Anda di halaman 1dari 20

TOPIK , TEMA DAN

KERANGKA KARANGAN
BAHASA INDONESIA

Nama :
Aris Apriyanto (17157788)
Wahyu Noviyanto (17157785)
Ahmad Sholikhin (17157768)
Akhmad Syafiq (17157789)

Pembimbing : Dra. Sri Widodowati

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI DUTA BANGSA
2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur selalu terpanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kesehatan jasmani dan rohani sehingga masih tetap bisa menikmati
indahnya alam cipataan-Nya. Sholawat dan salam selalu tercurahkan kepada
baginda Habibillah Muhammad Saw yang telah menunjukkan ke jalan yang lurus
berupa ajaran agama yang sempurna dengan bahasa yang sangat indah.
Terima kasih yang sebanyak – banyak nya kepada semua pihak yang sudah
mendukung berlangsungnya pembuatan makalah ini khususnya ibu Dra. Sri
Widodowati selaku pembimbing sekaligus dosen mata kuliah bahasa indonesia dan
juga teman – teman semuanya.
Makalah ini diakui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
dimiliki masih sangat kurang. Oleh karena itu di harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan – masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini. semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi setiap
pembaca.

Cikarang,19 November 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........………………………………………...……..........ii
DAFTAR ISI …...…………………………………………………………….…iii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ...……………………………………….............1
1.2. Tujuan Penulisan ….…..…………………………………………….........1

BAB II : PEMBAHASAN
2.1.Topik...........................................................................................................2

2.1.1. Sumber Topik.....................................................................................3


2.2.2. Pembatasan Topik..............................................................................5
2.2.3. Kriteria Topik.....................................................................................6
2.2.4. Cara Membuat Topik.........................................................................7

2.2. Tema............................................................................................................8
2.2.1. Ciri-Ciri Tema Yang Baik..................................................................9
2.2.2. Kedudukan Tema.............................................................................10
2.2.3. Jenis-Jenis Tema..............................................................................11
2.3. Kerangkakarangan ……….......................................................................12
2.3.1. Definisi Kerangka Karangan............................................................12
2.3.2. Fungsi Dan Manfaat.........................................................................12
2.3.3. Cara Membuat Kerangka Karangan.................................................12
2.3.4. Contoh Kerangka Karangan.............................................................13
2.3.5. Contoh Pengembangan Kerangka Karangan...................................14
2.3.6. Pola Penyusun Kerangka Karangan.................................................15
BAB III : PENUTUP
Kesimpulan ………..………………………………………………………...17
Saran………………………………………………………………....….........17
DAFTAR PUSTAKA ………..……………………………………..........….....18

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang masalah


Sehari-hari kita mengenal istilah tema, topik dan judul pembuatan sebuah
karangan baik itu dalam bahasa Indonesia maupun bahasa asing. Tema dan topik
sangat dibutuhkan dalam pembuatan kerangka tulisan awal sebelum benar-benar
menulis karena tema dan topik sebuah acuan dalam sebuah tulisan.
Tema dan topik juga berperan untuk pembatas agar sebuah tulisan tidak
melenceng dari apa yang diinginkan dan menghasilakan sebuah karangan yang
diinginkan oleh sipenulis tersebut.
Sedangkan kerangka karangan adalah suatu rencana atau rancangan yang
memuat garis besar atau ide suatu karya tulis yang disusun dengan sistematis dan
struktur

1.2.Tujuan penulisan
1.2.1. Tujuan umum
 Untuk menambah wawasan / pengetahuan tentang topik tema dan
kerangka karangan bahasa indonesia
1.2.2. Tujuan khusus
 Untuk mengetahui definisi topik, tema dan kerangka karangan
Bahasa indonesia
 Untuk mengetahui cara membuat topik, tema dan kerangka
karangan bahasa indonesia
 Untuk mengetahui fungsi dan manfaat dari topik, tema dan kerangka
karangan bahasa indonesia

iv
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.Topik

Topik berasal dari bahasa Yunani “Topoi” yang berarti tempat dalam tulis
menulis, berarti pokok pembicaraan atau sesuatu yang menjadi landasan penulisan
suatu artikel. Topik juga bisa diartikan sebagai pokok pembicaraan atau pokok
permasalahan. Topik karangan adalah suatu hal yang akan digarap menjadi
karangan. Topik karangan merupakan jawaban atas pernyataan masalah apa yang
akan ditulis? atau hendak menulis tentang apa? Atau topik merupakan suatu pokok
dari sebuah pembicaraan atau sesuatu yang akan menjadi ladasan dalam penulisan
sebauah artikel.

Menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI) ,Topik adalah pokok


pembicaraan dalam diskusi, ceramah karangan, dan sebagainya. Sedangkan
menurut Sabartiakhadiah (1994:211) topik adalah segala yang ingin dibahas. Ini
dapat berarti bahwa penulis sudah memilih apa yang menjadi pokok pembicaraan
dalam tulisan terebut. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa topik
merupakan suatu pokok dari sebuah pembicaraan atau sesuatu yang akan menjadi
landasan dalam penulisan sebuah artikel.
Syarat sebuah topik ialah harus menarik perhatian, dapat bermanfaat bagi
penulis dan pembaca dan topik yang dipilih harus mempunyai sumber acuan yang
jelas atau real.

Jika seseorang akan mengarang, ia terlebih dahulu harus memilih dan


menetapkan topik karangannya. Ciri khas topik terletak pada permasalahannya
yang berifat umum dan belum terurai berbeda dengan tema, adapun judul karangan
pada umumnya adalah rincian dan penjabaran dari topik. Jika dibandingkan dengan
topik, judul lebih spesifik dan sering telah menyiratkan permasalahan atau variabel
yang akan dibahas.

v
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui persamaan dan perbedaan antara
topik dan judul. Topik dapat menjadi judul karangan.namun, antara keduanya
terdapat perbedaaan, topik adalah payung besar yang bersifat umum dan belum
menggambarkan sudut pandang penulisnya. Sedangkan judul lebih spesifik dan
telah mengandung permasalahan yang lebih jelas atau lebih terarah.

Dalam penggarapan karangan ilmiah misalnya skripsi, judul memang


ditetapkan pada awal proses penulisan, yaitu pada waktu pengajuan outline.
Namun, perlu diketahui bahwa proses pembuatan judul itu sebenarnya tetap
berawal dari pemiihan topik. Pada jelnis karangna lain pada artikel sederhana, judul
dapat dibuat sesudah karangan selesai, serta dapat diganti - ganti sepanjang hal itu
relevan dengan isi karangan dan sesuai dengan topik yang ditentukan.

2.1.1 Sumber Topik

Tak jarang seorang penulis bingung saat menentukan hendak menulis apa,
rasanya semua menarik dan banyak yang sudah ditulis orang sebenarnya banyak
hal yang dapat dijadikan topik tulisan. Untuk membantu menentukan topik, seperti
yang disampaikan Wayne N. Thompson dalam Rakhmat (1999:20), seorang penulis
dapat menemukan sumber topik dengan cara sebagai berikut :

