Anda di halaman 1dari 22

STIE STIMIK JAYAKARTA

Dosen :
Hj. Eryati Jamal,Dra,M.Pd

BAHASA INDONESIA
Pokok Pembahasan
2.4 Tujuan Penuliasan 2.6 Kerangka Karangan
2.4.1 Tesis 2.6.1 Bentuk Kerangka Karangan
2.4.2 Pernyataan Maksud 2.6.2 Pola Organisasi

2.5 Bahan Penulisan


2.5.1 Sumber Bahan Penulisan
2.5.2 Perpustakaan sebagai Sumber Bahan Penulisan
2.5.3 Kartu-kartu Katalog
2.5.4 Sumber Bahan Penulisan yang lain
2.5.5 Kartu Informasi
Selasa, 23 Mei 2023

Kelompok 14

Nama : Aditya Prihantana


Nama : Cindy Devita Andriyani
Nim : (21332002)
Nim : (21352002)
Prodi : D3 Akuntansi
Kelas : II P

Nama : Mega Sriivana Nama : Pius Pepilyanus D. Pare


Karismawati Ndaong Nim : (20350016)
Nim : (21332001) Prodi : S1 Akuntansi
Prodi : D3 Akuntansi Kelas : III Q
Kelas : II P
2.4 Tujuan Penulisan
Setiap penulis harus mengungkapkan dengan
jelas tujuan penulisan yang akan digarapnya. Don't
o rget
Perumusan tujuan penulisan sangat penting dan harus di
tentukan lebih dahulu karena hal ini akan merupakan titik
tolak dalam seluruh kegiatan menulis tersebut. Rumusan ...
tujuan penulisan adalah suatu gambaran penulis dalam
kegiatan menulis selanjutnya.
Dengan menentukan tujuan penulisan, akan
diketahui apa yang harus dilakukan pada tahap
penulisan. Kita akan tahu bahan-bahan yang diperlukan,
macam organisasi karangan yang akan diterapkan, atau
mungkin juga sudut pandangan yang akan dipilih.
Lanjutan Tujuan Penulisan

Tujuan merupakan penentu yang pokok dan akan mengarahkan


serta membatasi karangan.

Kesadaran mengenai tujuan selama proses penulisan


akan menjaga keutuhan tulisan. Tujuan penulisan dapat
dinyatakan dengan dua cara. Jika sebuah tulisan akan
mengembangkan gagasan yang merupakan tema seluruh tulisan,
tujuan dapat dinyatakan dalam bentuk tesis. Tetapi, untuk suatu
tulisan yang tidak mengembangkan gagasan seperti itu, tujuan
penulisan dapat dituliskan dalam bentuk pernyataan maksud.
2.4.1 Tesis
Seorang penulis sebelum memulai
tulisannya terlebih dahulu mengutara- kan
gagasan (ide) pokok tulisannya. Gagasan Tesis pada contoh di bawah
pokok harus dengan jelas dinya-takan dalam memberitakan kepada pembaca bahwa
kalimat yang lengkap. Kalimat yang uraian selanjutnya akan mengarah kepada
memuat gagasan pokok atau pokok pikiran ketidakmampuan mahasiswa berbahasa
tulisan ini disebut tesis. Jadi, sebuah tesis Indonesia dalam hal menulis dan mencari
adalah sebuah kali- mat yang merupakan penyebab-penyebabnya agar pengajaran
kunci untuk seluruh tulisan, seperti halnya bahasa Indonesia dapat diperbaiki.
kalimat utama di dalam sebuah paragraf
pertama dalam karangan.
Contoh
Jadi dari kalimat tesis di atas
Tesis pembaca akan dapat memperkirakan bahwa
TESIS: Kemampuan berbahasa uraian selanjutnya akan mencakup:
Indonesia mahasiswa dalam hal ● Uraian tentang ketidakmampuan mahasiswa
menulis pada umumnya masih jauh dari
dalam hal menulis
memuaskan; oleh sebab itu, perlu dicari
penyebabnya sehingga pengajaran
● Analisis penyebabnya
bahasa Indonesia dapat diperbaiki. ● Saran perbaikan.
Menyusun Tesis
Setiap tesis mengandung gagasan pokok yang akan dikembangkan.
Kata yang mengandung gagasan itu merupakan kata kunci. Sesuai
dengan banyak-nya gagasan yang akan dikembangkan, suatu tesis
mungkin mengandung satu atau beberapa kata kunci.
Contoh:
(1) Lari pagi adalah olah raga yang murah.
(2) Indonesia memerlukan tenaga ahli pengolahan hasil laut.
(3) Mengarang itu gampang.
(4) Kebakaran hutan merusak keseimbangan alam dan memperkecil populasi
satwa liar
(5) Lari pagi adalah olah raga yang murah, mudah, dan menyenangkan

