Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MAKALAH

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

TOPIK, TEMA, DAN KERANGKA KARANGAN

DOSEN PENGAJAR :
ALIBASA LIMBONG, S.Pd., M.Pd.

OLEH KELOMPOK VIII


AGATHA ERZA RAIHAN - 2191022008
CLAUDIA PRAMESTI TJAHJANI TRISAKTI - 2191022021
NAJIBATUL KHALIMAH – 2191022013
SANDRA KARTIKA SARI – 2191022002

INSTITUT BISNIS NUSANTARA


JL. PULOMAS TIMUR 3A, BLOK NO.2 KAYU PUTIH,
JAKARTA TIMUR
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, pujian dan terima kasih kepada tim penulis panjatkan kehadiran Allah Ta'al.
Karena rahmat dan karunia-Nya yang melimpah, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Topik, Tema, dan Kerangka Karangan. Tim penulis berharap makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman pembaca tentang Topik, Tema dan Kerangka Karangan. Demikian juga
Allah SWT yang telah memberikan kami kesehatan dan kesempatan yang melimpah sehingga kami
dapat menyusun artikel ini dari berbagai sumber, yaitu melalui studi pustaka dan media internet.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Bahasa Indonesia yang diberikan oleh
dosen pengajar kami, Ibu Alibasa Limbong, S.Pd., M.Pd. Semoga informasi dan materi yang terdapat
dalam artikel ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Tidak ada yang sempurna di dunia ini kecuali
Allah SWT. Tuhan Yang Maha Sempurna, maka dari itu kami mohon kritik dan saran yang
membangun untuk penyempurnaan makalah kami selanjutnya.
Oleh karena itu, makalah ini kami buat dan kami mohon maaf atas segala kesalahan penulisan,
atau atas ketidaksesuaian materi yang telah kami sajikan dalam makalah ini. Tim penulis menerima
kritik dan saran dari pembaca seluas-luasnya agar kami memiliki kesempatan untuk menulis makalah
yang lebih baik di lain waktu.

Jakarta, 22 Mei 2022

Kelompok VIII

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................................................................1
BAB II....................................................................................................................................................
PEMBAHASAN.....................................................................................................................................
2.1 Topik...........................................................................................................................................2
2.1.1 Pengertian Topik..................................................................................................................2
2.1.2 Sumber Topik.......................................................................................................................2
2.1.3 Pembatasan Topik.................................................................................................................3
2.1.4 Kriteria Topik yang Baik......................................................................................................3
2.1.5 Cara Membuat Topik............................................................................................................4
2.1.6 Tujuan Penulisan..................................................................................................................5
2.2 Tema...........................................................................................................................................5
2.2.1 Pengertian Tema...................................................................................................................5
2.2.2 Kedudukan Tema Dalam Suatu Karangan............................................................................6
2.3 Kerangka Karangan..................................................................................................................6
2.3.1 Pengertian Kerangka Karangan.............................................................................................6
2.3.2 Bentuk-bentuk Kerangka Karangan......................................................................................8
2.3.3 Pola Penyusunan Kerangka Karangan..................................................................................9
BAB III...............................................................................................................................................12
PENUTUP..........................................................................................................................................12
3.1 Penutup.....................................................................................................................................12
3.1.1 Kesimpulan.........................................................................................................................12
3.1.2 Saran...................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ketika mempelajari bahasa indonesia ataupun bahasa asing kita akan di hadapkan dengan
istilah topik, dan tema ketika membuat sebuah karangan ataupun sejenisnya. adanya tema
atau topik suatu karang merupakan hal yang sangat di perlukan untuk kerangka tulisan awal
sebelum memulai menulis. Ini dikarenakan topik atau tema ini merupakan acuan untuk
menuangkan isi pikiran atau ide menjadi sebuah tulisan. Adanya topik atau tema ini juga
berguna untuk mencegah sebuah tulisan yang dibuat melenceng dari apa yang diingikan dan
menghasilkan sebuah karang yang diinginkan oleh penulis.
Sedangkan sebuah kerangka karangan dapat kita artikan sebagai ujung tombak sebuah
karangan karena kerangka yang menarik maka pembaca akan merasa penasaran dan tentunya
ingin membaca isi dari karangan tersebut. Atau dapat kita katakan juga, dengan adanya judul
maka secara tidak langsung karanga tersebut akan jadi menarik bagi pembaca untuk
mengetahui  apa isi karanga tersebut. Keserasian dari tiga pokok tulisan ini dalam hal ini
tema, topik dan judul maka sangatlah penting untuk mencapai sebuah karangan atau tulisan
yang baik dan pastinya menarik.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumusan dalam
makalah ini terbagi mejadi 3 (tiga) yaitu Topik, Tema dan Kerangka karangan
1.3 Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui definisi dari topik, tema dan kerangka karangan
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui cara membuat topik, tema dan kerangka karangan

