Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

CRITICAL BOOK REPORT


BAHASA INDONESIA

DOSEN PEMBIMBING
(Trisnawati Hutagalung, S.Pd, M.Pd.)

OLEH:
RIZKY FALMI SETIAWAN TARIGAN
5171230008

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kami
rahmat kesehatan dan kesempatan, sehingga bisa menyusun atau menyelesaikan
penyusunan makalah Bahasa Indonesia yang berjudul Critical Book Report (CBR).

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Trisnawati Hutagalung, S.Pd, M.Pd
yang telah membimbing penulis dan pihak-pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini.

Makalah ini penulis yakini bahwa jauh dari kesempurnaan dan masih banyak
kekurangannya seperti pepatah yang mengatakan “tak ada gading yang tak retak”, baik
isi maupun penyusunnya. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna kesempurnaan tugas ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih, semoga dapat bermanfaat dan bisa
menambah pengetahuan bagi pembaca.

Medan, 13 September 2018

Rizky Falmi Setiawan Tarigan


5171230008

DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................................................. i
Daftar Isi............................................................................................................................. ii
Bab I Pendahuluan........................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang........................................................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................................... 1
1.3 Tujuan........................................................................................................................................... 1
1.4 Identitas Buku............................................................................................................................ 2

Bab II Pembahasan....................................................................................... 3

2.1 Pembahasan Buku Utama...................................................................................................... 3


2.2 Pembahasan Buku Pembanding......................................................................................... 12
2.3 Penilaian Kedua Buku............................................................................................................. 20

Bab III Penutup.............................................................................................. 21

3.1 Kesimpulan................................................................................................................................. 21
3.2 Saran.............................................................................................................................................. 21

Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada dasarnya semua buku yang telah ditulis oleh para penulis memiliki
keunikan masing-masing, namun ada juga diantara mereka yang masih memiliki
kekurangan, hingga buku tersebut belum begitu sempurna untuk dipelajari, sehingga
dibutuhkan buku lain untuk melengkapi kekurangan buku yang satu tadi. Tapi
seharusnya, kita harus sangat berterimakasih kepada para penulis buku, karena mereka
telah memberikan ilmu mereka untuk kita sehingga kita dapat belajar dari buku-buku
mereka.
Oleh karena itu, saya membuat Critical Book Report ini, untuk melihat perbedaan
dan persamaan dari kedua buku yang berbeda penulisnya tentang suatu materi
pembelajaran dan juga untuk memenuhi salah satu tugas Bahasa Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah isi atau pembahasan dari kedua buku ?
2. Apa kekurangan dan kelebihan dari kedua buku tersebut ?

1.3 Tujuan
1. Mengulas isi dari kedua buku.
2. Mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam buku.
3. Melatih diri untuk berpikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan oleh
setiap bab dari buku.

1.4 Identitas Buku


 Buku Pertama
Judul : Pendidikan Bahasa Indonesia
Edisi : Revisi
Pengarang : Drs. Sanggup Barus, M.Pd. dkk
Penerbit : UNIMED PRESS
Tahun Terbit : 2014
Kota Terbit : Medan
ISSN : 976-602-7938-06-9

 Buku Kedua
Judul : Bahasa Indonesia
Edisi :-
Pengarang : Tim Dosen
Penerbit : Padang Bulan
Tahun Terbit : 2017
Kota Terbit : Medan
ISSN :-
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Buku Pertama


PENULISAN KARYA ILMIAH
1. Pengertian Karya Ilmiah
Kata karya dapat diartikan dengan hasil perbuatan atau ciptaan (terutama hasil
karangan). Lalu kata ilmiah dapat diartikan dengan bersifat ilmu atau memenuhi syarat
ilmu pengetahuan. Jadi dapat dinyatakan bahwa karya ilmiah adalah karangan yang
bersifat ilmu atau memenuhi syarat ilmu pengetahuan.
Ada empat prinsip utama tentang pengertian ilmiah. Pertama, karya ilmiah
bersifat objektif. Artinya, penulis tidak boleh memasukkan unsur subjektifitasnya ke
dalam karyanya. Kedua, segala sesuatu yang dikemukakan penulis harus berdasarkan
data. Ketiga, penyimpulan penemuan di dalamnya berpola induktif dan dedukatif.
Keempat, pembahasan datanya berasarkan rasio.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa karya ilmiah adalah karangan yang
pembicaraannya bersifat objektif, berdasarkan data dan penyimpulan-penemuan di
dalamnya berpola induktif dan dedukatif serta pembahasan datanya berdasarkan rasio.
Yang termasuk ke dalam jenis karya ilmiah ini adalah makalas, skripsi, tesis , disertasi
dan sebagainya.