Kata-kata atau kelompok kata yang dicetak miring di atas merupakan kata-
kata kunci yang mengandung gagasan yang akan dikembangkan.
Nomor 1, 2, dan 3 masing-masing mengandung satu gagasan, sedangkan nomor 4)
dan 5 mengandung beberapa gagasan.
Bagaimana menyusun tesis yang menuhi persyaratan?

Tesis yang baik harus dapat meramalkan, mengendalikan penulis dalam


mengembangkan karangan.
agar, dapat meramalkan, sesuatu tesis harus dinyatakan dalam
pernyataan (proposisi) yang mungkin dibahas dan memerlukan pembahasan.
Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut:
(1) Pembaca Orang kaya mempunyai harta yang banyak.
(2) Ielaskan hidup di air.
(3) Indonesia meliputi 28 propinsi.
Gagasan-gagasan di dalam pernyataan di atas tidak memerlukan pembasan lebih
lanjut sebab sudah sangat jelas. Bandingkan dengan:
(1) Kekayaan bukan ukuran kebahagiaan.
(2) Peternakan terpadu merupakan alternatif lain bagi petani.

Suatu tesis yang direncanakan dengan baik akan memungkinkan pembaca


meramalkan ke mana arah pembicaraan selanjutnya. Dari tesis juga dapat
diperkirakan bahan penulisan yang diperlukan.
Tesis yang baik juga harus memenuhi persyaratan
berikut:

1. Tesis harus dinyatakan dalam kalimat lengkap, tidak boleh dalam


bentuk frase
2. Tesis harus dinyatakan dalam bentuk pernyataan bukan pertanyaan
3. Bagian-bagian tesis harus saling berhubungan
4. Tesis harus terbatas tidak boleh terlalu luas
5. Tesis tidak boleh mengandung ungkapan ; Menurut pendapat saya, saya
duga, dan saya kira.
6. Tesis tidak boleh dinyatakan dengan kata kiasan
2.4.2. Pernyataan Maksud
Pada bagian pertama dari bab ini sudah dikatakan bahwa
tujuan penulisan selain dapat dinyatakan dengan tesis dapat juga
dinyatakan dengan pernyataan maksud. Untuk suatu tulisan yang tidak
mengembangkan gagasan yang merupakan tema seluruh tulisan tujuan
dapat dinyatakan dalam bentuk pernyataan maksud.
Di atas sudah dijelaskan bahwa tesis hanya terdapat di dalam
tulisan yang mengembangkan gagasan secara dominan. Jika kita ingin
memaparkan ke- kalutan yang dialami penduduk ketika terjadi
kebakaran, maka kita tidak akan mengembangkan suatu gagasan secara
dominan. Dalam hal yang seperti ini tujuan penulisan dapat dinyatakan
dalam bentuk pernyataan maksud.
Contoh-contoh Pernyataan Maksud
1). Dalam makalah ini akan dibahas 3). Apa yang menyebabkan keterlibatan
perbedaan sistem perekonomian pada remaja dengan narkotika?Penulis akan
pe- merintahan orde lama dengan mengemukakan beberapa hal yang erat
sistem perekonomian pada hubungannya denganpendidikan keluarga
pemerintahanorde baru. serta perhatian orang tua,
2). Penulis ingin mengemukakan 4) Dalam tulisan ini akan
peristiwa-peristiwa sejarah yang
diuraikan beberapa proses belajar
membukti-kan bahwa Pancasila dapat
mengajar yangdapat merangsang
menyelamatkan bangsa dari ancaman-
daya kreatif siswa.
ancamanpengkhianatan
Pernyataan maksud di atas tidak hanya mengungkapkan tujuan penulisan,
melainkan juga menunjukkan arah pengembangan tulisan selanjutnya.
Pernyataan-pernyataan maksud itu sekaligus mencakup struktur tulisan
serta pemilihan bahan yang diperlukan
2.5 Bahan Penulisan
Pada waktu memilih dan
Bahan penulisan ini dapat dikumpulkan
membatasi topik kita hendaknya
pada tahap prapenulisan seperti yang
sudah memper- kirakan
sudah dijelaskan dalam bab
kemungkinan mendapatkan bahan.
sebelumnya dan dapat pula pada
Dengan membatasi topik, maka
waktu pe nulisan berlangsung. Untuk
kita pun sebetulnya telah
masalah kecil yang tujuannya sudah
memusatkan perhatian pada topik
jelas dalam pikiran kita penetapan dan
yang terbatas itu, serta
pengumpulan bahan dapat dilakukan
mengumpulkan bahan yang
pada waktu penulisan. Tetapi, untuk
khusus pula. Dengan bahan-bahan
sebuah karangan yang besar seperti
yang khusus ini kita akan
skripsi, tesis atau, disertasi, bahan-
berusaha membahas topik
bahan seharusnya dikumpulkan dulu
tersebut secara terinci dan
sebelum proses pe nulisan dimulai.
mendalam.
2.5.1 Sumber Bahan Penulisan

