Disusun Oleh :
Adela puspita (21140006)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat,
inayah dan taufik, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga ke depannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami harapkan
kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
ii
Daftar Isi
Kata Pengantar.............................................................................................................................ii
Daftar Isi.......................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................................3
AKUNTANSI PENSIUN DAN IMBALAN PASCAKERJA..................................................................3
A. Sifat Program Pensiun...................................................................................................3
B. Akuntansi Pensiun........................................................................................................4
C. Penggunaan Kertas Kerja Pensiun................................................................................6
D. Pelaporan Program Pensiun Dalam Laporan Keuangan................................................8
BAB III PENUTUP.........................................................................................................................11
Kesimpulan............................................................................................................................1 1
Daftar Pustaka………………..………………..………………..………………..………………..…………………………. 15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan program pensiun dan bagaimana sifat program pensiun?
2. Apa saja hal-hal yang terkait dengan akuntansi pensiun?
3. Bagaimana penggunaan kertas kerja pensiun?
4. Bagaimana pelaporan program pensiun dalam laporan keuangan?
2
BAB II
PEMBAHASAN
AKUNTANSI PENSIUN DAN IMBALAN PASCAKERJA
A. Sifat Program Pensiun
Program pensiun (pension plan) adalah pengaturan di mana pemberi kerja
memberikan imbalan (pembayaran) kepada pensiunan karyawan atas jasa yang
diberikan selama bekerja. Akuntansi pensiun dapat dibagi dan diperlakukan secara
terpisah antara akuntansi untuk pemberi kerja dan akuntansi untuk dana pensiun.
Perusahaan atau pemberi kerja adalah organisasi yang mensponsori program pensiun.
Dana atau program pensiun adalah entitas yang menerima iuran dari pemberi kerja,
mengelola aset pensiun, dan melakukan pembayaran atas imbalan kepada pensiunan
karyawan (penerima pensiun).
a. Program Iuran Pasti
Dalam program iuran pasti (defined contribution plan), pemberi kerja setuju
untuk memberikan iuran dalam jumlah tertentu kepada wali amanat pensiun setiap
periode, berdasarkan rumus yang ditetapkan. Program tersebut tidak menetapkan
imbalan yang akan dibayarkan kepada karyawan pada saat pensiun.
Ukuran imbalan pascakerja yang akhirnya dikumpulkan karyawan
berdasarkan program bergantung pada beberapa faktor: jumlah yang awalnya
dikontribusikan pada wali amanat, pensiunan terakumulasi dalam wali amanat,
dan perlakuan terhadap penyitaan dana yang disebabkan oleh penghentian awal
karyawan lainnya.
b. Program Imbalan Pasti
Program imbalan pasti (defined benefit plan) menetapkan imbalan yang akan
diterima karyawan saat mereka pensiun. Imbalan ini biasanya merupakan fungsi
dari masa kerja karyawan dan tingkat kompensasi pada tahun-tahun menjelang
pensiun. Untuk memenuhi komitmen imbalan pasti yang akan timbul pada saat
pensiun, perusahaan harus menentukan iuran yang harus diberikan saat ini (nilai
waktu perhitungan uang). Perusahaan mungkin menggunakan berbagai
pendekatan iuran yang berbeda.
Pemberi kerja menanggung risiko dengan program imbalan kerja pasti
karena mereka harus memberi iuran dengan cukup untuk memenuhi biaya atas
imbalan yang telah ditetapkan oleh program tersebut. Beban yang diakui setiap
periode tidak harus sama dengan iuran tunai. Demikian pula, liabilitas merupakan
hal yang kontroversial karena pengukuran dan pengakuannya berkaitan dengan
variabel masa depan yang tidak diketahui.
c. Peran Aktuaris dalam Akuntansi Pensiun
Masalah yang terkait dengan program pensiun melibatkan perhitungan
matematika yang rumit, oleh karena itu perusahaan melibatkan aktuaris. Aktuaris
membuat prediksi (disebut asumsi aktuarial) atas tingkat mortalitas, perputaran
3
karyawan, tingkat bunga dan pendapatan, frekuensi pensiun dini, gaji masa depan,
dan faktor lain yang diperlukan untuk mengoperasikan program pensiun.