1
BAB II
PEMBAHASAN
2. 1 Topik
2.1.1 Pengertian Topik
Kata topik berasal dari bahasa Yunani , yaitu “topoi” yang berarti inti utama . Dalam
KBBI, topik berarti pokok pembicaraan dalam diskusi, ceramah, karangan, dan sebagainya.
Topik juga dapat diartikan sebagai pokok bahasan yang sifatnya umum dan luas yang
nantinya akan dikembangkan dalam penulisan suatu karangan atau karya ilmiah. Topik berarti
pokok pembicaraan ataupun pokok permasalahan. Adapun syarat sebuah topik adalah harus
menarik perhatian, pembaca dan topik yang dipilih harus mempunyai sumber acuan yang
jelas atau real. Jika kita akan membuat sebuah karangan, maka sebaiknya terlebih dahulu
memilih dan menetapkan topik dan judulnya.

2.1.2 Sumber Topik


Cukup banyak penulis yang mengalami kesulitan dalam menulis. Kesulitan tersebut
terdapat pada penentuan topik yang hendak dibahas, rasanya semua yang ada itu menarik dan
kebanyakan sudah ditulis oleh orang lain. Untuk membantu menentukan topik, menurut
Wayne N.Thompson seorang penulis dapat menentukan sumber topik dengan cara sebagai
berikut:
1.  Pengalaman pribadi
a. Perjalanan
b. Tempat yang pernah dikunjungi
c. Kelompok anda
d. Wawancara dengan tokoh
e. Kejadian luar biasa
f. Peristiwa lucu
2.  Hobi dan keterampilan
a. Cara melakukan sesuatu
b. Cara kerja sesuatu
3.  Pengalaman pekerjaan atau profesi
a. Pekerjaan tambahan
b. Profesi keluarga
4.  Pelajaran sekolah atau kuliah
a. Hasil-hasil penelitian
b. Hal-hal yang perlu diteliti lebih lanjut
5. Pendapat pribadi
a. Kritik terhadap buku, film, puisi, pidato, iklan, siaran radio atau televisi, dll.
b. Hasil pengamatan pribadi
6. Peristiwa hangat atau pembicaraan publik
a. Berita halaman muka surat kabar
b. Topik tajuk rencana

2
c. Artikel
d. Materi kuliah
e. Penemuan mutakhir
7.  Masalah abadi
a. Agama
b. Pendidikan
c. Sosial dan masyarakat
d. Problem pribadi
8. Kilasan biografi
a. Orang-orang terkenal
b. Orang-oarang berjasa
9. Kejadian khusus
a. Perayaan atau peringatan
b. Peristiwa yang erat kaitannya dengan perayaan
10. Minat khalayak
a. Pekerjaan
b. Hobi
c. Rumah tangga
d. Pengembangan diri
e. Kesehatan dan penampilan
f. Tambahan ilmu
g. Minat khusus

