Anda di halaman 1dari 10

1

TEKS EKSPLANASI
MATERI AJAR MEMPRODUKSI TEKS
EKSPLANASI

Satuan Pendidikan : SMA/MA


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : XI
Materi Pokok : Teks Eksplanasi
Jumlah pertemuan : 2 (4 x 45) Menit

Kompetensi Inti

KI 1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi,


KI 2 gotong royong), santun, Percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaanya

KI 3 Memahami Pengetahuan (Faktual, Konseptual, dan Prosedural) berdasarkan rasa


ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena
dan kejadian tampak mata
Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
KI 4 (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan
yang di pelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.

A. Orientasi
Salah satu aktivitas berpikir yang mencerminkan tingkat intelektual adalah menulis.
Semakin sering kita menulis, semakin tinggi tingkat intelektualitas kita. Demikian juga
halnya, semakin tinggi tingkat intelektual seseorang, seharusnya semakin sering dan banyak
menulis.
Pada materi berikut, intinya adalah Ananda ditugasi untuk menulis teks eksplanasi.
Berdasarkan pembelajaran sebelumnya, telah kita pahami bahwa secara sederhana dapat
dimaknai bahwa teks eksplanasi merupakan salah satu jenis tulisan yang banyak ditemukan
2

dalam materi ujian Bahasa Indonesia. Teks eksplanasi berisi sebuah proses terjadinya suatu
fenomena secara jelas mulai dari mengapa hal itu bisa terjadi hingga bagaimana hal itu
berlangsung. Sederhananya, teks ini menjelaskan mengenai hubungan sebab akibat suatu
perisitiwa.
Setelah mengerti mengenai pengertian dari teks eksplanasi ini, lantas apa tujuan dari
teks eksplanasi.Terdapat dua tujuan utama teks eksplanasi. Pertama, penjelaskan fenomena
yang terjadi. Kedua, menjelaskan sebab-akibat suatu peristiwa.
Untuk mengingatkan Kembali, struktur teks eksplanasi ada empat. Struktur pertama
adalah judul. Pada bagian judul ini berfungsi memberikan gambaran fenomena yang akan
dijelaskan. Judul biasanya menggambarkan fenomena yang mengandung sebab akibat. Struktur
teks yang kedua dalam teks ini adalah pernyataan umum. Bagian ini beris tentang definisi,
konteks, dan karakteristik fenomena yang akan dibahasa dalam teks ini. Sedangkan pada
struktur yang ketiga, berisi tentang penjelasan mengapa dan bagaimana suatu fenomena terjadi.
Struktur tersebut memiliki nama deretan penjelas. Struktur terakhir adalah interpretasi atau
simpulan. Pada bagian ini berisi pendapat atau pandangan penulis terhadap fenoena yang
dituangkan dalam teks tersebut.
Keterampilan menulis teks atau tulisan eksplanasipenting dimiliki siswa. Bahkan,
dalam readwritethink.org (2017:1) dinyatakan bahwa keterampilan mendeskripsikan
hendaknya sudah dikembangkan semenjak tingkat sekolah dasar. Keterampilan ini memang
sangat diperlukan dalam kehidupan.
Misalnya, disampaikan fakta bahwa gempa merupakan hal yang sangat umum perjadi
di Indonesia yang merupakan negara ring of fire. Gempa merupakan salah satu bencana sangat
akrab dengan kehidupan masyarakat Indonesia umumnya. Indonesia dilewati oleh jajaran
pegunungan berapi yang mengelilingi Indonesia dan banyak lempeng yang ada di Indonesia.
Saat terjadinya gempa, terdapat dua proses utama yang terjadi. Pertama, terjadinya aktifitas
seismic baik berupa tumbukan antar lempeng dan patahan. Kedua, terjadi pelepasan energi
yang menyebabkan guncangan di permukaan daerah yang terjadi aktifitas seismic. Ketiga,
akibat getaran yang ada, menyebabkan kerusakan di permukaan daerah berupa tanah merekah
dan kerusakan bangunan.
Untuk itu, cermatilah deskripsi materi tersebut. Setelah itu, kerjakanlah tugas sesuai
dengan pemahaman Ananda berkaitan dengan deskripsi tersebut. Deskripsi materi berkaitan
dengan: (1) merancang dan menetapkan topik, (2) menetapkan tujuan, (3) merumuskan tema,
(4) menetapkan judul, (5) menyusun kerangka teks, (6) mengembangkan kerangka menjadi
teks lengkap, dan (7) merevisi teks.
3

