KEWIRAUSAHAAN
“Kemitraan Usaha dan Jejaring Usaha”
DOSEN PEMBIMBING
(Ir. Mustamam Nasution, M.T)
OLEH :
Kelompok 9
Aditya Mahendara 5173230001
Arianto Nixon T. Tambunan 5173230004
Rizky Falmi Setiawan Tarigan 5171230008
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kami
rahmat kesehatan dan kesempatan, sehingga bisa menyusun atau menyelesaikan
penyusunan makalah presentasi Kewirausahaan yang berjudul “Kemitraan Usaha dan
Jejaring Usaha”.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir. Mustamam Nasution, M.T.
yang telah membimbing penulis dan pihak-pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini.
Makalah ini penulis yakini bahwa jauh dari kesempurnaan dan masih banyak
kekurangannya seperti pepatah yang mengatakan “tak ada gading yang tak retak”, baik
isi maupun penyusunnya. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna kesempurnaan tugas ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih, semoga dapat bermanfaat dan bisa
menambah pengetahuan bagi pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................................... i
Daftar Isi ............................................................................................................................... ii
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk dapat mengetahui apa itu kemitraan atau kemitraan usaha.
2. Untuk dapat mengetahui tujuan dari kemitraan.
3. Untuk dapat mengetahui jenis jaringan usaha.
1.4 Manfaat
1. Menjadikan mahasiswa untuk lebih rajin dalam membaca dan memahami
referensi – referensi yang tersedia.
2. Untuk memperluas pengetahuan mahasiswa.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Subkontrak
Pola subkontrak adalah hubungan kemitraan antara usaha kecil dengan usaha
menengah atau usaha besar yang di dalamnya usaha kecil memproduksi komponen
yang diperlukan oleh usaha menengah atau usaha besar sebagai bagian dari
produksinya. Kelemahan pola subkontrak adalah pada besarnya kebergantungan
pengusaha kecil pada pengusaha menengah atau besar. Hal tersebut dapat berdampak
negatif terhadap kemandirian dan keuntungan yang diperoleh oleh pengusaha kecil.
Manfaat yang diperoleh pengusaha kecil melalui pola subkontrak ini adalah
dalam hal:
(a) Kesempatan untuk mengerjakan sebagian produksi dan atau komponen.
(b) Kesempatan yang seluas-luasnya dalam memperoleh bahan baku.
(c) Bimbingan dan kemampuan teknis produksi dan atau manajemen.
(d) Perolehan, penguasaan, dan peningkatan teknologi yang digunakan.
(e) Pembiayaan.
3. Pola Dagang Umum
Pola dagang umum adalah hubungan kemitraan antara usaha kecil dengan usaha
menengah atau usaha besar yang di dalamnya usaha menengah atau usaha besar
memasarkan produksi usaha kecil atau usaha kecil memasok kebutuhan yang
diperlukan oleh usaha menengah atau usaha besar mitranya.
4. Pola Waralaba
Pola waralaba adalah hubungan kemitraan yang di dalamnya usaha menengah
atau usaha besar pemberi waralaba memberikan hak penggunaan lisensi merk dan
saluran distribusi perusahaan kepada usaha kecil penerima waralaba dengan disertai
bantuan dan bimbingan manajemen.
Pengaturan yang terinci mengenai kemitraan bisnis pola waralaba ini telah
diatur di dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 26 Tahun 1997 tentang
waralaba. Di dalam peraturan pemerintah kemitraan sendiri terdapat pengaturan
khusus tentang waralaba ini, antara lain dalam pasal 7 yang menentukan sebagai
berikut:
(a) Usaha besar dan atau usaha menengah yang bermaksud memperluas usahanya
dengan memberi waralaba, memberikan kesempatan dan mendahulukan usaha
kecil yang memiliki kemampuan untuk bertindak sebagai penerima waralaba
untuk usaha yang bersangkutan.
(b) Perluasan usaha oleh usaha besar dan atau usaha menengah dengan cara
waralaba di kabupaten atau kotamadya Daerah Tingkat II di luar ibukota
provinsi hanya dapat dilakukan melalui kemitraan dengan usaha kecil.
5. Pola Keagenan
Pola keagenan adalah hubungan kemitraan yang di dalamnya usaha kecil diberi
hak khusus untuk memasarkan barang dan jasa usaha menengah atau usaha besar
mitranya. Pengertian agen hampir sama dengan distributor karena sama-sama menjadi
perantara dalam memasarkan barang dan jasa perusahaan menengah atau besar-
prisipal. Namun, secara hukum berbeda karena mempunyai karakteristik dan tanggung
jawab hukum yang berbeda.