2.1.3 Pembatasan Topik


Penulisan karangan harus dimulai dengan topik yang cakupannya terbatas dan mudah
dipahami. Topik yang terbatas maksudnya bahwa topik itu tidak terlalu luas dan tidak terlalu
sempit ruang lingkupnya.
Topik yang terlalu umum dan luas dapat mengakibatkan uraian menjadi kabur dan
tidak terarah. Paling tidak, topik yang terlalu umum dan luas tidak memberikan kesempatan
untuk membahasnya secara mendalam. Sebaliknya topic yang terlalu sempit akan bersifat
sangat khusus dan tidak banyak manfaatnya, kecuali jika melaporkan hasil suatu studi kasus.
Menurut Sabarti Akhadiah (1994:211), ada lima hal yang perlu diperhatikan dalam
memilih topik:
1. Ada manfaatnya untuk perkembangan ilmu dan profesi,
2. Cukup menarik untuk dibahas,
3. Dikenal dengan baik,
4. Bahannya mudah diperoleh dan
5. Tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit.
Menurut Keraf (1979:113) merumuskan kiat pembatasan topik adalah langkahnya sebagai
berikut:
1. Tetapkan topik yang ingin dibahas dalam suatu kedudukan sentral.
2. Ajukanlah pertanyaan, apakah topik yang berada dalam kedudukan sentral itu masih bisa
diperinci lebih lanjut atau tidak. Demikian dilakukan berulang sampai di peroleh topik
yang sangat khusus.
3. Tetapkanlah yang mana dari perincian tadi yang akan dipilih.

3
4. Ajukanlah pertanyaan, apakah sektor tadi masih perlu diperinci lebih lanjut atau tidak
demikian dilakukan berulang sampai diperoleh topik yang sangat khusus.

2.1.4 Kriteria Topik Yang Baik


Pada tahap ini tentu saja kita sudah menentukan topik yang akan dikembangkan
menjadi satu karangan. Maka selanjutnya, pertimbangkanlah apakah topik tersebut menarik
untuk dijadikan suatu tulisan dan apakah mampu untuk menuliskannya sebagai sebuah
karangan? Untuk menentukan topik yang baik, hal-hal berikut ini dapat dijadikan sebagai
tolak ukur:
1. Topik harus sesuai dengan latar belakang penulisnya.
Pastikan bahwa topik yang hendak dibahas benar-benar sudah dikuasai materinya.

2. Topik harus sesuai dengan minat anda.


Topik yang menarik minat anda akan membuat anda lancar menuliskannya. Selain itu,
jika anda menarik menuliskannya tentu akan membuat anda semangat untuk mencari
referensinya.

3. Topik harus menarik minat pembaca.


Percuma saja menulis sesuatu yanag kira-kira tidak membuat orang tertarik untuk
membacanya. Meskipun minat membaca seseorang tentulah berkaitan dengan latar
belakang pengetahuannya, akan tetapi jika anda menulis sesuaut yang baru, eksotis,
menyodorkan alternatif lain, menimbulkan rasa ingin tahu, membuat seseorang terlibat
emosional, dan hal eksotis ini akan  menarik orang untuk membacanya.

4. Topik harus dapat di tunjang dengan referensi lain.


Suatu topik yang belum ada sama sekali referensi akan sangat merepotkan anda sendiri,
untuk itu, sedapat mungkin hindarilah topik yang seperti itu.

5. Topik harus dibatasi ruang lingkupnya.


Topik yang terlalu luas akan menyulitkan anda sendiri dan akan menyita banyak waktu
anda. Lagi pula pembicaraan anda tidak akan terfokus. Hal ini akan membuat tulisan anda
akan bertele-tele.

2.1.5 Cara Membuat Topik

Sebelum mengangkat sesuatu menjadi topik dalam tulisan, pengarang harus benar-
benar mengetahui pokok permasalahannya. Agar pembicaraan pengarang tidak melantur,
hendaknya topik dipersempit sesuai dengan rencana. Dengan itu, akan diperoleh salah satu
aspek untuk diangkat menjadi pokok pembahasan karangan. Contoh berikut adalah cara untuk
mempersempit topik supaya lebih spesifik dari topik sebelumnya:

a. Menurut tempat: negara tertentu lebih khusus daripada dunia: Jakarta lebih terbatas dari
pulau Jawa. Topik “pulau Jawa sebelum Indonesia merdeka” lebih sempit menjadi
“Jakarta sebelum Indonesia merdeka”.
b. Menurut waktu/periode/zaman: “kebudayaan Indonesia” dipersempit menjadi “seni
patung pada zaman kerajaan Hindu”.
c. Menurut hubungan sebab-akibat: “Dekadensi moral di kalangan Muda-mudi” dapat 
dipersempit menjadi “pokok pangkal timbulnya krisis moral di kalangan muda-mudi”.