1. Pengalaman Pribadi

a. Perjalanan

b. Tempat yang pernah dikunjungi

c. Kelompok Anda

d. Wawancara dengan tokoh

e. Kejadian luar biasa

f. Peristiwa lucu

2. Hobi dan Keterampilan

a. Cara melakukan sesuatu

b. Cara kerja sesuatu

vi
3. Pengalaman Pekerjaan atau Profesi

a. Pekerjaan tambahan

b. Profesi keluarga

4. Pelajaran Sekolah/Kuliah

a. Hasil-hasil penelitian

b. Hal-hal yang perlu diteliti lebih lanjut

5. Pendapat pribadi

a. Kritik terhadap buku, film, puisi, pidato, iklan, siaran radio /televisi

b. Hasil pengamatan pribadi

6. PeristiwaHangat dan Pembicaraan publik

a. Berita halaman muka surat kabar

b. Topik tajuk rencana

c. Artikel

d. Materi kuliah

e. Penemuan mutakhir

7. Masalah Abadi

a. Agama

b. Pendidikan

c. Sosial danmasyarakat

d. Problem pribadi

8. Kilasan Biografi

a. Orang-orang terkenal

b. Orang-orang berjasa

vii
9. Kejadian khusus

a. Perayaan atau peringatan

b. Peristiwa yang eratkaitannya dengan perayaan

10. Minat Khalayak

a. Pekerjaan

b. Hobi

c. Rumah tangga

d. Pengembangan diri

e. Kesehatan dan penampilan

f. Tambahan ilmu

g. Minat khusus

2.1.2 . Pembatasan Topik

Topik adalah segala yang ingin dibahas. Ini berarti, penulis sudah memilih
apa yang akan menjadi pokok pembicaraan dalam tulisan tersebut. Menurut Sabarti
Akhadiah (1994: 211), ada lima hal yang perlu diperhatikan dalam memilih topik:

1. Ada manfaatnya untuk perkembangan ilmu atau profesi

2. Cukup menarik untuk dibahas

3. Dikenal dengan baik

4. Bahannya mudah diperoleh

5. Tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit

Keraf (1979: 113) merumuskan kiat pembatasan topik adalah dengan


langkah sebagai berikut:

1. Tetapkan topik yang ingin dibahas dalam suatu kedudukan sentral.


2. Ajukanlah pertanyaan, apakah topik yang berada dalam kedudukan sentral
itu masih dapat diperinci lebih lanjut atau tidak. Bila dapat, tempatkanlah
perincian itu di sekitar lingkaran topik pertama tadi.

viii
3. Tetapkanlah yang mana dari perincian tadi yang akan dipilih.
4. Ajukanlah pertanyaan apakah sektor tadi masih perlu diperinci lebih lanjut
atau tidak. Demikian dilakukan berulang sampai diperoleh topik yang
sangat khusus.

2.1.3. Kriteria Topik yang Baik

Tahap ini tentu saja sudah menentukan topik yang hendak dikembangkan
menjadi suatu karangan. Langkah selanjutnya, pertimbangkanlah apakah topik
tersebut menarik untuk dijadikan tulisan dan apakah mampu untuk menuliskannya
sebagai sebuah karangan? Untuk menentukan topik yang baik, hal-hal berikut ini
dapat dijadikan tolok ukurnya.

1. Topik harus sesuai dengan latar belakang pengetahuan penulisnya. Pastikan


bahwa topik yang hendak dibahas benar – benar sudah dikuasai materinya.

2. Topik harus sesuai dengan minat Anda. Topik yang menarik minat Anda akan
membuat Anda lancar menuliskannya.Selain itu, jika Anda tertarik untuk
menuliskannya tentu akan membuat Anda bersemangat mencari referensinya.

3. Topik harus menarik minat pembaca. Percuma saja menulis sesuatu yang kira-
kira tidak membuat orang tertarik untuk membacanya. Meskipun minat baca
seseorang tentulah berkaitan dengan latar belakang pengetahuannya. Akan
tetapi, jika Anda menulis sesuatu yang baru, eksotik, menyodorkan alternatif
lain, menimbulkan rasa ingin tahu, membuat seseorang terlibat emosional, dan
hal yang eksotik ini akan menarik orang untuk membacanya.

4. Topik harus dapat ditunjang dengan referensi lain. Suatu topik yang belum ada
sama sekali rujukan (referensi) atau materi lain yang menunjang akan sangat
merepotkan Anda sendiri, Untuk itu, sedapat mungkin hindarilah dahulu topik
seperti itu.

5. Topik harus dibatasi ruang lingkupnya. Topik yang terlalu luas akan menyulitkan
Anda sendiri dan akan menyita banyak waktu Anda. Lagi pula pembicaraan
Anda tidak akan terfokus. Hal ini akan membuat tulisan Anda terlihat bertele-
tele.

ix
2.1.4. Cara Membuat Topik

Sebelum mengangkat sesuatu menjadi topik dalam tulisan, pengarang harus


benar-benar mengetahui pokok persoalannya. Agar pembicaraan pengarang tidak
melantur, hendaknya topik dipersempit sesuai dengan rencana. Dengan itu, akan
diperoleh salah satu aspek untuk diangkat menjadi pokok pembahasan karangan.
Contoh berikut ini adalah cara untuk mempersempit topik supaya lebih spesifik dari
topik sebelumnya.

