DAFTAR ISI.........................................................................................................................i
KATA PENGANTAR
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Pokok Pembahasan
1.3 Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Topik
2.1.1 Pengertian Topik
2.1.2 Sumber Topik
2.1.3 Pembatasan Topik
2.1.4 Kriteria Topik yang Baik
2.1.5 Cara Membuat Topik
2.1.6 Tujuan Penulisan
2.2 Tema
2.2.1 Pengertian Tema
2.2.2 Kedudukan Tema Dalam Suatu Karangan
2.3 Kerangka Karangan
2.3.1 Pengertian Kerangka Karangan
2.3.2 Macam dan Bentuk Karangan
2.3.3 Pola Penyusunan Kerangka Karangan
BAB III
PENUTUP
3.1 Penutup
3.1.1 Kesimpulan
3.1.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah tentang TOPIK TEMA DAN KERANGKA
KARANGAN ini dengan baik meskipun banyak sekali kekurangan didalamnya. Dan juaga saya
berterimakasih kepada selaku dosen mata kuliah BAHASA INDONESIA yang telah memberi
tugas ini kepada saya.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai TOPIK, TEMA DAN KERANGKA KARANGAN. Saya juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah
yang telah saya buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah yang sederhana ini dapat di pahami bagi siapa pun yang membacanya.
Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan, saya
mohon kritik dan saran yang membangun dari anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang
akan datang.
Sedangkan sebuah judul dapat kita artikan sebagai ujung tombak sebuah karangan karena dengan
judul yang menarik maka pembaca akan merasa penasaran dan tentunya ingin membaca isi dari
karangan tersebut. Atau dapat kita katakan juga, dengan adanya judul maka secara tidak langsung
karanga tersebut akan jadi menarik bagi pembaca untuk mengetahui apa isi karanga tersebut.
Keserasian dari tiga pokok tulisan ini dalam hal ini tema, topik dan judul maka sangatlah penting untuk
mencapai sebuah karangan atau tulisan yang baik dan pastinya menarik.
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui definisi dari topik, tema dan kerangka karangan
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui cara membuat topik, tema dan kerangka karangan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Topik
2.1.1 Pengertian Topik
Topik berasal dari bahasa Yunani “Topoi” yang berarti tempat. Ini dapat diartikan bahwa topik
merupakan sesuatu hal yang sudah ditentukan dan dibatasi. Topik berarti pokok pembicaraan ataupun
pokok permasalahan. Topik karangan adalah suatu hal yang digarap menjadi karangan. Topik
merupakan jawaban atas pertanyaan Masalah apa yang akan ditulis? Atau hendak menulis tentang
apa? Atau topik merupakan suatu contoh dari pembicaraan atau apapun yang akan menjadi landasan
dalam penulisan sebuah artikel. Adapun syarat sebuah topik adalah harus menarik perhatian dan
tentunya bermanfaat unutk penulis dan pembaca dan topik yang dipilih harus mempunyai sumber
acuan yang jelas atau real, dll.
Jika kita akan membuat sebuah karangan, maka sebaiknya terlebih dahulu memilih dan
menetapkan topik dan judulnya. Ciri khas topik terletak pada permasalahannya yang bersifat umum dan
belum terurai, adapun judul karangan pada umumnya adalah rincian dan penjabaran dari topik. Jika
dibandingkan dengan topik, judul lebih spesifik dan sering telah menyiratkan permasalahan atau
variabel yang akan dibahas.
Bertumpu dari penjelasan diatas, maka dapat kita ketahui persamaan juga perbedaan antara
topik dengan judul. Topik dapat menjadi judul karangan, topik juga dapat menjadi payung besar yang
bersifat umum dan belum menggambarkan sudut pandang penulisnya. Sedangkan judul lebih spesifik
dan telah mengandung permasalahan yang lebih jelas atau lebih terarah.