4
d. Menurut pembagian bidang kehidupan manusia: politik, sosial, ekonomi, kebudayaan,
agama, kesenian, dll. Karangan tentang “usaha pemerintah dalam bidang ekonomi” di
per khusus menjadi “kebijaksanaan deregulasi di bidang ekonomi selama ganti”.
e. Menurut aspek khusus umum: individual kolektif: “pengaruh siaran televisi terhadap
kaum tani di Jawa Timur” dapat dipersempit menjadi “pengaruh siaran televisi di
Boyolali”.
f. Menurut objek material dan objek formal. Objek material adalah bahan yang
dibicarakan; objek formal adalah sudut darimana bahan itu kita tinjau, misalnya:
“kesusastraan Indonesian (objek material) ditinjau dari sudut gaya bahasanya (objek
formal). Kepemimpinan ditinjau dari sudut pembentukan kader-kader baru; keluarga
berencana ditinjau dari segi Agama.

2.1.6 Tujuan Penulisan


Setelah menemukan topik, langkah selanjutnya menentukan tujuan penulisan.
Maksudnya, apa yang ingin dicapai dengan menulis topik karangan tertentu. Pada dasarnya
tujuan penulisan dapat dikelompokkan atas tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum
bersifat informatif. Adapun Tujuan Khusus adalah tujuan yang dijabarkan dari tujuan umum.
Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut:
Topik : Pentingnya Menjaga Perdamaian
Judul : Damai itu Indah
Tujuan umum : Argumentasi
Tujuan Khusus:
a. Memberi keyakinan pada pembaca bahwa damai memberi ketenangan dan
kenyamanan dalam kehidupan kita.
b. Memberi keyakinan kepada pembaca bahwa damai membuat kehidupan menjadi
lebih indah.
c. Mengajak pembaca untuk selalu menjaga perdamaian itu.

2.2 Tema
2.2.1 Pengertian Tema
Tema berasal dari bahasa Yunani “Theitenai”, yang berarti sesuatu yang telah
diuraikan atau sesuatu yang telah di tempatkan. Tema merupakan persoalan utama yang
diungkapkan oleh seorang pengarang dalam sebuah karya sastra, seperti cerpen, novel,
ataupun suatu karya tulis. Tema juga dapat dikatakan sebagai suatu gagasan pokok atau ide
dalam membuat suatu tulisan.

  Dilihat dari sudut karangan yang telah selesai, tema adalah suatu amanat yang
disampaikan oleh penulis melalui karangannya. Sedangkan dari segi proses penulisan, tema
adalah suatu perumusan dari topik yang akan dijadikan landasan pembicaraan dan tujuan
yang akan dicapai melalui topik. Hasil perumusan tema bisa dinyatakan dalam sebuah kalimat
singkat, tetapi dapat pula mengambil bentuk berupa sebuah alinea, ikhtisar-ikhtisar, dan
kadang-kadang ringkasan.

5
Ciri-Ciri Tema
1. Dalam novel dan Cerpen, tema biasanya dapat dilihat melalui persoalan yang
dikemukakan.
2. Tema juga dapat dilihat melalui cara-cara watak itu bertentangan satu sama lain,
bagaimana cerita diselesaikan.
3. Tema dapat dikesan melalui peristiwa, kisah, susasana dan unsur lain seperti nilai
kemanusiaan yang terdapat dalam cerita, plot cerita, perwatakan watak-watak dalam
sebuah cerita.

Syarat-syarat memilih tema yang baik:


1.      Tema menarik perhatian penulis,
Tema yang menarik perhatian penulis akan memungkinkan penulis berusaha
terus-menerus mencari data untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi,
penulis akan di dorong terus-menerus agar dapat menyelesaikan karya tulis tersebut
sebaik-baiknya.

2.      Tema dikenal atau diketahui dengan baik,


Maksudnya bahwa sekurang-kurangnya prinsip-prinsip ilmiah diketahui oleh
penulis. Berdasarkan prinsip-prinsip ilmiah yang diketahuinya, penulis akan berusaha
sekuat tenaga mencari data melalui penelitian, observasi, wawancara dan sebagainya,
sehingga pengetahuannya mengenai masalah itu bertambah dalam. Dalam keadaan
demikian, disertai pengetahuan teknis ilmiah dan teori ilmiah yang dikuasainya
sebagai latarbelakang masalah tadi, maka ia sanggup menguraikan tema itu sebaik-
baiknya.
3.      Bahan-nahannya dapat di peroleh
Sebuah tema yang baik harus dapat dipikirkan apakah bahannya cukup
tersedia disekitar kita atau tidak. Bila cukup tersedia, hal ini memungkinkan penulis
untuk dapat memperolehnya kemudian mempelajari dan menguasai sepenuhnya.