Jika tujuan penulisan sudah dirumuskan dengan tepat, maka kita


pun sudah dapat menentukan bahan atau materi penulisan, serta
macam dan luasnya Yang dimaksud dengan bahan penulisan ialah
semua informasi atau data yang dipergunakan untuk mencapai
tujuan penulisan. Data tersebut mungkin merupakan teori, contoh-
contoh, rincian atau detail, perbandingan, sejarah kasus, fakta,
hubungan sebab akibat, pengujian dan pembuktian, angka-angka,
kutipan, gagasan, dan sebagainya, yang dapat membantu penulis
dalam mengembangkan topik yang dipilih. Bahan itu dapat kita
peroleh dari berbagai sumber.
2.5.2 Perpustakaan sebagai Sumber Bahan Penulisan
Perpustakaan menyimpan berbagai pengetahuan hasil pemikiran
manusia dari abad ke abad. Manusia telah meneliti dan mengumpulkan berbagai
macam pengetahuan yang telah diturunkan dari generasi ke generasi. Melalui
studi kepustakaan kita memperoleh kesimpulan-kesimpulan atau pendapat-
pendapat Kesimpulan-kesimpulan yang kita peroleh kita beri penilaian kem bali
sehingga kita dapat merumuskan suatu pendapat yang baru.

Studi kepustakaan menuntut kita membaca secara kritis semua bahan


yang kita perlukan. Kecekatan menyeleksi bermacam-macam sumber yang
mengandung sudut pandangan yang berbeda-beda dan bertentangan satu sama
lain perlu kita miliki. Kita dituntut dapat memilih, menimbang, menolak, dan
menyusun kembali baban-bahan yang ada ke dalam suatu tulisan yang dapat
meyakinkan pembaca. Pembaca yang kritis akan dapat menyeleksi tulisan yang
baik, yang dapat dipercaya dan yang tidak.
Dalam pemakaian perpustakaan dapat dibedakan tiga jenis
bahan bacaan

Pertama, bahan bacaan yang memberikan gambaran umum


tentang topik yang kita pilih. Untuk ini biasanya tidak diperlukan
catatan-catatan mendetail.

Kedua, bahan bacaan yang harus dibaca secara kritis dan


mendalam, karena bahan penulisan terdapat dalam bacaan ini.
Dari bahan seperti inilah penulis membuat catatan-catatan yang
biasanya berbentuk kutipan-kutipan.

Ketiga, bahan bacaan tambahan sebagai pelengkap bahan-


bahan yang sudah ada.
Perpustakaan sebagai sumber bahan penulisan menampilkan wujud berbeda-beda sesuai
dengan daerah atau tempat terdapatnya perpustakaan tersebut. Menurut tujuannya, IFLA
(International Federation Library Association) mengelompokkan perpustakaan sebagai
berikut:
2.5.3 Kartu-kartu Katalog
Pada setiap perpustakaan disediakan kartu-kartu katalog yang merupakan
petunjuk untuk mengetahui koleksi bahan pustaka yang terdapat dalam per-
pustakaan itu. Dengan bantuan katalog pemakai perpustakaan dapat mencari buku
yang diinginkan. Kartu katalog ini biasanya berukuran 7,5 x 12,5 cm, disusun
berdasarkan urutan nama-nama pengarang menurut abjad. Kemudian dicantumkan
juga judul buku dan pokok uraian. Mungkin terdapat variasi penyimpanan, namun
prinsip kartu pengarang merupakan dasar pada umum- nya.

Setiap perpustakaan memiliki sistem penyusunan kartu katalog tersendiri.


