Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS SISTEMATIKA DAN ISI BAB TEKS ANEKDOT PADA

BUKU PAKET SEKOLAH MENEGAH ATAS KELAS X SEMESTER


GANJIL

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Analisis Buku Teks Sekolah

Dosen Pengampu:
Dr. Arju Muti’ah, M.Pd.
Yoga Yolanda, M.Pd.

Disusun Oleh:
Imma Sajarotul Maulida 200210402003
Hilda Muyassaroh 200210402017
Akbar Ario Prayudi 200210402021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2021

1
A. SUBTANSI BUKU TEKS
1. Kesesuaian Uraian Materi dengan KI dan KD
a. Kelengkapan Materi
Materi yang disajikan dalam buku Bahasa Indonesia kelas X pada sub bab teks
anekdot sudah memuat materi pokok bahasan dalam aspek ruang lingkup KI dan KD yang
telah dilampirkan di awal bab III.
Adapun KI dan KD tersebut yaitu Mengkritisi teks anekdot dari aspek makna
tersirat, mengonstruksi makna tersirat dalam sebuah teks anekdot, menganalisis struktur
dan kebahasaan teks anekdot, menciptakan kembali teks anekdot dengan memperhatikan
struktur dan kebahasaan.
- Mengkritisi teks anekdot dari aspek makna tersirat, dalam buku tersebut sudah
mencangkup dari KD yang ingin dicapai. Yang mana dalam buku siswa diarahkan untuk
mengkritisi teks anekdot sehingga mereka dapat mengerti makna tersirat yang terkandung
dalam teks tersebut. Pada awalnya kita diberi pengertian mengenai teks anekdot dan
tujuan dari teks anekdot yakni menyampaikan kritik secara halus. Setelah itu kita
dihadapkan dengan kegiatan 1 yakni mendata pokok-pokok isi anekdot. yang mana disitu
kita diberi perintah atau soal yang kemudian Dihadapkan dengan contoh teks anekdot
untuk mengerjakan soal yang sudah dilampirkan. Hal tersebut bertujuan agar siswa dapat
mengerti pesan tersirat yang terdapat dalam teks anekdot. Kemudian masih banyak lagi
kegiatan lainnya guna mengkritisi teks anekdot dari aspek makna tersirat.
- mengonstruksi makna tersirat dalam sebuah teks anekdot, pada bagian ini siswa diminta
untuk mengerjakan kegiatan 1 dengan membandingkan teks anekdot dengan humor.
Perbandingan tersebut dilengkapi dengan contoh antara teks anekdot dan humor. Yang
mana intinya teks anekdor dan humor berbeda. Pada kegiatan kedua kita diminta untuk
menganalisis makna tersirat dari teks anekdot. Pada bagian ini kita diminta menganalisis
dan memaknai kata demi kata yang merupakan arti dari sindiran tersebut seperti kursi
yang bermakna jabatan.
Selanjutnya siswa bisa menyimpulkan makna tersirat dalam teks anekdot.
- menganalisis struktur dan kebahasaan teks anekdot, pada bagian ini diberitakukan bahwa
memiliki struktur yakni abstraksi, orientasi, krisis, reaksi dan koda. Untuk
mengidentifikasi struktur teks anekdot disediakan sebuah teks yang menunjukkan bagian
2
abstrak, orientasi, krisis, reaksi maupun koda. selanjutnya siswa diarahkan untuk
berdiskusi dengan temannya untuk mempraktekkan pada kegiatan 1 sesuai pentunjuk
awal.
- menciptakan kembali teks anekdot dengan memperhatikan struktur dan kebahasaan. Pada
lankah ini merupakan langkah final, yang man asiswa diminta untuk menyaipaikan
kembali teks anekdot. Selanjutnya akan ada penyususnan teks anekdot yang terdiri dari
tema, kritik, humor atau kelucuan, tokoh, struktur, alur, pola penyajian, dan teks anekdot.
b. Keluasan Materi
Penyajian konsep, definisi, prinsip, prosedur, contoh-contoh, dan pelatihan yang terdapat
dalam buku teks sesuai dengan kebutuhan materi pokok yang mendukung tercapainya KI
dan KD.
- Konsep, definisi, prinsip, prosedur, contoh-contoh, dan pelatihan sudah sesuai dengan KD
yakni menjurus pada kegiatan mengkritisi dengan melampirkan teks anekdot dan
menganalisis makna tersirat dalam teks anekdot.
- Konsep, definisi, prinsip, prosedur, contoh-contoh, dan pelatihan yang berbeda dengan
sebelumya. Yakni menjurus pada Perbandingan tersebut dilengkapi dengan contoh antara
teks anekdot dan humor. Yang mana kita mulai memaknai diksi yang tersirat. Dengan
dilampirkannya cerita “surat cinta tukang buah dan tukang sayur” dan “balasan dari
tukang sayur”
- Konsep, definisi, prinsip, prosedur, contoh-contoh, dan pelatihan sudah sesuai dengan KD
yakni menjelaskan tentang menganalis struktur dengan melampirkan contoh bagian-
bagian struktur yang membuat siswa paham sebelum mengerjakan tugas. Yang kemudia
akan diminta untuk menciptakan kembali atau bercerita kembali.
c. Kedalaman Materi
penyajian materi baik dari pengarahan, deskripsi, contoh yang dipakai sebagai
penguat dalam mencapai pemahaman Mengkritisi, mengonstruksi, menganalisis struktur
dan kebahasaan, menciptakan kembali teks anekdot sudah sesuai. Contoh dan latihan yang
digunakan juga memiliki keharomonisan sehingga tidak membuat siswa kebingungan.