B. Akuntansi Pensiun
a. Pengukuran Liabilitas Pensiun
Sebagian besar setuju bahwa kewajiban pensiun pemberi kerja adalah
kewajiban kompensasi tangguhan yang diberikan kepada karyawannya atas masa
kerjanya sesuai dengan persyaratan program pensiun. Perusahaan menghitung
kewajiban imbalan yang vested (vested benefit obligation) dengan hanya
menggunakan imbalan yang telah menjadi hak pada tingkat gaji terkini.
Cara lain untuk mengukur kewajiban adalah dengan menggunakan masa
kerja yang vested atau belum vested. Atas dasar ini, perusahaan menghitung
jumlah kompensasi tangguhan untuk semua tahun masa kerja karyawan—vested
ataupun belum vested—dengan tingkat gaji terkini. Pengukuran kewajiban
pensiun ini disebut akumulasi kewajiban imbalan (accumulated benefit
obligation).
Pengukuran ketiga berdasarkan pada jumlah kompensasi yang ditangguhkan
pada masa kerja yang vested atau belum vested dengan menggunakan gaji di masa
depan. Pengukuran kewajiban pensiun ini disebut kewajiban imbalan pasti
(defined benefit obligation). Oleh karena gaji masa depan diperkirakan lebih
tinggi dari gaji terkini, maka pendekatan ini menghasilkan pengukuran kewajiban
pensiun terbesar.
b. Kewajiban (Aset) Imbalan Pasti Neto
Liabilitas (aset) imbalan pasti neto (net defined benefit liability (asset)—
disebut juga status pendanaan (funded status)—adalah defisit atau surplus yang
terkait dengan program pensiun pasti. Defisit atau surplus tersebut diukur sebagai
berikut.
Defisit atau surplus sering disebut sebagai status pendanaan dari program
tersebut.
Jika kewajiban imbalan pasti lebih besar dari aset program, maka program
pensiun mengalami defisit. Sebaliknya, jika kewajiban pensiun pasti kurang dari
aset program, maka program pensiun tersebut memiliki surplus. Ilustrasi berikut
menunjukkan hubungannya.
Defisit Surplus
Kewajiban imbalan pasti €1.000.000 Kewajiban imbalan pasti €150.000
Aset program 900.000 Aset program 200.000
Kewajiban imbalan pasti neto €100.000 Kewajiban imbalan pasti net €50.000
4
IASB mensyaratkan bahwa semua perubahan kewajiban imbalan pasti dan
aset program pada periode berjalan diakui dalam laba rugi komprehensif.
Perusahaan sering melaporkan hanya sejumlah beban pensiun dalam laporan laba
rugi komprehensif sebelumnya. Laporan tersebut menyediakan segmentasi
tambahan komponen biaya pensiun (components of pension costs) yang
memberikan transparansi tambahan tentang sifat biaya ini. Ketiga komponen
tersebut adalah sebagai berikut.
Biaya jasa. Biaya jasa (service cost) terdiri atas biaya jasa kini dan biaya jasa
lalu. Biaya jasa kini adalah kenaikan nilai kini kewajiban imbalan pasti yang
berasal dari jasa karyawan dalam periode berjalan. Biaya jasa lalu adalah
perubahan nilai kini kewajiban imbalan pasti atas jasa karyawan pada periode
sebelumnya—sebagai akibat dari amandemen program (misalnya, perubahan
terhadap program tersebut). Komponen ini dilaporkan dalam laporan laba
rugi komprehensif di bagian operasi dari laporan tersebut dan memengaruhi
laba neto.
Bunga neto. Bunga neto dihitung dengan mengalikan tingkat diskonto
dengan status pendanaan program (kewajiban imbalan pasti dikurangi aset
program). Jika program tersebut memiliki kewajiban imbalan pasti neto pada
akhir periode, perusahaan melaporkan beban bunga. Sebaliknya, jika
memiliki aset imbalan pastineto, laporan tersebut melaporkan pendapatan
bunga. Jumlah ini sering disajikan di bagian operasi dari laporan laba rugi
pada bagian pendanaan dan memengaruhi laba neto.
Pengukuran kembali. Pengukuran kembali adalah keuntungan dan kerugian
sehubungan dengan kewajiban imbalan pasti (perubahan tingkat diskonto
atau asumsi aktuarial lainnya) dan keuntungan atau kerugian pada nilai wajar
dari aset program (imbal hasil aktual dikurangi pendapatan bunga yang
dimasukkan dalam komponen keuangan). Komponen ini dilaporkan dalam
penghasilan komprehensif lain, setelah dikurangi pajak. Keuntungan atau
kerugian pengukuran kembali ini memengaruhi laba rugi komprehensif,
tetapi bukan laba neto.
d. Aset Program dan Imbal Hasil Aktual
Aset program (plan assets) pensiun biasanya merupakan investasi pada
saham, obligasi, efek lain, dan real estat yang dimiliki perusahaan untuk
mendapatkan tingkat imbal hasil yang wajar. Aset program dilaporkan sebesar
nilai wajarnya. Iuran pemberi kerja dan imbal hasil aset program aktual (actual
return on plan assets) akan meningkatkan aset program pensiun. Imbal hasil aset
program aktual adalah kenaikan aset dana pensiun yang berasal dari bunga,
dividen, dan perubahan nilai wajar dari aset program yang telah direalisasi atau
belum direalisasi. Imbalan yang dibayarkan kepada karyawan pensiunan
mengurangi aset program.
Sebagai ilustrasi, asumsikan Hasbro Company memiliki aset program
pensiun sebesar €4.200.000 pada tanggal 1 Januari 2013. Selama tahun 2013,
5
Hasbro membayar iuran sebesar €300.000 untuk program dan membayar imbalan
pascakerja sebesar €250.000. Imbal hasil program aktual adalah €210.000 untuk
tahun tersebut. Aset program Hasbro pada tanggal 31 Desember 2013 adalah
€4.460.000, dihitung seperti yang ditunjukkan pada ilustrasi berikut.
Imbal Hasil Aktual = (Saldo Akhir Aset program−¿Saldo Awal Aset Program)
−¿ (Iuran−¿imbalan yang dibayarkan)
Kas 8.000
Aset/Liabilitas Pensiun 1.000
6
signifikan yang dilakukan oleh entitas dalam hal jumlah karyawan yang
ditanggung oleh program.
7
hasil aktual dengan pendapatan bunga yang dihitung dalam menentukan
bunga neto. Keuntungan aset terjadi bila imbal hasil aktual melebihi
pendapatan bunga.
b) Keuntungan dan Kerugian Liabilitas
Perusahaan melaporkan keuntungan liabilitas (akibat penurunan saldo
liabilitas yang tidak terduga) dan kerugian liabilitas (akibat kenaikan saldo
liabilitas yang tidak terduga) pada Penghasilan Komprehensif Lain (G/L).
Perusahaan menggabungkan keuntungan dan kerugian liabilitas dalam akun
Penghasilan Komprehensif Lain (G/L) yang sama digunakan untuk
keuntungan dan kerugian aset. Perusahaan mengakumulasi keuntungan dan
kerugian aset dan liabilitas dari tahun ke tahun dalam Akumulasi
Penghasilan Komprehensif Lain. Jumlah ini dilaporkan pada laporan posisi
keuangan di bagian ekuitas.
D. Pelaporan Program Pensiun Dalam Laporan Keuangan
a. Persyaratan dalam Laporan Keuangan
a) Beban Pensiun
Beban pensiun (biaya jasa dan bunga neto) memengaruhi laba neto dan
laba dilaporkan dalam laporan laba rugi komprehensif. Perusahaan dapat
memilih untuk melaporkan komponen ini dalam satu bagian dari laporan
laba rugi komprehensif dan melaporkan total beban pensiun. Perusahaan lain
dapat memilih untuk melaporkan komponen biaya jasa dalam laba operasi
dan bunga neto pada bagian terpisah yang berkaitan dengan pembiayaan.
b) Keuntungan dan Kerugian (Pengukuran Kembali)
Keuntungan dan kerugian aset dan liabilitas diakui pada penghasilan
komprehensif lain. Dengan mengakui kenaikan dan kerugian ini sebagai
bagian dari penghasilan komprehensif lain, tetapi bukan laba neto, Dewan
Direksi percaya bahwa kegunaan laporan keuangan akan ditingkatkan.