Setiap buku harus memiliki tiga kartu katalog yaitu kartu katalog pengarang. kartu
katalog judul dan kartu katulog subjek. Semuanya disusun menurut abjad. Bila yang
kita ingat secara pasti nama pengarang, maka nama pengarang itulah yang dicari
dalam urutan kartu katalog pengarang. Kalau judul buku yang diingat, maka yang
kita cari kartu katalog judul. Kartu katalog subjek sebenarnya sama dengan kartu
katalog pengarang dan kartu ini dikumpulkan bersama-sama dalam suatu judul
utama yang menyangkut subjek yang ber-sangkutan.
Di dalam kartu katalog tertera deskripsi bibligrafi
bahan pustaka sebagai berikut :
1. Nama pengarang (nama keluarga mendahului nama kecil), atau yang dianggap
sebagai pengarang apabila nama pengarang tidak diketahui. Nama pengarang
seluruhnya menggunakan huruf kapital.
2. Judul buku (huruf pertama ditulis dengan huruf kapital) termasuk anak judul,
bilaada.
3. Edisi.
4. Data penerbitan yang terdiri dari: tempat terbit, penerbit, dan tahunterbit. Data diatas
perlu dicatat dengan teliti karena dalam sebuahkarya tulis semua data ini harus
dicantumkan.
5. Besar dan tebalnya buku, banyaknya halaman, bab, jumlah jilid, serta data ulang
cetak.
6. Deskripsi isi; hal ini tidak selalu ada dalam kartu katalog. Tetapi des- kripsi isi akan
lebih memudahkan penulis menyeleksi bahan-bahanyang diperlukan.
7. Nomor buku (Call Number) yaitu: nomor klasifikasi tanda pengarang, 3 huruf
pertama dari nama pengarang dengan maksud untuk membedakan dengan buku
2.6 Kerangka
Karangan
Menyusun kerangka karangan merupakan suatu cara untuk menyusun
suatu rangkaian yang jelas dan struktur yang teratur dari karangan yang
akan digarap.
Sebuah kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja
yang mengandung ketentuan-ketentuan tentang bagaimana kita
menyusun karangan itu, juga menjamin penulis menyusun gagasan
secara logis dan teratur.

Fungsi kerangka Karangan yakni:


1. Membantu penulis menyusun karangan secara jelas, teratur dan tidak
membahas gagasan dua kali serta mencegah penulis keluar dari
sasaran yang sudah dirumuskan dalam topik dan judul.
2. Memperlihatkan bagian-bagian pokok karangan.
3. Memperlihatkan kepada penulis bahan atau materi apa yang
diperlukan.
2.6.1 Bentuk Kerangka Karangan
Kerangka karangan dibedakan atas kerangka kalimat dan kerangka topik. Kerangka
kalimat menggunakan kalimat berita yang lengkap untuk merumuskan setiap topik,
subtopik maupun sub-subtopik.
menyusun kerangka kalimat berarti memecahkan topik ke dalam subtopik,
selanjutnya ke dalam sub-subtopik. Sebelum kerangka kerja yang sebenarnya
disusun terlebih dahulu harus dibuat kerangka kasar atau kerangka sementara.
Contoh :
Topik : Kegiatan Mahasiswa Universitas Komodo Selama Periode Tahun
1980-1982
I. Kegiatan Akademis
II. Kegiatan Sosial
III. Kegiatan di Bidang Olah Raga dan Seni
Setelah diperoleh kerangka kasar, maka kita mulai memikirkan rincian setiap
babakan kasar di atas. Hasilnya diperoleh kerangka yang lebih terperinci.
2.6.2 Pola Organisasi
Organisasi karangan pada umumnya mengikuti pola ilustratif, analisis, dan
argumentatif. Pola ini disusun sesuai dengan arah pembicaraan dan detail
pembahasan tertentu.
1. Pola Ilustratif menjelaskan suatu gagasan atau prinsip umum secara
konkret dan khusus. Pembahasannya dari hal-hal yang bersifat umum
ke khusus. Dalam pola ini kalimat utama dikemukakan melalui ilustrasi
berupa contoh atau perbandingan.
2. Pola analisis pokok pembicaraan diuraikan ke dalam bagian-bagian
yang kemudian ke dalam sub-subbagian. Pola ini digunakan bila topik
mengenai satu kesatuan.
3. Pola argumentatif kita menyusun evidensi ke dalam urutan yang logis
untuk menjelaskan suatu tesis.
Terimaksih

Anda mungkin juga menyukai