standar Pengelolaan.
Efisiensi pelaksanaan pendidikan bila ada standar pengelolaan
pendidikan. Karena jika ada standar ini akan ada mutu yang tetap terjaga
sehingga pendidikan akan tetap berjalan optimal. Standar ini akan
mengawasi setiap bagian pendidikan dalam menjalankan fungsinya. Maka
dari itu standar ini akan membuat rancangan prospek kedepan.
Ada beberapa standar pengelolaan pendidikan yaitu yang pertama
standar pengelolaan oleh satuan pendidikan. Standar tingkat ini ditetapkan
oleh lembaga satuan pendidikan yang dipimpin oleh kepala sekolah dan
dibantu oleh bawahannya. Standar yang kedua yaitu standar pengelolaan
oleh pemerintah daerah, yang mengatur tentang sistem pendidikan di
daerahnya seperti penjabatan tenaga pendidik, pemberian akreditas dan
memberikan upaya peningkatan jumlah peserta didik. Lalu yang terakhir
adalah standar pengelolaan oleh pemeritah yang kebijakannya lebih ke
bersifat nasional. Seperti penetapan sistem pendidikan, kurikulum,
pemberian akreditasi satuan pendidikan, dan tentu standarisasi pendidikan di
suatu lembaga pendidikan.
8. Standar Kompetensi Lulusan
Standar ini adalah standar yang mengkualifikasi kompetensi
lulusan peserta didik yang nantinya akan menempuh jenjang lebih tinggi
atau langsung terjun kemasyarakat. Standar ini mencangkup pemahaman
tentang mata pelajaran yang telah diberikan, lalu dasar pengetahuan,
keterampilan peserta didik, dan yang terpenting kepribadian yang nantinya
berpengaruh pada akhlak setiap peserta didik.
Kompetensi ini memiliki kualifikasi yang disesuaikan dengan jenjang
pendidikannya seperti Sekolah Dasar memiliki kualifikasi yang berberda
dengan kualifikasi sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas.
a. Pendidikan Dasar
Merupakan salah satu jenis dari jenjang pendidikan yang mana
menjadi bekal untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat menengah dapat
terbentuk : MI/SD, MTS/SMP.
b. Pendidikan Menengah
Merupakan salah satu jenjang pendidikan yang merupkana hasil
lanjutan dari pendidikan sebelumnya yang biasanya dicirikan oleh adanya
lembaga pendidikan menengah umum dan kejuruan.
c. Pendidikan Tinggi
Pendidikan tinggi ini merupakan suatu lembaga yang digunakan
untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi lagi, misalnya sebagai
pendidikan yang digunakan untuk melanjutkan setelah lulus dari sekolah
SMA.
DAFTAR PUSTAKA :
https://kependidikan.com/hak-dan-kewajiban-guru/2.49