1. Menurut tempat: negara tertentu lebih khusus dari pada dunia, Jakarta lebih
terbatas dari pada Pulau Jawa. Topik “Pulau Jawa sebelum Indonesia Merdeka”
dapat dipersempit menjadi “Jakarta sebelum Indonesia Merdeka”.
2. Menurut waktu/periode/zaman: “Kebudayaan Indonesia” dapat dikhususkan
menjadi “Seni Patung pada Zaman Kerajaan Hindu”.
3. Menurut hubungan sebab akibat : “Dekadensi Moral di Kalangan Muda-Mudi”
dapat dipersempit menjadi “Pokok Pangkal Timbulnya Krisis Moral di
Kalangan Muda-Mudi”
4. Menurut pembagian bidang kehidupan manusia: politik, sosial, ekonomi,
kebudayaan, agama, kesenian, dan sebagainya. Karangan tentnag “Usaha-usaha
Pemerintah dalam bidang Ekonomi dapat diperkhusus menjadi “Kebijaksanaan
Deregulasi di Bidang Ekonomi Selama Ganti”.
5. Menurut aspek khusus umum: idividual-kolektif “Pengaruh Siaran televisi
terhadap Kaum Tanidi Jawa Timur” dapat dipersempit menjadi “Pengaruh
Siaran Televisi Boyolali”.
6. Menurut objek material dan objek formal. Objek material ialah bahan yang
dibicarakan, objek formal ialah sudut dari mana bahan itu kita tinjau, misalnya:
“Kesusastraan Indonesia (objek material) Ditinjau dari Sudut Gaya Bahasanya
(objek formal). kepemimpinan ditinjau dari sudut pembentukan kader-kader
baru; keluarga berencana ditinjau dari segi agama.

2.2.Tema

x
Tema berasal dari bahasa Yunani “Thithenai”, berarti sesuatu yang telah
diuraikan atau sesuatu yang telah ditempatkan. Tema merupakan persoalan
utama yang diungkapkan oleh seorang pengarang dalam sebuah karya sastra,
seperti cerpen, novel, ataupun suatu karya tulis. Tema juga dapat dikatakan
sebagai suatu gagasan pokok atau ide dalam membuat suatu tulisan. Penetapan
tema sebelum dimulai mengarang sangatlah penting untuk pedoman menulis
secara teratur dan jelas sehingga isi karangan tidak menyimpang dari tujuan yang
telah ditetapkan.
Tema dapat juga diartikan sebagai pengungkapan maksud dan tujuan yang
dirumuskan secara singkat dan wujudnya berupa satu kalimat, disebut tesis. Tesis
dapat juga diartikan sebagai pernyataan singkat tentang tujuan penulisan.
Walaupun tema dan tesis dapat juga diartikan aasebagai pernyataan singkat
tentang penulisan. Walaupun tema dan tesis itu sebenarnya berada didalam
pikiran penulis, sebaiknya tetap dirumuskan secara ekplisit, terutama bagi penulis
pemula. Rumusan itu akan memudahkan penulis menyusun kerangka atau outline
karangan. Berbeda denga tesis, rumusan tema boleh lebih dari satu kalimat,
asalkan seluruh kalimat bersama-sama mengukapkan satu ide (ide karangan).
Perhatikan contoh dibawah ini tentang judul karangan dan maksud atau tujuan
yang dipikirkan oleh penulisnya..
Menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI) Tema adalah pokok pikiran,
dasar cerita (yang dipercakapkan, dipakai sebagai dasar mengarang, menggubah
sajak). menurut Aminudin tema adalah ide mendasari suatu cerita sehingga
berperan juga sebagai pangkal tolak pengarang dalam memaparkan karya fiksi
yang diciptanya..sedangkan menurut Rusyana tema adalah dasar atau makna
sebuah cerita, Tema adalah pandangan hidup tertentu atau perasaan tertentu
yang membentuk atau membangun dasar gagasan utama suatu karya sastra, dan
semua fiksi harus mempunyai dasar atau tema yang merupakan sasaran
tujuan.berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tema
adalah Dasar pokok yang mendasari cerita dan memeliki kedudukan yang

xi
dominan Sehingga dapat mempersatukan unsur secara bersama-sama
membangun sebuah karya sastra.