4.      Tema dibatasi ruang lingkupnya


Tema yang terlampau umum dan luas yang mungkin belum cukup
kemampuannya untuk menggarapnya akan lebih bijaksana kalau dibatasi ruang
lingkupnya.

2.2.2 Kedudukan Tema Dalam Suatu Karangan


Tema berarti suatu pokok pemikiran atau gagasan pokok atau ide pikiran tentang
suatu hal, salah satunya membuat sebuah tulisan. Jadi jika diandaikan sebuah rumah tema
merupakan fondasinya. Pokok pemikiran tertentu yang akan disampaikan oleh penulis dalam
karangannya disebut tema karangan. Penetapan tema sebelum mulai mengarang sangatlah
penting untuk menjamin penyampaian ide secara teratur dan jelas sehingga isi karangan akan
dapat dipahami oleh pembaca dengan mudah. Tema hendaknya harus diungkapkan secara
eksplisit agar dapat membantu memudahkan penulis dalam menulis sebuah kerangka
karangan (outline).
Berdasarkan uraian diatas, contoh berikut akan memperjelas kedudukan tema dalam suatu
kerangka karangan, sekaligus membedakan antara topik, judul dan tema.
·         Topik : upaya mengatasi tawuran antar pelajar
·         Judul : (dapat disesuaikan dengan selera penulis)

6
1.      Tawuran lagi, tawuran lagi...... pusing!
2.      Tawuran pada anak sekolah, penyakit kriminalitas.
3.      Tawuran antar sesama pelajar dapat merusak moralitas anak bangsa.
Tema : Upaya mengatasi kriminalitas para pelajar bukanlah semata-mata tanggungjawab
aparat kepolisian saja, melainkan juga menjadi tanggung jawab orangtua para pelajar.
Permasalahan ini tidak mungkin dapat dipecahkan tanpa bantuan semua pihak yang terkait.
Dalam hal ini yang paling di perlukan adalah adanya kesadaran bahwa kita ini adalah umat
yang bergama yang memiliki keyakinan dan kepercayaan yang luhur dan sakral, bahwa kita
semua adalah makhluk hidup haruslah hidup damai dan berdampingan.
Seperti dalam topik, tema juga perlu pembatasan dalam penulisannya agar penulis tidak
melantur atau melenceng dari pokok bahasan yang utama. Dengan begitu penulis akan lebih
mudah membuat suatu karangan yang efektif.

2.3 Kerangka Karangan


2.3.1 Pengertian Kerangka Karangan
Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan penyusunan
gagasan. Fungsi utama kerangka karangan adalah mengatur hubungan diantara gagasan-
gagasan yang ada. Kerangka akan membantu penulis menggarap karangan menjadi logis dan
teratur serta memungkinkan penulis membedakan ide-ide utama dari ide-ide tambahan.
Pembuatan kerangka karangan ini sangat penting, terutama bagi penulis pemula, agar tulisan
tidak kaku dan penulis tidak bingung dalam melanjutkan tulisannya.
Kerangka karangan dapat megalami perubahan terus menerus untuk mencapai suatu
bentuk yang lebih sempurna. Kerangka karangan dapat berbentuk catatan sederhana, tetapi
dapat juga mendetail. Kerangka yang belum final dapat disebut outline, sementara kerangka
yang sudah tersusun rapi dan lengkap disebut sebagai outline final.

Kerangka karangan dapat membantu pengarang atau penulis dalam hal-hal seperti
berikut:
a. Mempermudah pengarang maenuliskan karangannya,
b. Membatasi pengarang menuliskan karangannya,
c. Memberi fokus atau arah sehingga pengarang tidak keluar dari sasaran yang telah
ditetapkan,
d. Membantu pengarang mengatur atau menetapkan klimaks yang berbeda-beda di
dalam karangannya, juga menata detail karangan, dan
e. Sebagai miniatur dari keseluruhan karangan, pembaca dapat melihat intisari ide
serta struktur suatu karangan.

