Anda di halaman 1dari 24

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami


kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad
SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan
nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran,
sehinggan penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah
sebagai tugas dari mata kuliah Bahasa Indonesia dengan judul Penulisan
Kerangka Karangan.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di
dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari
pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Curup, 25 Februari 2024

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pada umumnya kerangka karangan merupakan rencana garis besar
karangan berdasarkan tingkat kepentingannya (teratur tentang pembagian
dan penyusunan gagasan), serta pedoman bagi pembaca untuk mengetahui
isi suatu karangan. Kerangka karangan yang belum final disebut outline
sementara, sedangkan kerangka karangan yang sudah tersusun rapi dan
lengkap disebut outline final. Didalam Bahasa Indonesia penulisan
kerangka karangan membantu penulis untuk melihat gagasan-gagasan
dalam sekilas pandang, sehingga dapat dipastikan apakah susunan dan
hubungan timbal-balik antara gagasan-gagasan itu sudah tepat, apakah
gagasan-gagasan itu sudah disajikan dengan baik, harmonis dalam
perimbangannya.
Menurut Widjono HS (2005) mengarang adalah mengorganisasi
ide. Pengorganisasian ide diawali dengan menyusun kerangka karangan.
Dengan kerangka karangan, rangkaian ide dapat disususn secara
sistemati,logis,jelas,ter stuktur, dan teratur.Kerangka karangan disebut
juga ragangan (outline). Pada dasarnya, penyusunan outline psoses
penggolongan dan penataan berbagai fakta yang kadang-kadang berbeda
jenis dan sifatnya, menjadi kesatuan yang berpautan
Kerangka karangan banyak dipergunakan didalam setiap
pembuatan penulisan karya ilmiah sehingga banyak ketentuan yang harus
dilakukan untuk pembuatan penulisan tersebut.
Ketika mempelajari bahasa indonesia ataupun bahasa asing kita
akan di hadapkan dengan istilah topik ataupun judul ketika membuat
sebuah karangan ataupun sejenisnya. Adanya topik suatu karangan
merupakan hal yang sangat di perlukan untuk kerangka tulisan awal
sebelum memulai menulis. Ini dikarenakan topik merupakan acuan untuk
menuangkan isi pikiran atau ide menjadi sebuah tulisan. Adanya topik
juga berguna untuk mencegah sebuah tulisan yang dibuat melenceng dari
apa yang diingikan dan menghasilkan sebuah karang yang diinginkan oleh
penulis.
Sedangkan sebuah judul dapat kita artikan sebagai ujung tombak
sebuah karangan karena dengan judul yang menarik maka pembaca akan
merasa penasaran dan tentunya ingin membaca isi dari karangan tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud topik dan judul?
2. Bagaimana langkah-langkah menyusun kerangka karangan?

C. Tujuan
1. Mengetahui topik dan judul
2. Mengetahui langkah-langkah menyusun kerangka karangan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Topik

Kata topik berasal dari bahasa Yunani, yaitu topoi yang berarti inti
utama. Adapun dalam KBBI disebutkan bahwa topik adalah pokok
pembicaraan dalam ceramah, diskusi, karangan, dan lain sebagainya.
Topik adalah hal yang pertama kali ditentukan ketika penulis akan
membuat tulisan. Topik yang masih awal tersebut, selanjutnya
dikembangkan dengan membuat cakupan yang lebih sempit atau lebih
luas. Terdapat beberapa kriteria untuk sebuah topik yang dikatakan baik,
diantaranya adalah topik tersebut harus mencakup keseluruhan isi tulisan,
yakni mampu menjawab pertanyaan akan masalah apa yang hendak
ditulis. Ciri utama dari topik adalah cakupannya atas suatu permasalahan
masih bersifat umum dan tidak diuraikan secara lebih mendetail. Topik
biasa terdiri dari satu satu dua kata yang singkat.

a. Pengertian Topik Menurut Para Ahli :