2. Pemilihan Topik
Topik adalah pokok pembicaraan dalam keseluruhan tulisan yang digarap. Di
dalam memilih topik karya ilmiah harus dipertimbangkan hal-hal berikut ini.
 Topik harus bermanfaat dan layak di bahas. Bermanfaat berarti bahwa
pembahasan topik itu akan memberi sumbangan bagi pengembangan ilmu dan
profesi. Lalu, layak dibahas berarti bahwa topik itu memang memerlukan
pembahasan dan sesuai dengan bidang yang ditekuni.
 Topik cukup menarik, terutama bagi penulis.
 Topik dikenal baik. Ini berarti topik yang dipilih harus topik yang dikuasai atau
diketahui penulis sendiri.
 Bahan yang diperlukan untuk pembicaraan topik itu dapat diperoleh dan cukuo
memadai.
 Tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit. Topik yang terlalu luas seperti laut,
pendidikan, pelayaran itu tidak memberi kesempatan kepada penulis untuk
membahasnya secara mendalam. Sebaliknya, bila terlalu sempit, maka sifatnya
terlau khusus, tidak dapat digeneralisasi, sehingga tidak banyak gunanya bagi
pengembangan ilmu.

3. Pembatasan Topik
Topik yang terlalu umum atau luas, yang tidak sesuai dengan kemampuan
penulis untuk membicarakannya, dapat dibatasi ruang lingkupnya. Hal ini dilakukan
agar penulis tidak hanyut dalam suatu persoalan yang tidak habis-habisnya dan dapat
menulis dengan suatu tujuan khusus.
Dengan cara membuat diagram jam, topik diletakkan di dalam sebuah lingkaran.
Dari topik itu diturunkan beberapa topik yang lebih sempit.

Dalam diagram ini dapat diperoleh paling sedikit dua belas topik yang relative
terbatas dari laut. Kedua belas topik itu dapat dibatasi lebih lanjut dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang akan mempersempit dan mengarahkan pembatasan.
Dengan diagram pohon, pembatasan topik dapat dilakukan secara bertingkat
seperti contoh dibawah ini.
Kemudian dengan piramid terbalik, pembatasan topik dapat juga dilakukan
seperti contoh ini.

4. Penentuan Judul
Setelah diperoleh topik yang relevan, topik itu dinyatakan dalam suatu judul
karya ilmiah.
Topik berbeda dengan judul. Topik adalah pokok pembicaraan dalam
keseluruhan karya ilmiah yang digarap. Sedangkan juduul ialah nama, title atau
semacam label untuk suatu karya ilmiah. Penentuan judul harus dipikirkan secara
serius dengan mengingat beberapa syarat berikut.
1) Judul harus sesuai dengan topik atau isi karya ilmiah beserta jangkauannya.
2) Judul sebaiknya dinyatakan dalam bentuk frase benda bukan dalam bentuk
kalimat.
3) Judul karya ilmiah diusahakan sesingkat mungkin. Misalnya Cara untuk
Membudidayakan Kekayaan Lautan yang Berupa Kerang Mutiara di Maluku
Selatan, dapat disingkat menjadi Pembudidayaan Kerang Mutiara di Maluku
Selatan.
4) Judul karya ilmiah harus dinyatakan secara jelas. Artinya, judul itu tidak
dinyatakan dalam kata kiasan atau tidak mengandung kata yang mendukung
makna ganda.

5. Perumusan Tema
Meskipun topik yang terbatas telah diperoleh, penulis belum bisa mulai menulis.
Dia harus menetapkan maksud dan tujuannya menggarap topik tadi. Tujuannya ialah
mengarahkan perkembangan tulisan.
Setelah itu, penulis membuat rumusan mengenai masalah dan tujuan yang
dicapai dengan topik tadi. Rumusan itu dinamakan tema.
Untuk memenuhi keperluan penyusunan sebuah kerangka tulisan ilmiah,
rumusan tema harus berbentuk kalimat. Rumusan singkat yang mengandung tema
dasar sebuah karya ilmiah disebut tesis. Ini berarti bahwa ada satu gagasan sentral yang
menonjol. Bila tulisan itu tidak menonjolkan suatu gagasan utama, maka yang ingin
disampaikan dapat dinyatakan dalam bentuk penjelasan singkat. Rumusan singkat yang
tidak menekankan tema dasar disebut pengungkapan maksud.

6. Pengumpulan Bahan
Bahan penulisan adalah semua informasi atau data yang relevan digunakan
untuk mencapai tujuan penulisan. Data itu mungkin merupakan teori, contoh-contoh,
rincian atau detail, perbandingan, fakta, hubungan sebab-akibat, pengujian dan
pembuktian, angka-angka, kutipan, gagasan, dan sebagainya yang dapat membantu
penulis dalam mengembangkan tema. Sumber utama bahan penulisan adalah
pengalaman dan inferensi dari pengalaman.
Yang dimaksud dengan pengalaman sumber adalah keseluruhan pengetahuan
yang diperoleh melalui panca indera. Sedangkan inferensi adalah kesimpulan atau nilai-
nilai yang tertarik dari pengalaman, dan inferensi ini kemudian menjadi bagian
pengalaman dan mungkin dijadikan sebagai sumber inferensi baru.
Untuk memperoleh pengalaman yang diperlukan melalui observasi, pedoman
wawancara, angket, atau instrument lain dapat dimiliki dan digunakan oleh penulis.

7. Penyusunan Kerangka Makalah


Kerangka makalah dapat juga disebut rancang bangun makalah. Menyusun
kerangka berarti memecahkan tema ke dalam gagasan-gagasan. Kerangka itu dapat
berbentuk kerangka topik dan dapat pula berbentuk kerangka kalimat.
Untuk menghasilkan sebuah makalah yanag uraiannya logis dan sistematis,
kerangkanya harus logis, sistematis dan konsisten. Perhatikanlah contoh kerangka
makalah yang dibawah ini.
TEMA : Dalam rangka peningkatan kualitas penanganan klaim PT Djakarta Lloyd
Cabang Medan-Belawan, hendaknya kendala-kendala dalam proses
penanganan dan pencegahan ditanggulangi secara tepat dan cepat.

PENDAHULUAN
I. Proses penanganannya
II. Pencegahannya
III. Kendala-kendala
IV. Penanggulangannya

8. Penulisan Makalah
Penulisan makalah dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu penulisan
pendahuluan, penulisan pembahasan, penulisan penutup.

8.1 Penulisan Pendahuluan


Hal-hal yang biasa ditulis atau diurai pada bagian pendahuluan makalah adalah
sebagai berikut.
(1) Harapan apa yang seyogianya sudah terwujud sesuai dengan topik yang digarap.
(2) Fenomena yang melatarbelakangi munculnya masalah.
Fenomena adalah realitas atau hal yang dapat disaksikan dan dapat diterapkan
serta dinilai secara ilmiah.
(3) Pentingnya masalah
Selain mengemukakan pentingnya masalah, perlu juga diuraikan secara singkat
efek negatif yang mungkin ditimbulkan permasalahan itu apabila tidak dibahas
untuk mendapatkan penyelesaiannya.
(4) Rumusan Masalah
Masalah dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan dan dapat pula dalam
bentuk pernyataan.
(5) Teori, Pandangan, dan Sikap
Hal ini diuraikan secara singkat kalau memang penulis akan menggunakan suatu
teori, pandangan, atau suatu sikap sebagai landasan dalam menyoroti masalah.
(6) Istilah
Kalau ada istilah khusus – istilah yang belum dikenal umum – yang akan
digunakan dalam penulisan makalah, lebih-lebih dalam penulisan pembahasan,
pengertian istilah itu harus dijelaskan secarar singkat.

8.2 Penulisan Pembahasan


Penulisan pembahasan bertujuan untuk menemukan atau memperoleh jawaban
yang jelas dan logis terhadap masalah atau pertanyaan yang harus dijawab dalam
makalah itu.
Dalam pembahasan masalah, penulis harus menggunakan data yang relevan,
yang bersumber dari buku-buku yang dijadikan sebagai rujukan. Data itu dapat berupa
fakta, ide, opini, atau pernyataan; lazim disebut kutipan.
Data digunakan untuk mendukung atau memperjelas argumen, posisi, atau opini
penulis dalam pembahasan masalah.

8.3 Penulisan Penutup


Penulisan penutup bertujuan untuk memberi simpulan dan saran.
Simpulan merupakan gambaran ringkas hasil pembahasan. Ini berarti bahwa
simpulan merupakan pernyataan-pernyataan umum yang diturunkan dari uraian setiap
butir pembicaraan yang terdapat pada bagian pembahasan. Lalu, simpulan adalah
jawaban masalah atau pertanyaan yang harus dijawab dalam makalah.
Saran merupakan permintaan yang bertujuan untuk mengatasi atau
menyelesaikan masalah yang terkait dengan hasil pembahasan. Saran adalah
permintaan atau anjuran yang mungkin atau praktis dilakukan.
Simpulan dapat ditulis dengan dua cara. Pertama, simpulan ditulis dengan
menulis pernyataan-pernyataan umum yang ditarik dari setiap uraian butir
pembicaraan yang terdapat pada bagian pembahasan dengan suatu sistem penomoran.
Kedua, simpulan ditulis dengan merumuskan hasil pembahasan yang berkait dengan
masalah yang digarap secara ringkas dan cermat dalam satu paragraf atau lebih.

9. Enumerasi
Enumerasi adalah tata cara penomoran butir-butir pembicaraan dalam penulisan
makalah. Tata cara penomoran bermacam-macam. Berikut ada enam cara penomoran
dalam sistematika penulisan makalah.

10.Penulisan Kutipan
Kutipan adalah fakta, ide, opini, atau pendapat yang dikutip dari sumber tertulis
untuk mendukung atau memperjelas argument, posisi, atau opini penulis dalam suatu
karya ilmiah.
Dalam penulisan makalah kutipan digunakan dalam penulisan pendahuluan dan
penulisan pembahasan. Dalam penulisan pendahuluan biasanya digunakan untuk
menguraikan fenomena, pentingnya masalah, teori atau pandangan yang digunakan, dan
istilah khusus. Lalu, dalam penulisan pembahasan kutipan digunakan untuk mendukung
argumen dan opini penulis dalam membahas masalah.
Semua kutipan yang digunakan dalam penulisan makalah, diberi tanda dengan
nama keluarga pengarang, tahun terbit sumber kutipan, dan nomor urut halaman
sumber kutipan itu.
Ada beberapa kata yang tertentu yang digunakan dalam penulisan kutipan,
antara lain menyatakan, menerangkan, mengemukakan, berpendapat, melaporkan,
menyarankan, dan sebagainya.
Untuk memperjelas informasi diatas, berikut ini diberikan contoh penulisan
kutipan.
(a) Danim (2006 : 139) menyatakan, “Kemampuan sekolah di bidang penganggaran
hanya salah satu aspek dari persoalan manajemen pendidikan dan pelatihan kita,
termasuk kegiatan penelitian dan pengembangan.”
(b) Jefkins (1996) berpendapat, “Surat kabar tidak harus mewakili kelas, politik,
agama, etnis, dan bahasa, akan tetapi majalah biasanya mewakili tiap-tiap minat
khusus tertentu.”

Kalau penulis sebuah sumber kutipan dua orang, kedua nama keluarga penulis
ikut sebgai tanda. Akan tetapi, kalau penulisnya lebih dari dua orang, yang ikut sebagai
tanda kutipan hanya nama keluarga penullis pertama dengan diikuti dingkatan dkk.
Penulisan sumber kutipan yang dicantumkan dalam teks, dapat dibagi atas dua
bentuk, yakni bentuk integral dan nonintegral. Penulisan sumber kutipan dikatakan
berbentuk integral apabila nama penulis yang pendapat atau idenya dikutip menyatu
dengan teks. Sedangkan penulisan sumber kutipan yang berbentuk nonintegral adalah
penulisan kutipan yang penulisnya tidak menyatu dengan teksnya.
Perhatikanlah contoh yang dibawah ini.
Kutipan integral:
(a) Effendy (1997 : 32) menyatakan, “Strategi pada hakikatnya adalah
perencanaan dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan.”
(b) Strategi diartikan Effendy (1997) dengan perencanaan dan manajemen untuk
mencapai suatu tujuan.

Kutipan nonintegral:
(a) Dalam suatu komunitas, pelanggaran terhadap cita rasa yang baik dapat
membangkitkan emosi yang lebih besar dibanding suatu pelanggaran
terhadap kecerdasan (Rivers dan Mathewa, (1994 : 90).
(b) Usaha periklanan bisa ditunjang oleh kegiatan humas (Jefkins, 1996).

11.Penulisan Daftar Rujukan


Ada dua istilah yang dapat dipakai untuk menamai bagian karya tulis, tempat
sejumlah rujukan didaftarkan, yaitu daftar pustaka dan daftar rujukan. Daftar pustaka
(bibliorafi) adalah sejumlah rujukan yang menjadi sumber kutipan dan yang memberi
dukungan secara tak langsung (tidak dikutip). Sedangkan daftar rujukan adalah daftar
semua sumber kutipan yang digunakan dalam penulisan sebuah karya tulis.
Pedomanilah petunjuk penulisan daftar rujukan yang dibawah ini.
(1) Nama penulis ditulis tanpa gelar.
(2) Identitas setiap buku rujukan diketik satu spasi dan jarak dua spasi untuk
identitas buku berikutnya.
(3) Buuku-buku rujukan didaftarkan secara alpabetis dan tidak diberi nomor
urut.
(4) Urutan identitas setiap buku dalam penulisannya dapat dijelaskan sebagai
berikut.
a) Nama penulis (tanpa gelar), Tahun terbit, Judul buku, Nama kota tempat
penerbitan, nama penerbit. Dalam hal ini, judul buku harus digaris bawahi
atau dicetak dengan huruf miring.
b) Penulisan nama keluarga mendahului penulisan nama diri penulis dan
dipisahkan dengan tanda koma.
c) Bila buku ini ditulis oleh dua orang penulis, disisipkan kata dan diantara
kedua nama penulis.
d) Bila buku ini ditulis lebih dari dua orang, yang ditulis hanya nama penulis
pertama dengan menambahkan singkatan dkk, di belakangnya.
12.Revisi
Jika konsep karya ilmiah sudah selesai, maka konsep perlu dibaca kembali.
Mungkin konsep itu perlu di revisi, dikurangi atau kalau perlu diperluas. Sebenarnya
revisi ini sudah juga dilakukan pada tahap penulisan berlangsung. Namun, setelah
konsep tulisan selesai ditulis, revisi secara menyeluruh dilakukan sebelum ditulis atau
diketik kembali.

2.2 Buku Kedua


MENULIS KARYA ILMIAH
Pengantar
Menulis ilmiah adalah suatu keterampilan seseorang yang didapat melalui
berbagai latihan menulis.

A. Hakikat Tulisan Ilmiah


1. Pengertian Tulisan Ilmiah
Tulisan ilmiah adalah tulisan berisi ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan
ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Dengan demikian, sebuah
tulisan dapat disebut ilmiah apabila:
1. Mengandung suatu masalah beserta pemecahannya, masalah tersebut
hendaknya mampu memberi respon kepada audiens (pembaca) sehingga ia
ingin mengetahui pemecahan masalah yang kita kemukakan. Agar pembaca
terangsang untuk membaca apa yang kita tulis, maka hendaknya
menampilkan persoalan yang menarik dan masih hangat-hangatnya
dibicarakan.
2. Masalah yang dikemukakan harus objektif, sesuai dengan realita yang ada
dan bukan semata-mata hasil rekaan penulis atau angan-angan yang tanpa
didasari landasan berpikir ilmiah.
3. Tulisan harus lengkap, maksudnya semua segi yang terkait dengan masalah
yang dibicarakan harus dikemukakan secara lengkap dan jelas dalam tulisan
tersebut.
4. Tulisan harus disusun dengan metode tertentu, sehingga dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya ataupun keobjektifannya.
5. Tulisan harus disusun menurut sistem tertentu, sehingga mudah dimengerti
dan berkoherensi (berkesinambungan).

2. Karakteristik Tulisan Ilmiah


Tulisan ilmiah mempunyai karakteristik tertentu, yaitu menggunakan kaidah
tertentu, metode ilmiah, didasarkan pada fakta/data hasil observasi, dan menggunakan
gaya penulisan tertentu. Adapun beberapa ciri yang menandai sebuah tulisan ilmiah
adalah:
1. Logis, yakni segala keterangan ataupun informasi yang disajikan memiliki
argumentasi yang dapat diterima dengan akal sehat.
2. Sistematis, yakni segala yang dikemukakan disusun berdasarkan urutan yang
berjenjang dan berkesinambungan.
3. Objektif, yakni segala keterangan atau informasi yang dikemukakan itu
menurut apa adanya dan tidak bersifat fiktif (rekaan).
4. Tuntas dan menyeluruh, yakni segi-segi masalah yang dikemukakan ditelaah
secara lengkap/menyeluruh.
5. Seksama, yakni berusaha menghindarkan diri dari berbagai kesalahan,
betapapun kecilnya.
6. Jelas, yakni segala keterangan yang dikemukakan dapat mengungkapkan
maksud secara jernih.
7. Kebenaran dapat teruji.
8. Terbuka, artinya sesuatu yang dikembangkan itu dapat berubah seandainya
muncul pendapat baru.
9. Berlaku umum, yakni kesimpulan-kesimpulannya berlaku bagi semua
populasinya.
10. Penyaji memperhatikan santun bahasa dan tata tulis yang sudah baku.

Secara lebih terperinci, Andrews (1987:3) mengemukakan lima prinsip dasar


sebagai patokan tulisan yang baik, yakni: Accurate, Clear, Concise, Conventional and
Appropiate. Kelima kriteria dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Tulisan yang bersifat akurat (Good writing is accurate). Yang dimaksud
dengan akurat disini adalah tulisan itu memberi gambaran apa adanya tanpa
memutarbalikkan fakta.
2. Tulisan yang baik bersifat jelas (Good writing is clear). Tulisan dapat
dikatakan jelas apabila isinya dapat dengan mudah dimengerti atau dipahami
oleh pembaca.
3. Tulisan yang baik bersifat ringkas (Good writing is conside). Yang
dimaksudkan dengan bahwa tulisan itu langsung mengena permasalahan,
tanpa memanjanglebarkannya sehingga makin mengaburkan ide pokoknya.
4. Tulisan yang baik bersifat konvensional (Good writing is Convensional).
Konvensional disini artinya konvensional dalam penggunaan bahasa (ejaan,
kata, frase, dan kalimat) dan juga konvensional dalam hal penulisam.
5. Tulisan yang baik bersifat padu dan utuh (Good writing is appropriate). Yang
dimaksudkkan dengan padu dan utuh disini adalah apabila ketiga hal
(materi, tujuan, dan pembaca) dapat terjalin dengan baik.

3. Bentuk-bentuk Tulisan Ilmiah


Sedang yang termasuk tulisan ilmiah adalah: laporan, makalah, skripsi, tesis,
disertasi, buku/diktat.
1. Laporan
Laporan adalah suatu tulisan yang dibuat oleh seseorang setelah
melakukan percobaan, peninjauan, observasi, pembacaan buku (referensi) dan
sebagainya.

2. Makalah
Makalah pada dasarnya merupakan tulisan yang berisikan prasarana,
pendapat yang turut membahas suatu pokok persoalan yang akan dibacakan
dalam rapat kerja, simposium , seminar dan sejenisnya.

3. Skripsi
Skripsi merupakan karya ilmiah yang ditulis berdasarkan hasil penelitian
ataupun telaah pustaka sebagai prasyarat untuk memperoleh gelar sarjana di
jenjang perguruan tinggi dan dipertahan di depan siding ujian.
4. Tesis
Tesis merupakan karya ilmiah yang tarafnya lebih mendalam dan lebih
metodis daripada skripsi.

5. Disertasi
Disertasi merupakan karya tulis ilmiah untuk memenuhi salah satu
persyaratan mencapai gelar sarjana strata tiga (S3). Masalahyan dibahas dalam
disertasi ini sudah tentu lebih kompleks dan detail dibanding dengan tesis
ataupun skripsi.

6. Buku/Diktat
Buku atau diktat juga merupakan bentuk tulisan ilmiah. Baik buku
maupun diktat memberikan informasi yang factual tentang suatu disiplin ilmu.
Meski keduanya memberikan data yang tersaji secara sistematis dan metodis
namun antara keduanya terdapat perbedaan yang cukup jelas. Buku ditulis oleh
pengarang untuk menjelaskan suatu atau memperkenalkan isinya untuk keadaan
ini yang lebih umum. Sedangkan diktat ditulis dalam suatu keadaan tertentu dan
untuk mengarahkan proses belajar siswa maupun mahasiswa.

B. Teknik Menulis Karangan Ilmiah


Aktivitas menulis dilakukan dalam tiga tahap, yaitu prapenulisan, penulisan, dan
revisi. Pada saat membuat rencana, mungkin penulis sudah mulai menulis, Lalu sewaktu
menulis, mungkin penulis sudah melakukan revisi sana-sini. Akan tetapi, bila yang akan
dihasilkan, berupa tulisan yang relatif panjang, seperti makalah, laporan penelitian,
skripsi dan sebagainya tahap-tahap itu terpisah secara lebih jelas.

1. Pemilihan Topik
Topik adalah pokok pembicaraan dalam keseluruhan tulisan yang digarap.
Kegiatan pertama yang harus dilakukan pada tahap sebelum menulis adalah memilih
topik.
Setelah diperoleh topik yang relevan, dan sudah dibatasi pula, topik itu
dinyatakan dalam suatu judul tulisan. Penentuan judul harus diperkirakan secara serius
dengan mengingat beberapa syarat berikut.
1) Judul harus sesuai dengan topik atau isi tulisan ilmiah beserta jangkauannya.
2) Judul sebaiknya dinyatakan dalam bentuk frase dan bukan dalam benetuk
kalimat.
3) Judul tulisan ilmiah diupayakan sesingkat mungkin, misalnya Cara untuk
Membudidayakan Kekayaan Laut yang Berupa Kerang Mutiara di Maluku
Selatan dapat disingkat menjadi Pembudidayaan Kerang Mutiara di Maluku
Selatan.
4) Judul tulisan ilmiah harus dinyatakan secara jelas. Artinya, judul itu
menyatakan makna lugas atau polos.

2. Menemukan Masalah
Pada umumnya, untuk mengawali suatu tulisan ilmiah, harus ada masalah yang
akan dikaji. Cara menemukan masalah yang akan dikaji dapat dilakukan dengan
menggunakan teknik-teknik sebagai berikut.
1) Kita dapat melihat hasil kesimpulan dan rekomendasi hasil tulisan/riset yang
pernah dilakukan oleh orang lain.
2) Kita dapat menemukan masalah dengan membaca teori yang berkaitan
dengan topik yang akan dikaji.
3) Teknik lain ialah dengan melihat masalah yang sudah dikaji oleh orang lain.
4) Jika memungkinkan, kita dapat menemukan masalah yang baru dan layak
untuk diteliti.

3. Proses Spesifikasi Masalah


Untuk melakukan proses spesifikasi masalah, dapat dimulai dari pernyataan
yang bersifat umum, kemudian menuju ke komponen-komponen yang lebih spesifik.

4. Sistematika dan Cara Penulisan Makalah


Makalah pada dasarnya merupakan bentuk karya ilmiah yang paling seederhana
di antara karya ilmiah lainnya. Menurut Efensi (1991) makalah diartikan sebagai karya
ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data di
lapangan yang bersifat empiris-objektif.
Seperti halnya laporan penelitian, secara umum makalah harus memilki bagian
pembuka, bagian inti, dan juga bagian penutup. Namun, berbeda dengan laporan
penelitian, bagian pembuka makalah biasanya hanya terdiri dari halaman judul yang
berisi keterangan tentang judul, penulis, dan institusi afiliasi penulis, serta abstrak.
Demikian juga bagian penutup suatu makalah biasanya hanya mengandung daftar
pustaka atau referensi singkat yang berisi daftar pustaka yang bena-benar
dicuplik/disitasi dalam bagian inti makalah.

Bagian Pembuka
Bagian pembuka penulisan makalah sangat sederhana dan umumnya dituangkan
dalam halaman judul saja. Sedangkan untuk abstrak, komponen dan penyusunannya
tidak berbeda dengan abstrak untuk laporan penelitian. Yakni,
1. Ringkasan dari latar belakang dalam satu kalimat,
2. Tujuan penulisan makalah,
3. Metode,
4. Hasil pembahasan, dan
5. Kesimpulan, dan kemudian menyertakan kata kunci pada bagian akhir abstrak

Bagian Inti
Pendahuluan
Bagian pendahuluan dalam penulisan makalah yang diperuntukkan pada jurnal,
biasanya merupakan suatu bagian utuh, tetapi tediri dari 5 tahapan (Weissberg & Buker,
1990) berikut.
 Tahap 1 : Memberikan penjelasan tentang pernyataan umum mengenai
bidang dan ruang lingkup topik yang dibahas.
 Tahap 2 : Memaparkan pernyataan yang lebih khusus mengenai aspek-
aspek dari permasalahan yang telah diteliti/dikaji dan dilaporkan dalam karya
ilmiah lain.
 Tahap 3 : Memaparkan signifikansi topik yang akan dibahas.
 Tahap 4 : Menjelaskan tujuan penulisan.
 Tahap 5 : Pernyataan lain yang dapat menambah penilaian atau justifikasi
terhadap masalah yang dibahas.
Metodologi
Pada bagian ini penulis harus menjelaskan mengenai metode penelitian yang
digunakan sehingga pembaca dapat memahami konteks hasil penelitian yang akan
dilaporkan dalam makalah.

Hasil dan Pembahasan


Seperti halnya pada bagian pendahuluan, penyampaian hasil penelitian dan
pembahasannya juga harus disajikan secara ringkas, namun tetap lengkap dan jelas.

Bagian Penutup
Bagian penutup, seperti halnya pada laporan penelitian digunakan untuk
menyampaikan simpulan hasil penelitian yang dilaporkan dalam bagian inti makalah.

5. Sistem Rujukan
Dalam upaya menjaga etika ilmiah dalam hal ini penggunaan sumber lain dalam
sebuah tulisan, kita mengenal sistem catatan. Kita mengenal dua sistem perujukan yang
sering digunakan, yaitu :
1. Catatan kaki,
2. Catatan belakang
Catatan kaki adalah catatan yang diletakkan di bagian bawah halaman,
sedangkan catatan belakang ada di akhir bab (dalam sebuah buku) atau bagian akhir
sebuah tulisan (dalam sebuah makalah).
Sistem catatan dapat dibagi dalam dua jenis: referensi dan informasi tambahan.
Yang dimaksud dengan referensi adalah data semua sumber yang dijadikan rujukan
dengan ditandai oleh angka arab. Informasi tambahan pada sistem catatan digunakan
apabila penulis memandang perlu menjelaskan sebuah istilah, menjelasksan bagian dari
uraian tertentu, memberikan informasi adanya sumber lain yang membahas ksus yang
sama. Tujuan informasi tambahan ini adalah agar pembaca mendapatkan informasi
yang lebih lengkap atas istilah atau bagaian dari uraian tersebut.
1. Menulis Daftar Pustaka
 Buku
Jika materi yang diambil dari buku hanya ditulis oleh satu pengarang maka cara
penulisannya adalah sebagai berikut.
a) Nama keluarga pengarang diikuti koma dan spasi.
b) Inisial nama depan (dan tengah) pengarang diikuti tanda titik setelah setiap
huruf, spasi.
c) Tahun penerbitan terakhir dalam kurung diikuti titik, spasi.
d) Judul buku dicetak miring dan setiap huruf pertama kata-kata yang pentinng
ditulis dengan huruf besar, kemudian diikuti titik dan spasi.
e) Kota tempat publikasi diikuti titik dua, spasi.
f) Nama penerbit berupa nama, sedang sebutan lain seperti PT, Inc, Ltd,
Company tidak dicantumkan, kemudian diikuti titik.

 Jurnal/ Majalah Ilmiah


Jika materi bersumber dari artikel di jurnal/majalah ilmiah maka cara
penulisannya adalah sebagai berikut.
g) Nama keluarga pengarang diikuti koma dan spasi.
h) Inisial nama depan (dan tengah) pengarang diikuti tanda titik setelah setiap
huruf, spasi.
i) Tahun penerbitan terakhir dalam kurung diikuti titik, spasi.
j) Judul artikel dan setiap huruf pertama kata-kata yang penting ditulis dengan
huruf besar, kemudian diikuti titik dan spasi.
k) Nama jurnal dicetak miring dengan huruf besar pada setiap awal kata, diikuti
koma, spasi.
l) Volume jurnal dicetak miring, diikuti nomor jurnal dalam kurung, koma,
spasi.
m) Nomor halaman di awal artikel, tanda garis pisah, nomor halaman akhir
artikel.

 Surat Kabar
Jika materi bersumber dari artikel di surat kabar maka cara penulisannya adalah
sebagai berikut:
a) Nama keluarga pengarang diikuti koma dan spasi.
b) Inisial nama depan (dan tengah) pengarang diikuti tanda titik setelah setiap
huruf, spasi.
c) Kurung buka, tahun penerbitan, koma, tanggal dan bulan penerbitan, kurung
tutup, titik.
d) Judul artikel, titik, spasi.
e) Nama surat kabar dicetak miring, koma, spasi.
f) “hlm”, titik, spasi, nomor halaman surat kabar yang memuat artikel.

 Situs Internet
Cara penulisan dokumen yang bersumber dari suatu halaman tertentu di
internet, antara lain:
a) Nama keluarga pengarang diikuti koma dan spasi.
b) Inisial nama depan (dan tengah) pengarang diikuti tanda titik setelah setiap
huruf, spasi.
c) Tahun penulisan di dalam kurung, diikuti titik dan spasi.
d) Judul dicetak miring, diikuti titik dan spasi.
e) “Diakses pada” tanggal akses, bulan akses, koma, spasi, tahun akses “dari
www”, tanda titik dua spasi.
f) Alamat lengkap yang dituju.

2.3 Penilaian Buku


a) Kelebihan Buku
 Dari segi cover buku sudah bagus, sehingga dapat menarik minta untuk
membacanya.
 Untuk materi dari kedua buku sudah cukup detail dan disertai contoh-contohnya.
b) Kekurangan Buku
 Kedua buku memiliki kekurangan yang sama yaitu pemberian tanda baca yang
kurang beraturan serta beberapa tulisan yang kurang terlihat jelas.
 Ada beberapa kalimat juga yang sukar dicerna.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat kita tarik kesimpulan bahwa critical
book merupakan kegitan untuk mengkritisi buku untuk mengetahui kelemahan dan
kelebihan dalam buku, baik dalam sistematika penulisan, penggunaan bahasa, isi materi
dan tampilan buku. Hal tersebut dilakukan agar buku yang dikritik dapat direvisi agar
menjadi buku yang lebih baik.

3.2 Saran
Untuk kedua buku ini sudah cukup bagus dari segi materinya. Kedua buku ini
sudah cukup membantu kami dalam menyelesaikan tugas CBR kami. Jadi kami disini
mengucapkan banyak sekali terima kasih atas bantuan buku ini. Saran kami untuk
kedepan supaya lebih banyak menerbitkan buku-buku yang terbaik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Barus, Sanggup. 2014. Pendidikan Bahasa Indonesia. Medan: UNIMED PRESS.


Yudhi, Ahmad, dkk. 2017. Bahasa Indonesia. Medan: Padang Bulan.

Anda mungkin juga menyukai