2.2.1.Ciri – ciri tema yang Baik

1. Tema menarik perhatian penulis.

Tema yang menarik perhatian penulis akan memungkinkan penulis berusaha


terus-menerus mencari data untuk memecahkan masalah-masalah yang
dihadapi, penulis akan di dorong terus-menerus agar dapat menyelesaikan karya
tulis tersebut sebaik-baiknya.

2. Tema dikenal atau diketahui dengan baik.

Maksudnya bahwa sekurang-kurangnya prinsip-prinsip ilmiah diketahui oleh


penulis. Berdasarkan prinsip-prinsip ilmiah yang diketahuinya, penulis akan
berusaha sekuat tenaga mencari data melalui penelitian, observasi, wawancara
dan sebagainya, sehingga pengetahuannya mengenai masalah itu bertambah
dalam. Dalam keadaan demikian, disertai pengetahuan teknis ilmiah dan teori
ilmiah yang dikuasainya sebagai latarbelakang masalah tadi, maka ia sanggup
menguraikan tema itu sebaik-baiknya.

3. Bahan-bahannya dapat di peroleh.

Sebuah tema yang baik harus dapat dipikirkan apakah bahannya cukup tersedia
disekitar kita atau tidak. Bila cukup tersedia, hal ini memungkinkan penulis
untuk dapat memperolehnya kemudian mempelajari dan menguasai sepenuhnya.

4. Tema dibatasi ruang lingkupnya.


Tema yang terlampau umum dan luas yang mungkin belum cukup
kemampuannya untuk menggarapnya akan lebih bijaksana kalau dibatasi ruang
lingkupnya.

xii
2.2.2. Kedudukan Tema Dalam Suatu Karangan

Tema berarti suatu pokok pemikiran atau gagasan pokok atau ide pikiran
tentang suatu hal, salah satunya membuat sebuah tulisan. Jadi jika diandaikan
sebuah rumah tema merupakan fondasinya. Pokok pemikiran tertentu yang akan
disampaikan oleh penulis dalam karangannya disebut tema karangan. Penetapan
tema sebelum mulai mengarang sangatlah penting untuk menjamin penyampaian
ide secara teratur dan jelas sehingga isi karangan akan dapat dipahami oleh pembaca
dengan mudah. Tema hendaknya harus diungkapkan secara eksplisit agar dapat
membantu memudahkan penulis dalam menulis sebuah kerangka karangan
(outline).

Berdasarkan uraian diatas, contoh berikut akan memperjelas kedudukan


tema dalam suatu kerangka karangan, sekaligus membedakan antara topik, judul
dan tema.

Topik : upaya mengatasi tawuran antar pelajar


Judul : (dapat disesuaikan dengan selera penulis)
1. Tawuran lagi, tawuran lagi...... pusing!
2. Tawuran pada anak sekolah, penyakit kriminalitas.
3. Tawuran antar sesama pelajar dapat merusak moralitas anak bangsa.
Tema : Upaya mengatasi kriminalitas para pelajar bukanlah semata-mata
tanggungjawab aparat kepolisian saja, melainkan juga menjadi tanggung jawab
orangtua para pelajar. Permasalahan ini tidak mungkin dapat dipecahkan tanpa
bantuan semua pihak yang terkait. Dalam hal ini yang paling di perlukan adalah
adanya kesadaran bahwa kita ini adalah umat yang bergama yang memiliki
keyakinan dan kepercayaan yang luhur dan sakral, bahwa kita semua adalah
makhluk hidup haruslah hidup damai dan berdampingan.
Seperti dalam topik, tema juga perlu pembatasan dalam penulisannya agar
penulis tidak melantur atau melenceng dari pokok bahasan yang utama. Dengan
begitu penulis akan lebih mudah membuat suatu karangan yang efektif.