3
2. Keakuratan Materi
a. Akurasi Konsep dan Definisi
Materi teks anekdot ini memiliki penyampaian yang cukup akurat sehingga
menhindari adanya kesalahan dalam menangkap maksud penulis. Contoh pada kalimat
“Pada pembelajaran sebelumnya, kamu sudah mempelajari bahwa di dalam anekdot
terdapat sindiran yang disampaikan melalui humor.” Yang mana dijelaskan pada kalimat
ini bahwa di dalam teks anekdot terdapat sindiran yang tersampaikan melalui humor.
Sehingga memberikan informasi bahwa teks anekdot dan humor itu berbeda tetapi sifat
humor terdapat di dalam teks anekdot.
Definisi mengenai materi juga selaras dan mendukung pada pembahasan
Mengkritisi, mengonstruksi, menganalisis struktur dan kebahasaan, menciptakan kembali
teks anekdot.
b. Akurasi Prinsip
Suatu materi menggunakan pola penyajian sbb:
1. menyajikan materi, penyampaian materi mengenai teks anekdot terlebih dahulu agar
siswa mengetahui apa yang akan mereka pelajari dan akan sangat membantu dalam
mempelajari lebih dalam mengenai teks anekdot.
2. Menyajikan contoh, dengan memberikan gambaran pada latihan soal nanti akan
menambah pemahaman siswa sehingga memaksimalkan dalam memngerjakan soal
nantinya. Contoh yakni pemberian contoh pada pembagian struktur teks anekdot.
3. Menyajikan latihan-latihan soal pada setiap sub materi. Setelah adanya contoh maka
akan diberikat latihan yang memiliki konsep sama. Pada bab anekdot ini dapat kita lihat
pada halaman 93, yang mana terletak contoh pembagian struktur dan dilanjut dengan
mencari secara individu pembagian struktur.
4. Menyajikan refleksi, rangkuman dan evaluasi sebagai penguatan pemahaman siswa.
Sekema ini konsisten disajikan pada sub bab selanjutnya.
c. Akurasi Prosedur
Prosedur merupakan langkah-Langkah yang harus dilakukan untuk mencapai
suatu sasaran tertentu. Prosedur harus dirumuskan secara akurat sehingga siswa tidak
melakukan kekeliruan secara sistematis. Dapat kita lihat dari bab III.

4
“Sekarang tutuplah bukumu dan Mintalah dua orang temanmu secara berpasangan untuk
membacakan dialog teks anekdot. Dengarkan anekdot tersebut. Agar dapat mendengarkan
dengan baik lakukanlah hal-hal berikut:
1. berkonsentrasilah pada yang akan didengarkan agar dapat mencatat pokok-pokok yang
menjadi permasalahan
2. selama mendengarkan anekdot Jangan melakukan aktivitas lain seperti berbicara dengan
temanmu atau menulis catatan
3. Tutuplah bukumu dan dengarkanlah contoh-contoh berikut ini yang dibacakan oleh
gurumu atau temanmu.”
Dari cuplikan tersebut dapat dilihan bahwa akurasi prosedur sudah tidak menimbulkan
ambigu untuk anak SMA kelas X.
d. Akurasi Contoh, Fakta, dan Ilustrasi
Konsep, prinsip, prosedur, atau rumus harus diperjelas oleh contoh, fakta, dan
ilustrasi yang disajikan secara akurat. pada bab ini menyampaian fakta, contoh dan iustrasi
dilakukan dengan urut.
3. Materi Pendukung Pembelajaran
a. Kesesuaian dengan perkembangan iptek
adanya ilustrasi gambar dan sumber pengambilan teks menandakan adanya
pemanfaatan tegnologi yakni internet. Selain itu dapat kita lihat dari “Untuk dapat lebih
memahami bagaimana penggunaan kalimat langsung dalam anekdot, yang disajikan
dalam bentuk dialog dan dalam bentuk narasi lakukanlah kegiatan berikut ini:
• Ubahlah penyajian anekdot aksi maling tertangkap CCTV dari bentuk dialog ke dalam
bentuk narasi”
Untuk mengubah teks anekdot ke teks narasi membutuhkan teknologi yakni laptop untuk
mengetik.
b. Keterkinian fitur, contoh, dan rujukan
Fitur (termasuk uraian, contoh, dan latihan) mencerminkan peristiwa atau
kondisi terkini. Keterkinian ini terlihat pada sumber dan rujukan yang digunakan. Pada
umumnya, rujukan yang layak digunakan dalam buku teks maksimal menggunakan
rujukan lima tahun terakhir. Begitu juga dengan contoh atau gamabr ilustrasi sebaiknya

