Anda di halaman 1dari 18

Petunjuk Penggunaan Modul

Modul 3 dengan topik “Mengambil Hikmah dari Peristiwa” ini terbagi dalam dua
subtopik atau dua unit sebagai berikut.

Mengambil Hikmah dari Peristiwa


Unit 1 Unit 2
Mengevaluasi teks anekdot dari Mengonstruksi makna tersirat dalam
aspek makna tersirat. sebuah teks anekdot baik lisan
maupun tulis
Materi : Materi :
 Membaca Teks Anekdot  Membaca Teks Anekdot
 Mengidentifikasi Ciri-ciri Teks  Menganalisis Unsur Teks
Anekdot Anekdot
 Mengidentifikasi Struktur Teks  Mengonstruksi Teks Anekdot
Anekdot

Penugasan Penugasan
Latihan Soal Latihan Soal
Mari mengerjakan tugas dan latihan soal

Peserta Didik
Sebagai peserta didik, Anda harus mempelajari modul ini secara bertahap
dan berurutan, yaitu dimulai dari materi pembelajaran yang disajikan pada Unit 3-1.
Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan pada Unit 3-1 dan
mengerjakan soal-soal pelatihannya serta Anda benar-benar yakin telah memahami
materi pembelajarannya, barulah Anda diperkenankan untuk mempelajari materi
pembelajaran yang disajikan pada Unit-3.2, dan seterusnya.
Sebelum Anda meminta waktu untuk mengerjakan tugas dan latihan soal-
soal, Anda haruslah benar-benar telah memahami seluruh atau sebagian besar
materi pembelajaran yang diuraikan pada Unit-3.1 dan Unit-3.2. Di samping itu,
Anda juga dituntut untuk setidak-tidaknya berhasil dengan benar menyelesaikan
sebagian besar soal- soal pelatihan tersebut.
Sebagai peserta didik, Anda akan mendapat kesempatan pada kegiatan
belajar secara tatap muka (tutorial) untuk membahas lebih lanjut materi
pembelajaran yang kemungkinan belum berhasil Anda pahami selama belajar
mandiri. Selama kegiatan belajar secara tatap muka, tutor akan lebih bertindak
sebagai fasilitator. Kegiatan pembelajaran secara tatap muka dapat digunakan untuk
membahas masing-masing materi pokok atau materi pembelajaran yang masih
belum atau yang masih sulit Anda pahami. Terbuka juga kemungkinan bagi Anda
sebagai peserta didik untuk membentuk kelompok-kelompok kecil (antara 2-3 orang)
dalam mendiskusikan materi pokok yang diuraikan di dalam modul ini.
Hasil diskusi kelompok disajikan oleh setiap kelompok guna mendapatkan
tanggapan dari kelompok-kelompok lainnya. Kemudian, kesimpulan dirumuskan
bersama pada setiap akhir penyajian hasil diskusi kelompok. Jika tidak ada
pembentukan kelompok, pada akhir pembahasan masing-masing materi pokok,
Anda dapat merumuskan sendiri simpulan atau merumuskan secara bersama-sama
dengan sesama peserta didik atau dapat juga meminta bimbingan tutor.

Tutor
Bagi rekan tutor, modul ini hendaknya dapat dijadikan sebagai salah satu
sumber belajar bagi peserta didik. Modul ini dilengkapi dengan materi, rangkuman,
tugas, dan pelatihan. Anda sebagai tutor hendaknya dapat membimbing dan
mengarahkan peserta didik dalam memahami materi-materi dan tugas-tugas atau
pelatihan yang sekiranya sulit dipahami.

Tujuan Yang Diharapkan Setelah Mempelajari Modul


Setelah mempelajari dan mengikuti serangkaian penugasan dalam modul ini
diharapkan Anda dapat :
1. mengevaluasi teks anekdot dari aspek makna tersirat secara tepat.
2. mengonstruksi makna tersirat dalam sebuah teks anekdot baik lisan maupun
tulis secara tepat.

Pengantar Modul

Selamat Anda telah berhasil mempelajari modul 1 dan 2 sehingga sekarang


Anda diperkenankan untuk melanjutkan ke modul 3 setara kelas X. Pada modul ini,
Anda akan mempelajari materi-materi yang berkaitan dengan teks anekdot. Modul
ini terdiri atas 2 unit. Pada Unit-1 Anda akan mempelajari cara mengidentifikasi dan
mengembangkan isi teks anekdot. Pada Unit 2 Anda akan mempelajari bagaimana
cara menganalisis struktur dan kebahasaan teks anekdot, serta mengonstruksi teks
anekdot berdasarkan teks yang dibaca atau yang didengar.
Modul ini dapat digunakan sebagai bahan belajar mandiri. Dalam modul ini
juga disertakan beberapa referensi link dari sumber belajar online yang dapat Anda
buka untuk menambah khasanah pengetahuan Anda.
Selama mempelajari modul ini, Anda disarankan untuk membuat catatan
mengenai materi pembelajaran yang menurut Anda perlu didiskusikan selama
kegiatan pembelajaran secara tatap muka dilaksanakan.
Mengidentifikasi dan
UNIT 1
Mengembangkan Teks Anekdot

