Makalah ini diajukan untuk Memenuhi salah satu Tugas pada Mata Kuliah
Etika Profesi Akuntansi dengan Dosen Pembimbing
Disusun Oleh:
Kelompok VI
Kelas : Akuntansi 19 E
PRODI AKUNTANSI
2022
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
ii
Q. Tata Kelola Pemerintah .............................................................................. 79
R. Inisiatif Internasional .................................................................................. 80
S. Menatap Masa Depan ................................................................................. 81
BAB IV ............................................................................................................................. 83
PENUTUP ....................................................................................................................... 83
A. Kesimpulan .................................................................................................... 83
B. Saran ............................................................................................................... 84
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 85
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
dapat menginvestasikan dana mereka melalui pasar modal untuk membeli
surat berharga dalam bentuk saham maupun obligasi dari perusahaan
tertentu dengan harapan mendapatkan profit sedangkan perusahaan dapat
menggunakan dana tersebut untuk pembiayaan operasionalnya.
2
perusahaan mempunyai nilai lebih baik ditinjau dari aspek ekonomi maupun
aspek yuridisnya. Kalau aspek tersebut saling mengisi satu dengan lainnya.
Aspek hukum memberikan rambu agar keseimbangan kepentingan semua
pihak dapat diterapkan dengan baik dalam menjalankan kegiatan ekonomi.
3
publik. Dari hasil data di atas pemerintah Indonesia harus melakukan
tindakan agar dapat meminimalisis jumlah perumbuhan penduduk yang
sangat tinggi, dan salah satu upaya yang dapat di lakukan yaitu
memaksimalkan peranan Badan atau instansi yang kompeten dalam
menangani masalah pertumbuhan penduduk.
B. Rumusan Masalah
4
15. Bagaimana peran pasar modal dalam system keuangan nasional ?
perusahaan ?
C. Tujuan Penulisan
5
6. untuk mengetahui dan memahami bagaimana peran pasar efisien
dalam mencerminkan pasar modal.
D. Manfaat Penulisan
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
2. Keadaan tertunda Dalam kepailitan, kedudukan debitur (si pailit)
sedemikian buruknya, sehingga kewenangan bertindak terhadap harta
bendanya akan hilang. Sedangkan dalam penundaan pembayaran, si
tertunda masih berwenang untuk bertindak terhadap harta bendanya dan
bahkan masih berhak atas hartanya itu.
3. Pengurus (bewindvoerder) BH. Berkenaan dengan kedudukan si
tertunda yang masih dianggap cakap dan wenang untuk mengurus harta
bendanya, maka untuk mengawasi tindakannya itu harus mendapat ijin dari
seorang atau lebih pengurus yang dahulunya disebut dengan pemelihara
(bewindvoerder) yang ditunjuk oleh pengadilan yang dapat menjadi
pengurus adalah perorangan atau persekutuan perdata yang berdomisili di
Indonesia, yang memiliki keahlian khusus yang dibutuhkan dalam rangka
pengurusan harta debitar. Dan mereka itu harus telah terdaftar di
Departemen Kehakiman Tugas dan tanggung jawab Pengurus itu sangat
berat karena bila ia lalai dan merugikan kekayaan debitu bertanggung
jawab atas kesalahannya itu baik secara pendata maupun maka pidana.
Namun di balik itu atas jasanya yang begitu besar maka ia diberikan
imbalan yang ditentukan oleh Departemen Kehakiman 4. Hakim Pengawas
JAKARTA BAYA. Dalam lembaga penundaan pembayaran keberadaan
Hakins Pengawas masih sangat diperlukan sebagaimana ditentukan dalam
pasal 214 ayat 2 UU nomor 4 tahun 1998. Hakim Pengewas dapat
mengangkai tim ahli untuk melakukan pemeriksaan dan menyusun laporan
tentang keadaan kekayaan debitur beserta rekomendasinya (pasal 224 UU
no: 4 tahun 1998) Laporan itu harus diserahkan/disediakan pada
kepaniteraan pengadilan agar dapat dilihat oleh semus piliak Zainal Asikin,
2000, hlm. 103-104)
4. Hakim Pengawas AKARTA RAVA Dalam lembaga penundaan
pembayaran keberadaan Hakim Pengawas masih sangat diperlukan
sebagaimana ditentukan dalam pasal 214 ayat 2 UU nomor 4 tahun 1998.
Hakim Pengawas dapat mengangkat tim ahli untuk melakukan
pemeriksaan dan menyusun laporan tentang keadaan kekayaan debitur
8
beserta rekomendasinya (pasal 224 UU no, 4 tahun 1998). Laporan itu
harus diserahkan / disediakan pada kepaniteraan pengadilan agar dapat
dilihat oleh semua pihak (Zainal Asikin, 2000, hlm. 103-104).
9
hak dan kepentingan pemegang saham minoritas dikarenakan
mengandung bentuk perlindungan terhadap hak-hak dan kepentingan
pemegang saham minoritas dan kepentingan tata kelola dalam lembag-
lembaga perusahaan.
10
motivasi, pengetahuan, dan manfaat terhadap minat mahasiswa
berinvestasi di pasar modal. Penelitian ini merupakan jenis penelitian
kausalitas. Dengan menggunakan sampel sebanyak 283 mahasiswa.
Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik simple random
sampling. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan
interview, kuesioner, observasi, dan studi dokumentasi. Teknik analisis data
yang digunakan adalah analisis linier berganda.Hasil penelitian
menunjukkan secara serempak risiko, return, uang saku, motivasi,
pengetahuan, dan manfaat berpengaruh positif dan signifikan terhadap
minat mahasiswa berinvestasi di pasar modal. Secara parsial, risiko, return,
uang saku, motivasi, pengetahuan, dan manfaat berpengaruh positif dan
signifikan terhadap minat mahasiswa berinvestasi di pasar modal. Seluruh
variabel bebas, yakni risiko, return, uang saku, motivasi, pengetahuan dan
manfaat secara serempakmempengaruhi variabel minat investasi sebesar
50%, sisanya sebesar 50% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
11
BAB III
PEMBAHASAN
A. Peringkat Stakoholder
12
disebutkan. Kreditur tidak menanggung risiko bisnis dengan imbalan
berbentuk bunga. Biasanya beberapa kreditur, seperti pemasok, tidak
diberikan bunga.
Zabihollah (2009: 11) memasukkan karyawan, pemasok, konsumen,
pemerintah, dan masyarakat sebagai stakeholder peringkat ketiga. Untuk
tujuan pembahasan dalam buku ini, pemasok dimasukkan sebagai bagian
dari kreditur.
13
perusahaan harus dilengkapi undang-undang kepailitan dengan
penegakan hukum yang efektif mengenai hak kreditur,Tercantumnya hak-
hak stakeholder dalam undang-undang atau perjanjian merupakan alat bagi
stakeholder untuk memonitor kegiatan perusahaan. Monitoring ini, selain
untuk melindungi kepentingan stakeholder itu sendiri, juga bermanfaat bagi
perusahaan agar terhindar dari perbuatan perbuatan yang merugikan
keberlanjutannya. Secara implisit, monitoring merupakan kewajiban bagi
stakeholder.
14
- - Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan
5. pemasok Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004
tentang Kepailitan
6. pesaing Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999
tentang Persaingan Usaha
7. Lingkungan Hidup -Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009
(Aktivis, Kelompok tentang Perlindungan dan Pengelolaan Li
Sosial, dan Masyarakat) -Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas (terutama
yang berkaitan dengan tanggung jawab
sosial)
8. Pemerintah Undang-Undang tentang Perpajakan
15
dikeluarkannya undang-undang, pemerintah telah menentukan langkah-
langkah pencegahan terhadap hubungan yang dapat merugikan kedua
belah pihak. Undang-undang akan selalu berbicara tentang manfaat bagi
masyarakat (utilitarianisme), cara-cara yang pantas dan wajar
(deontologisme), dan karakter karakter luhur yang harus dipenuhi
(virtuisme).
C. Kreditur
Berdasarkan sumbernya, pendanaan perusahaan biasanya dapat
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu pemegang saham dan kreditur.
Pemegang saham menyediakan modal (equity), sedangkan kreditur
memberikan pinjaman (debt). Komposisi pendanaan dapat memengaruhi
nilai dan struktur tata kelola perusahaan. Perusahaan yang lebih banyak
didanai oleh pinjaman biasanya lebih berorientasi untuk meminimalkan
risiko dibandingkan memaksimalkan kekayaan. Sebagai salah satu
penyandang dana, kreditur mempunyai kepentingan agar perusahaan tetap
berjalan dengan baik.
Kewajiban pembayaran kembali pokok utang dan bunganya saat jatuh
tempo akan dapat dipenuhi jika perusahaan berjalan dengan baik. Dalam
hubungan keagenan, institusi yang bergerak dalam penyaluran dana akan
dianggap sebagai lembaga perantara (intermediaries) antara pihak yang
menyediakan dana (prinsipiel) dan pihak yang membutuhkan dana (agen).
Institusi sebagai lembaga perantara adalah Bank. Dalam hal penyaluran
16
dana, maka prinsipielnya adalah nasabah (masyarakat) dan agennya
adalah perusahaan. Nasabah (masyarakat) menempatkan dananya di bank
dan bank memberikan pinjaman kepada debitur (perusahaan). Untuk
selanjutnya, lembaga perantara ini merupakan salah satu bentuk dari pasar
uang.
Untuk memastikan bahwa perusahaan sebagai peminjam (debitur)
dapat memenuhi kewajibannya, lembaga perantara diberi hak untuk
melakukan pengawasan (monitoring) terhadap jalannya perusahaan. Hak-
hak tersebut dilaksanakan melalui syarat-syarat yang tercantum dalam
perjanjian kredit sebagai negative covenant. Contoh dari negative covenant
adalah pembatasan terhadap rasio-rasio keuangan tertentu, pembatasan
pembagian dividen, larangan menggadaikan aset, dan lain sebagainya.
Dalam keadaan tertentu, pengawasan juga dapat dilakukan secara
langsung terhadap jalannya perusahaan dari waktu ke waktu, misalnya
keharusan untuk menggunakan rekening di bank untuk menampung hasil
penjualan (ekspor).
Sebagai lembaga perantara, Bank sebetulnya bertindak sebagai agen
sekaligus prinsipiel. Dalam hal pengerahan dana, bank bertindak sebagai
agen bagi nasabah (masyarakat) yang merupakan prinsipielnya. Saat
menyalurkan dana, Bank bertindak sebagai prinsipiel, sedangkan debitur
adalah agennya. Dalam keadaan ini, Bank dapat mengharuskan adanya
prinsip keterbukaan informasi kepada debitur sebelum memutuskan untuk
memberikan pinjaman. Bank juga harus menyelidiki kemungkinan
terjadinya moral hazard yang dilakukan oleh pemilik, dewan komisaris, atau
direksi.
Jika Bank merupakan pemasok dana dengan proporsi yang besar, ia
dapat memengaruhi tata kelola yang harus diterapkan dalam perusahaan.
Ia dapat menunjuk akuntan publik (atau paling tidak menyetujui
penunjukannya) untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan. Bank
dapat menunjuk perusahaan appraisal untuk menilai aset perusahaan.
Bank dapat mengharuskan adanya personal guarantee dari pemegang
17
saham pengendali atau pembatasan-pembatasan lain terhadap
kewenangan pemilik, dewan komisaris, dan direksi. Dalam hal-hal tertentu,
Bank dapat memengaruhi sistem pengendalian internal perusahaan.
Seperti telah diungkapkan, pengharusan bahwa semua hasil ekspor
perusahaan harus ditampung dalam rekening perusahaan yang ada di bank
merupakan salah satu contoh bagaimana bank memengaruhi sistem
pengendalian internal perusahaan.
D. Kepailitan
Perlindungan hukum utama bagi kreditur (tidak hanya bank) untuk
menagih pinjaman (kredit) yang diberikan adalah melalui tuntutan
kepailitan. Melalui Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang
Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (Undang-Undang
Kepailitan negara menyediakan sarana hukum bagi kreditur untuk
mengajukan permohonan pailit kepada debitur yang tidak membayar lunas
utangnya saat jatuh tempo.
Kepailitan merupakan lembaga hukum yang berfungsi sebagai realisasi
dari tanggung jawab debitur terhadap krediturnya atas perikatan-perikatan
yang dilakukan (Suryana, 2007. 7). Dalam tanggung jawab debitur terhadap
kreditur, terkandung asas jaminan utang dan asas paripasu. Asas paripasu
artinya membagi secara proporsional harta kekayaan debitur kepada
kreditur konkuren berdasarkan perimbangan besarnya tagihan masing-
masing. Kreditur konkuren adalah kreditur yang tidak memegang jaminan
harta atas pinjaman yang diberikan. Kepailitan adalah sita umum atas
semua kekayaan debitur pailit yang pengurusan dan pemberesannya
dilakukan oleh kurator di bawah pengawasan hakim pengawas.
Hukum kepailitan menyediakan forum bersama (forum kolektif) untuk
mengklasifikasikan Imemilah-milah) hak-hak dari berbagai jenis
(penagihan) kreditur terhadap harta kekayaan debitur pailit yang sudah
tidak cukup nilainya untuk membayar semua tagihan para kreditur tersebut
(Suryana, 2007: 36), Hukum kepallitan digunakan sebagai collective
18
proceeding dalam rangka mengatur collective action sehingga masalah
yang muncul karena kepentingan masing-masing kreditur dapat dihindari.
Pemecahan masalah tidak harus berupa pemberesan (menjual semua
harta kekayaan dan membagikan hasilnya kepada debitur). Jadi, pada
dasarnya, hukum kepailitan ditujukan untuk mencegah perbuatan-
perbuatan tidak semestinya yang dilakukan oleh debitut dan reditur atas
harta kekayaan debitur yang mengalami pailit. Secara sederhana, proses
kepailitan dapat dikhtisarkan sebagai berikut.
1. Permohonan Pailit
2. Putusan Pailit
19
pailit. Kurator yang diangkat harus independen, tidak mempunyai benturan
kepentingan dengan debitur dan kreditur
3. Pengurusan
4. Pemberitahuan
5. Rapat kreditur
20
yang dipimpin oleh hakim pengawas. Selain rapat kreditur yang pertama,
rapat kreditur harus diadakan pada saat-saat berikut ini.
6. Pencocokan Utang-Piutang
Secara harafiah, pencocukan utang (dan sadut tur) dan piuta (dari sudut
kreditar dimaksudkan untuk menagih, mencocokkan, dan mengesahkan
tagihan-tagihan yang mak kepada kurator (Sinaga. 2012-119) Dalam
Undang-Undang Kepailitan, kreditur diwajibkan untuk mengajukan tagihan
kepada kuratoe dalam batas waktu tertentu (Undang-Undang Kepailitan
Pasal 113). Pengajuan tagihan bermakna kreditur menagih piutangnya.
Pencocokan berarti memverifikas tagihan tagihan yang masuk dari kreditur
tersebut dengan catatan (akuntansi) yang terdapat pada debitur pails
Pengesahan dilakukan setelah pencocokan dilakukan oleh kurator dan
dianggap bahwa tagihan-tagihan yang diajukan telah memenuhi syarat
untuk diakui. Pengesahan tagihan herimplikasi bahwa kreditur yang
bersangkutan telah diakui sebagai kreditur dengan hak hak yang dimilikinya
selama proses kepailitan. Pencocokan utang piutang dilakukan dalam rapat
kredinur yang dipimpin oleh hakim pengawas dan yang harus dihadiri oleh
kurator, dehitur, dan kreditur Semua kreditur wajib menyerahkan
21
piutangnya masing-masing kepada kurator. Intinya penyerahan tersebut
merupakan bentuk pengikatan secara resmi. Tidak ada bentuk khusus
syang diharuskan dalam penyerahan piutang ini. Untuk selanjutnya, dalam
buku ini, bentuk penyerahan platang itu disebut sebagai laporan piutang
Laporan piutang tersebut harus disertai dempa perhitungan atau
keterangan tertulis lainnya yang menunjukkan sifat dan jumlah piutang
Selain itu, laporan harus dilengkapi pula dengan surat bukti atau salinannya
dan suatu pernyataan ada atau tidaknya kreditur mempunyai suatu hak
istimewa, hak gadai, jaminan fidusia, hak tanggungan hipotek, hak agunan
atas kebendaan lainnya, atau hak untuk menahan benda (Pasal 115
Undang Undang Kepailitan Penyerahan tagihan dilakukan dalam batas
waktu yang ditetapkan oleh hakim pengawas (Pasal 113 Undang-Undang
Kepailitan) Piutang yang dimasukkan pada kurator setelah lewat yang telah
ditetapkan, asal dimasukkan paling lambat 2 (dua) hari sebelum rapat
pencocokin utang piutang, wajib dicocokkan. Pencocokan harus didasarkan
pada permintaan dan tidak ada keberatan dari kurator dan salah satu
kreditur (Pasal 133 Undang-Undang Kepailitan Saat menerima tagihan dari
para kreditur, kurator terlebih dahulu harus memerik mengklasifikasikannya
menjadi tagihan (utang) yang diakui sementara dan utang yang data Daftar
plutang ini akan dibicarakan dalam rapat pencocokan piutang dengan
krestaur Utang yg dibantah dibuat daftar tersendiri.
22
pencocokan utang piutang, selain menghasilkan kelompok tagihan yang
diakui dan dibantah, juga dimaksudkan untuk mengklasifikasikan status
kreditur kreditur yang bersangkutan menjadi kreditur istimewa, kreditur
separatis dan kreditur konkuren. Kreditur preferen atau kreditur istimewa
(preferred creditor) adalah kreditur yang didahulukan pembayarannya atas
semua harta pailit berdasarkan sifat pautangnya. Contoh dari kreditur yang
distimewakan adalah negara dalam kaitannya dengan utang pajak Kreditur
separatis (secured creditor) adalah kreditur pemegang gadai hipotek,
jaminan fidusia bak tanggungan, dan hak agunan atas kebendaan lainnya
Kreditur separatin dapat mengeksekusi haknya seolah-olah tidak terjadi
kepailitan, tetapi pelaksanaannya harus ditangguhkan 90 hari sejak tanggal
putusan pailit (Sinaga, 2012 171 Kreditur konkuren unsecured creditor)
adalah semua kreditur atau penagih berdasarkan piutang yang tidak
mempunyai ikatan tertentu.
23
mata uang Republik Indonesia. Penetapan nilai piutang ke dalam mafa
uang rupiah dilakukan dengan kurs tanggal putusan pailit. Penetapan nilai
piutang untuk kreditur separatis didasarkan atas kurs pada tanggal
eksekusi benda agunan dengan menggunakan kurs tengah Bank
Indonesia. Dari cara penilaian tersebut dapat disimpulkan bahwa semua
piutang dari kreditur dikelompokkan menjadi piutang yang bersifat jangka
pendek, tanpa memperhatikan periode pembayarannya.
Perdamaian Walaupun putusan pailit telah ditetapkan oleh hakim
pengadilan niaga, tetapi upaya perdamaian masih dapat dilakukan Pasal
144-177 mengatur tentang perdamaian tersebut. Pasal 144 mengatakan
bahwa "Debitur pailit berhak untuk menawarkan suatu perdamaian kepada
semua kreditur Tawaran perdamaian dilakukan oleh debitur pailit dengan
membuat "Rencana Perdamaian yang harus disediakan paling lambat 8
(delapan) hari sebelum rapat pencocokan utang piutang (Pasal 145
Undang-Undang Kepailitan)
Rencana perdamaian dibicarakan dalam rapat kreditur. Jika rencana
perdamaian disetujal berarti rencana perdamaian tersebut diterima dan
berubah menjadi perdamaian (accord) Perdamaian ini kemudian
dimintakan pengesahan (homologasi) kepada majelis hakim pengadilan
niaga yang memutuskan perkara pailit. Jika majelis hakim menerima dan
mengesahkan perdamaian, perdamaian mengikat bagi semua kreditur dan
kepailitan berakhir. Jika perdamaian tidak disetuj dalam rapat kreditur atau
majelis hakim menolak pengesahan perdamaian, harta debitur paila berada
dalam keadaan insolvensi dan proses kepailitan dilanjutkan.
Undang-Undang Kepailitan tidak menyebutkan apa yang harus
dimasukkan dalam rencana perdamaian. Namun, kepailitan didasarkan
atas anggapan ketidakmampuan membayar utang Oleh karena itu, rencana
perdamaian terutama harus berisi upaya-upaya yang akan dilakukan
debitur pailit agar dapat mencapai keadaan solvensi. Debitur pailit harus
membuat rencana bisnis (business plan) untuk itu. Termasuk dalam upaya
ini adalah usulan-usulan yang berpengaruh terhadap kreditur, misalnya
24
mengatur kembali jadwal pelunasan utang (rescheduling). pemotongan
jumlah utang atau bunga (haircut), atau mengonversi utang menjadi ekuitas
(debt equity swap)
7. Pemberesan
Arti pemberesan adalah menjual semua harta pailit tanpa perlu
memperoleh persetujuan dari debitur pailit dan membagikan hasilnya
kepada kreditur secara proporsional atau berimbang Sinags, 2012 203).
Secara prinsip penjualan harta pailit harus dilakukan dengan cara lelang
Namun, dalam keadaan tertentu, boleh dilakukan secara di bawah tangan
Penjualan di bawah jangan harus memperoleh izin dari hakim pengawas.
Pada dasarnya, pemberesan dilakukan saat Abitur pailit telah dinyatakan
insolvensi (Pasal 178 Undang-Undang Kepailitan) dan tidak ada usulan dari
kurator dan kreditur untuk melanjutkan usaha debitur pailin atau pka uvalan
untuk melanjutkan usaha tersebut ditolak atau pengurusan terhadap
perusahaan debitur dihentikan (Pasal 184). Terhadap benda yang tidak
segera atau sama sekali tidak dapat dibereskan kurator, atas seitin hakim
pengawas, harus memutuskan cara penyelesaiannya.
Pemberesan harta pailit tidak hanya dalam bentuk menjual. Untuk harta
pailit yang berbentuk piutang pemberesan dilakukan dengan jalan menagih
lika, pada saat yang bersamaan, seorang debitur juga bertindak sebagai
kreditur, utang piutang debitur tersebut dapat diseles dengan jalan
melakukan penjumpaan utang atau kompensast (set-off) Utang piutang
yang dapat diperjumpakan harus terjadi sebelum putusan pailit diucapkan
(Pasal 51 Undang-Undang Kepailitan). Hal yang sama berlaku terhadap
piutang atau utang yang berasal dari pengambil alihan dari pihak ketiga.
25
Pengambil alihan harus terjadi sebelum putusan pailit dan dilakukan
dengan iktikad baik (Pasal 52).
8. Pembagian
26
pengawas (Pasal 192 ayat (20) Kreditur dapat mengajukan perlawanan
dengan mengajukan keberatan atas daftar pembagian ini. Keberatan
diputuskan dalam sidang pengadilan dan dapat diajukan kasasi. Daftar
pembagian akan menjadi mengikat jika kondisinya sebagai berikut (Sinaga,
2012. 211) L Telah lampau tenggang waktu yang ditentukan oleh hakim
pengawas 2 Tidak ada yang mengajukan perlawanan atas daftar tersebut.
Perlawanan telah diputus dalam sidang pengadilan dan berkekuatan
hukum tetap 3 Kata "mengikat" berarti pembagian tersebut harus diterima
oleh semua kreditur dan dipatah oleh kurator untuk dilaksanakan.
9. Pengakhiran
10. Perdamaian
27
Walaupun putusan pailit telah ditetapkan oleh hakim pengadilan niaga,
tetapi upaya perdamaian masih dapat dilakukan. Pasal 144-177 mengatur
tentang perdamaian tersebut. Pasal 144 mengatakan bahwa "Debitur pailit
berhak untuk menawarkan suatu perdamaian kepada semua kreditur.
Tawaran perdamaian dilakukan oleh debitur pailit dengan membuat
"Rencana Perdamaian harus disediakan paling lambat 8 (delapan) hari
sebelum rapat pencocokan utang piutang (Pasal 145 Undang-Undang
Kepailitan). yang
28
Tujuan permohonan PKPU adalah memberikan kesempatan kepada
debitur untuk mengajukan rencana perdamaian yang meliputi tawaran
pembayaran sebagian atau semua utang kepada kreditur. Tujuan ini
berbeda dengan permohonan pailit yang hasil akhirnya adalah
pemberesuan walaupun rencana perdamaian tetap dimungkinkan. Jika
permohonan pailit dan permohonan PKPU diperiksa pada saat bersamaan,
permohonan PKPU harus diputuskan terlebih dahulu (Pasal 229) Putusan
PKPU oleh hakim pengadilan disertai dengan pengangkatan Hakim
Pengawas dan Pengurus Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
(PKPU) atau suspension of payment atau surseance van betaling, adalah
suatu masa yang diberikan oleh undang-undang melalui putusan hakim
Pengadilan Niaga, di mana dalam masa tersebut kepada pihak kreditor dan
debitor diberikan kesempatan untuk memusyawarahkan cara-cara
pembayaran utangnya dengan memberikan rencana pembayaran seluruh
atau sebagian utangnya, termasuk apabila perlu untuk merestrukturisasi
utang itu.
29
bahwa keadaan ini berlangsung baik selama PKPU Sementara maupun
selama PKPU Tetap. 6 Ketentuan demikian itu sangat melindungi
kepentingan debitor yang bermaksud untuk menunda pembayaran utang
yang dimilikinya. Namun demikian, melalui PKPU ketentuan Undang-
undang Nomor 37 Tahun 2004 juga dapat mempercepat debitor untuk
sampai pada tahapan kepailitan. Dalam Undang-undang ini, bila debitor
dan kreditor tidak dapat mencapai kesepakatan pembayaran utang pada
masa PKPU Sementara, maka debitor dapat dinyatakan pailit. Demikian
pula bila PKPU Tetap gagal dilaksanakan, debitor pun akan berujung pada
kepailitan.
30
Perubahan Anggaran Dasar Koperasi Serba Usaha Persada Madani
Nomor 26/Lap-PAD/VI1/2010, tanggal 26 Juli 2010 berkedudukan di
Komplek Muara Jalan Muara Sari IV No. 61, Bandung, saat ini
berkedudukan di Jalan Kota Baru Raya No. 26, Kota Bandung.
31
nasabah kepada bank penyimpan dana untuk memindahbukukan sejumlah
dana dari rekening yang bersangkutan kepada pihak
penerima yang disebut namanya pada bank yang sama atau berlainan.
Dengan demikian pembayaran dana bilyet giro tidak dapat dilakukan
dengan uang tunai yang berarti bahwa sistem pembayaran dengan booking
transfer dan tidak dapat dipindahtangankan dengan endosemen. 8
Koperasi Persada Madani merupakan nasabah dari beberapa bank untuk
menerbitkan bilyet giro kepada penerimanya selaku penyimpan pada
simpanan berjangka madani.Pengadilan Niaga Jakarta Pusat melalui
Putusan Nomor 35/Pdt. SUSPKPU/2015/PN.NIAGA.Jkt.Pst mengabulkan
permohonan PKPU dari para kreditor dan menyatakan bahwa Koperasi
Serba Usaha Persada Madani berada di dalam PKPU Sementara dengan
segala akibat hukumnya. Koperasi Serba Usaha Persada Madani
mempunyai beberapa kreditor yang juga merupakan investor atau individu
yang telah menyimpan uangnya melalui simpanan berjangka kepada
Koperasi Serba Usaha Persada Madani.
32
Jakarta Pusat untuk menuntut haknya atas bagi hasil investasi dari
simpanan berjangka madani pada Koperasi Serba Usaha Persada Madani.
Beberapa penyimpan dana lain juga mengalami hal yang sama dengan Heri
Sugiarto, simpanannya telah jatuh tempo dan dananya tidak dapat
dikembalikan oleh Koperasi Serba Usaha Persada Madani, penyimpan
dana tersebut selaku kreditor dari Koperasi Serba Usaha Persada Madani
adalah Wawan Wiliyati Widjaya yang berdomisili di Kota Bandung,
Djuningsih yang berdomisili di Kota Jakarta dan Hoo Moy Lan yang
berdomisili di Kota Yogyakarta ketiganya merupakan nasabah dan
mempunyai sertifikat berjangka yang telah jatuh tempo dan dapat
ditagihkan kepada Koperasi Serba Usaha Persada Madani.
a. Perdamaian
33
pembayaran utang yang baru inilah yang dijadikan sebagai dasar
penawaran pembayaran sebagian atau semua utang dalam rencana
perdamaian. Dasar pengajuan PKPU adalah kemungkinan
ketidakmampuan debitur untuk membayar utang utangnya pada saat jatuh
tempo. Oleh karena itu, rencana perdamaian juga harus dapat
menunjukkan upaya-upaya untuk menyehatkan perusahaan agar sifat,
jumlah, syarat, dan jadwal pembayaran baru tersebut nantinya dapat
terealisast. Umumnya, langkah penyehatan perusahaan dilakukan dengan
melakukan restrukturisasi perusahaan. Restrukturisas Sjahdeni (2002: 368)
dalam Sinaga (2012: 287) menyebutkan langkah-langkah perusahaan yang
dapat mengambil salah satu atau beberapa bentuk berikut.
1. Perubahan strategi.
2. Perubahan vist.
3. Perubahan struktur organisasi.
4. Perubahan budaya kerja. Perubahan teknologi
5. Perubahan direkal dan komisaris.
6. Perubahan budaya kerja
7. Perubahan anggaran dasar
8. Perubahan system dan prosedur
9. Penggabungan, peleburan atau akuisisi
b. Jangka waktu
34
Jika permohonan PKPU diajukan oleh debitur, dalam permohonan tersebut
dapat dilampirkan rencana perdamaian (Pasal 224 ayat (5)). Namun, jika
rencana perdamaian tidak tersedia di kepaniteraan pengadilan pada saat
permohonan, rencana perdamaian dapat juga disampaikan sampai dengan
saat sebelum sidang yang memutuskan PKPUS (Pasal 226 ayat (2)). Jika
permohonan PKPU diajukan oleh debitur, pengadilan harus mengabulkan
adanya PKPUS dalam jangka waktu 3 (tiga) hari sejak permohonan
didaftarkan. Jadi, rencana perdamaian dapat disampaikan selama periode
3 (tiga) hari ini.
Masa PKPUS maksimum adalah 45 (empat puluh lima) hari (Pasal 225
ayat (4)). Sidang pengadilan yang harus dihadiri oleh debitur, hakim
pengawas, pengurus, dan kreditur harus sudah dilakukan pada hari terakhir
masa PKPUS tersebut. Jika rencana perdamaian sudah disampaikan
sebelum sidang ini, pemungutan suara tentang rencana tersebut dapat
dilakukan (Pasal 228 ayat (3)). Dalam rapat ini, harus diputuskan tentang
persetujuan atau penolakan oleh kreditur terhadap diberikannya PKPUT.
Jika PKPUT tidak dapat diberikan, status debitur menjadi pailit (Pasal 228
ayat (5)). Jika PKPUT disetujui, penundaan kewajiban pembayaran utang
tersebut berikut perpanjangannya tidak boleh melebihi 270 hari setelah
putusan PKPUS (Pasal 228 ayat (6)). Dalam masa ini, rencana perdamaian
harus sudah diajukan
c. Keputusan
35
PKPU) pada tanggal yang telah ditentukan untuk keperluan pengesahan
perdamaian (Pasal 284).
1. Harta debitur jauh lebih besar daripada jumlah yang disetujui dalam
perdamaian.
2. Pelaksanaan perdamaian tidak cukup terjamin.
3. Perdamaian tersebut dicapai karena penipuan atau persekongkolan
dengan satu atau lebih kreditur atau karena pemakaian upaya lain yang
tidak jujur dan tanpa menghiraukan apakah debitur atau pihak lain
bekerja sama untuk mencapai hal ini.
4. Imbalan jasa dan biaya yang dikeluarkan oleh ahli dan pengurus belum
dibayar atau tidakndiberikan jaminan untuk pembayarannya jika
pengadilan menolak untuk mengesahkan perdamaian, debitur akan
berada dalam kondisi pailt demi hukum.
d. Pengurusan
Selama masa PKPU, debitur (tanpa persetujuan pengurus) tidak dapat
melakukan kepengurusan atau kepemilikan atas seluruh atau sebagian
hartanya (Pasal 240 ayat (1)), Kewajiban debitur yang dilakukan tanpa
mendapatkan persetujuan dari pengurus yang timbul setelah PKPU,
hanya dapat dibebankan kepada harta debitur sejauh hal itu
menguntungkan harta debitur (Pasal 240 ayat Q2h Pinjaman dari pihak
ketiga dapat dilakukan oleh debitur jika telah memperoleh persetujuan
pengurus dan dilakukan dalam rangka meningkatkan nilai harta debitur,
36
Pemberian agunan juga diperbolehkan jika disetujui oleh hakim
pengawas Selain kewajiban yang harus dipenuhi dalam kaitannya
dengan kepengurusan, debitur memperoleh hak-hak di antaranya
sebagai berikut:
F. Fungsi Kepenasihatan
37
secara tradisional, penasihat hukum yang ditunjuk dari luar oleh
perusahaan, akan dimanfaatkan untuk memberikan pertimbangan tentang
kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan Tugas utama
penasihat hukum adalah melindungi kepentingan perusahaan di muka
hukum Hubungan hukum dengan perusahaan berkaitan dengan fungsi
advokasi (Zabihollah. 2009: 308).
1. penasihat Hukum
38
kepentingan, SEC mengeluarkan peraturan agar penasihat investasi
melakukan hal-hal berikut.
39
pedoman etika bagi analis. Pedoman etika tersebut memberikan lima
standar kelaziman praktik yang berkaitan dengan hubungan antara
perusahaan dan analis. Kelima standar itu berkaitan dengan hal-hal berikut.
Pedoman ini juga menyebutkan bahwa riset oleh analis yang diberi
kompensasi oleh perusahaan hanya dapat dilakukan jika perusahaan
mempekerjakan analis yang berkualifikasi, kompeten, dan objektif. Dalam
laporannya, analis harus mengungkapkan jenis dan besarnya kompensasi
yang dia terima.
3. Bank Investasi
40
institusi yang bergerak dalam jasa pembelian investasi, misalnya private
equity funds dan hedge funds merupakan kegiatan buy side.
4. Lembaga Pemeringkat
41
pemeringkat menjadi perhatian banyak pihak. Oleh karena itu, IOSCO
berpendapat bahwa diterapkannya suatu prinsip yang mengatur kegiatan
lembaga pemeringkat akan bermanfaat untuk memperbaiki kegiatan
mereka dan penggunaan opininya oleh pasar. Prinsip prinsip tersebut harus
memberikan pedoman kepada lembaga pemeringkat dalam menawarkan
analisis dan opini yang independen dan bermanfaat (informed).
G. Studi IFAC
42
Pada tingkat minimum, rekomendasi yang diberikan untuk analisis
keuangan adalah adanya kode etik atau aturan (code of conduct) untuk
kegiatan (operasi) analisis keuangan. Kode etik ini harus dikomunikasikan
kepada publik dan harus dimonitor oleh pihak di dalam dan di luar
perusahaan. Pembayaran kepada analis keuangan berdasarkan penjualan
saham atau produk lain oleh bagian lain dari organisasi tetap tidak
diperkenankan.
43
Kode etik tersebut harus dikomunikasikan kepada publik dan dimonitor
oleh pihak di dalam dan di luar perusahaan. Kode etik harus merefleksikan
fakta bahwa klien penasihat hukum adalah perusahaan, bukan manajemen.
Oleh karena itu, nasihat-nasihatnya harus mencerminkan kepentingan
publik. Jika nasihat yang diberikan bukan merupakan kelaziman praktik,
penasihat hukum harus mengikhtisarkan kelaziman yang ada dan
menjelaskan alasan atas penyimpangan dari kelaziman tersebut.
Seperti halnya penasihat hukum, kode etik untuk bank investasi harus
mengakui bahwa klien mereka adalah perusahaan dan bukan manajemen.
Oleh karena itu, nasihat yang diberikan harus menekankan pada
kepentingan publik. Jika nasihat yang diberikan tidak mencerminkan
kelaziman praktik, mereka harus mengikhtisarkan kelaziman yang ada dan
memberikan alasan atas penyimpangan yang dilakukan. Laporan yang
44
mereka hasilkan juga harus mengungkapkan total honorarium dan basis
yang digunakan untuk menghitungnya, baik langsung maupun tidak
langsung (contingent fee). Informasi ini dapat membantu komite audit dan
direksi dalam mengevaluasi nasihat yang bersangkutan.
45
proses pengungkapan dan transparansi dan standar profesional analis riset
pasar modal, lembaga pemeringkat, dan bank investasi.
I. Prinsip IOSCO
Sebagai pihak yang terlibat dalam kegiatan pasar modal, mereka harus
ikut menunjang tercapainya pasar yang wajar (fair), efisien (efficient), dan
transparan (transparent). Mereka juga harus berkontribusi terhadap
turunnya risiko sistematis dan terlindunginya para investor. Tujuan utama
dari dikeluarkannya prinsip-prinsip adalah meningkatkan kredibilitas
(credibility) dan keandalan (reliability) lembaga atau profesi yang
bersangkutan. Prinsip-prinsip tersebut banyak mengatur tentang masalah
benturan kepentingan, perilaku yang harus dianut, serta standar dan
pelaksanaan pekerjaan yang harus dilaksanakan. Prinsip-prinsip tersebut
akan diuraikan di bawah ini.
46
1. Regulator
(1) Tanggung jawab regulator harus jelas dan dinyatakan secara objektif
(9) Organisasi regulasi mandiri harus diawasi oleh regulator dan harus
melaksanakan standar kewajaran (fairness) dan kerahasiaan dalam
menjalankan wewenang yang didelegasikan kepadanya.
3. Regulasi Pasar Modal
47
(10) Regulator harus mempunyai kekuasaan yang komprehensif tentang
inspeksi (inspection), investigasi (investigation), dan penyelidikan
(surveillance).
(11) Regulator harus memiliki kekuasaan yang komprehensif untuk
penegakan hukum.
(12) Sistem regulasi harus dapat memastikan penggunaan yang efektif dan
kredibel, kekuasaan inspeksi, investigasi, penegakan hukum, dan
mengimplementasikan program kepatuhan yang efektif.
4. Kerja Sama dalam Regulasi
5. Emiten
(16) Harus ada pengungkapan yang penuh (full), akurat, dan tepat waktu
tentang hasil keuangan (financial result), risiko, dan informasi lain yang
material bagi pengambilan keputusan investor.
48
(18) Standar akuntansi yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan
oleh emiten harus berkualitas tinggi dan diterima secara internasional.
(23) Lembaga lain yang menawarkan jasa analisis dan evaluasi harus
memperoleh pengawasan dan regulasi sesuai dengan pengaruh kegiatan
mereka terhadap pasar atau tingkat ketergantungan sistem regulasi
terhadap mereka.
7. Regulator
(1) Tanggung jawab regulator harus jelas dan dinyatakan secara objektif
49
(4) Regulator harus mengadopsi proses regulasi yang jelas dan konsisten.
(5) Staf regulator harus menjalankan tugasnya dengan standar profesi yang
tinggi, termasuk standar tentang kerahasiaan
(6) Regulator harus mempunyai kekuasaan atau berkontribusi dalam
proses monitoring, mitigasi, dan mengelola risiko sistemis yang tepat sesuai
dengan mandat yang dipunyai.
(7) Regulator harus memiliki dan berkontribusi dalam proses menelaah kisi-
kisi (perimeter) regulasi secara berkala.
(8) Regulator harus memastikan bahwa benturan kepentingan dan salah
arah dalam insentif dapat dihindarkan, dieliminasi, diungkapkan, atau
dikelola.
8. Regulasi Mandiri
(9) Organisasi regulasi mandiri harus diawasi oleh regulator dan harus
melaksanakan standar kewajaran (fairness) dan kerahasiaan dalam
menjalankan wewenang yang didelegasikan kepadanya.
9. Regulasi Pasar Modal
50
10. Kerja Sama dalam Regulasi
11. Emiten
(16) Harus ada pengungkapan yang penuh (full), akurat, dan tepat waktu
tentang hasil keuangan (financial result), risiko, dan informasi lain yang
material bagi pengambilan keputusan investor.
51
(19) Akuntan publik harus memperoleh pengawasan yang memadai.
(23) Lembaga lain yang menawarkan jasa analisis dan evaluasi harus
memperoleh pengawasan dan regulasi sesuai dengan pengaruh kegiatan
mereka terhadap pasar atau tingkat ketergantungan sistem regulasi
terhadap mereka.
(25) Sistem regulasi harus menyediakan aturan tentang bentuk hukum dan
struktur skema investasi kolektif serta pemisahan dan proteksi aset klien.
52
(27) Regulasi harus memastikan bahwa basis yang digunakan dalam
penilaian dan penetapan harga dan penarikan (redemption) unit skema
investasi kolektif telah tepat dan telah diungkapkan.
(30) Harus terdapat persyaratan modal awal dan berkelanjutan yang hati-
hati (prudent) bagi perantara pedagang efek yang mencerminkan risiko
yang diambil oleh mereka.
53
(33) Penentuan sistem perdagangan (trading system), termasuk pertukaran
surat-surat berharga harus disetujui dan diawasi oleh pihak regulator.
54
2. Kepentingan perusahaan dan hubungan bisnis.
Prinsip 2.1: Harus ada mekanisme sedemikian baik sehingga riset dan
rekomendasi analis tidak dipengaruhi oleh kegiatan perdagangan atau
kepentingan keuangan dari perusahaan yang mempekerjakan.
Prinsip 2.2: Harus ada mekanisme sedemikian baik sehingga riset dan
rekomendasi analis tidak dipengaruhi oleh hubungan bisnis antara
perusahaan dan analis.
5. Pengaruh luar
55
Prinsip 7: Analisis harus berpegang pada standar integritas yang tinggi.
8. Pendidikan investor.
56
memiliki sumber daya yang cukup untuk melakukan penilaian kredit dengan
kualitas yang tinggi. Mereka harus mempunyai cukup personel agar dapat
secara tepat menilai entitas yang mereka beri peringkat, mencari informasi
yang diperlukan, dan menganalisis semua informasi relevan dalam proses
pengambilan keputusan.
57
secara inheren mengandung benturan kepentingan dengan kegiatan
pemeringkatan. Jalur pelaporan (reporting lines) dan kompensasi bagi
karyawan lembaga pemeringkat harus disusun sedemikian baik sehingga
dapat menghilangkan atau mengelola benturan kepentingan secara efektif.
58
Prinsip 4: Lembaga pemeringkat harus menjaga kerahasiaan informasi
nanpublik yang dikomunikasikan kepada mereka oleh setiap emiten atau
agerinya berdasarkan syarat atau kesepakatan tentang kerahasiaan.
Aturan yang melibatkan pelaku mengatur tentang siapa yang boleh dan
tidak boleh melakukan kegiatan di pasar. Aturan ini harus dilengkapi
dengan pedoman perilaku (kode etik) dan standar pelaksanaan pekerjaan
(standar performa) atau pedoman kerja yang harus diikuti. Produk
berhubungan dengan jenis transaksi atau produk yang boleh atau tidak
boleh diperdagangkan di pasar. Prosedur berkaitan dengan cara-cara atau
langkah-langkah yang harus ditempuh dalam menjalankan suatu transaksi
atau memperdagangkan suatu produk.
59
penasihat hukum (lawyer) yang bergerak di pasar modal. Aturan SEC yang
diterbitkan dalam tahun 2003 ini mengharuskan pengacara perusahaan
(corporate attorney) untuk melaporkan dugaan kecurangan dan
pelanggaran undang-undang pasar modal. Aturan ini berlaku bagi
penasihat hukum yang mewakili perusahaan di muka SEC. SOA
mengharuskan pengacara melaporkan penyimpangan undang-undang
pasar modal tersebut kepada direktur utama (CEO) atau direktur yang
membawahi hukum (chief legal counsel) dan jika tidak ada tindakan yang
dilakukan, melaporkannya kepada komite audit (Zabihollah, 2009: 310).
60
Karena aturan ini menjunjung tinggi transparansi dan pengawasan yang
ketat terhadap auditor, maka biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan
untuk merilis laporan keuangan atau keterbukaan informasi menjadi lebih
mahal secara biaya dan memakan lebih banyak waktu.
Di Amerika Serikat, bahkan banyak perusahaan yang keberatan dan
memutuskan untuk delisting atau keluar dari bursa karena adanya regulasi
ini. Banyak juga perusahaan kecil yang memutuskan untuk delisting karena
tidak sanggup dengan biaya laporan keuangan yang mahal. Banyak juga
perusahaan yang nilai credit rating-nya harus turun karena aturan ini.
Melalui aturan yang dijalankan secara ketat ini, perusahaan dituntut
untuk punya komitmen sebagai perusahaan publik untuk transparan pada
laporan keuangan dan informasi perubahan neraca yang sering digunakan
untuk menyembunyikan tindakan kecurangan. Sehingga perusahaan publik
yang tidak bersedia untuk berkomitmen bisa dipersilahkan untuk keluar dari
bursa. Hal ini agar setiap investor publik dapat dilindungi dari praktik yang
tidak kelihatan di permukaan ini.
Sudah sebaiknya badan-badan yang bertanggung jawab untuk
membentuk kebijakan mulai merancang undang-undang serupa yang
disesuaikan prinsipnya dengan kondisi di Indonesia. Negara harus punya
iklim pasar modal yang sehat, pasar modal yang bisa melindungi investor
publik dari risiko kecurangan, sebab pasar modal yang sehat akan
menghasilkan penguatan dan pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan.
Karena, apabila hanya menggunakan aturan yang ada sekarang, setiap
perusahaan publik bisa saja melakukan rekayasa informasi keuangan,
kemudian menerima sanksi administratif, dan pada akhirnya saham
perusahaan yang curang itu kembali dapat diperdagangkan seperti biasa.
Seolah tidak ada masalah yang terjadi.
61
utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun
instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi
perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai
sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal
memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan
kegiatan terkait lainnya.
1. Perusahaan Efek
62
larangan dan kewajiban bagi perusahaan efek pada saat bertindak sebagai
penjamin emisi efek perantara pedagang efek, dan manajer investasi.
2. Penjamin Emisi
3. Pedagang Perantara
63
2) Rekomendasi untuk membeli atau menjual efek, wajib
memperhatikan keadaan keuangan dan maksud serta tujuan
investasi nasabah.
3) Pengungkapan kepada nasabah tentang adanya kepentingan dalam
efek yang direkomendasikan.
4) Pengungkapan tentang kepentingan pihak yang diwakili
(perusahaan efek atau afiliasinya) dalam transaksi dengan nasabah.
5) Larangan untuk menggunakan efek dan/atau uang yang diterima
dari nasabah sebagai jaminan untuk memperoleh pinjaman.
6) Larangan untuk memberikan: a. rekomendasi kepada nasabah
tanpa memperhatikan tujuan investasi dan keadaan keuangan
nasabah, dan b. jaminan atas kerugian yang diderita nasabah dalam
suatu transaksi efek.
7) Kewajiban bagi perusahaan efek untuk membubuhi jam, hari, dan
tanggal atas semua pesanan nasabah pada formulir pesanan.
8) Kewajiban bagi perusahaan efek untuk memberikan konfirmasi
kepada nasabah sebelum hari bursa setelah dilaksanakannya
transaksi.
9) Kewajiban menerbitkan tanda terima kasih setelah menerima efek
atau uang dari nasabah.
Khusus untuk wakil perantara pedagang efek, berikut ini perilaku yang
harus dijalankannya.
64
3). Menerima bagian laba langsung dan tidak langsung dari nasabah atas
suatu transaksi efek.
4. Manajer Investasi
65
memberitahukan adanya pilihan tersebut. Integritas juga ditunjukkan
dengan tidak melakukan perubahan terhadap kontrak pengelolaan
investasi tanpa persetujuan tertulis dari nasabah. Demikian juga, manajer
investasi dilarang melakukan pesanan beli dan jual efek untuk rekening
nasabah tanpa instruksi tertulis dari nasabah yang bersangkutan.
1). Metode investasi atau kombinasi dari berbagai metode investasi yang
dianut dalam buku atau berbagai artikel yang diterbitkan mengenai analisis
efek dan pengelolaan portofolio.
3). Metode investasi atau kombinasi berbagai metode investasi yang lazim
digunakan oleh manajer investasi atau yang diajarkan dalam kursus kursus
resmi mengenai analisis efek dan pengelolaan portofolia.
66
Keputusan investasi juga harus memenuhi kepentingan nasabah.
Dalam hal ini, keputusan investasi atau pelaksanaannya harus sesuai
dengan kebijakan investasi tertulis yang telah dipahami dan disetujui oleh
nasabah. Kebijakan tersebut harus mengungkapkan sepenuhnya dan
sejelas jelasnya tentang sifat, metode, dan risiko investasi. Manajer
investasi harus menanyakan kepada nasabah mengenai keadaan
keuangan secara umum dan membuat catatan mengenai hal tersebut.
Manajer investasi dilarang membuat keputusan investasi atas portofolio
yang dapat mengakibatkan kerugian atau kesulitan keuangan yang parah
dan permanen bagi nasabah walaupun risiko mengenai hal itu telah
dijelaskan dalam kebijakan tertulis dan disetujui oleh nasabah.
5. Penasihat Investasi
2). Kerahasiaan
67
(a) Tidak boleh mengungkapkan nama atau kegiatan nasabah, kecuali
diberi instruksi secara tertulis oleh nasabah atau diwajibkan menurut
peraturan perundang-undangan yang berlaku
3). Pengungkapan
68
gambaran yang salah kepada nasabah atau mengabaikan pernyataan yang
telah dibuat.
6. Profesi Penunjang
7. Lembaga Penunjang
69
Kustodian bertanggung jawab terhadap penyimpanan dan pencatatan
tek yang dititipkan nasabah kepadanya. Kustodian juga harus menjaga
kerahasiaan rekening efek tersebut, kecuali kepada pihak dan untuk
kepentingan tertentu. Biro administrasi efek hanya boleh dilakukan oleh
perseroan yang telah memperoleh izin usaha dari Bapepam (OJK).
Sementara, kegiatan usaha sebagai wali amanat hanya dapat dilakukan
oleh bank umum dan pihak lain yang ditetapkan dengan peraturan
pemerintah (UUPM Pasal 50) dan harus terdaftar di Bapepam (OJK).
L. Pengeritan pemerintah
M. Peran pemerintah
70
Forum G-20 menegaskan masih lemahnya sistem keuangan global dan
belum memadainya fungsi kontrol yang diemban pihak regulator.
71
(financial market) yang volatilitasnya tinggi dari waktu ke waktu. Dalam hal
tertentu, volatilitas tersebut sedemikian besa sehingga sering disebut
sebagai krisis pasar modal (stock market crisis). Krisis pasar modal
ditandai dengan anjloknya harga saham (diwakili oleh indeks harga
saham) dalam besaran yang signifikan dalam waktu yang pendek. Situasi
ini disebut sebagai stock market crash. Umumnya, krisis pasar modal
diakibatkan oleh krisis keuangan (financial crisis) walaupun dapat saja
terjadi sebaliknya. Krisis keuangan dan krisis ekonomi (economic crisis)
diakibatkan oleh krisis pasar modal, seperti yang terjadi pada 1929. Krisis
keuangan terakhir dimulai pada 2007 dari Amerika Serikat. Krisis ini
segera menjalar ke seluruh dunia dan berdampak sangat serius terhadap
krisis pasar modal. Krisis ini sering disebut sebagai krisis global.
a) Dampak
b) Penyebab
Brooks and Dunn (2012: 600-606) dalam salah satu bab di bukunya
membahas tentang penyebab krisis global 2007 dipandang dari sudut
etika. Mereka mendasarkan analisisnya pada penyebab awal terjadinya
72
krisis, yaitu meletusnya gelembung harga perumahan (housing bublle)
yang disebabkan oleh kegagalan praktik-praktik peminjaman di bawah
standar (subprime lenting fiasco), Pertanyaan yang diajukan adalah
bagaimana mungkin kreditur yang canggih (sophisticated) dan
berpengalaman (experienced), seperti bank dan dana pensiun yang besar,
bersedia untuk berinvestasi di produk keuangan yang mereka tahu bahwa
produknya tidak menjanjikan? Jawabannya adalah karena keserakahan
(greed), ketidakmampuan (incompetence), ketidakjujuran (dishonesty),
benturan kepentingan (conflict of interest), ketidaktransparanan
(nontransparency), kurangnya keberanian moral (lack of moral courage),
dan manajemen risiko yang jelek (poor risk management).
1. Pasar modal
Pasar modal adalah tempat diperdagangkannya surat-surat berharga
pendanaan jangka panjang. Perhatikan bahwa pasar modal hanya
memperdagangkan surat-surat berharga", seperti saham atau surat utang.
Bahkan, dalam banyak hal, perdagangan tidak didukung oleh surat-surat
tersebut secara fisik (scriptless trading). Pasar modal merupakan
pertemuan antara pihak yang memerlukan dana (emiten) dan pihak yang
bersedia menyediakan dana (investor atau kreditur).
73
dalam Gambar 40.1. Gambar ini menunjukkan bahwa pasar modal, seperti
telah diuraikan, merupakan t t berinteraksinya investor dan kreditur
dengan emiten. Selain investor dan emiten, pihak yang terlibat di pasar
modal juga meliputi regulator, perantara pedagang efek, penyelenggara
pasar, lembaga penunjang, dan profesi penunjang. Pihak-pihak lain
seperti lembaga pemeringkat, analis efek (analis keuangan). dan
penasihat investasi juga mempunyai peran penting dalam kegiatan pasar
modal. Umumnya, mereka bekerja di perusahaan efek Di pasar sekunder.
pasar modal merupakan interaksi di antara para investor (tidak
digambarkan). Pasar modal adalah tempat pertukaran antara dana (uang)
dan surat-surat berharga. Pertukaran merupakan hasil keputusan dari
masing-masing pihak. Masalah harga informasi dan nilai perusahaan
dalam pertukaran ini menjadi faktor yang penting.
b) Informasi
Pada dasarnya. basis bagi investor/kreditur untuk mengambil
keputusan investasi/kredit adalah informasi. Investor/kreditur di pasar
modal tidak memiliki akses langsung dengan emiten atau kegiatan
usahanya. Informasi yang dapat digunakan oleh investor/kreditur dapat
berasal dari emiten atau pihak-pihak lain di luar emiten. Informasi juga
dapat dibedakan menjadi informasi yang harus disediakan sesuai
peraturan perundang-undangan dan informasi-informasi atas dasar
kesuka-relaan Informasi informasi tersebut dapat dikelompokkan menjadi
informasi yang telah diaudit (diberikan asurans) oleh pihak independen dan
yang tidak diberikan asurans. Salah satu informasi penting, yang pada
umumnya, berpengaruh terhadap pembentukan harga adalah informasi
keuangan.
c) Nilai Perusahaan.
Informasi informasi yang disampaikan kepada investor/kreditur
berhubungan dengan posisi keuangan, hasil usaha atau kinerja, dan arus
kas emiten. Intinya, informasi yang diharapkan dapat memprediksikan nilai
74
perusahaan (value of the firm). Nilai ini juga sering disebut sebagai nilai
fundamental (fundamental value) atau nilai intrinsik (intrinsic value) dari
perusahaan. Harga saham seharusnya mencerminkan nilai perusahaan
ini. Namun, dalam kenyataannya tidak selalu demikian. Oleh para ahli
ekonomi, perbedaan antara harga di pasar dan nilai perusahaan sering
disebut sebagai gelembung harga (price bubble). Gelembung harga terjadi
karena adanya faktor-faktor lain (misalnya, spekulasi) dalam perdagangan
saham. Informasi keuangan, terutama laporan keuangan, diharapkan
dapat digunakan untuk memprediksi nilai perusahaan.
d) Profesi Penunjang
Agar dapat berjalan dengan baik, pasar modal harus didukung oleh
profesi penunjang yang kuat Dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995
tentang Pasar Modal (UUPM) yang dimasukkan sebagai profesi
penunjang adalah akuntan, konsultan hukum, penilai, notaris, dan profesi
lain yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah. Jasa utama yang
diberikan oleh akuntan (publik) adalah audit terhadap laporan keuangan
emiten. Konsultan hukum diberi tugas utama untuk melakukan uji tuntas
(due diligence) terhadap aspek hukum perusahaan. Penilai melakukan
penilaian terhadap aset bersifat tetap, kewajiban, atau bisnis emiten.
Tugas utama notaris adalah membuat akta perjanjian untuk transaksi yang
berkaitan dengan pasar modal. Fungsi utama profesi penunjang adalah
menambah keandalan informasi yang disajikan emiten.
e) Lembaga Penunjang
75
dengan emiten melaksanakan pencatatan pemilikan efek dan pembagian
hak yang berkaitan dengan efek. Wali amanat adalah pihak yang mewakili
kepentingan pemegang efek yang bersifat utang. Lembaga penunjang
pasar modal membantu emiten atau investor/kreditur dalam pelaksanaan
hak, kewajiban, dan kegiatan di pasar modal.
f) Penyelenggara Pasar
Termasuk sebagai penyelenggara pasar adalah bursa efek, lembaga
kliring dan penjaminan, dan lembaga penyimpanan dan penyelesaian.
Bursa efek adalah tempat perdagangan efek dilakukan. Dewasa ini, hanya
ada satu bursa, yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI). Bursa ini dimiliki dan
diselenggarakan oleh pihak swasta. Tugas yang diberikan kepada bursa
efek adalah menyelenggarakan perdagangan efek yang teratur, wajar, dan
efisien.
g) Perantara Pedagang
Perdagangan di bursa efek harus dilakukan melalui para perantara
pedagang, yaitu perusahaan efek. Perusahaan efek adalah pihak yang
bertindak sebagai penjamin emisi efek, perantara pedagang efek,
dan/atau manajer investasi. Kegiatan perusahaan efek dilakukan oleh
wakil penjamin efek wakil perantara pedagang efek, atau wakil manajer
investasi yang merupakan perorangan yang telah memperoleh izin dari
regulator.
h) Regulator
76
Pembinaan, pengaturan, dan pengawasan sehari-hari kegiatan pasar
modal dilakukan oleh Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) yang
sekarang bergabung dalam Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dalam
kaitannya dengan tugas itu, OJK diberi wewenang untuk melaksanakan dan
menegakkan ketentuan dalam UUPM, termasuk kewenangan dalam
pemeriksaan dan penyidikan. Selain itu, OJK juga mempunyai wewenang
untuk mengeluarkan izin operasi bagi pihak-pihak yang terlibat di pasar
modal. Tugas regulator yang utama adalah menciptakan pasar modal yang
efisien dan menghindari terjadinya risiko sistemis di pasar.
2. Pasar efisien
Tujuan dari diselenggarakannya pasar modal adalah terciptanya pasar
yang teratur, wajar, efisien, dan melindungi kepentingan pemodal dan
masyarakat. Penjelasan Pasal 7 ayat (1) UUPM menyebutkan bahwa
perdagangan efek yang teratur, wajar, dan efisien adalah perdagangan
yang diselenggarakan berdasarkan suatu aturan yang jelas dan
dilaksanakan secara konsisten, sehingga harga yang terbentuk
mencerminkan mekanisme pasar berdasarkan kekuatan permintaan dan
penawaran.
a) Peran Informasi
Inti dari hipotesis pasar efisien adalah bahwa harga saham (surat-surat
berharga) yang terbentuk di pasar merupakan refleksi dari semua informasi
yang tersedia sehingga investor selalu membayar harga yang layak untuk
surat-surat berharga dengan kategori risiko tertentu. Dalam pasar yang
efisien secara informasi, investor tidak dapat memperoleh laba abnormal.
b) Peran Perilaku
Para ahli perilaku ekonomi (behavioral economics) menganggap
bahwa pasar modal tidak efisien karena keputusan investasi lebih banyak
ditentukan oleh faktor psikologi, baik secara individu maupun secara masal.
Shefrin (2002) melalui tiga tema dalam keuangan perilaku (behavioral
finance), mengemukakan bahwa dalam pengambilan keputusan, orang
77
merupakan pemroses yang tidak sempurna atas informasi sehingga
banyak menghasilkan bias, kesalahan, dan ilusi persepsi. Dalam
keputusan investasi, hal ini akan mengakibatkan harga saham
menyimpang dari nilai fundamentalnya. Kesalahan pengambilan
keputusan karena faktor psikologi ini oleh Shefrin disebut sebagai risiko
berbasis sentimen (sentiment based risk). Jenis risiko ini juga dapat disebut
sebagai risiko spekulatif (speculative risk).
O. Regulasi
P. SOA
78
etis, sah (legal), dan kompeten. Pada dasarnya, ketat atau kendurnya
regulasi ditentukan oleh keinginan masyarakat dan para politisi Di Amerika
Serikat, keluarnya Sarbanes and Oxley Act (SOA). 2002 dipicu oleh
banyaknya skandal bisnis yang mengakibatkan merosotnya kepercayaan
publik terhadap pasar modal. Regulasi ini dimaksudkan untuk
mengembalikan kepercayaan publik tersebut melalui perbaikan dalam
bidang integritas keamanan, dan efisiensi pasar modal sembari
mempertahankan posisi daya saing global (Zabihollah, 2009: 193).
a) Keseimbangan
79
Untuk dapat berperan dengan baik dan efektif, pemerintah tentu harus
menerapkan tata kelola yang baik bagi dirinya sendiri. Pemerintah harus
dapat menunjukkan bahwa dirinya adalah pemerintahan dengan tata kelola
yang baik (good government governance). Pelaksanaan tata kelola
perusahaan yang baik akan berjalan efektif jika pemerintah (baca birokrasi)
dipersepsikan sebagai birokrasi yang berintegritas dan dapat dipercaya.
Dalam kaitan ini, penegakan hukum dan pemberantasan korupsi perlu
memperoleh perhatian yang serius dari pemerintah. Pemerintah perlu
melakukan reformasi birokrasi.
R. Inisiatif Internasional
80
dengan upaya untuk mencapai konvergensi di negara-negara ASEAN
sebagai satu komunitas ekonomi pada 2015. Inisiatif dalam bidang tata
kelola perusahaan di antaranya adalah pengembangan Asean Corporate
Governance Scorecard (selanjutnya disebut "Score-card") dan melakukan
pemeringkatan tata kelola dari perusahaan-perusahaan yang tercatat di
bursa ASEAN.
81
berubah dari sekadar meningkatkan nilai tambah pemegang saham saja.
Tata kelola perusahaan yang baik telah menarik minat stakeholder lain agar
kepentingannya dapat terlindungi. Masyarakat dan pemerintah mulai
menyadari bahwa peningkatan nilai perusahaan itu sendiri juga perlu
diperhatikan. Perusahaan merupakan entitas penting dalam menopang
perekonomian nasional sehingga keberadaan dan keberlanjutannya perlu
memperoleh proteksi yang memadai.
82
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
83
publik dan nasihat atau opini yang diberikan berpengaruh terhadap pasar
melalui pembentukan harga atau permintaan.
B. Saran
84
DAFTAR PUSTAKA
Rahardjo. 2018. Etika dalam Bisnis dan profesi Akuntan dan Tata Kelola
Perusahaan. Jakarta : Salemba Empat
85