B. Uraian Materi
1. Merancang dan Menetapkan Topik Teks Eksplansi
Kegiatan pertama sebelum menulis teks eksplanasi adalah merancang dan
menetapkan topik. Tentu saudara sudah mengetahui bahwa topik adalah pokok permasalahan
yang akan ditulis. Untuk itu tegas menyatakan, “Start with a hard look at the topic”,
berusaha keraslah untuk merumuskan topik yang jelas.
Topik yang jelas adalah topik yang spesifik atau khas. Tegasnya, tidak mungkin topik
itu terdiri atas satu atau dua kata. Semakin banyak kata yang digunakan untuk memperjelas
topik, semakin jelas juga apa yang akan kita tulis. Topik kenakalah remaja adalah topik yang
tidak jelas. Topik tersebut dapat diperjelas dengan cara yang mudah, yaitu tambahkanlah
kata-kata. Misalnya, remaja putus sekolah, di Kota Pariaman, dan penyebabnya.
Untuk dapat menciptakan karya yang lebih baik lagi, hendaknya topik yang akan tulis
merupakan topik yang jelas. Jelas dalam artian deretan peristiwa yang akan diungkapkan
haruslah jelas. Misalnya topik tentang terjadinya hujan es. Terdapat deret peristiwa yang
jelas. Pertama, terjadi penguapan air oleh matahari. Kedua, terjadi kondensasi. Ketiga,
proses hujan es dapat terjadi saat pergerakan massa udara naik dan turun yang terjadi di awan
cumolo nimbus. Terakhir, proses terjadinya hujan es adalah pembentukan partikel es di
atmosfer.
Dengan terdapatnya deteran peristiwa yang jelas, maka penulisan yang akan
dilakukan sesuai dengan deretan yang telah ditentukan. Masing masing tahapan tersebut
hendaknya disampaikan dalam bentuk paragraph terkhusus.
2. Menetapkan Tujuan Penulisan Teks Eksplanasif
Menetapkan tujuan (penulisan) teks eksplanasi pada dasarnya adalah menetapkan
khalayak atau siapa yang diharapkan akan membaca karangan kita. Perbedaan khalayak
pembaca atau sasaran akan mengakibatkan perbedaan isi, penggunaan bahasa, dan kiat kita
(termasuk merumuskan judul) untuk memeksplanasi. Jika khalayak pembaca adalah siswa,
atau spesifiknya siswwa SLTA Kabupaten Tanah Datar, tentu berbeda kiat kita sebagai
penulis dalam menetapkan isi, penggunaan bahasa, dan judul dengan khalayak lain, misalnya
pejabat pemerintah kota, masyarakat umum, kaum ulama, kaum pemangku adat, dan
sebagainya.
Untuk keperluan latihan, tetapkan sasaran kita adalah siswa-siswa SLTA. Dengan
demikian, ditetapkan bahwa tujuan penulisan teks eksplanasikita adalah: menginformasikan
para siswa SLTA proses atau bagaimana hujan es tersebut dapat terjadi.
4