xiii
2.2.3. Jenis-jenis tema
Menurut shipley, tema dapat dibedakan menjadi lima jenis tema yaitu :
1. Tema jasmaniah
Tema jasmaniah merupakan tema yang berhubungan atau pun terfokus
dengan pada permasalahan kondisi fisik manusia.model tema ini biasanya
menyangkut beberapa hal yang ada didalam tubuh manusia seperti
molekul,jasad ,peraasaan tubuh, dan zat. Beberapa contoh tema yang
jasmaniah adalah mengenai perasaann cinta.
2. Tema sosial
Tema sosial merupakan tema yang berkaitan erat dengan berbagai macam
hal berbau urusan sosial .dalam tema ini, pengarang cerita biasanya
menjelaskan berbagai macam hal yang berkaitan dengan urusan
kehidupan masyarakat,interaksi manusia dengan lingkungan
sekitarnya,permaslahan sosial ,dan berbagai nmacam tema lainnya.
3. Tema ketuhanan
Tema ketuhanan merupakan tema yang berkaitan erat dengan kekuasaan
tuhan yang tampak dalam setiap aktivitas manusia.model tema ini
biasanya oleh pengarang cerita dengan menunjukan berbagai macam hal
–hal magis yang berada di luar akal manusia seperti kejadian
kiamat,keajaiban penyembuhan penyakit dan berbagai macam tema
lainnya.
4. Tema organik
Tema organik mmerupakan tema yang mencakup berbagai macam hal
yang berhubungan erat dengan moral dasar manusia seperti hubungan
antar pria dan wanita ,nasihat, dan berbagai macam tema lainnya.
5. Tema egoik
Tema egoik merupakan tema yang berkaitan erat dengan dengan sifat ego
manusia .dalam tema ini, pengarang cerita biasa menonjolkan tema

xiv
dengan berbagai macam bentuk cerita seperti keserakahan ataupun
ketama’kan manusia

2.3.Kerangka karangan
2.3.1. Definisi kerangka karangan
Menurut kamus besar bahasa indonesia(KBBI) kerangka karangan adalah
suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan
di garap. Sedangakn menurut akhmad topik kerangka karangan adalah rencana
penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan di tulis,dan
merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur
dan teratur. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
kerangka karangan adalah suatu rencana atau rancangan awal karangan yang
merupakan kumpulan topik-topik yang akan dikembangkan.

2.3.2. Fungsi atau Manfaat Kerangka Karangan


1. Untuk memudahkan penulisan sebuah karya tulis agar menjadi lebih
sistematis dan rapih.
2. Untuk mencegah penulis keluar dari ide awal yang akan dibahas dalam
suatu karangan yang akan digarap.
3. Untuk mencegah penulis membahas suatu ide atau topik bahasan yang
sudah dibahas sebelumnya.
4. Untuk memudahkan penulis mencari informasi pendukung suatu karangan
yang berupa data atau fakta.
5. Untuk membantu penulis mengembangkan ide-ide yang akan ditulis di
dalam suatu karangan agar karangan menjadi lebih variatif dan menarik.

2.3.3. Cara Membuat Kerangka Karangan


Adapun cara membuat kerangka suatu karangan adalah sebagai berikut :

1. Merumuskan tema dan menentukan judul suatu karangan.


Sebelum membuat karangan, tentukanlah dahulu tema karangan yang akan
dibuat. Tema ini yang akan mempengaruhi seluruh isi dari karangan yang
akan dibuat. Pilihlah tema-tema yang sedang hangat atau tema yang menjadi

xv
kesenangan Anda. Hal ini akan sangat membatu untuk mengembangkan
karangan. Setelah mendaptkan tema, tentukan juga judul karangan yang
akan dibuat. Usahakan membuat judul yang singkat dan menarik pembaca
untuk membaca karangantersebut

2. Mengunpulkan bahan.
Setelah mendapatkan tema, yang harus dilakukan adalah mengumpulkan
bahan pendukung yang berupa topik-topik yang berhubungan dengan tema
untuk dikembangkan menjadi sebuah karangan. Topik-topik tersebut antara
lain, pengertian, tujuan, jenis, contoh, dan lain-lain. Catatlah semua topik
yang terlintas di dalam pikiran untuk memudahkan penseleksian bahan atau
topik.
3. Menseleksi bahan
Setelah mendapatkan topik, seleksilah topik-topik tersebut yang sesuai
dengan tema karangan dan penting. Hindari membahas topik-topik yang
tidak penting untuk dibahas.
4. Mengembangkan kerangka karangan
Jika sudah mendapatkan tema, judul dan topik, buatlah karangan yang utuh
dengan cara mengembangkan kerangka karangan yang telah dibuat. Perluas
topik-topik yang telah ditentukan pada kerangka dan usahakan jangan
membahas topik yang tidak ada di dalam kerangka karangan