1. Alfian Rokhmansyah,dkk (2018), mengartikan topik
merupakan hal pertama yang harus dipikirkan penulis saat akan
membuat karya ilmiah. Topik ditentukan paling awal oleh
penulis, dan setelah itu bisa menyusun tema dan judul. Topik
adalah pokok pembahasan dalam sebuah karya ilmiah. Agar
bisa dikatakan baik, topik harus mampu mencakup seluruh isi
tulisan dan menjawab pertanyaan atas permasalahan yang akan
dibahas. Ciri utama topik ialah bersifat umum dan belum
diuraikan secara detail.
2. Sjamsuddin,dkk (2007) memaknai topik penelitian lagi spesifik
lagi. disebutkan bahwa terdapat empat kriteria. Keempat kriteria
tersebut meliputi sebagai berikut.
a. Nilai
Kriteria sebuah topik setidaknya memberikan
penjelasan yang lebih esensial dan universal. Bisa juga
dengan melakukan pendekatan kaji kasus atau dengan
mendemonstrasikan sebuah hubungan yang berperan
besar.
b. Keaslian
Topik harus bersifat asli, tidak menjiplak karya yang
pernah ada atau yang pernah dibuat. Meskipun demikian,
penulis wajib memasukan fakta dan data.
c. Kepraktisan
Adapun syarat yang lain, topik harus praktis yang
berarti mudah untuk memudahkan sumber-sumber.
Calon peneliti juga perlu menganalisis, apakah topik
yang diangkat sesuai dan pas digunakan dalam sebuah
penelitian makalah, buku, skripsi atau tesis. Fungsinya
adalah untuk mengukur kedalaman pembahasan yang
akan diulas.
d. Kesatuan
Topik harus bersifat kesatuan atau unity. Jadi
penentuan topik bisa dibuat dengan cara mengarahkan
tema ke dalam sebuah pertanyaan. Pertanyaan inilah
yang nantinya akan membantu penulis dalam membuat
kesimpulan akhir.

Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa topik adalah inti


utama atau pokok pembahasan yang mencakup keseluruhan
pembicaraan, gelaran acara, atau isi tulisan. Karena dikatakan sebagai
inti utama, maka sudah barang tentu topik memiliki cakupan yang
lebih sempit.
b. Sumber Topik
Ada banyak sekali penulis yang bingung saat mau menentukan
hendak menulis apa, rasanya semua yang ada itu menarik dan
kebanyakan sudah ditulis oleh orang lain, namun sebenarnya masih
banyak hal yang dapat dijadika topik tulisan. Untuk membantu
menentukan topik, menurut Rakhmat (1999:20), seorang penulis dapat
menentukan sumber topik dengan cara sebagai berikut:
1. Pengalaman Pribadi
a. Perjalanan
b. Tempat yang pernah dikunjungi
c. Kelompok anda
d. Wawancara dengan tokoh
e. Kejadian luar biasa
f. Peristiwa lucu
2. Hobi dan Keterampilan
a. Cara melakukan sesuatu
b. Cara kerja sesuatu
3. Pengalaman Pekerjaan atau Profesi
a. Pekerjaan tambahan
b. Profesi keluarga
4. Pelajaran Sekolah atau Kuliah
a. Hasil-hasil penelitian
b. Hal-hal yang perlu diteliti lebih lanjut
5. Pendapat Pribadi
a. Kritik terhadap buku, film, puisi, pidato, iklan, siaran radio
atau
televisi,
b. Hasil pengamatan pribadi
6. Peristiwa Hangat atau Pembicaraan Publik
a. Berita halaman muka surat kabar
b. Topik tajuk rencana
c. Artikel
d. Materi kuliah
e. Penemuan mutakhir
7. Masalah Abadi
a. Agama
b. Pendidikan
c. Sosial dan masyarakat
d. Problem pribadi
8. Kilasan Biografi
a. Orang-orang terkenal
b. Orang-oarang berjasa
9. Kejadian Khusus
a. Perayaan atau peringatan
b. Peristiwa yang erat kaitannya dengan perayaan
10. Minat Khalayak
a. Pekerjaan
b. Hobi
c. Rumah tangga
d. Pengembangan diri
e. Kesehatan dan penampilan
f. Tambahan ilmu
g. Minat khusus