3. Merumuskan Tema Tulisan Eksplanasi


Kata tema mengingatkan kita pada dunia karya sastra (puisi, fiksi, dan drama).
Memang, dalam konteks karya sastra, tema itu identik dengan topik dalam tulisan atau
karangan nonsastra (karangan atau teks eksplanasi adalah contoh karangan nonsastra). Kita
abaikan dahulu permasalahan karangan atau karya sastra.
Tema, sebenarnya, sudah tergambar pada topik dan tujuan penulisan. Artinya,penulis
teks eksplanasi tidak harus merumuskan tema dalam merancang dan menulis teks
eksplanasinya. Namun, untuk keperluan latihan ini, dipandang perlu merumuskan tema teks
eksplanasi. Tema teks eksplanasi adalah: pernyataan yang menegaskan isi topik dan tujuan
penulisan. Jadi, rumusan tema (ingat, dalam teks nonsastra) itu berupa kalimat pernyataan.
Misalnya: Saya ingin siswa menjelaskan tentang proses terjadinya hujan es
berdasarkan urutan proses.
4. Menetapkan Judul Teks Eksplanasi
Judul merupakan unsur penting dalam teks eksplanasi. Ibarat tubuh, judul adalah
kepala, wajah, atau muka seseorang. Misalnya, kita bertemu seseorang, yang pertama kita
lihat adalah kepala, wajah, atau mukanya. Berdasarkan pandangan tersebut, kitamemperoleh
gambaran umum tentang orang yang kita jumpai, apakah ramah, menyenangkan, sombong,
rendah diri, penuh percaya diri, bertanggung jawab, dan sebagainya.
Berbeda dengan rumusan topik, tujuan, dan tema tulisan. Ketiga hal itu tidak perlu
ditampilkan ketika tulisan kita sudah selesai. Merumuskan topik, tujuan, dan tema itu hanya
dilakukan ketika kita menulis teks eksplanasi tetapi teks itu belum dipublikasikan. Ketika
dipublikasikan, misalnya kita kirim ke redaktur salah satu harian atau koran atau kita
kirimkan untuk mengikuti lomba menulis teks eksplanasi, yang kita tampilkan ya teksnya
saja: dari judul, identitas penulis, sampai penutup.
Kembali ke permasalahan judul. Judul juga mencerminkan penulis selain isi
karangan. Dari judul yang ditampilkan penulis, pembaca akan menduga-duga bagaimana
kepribadian penulisnya: suka mengajari, sombong, rendah hati, komunikatif, berwawasan
luas atau sempit, dan sebagainya.
Yang akan kita latih adalah menulis teks eksplanasi untuk keperluan sekaligus situasi
yang formal, misalnya untuk keperluan belajar di sekolah atau mungkin Ananda ada yang
berani mengirimkannya ke redaktur koran.
5

5. Menyusun Kerangka Teks


Kerangka teks merupakan hal penting dalam menulis, termasuk menulis teks
eksplanasi. Bahkan, dapat dinyatakan bahwa jika sudah disusun kerangka yang baik, berarti
kegiatan menulis teks itu 30% sudah diselesaikan. Menurut Shimomisse (1996:1), penulis
yang baik hendaknya memiliki pandangan yang jelas dan mampu memperluas pandangan
tentang apa yang mau ditulisnya. Tidak ada mantera atau keajaiban agar seorang penulis
mendadak pandai menulis. Untuk itu, marilah kita biasakan membuat kerangka karangan
atau kerangka teks sebelum menulis secara utuh.
Kualitas kerangka teks ditentukan oleh lima faktor atau hal. Pertama, hal-hal yang
sudah dibicarakan, yaitu kejelasan topik, kejelasan tujuan, kejelasan tema, dan kejelasan
judul. Kedua, wawasan penulis berkaitan dengan hal-hal yang akan ditulisnya. Semakin luas
wawasan penulis, semakin baik dan komplit kerangka yang disusunnya. Ketiga,
keterampilan penulis dalam mendayagunakan kemampuan berbahasanya, khususnya
kemampuan menulisnya. Keempat, penguasaan (termasuk pemahaman) struktur teks sesuai
dengan jenis teks, dalam hal ini teks eksplanasi. Kelima, tentu saja berkaitan dengan porsi
waktu yang tersedia untuk menulis, termasuk instruksi dari guru. Misalnya, guru
menginstruksikan “Tulis teks eksplanasi, minimal lima paragraf” berarti kita dapat
mengembangkan tulisan kita menjadi lima, enam, atau tujuh paragraf.
Kerangka tulisan atau teks eksplanasi harus disesuaikan dengan struktur teks
eksplanasi. Hal ini telah kita pelajari pada topik “Memahami Teks Eksplanasi”. Struktur teks
tersebut adalah: (1) judul, (2) pernyataan umum, (3) deretan penjelas, dan (4) interpretasi
atau simpulan.
Struktur pertama adalah judul. Pada bagian judul ini berfungsi memberikan gambaran
fenomena yang akan dijelaskan. Struktur teks yang kedua dalam teks ini adalah pernyataan
umum. Bagian ini beris tentang definisi, konteks, dan karakteristik fenomena yang akan
dibahasa dalam teks ini. Sedangkan pada struktur yang ketiga, berisi tentang penjelasan
mengapa dan bagaimana suatu fenomena terjadi. Struktur terakhir adalah interpretasi atau
simpulan. Pada bagian ini berisi pendapat atau pandangan penulis terhadap fenoena yang
dituangkan dalam teks tersebut.
Dengan demikian, jumlah paragraf minimal teks eksplanasi adalah empat paragraf.
Mengapa? Karena, struktur ke-3 adalah deretan penjelas. Nah, deretan penjelas tidak
mungkin diungkapkan dalam satu paragraf, minimal dua paragraf, yaitu argumen 1 dan
argumen 2. Kali ini, kita belajar untuk mengungkapkan tiga argumen. Berarti, jumlah
minimal paragraf yang mau kita tulis adalah lima paragraf.
6