Contoh jika dalam menggarap karya ilmiah seperti skripsi, judul memang ditetapkan pada awal
proses penulisannya, yaitu pada waktu pengajuan outline. Akan tetapi kita perlu tahu bahwa proses
pembuatan judul itu sebenarnya tetap berawal dari pemilihan topik. Pada jenis karangan lain sesudah
karangan selesai, serta dapat diganti-ganti sepanjang hal itu relevan dengan isi karangan dan sesuai
dengan topik yang ditentukan.
a. Perjalanan
c. Kelompok anda
f. Peristiwa lucu
a. Pekerjaan tambahan
b. Profesi keluarga
a. Hasil-hasil penelitian
5. Pendapat pribadi
a. Kritik terhadap buku, film, puisi, pidato, iklan, siaran radio atau televisi, dll.
c. Artikel
d. Materi kuliah
e. Penemuan mutakhir
7. Masalah abadi
a. Agama
b. Pendidikan
d. Problem pribadi
8. Kilasan biografi
a. Orang-orang terkenal
b. Orang-oarang berjasa
9. Kejadian khusus
a. Pekerjaan
b. Hobi
c. Rumah tangga
d. Pengembangan diri
f. Tambahan ilmu
g. Minat khusus
Menurut Keraf (1979:113) merumuskan kiat pembatasan topik adalah langkahnya sebagai berikut:
2. Ajukanlah pertanyaan, apakah topik yang berada dalam kedudukan sentral itu masih bisa diperinci lebih
lanjut atau tidak. Demikian dilakukan berulang sampai di peroleh topik yang sangat khusus.
4. Ajukanlah pertanyaan, apakah sektor tadi masih perlu diperinci lebih lanjut atau tidak demikian
dilakukan berulang sampai diperoleh topik yang sangat khusus.
Pastikan bahwa topik yang hendak dibahas benar-benar sudah dikuasai materinya.
Topik yang menarik minat anda akan membuat anda lancar menuliskannya. Selain itu, jika anda menarik
menuliskannya tentu akan membuat anda semangat untuk mencari referensinya.
Percuma saja menulis sesuatu yanag kira-kira tidak membuat orang tertarik untuk membacanya.
Meskipun minat membaca seseorang tentulah berkaitan dengan latar belakang pengetahuannya, akan
tetapi jika anda menulis sesuaut yang baru, eksotis, menyodorkan alternatif lain, menimbulkan rasa
ingin tahu, membuat seseorang terlibat emosional, dan hal eksotis ini akan menarik orang untuk
membacanya.
Suatu topik yang belum ada sama sekali referensi akan sangat merepotkan anda sendiri, untuk itu,
sedapat mungkin hindarilah topik yang seperti itu.
a. Menurut tempat: negara tertentu lebih khusus dari pada dunia: Jakarta lebih terbatas dari pulau Jawa.
Topik “pulau Jawa sebelum Indonesia merdeka” lebih sempit menjadi “Jakarta sebelum Indonesia
merdeka”.
d. Munurut pembagian bidang kehidupan manusia: politik, sosial, ekonomi, kebudayaan, agama, kesenian,
dll. Karangan tentang “usaha pemerintah dalam bidang ekonomi” di perkhusus menjadi “kebijaksanaan
diregulasi di bidang ekonomi selama ganti”.
e. Menurut aspek khusus umum: individual kolektif: “pengaruh siaran televisi terhadap kaum tani di Jawa
Timur” dapat dipersempit menjadi “pengaruh siaran televisi di Boyolali”.
f. Menurut objek material dan objek formal. Objek material ialah bahan yang dibicarakan; objek formal
ialah sudut darimana bahan itu kita tinjau, misalnya: “kesussastraan Indonesian (objek material) di tinjau
dari sudut gaya bahasanya (objek formal). Kepemimpinan di tinjau dari sudut pembentukan kader-kader
baru; keluarga berencana di tinjau dari segi Agama.
Tujuan Khusus:
a. Memberi keyakinan pada pembaca bahwa damai memberi ketenangan dan kenyamanan dalam
kehidupan kita.
b. Memberi keyakinan kepada pembaca bahwa damai membuat kehidupan menjadi lebih indah.