2.3.4. Contoh Kerangka Karangan


1. Tema : Kesehatan
- Judul : Manfaat Tidur Cukup Bagi Kesehatan
2. Definisi
- Pengertian tidur cukup
3. Dampak Kurang tidur
- Kurang tidur dapat menyebabkan tergangunya konsentarsi
- Kurang tidur mudah terserang penyakit
- Kurang tidur dapat mempengaruhi emosi
4. Manfaat tidur cukup
- Meningkatkan konsentrasi
- Meningkatkan daya tahan tubuh
- Meningkatkan energi
5. Tips agar tidur nyenyak
- Berolahraga

xvi
- Membuat jadwal tidur
- Jangan mengkonsumsi makanan berat sebelum tidur

2.3.5. Contoh Pengembangan Kerangka Karangan


Manfaat tidur cukup bagi kesehatan

Tidur adalah suatu ativitas dimana seluruh tubuh sedang berada dalam
keadaan istirahat total. Menurut para ahli, manusia membutuhkan tidur yang cukup
yaitu sekitar 6 sampai 8 jam setiap hari. Lamanya waktu tersebut tidak bisa dicicil,
dengan kata lain waktu 6 sampai 8 jam adalah waktus sekali tidur.

Ada beberapa dampak buruk yang disebabkan jika kita tidak mendapatkan
tidur yang cukup. Dampak-dampak tersebut sangat berpengaruh bagi kesehatan
kita, diantaranya adalah kurang tidur dapat menggangu konsenterasi. Hal ini
dikarenakan otak kita mengalami kelelahan sehingga memacu mata dan
mempengaruhi tubuh menjadi lemas dan mengantuk. Hilangnya konsentrasi ini
sangat berbahaya, terutama bagi mereka yang mengendarai kendaraan bermotor.

Dampak selanjutnya adalah kurang tidur membuat tubuh lebih mudah


terserang penyakit. Hal ini terjadi akibat dari melemahnya sistem imun atau
kekebalan tubuh sehingga penyakit dapat dengan mudah menyerang. Terlebih lagi,
kurang tidur membuat emosi seseorang menjadi terganggu. Biasanya orang yang
mengalami kekurangan tidur akan mudah lelah dancepat marah.

Agar terhindar dari dampak-dampak tersebut, usahkanlah untuk selalu


mendapatkan tidur yang cukup, karena tubuh kita akan mendapatkan manfaat yang
baik, diantaranya adalah dengan tidur yang cukup, tubuh akan berkonsentarsi
dengan baik karena otak mendapatkan istirahat yang cukup.

Selain itu, tidur yang cukup bisa meningkatkan daya tahan tubuh sehingga
terhindar dari penyakit-penyakit yang akan menyerang. Yang terakhir adalah tubuh
akan mendapatkan energy yang banyak untuk melakukan aktifitas dihari esok.

Demikianlah manfaat dari tidur yang cukup, agar mendapatkan manfaat-


manfaat tidur di atas. Usahakan untuk mendapatkan tidur yang nyenyak kareana
tidur yang cukup dan nyenyak merupakan kombinasi yang baik. Berikut ini adalah
tips-tips untuk membuat tidur nyenyak. yang pertama adalah berolahraga sebelum
tidur, dengan berolahraga tubuh akan menjadi lelah dan memudahkannya untuk

xvii
tidur nyenyak. kemudian usahakan untuk membuat jadwal tidur yang teratur agar
tidur menjadi suatu kebiasaan yang baik dan yang terakhir jangan makan-makanan
yang berat sebelum tidur agar tubuh tidak kembung.

2.3.6. Pola Penyusunan Kerangka Karangan


Ada dua pola terpenting yang lazim di pakai untuk menyusun kerangka
karangan, yaitu pola alamiah dan pola logis. Pola pertama disebut alamiah karena
memakai pendekatan berdasarkan faktor alamiah yang esensial, yaitu ruang
(tempat) dan waktu. Pola yang kedua dinamakan pola logis karena memakai
pendekatan berdasarkan jalan pikiran atau cara berpikir manusia yang selalu
mengamati sesuatu berdasarkan logika.