Untuk membuat kerangka, tentu kita harus memahami dulu apa deretan proses atau
penjelas yang menyebabkan sebuah fenomena tersebut dapat terjadi. Misalnya, kita
searching di Google atau kita berdiskusi dengan teman-teman tentang bagaimana hujan es
dapat terjadi. Jikakita sedang sendirian dan ingin searching di Google, tujuan kita adalah
mencari argumen pendukung tentang bagaimana hujan es dapat terjadi. Awas Ananda,
jangan copy paste ya. Itu sangat tidak baik. Tindakan copy paste itu berarti menipu: menipu
orang lain karena seolah-olah yang kita buat itu karya kita padahal karya orang lain. Yang
lebih parah: itu berarti menipu diri kita sendiri. Biarlah tulisan kita belum hebat karena masih
berlatih daripada tulisan kita bagus tetapi hasil copy paste.
Berdasarkan hasil diskusi atau searching di Google, misalnya, kita memperoleh
empat deretan terjadinya hujan es. Keempatderetan tersebut adalah: (1) terjadi penguapan air
oleh matahari. (2) terjadi kondensasi. (3) proses hujan es dapat terjadi saat pergerakan massa
udara naik dan turun yang terjadi di awan cumolo nimbus. (4) proses terjadinya hujan es
adalah pembentukan partikel es di atmosfer.
Nah, sekarang kita sudah bisa menetapkan kerangka teks eksplanasi kita. Untuk
memandu latihan, ditampilkan kerangka teks yang lengkap, dari mulai penetapan topik
hingga ke perumusan penutup.

KERANGKA TEKS EKSPLANASI


a. Topik : Hujan es
b. Tujuan Penulisan : Menginformasikan kepada pembaca tentang hujan es yang terjadi
dilingkungan masyarakat sebagai salah satu fenomena yang
berbeda dengan hujan pada umumnya yang hanya berupa butiran air.
c. Tema : Memberikan informasikan kepada pembaca tentang hujan es yang
menjadi fenomena yang berbeda dengan hujan pada umumnya.
d. Judul : Bagaimana hujan es dapat terjadi.
e. Kerangka
1) Judul : Bagaimana hujan es dapat terjadi.
2) Pernyataan umum : berisi tentang gambaran secara umum tentang hujan es yang
merupakan slah satu fenimena yang jarang terjadi.
3) Deretan penjelas : (1) terjadi penguapan air oleh matahari. (2) terjadi kondensasi.
(3) proses hujan es dapat terjadi saat pergerakan massa udara naik
dan turun yang terjadi di awan cumolo nimbus. (4) proses
terjadinya hujan es adalah pembentukan partikel es di atmosfer.
7

4) Interpretasi : Penulis mengungkapkan Kembali pandangan penulis atau


rangkuman terhadap fenomena yang terjadi.

6. Mengembangkan Kerangka menjadi Teks Lengkap


Setelah kita menyusun kerangka tulisan, tiba saatnya mengembangkan kerangka
menjadi tulisan atau teks lengkap. Cermatilah contoh berikut. Ingat, contoh berikut berkaitan
dengan hal-hal yang telah kita bicarakan sebelumnya.

BAGAIMANA HUJAN ES DAPAT TERJADI


Oleh Anggi Trinanda Harahap

Hujan es merupakan perisiwa ekstrim yang jarang terjadi di Indonesia. Pada peristiwa
hujan es, ini tidak jauh berbeda dengan proses hujan pada umumnya. Namun, pada peristiwa
hujan es, butiran air yang turun merupakan butiran es yang berasal dari air hujan yang
membeku. Hujan es ini dapat terjadi karena perubahan lingkungan yang terjadi seperti suhu,
tekanan udara, dan kelembapan. Proses terjadinya hujan es ini meliputi penguapan air,
kondensasi, perubahan air menjadi es, dan hujan yang turun dalam bentuk bongkahan es.
Proses pertama terjadinya hujan ini adalah penguapan air. Penguapan air oleh matahari
merupakan salah satu proses utama pada proses terjadinya hujan. Proses ini terjadi akibat
adanya panas matahari yang menyinari dan menyebabkan penguapan air di permukaan bumi.
Kedua, proses yang terjadi adalah kondensasi. Kondensasi merupakan proses
perubahan wujud uap air menjadi partikel es. Suhu rendah di ketinggian menyebabkan
perubahan air menjadi es.
Ketiga, proses hujan es dapat terjadi saat pergerakan massa udara naik dan turun yang
terjadi di awan cumolo nimbus. Karenan kekuatan yang tinggi, awan tersebut mampu
membawa uap air sampai pada ketinggian dengan udara dingin. Pada saat ini terjadi proses
naik turun massa udara yang sangat kuat sehingga membentuk pertikel es yang terus membesar.
Terakhir, proses terjadinya hujan es adalah pembentukan partikel es di atmosfer.
Dikarenakan partikel es yang terlalu besar, pergerakan naik tidak dapat lagi dilakukan sehingga
buteran es berukuran besar jatuh ke permukaan bumi. Saat hujan terjadi, partikel es tidak dapat
mencair dengan sempurna sehingga es menyentuh permukaan bumi dan terjadilah hujan es.
Dengan demikan, dapat disimpulkan bahwa yang menjadi pembeda antara hujan es dan
hujan pada umumnya adalah terdapat proses naik turun massa udara yang menyebabkan
terbentuknya partikel es terlalu besar. Karena partikel es terlalu besar menyebabkan partkel es
8

tidak dapat mencair dengan sempurna hingga permukaan bumi. Peristiwa ini merupakan
peristiwa yang terjadi akibat adanya anomaly cuaca.

7. Merevisi Teks Eksplanasi


Bagaimana Ananda? Ternyata menulis teks eksplanasi itu menyenangkan. Intinya
adalah: latihan dan latihan terus. Kelak, jika sudah terbiasa melatih diri untuk menulis, ketika
memasuki pendidikan yang lebih tinggi, misalnya SMA atau malahan perguruan tinggi,
keterampilan menulis itu sangat berguna. Bahkan, tugas utama siswa sebenarnya adalah
membaca dan akhirnya menulis.
Tulisan yang sudah kita selesaikan namanya baru “draf”. Masih perlu direvisi. Revisi
dapat mencakup penerapan Ejaan Bahasa Indonesia (EBI), diksi atau pilihan kata, kalimat,
dan juga paragraf. Mungkin juga, kita ingin merivisi isinya. Contohnya, ingin menambahkan
fakta untuk mendukung tulisan kita, baik dalam struktur pengenalan isu, argumentasi atau
deretan argumen, hingga ke penutup.