2.2 Tema
2.2.1 Pengertian Tema
Tema berasal dari bahasa Yunani “Theitenai”, yang berarti sesuatu yang telah diuraikan atau
sesuatu yang telah di tempatkan. Tema merupakan amanat utama yang disampaikan oleh penulis
melalui karangannya. Dalam karang mengarang, tema adalah pokok pikiran yang mendasari karangan
yang akan disusun menjadi tulisan. Tema ini yang akan menentukan arah tulisan atau tujuan dari
penulisan artikel itu.
Tema yang menarik perhatian penulis akan memungkinkan penulis berusaha terus-menerus mencari
data untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi, penulis akan di dorong terus-menerus agar
dapat menyelesaikan karya tulis tersebut sebaik-baiknya.
Sebuah tema yang baik harus dapat dipikirkan apakah bahannya cukup tersedia disekitar kita atau tidak.
Bila cukup tersedia, hal ini memungkinkan penulis untuk dapat memperolehnya kemudian mempelajari
dan menguasai sepenuhnya.
Tema yang terlampau umum dan luas yang mungkin belum cukup kemampuannya untuk menggarapnya
akan lebih bijaksana kalau dibatasi ruang lingkupnya.
2.3 Kerangka
2.3.1 Pengertian Kerangka
karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan penyusunan gagasan. Fungsi utama
kerangka karangan adalah mengatur hubungan diantara gagasan-gagasan yang ada. Kerangka
mengandung rencana kerja bagaimana menyusun karangan. Kerangka akan membantu penulis
menggarap karangan menjadi logis dan teratur serta memungkinkan penulis membedakan ide-ide
utama dari ide-ide tambahan.
Kerangka karangan dapat megalami perubahan terus menerus untuk mencapai suatu bentuk
yang lebih sempurna. Kerangka karangan dapat berbentuk catatan sederhana, tetapi dapat juga
mendetail. Kerangka yang belum final dapat disebut outline, sementara kerangka yang sudah tersusun
rapi dan lengkap disebut sebagai outline final.
Kerangka karangan dapat membantu pengarang atau penulis dalam hal-hal seperti berikut:
c. Memberi fokus atau arah sehingga pengarang tidak keluar dari sasaran yang telah ditetapkan,
d. Membantu pengarang mengatur atau menetapkan klimaks yang berbeda-beda di dalam karangannya,
juga menata detail karangan, dan
e. Sebagai miniatur dari keseluruhan karangan, pembaca dapat melihat intisari ide serta struktur suatu
karangan.
2.3.2 Macam dan Bentuk Karangan
Kerangka karangan ada dua macam yaitu: kerangka topik dan kerangka kalimat.
1. Kerangka topik
Dalam praktik pemakaian, kerangka yang banyak di pakai adalah kerangka topik. Kerangka topik
terdiri atas kata, frasa, koma atau klausa, yang di dahului dengan tanda-tanda atau kode tertentu untuk
menyatakan hubungan antar gagasan. Tanda baca akhir (.) tidak diperlukan karena tidak dipakainya
kalimat tidak lengkap. Kerangka kalimat lebih bersifat resmi berupa kalimat lengkap. Pemakaian lengkap
menunjukkan diperlukannya pemikiran yang lebih luas daripada yang dituntut di dalam kerangka topik.
Tanda baca titik harus dipakai pada akhir setiap kalimat yang di pakai untuk menuliskan judul dan sub
bab.
2. Kerangka kalimat
Kerangka kalimat banyak di pakai pada proses awal penyusunan outline. Bila outline sudah selesai,
kerangka kalimat itu dapat di padatkan menjadi kerangka topik, demi kepraktisan. Pemakaian kalimat
dapat saja untuk menulis judul sub bab. Jadi kerangka bisa saja berbentuk gabungan kerangka kalimat
dan kerangka topik. Meskipun pemakaian kerangka topik lebih dominan, tidaklah dipantang mencampur
dengan kerangka kalimat, meski hanya untuk penulisan judul-judul sub bab.