Modal Ventura dapat didefinisikan dalam berbagai versi. Pada dasarnya berbagai
macam definisi tersebut mengacu pada satu pengertian mengenai modal ventura yaitu
suatu pembiayaan oleh suatu perusahaan pasangan usahanya yang prinsip
pembiayaannya adalah penyertaan modal. Meskipun prinsip dari modal ventura adalah
“penyertaan” namun hal tersebut tidak berarti bahwa bentuk formal dari
pembiayaannya selalu penyertaan. Bentuk pembiayaannya bisa saja obligasi atau
bahkan pinjaman, namun obligasi atau pinjaman itu tidak sama dengan obligasi atau
pinjaman biasa karena mempunyai sifat khusus yang pada intinya mempunyai syarat
pengembalian dan balas jasa yang lebih lunak.
Kenyataan menunjukkan bahwa usaha kecil masih belum dapat mewujudkan
kemampuan dan peranannya secara optimal dalam perekonomian nasional. Hal itu
disebabkan oleh kenyataan bahwa usaha kecil masih menghadapi berbagai hambatan
dan kendala, baik yang bersifat eksternal maupun internal, dalam bidang produksi dan
pengolahan, pemasaran, permodalan, sumber daya manusia, dan teknologi, serta iklim
usaha yang belum mendukung bagi perkembangannya.
Sehubungan dengan itu, usaha kecil perlu memberdayakan dirinya dan
diberdayakan dengan berpijak pada kerangka hukum nasional yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 demi terwujudnya demokrasi
ekonomi yang bedasar pada asas kekeluargaan. Pemberdayaan usaha kecil dilakukan
melalui:
(a) Penumbuhan iklim usaha yang mendukung bagi pengembangan usaha kecil.
(b) Pembinaan dan pengembangan usaha kecil serta kemitraan usaha.
1. Jaringan Produksi
Kegiatan sebuah jaringan untuk mengoordinasikan perencanaan dan
pengembangan produksi, serta memperbaiki proses produksi. Menggabungkan keahlian
khusus masing-masing usaha membentuk produk baru, peralatan, sistem produksi, dan
membuat produk unggul yang memiliki daya saing.
2. Jaringan Pemasaran
Bekerja sama untuk memperkuat posisi tawar-menawar dengan pembeli dan
memenangi persaingan pemasaran.
3. Jaringan Pelayanan
Kelompok perusahaan kecil bergabung dalam pembiayaan jasa tertentu:
pelatihan, informasi, teknologi, manajemen konsultasi atau jasa konsultasi ahli,
misalnya: pelatihan bersama.
4. Jaringan Kerjasama
Kerjasama pembelian, peningkatan tenaga kerja, pengembangan produksi dan
kerjasama produksi, kerjasama penjualan dan pemasaran.
c. Kerjasama (Cooperative)
Kerjasama merupakan suatu alat dimana keuntungan wirausaha dapat
ditingkatkan dengan menolong dirinya sendiri melalui pertolongan bersama dengan
moto kerjasama untuk semua. Tujuan kerjasama ini untuk meningkatkan pendapatan
masing-masing pihak. Mitra adalah temuan tanpa kesenjangan, artinya jarak
kemitraannya tidak memisahkan satu dengan yang lain. Dalam dunia usaha kemitraan
sering diartikan sebagai saling melengkapi satu dengan yang lain dalam bingkai
kesejajaran di segala bidang.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata kemitraan dapat diartikan
sebagai perihal hubungan – jalinan kerja sama dan sebagainya sebagai mitra. Kemitraan
adalah upaya yang melibatkan berbagai sektor, kelompok masyarakat, lembaga
pemerintah maupun bukan pemerintah, untuk bekerja sama dalam mencapai suatu
tujuan bersama berdasarkan kesepakatan prinsip dan peran masing-masing.
1. Berbagai jenis jaringan dalam pengembangan usaha dapat berbentuk antara lain:
Jaringan Produksi
Jaringan Pemasaran
Jaringan Pelayanan
Jaringan Kerjasama
Memecahkan Tantangan dengan Jaringan Usaha
Jaringan Antar kelompok Usaha, Swasta, dan BUMN
2. Jaringan kerja merupakan prasyarat penting bagi seorang wirausaha untuk
memulai segala sesuatunya dalam menjalankan usaha.
3. Untuk membangun jaringan yang luas dan kuat diperlukan teman, maka seorang
wirausaha harus memiliki teman sebanyak-banyaknya.
4. Kerjasama merupakan suatu alat dimana keuntungan wirausaha dapat
ditingkatkan dengan menolong dirinya sendiri melalui pertolongan bersama
dengan moto kerja untuk semua. Tujuan kerjasama ini untuk meningkatkan
pendapatan masing-masing pihak.
3.2 Saran
Diharapkan adanya saran dari bapak dosen mata kuliah kewirausahaan dan
teman – teman agar makalah presentasi ini menjadi lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
http://majalahukm.com/membangun-kemitraan/usaha/
http://blog-ilmuonline.blogspot.com/2012/05/jaringan-usaha.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Kewirausahaan