Uraian Materi

Membaca Teks Anekdot


Pada Unit-1 ini Anda akan belajar mengidentifikasi dan mengembangkan isi
teks anekdot. Apakah Anda tahu apa yang dimaksud dengan teks anekdot? Teks
anekdot merupakan suatu bahasan pada materi Bahasa Indonesia yang populer,
teks ini biasanya dapat kita temukan di berbagai media lho. Pada zaman dahulu sih
media koran, namun seiring berjalannya waktu dan berkembangnya teknologi, teks
tersebut juga dapat banyak kita jumpai di media sosial.
Apa lagi kini kamu dapat melihat sendiri betapa ramainya media sosial yang
sengaja membuat keritikan dalam bentuk teks tersebut agar terlihat lebih santai dan
lucu, sekaligus berbobot. Teks ini juga memiliki ciri khas tertentu.
Pada unit ini Anda akan mengidentifikasi makna tersirat dalam teks anekdot
yang dibaca atau didengar, serta mengembangkan isi teks anekdot tersebut dengan
memerhatikan struktur dan ciri-ciri teks anekdot. Sebelum mengidentifikasi teks
anekdot, bacalah teks anekdot yang berjudul “Sekolah Bertaraf Internasional”.

Bu Guru memasuki kelas satu demi-persatu saat lonceng sekolah di Kota A


mulai bergema. Bu Guru tersebut berdiri di depan kelas sambil menenteng
lembaran pengumuman.
“Anak-anak, Ibu punya pengumuman penting dan gembira untuk kalian. Mulai
bulan depan, sekolah kita akan berubah status sebagai sekolah bertaraf
internasional. Nah, bagaimana? Apa yang akan kalian lakukan untuk
menyambutnya?” Bu Guru mengoper lembaran pengumuman untuk
dibagikan.
Jono mengangkat tangan. “Saya mau les bahasa inggris buat mendukung
belajar dengan taraf internasional, Bu!”
“Bagus, Jono.” Bu Guru senang mendengarnya, dia melirik ke arah Ical.
“Kalau kamu Ical?”
“Saya? Saya mau meminta orangtua saya untuk menyiapkan biaya sekolah
lebih banyak lagi.”
“Lho? Kenapa?.”
“Soalnya dengan bergantinya status sekolah ini menjadi bertaraf internasional
maka biaya sekolahnya pun pasti lebih mahal. Iurannya akan lebih tinggi,
belum bayar ini itu,” jawab Ical.
Bu Guru mengkerutkan kening. “Kok jawaban kamu sinis sekali? Gini, kalau
sekolah kita jadi bertaaraf internasional kan jadinya sama kayak sekolah-
sekolah luar negeri. Lebih berkualitas.”
“Tapi, Bu, menurut saya sekolah bertaraf internasional itu sebenarnya punya
arti sekolah bertarif internasional,” jelas Ical.
Setelah Anda membaca teks anekdot “Sekolah Bertaraf Internasional” tentu
Anda sudah dapat menentukan pengertian dan ciri-ciri teks anekdot berdasarkan
teks tersebut.

Pengertian Teks Anekdot


Pengertian teks anekdot apa ya?
Pertama pengertian anekdot secara umumnya dulu. Pengertian teks anekdot
secara umum :
Teks Anekdot adalah cerita singkat yang di dalamnya mengandung unsur lucu dan
mempunyai maksud untuk melakukan kritikan. Teks anekdot biasanya bertopik
tentang layanan publik, politik, lingkungan, dan sosial.
Pernah membaca sebuah cerita singkat yang berisi tentang guyonan atau
berbau humor tetapi menjurus kepada ‘kritik’? Cerita singkat tersebut ialah teks
anekdot atau anekdot.
Tidak hanya berbentuk cerita, pengertian teks anekdot juga dapat berbentuk dialog
singkat antara dua tokoh.Teks anekdot sendiri tentunya selain untuk memberi
humor, teks tersebut juga harus memuat amanat, pesan moral ataupun kebenaran
secara umum.

Nah itu pengertian teks cerita anekdot.

Ciri-ciri Teks Anekdot


Bila kita cermati teks anekdot “Sekolah Bertaraf Internasional”, dapat kita
simpulkan bahwa ciri-ciri teks anekdot adalah sebagai berikut.
1. Berupa teks yang mendekati perumpamaan
Perumpamaan pada sebuah teks dengan struktur anekdot mendekati bentuk
sebuah dongeng. Layaknya karangan cerita berdasarkan imajinasi dan ditambah
dengan segala hal yang bersifat nyata atau benar-benar terjadi di masayarakat.

2. Menampilkan tokoh-tokoh atau figure yang dekat dengan kehidupan


sehari-hari atau juga orang penting
Biasanya pada sebuah teks anekdot terdapat tokoh atau figure yang ada dalam
dunia nyata dan mudah kita temui dalam keseharian. Contohnya seperti orang-
orang pemerintahan, anggota keluar, dan lainnya.

3. Memiliki sifat humoris, lucu, menggelitik, dan berbau lelucon tapi


menyindir
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, teks yang berupa anekdot memang
dibuat untuk memberi kritik dengan cara yang berbeda. Semacam guyonan yang
sengaja dibuat dengan tujuan tertentu seperti menyindir. Biasanya menyindiri di
sini berkaitan dengan isu sosial dalam negeri yang sudah menjadi rahasia
umum.

4. Terselip kritikan atau tujuan


Mungkin ini juga dapat menjadi salah satu tujuan dari dibuatnya sebuah teks
berbentuk anekdot, di mana pembuatnya akan menyelipkan kritik dengan cara
yang lebih lucu dan mampu diterima oleh masyarakat.
Struktur Teks Anekdot
Setiap teks memiliki struktur tertentu. Demikian pula teks anekdot memiliki
struktur yang berbeda dengan teks lainnya. Struktur teks anekdot antara lain
abstraksi, orientasi, event, krisis, reaksi, koda, dan reorientasi.
1. Abstraksi. Bagian ini terletak pada bagian awal paragraf. Bagian ini berisikan
gambaran awal tentang isi dari teks anekdot.
2. Orientasi. Bagian ini berisikan awal mula, latar belakang terjadinya suatu peristiwa
atau kejadian yang terjadi dalam teks.
3. Event, berisikan rangkaian peristiwa yang terjadi dalam teks.
4. Krisis. Bagian ini berisikan tentang pemunculan permasalahan yang terjadi dalam
teks anekdot.
5. Reaksi. Bagian ini berisikan langkah penyelesaian masalah yang timbul dalam
bagian krisis.
6. Koda. Bagian ini akan muncul perubahan yang terjadi pada tokoh dalam teks.
7. Re-orientasi. Bagian ini merupakan bagian akhir dari teks sekaligus sebagai
penutup dari teks itu sendiri
Untuk mengetahui struktur teks anekdot, silakan Anda baca teks anekdot
“UUD” dan teks humor “Diam Saat Dirampok” berikut. Kemudian, bandingkan
struktur kedua teks tersebut.

Hari ini pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Suasana kelas tidak kondusif.


Padahal, Bapak guru dengan semangat menjelaskan materi yang sudah dituangkan
dalam power point.

“Sekarang kita masuk bab baru yaitu UUD 45”, kata pak guru. “Ali, perhatikan
dengan sungguh-sungguh, jangan ngobrol dengan teman!”. “Ya, Pak,” jawab Ali
dengan muka masam.

“Undang-undang Dasar 1945 atau yang sering kita singkat menjadi UUD 45 sudah
beberapa kali mengalami perubahan disesuaikan dengan kondisi masyarakat
Indonesia. Semua peraturan yang ada di Indonesia diatur dalam UUD 1945.” Pak
guru menjelaskan beberapa perubahan yang terjadi dalam UUD 45.

Tiba-tiba Ali berkomentar, “Pak, setahu saya UUD belum pernah mengalami
perubahan dari dulu sampai sekarang, tapi kalau semua peraturan itu diatur dalam
UUD, saya setuju, Pak!” Pak guru terhenyak, “Apa Ali?”. “Semua peraturan itu kan
ujung-ujungnya duit atau UUD, Pak!”

Sontak, semua siswa tertawa dan Pak guru pun ikut tertawa. Suasana kelas pun
menjadi ramai.

Teks UUD tersebut dapat dianalisis sebagai berikut :


• Abstraksi: Pembuka cerita ( paragraf ke-1 kalimat ke-1)
• Orientasi: situasi awal cerita (paragraf ke-1 kalimat ke-2)
• Event: rangkaian peristiwa (paragraf ke-2 dan ke-3)
• Krisis: bagian konflik cerita (paragraf ke-4 ke-1 dan ke-2)
• Reaksi: tanggapan tokoh terhadap konflik (paragraf ke-4 kalimat ke-3)
• Koda: perubahan pada tokoh (paragraf ke-5 kalimat ke-1)
• Reorientasi: penutup cerita (paragraf ke-5 kalimat ke-2)
Teks anekdot di atas bermaksud memberikan sindiran kepada pejabat/ wakil
rakyat pembuat UUD. Coba sekarang, perhatikan teks “Diam Saat Dirampok” berikut
ini.
Diam Saat Dirampok

Mendengar kabar suami kena jarah, istri memaki-maki sang suami: “Kamu sungguh-
sungguh pengecut! Perampok menjarah dompetmu, mengapa kamu tak berteriak minta
tolong?”

Suami dengan marah berkata: “Kamu betul-betul goblok! Masak kamu sudah lupa di
dalam mulutku masih ada sebuah gigi emas yang besar?

Teks “Diam Saat Dirampok” di atas bertujuan hanya sekadar sebagai cerita
lucu. Jadi, dapat disimpulkan perbedaan antara teks anekdot dan teks humor seperti
berikut ini.

1. Teks anekdot adalah cerita lucu yang berisi sindiran, sedangkan teks humor
hanya sekedar cerita lucu.
2. Biasanya teks anekdot berisi tentang orang-orang penting, sedangkan teks
humor tidak.
3. Teks anekdot memiliki tujuan tertentu, sedangkan teks humor sebagian besar
hanya untuk menghibur.

Mengembangkan Isi Teks Anekdot


Pada pelajaran yang lalu Anda telah mengidentifikasi struktur dan isi teks
anekdot “UUD”. Pada pelajaran ini Anda akan mencoba mengembangkan teks
anekdot yang berisi abstraksi, orientasi, event, krisis, reaksi, koda, dan reorientasi.
Apa yang harus Anda lakukan dalam mengembangkan isi teks anekdot? Hal yang
harus diperhatikan dalam mengonstruksi teks anekdot adalah sebagai berikut.
1. Bacalah teks anekdot yang tersaji dengan cermat.
2. Tentukan isi pokok teks anekdot tersebut
3. Tentukan struktur teks anekdot tersebut berupa abstraksi, orientasi, event, krisis,
reaksi, koda, dan reorientasi
4. Kembangkan teks tersebut dengan memerhatikan struktur teks anedot dengan
menggunakan bahasa sendiri
Penugasan

1. Uraian
Bacalah teks anekdot berikut dengan cermat !

Membuat Undang-Undang Sendiri

Suatu hari Abdul dan Allan sedang berjalan-jalan menggunakan mobil dengan
Abdul yang membawa mobilnya. Melewati perempatan jalan, lampu merah tiba,
namun Abdul tetap menerobosnya karena jalannya terlihat kosong.
Allan: Kenapa kamu nerobos lampu merah? Kalau ada polisi gimana?
Abdul: Ah, tenang, kita bisa bikin undang-undang sendiri kok.
Allan: Kok bisa? Bukannya yang membuat undang-undang itu pemerintah
bersama DPR?
Abdul: Sebentar. *meminggirkan mobil dan berhenti sementara
Allan: Kenapa berhenti?
Abdul: Mau menjawab pertanyaan kamu. Nih, ini jawabannya! Dengan ini kita
bisa membuat undang-undang sendiri. *menunjukan dompet
Allan: Oh…!!

Setelah Anda membaca teks tersebut, jawablah tugas berikut dengan jelas
dan benar!
1. Identifikasilah ciri-ciri teks anekdot yang terdapat dalam teks anekdot tersebut!
2. Identifikasilah struktur teks anekdot yang telah Anda baca tersebut!
3. Apa maksud/tujuan pesan tersirat dari cerita anekdot di atas ?
4. Apakah permasalahan anekdot itu nyata ada di masyarakat ? Jelaskan jawaban
Anda !
5. Kembangkan teks tersebut dengan memerhatikan struktur teks anekdot dengan
menggunakan bahasa sendiri!

2. Pilihan Ganda
Pilihlah jawaban A, B, C, D, atau E yang Anda anggap paling benar!
Teks berikut untuk menjawab soal nomor 1 – 10, bacalah dengan saksama!
1. Cerita yang lucu dan mengesankan serta singkat dan menarik, biasanya
mengenai orang penting berdasarkan kejadian sebenarnya, merupakan
pengertian dari.....
A. Teks Prosedur
B. Teks Anekdot
C. Teks Negosiasi
D. Teks Eksposisi
E. Teks Argumen
2. Struktur teks anekdot yang tepat adalah….
A. Abstraksi-Koda-Orientasi-Krisis-Reaksi
B. Orientasi-Abstraksi-Reaksi-Krisis-Koda
C. Abstraksi-Orientasi-Krisis-Reaksi-Koda
D. Koda-Reaksi-Krisis-Orientasi-Abstraksi
E. Reaksi-Abstraksi-Krisis-Orientasi-Koda

3. Bagian terjadinya masalah atau hal unik dalam struktur teks anekdot disebut….
A. Krisis
B. Abstraksi
C. Koda
D. Reaksi
E. Orientasi

4. Ciri ciri anekdot, kecuali....


A. Bersifat menyindir
B. Lucu
C. Membuat sebagian orang tersinggung
D. Terselip kritikan
E. Membosankan

5. Bagian akhir dari cerita dalam struktur teks anekdot disebut….


A. Krisis
B. Abstraksi
C. Krisis
D. Reaksi
E. Koda

6. Berikut bagian yang ada dalam teks anekdot, kecuali....


A. Orientasi
B. Krisis
C. Reaksi
D. Analisis
E. Koda

7. Bagian yang menunjukan situasi awal cerita disebut....


A. Abstraksi
B. Orientasi
C. Krisis
D. Reaksi
E. Koda

8. Bagian yang menunjukkan konflik cerita....


A. Abstraksi
B. Orientasi
C. Krisis
D. Reaksi
E. Koda
9. Pada kalimat “mahasiswa tercengang dan tertawa, sedangkan dosen
menggeleng-gelengkan kepala’’ adalah termasuk kalimat struktur teks...
A. Orientasi
B. Abstraksi
C. Koda
D. Krisis
E. Reaksi

10. Saat sesi tanya jawab tiba, Ali bertanya kepada pak dosen. “Apa kepanjangan
KUHP, Pak?” Pak dosen tidak menjawab sendiri, melainkan melemparkannya
kepada Ahmad.
“Saudara Ahmad, coba dijawab pertanyaan saudara Ali tadi,” pinta pak dosen.
Dengan tegas Ahmad menjawab, “Kasih Uang Habis Perkara, Pak ...!”
Kutipan di atas merupakan salah satu bagian dari struktur teks anekdot, yaitu....
A. Abstraksi
B. Krisis
C. Koda
D. Reaksi
E. Orientasi
Menganalisis dan
UNIT 2
Mengonstruksi Teks Anekdot

Uraian Materi

Membaca Teks Anekdot


Pada Unit-3.1 Anda telah mengidentifikasi struktur teks anekdot. Pada Unit-
3.2 ini Anda akan diajak menganalisis struktur teks anekdot yang lainnya. Masih
ingat bukan struktur teks anekdot? Jika sudah lupa, coba Anda pelajari kembali
materi struktur teks anekdot di Unit-3.1 di atas. Setelah itu, agar Anda lebih
memahaminya lagi, bacalah teks anekdot berikut dengan cermat.

Gara-gara Takut Istri

Di suatu hari yang sedikit mendung, tibalah seorang laki-laki kekar di sebuah
rumah sakit. Tetapi ada yang aneh, kedua telinganya melepuh seperti bekas
terbakar.

Lalu lelaki kekar itu masuk ke ruang dokter.

Dokter: “Apa yang bisa saya bantu, pak?”

Kekar: “Ini telinga saya, dok.”

Dokter: “Kenapa telinganya, pak? Bisa dijelaskan?”

Kekar: “Jadi begini, pak dokter. Kekar-kekar begini saya itu takut istri. Jadi
kemarin itu istri saya sedang ke luar rumah dan nyuruh saya nyetrika baju.
Nah, ada telpon masuk. Lantaran takut itu dari istri saya … saya spontan
menempelkan setrika ke telinga kanan saya, dok.”

Dokter: “Waah, saya paham rasanya takut istri. Terus telinga kiri bapak
kenapa?”

Kekar: “Itu dia, dok. Telpon yang pertama gak jadi keangkat karena saya
jejeritan. Eh, ada yang nelpon lagi. Jadi dua-duanya kena.”

Seketika itu dokter mengambil setrika lalu menempelkannya di muka lelaki


kekar itu.

Menganalisis Struktur Teks Anekdot


Setelah Anda membaca dengan cermat teks anekdot “Gara-gara Takut Istri”
tersebut, Anda akan menemukan struktur teks anekdot tersebut. Struktur teks
anekdot tersebut sama dengan struktur teks anekdot yang telah Anda pelajari di
Unit-3.1, yakni dimulai dengan abstraksi, dilanjutkan dengan orientasi, event, krisis,
reaksi, koda, dan diakhiri dengan reorientasi Untuk lebih jelasnya perhatikan bagan
berikut.

Orientasi

Event

Krisis

Teks Anekdot
Reaksi

Koda

Reorientasi

Gara-gara Takut Istri


Orientasi Di suatu hari yang sedikit mendung
Event Tibalah seorang laki-laki kekar di sebuah
rumah sakit. Tetapi ada yang aneh, kedua
telinganya melepuh seperti bekas terbakar
Krisis Keluhan laki-laki kekar, “Jadi begini, pak
dokter. Kekar-kekar begini saya itu takut
istri. Jadi kemarin itu istri saya sedang ke
luar rumah dan nyuruh saya nyetrika baju.
Nah, ada telpon masuk. Lantaran takut itu
dari istri saya … saya spontan
menempelkan setrika ke telinga kanan
saya, dok.”
Reaksi “Waah, saya paham rasanya takut istri.
Terus telinga kiri bapak kenapa?”
Koda Seketika itu dokter mengambil setrika lalu
menempelkannya di muka lelaki kekar itu.
Reorientasi -
Menganalisis Unsur Teks Anekdot
Setelah Anda memahami struktur teks anekdot, selanjutnya Anda akan
mempelajari unsur teks anekdot. Untuk itu, bacalah kembali teks anekdot “Gara-gara
Takut Istri” pada Unit-2 dengan cermat. Sambil membaca, tandai unsur yang
digunakan dalam teks tersebut. Sudahkah Anda menemukan unsur teks anekdot
tersebut? Jika sudah, coba cocokkan ciri kebahasaan yang Anda temukan dengan
penjelasan berikut.

Unsur-unsur pembangun teks anekdot tidak jauh berbeda dengan unsur-


unsur pembangun fiksi, yaitu sebagai berikut.
1. Tema Cerita
Tema merupakan gagasan umum yang menjadi dasar pengembangan seluruh
cerita.
2. Tokoh
Tokoh adalah para pelaku yang terdapat dalam cerita.
3. Latar
Latar dibedakan ke dalam tiga unsur pokok, yaitu sebagai berikut.
 Latar tempat, mengacu pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan
dalam cerita.
 Latar waktu, berhubungan dengan waktu terjadinya peristiwa yang diceritakan
dalam cerita.
 Latar sosial, mengacu pada hal-hal yang berhubungan dengan status sosial
tokoh yang diceritakan, serta perilaku sosial masyarakat di suatu tempat yang
dijelaskan dalam cerita.
4. Sudut Pandang
Sudut pandang (point of view) merupakan teknik yang dipilih pencerita untuk
mengemukakan gagasan dan ceritanya. Sudut pandang dalam cerita terdiri dari
dua macam, yaitu persona (orang) pertama dan persona (orang) ketiga. Sudut
pandang orang pertama terbagi atas aku sebagai tokoh utama dan akusebagai
tokoh tambahan, sedangkan sudut pandang orang ketiga dibagi menjadi
pencerita serbatahu dan pencerita terbatas (pengamat).
5. Gaya Bahasa dan Nada
Bahasa dalam cerita berfungsi sebagai penyampai gagasan, sedangkan nada
merupakan ekspresi pencerita.

Mengonstruksi Teks Anekdot


Pada Unit-3.1 Anda telah belajar mengembangkan isi teks anekdot dengan
memerhatikan orientasi, event, krisis, reaksi, koda, dan reorientasi. Pada Unit-3.2 ini
Anda akan belajar mengonstruksi teks anekdot atau dengan kata lain menyusun
teks anekdot.

Bagaimana langkah-langkah mengontruksi sebuah teks anekdot? Langkah-


langkahnya adalah sebagai berikut.
1. Menentukan topik. Topik adalah ide cerita atau gagasan cerita atau dasar cerita atau apa
yang akan diceritakan.
2. Mencari bahan referensi. Bahan yang diperoleh bisa berupa buku/majalah/koran/internet,
observasi, dan imajinasi.
3. Menentukan pesan yang akan disampaikan atau sindiran yang akan disampaikan. Pesan
yang akan disampaikan bisa tersirat (implisit) maupun tersurat (eksplisit).
4. Menentukan unsur lucu/konyol/jengkel
5. Menentukan alur cerita berdasarkan struktur teks anekdot
6. Mengembangkan teks anekdot
7. Menyunting teks. Menyunting yaitu mengoreksi teks yang sudah dibuat.Koreksi teks
berdasarkan kesesuaian isi dengan topik, kaidah, dan bahasa
8. Merevisi teks sesuai dengan hasil suntingan;
9. Pengendapan ide. Teks yang sudah dibuat diendapkan dulu atau ditinggalkan dulu,
setelah beberapa jam, teks yang sudah ditulis bacalah! Apakah masih ada yang
salah?Atau sudah sesuai dengan harapan?Kalau masih ada yang salah perlu dibenahi
lagi.
10. Memberi judul. Judul yang dipilih haruslah yang menarik pembaca.

Penugasan

1. Uraian
Bacalah teks anekdot berikut dengan cermat !

Nasib Maling Sandal

Asep baru saja siap makan soto di tempat pak Bambang. Setelah
berbincang-bincang dengan Pak Bambang, Asep memutuskan untuk segera
pulang. Perjalanan dari warung Pak Bambang ke rumah Asep cukup dekat
dan bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Akhirnya Asep memutuskan untuk
pulang berjalan kaki saja menuju ke rumah.

Namun sayang sekali, di pertengahan jalan kaki asep terserempet sepeda


motor. Untunglah kakinya tidak cedera. Walaupun kakinya tidak cedera,
Asep merasa sedih. Hal ini dikarenakan sandal barunya putus. Asep sangat
khawatir jika ia pulang, iya akan dimarahi oleh istrinya. Istri Asep memang
sangat galak dan Asep tidak mau pulang tanpa sandal.

Setelah melanjutkan perjalanan, ternyata Asep melihat ada banyak sandal


yang berada di depan masjid. Sebuah kebetulan yang sangat kebetulan
karena di depan masjid tersebut ada sepasang sandal yang sangat mirip
dengan milik Asep. Tanpa berpikir panjang Asep langsung mengambil
sandal tersebut.
Tidak disangka, ternyata ada jamaah masjid yang mengetahuinya. Asep
akhirnya di kejar warga dan diseret ke kantor polisi. Sesampainya di kantor
polisi, Asep langsung diminta untuk segera mengikuti persidangan. Ketika
Asep menunggu giliran di siding, ia melihat seorang koruptor sedang divonis
hakim. Koruptor itu telah korupsi sebanyak 2 miliar rupiah dan dijatuhi
hukuman 5 hari di penjara.

Ketika giliran Asep yang di sidang, Asep sangat kaget mendengar putusan
hakim. Ia dijatuhi hukuman 5 tahun penjara. Asep tidak terima, ia pun protes
pada hakim. Asep bingung mengapa ia yang hanya maling sandal dihukum
5 tahun dan koruptor yang korupsi 2 miliar dijatuhi hukuman hanya 5 hari.

Hakim pun menyampaikan jika Asep mencuri sandal seharga 30 ribu rupiah
dan merugikan 1 orang. Sedangkan koruptor korupsi 2 miliar namun
kerugiannya dibagi-bagi ke seluruh rakyat Indonesia yang jumlahnya 200
juta. Ini artinya setiap rakyat hanya rugi 10 rupiah. Mendengar penjelasan
hakim, Asep merasa sedih dan menyesal mengapa ia tidak jadi koruptor
saja.
Setelah Anda membaca teks tersebut, jawablah tugas berikut dengan jelas
dan benar!
1. Identifikasilah ciri-ciri teks anekdot yang terdapat dalam teks anekdot tersebut!
2. Identifikasilah struktur teks anekdot yang telah Anda baca tersebut!
3. Identifikasilah isi pokok informasi dalam teks anekdot tersebut!
a) Apakah maksud/tujuan dari cerita anekdot tersebut ?
b) Berdasarkan makna tersirat yang Anda temukan, apakah Anda setuju
dengan tindakan hakim tersebut ?
c) Pada dialog apakah unsur humor pada anekdot tersebut ?
d) Apakah permasalahan anekdot itu nyata ada di masyarakat ? Jelaskan
jawaban Anda !
e) Apakah partisipan, waktu peristiwa, dan tempat peristiwa benar-benar ada ?
Jelaskan !
4. Kontruksilah sebuah teks anekdot dengan memerhatikan struktur dan langkah-
langkah berikut!
a) Menentukan topik. Topik adalah ide cerita atau gagasan cerita atau dasar
cerita atau apa yang akan diceritakan.
b) Menentukan unsur lucu/konyol/jengkel
c) Menentukan alur cerita berdasarkan struktur teks anekdot
d) Mengembangkan teks anekdot
e) Menyunting teks. Menyunting yaitu mengoreksi teks yang sudah dibuat.
Koreksi teks berdasarkan kesesuaian isi dengan topik, kaidah, dan bahasa
f) Merevisi teks sesuai dengan hasil suntingan;
g) Memberi judul. Judul yang dipilih haruslah yang menarik pembaca.

2. Pilihan Ganda
Pilihlah jawaban A, B, C, D, atau E yang Anda anggap paling benar!
Teks berikut untuk menjawab soal nomor 1 – 10, bacalah dengan saksama!
1. Bacalah teks di bawah ini dengan cermat!
Seorang pelaut berdiri di atas kapal melihat keindahan laut yang tenang dan
damai. “Seandainya keadaan keluargaku seperti ini pasti kebahagiaan yang
ada”.Tetapi kemudian badai ganas menghadang hingga kapalnya oleng hampir
tenggelam. Kapalnya selamat setelah dia membuang semua muatannya dengan
bersusah payah .kejadiaan tersebut mengingatkan padanya kalau dia seorang
‘pelaut ulung’. Badailah yang membuatnya ulung. Pikirannya kembali kepada
keluarganya.“Bagaimana kalau istri dan anakku yang kubuang? Apakah saya
akan memperoleh ketenangan dan merasakan kebahagiaan?” ujar si pelaut. Si
pelaut tersenyum-senyum memikirkan istri dan anaknya.

Kalimat yang menunjukkan abstraksi adalah…


A. Seorang pelaut berdiri di atas kapal melihat keindahan laut yang tenang dan
damai
B. “Seandainya keadaan keluargaku seperti ini pasti kebahagiaan yang ada”
C. Tetapi kemudian badai ganas menghadang hingga kapalnya oleng hampir
tenggelam.
D. Badailah yang membuatnya ulung
E. Si pelaut tersenyum-senyum memikirkan istri dan anaknya.

2. Bacalah teks berikut ini!


Suatu hari guru menerangkan tentang biopori di depan kelas. “ Biopori itu bisa
dijadikan sebagai salah satu usaha menghindari banjir”jelasnya. “Sekarang, Ibu
beri tugas pada kalian untuk membuat biopori di sekitar rumah, lalu kalian foto.
Fotonya nanti ditempel di buku tugas dan berikan deskripsi”. Tiba-tiba seorang
anak berkomentar.”Syukurlah Bu, jalan menuju rumah saya sudah banyak
bioporinya, tapi kata bapak itu bukan untuk menanggulangi banjir, melainkan
biopori akibat sering banjir”. Mendengar itu semua anak dan Bu guru tertawa.

Kalimat yang menunjukkan krisis adalah …


A. Suatu hari guru menerangkan tentang biopori di depan kelas.
B. “Biopori itu bisa dijadikan sebagai salah satu usaha menghindari
banjir”jelasnya.
C. Sekarang, Ibu beri tugas pada kalian untuk membuat biopori di sekitar
rumah, lalu kalian foto.
D. ”Syukurlah Bu, jalan menuju rumah saya sudah banyak bioporinya, tapi kata
bapak itu bukan untuk menanggulangi banjir, melainkan biopori akibat sering
banjir”.
E. Mendengar itu semua anak dan Bu guru tertawa.

3. Susunlah anekdot berikut ini sesuai dengan strukturnya!


1. Bu guru pun tersenyum
2. Siapa yang bisa membuat perumpamaan bagi penegakan hukum di negeri
kita? Tanya Bu guru di depan kelas.
3. Bu guru bertanya kenapa disebut hukum kantong kresek
4. Tidak lama kemudian seorang anak menjawab dengan lantang
5. Hukum kantong kresek Bu, kata anak itu.
6. Hanya bisa menyelesaikan kasus kecil Bu, kalau kasus besar tidak pernah
muat.
A. 1-2-3-4-5-6
B. 2-4-5-3-6-1
C. 2-4-3-5-1-6
D. 1-2-4-5-3-6
E. 3-2-1-4-5-6

4. Bacalah teks berikut ini!


Suatu hari guru menerangkan tentang biopori di depan kelas. “ Biopori itu bisa
dijadikan sebagai salah satu usaha menghindari banjir”jelasnya. “Sekarang, Ibu
beri tugas pada kalian untuk membuat biopori di sekitar rumah, lalu kalian foto.
Fotonya nanti ditempel di buku tugas dan berikan deskripsi”. Tiba-tiba seorang
anak berkomentar.”Syukurlah Bu, jalan menuju rumah saya sudah banyak
bioporinya, tapi kata bapak itu bukan untuk menanggulangi banjir, melainkan
biopori akibat sering banjir”. Mendengar itu semua anak dan Bu guru tertawa.

Pada anekdot tersebut, reaksi yang menjadi koda adalah …


A. Tiba-tiba seorang anak berkomentar.
B. Mendengar itu semua anak dan Bu guru tertawa.
C. Biopori itu bisa dijadikan sebagai salah satu usaha menghindari banjir”
jelasnya
D. Syukurlah Bu, jalan menuju rumah saya sudah banyak bioporinya
E. Fotonya nanti ditempel di buku tugas dan berikan deskripsi
5. Teks bacaan untuk nomor 5 s.d. 8

KUHP Dalam Anekdot

Seoraang dosen fakultas hukum suatu universitas sedang memberikan kuliah


hukum pidana. suasana kelas biasa-biasa saja.
Saat sesi tanya-jawab tiba, Ali bertanya kepada pak dosen.”apa kepanjangan
KUHP pak?” pak dosen tiba menjawab sendiri, melainkan melemparkannya
kepada Ahmad. “Saudara Ahmad, coba dijawab pertanyaan saudara Ali tadi,”
pinta pak dosen. Dengan tegas Ahmad mejawab, “Kasih Uang Habis Perkara,
pak…!”
Mahasiswa lain tentu tertawa, sedangkan pak dosen hanya menggeleng–
gelengkan kepala seraya menambahkan pertanyaan kepada Ahmad. “Saudara
Ahmad, dari mana saudara tahu jawaban itu?” Dasar Ahmad, pertanyaan pak
dosen dijawabnya dengan tegas, “Peribahasa Inggris mengatakan pengalaman
adalah guru yang terbaik, pak.”. Semua mahasiswa dikelas itu tercengang.
Mereka berpandang pandangan. Lalu, mereka tertawa terbahak-bahak.
Gelak tawa mereda. Kembali berlangsung normal.

Pada teks bacaan di atas tentukanlah pada paragraf berapakah yang termasuk
struktur teks abstraksi, adalah …
A. Paragraf 1
B. Paragraf 2
C. Paragraf 3
D. Paragraf 4
E. Paraagraf 2 dan 4
6. Pada kalimat, “Mahasiswa tercenggang dan tertawa, sedangkan dosen menggeleng-
gelengkan kepala (paragraf 3)”, adalah termasuk kalimat struktur teks….
A. Orientasi
B. Abstraksi
C. Koda
D. Krisis
E. Reaksi

7. Pada kalimat di bawah ini pilihllah mana yang termasuk kalimat struktur teks
orientasi adalah….
A. Seorang dosen memberikan kulih hukum pidana (paragraf 1)
B. Suasana kelas biasa-bisa saja (paragraf 1)
C. Dengan tegas ahmad menjawab, “ Kasih Uang Habis Perkara, pak…! (paragraf 2)
D. Lalu, mereka tertawa terbahak-bahak. (paragraf 3)
E. Kelas kembali berlangsung normal ( paragraf 4)

8. Siapakah partisipan yang digambarkan dalam anekdot tersebut, adalah


A. Pak dosen
B. Ali
C. Ahmad
D. Ali dan Ahmad
E. Pak Dosen dan Ali

9. Bacalah teks di bawah ini!


Sebagian besar orang mengatakan bahwa sayang sekali apabila program akselerasi
ditutup karena program ini sudah banyak membuat siswa berhasil menyelesaikan
studi dengan cepat sampai jenjang perguruan tinggi. Mereka mengatakan bahwa
siswa-siswa dari program akselerasi juga dapat menyesuaikan diri dengan siswa-
siswa dari program reguler.
Berikut ini adalah alasan teks di atas bukan termasuk teks anekdot, kecuali….
A. tidak lucu/konyol
B. tidak memiliki pesan moral
C. tidak memiliki konjungsi sebab-akibat
D. tidak menggunakan konjungsi temporal
E. tidak memiliki struktur abstraksi-orientasi-krisis-reaksi-koda

10. Bacalah teks di bawah ini!


Agus : Siapa yang kalau jalan memiliki kaki dua dan kalau berhenti memiliki kaki
empat?
Sarjono : Ehm…apa, ya?
Agus : Nyerah? Orang jual es dawet pakai pikulan. Kalau dia sedang jalan, kakinya
hanya dua, tapi kalau dia berhenti kakinya empat.
Teks di atas tidak termasuk anekdot karena, kecuali.…
A. Tidak menyindir
B. Tidak lucu/konyol
C. Tidak memiliki amanat
D. Tidak memiliki pesan moral
E. Tidak menggunakan konjungsi temporal
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2008. Kamus Besar Bahasa


Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Hatikah, Tika dan Mulyanis. 2016. Bahasa Indonesia untuk SMA/SMK/MAK Kelas X
Kelompok Wajin. Bandung: Grafindo Media Pratama.

Drs. Maskurun dan Drs. M. Basiran. Bahasa Indonesia XA untuk SMK/MAK dan
SMA/MA. Yogyakarta: LP2IP.

http://bisnisrumahq.blogspot.com/2017/11/contoh-soal-anekdot-dan-jawabannya.html

https://bahasasma.wordpress.com/2018/06/08/soal-pilihan-teks-anekdot-kelas-x/

Anda mungkin juga menyukai