Kerangka dapat dibentuk dalam sistem tanda untuk kode tertentu. Hubungan antara gagasan
yang ditunjukkan oleh kerangka dinyatakan dengan serangkaian kode yang berupa huruf dan angka.
Bagian utama biasanya di dahului dengan angka tertentu (misalnya angka romawi), sedangkan bagian
bawahnya (subbagian) menggunakan tanda yang lain. Ada juga kerangka yang hanya menggunakan
angka arab saja, jika karangannya tidak terlalu panjang, misalnya untuk makalah atau artikel sederhana.
Kode-kode itu akan lebih kompleks didalam karangan yang benar-benar seperti skripsi, thesis, disertasi
dan buku.
a. Pola alamiah
Seperti yang telah diuraikan diatas, penyusunan kerangka karangan yang berpola alamiah
mengikuti keadaan alam yang berdimensi ruang dan waktu. Oleh karena itu, urutan unit-unit
dalam kerangka pola alamiah dapat dibagi dua, yaitu urutan ruang dan urutan waktu.
1. Urutan ruang
Yang dimaksud dengan urutan adalah pola uraian yang menjabarkan keadaan suatu ruang seperti
dari kiri ke kanan, dari atas ke bawah, dan seterusnya. Urutan ruang di pakai untuk
mendeskripsikan suatu tempat atau ruang umpamanya kantor, gedung, lokasi atau wilayah
tertentu. Berikut ini contoh bagian kerangka karangan yang memakai urutan ruang.
2. Urutan waktu
Urutan waktu dipakai untuk menarasiakan (menceritakan) suatu peristiwa atau kejadian, baik
yang berdiri sendiri maupun merupakan rangkaian peristiwa. Kerangka tentang sejarah pastilah
memakai urutan waktu. Agar tidak membosankan, urutan waktu seperti diatas dapat divariasikan
dengan susunan terbalik misalnya dari akhir ke awal.
Perhatikan contoh kerangka karangan yang memakai urutan waktu di bawah ini.
1. Apakah Ecstasy
2. Bahaya Ecstasy
a. Bahasa lisan
b. Bahasa tuis
a. Kemampuan kebahasaan
b. Kemampuan akting
BAB III
PENUTUP
3.1 Penutup
3.1.1 Kesimpulan
Dengan menentukan tema dan topik secara baik maka akan menghasilkan karangan yang baik
pula dan menarik orang untuk membacanya. Ditambah dengan judul yang mengesankan dan membuat
orang penasaran ingin membaca menjadi nilai tambahan bagi sebuah karangan tersebut.
Menentukan judul yang tepat harus didasarkan terhadap apa tema dan topiknya jangan sampai
bertentangan, apalagi melenceng jauh dari kaidah-kaidah yang sudah di tentukan dalam perumusan
sebuah karangan tersebut. Menentukan sebuah topik, tema dan judul yang tepat wajib hukumnya bagi
semua orang dalam pembuatan sebuah karangan tertulis karena membantu dalam penulisannya agar
tertata dan sesuai dengan yang diingikan dari awal penulisannya.
Topik yang baik harus menarik dan dibaca serta dikuasai dengan baik oleh penulis minimal
prinsip-prinsip ilmiah. Sedangkan tema yang baik adalah tema yang menarik perhatian penulis, tema
yang di kenal atau di ketahui dengan baik, bahan-bahannya dapat di peroleh, tema dibatasi ruang
lingkup. Dan judul yang baik adalah harus relevan, harus provokatif dan harus singkat.
3.1.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebihn fokus
dan details dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan sumber-sumber yang lebih banyak dan
tentunya dapat di pertanggung jawabkan. Oleh karena itu, segala kritik, saran atau masukan dari
pembaca sangat diharapkan untuk menunjang perbaikan makalah yang lebih baik lagi.