2.3.6.1. Pola alamiah


Seperti yang telah diuraikan diatas, penyusunan kerangka karangan yang
berpola alamiah mengikuti keadaan alam yang berdimensi ruang dan waktu. Oleh
karena itu, urutan unit-unit dalam kerangka pola alamiah dapat dibagi dua, yaitu
urutan ruang dan urutan waktu.

2.3.6.1.1. Urutan ruang

Yang dimaksud dengan urutan adalah pola uraian yang menjabarkan


keadaan suatu ruang seperti dari kiri ke kanan, dari atas ke bawah, dan seterusnya.
Urutan ruang di pakai untuk mendeskripsikan suatu tempat atau ruang umpamanya
kantor, gedung, lokasi atau wilayah tertentu. Berikut ini contoh bagian kerangka
karangan yang memakai urutan ruang

2.3.6.1.2 Urutan waktu


Urutan waktu dipakai untuk menarasiakan (menceritakan) suatu peristiwa
atau kejadian, baik yang berdiri sendiri maupun merupakan rangkaian peristiwa.
Kerangka tentang sejarah pastilah memakai urutan waktu. Agar tidak
membosankan, urutan waktu seperti diatas dapat divariasikan dengan susunan
terbalik misalnya dari akhir ke awal.

2.3.6.2. Pola logis

Diatas telah disebutkan bahwa pola logis memakai pendekatan berdasarkan


cara berpikir manusia. Cara dalam berpikir bermacam-macam yaitu bergantung
pada sudut pandangnya.
Adapun macam-macam urutan logis adalah masalah-antiklimaks, sebab-akibat,
pemecahan masalah dan umum-khusus.

xviii
.

BAB III
PENUTUP

3.1.Kesimpulan

Telah sama-sama di ketahui bahwa dalam tata Bahasa Indonesia,


mengarang memerlukan 3 aspek penting yakni adanya Topik, Tema, dan Kerangka
Karangan. Topik berarti pokok pembicaraan atau pokok permasalahan, sedangkan
Tema berarti pokok pemikiran, ide atau gagasan. Dan Kerangka karangan adalah
rencana teratur tentang pembagian dan penyusunan gagasan.
Dengan menentukan tema topik dan kerangka karangan secara baik maka
akan menghasilkan karangan yang baik pula dan menarik orang untuk
membacanya. Menentukan sebuah topik, tema dan kerangka karangan yang tepat
wajib hukumnya bagi semua orang dalam pembuatan sebuah karangan tertulis
karena membantu dalam penulisannya agar tertata dan sesuai dengan yang
diingikan dari awal penulisannya.

Topik yang baik harus menarik dan dibaca serta dikuasai dengan baik oleh
penulis minimal prinsip-prinsip ilmiah. Sedangkan tema yang baik adalah tema
yang menarik perhatian penulis, tema yang di kenal atau di ketahui dengan baik,
bahan-bahannya dapat di peroleh, tema dibatasi ruang lingkup. Serta dengan adanya
kerangka karangan dapat memudahkan penulisan sebuah karya tulis agar menjadi lebih
sistematis dan rapih.

3.2.Saran

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya


penulis akan lebihn fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah diatas
dengan sumber-sumber yang lebih banyak dan tentunya dapat di pertanggung

xix
jawabkan. Oleh karena itu, segala kritik, saran atau masukan dari pembaca sangat
diharapkan untuk menunjang perbaikan makalah yang lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Ahyar, J. 2014. Modul Menulis Karangan Ilmiah, data media : jakarta

Finoza, L. 2003. Komposisi Bahasa Indonesia, Insan Maulia : Jakarta.

Groya, K. 1993.Komposisi,Nusa Indah, Surabaya.

Karyanto,B.2009. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, Gramedia


Indonesia:Jakarta.

Widagdo,D. 1997. Bahasa Indonesia Pengantar Kemahiran Berbahasa Indonesia


di Perguruan Tinggi, Gamedia Indonesia : Jakarta.

xx

Anda mungkin juga menyukai