5
diambil dari web maupun blog yang diperbaharui kontennya secara berkala seperti
contohnya wikipedia.
Nah, pada buku paket sekolah kelas X membahas tentang anekdot yang
kaitannya dengan kehidupan sehari-hari sehingga peserta didik mampu memahami isi
materi tersebut. Pada dasarnya teks anekdot merupakan cerita lucu yang seringkali
didengar oleh masyarakat khususnya dikalangan pelajar. Anekdot ini biasanya digunakan
untuk menyampaikan kritik, tetapi tidak dengan cara yang kasar atau menyakiti,
melainkan cerita singkat yang menarik karena lucu, mengesankan dan berdasarkan
kejadian yang sebenarnya.
c. Penalaran
Materi dalam buku teks ini ada beberapa pembahasan mulai dari Mengkritisi teks
anekdot dari aspek makna tersirat, mengonstruksi makna tersirat dalam sebuah teks
anekdot, menganalisis struktur dan kebahasaan teks anekdot, dan menciptakan kembali
teks anekdot dengan memperhatikan struktur dan kebahasaan. Nah di dalam sub bab
tersebut terdapat uraian materi, contoh, tugas, pertanyaan, atau soal latihan sehingga
mendorong siswa untuk secara runtut membuat kesimpulan yang sahih (valid).
d. Pemecahan Masalah
Untuk menumbuhkan kreativitas siswa, sajian materi dalam buku teks perlu
memuat beragam strategi dan latihan pemecahan masalah. Pemecahan masalah meliputi
memahami masalah, merancang model, memeriksa hasil (mencari solusi yang layak), dan
menafsirkan solusi yang diperoleh. Pada buku ini sudah ada terkait pembahasan tersebut,
sehingga untuk pemecahan masalah siswa dapat dengan mudah menyelesaikannya.
e. Keterkaitan antarkonsep
Keterkaitan antarkonsep dalam buku teks dapat dimunculkan dalam uraian atau
contoh. Hal ini dimaksudkan untuk membantu siswa dalam membangun jaringan
pengetahuan yang utuh. Selain itu, perlu juga ditunjukkan keterkaitan antara pelajaran satu
dan pelajaran lain atau keterkaitan antara materi yang sedang dipelajari dan kehidupan
sehari-hari agar siswa menyadari manfaat materi tersebut dalam kehidupan nyata.
Contohnya dalam teks anekdot pada buku paket SMA kelas X ditujukan kepada
para pejabat yang takut dan tidak mau turun dari jabatannya atau takut kehilangan jabatan.
Tujuan yang ingin disampaikan tentu bukan hanya menyindir para pejabat yang tidak mau
6
atau takut kehilangan jabatannya. Akan tetapi, jauh lebih dari itu, yaitu agar para pejabat
sadar bahwa jabatan itu ada masanya. Ketika masa jabatan sudah habis, hendaknya para
pejabat itu dengan legawa bersedia digantikan oleh orang lain.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa makna tersirat yang
dimaksud lebih mengarah pada pesan moral yang hendak disampaikan melalui anekdot.
Pesan moral itu dapat dirunut dari kritikan atau sindiran yang disampaikan lewat anekdot.
f. Penerapan Aplikasi
Materi dalam buku teks ini berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Karena, teks
anekdot ini membutuhkan cerita yang nyata. Jadi, siswa dapat menerapkan dalam
kehidupan nyata setiap konsep yang dipelajari.
g. Kemenarikan Materi
Pada materi ini sudah cukup menarik, karena humor yang dipakai memang
menggunakan kejaitan yang nyata, jadi siswa dapat lebih mudak dalam mengkaji teks
anekdot tersebut.
h. Mendorong untuk Mencari Informasi Lebih Jauh
Materi dalam buku teks ini memuat tugas-tugas yang mendorong siswa untuk
memperoleh informasi lebih lanjut dari berbagai sumber lain, seperti internet, buku,
artikel, lingkungan sekitar, dan sebagainya. Jadi, bahan ajar untuk dijadikan sebagai teks