7
2.3.2 Bentuk-bentuk Kerangka Karangan
Berikut ini terdapat beberapa bentuk-bentuk kerangka karangan, terdiri atas:

1. Berdasarkan Perumusan Teksnya


a. Kerangka kalimat
Kerangka kalimat mempergunakan kalimat deklaratif ( berita) yang lengkap untuk
merumuskan setiap topik, sub topik, maupun sub-sub topik.

Manfaat kerangka kaimat meliputi:

 Ia memaksa penulis untuk merumuskan dengan tepat topik yang akan diuraikan,
serta perincian-rincian tentang topik itu.
 Perumusan topik-topik dalam tiap unit akan tetap jelas, walaupun telah lewat
bertahun-tahun.Penulis masih sanggup mengikuti rencana aslinya, walaupun baru
digarap bertahun-tahu kemudian.
 Kalimat yang dirumuskan dengan baik dan cermat akan jelas bagi siapapun,
seperti bagi pengarangnya sendiri.

b. Kerangka topik
Kerangka topik  dimulai dengan perumusan tesis dalam sebuah kalimat yang lengkap.
Sesudah itu semua pokok,. baik pokok-pokok utama maupun pokok-pokok bawahan,
dirumuskan dengan mencantumkan topiknya saja, dengan tidak mempergunakan
kalimat yang lengkap. Kerangka topik dirumuskan dengan mempergunakan kata atau
frasa. Sebab itu kerangaka topik tidak begitu jelas dan cermat seperti kerangka
kalimat. Kerangka topik manfaatnya kurang bila dibandingkan dangan kerangka
kalimat, terutama jika tenggang waktu antara perencanaan antara kerangka karangan
itu dengan penggarapannya cukup lama.

c. Gabungan antara kerangka kalimat dan kerangka topik


Kerangka karangan yang menggabungkan antara kerangka kalimat dan kerangka
topik. Kerangka karangan yang mencakup kalimat berita dan dan sub-sub bagian
maupun pokok-pokok utama dan pokok-pokok bawahan.

2. Berdasarkan Bentuk Karangan


a. Karangan Deskripsi
Bentuk karangan seperti ini banyak di jumpai dalam berbagai betuk karangan,
misalnya novel, cerpen , laporan atau berita. Deskripsi adalah Tulisan yang
menggambarkan bentuk objek pengamatan, rupa, sifat, rasa atau corak yang
melukiskan perasaan.

Sebuah deskripsi di buat untuk membantu pembaca membayangkan suasana


mengenal ciri orang, dan untuk memahami suat sensasi atau perasaan melalui
ungkapan bahasa. Oleh karenanya dalam membuat deskripsi harus berdasar pada
pengamatan yang cermat dan penyusunan kalimat yang tepat yang harus diawali
dengan sebuah gambaran yang umum, yang berupa kalimat atau frasa.

Ada berbagai jenis deskripsi yang berupa deskripsi penampilan, kesopanan perilaku,
sifat, suara, cara bicara, dan sikap dan ada pula deskripsi melalui pencerapan salah
satu pancaindera kita yang harus disusun secara kronologis dan logis.

8
b. Karangan Narasi
Secara sederhana di kenal sebagai cerita, peristiwa atau kejadian dalam satu urutan
waktu yang ada pula tokoh yang menghadapi suat konflik yang berisi fakta atau fiksi.

c. Karangan Eksposisi
Tulisan yang memberikan informasi, penjelasan, keterangan atau pemahaman kepada
pembaca yang dapat di temui pada tulisan edotorial, esai, petunjuk penggunaan atau
ulasan yang didasarkan pada perincian yang khusus dan cermat, penalaran, dan
penggunaan contoh.

d. Karangan Argumentasi
Karangan yang bertujuan untuk meyakinkan orang, membuktikan pendapat atau
pendirian pribadi atau membujuk pihak lain agar sebuah pendapat pribadi di terima
yang dibuat dengan menyusun alasan atau pembuktian untuk menunjang kalimat
topik dengan memberikan penjelasan dan fakta yang tepat.

e. Karangan Persuasi
Karangan ini bertujuan mempengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu.

2.3.3 Pola Penyusunan Kerangka Karangan


Ada dua pola terpenting yang lazim dipakai untuk menyusun kerangka
karangan, yaitu pola alamiah dan pola logis. Pola pertama disebut alamiah karena
memakai pendekatan berdasarkan faktor alamiah yang esensial, yaitu ruang (tempat)
dan waktu. Pola yang kedua dinamakan pola logis karena memakai pendekatan
berdasarkan jalan pikiran atau cara berpikir manusia yang selalu mengamati sesuatu
berdasarkan logika.
a. Pola alamiah
Seperti yang telah diuraikan diatas, penyusunan kerangka karangan yang
berpola alamiah mengikuti keadaan alam yang berdimensi ruang dan waktu. Oleh
karena itu, urutan unit-unit dalam kerangka pola alamiah dapat dibagi dua, yaitu urutan
ruang dan urutan waktu.
1.      Urutan ruang
Yang dimaksud dengan urutan adalah pola uraian yang menjabarkan keadaan
suatu ruang seperti dari kiri ke kanan, dari atas ke bawah, dan seterusnya. Urutan
ruang dipakai untuk mendeskripsikan suatu tempat atau ruang umpamanya kantor,
gedung, lokasi atau wilayah tertentu. Berikut ini contoh bagian kerangka karangan
yang memakai urutan ruang.
Topik : Laporan Lokasi Banjir di Indonesia
I. Banjir di Pulau Sumatera
A.    Banjir di Sumatera Selatan
a. Daerah Lahat
b. Daerah Pendopo

9
B.     Banjir di Sumatera Utara
a. Daerah Samosir
b. Daerah Toba
C.     Banjir di.....
2.      Urutan waktu
Urutan waktu dipakai untuk menarasiakan (menceritakan) suatu peristiwa
atau kejadian, baik yang berdiri sendiri maupun merupakan rangkaian peristiwa.
Kerangka tentang sejarah pastilah memakai urutan waktu. Agar tidak membosankan,
urutan waktu seperti diatas dapat divariasikan dengan susunan terbalik misalnya dari
akhir ke awal.
Perhatikan contoh kerangka karangan yang memakai urutan waktu di bawah ini.
Topik : Riwayat Hidup Gus Dur
1.      Jati diri Gus Dur
2.      Pendidikan Gus Dur
3.      Karier Gus Dur
4.      Akhir Hidup Gus Dur
Berdasarkan kerangka diatas dapat di buat karangan singkat yang terdiri atas satu
alinea; menjadi satu buku. Begitulah pentingnya membuat kerangka karangan 
sebelum mengarang.
b.      Pola logis
Diatas telah disebutkan bahwa pola logis memakai pendekatan berdasarkan
cara berpikir manusia. Cara dalam berpikir bermacam-macam yaitu bergantung
pada sudut  pandangnya.
Adapun macam-macam urutan logis adalah masalah-antiklimaks, sebab-akibat,
pemecahan masalah dan umum-khusus.
1.      Urutan klimaks
Urutan ini timbul sebagai tanggapan penulis yang berpendirian bahwa posisi
tertentu dari suatu rangkaian merupakan posisi yang paling tinggi
kedudukannya atau yang paling menonjol.
Topik : Kejatuhan Soeharto
a. Praktik KKN Merajalela
b. Keresahan di Dalam Masyarakat
c.  Kerusuhsn Sosial di Mana-mana
d. Tuntutan Reformasi Menggema
e. Kejatuhan yang Tragis

10
2.      Urutan kausal
Mencakup dua pola yaitu urutan dari sebab ke akibat dan urutan akibat ke
sebab. Pada pola pertama suatu masalah di anggap sebagai sebab, yang
kemudian di lanjutkan dengan perincian–perincian yang menelusuri akibat-
akibat yang mungkin terjadi. Urutan ini sangat efektif dalam penulisan sejarah
atau dalam membicarakan persoalan-persoalan yang di hadapi umat manusia
pada umumnya.
Topik : Pemukiman Tanah Tinggi Terbakar
1. Kebakaran di tanah tinggi
2. Penyebab kebakaran
3. Kerugian yang di derita masyarakat dan pemerintah
4. Rencana rehabilitasi fisik

3. Urutan pemecahan masalah


Di mulai dari suatu masalah tertentu, kemudian bergerak menuju kesimpulan
umum atau pemecahan atas masalah tersebut. Sekurang-kurangnya uraian yang
mempergunakan landasan pemecahan masalah terdiri dari tiga bagian utama,
yaitu deskripsi mengenai peristiwa atau persoalan tadi, dan akhirnya alternatif–
alternatif untuk jalan keluar dari masalah yang di hadapi tersebut.

Topik: Virus flu babi / H1N1 dan upaya penanggulangannya)

 Apa itu virusH1N1


 Bahaya virus H1N1
 Cara penanggulangannya

4. Urutan umum-khusus
Dimulai dari pembahasan topik secara menyeluruh (umum), lalu di ikuti
dengan pembahasan secara terperinci (khusus).
Topik : Komunikasi Lisan
1.      Komunikasi dan bahasa
a.       Bahasa lisan
b.       Bahasa tulis
2. Komunikasi lisan dan perangkatnya
a. Kemampuan kebahasaan
1.      Olah vokal
2.      Volume dan nada suara
b. Kemampuan akting
1.      Mimik muka
2.      Gerakan anggota tubuh
3.      Praktik komunikasi lisan

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Penutup
3.1.1 Kesimpulan
Topik adalah pokok pembicaraan ataupun pokok permasalahan. Adapun syarat sebuah topik
adalah harus menarik perhatian dan tentunya bermanfaat untuk penulis, pembaca dan topik yang
dipilih harus mempunyai sumber acuan yang jelas atau real.
Tema berarti pokok pemikiran,ide atau gagasan serta yang akan disampaikan oleh penulis
dalam karangannya disebut tema karangan. Tema dapat diartikan sebagai pengungkapan maksud dan
tujuan,tujuan yang dirumuskan secara singkat dan wujudnya berupa satu kalimat disebut tesis.
Karangan adalah bentuk tulisan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan pengarang dalam
satu kesatuan tema yang utuh. Karangan merupakan rangkaian hasil pikiran atau ungkapan perasaan
ke dalam bentuk tulisan yang teratur. Karangan adalah tulisan yang disusun berdasarkan cara berfikir
yang logis. Karangan adalah bentuk tulisan yang mengungkapkan ide, pikiran, dan perasaan dalam
kesatuan yang utuh. Karangan adalah ungkapan pikiran atau perasaan

3.1.2 Saran
Dengan memahami dan menguasai berbagai kaidah penulisan tema, topik, dan
kerangka karangan. Diharapkan pembaca dapat membuat tema, topik, dan kerangka karangan
yang baik dan benar. Setidaknya dengan memahami pembahasan makalah penulsi kali ini,
pembaca menjadi paham bagaimana cara membuat tema, topik, dan kerangka karangan
dengan baik dan sisitematis dan mengerti apa saja syarat-syarat penyusunan tema, topik, dan
kerangka karangan agar didapat suatu karya yang baik dan benar, serta menghindari
kekeliruan penentuan.
Bagi yang baru terjun dalam membuat suatu karya ilmiah diperlukan kejelian untuk
menentukan tema, topik dan kerangka karangan. Sebaiknya dalam mengambil tema dan topik
yang sesuai dengan materi yang dikuasai. Agar tidak terjadi kekeliruan dalam pembahasan
karya ilmiah atau karangan. Kemudian, teruslah mencipta dan jangan lelah untuk terus belajar
serta perhatikan hal-hal yang penting dalan penulisan atau penentuan tema dan topik.

12
DAFTAR PUSTAKA

Nurdjan, Sukirman (S.S., M.Pd.). 2014. Dasar-dasar Memahami Bahasa Indonesia.


Sulawesi Selatan: Read Institute Press
Baca artikel https://mugnisulaeman.blogspot.com/2018/01/ “Pengertian Tema, Judul, Topik
dan Kerangka Karangan, selengkapnya
https://mugnisulaeman.blogspot.com/2018/01/pengertian-tema-judul-dan-topik.html.
Baca artikel https://catatanpringadi.com/ “Bentuk dan Pola Kerangka Karangan”,
selengkapnya https://catatanpringadi.com/bentuk-dan-pola-kerangka-karangan/

13

Anda mungkin juga menyukai