c. Pembatasan Topik
Menurut Sabarti Akhadiah (1994:211), ada lima hal yang perlu
diperhatikan dalam memilih topik:
1. Ada manfaatnya untuk perkembangan ilmu dan profesi
2. Cukup menarik untuk dibahas
3. Dikenal dengan baik
4. Bahannya mudah diperoleh dan
5. Tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit
Menurut Keraf (1979:113) merumuskan kiat pembatasan topik adalah
langkahnya sebagai berikut:
1. Tetapkan topik yang ingin dibahas dalam suatu kedudukan sentral
2. Ajukanlah pertanyaan, apakah topik yang berada dalam kedudukan
sentral itu masih bisa diperinci lebih lanjut atau tidak. Demikian
dilakukan berulang sampai di peroleh topik yang sangat khusus
3. Tetapkanlah yang mana dari perincian tadi yang akan dipilih
4. Ajukanlah pertanyaan, apakah sektor tadi masih perlu diperinci
lebih lanjut atau tidak demikian dilakukan berulang sampai
diperoleh topik yang sangat khusus

d. Contoh Topik
1. Polusi Air
2. Ramalan Cuaca
3. Banjir di Lampung
4. Industi Baja
5. Kebersihan Sekolah

B. Judul
Menurut KKBI, judul didefinisikan sebagai nama yang digunakan
untuk sebuah buku atau bab dalam sebuah buku yang secara singkat dapat
menyiratkan isi atau tuhuan dari buku atau bab tersebut. Tidak hanya itu,
judul juga dapat merujuk pada isi suatu metode, buku, karangan, lakon dan
lain-lain.
a. Pengertian Judul Menurut Para Ahli :
1. Aziz Alimul H (2003:12), Judul merupakan cermin dari
keseluruhan ini karya ilmiah. dalam membuat judul penelitian
hendaknya bersifat menjelaskan diri, menarik sehingga orang
langsung menduga materi dan masalah dan materi apa yang
diteliti. Dapat memberikan gambaran global tentang arah,
maksud, tujuan dan ruang lingkup penelitian.
2. Soekidjo Notoadmodjo (1993:38), judul adalah pencerminan
dari tujuan penelitian. Oleh karena tujuan penelitian itu di
rumuskan dari masalah penelitian atau dengan kata lain tujuan
penelitian merupakan jawaban sementara dari pernyataan
penelitian, maka judul penelitian juga mencerminkan masalah
penelitian.

Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa judul merupakan


cerminan sekaligus batasan dari suatu masalah yang diangkat dalam suatu
peristiwa atau artikel. Selain bagian pertama dari sebuah karangan,
sehingga sering disebut awal dari sebuah karangan. artikel judul sering
disebut juga kepala tulisan. Judul hendaknya dibuat dengan ringkas, padat
dan menarik. Judul artikel diusahakan tidak lebih dari lima kata, tetapi
cukup menggambarkan isi berita.

Penulisan judul yang benar :

1. Penggunaan Huruf Kapital Sesuai Kaidah KBBI


Hal pertama yang perlu dipahami dalam penulisan judul
yang benar adalah penggunaan huruf kapital. Karya tulis ilmiah
seperti skripsi memang lebih ideal menggunakan huruf kapital
secara keseluruhan.
Namun menggunakan huruf kapital khusus di bagian depan
kata juga benar, dan justru lebih umum. Selain semua huruf
paling depan dibuat kapital, kata penghubung di tengah judul
harus memakai huruf kecil. Sedangkan jika letaknya di awal
judul maka memakai huruf kapital.
Misalnya: “Pada Penelitian Mahasiswa UGM Ditemukan
Manfaat Lebih dari Jamur”. Kata “pada” yang merupakan kata
penghubung, karena posisinya di depan maka tetap memakai
huruf kapital. Lain halnya jika diletakan di tengah maka
memakai huruf kecil.
Kapitalisasikan semua unsur kata ulang sempurna. Kata
ulang sempurna adalah kata ulang yang terbentuk dengan
pengulangan seluruh bentuk dasar tanpa perubahan huruf dan
tanpa penambahan imbuhan. Contoh : makalah “Penerapan
Asas-Asas Hukum Perdata”. Kata ulang tidak sempurna tidak
dikapitalisasi. Contoh : Penyebab Peraturan Berubah-ubah dari
Masa ke Masa

2. Judul Bukan Kalimat

Teknik penulisan judul yang benar berikutnya adalah


terkait susunan kata pada judul. Perlu dipahami dulu bahwa
yang namanya judul bukanlah kalimat, sehingga judul tidak
bisa ditulis sebagaimana saat menulis sebuah kalimat.

Maksudnya disini adalah penulisan judul tidak perlu


menggunakan tanda baca. Sehingga ditulis apa adanya dan
berdiri sendiri yang kemudian terdiri dari beberapa kata.

Berhubung judul ini akan mencerminkan atau


mempresentasikan isi karya ilmiah, maka susunan kata terdiri
dari kata-kata bagu. Dibuat jelas dan juga singkat namun
mampu memperjelas isi dari karya ilmiah tersebut.

3. Memperhatikan Kelogisan

Hal penting berikutnya dalam penulisan judul yang benar


adalah mengenai logis tidaknya struktur kalimat yang
digunakan. Jadi, menyusun judul juga perlu dipikirkan dengan
logika. Yakni apakah memang terdengar logis atau tidak?

Jadi, setiap kali selesai menyusun judul karya tulis ilmiah,


usahakan dibaca kembali. Pastikan usai membaca judul
tersebut kamu memang paham maksud dari judul itu sendiri.
Opsional lain dalam meminta pendapat orang lain untuk
menilai struktur judulnya, apakah sudah tepat atau belum.
Berhubung sedang membuat judul untuk karya ilmiah maka
minta pendapat dari orang yang pernah menyusun karya ilmiah
juga.

Sebab judul untuk novel dengan judul untuk skripsi dijamin


berbeda. Judul novel bisa dikembangkan agar lebih
menarik,dramatis, dan semacamnya Namun untuk penulisan
judul yang benar terhadap karya ilmiah mengedepankan kata
baku yang jelas.

4. Tidak Boros Kata

Menulis judul baik untuk karya tulis ilmiah maupun bukan


sebaiknya tidak boros kata. Semakin singkat namun jelas maka
semakin baik, apalagi untuk karya tulis ilmiah yang sifatnya
memaparkan pembahasan serius.

Jika judul dibuat terlalu panjang maka nantinya bisa


menjadi kalimat yang membutuhkan tanda baca. Selain itu juga
membuat calon pembaca menjadi pusing dan kesulitan
menangkap arti dari judul yang kelewat panjang tersebut.

Oleh sebab itu perlu dipahami bahwa dalam penulisan judul


yang benar harus menggunakan kata sehemat mungkin. Sebab
sifat boros adalah sifat tidak terpuji, maka jadikan judul karya
tulis yang disusun lebih singkat, padat, dan jelas.

C. Langkah-langkah Menyusun Karangan


Sebelum menyusun karangan kita harus tahu terlebih dahulu apa itu
kerangka karangan.
a. Pengertian Kerangka Karangan Menurut Para Ahli :
1. Menurut Gorys Keraf (1979), kerangka karangan adalah suatu
rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu
karangan yang akan digarap.
2. Menurut Finoza (2008: 217) kerangka karangan adalah rencana
teratur tentang pembagian penyusunan gagasan. Berdasarkan
teori tersebut penulis bependapat bahwa kerangka karangan
akan menuntun pengarang untuk membuat karangan secara
teratur. Dengan begitu hubungan setiap gagasan menjadi jelas.

Secara umum kerangka karangan (outline) adalah rencana teratur


dalam pembagiandan penyusuna gagasan. Fungsi utamanya adalah
menunjukkan hubungan diantara gagasan- gagasan yang ada. Kerangka
karangan memungkinkan kita melihat kekuatan dan kelemahan karangan
kita sehingga kita dapat mengadakan penyesuaian sebelum kita menulis.
Dengan kerangka karangan, penulis dapat mengetahui bahan- bahan
apasaja yang harus dipersiapkan dalam penulisan. Penulis juga dapat
memperhitungkan segala aspek yang akan dicakup oleh
karangannya.Kerangka karangan mengandung rencana kerja dan memuat
ketentuan pokok bagaimana suatu topik harus diperinci dan
dikembangkan. Kerangka karangan menjamin suatu penyusunan yang
logis dan teratur, serta memungkinkan seorang penulis membedakan
gagasan utama dari gagasan tambahan.

b. Manfaat Kerangka Karangan


Kerangka karangan yang baik adalah bekal yang berharga
dalam menulis suatu karya. Kerangka karangan membantu penulis
dalam hal-hal berikut:
1. Kerangka karangan yang terperinci memudahkan penulis
menyusun karangan sehingga tidak mengolah satu ide
sampai dua kali, serta mencegah penulisnya keluar dari
sasaran penulisan.
2. Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-
beda.Berdasarkan variasi ide yang ada pada setiap
karangan. Hal itu dimungkinkan karena kerangka karangan
memperlihatkan bagian- bagian pokok perluasannya pada
setiap bagian atau subpembahasan.
3. Menghindari penggarapan sebuah topik sampai dua kali
atau lebih.Kerangka karangan memandu penulis untuk
selalu pada hal- hal yang memang perlu dipaparkan dalam
karangan. Penulis dapat menghindari pembahasan yang
tidak perlu, bertele- tele maupun berulangulang.di luar
gagasan utamanya.
4. Memudahkan penulis untuk mencari materi
pembantu.Dengan mempergunakan perincian-perincian
dalam kerangka karangan penulis dengan mudah akan
mencari data atau fakta untuk memperjelas dan
membuktikan pendapatnya. Data dan fakta yang telah
dikumpulkan akan dipergunakan untuk bagian-bagian mana
dari karangannya itu

c. Macam-macam Kerangka Karangan


Macam-macam kerangka karangan tergantung dari dua
parameter yaitu: berdasarkan sifat perinciannya, dan kedua
berdasarkan perumusan teksnya.
1. Kerangka Karangan Berdasarkan Perincian
a. Kerangka Karangan Sementara (non formal)
Berdasarkan perincian yang dilakukan pada suatu
kerangka karangan, maka dapat dibedakan kerangka
karangan sementara (nonformal) dan kerangka
karangan formal.

b. Kerangka Karangan Formal


Kerangka karangan yang bersifat formal biasanya
timbul dari pertimbangan bahwa topik yang akan
digarap bersifat sangat kompleks, atau suatu topik yang
sederhana tetapi penulis tidak bermaksud untuk segera
menggarapnya
2. Berdasarkan Perumusan Teksnya
Sesuai dengan cara merumuskan teks dalam tiap unit dalam
sebuah kerangka karangan, maka dapat dibedakan kerangka
karangan atas kerangka karangan kalimat dan kerangka
karangan topik.
a. Kerangka Kalimat
Penggunaan kerangka kalimat memiliki beberapa
manfaat antara lain, memaksa penulis berinisiatif
merumuskan topik dengan tepat, rinci, dan jelas.
b. Kerangka Topik
Penggunaan kerangka topik diharapkan memunculkan
ide awal yang akan diuraikan dalam kerangka kalimat
secara luas disertai data akurat.

d. Syarat-syarat KerangkaKkarangan
Syarat- syarat kerangka karangan yang baik adalah
pengungkapan maksud yang jelas, tiap unit kerangka karangan
mengandung satu gagasan, pokok kerangka karangan disusun
secara logis, dan menggunakan pasangan simbol dengan konsisten.
Penjelasan dari hal tersebut di atas adalah sebagai berikut:
1. Tesis atau pengungkapan maksud harus jelas.
2. Pilihlah topik yang merupakan hal yang khas, kemudian
tentukan tujuan yang jelas, lalu buatlah tesis atau
pengungkapan maksud.
3. Tiap unit hanya mengandung satu gagasan. Bila satu unit
terdapat lebih dari satu gagasan, maka unit tersebut harus
dirinci.
4. Pokok-pokok dalam kerangka karangan harus disusun
secara logis, sehingga rangkaian ide atau pikiran itu
tergambar jelas.
5. Harus menggunakan simbil yang konsisten. Pada dasarnya
umtuk menyusun karangan dibutuhkan langkah- langkah
awal untuk membentuk kebiasaan teratur dan sistematis
untuk memudahkan kita dalam mengmbangkan karangan.

e. Penyusunan Karangan
Penyusunan karangan adalah tahap kegiatan yang perlu
dipelajari dalam rangka mewujudkan karangan. Ada dua
kemampuan yang harus diperhatikan, yaitu kemampuan menyusun
draf karangan yang utuh dan kemampuan menyunting (editing)
karangan. Kedua kemampuan itulah yang yang menjadi fokus
dalam kegiatan menyusun karangan(Suparno, dkk, 2006:3.31).
Langkah-langkah yang ditempuh dalam menyusun
karangan adalah sebagai berikut:
1. Menentukan Tema, Topik, dan Judul Tema adalah pokok
persoalan,permasalahan, atau pokok pembicaraan yang
mendasari suatu karangan, sedangkan topik adalah pokok
persoalan atau hal yang dikembangkan atau dibahas dalam
karangan. Sedangkan, judul adalah kepala karangan atau nama
sebuah karangan.Meskipun ada beberapa pakar bahasa yang
menyamakan pengertian antara tema dan topic, tetapi diantara
memiliki perbedaan yang mendasar. Perlu diketahui bahwa
tema itu masih bersifat umum, sedangkan topic bersifat
khusus.Oleh karena itu, agar karangan dapat disusun secara
fokus dan tidak meluas kemana-mana,topic karangan yang
dipilih haruslah spesifik.Dalam memilih tema (Widyamartaya,
A. 1984), hal- hal yang perlu diperhatikan adalah:
a. Jangan mengambil tema yang bahasanya terlalu luas.
b. . Pilih tema yang kita sukai dan kita yakini dapat kita
kembangkan.
c. . Pilih tema yang sumber atau bahan- bahannya dapat
dengan mudah kita peroleh.

2. Mengumpulkan Bahan
Setelah mengumpulkan tema, perlu ada bahan yang menjadi
bekal dalam menunjukkan eksistensi tulisan.

3. Menyeleksi Bahan
Perlu dipiih bahan-bahan yang sesuai dengan tema
pembahasan. Polanya melalui klasifikasi tingkat urgensi bahan
yang telah dikumpulkan dengan teliti dan sistematis. Beberapa
petunjuk dalam menyeleksi bahan, yaitu:
a. Catatan hal penting semampunya.
b. Jadikan pembaca sebagai kebutuhan.
c. Banyak diskusi, dan mengikuti kegiatan- kegiatan
ilmiah.
4. Membuat Kerangka Karangan
Kerangka karangan menguraikan tiap topic atau masalah
menjadi beberapa masalah.yang lebih fokus dan terukur.
Kerangka merupakan catatan kecil yang sewaktu-waktu dapat
berubah dengan tujuan untuk mencapai tahap yang sempurna.
Tahap menyusun kerangka karangan adalah sebagai
berikut:
a. Mencatat gagasan
b. Mengatur urutan gagasan
c. Memeriksa kembali yang telah diatur dalam bab dan
subbab
d. Membuat kerangka karangan

5. Mengembangkan Kerangka Karangan


Beberapa tahapan dalam penyusunan karangan yang harus
dijalani yaitu:
a. Memilih topik dan tema
b. Mengumpulkan data / informasi
c. Mengatur strategi penempatan gagasan
d. Menulis karangan itu sendiri

Menurut finoza (2008), kerangka karangan mengandung


rencana kerja dalam menyusun karangan. Kerangka akan
mengarahkan penulis menganggap karangan secara teratur. Dalam
hal ini, penyusun karangan merupakan kegiatan penulisan draf
karangan.

Penulisan draf merupakan aktifitas yang di mulai dengan


menata butir-butir gagasan dilakukan secara hierarkis untuk
menempatkan sifat hubungan antar komponen tulisan. Penulisan
draf juga merupakan aktivitas menyusun kerangka secara utuh.
Langkah-langkah penulisan draf karangan adalah sebagai berikut

a. Membaca kartu catatan


b. Mempertimbangkan semua materi yang sudah diperiapkan
c. Mempertahankan kerangka tulisan
d. Mengelompokkan bahan-bahan dan catatan bahan berdasarkan
topik tulis dan menempatkan kelompok-kelompok bahan
tulisan itu dalam kerangka tulisn
e. Menuliskan draf kasar tulisan
f. Pengungkapan gagasan
g. Pemakaian kata
Pada dasarnya, pemakaian kata dalam sebuah karangan/tulisan
harus memperhatikan beberapa hal berikut ini:
1. Hendaknya dihindari pemakaian kata atau frase tutur dan
kata atau frase setempat kecuali bila sudah menjadi
perkataan umum
2. Hendaknya dihindari pemakaian kata atau frase yang telah
usang atau mati.
3. Hendaknya kata atau frase yang bernilai rasa digunakan
secara cermat,sesuai dengan suasana dan tempatnya.
4. . Hendaknya kata-kata sinonim dipakai secara cermat pula
karena kata-kata sinonim tidak selamanya sama benar arti
pemakaiannya.
5. Hendaknya istilah-istilah yang sangat asing bagi
umumtidak dipakai dalam karangan umum.
6. Hendaknya dihindari pemakaian kata asing atau kata daerah
bila dalam bahasa Indonesia sudah ada kaitannya,jangan
menggunakan kata asing hanya Karena terdorong untuk
bermegah dan berbahasa tinggi.
7. Untuk memperkecil banyaknya kata kembar dan kata
bersaingan,dan untuk menghindari beban atau pemberat
yang tidak perlu dalam pemakaian bahasa,sebaiknya
dipedomani kelaziman dan ketentuan ejaan.
Dalam menyusun kalimat seorang penulis harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Gunakanlah kalimat-kalimat pendek
2. Gunakanlah bahasa biasa yang mudah dipahami
orang
3. Gunakan bahasa sederhana dan jernih
pengutaraannya
4. Gunakan bahasa tanpa kalimat majemuk
5. Gunakan bahasa padat dan kuat
6. Gunakan bahasa positif,bukan negatif (Anwar,
1984)
h. Judul karangan
Judul karangan pada dasarnya adalah perincian atau jabaran
dari topik karangan. Judul merupakan nama yang diberikan
untuk sebuah pembahasan atau karangan. Judul berfungsi
sebagai selogan promosi untuk menarik minat pembaca dan
sebagai gambaran isi karangan. Judul lebih spesifik dan sering
menyiratkan permasalahan atau variabel yang akan dibahas.
Judul yang baik harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Relevan;
2. Provokatif;
3. Singkat;
4. Judul sebaiknya dinyatakan dalam bentuk frase
Secara umum terdapat model perumusan judul karangansebagai
berikut:
1. Membatasi pokok soal yang akan dibicarakan.
2. Menentukan suatu tesis percobaan.
3. Mencari di perpustakaanjudul-judul buku dan artikel