anekdot lebih banyak dan bervariasi.
i. Materi Pengayaan
Materi dalam buku teks ini menyajikan uraian, contoh-contoh, atau soal-soal
pengayaan yang berkaitan dengan topik yang dibicarakan sehingga sajian materinya lebih
luas atau lebih dalam daripada materi yang dituntut KD.
B. KEGRAFIKAN BUKU AJAR PAKET SMA KELAS X
1. Ukuran Buku
Ukuran Buku : 175 x 250 mm Jumlah Halaman : 296 Jenis Kertas Isi : HVS 70
gram Jenis Kertas Cover : AC 210 gram Warna isi : 4 warna Warna cover : 4 warna
Teknik Jilid : Perfect Binding Penulis : Suherli, Maman Suryaman, Aji Septiaji,
Istiqomah. Penelaah : Dwi Purnanto, Hasanuddin WS, Liliana Muliastuti, Muhammad
Rapi Tang Penyelia Penerbitan : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang,
Kemendikbud.
7
Ukuran buku tersebut jika melihat standar ISO ukuran sebuah buku, buku tersebut
memiliki kesesuain ukuran dengan standar ISO. Saya menyimpulkan hal ini karena ada 3
kesesuaian ukuran buku standar ISO, salah satunya yaitu B5 (175 x 250 mm). Pada
umumnya, standar jenis buku umum dan edukasi tepatnya buku Bahasa Indonesia seperti
gambar di atas, memiliki ukuran B5 (176 x 250 mm) yang sudah sesuai dengan salah satu
kesesuaian ukuran buku standar ISO.
2. Desain kulit buku
• Tata letak
➢ Pada gambar tersebut bagian kulit buku memiliki unsur tata letak pada kulit
muka hingga belakang secara harmonis.
➢ Memiliki center point atau penampilan pusat pandang yang baik
➢ Komposisi dan ukuran unsur tata letak (judul buku, identitas penerbit, ilustrasi,
hingga diperuntukkan untuk siapa) yang proposional, seimbang, dan seirama
dengan tata letaknya.
• Tipografi kulit buku
➢ Warna judul buku bertabrakan dengan ilustrasi
• Penggunaan huruf
➢ Penggunaan huruf khususnya pada judul sudah baik dalam pemeilihan jenis
font
➢ Tidak menggunakan huruf hias pada judul
3. Ilustrasi isi buku
1) Mampu mengungkapkan makna/arti dari objek, berfungsi untuk memperjelas materi
atau teks, sehingga siswa mampu memahami dan mengerti informasi yang di
sampaikan pada isi buku.
2) Bentuk akurat dan proporsionalsesuai dengan kenyataan.
3) Bentuk ilustrasi sudah profesional, sehingga tidak menimbulkan salah tafsir siswa
padaobjek yang sesungguhnya. Misalnya, ilustrasi “Menilai Teknik Berpidato Tanpa
Teks” digambarkan dengan ilustrasi siswa sedang berpidato tanpa memegang teks.

8
4) Ilustrasi menimbulkan daya tarik, karena warna desain bagian isi terdapat gambar
yang sesuai dengan materi, sehingga menarik minat siswa.
5) Kualitas kertas yang digunakan sudah baik tidak cepat rusak, karena kertasnya tebal
seperti pada umumnya buku teks. h. Kualitas Penjilidan Ukuran buku Bahasa
Indonesia 1 untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas Kelompok Wajib penerbit Facil a
Brand of Grafindo MediapRatama ialah xiv, 218 hlm, ilus: 25 cm. Menurut kami
kesesuaian buku dengan materi yang terdapat dalam buku tersebut bisa dikatakan
sesuai dengan standar yang ada
4. Kesimpulan
Buku paket Bahasa Indonesia kelas X semester genap ini menurut kelompok
kami sudah layak digunakan untuk Siswa Menengah Atas (SMA). Dari segi penampilan,
isi, dan juga gaya bahasa juga sudah sangat mumpuni, karena memang semua bahasa
yang dipakai dapat mudah dipahami oleh kalangan pelajar menengah atas. Kesesuaian
isi materi sudah sesuai dengan KI dan KD, sehingga siswa dapat memahami dan
mengkaji dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai