Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MANAJEMEN DANA PENSIUN

“Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya”

Dosen Pengampu:

Dr. Zaluddin, SE., M.Si.

Disusun Oleh :

KELOMPOK 5

 KADEK DEWI SELVIANI (B1B122120)


 KARNI ASTUTI (B1B122121)
 LUH RASMAWATI (B1B122131)
 MELISA (B1B122133)
 MUH. ABDUH RAZAK (B1B122138)
 MUH. RAHMAD HIDAYAD RAMADHAN ADNAN (B1B122144)
 PUTRI YANITA (B1B122159)
 SILVI EKA PUTRI (B1B122167)

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas nikmat
dan karunia-Nya kami selaku kelompok lima mampu menyelesaikan tugas makalah ini dengan
baik dan tepat waktu.Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dr.
Zaluddin, SE., M.Si. yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Dengan Makalah yang
berjudul "Manajemen Dana Pensiun" yang disusun oleh kami selaku kelompok lima untuk
memenuhi tugas mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Kami berharap semoga
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembacanya.

Kami pun mengetahui bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini
dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang dapat membangun agar makalah ini jauh lebih
baik kedepannya.

Kendari, 10 Mei 2023

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................1
1.3 Tujuan...............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................3
2.1 Pengertian Dana Pensiun..................................................................................................3
2.2 Tujuan Penyelengaan Dana Pensiun.................................................................................3
2.3 Asas Dana Pensiun............................................................................................................4
2.4 Fungsi Dana Pensiun.........................................................................................................6
2.5 Peserta dan Usia Pensiun..................................................................................................6
2.6 Program Pensiun...............................................................................................................7
2.7 Jenis Kelembagaan Dana Pensiun.....................................................................................8
2.8 Keunggulan dan Kelemahan Dana Pensiun......................................................................9
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................12
3.2 Saran................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di era tahun 70-an sampai 80-an, masyarakat Indonesia berlomba-lomba


mencoba mencari pekerjaan sebagai pegawai negeri dengan tujuan agar
mereka memperoleh pensiun di masa tuanya. Pensiun merupakan dambaan
memperoleh penghasilan setelah berakhirnya masa kerja seseorang dan masa itu
masyarakat masih berpikir bahwa pada usia menjelang pensiun adalah masa yang sudah
tidak produktif lagi. Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila pilihan utama mereka
terjun ke dunia kerja adalah pegawai negeri, karena sebagai pegawai negeri pada saat itu
memberikan kepastian adanya pensiun.
Jika pada era 70-an sampai 80-an belum banyak perusahaan yang menyediakan
dana pensiun bagi karyawannya, maka di era tahun 90-an menjadi sebaliknya. Apalagi
setelah keluarnya suatu Undang-undang yang mengaturnya yaitu UU Nomor 11 Tahun
1992 tentang Dana Pensiun. Hampir seluruh perusahaan dewasa ini telah
menyelenggarakan dana pensiun bagi karyawannya, banyak alternative pilihan untuk
memperoleh pensiun dari lembaga lainnya.
Pemberian pensiun kepada para karyawannya bukan saja hanya memberikan
kepastian penghasilan di masa yang akan datang, tetapi juga memberikan motivasi bagi
para karyawannya untuk lebih giat lagi bekerja. Dengan memberikan program
jasa pensiun para karyawan akan merasa aman, terutama bagi karyawan yang
menganggap pada usia pensiun sudah tidak produktif lagi. Sedangkan bagi sebagian
masyarakat yang masih merasa produktif juga akan memberikan motivasi bahwa jasa-
jasa mereka masih dihargai oleh perusahaannya. Berkembangnya jasa pensiun dewasa ini
telah menarik beberapa lembaga untuk mendirikan dana pensiun. Hal ini disebabkan
karena pengelolaan dana pensiun ini jika dilihat dari kaca mata bisnis sangat
menguntungkan.

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :


1. Apa Pengertian Dana Pensiun?
2. Apa Tujuan Penyelenggaraan Dana Pensiun?
3. Apa Asas Dana Pensiun?
4. Apa saja Fungsi Dana Pensiun?
5. Siapa Peserta dan Usia Pensiun?
1
6. Bagaimana Program Pensiun?
7. Apa saja Jenis Kelembagaan Dana Pensiun?
8. Apa Keunggulan dan Kelemahan Dana Pensiun?

1.3 Tujuan

1. Memahami pengertian dana pensiun.


2. Mengetahui tujuan penyelenggaraan dana pensiun.
3. Untuk mengetahui asas-asas dana pensiun.
4. Untuk mengetahui fungsi dana pensiun.
5. Mengetahui peserta dan usia pensiun.
6. Memahami program pensiun.
7. Mengetahui jenis kelembagaan dana pensiun.
8. Mengetahui kelemahan dan keunggulan dana pensiun.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Dana Pensiun

Dana pensiun sesuai dengan UU No. 11 Tahun 1992 adalah badan hukum yang
mengelola dan menjalankan manfaat pensiun bagi pesertanya. Definisi tersebut memberi
pengertian bahwa dana pensiun merupakan suatu lembaga yang mengelola program
pensiun yang dimaksudkan untuk memberikan kesejahteraan kepada karyawan suatu
perusahaan terutama yang telah pensiun. Penyelenggaraan program pensiun tersebut
dapat dilakukan oleh pemberi kerja atau diserahkan kepada lembaga lembaga keuangan
yang menawarkan jasa pengelolaan program pensiun, misalnya bank-bank umum atau
perusahaan asuransi jiwa. Adapun kegiatan perusahaan dana pensiun adalah memungut
dana dari iuran yang dipotong dari pendapatan karyawan suatu perusahaan. Iuran ini
kemudian diinvestasikan lagi ke dalam berbagai kegiatan usaha yang dianggap paling
menguntungkan.1

2.2 Tujuan Penyelengaan Dana Pensiun

Tujuan penyelenggaraan program dana pensiun–baik dari kepentingan pemberi kerja


maupun dari karyawan–dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Bagi Pemberi Kerja2
a) Memberikan penghargaan kepada para karyawannya yang telah mengabdi di
perusahaan tersebut.
b) Agar dimasa pensiun karyawan tersebut tetap dapat menikmati hasil yang
diperoleh setelah bekerja di perusahaannya.
c) Meningkatkan motivasi karyawan dalam melaksanakan tugas sehari-hari.
d) Meningkatkan citra perusahaan di mata masyarakat dan pemerintah.

1
Totok Budisantoso dan Sigit Triandaru, Bank dan Lembaga Keuangan Lain; Edisi 2, Salemba Empat,
Jakarta, 2006, hlm. 268

2
Kasmir, Bank & Lembaga Keuangan Lainnya, RajaGrafindo Persada, Jakarta, hlm. 308

3
e) Kewajiban moral. Perusahaan mempunyai kewajiban moral untuk
memberikan rasa aman kepada karyawan pada saat mencapai usia pensiun.
f) Loyalitas. Dengan diadakannya program pensiun, karyawan diharapkan akan
mempunyai loyalitas dan dedikasi terhadap perusahaan.
g) Kompetisi pasar tenaga kerja. Dengan memasukkan program pensiun
sebagai suatu bagian dari total kompensasi yang diberikan kepada karyawan,
diharapkan perusahaan akan memiliki daya saing dan nilai lebih dalam usaha
mendapatkan karyawan yang berkualitas dan profesional di pasaran tenaga
kerja.
2. Bagi Karyawan
a) Kepastian memperoleh penghasilan dimasa yang akan datang sesudah masa
pensiun.
b) Memberikan rasa aman dan dapat meningkatkan motivasi untuk bekerja.
c) Agar tetap memiliki penghasilan pada saat mencapai usia pensiun,
d) Kompensasi yang lebih baik karena karyawan mempunyai tambahan
kompensasi, meskipun baru bisa dinikmati pada saat mencapai usia
pensiun/berhenti bekerja.3

3. Bagi Lembaga Pengelola Dana Pensiun


a) Mengelola dana pensiun untuk memperoleh keuntungan dengan melakukan
berbagai kegiatan investasi.
b) Turut membantu dan mendukung program pemerintah.

2.3 Asas Dana Pensiun

Dalam pengelolaan dana pensiun, pemerintah menganut asas-asas berikut ini.

1. Penyelenggaraan yang dilakukan dengan sistem pendanaan


Dengan asas ini, penyelenggaraan program pensiun, baik bagi karyawan, maupun
bagi pekerja mandiri, harus dilakukan dengan pemupukan dana yang dikelola
3
Totok Budisantoso dan Sigit Triandaru, Bank dan Lembaga Keuangan Lain; Edisi 2, Salemba Empat,
Jakarta, 2006, hlm. 270

4
secara terpisah dari kekayaan pendiri sehingga cukup untuk memenuhi
pembayaran hak peserta. Pemupukan dana tersebut bersumber dari iuran dan hasil
pengembangannya. Oleh karena itu, pembentukan cadangan pensiun dalam
perusahaan untuk membiayai pembayaran manfaat pensiun tidak diperkenankan.
2. Pemisahan kekayaan dana pensiun dari kekayaan pendiri
Kekayaan dana pensiun harus dipisahkan dari kekayaan pendiri. Dengan
demikian, tidak diperkenankan adanya pembentukan “cadangan pensiun” dalam
pembukuan pendiri atau perusahaan.
3. Kesempatan untuk mendirikan dana pensiun
Setiap pemberi kerja memperoleh kesempatan untuk mendirikan dana pensiun
bagi karyawannya. Keputusan untuk membentuk dana pensiun merupakan tindak
lanjut dari prakarsa pemberi kerja yang menjanjikan manfaat pensiun bagi
karyawannya. Janji itu membawa konsekuensi pendanaan, yaitu timbulnya
kewajiban pemberi kerja untuk membayar iuran.
4. Penundaan manfaat
Penghimpunan dana dalam penyelenggaraan program pensiun dimaksudkan untuk
memenuhi pembayaran hak peserta yang telah pensiun agar kesinambungan
penghasilan terpelihara. Sejalan dengan itu, berlaku asas penundaan manfaat yang
mengharuskan pembayaran hak peserta hanya dapat dilakukan setelah peserta
memasuki masa pensiun dan dapat diberikan secara berkala.4
5. Pembinaan dan pengawasan
Pengelolaan dan penggunaan kekayaan dana pensiun harus dihindarkan dari
pengaruh kepentingan-kepentingan yang dapat mengakibatkan tidak tercapainya
maksud utama dari pemupukan dana, yaitu memenuhi kewajiban pembayaran hak
peserta. Di samping pengawasan yang dilakukan oleh Direktorat Dana Pensiun
Departemen Keuangan dan pelaksanaan sistem pelaporan, pengawasan dilakukan
pula melalui kewajiban para pengelola dana pensiun untuk memberikan informasi
kepada para pesertanya.
6. Kebebasan

4
Y. Sr i Susilo, dkk, “Bank dan Lembaga Keuangan Lain”, (Jakarta :Penerbit Salemba Empat,2000.) hal 231

5
Maksud asas ini adalah kebebasan untuk membentuk atau tidak membentuk dana
pensiun. Berdasarkan asas ini, keputusan membentuk dana pensiun merupakan
prakarsa pemberi kerja untuk menjanjikan manfaat pensiun bagi karyawan, yang
membawa konsekuensi pendanaan. Dengan demikian, prakarsa tersebut harus
didasarkan pada kemampuan keuangan pemberi kerja.

2.4 Fungsi Dana Pensiun

1. Asuransi
Peserta yang meninggal dunia atau cacat sebelum mencapai usia pensiun dapat
diberikan uang pertanggungan atas beban bersama dari dana pensiun.
2. Tabungan
Himpunan iuran peserta dan iuran pemberi kerja merupakan tabungan untuk dan
atas nama pesertanya sendiri.
3. Pensiun
Seluruh himpunan iuran peserta dan iuran pemberi kerja serta hasil
pengelolaannya akan dibayarkan dalam bentuk manfaat pensiun sejak bulan
pertama setelah mencapai usia pensiun selama seumur hidup peserta, dan janda
atau duda peserta.5

2.5 Peserta dan Usia Pensiun

1. Peserta
Peserta adalah setiap orang yang memenuhi persyaratan peraturan dana pensiun.
Pasal 19 UU No. 12 Tahun 1992 menyatakan bahwa setiap karyawan yang
termasuk golongan karyawan yang memenuhi syarat kepesertaan dalam dana
pensiun yang didirikan oleh pemberi kerja, berhak menjadi peserta, apabila telah
berusia setidak-tidaknya 18 tahun atau telah kawin dan telah memiliki masa kerja
sekurang-kurangnya 1 tahun pada pendiri atau mitra pendiri.
2. Usia Pensiun
Dalam usia pensiun, terdapat 4 golongan, yaitu:
5
Totok Budisantoso dan Sigit Triandaru, Bank dan Lembaga Keuangan Lain; Edisi 2, Salemba Empat, Jakarta, 2006,
hlm. 271

6
a. Pensiun normal (normal retirement)
Adalah usia paling rendah saat karyawan berhak untuk pensiun tanpa perlu
persetujuan dari pemberi kerja dengan memperoleh manfaat pensiun penuh.
Usia pensiun normal ditentukan dalam peraturan dana pensiun. Di Indonesia,
usia pensiun normal karyawan umumnya berkisar 55 tahun.
b. Pensiun dipercepat (early retirement)
Adalah ketentuan pensiun yang mengizinkan peserta pensiun untuk
mempercepat pensiun karena suatu hal. Terkadang jenis pensiun ini
diberikan untuk kondisi tertentu, misalnya karena adanya pengurangan
pegawai di perusahaan tersebut.
c. Pensiun ditunda (deffered retirement)
Ketentuan ini memperkenankan karyawannya yang secara mental dan fisik
masih sehat untuk tetap bekerja melampaui usia pensiun normal.
d. Pensiun cacat (disable retirement)
Merupakan pensiun yang diberikan disebabkan peserta mengalami
kecelakaan sehingga dianggap tidak mampu lagi untuk melaksanakan
pekerjaannya.6

2.6 Program Pensiun

Program pensiun adalah program yang mengupayakan manfaat pensiun bagi peserta.
Menurut UU No. 11 Tahun 1992, program pensiun terdiri dari tiga golongan:
1. Program Pensiun Iuran Pasti (defined contribution plan)
Program pensiun iuran pasti adalah program pensiun yang iurannya ditetapkan
dalam peraturan dana pensiun dan seluruh iuran serta hasil pengembangannya
dibukukan pada rekening masing-masing peserta sebagai manfaat pensiun. (Lihat
Pasal 1 Butir 8 UU No. 11 Tahun 1992)

2. Program Pensiun Manfaat Pasti (defined benefit plan)

6
Kasmir, Bank & Lembaga Keuangan Lainnya, RajaGrafindo Persada, Jakarta, hlm. 310

7
Program pensiun manfaat pasti adalah program pensiun yang manfaatnya
ditetapkan dalam peraturan dana pensiun, atau program pensiun lain yang bukan
merupakan program pensiun iuran pasti.

3. Program Pensiun Berdasarkan Keuntungan (profit sharing pension plan)


Program pensiun berdasarkan keuntungan adalah program pensiun iuran pasti,
dengan iuran hanya dari pemberi kerja yang didasarkan pada rumus yang
dikaitkan dengan keuntungan pemberi kerja. (Lihat Pasal 1 Butir 3 UU No. 11
Tahun 1992)

2.7 Jenis Kelembagaan Dana Pensiun

Jenis kelembagaan dana pensiun menurut Pasal 2 UU No. 11 Tahun 1992 Bab II,
dapat dibatasi dalam dua jenis yaitu:
1. Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK)
Lembaga ini dibentuk oleh orang atau badan yang memperkerjakan karyawan,
selaku pendiri dan untuk menyelenggarakan program pensiuan manfaat pasti atau
program pensiun iuran pasti, bagi kepentingan sebagian atau seluruh karyawan
sebagai peserta, dan yang menimbulkan kewajiban terhadap pemberi kerja. (Lihat
Pasal 1 Butir 2 UU No. 11 Tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah No. 76 Tahun
1992).7

2. Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK)


Pasal 1 Butir 4 UU No. 11 Tahun 1992 menyatakan bahwa Dana Pensiun
Lembaga Keuangan (DPLK) adalah dana pensiun yang dibentuk oleh bank atau
perusahaan asuransi jiwa untuk menyelenggarakan Program Pensiun luran Pasti
(defined contribution plan) bagi perseorangan. Baik karyawan maupun pekerja
mandiri yang terpisah dari Dana Pensiun Pemberi Kerja bagi karyawan bank atau
perusahaan asuransi jiwa yang bersangkutan.

7
Y. Sr i Susilo, dkk, “Bank dan Lembaga Keuangan Lain”, (Jakarta :Penerbit Salemba Empat,2000.)hal 214

8
Yang diperkenankan untuk mendirikan dana pensiun hanyalah bank umum dan
perusahaan asuransi jiwa. Oleh karena itu bank umum dan perusahaan asuransi dapat
menyelenggarakan dua jenis dana pensiun yaitu DPPK dan DPLK. Persyaratan yang
harus dimiliki agar dapat menyelenggarakan dana pensiun adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan Asuransi Jiwa
a. Memenuhi tingkat solvabilitas sebagaimana ditetapkan dalam peraturan
perundangan di bidang asuransi sekurangnya 8 bulan terakhir.
b. Memiliki kesiapan untuk menyelenggarakan DPLK, dibuktikan dengan kesiapan di
bidang organisasi dan personel serta sistem adiministrasi.
c. Memiliki kinerja investasi yang sehat dalam arti penempatan investasi tidak
menyimpang dari ketentuan tentang investasi yang berlaku.
d. Memiliki tingkat kesinambungan pertanggungan yang sehat sekurang-kurangnya
dalam 2 tahun terakhir.
e. Sanggup untuk menyampaikan laporan hasil penilaian solvabilitas dan laporan
investasi perusahaan.

2. Bank Umum
a. Memenuhi tingkat kesehatan bank
b. Memiliki kesiapan untuk menyelenggarakan dana pensiun
c. Menyanggupi untuk menyampaikan laporan terakhir tingkat kesehatan bank.8

2.8 Keunggulan dan Kelemahan Dana Pensiun

1. Keunggulan Dana Pensiun


a. Pengelola yang ditunjuk, seyogianya profesional, setia (loyal), jujur, serta mampu
menyusun rencana dan perfikir jangka panjang.
b. Sesuai UU No. 11 Tahun 1992, dana pensiun dibebaskan dari pajak penghasilan
dengan demikian para peserta dapat menikmati manfaat pensiun secara maksimal.

8
Totok Budisantoso dan Sigit Triandaru, Bank dan Lembaga Keuangan Lain; Edisi 2, Salemba Empat, Jakarta, 2006,
hlm. 273

9
c. Seluruh himpunan iuran dan hasil pengelolaan kekayaan, investasi dibagikan
kepada peserta atau ahli warisnya prorata menurut jumlah iuran dan masa
kepesertaannya.
d. Biaya-biaya tetap (overhead) relatif rendah, karena umumnya peserta secara
bersama-sama melalui mitra pendiri, pemberi kerja memikulnya sehingga akan
memberikan dampak efisiensi yang tinggi akibat dampak skala ekonomis.
e. Dana pensiun mempunyai prospek menjadi suatu lembaga keuangan dengan
likuiditas dan solvabilitas yang tinggi sehingga memberikan posisi tawar-
menawar (bargaining position) yang kuat dalam melakukan kerja sama dengan
lembaga keuangan lain.
f. Untuk mengurangi resiko kematian atau kecelakaan dari peserta, maka sebagian
atau seluruh peserta dapat dipertanggungkan dengan asuransi jiwa atau
kecelakaan kepada perusahaan asuransi.
g. Manfaat pensiun dapat dinikmati secara berkala bulanan selama seumur hidup
dengan jumlah yang sama bagi peserta dan bagi janda atau duda dari peserta, serta
anak yatim piatu dari peserta sampai berusia 25 tahun.
h. Dana pensiun dapat mempunyai tiga fungsi yang terpadu, yaitu: tabungan,
asuransi, dan pensiun.9

2. Kelemahan Dana Pensiun


a. Pengelola Yayasan Dana Pensiuan (YDP) masih banyak yang kurang
profesional.
b. Arahan investasi kurang jelas dan kurang konsisten terhadap pencapaian tujuan
program pensiun.
c. Banyak investasi dilakukan pada aktiva tetap yang kurang produktif, tidak cepat
menghasilkan.
d. Arahan administrasi keuangan, sebagai pedoman penatausahaan kekayaan dana
pensiun kurang dipersiapkan dengan baik.

9
Gemala Dewi, “Aspek-aspek Hukum Dalam Perbankan Dan Perasuransian Syariah Di Indonesia”, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group,2006)hal 198

10
e. Investasi gedung kantor yang berlebihan atau mewah.
f. Beberapa manajemen yang statis dan kurang peduli terhadap perbaikan manfaat
pensiun.
g. Banyak pengelola merasa bangga dan terlena dengan kenaikan laba dan aset
yayasan dana pensiun, tetapi kurang memerhatikan perbaikan manfaat pensiun
sebagai tujuan pokok.10

10
Dr. Faried Wijaya M., M.A. “Lembaga-Lembaga Keuangan Dan Keuangan”, Edisi Ke-2. (Yogyakarta: Bpfe,
1991) hal 212

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dana pensiun merupakan
lembaga atau badan hukum yang mengelola program pensiun, yang dimaksudkan untuk
memberikan kesejahteraan kepada karyawan suatu perusahaan terutama yang telah
pensiun.
Penyelenggaraan suatu program pensiun, terutama dari sisi pemberi kerja,
dapat dilihat dari dua aspek yaitu aspek ekonomis dan aspek sosial. Yang dimaksud
dengan aspek ekonomis adalah usaha pemberi kerja untuk menarik atau mempertahankan
karyawan perusahaan yang memiliki potensi, cerdas, terampil dan produktif, yang dapat
diharapkan untuk mengembangkan perusahaan. Sedangkan, aspek sosial berkaitan
dengan tanggung jawab sosial pemberi kerja; bukan saja kepada karyawannya pada saat
karyawan yang bersangkutan tidak lagi mampu bekerja, tetapi juga kepada keluarganya
pada saat karyawan tersebut meninggal dunia.
Adapun usia pensiun, meliputi: Pensiun normal (normal retirement), pensiun
dipercepat (early retirement), pensiun ditunda (deffered retirement), dan pensiun cacat
(disable retirement).Adapaun program pensiun, terdiri dari: program pensiun iuran pasti
(defined contribution plan), program pensiun manfaat pasti (defined benefit plan),
program pensiun berdasarkan keuntungan (profit sharing pension plan).
Jenis Kelembagaan Dana Pensiun, meliputi: Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK), dan
Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK).

3.2 Saran

12
DAFTAR PUSTAKA

Totok Budisantoso dan Sigit Triandaru, “Bank dan Lembaga Keuangan Lain; Edisi 2”, (Salemba
Empat, Jakarta, 2006)
Kasmir, Bank & Lembaga Keuangan Lainnya, (RajaGrafindo Persada, Jakarta,2001)
Dr. Faried Wijaya M., M.A. “Lembaga-Lembaga Keuangan Dan Keuangan”, Edisi Ke-2.
(Yogyakarta: Bpfe, 1991)
Y. Sr i Susilo, dkk, “Bank dan Lembaga Keuangan Lain”, (Jakarta :Penerbit Salemba
Empat,2000.)
Gemala Dewi, “Aspek-aspek Hukum Dalam Perbankan Dan Perasuransian Syariah Di
Indonesia”, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2006)

13

Anda mungkin juga menyukai