C. Rangkuman
1. Topik, dalam teks eksplanasi, adalah pokok permasalahan yang dibicarakan. Lazimnya,
topik itu dirumuskan dalam bentuk frase, bukan kalimat. Semakin pendek topik, semakin
luas pokok permasalahan yang dibicarakan. Oleh sebab itu, jangan pernah menulis teks
eksplanasi dengan topik yang singkat, misalnya: lingkungan, pergaulan, belajar, dan
sebagainya. Perluas topik dengan menambah-nambahkan kata.
2. Tujuan, dalam teks eksplanasi, adalah rumusan-rumusan ide yang melatarbelakangi
penulisan teks dengan mempertimbangkan siapa yang hendak membaca teks kita itu
(khalayak pembaca). Tujuan dirumuskan dalam per butir atau pointer.
3. Tema, dalam teks eksplanasi, adalah pernyataan yang mewakili pemilihan topik hingga
perumusan tujuan. Lazimnya, tema dirumuskan dalam bentuk kalimat pernyataan,
misalnya “Saya ingin menginformasikan siswa-siswa SLTP tentang bagaimana sebuah”.
Ingat, tema dalam teks eksplanasi itu berbeda dengan tema dalam teks-teks sastra.
4. Judul, dalam teks eksplanasi, adalah rumusan hasil penerapan penetapan topik hingga
perumusan tema. Judul, selain menggambarkan sikap penulis, juga menggambarkan
kemampuan penulis memperkirakan khalayak pembaca. Judul dirumuskan dalam bentuk
frase, bukan kalimat.
5. Kerangka adalah butir-butir penting yang akan ditulis. Penyusunan kerangka harus
memedomani struktur teks.
6. Tulisan atau teks lengkap merupakan hasil pengembangan kerangka tulisan. Penulis harus
mempedomani kerangka supaya tulisan atau teks yang dihasilkan itu cermat.
7. Merevisi tulisan merupakan kegiatan penting. Revisi dapat dikaitkan dengan penerapan
EBI, diksi, kalimat, hingga paragraf. Selain itu, revisi juga dilakukan untuk menambahkan
fakta.
9

D. Evaluasi
1. Cermatilah dan pahamilah konteks berikut ini!
Hujan merupakan salah satu sering terjadi di masyarakat. Pada fenomena ini ditandai
dengan turunnya butiran air dari atmosfer dengan adanya gaya gravitasi. Hujan pada
umumnya sering terjadi dengan ditandai adanya awan gelap di sekitar daerah tersebut.
Secara umum hujan dapat terjadi atas tiga proses. Pertama, terjadinya penguapan air yang
ada di permukaan bumi oleh matahari. Kedua, terjadinya proses evaporasi atau
perubahan embun menjadi awan yang terjadi di atmosfer bumi. Ketiga, turunnya hujan.
2. Jadikanlah konteks tersebut untuk anda merumuskan: (1) topik 2) tujuan, (3)tema, (4)
judul, hingga (5) kerangka tulisan (teks) Eksplanasi.
a. Topik : .....................................................................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................
b. Tujuan : .....................................................................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................
c. Tema : .....................................................................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................
d. Judul : .....................................................................................................
.......................................................................................................
e. Kerangka : .....................................................................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................
10

E. DAFTAR REFERENSI
Kosasih, Engkos. 2017. Cerdas Berbahasa Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta:
Erlangga.
Setyaningsih, Ika dan Meita Sandra Santhi. 2017. Pegangan Guru PR Bahasa
Indonesia untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas XISemester 1. Jakarta: Intan
Pariwara.
Sugono, Dendy et al. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat.
Jakarta: Gramedia Pustaka 8tama.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Edisi
ke-4, cetakan ke-1. Jakarta: Gramedia Pustaka 8tama.

Anda mungkin juga menyukai