yang membicarakan topik yang telah dipilih dan dibatasi.
4. Mengumpulkan/meminjam buku-buku dan bacaan yang
lain yang akan dipakai sebagai sumber.
5. Mencatat tiap judul buku/bacaan pada sebuah kartu
biografi.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas dapat kita simpulkan bahwa
kerangka karangan adalah rencana teratur dalam pembagian
penyusunan gagasan. Karangan merupakan hasil akhir dari pekerjaan
merangkai kata,kalimat atau alinea yang hasilnya berbentuk tulisan dan
menjabarkan atau mengulas topik dalam sebuah karya tulis. Topik dan
judul dalam sebuah karangan memiliki peran yang sangat penting dan
merupakan hal yang harus diperhatikan dalam membuat sebuah
karangan. Selain merupakan sesuatu yang mendasar, dengan melihat
topik ataupun judul dari suatu karya tulis dapat menarik seseorang
untuk membaca isi keseluruhan dari karya tulis tersebut.
Topik merupakan pokok pembicaraan dalam diskusi, ceramah,
karangan, dan sebagainya. Topik juga merupakan ide sentral yang
mengikat keseluruhan uraian, deskripsi, penjelasan, dan seluruh
pembuktian. Judul merupakan kepala karangan,perincian atau
penjabaran dari topik. Judul juga dapat dipakai untuk buku atau bab
dalam buku yang menyiratkan secara pendek isi buku atau bab.
B. Saran
Dengan memahami berbagai kaidah penulisan topik,judul, dan
langkah-langkah menyusun karangan, penulis mengharapkan pembaca
dapat membuat topik,judul dan kerangka karangan dengan baik dan
benar. Terutama bagi dosen dan guru yang senantiasa bergerak dengan
tulisan atau karya ilmiah, sangat besar peranannya dalam pembinaan
pembuatan karya tulis ilmiah maupun non-ilmiah di dunia pendidikan.
Bagi mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan dan dituntut
untuk menulis, dengan adanya makalah ini diharapkan mahasiswa
dapat memahami secara sistematis dan mengerti apa saja tahapan
dalam menentukan topik, judul dan langkah-langkah dalam menyusun
karangan dengan baik dan benar, dan penulis menyarankan agar para
mahasiswa dapat mengambil topik dan judul yang sesuai dengan
materi yang dikuasai.
DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabarti Maidar, dan Sakura Ridwan. 1994. Pembinaan

Kemampuan Menulis. Jakarta: Erlangga

Alfian Rokhmansyah, dkk. 2018. Bahasa Indonesia untuk Perguruan

Tinggi. Semarang: Unnes Press

Alimul H, Aziz. 2003. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah.

Jakarta: Salemba Medica

Anwar. 1984. Pengantar Jurnalistik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Finoza, L. 2008. Komposisi bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi Insan

Mulia

Keraf, Gorys. 1979. Komposisi. Jakarta: Nusa Indah

Notoatmodjo,Soekidjo. 1993. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu

Perilaku kesehatan. Yogyakarta: Andi Offset

Rahmat, Jalaludin. 1999. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja

Rosdakarya

Sjamsuddin, dkk. 2007. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa.


Bandung :PT. Remaja Rosdakarya

Suparno, dkk. 2006. Keterampilan dasar menulis.

Jakarta: Universitas Terbuka

Widjono HS. 2005. Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Grasindo

Widyamartaya, A. 1984. Kreatif Mengarang. Yogyakarta: Yayasan Kanisius

Anda mungkin juga menyukai