Kerugian liabilitas maupun kerugian aset menurunkan status
pendanaan program pada laporan posisi keuangan. Hal ini disebabkan karena
kewajiban imbalan pasti meningkat dan aset program menurun.
c) Pengakuan Status Pendanaan Neto dari Program Pensiun
Perusahaan harus mengakui laporan posisi keuangan sebagai status
pendanaannya terlalu tinggi (aset pensiun) atau terlalu rendah (liabilitas
pensiun) atas program pensiun imbalan pasti. Status pendanaan yang berlebih
(overfunded) atau kekurangan (underfunded) diukur sebagai selisih antara
nilai wajar aset program dan kewajiban imbalan pasti.
d) Klasifikasi Aset Pensiun atau Liabilitas Pensiun
IASB tidak menunjukkan apakah perusahaan harus membedakan
antara bagian lancar dan tidak lancar atas aset dan liabilitas yang timbul dari
imbalan pensiun. Untuk tujuan pekerjaan rumah, asumsikan bahwa tidak ada
bagian aset pensiun yang dilaporkan sebagai aset lancar.
e) Agregasi Program Pensiun
8
Dewan mengambil posisi bahwa pada umumnya program pensiun
tidak harus digabungkan. Satu-satunya situasi di mana pengimbangan
diperbolehkan ketika:
Memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk menggunakan surplus
dalam satu program untuk menyelesaikan kewajiban dalam program
lainnya, dan
Berusaha untuk menyelesaikan kewajiban dengan dasar neto, atau untuk
merealisasikan surplus dalam satu program dan menyelesaikan
kewajibannya berdasarkan program lainnya secara bersamaan.
b. Persyaratan dalam Catatan atas Laporan Keuangan
Informasi mengenai program pensiun sangat penting untuk memahami posisi
keuangan perusahaan, hasil operasi, dan arus kas. Untuk meningkatkan
pemahaman tentang program pensiun, perusahaan diwajibkan untuk
mengungkapkan informasi yang
a) Menjelaskan karakteristik program imbalan pasti dan risikonya.
b) Mengidentifikasi dan menjelaskan jumlah dalam laporan keuangannya yang
timbul dari program imbalan pasti.
c) Menggambarkan bagaimana program imbalan pasti dapat mempengaruhi
jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas masa depan perusahaan.
c. Imbalan Pascakerja Lain
Item Pensiun Imbalan Kesehatan
Pendanaan Umumnya didanai. Umumnya tidak didanai.
Imbalan Jumlah uang yang dapat Umumnya buka tutup dan
ditentukan. variabilitas yang besar.
Penerima Pensiunan (mungkin beberapa Pensiunan, pasangan, dan
manfaat manfaat bagi pasangan yang tanggungan lainnya.
masih hidup).
Bulanan. Seperti yang diperlukan dan
Utang digunakan.
Imbalan Variable yang dapat diprediksi. Penggunaan yang sulit
diprediksi.
Dapat
Tingkat biaya bervariasi secara
diprediksi
geografis dan berfluktuasi dari
waktu ke waktu.
Dua dari perbedaan dalam ilustrasi di atas menyoroti mengapa mengukur
pembayaran di masa depan untuk program imbalan kesehatan jauh lebih sulit
daripada untuk program pensiun.
1. Banyak program pascakerja tidak menetapkan batasan imbalan kesehatan.
2. Tingkat penggunaan imbalan kesehatan dan biaya kesehatan sulit diprediksi.
d. Pengamatan Penutup
9
Berdasarkan IFRS, Altidore memasukkan semua biaya jasa dan elemen
bunga neto dalam beban pensiun. Berdasarkan U.S. GAAP, dalam menentukan
beban pensiun, Altidore hanya memasukkan biaya jasa kini, imbal hasil aset
program yang diharapkan (termasuk keuntungan dan kerugian yang tidak
diharapkan). Keuntungan dan kerugian serta biaya jasa lalu diamortisasi ke laba
rugi selama masa kerja karyawan. Jadi, tergantung pada fitur dari program
pensiun (misalnya, dalam satu tahun ketika biaya jasa lalu diberikan), beban
pensiun dapat berbeda secara signifikan antara IFRS dan U.S. GAAP.
10
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
11
DAFTAR PUSTAKA
Donald E. Kieso, Jerry J. Weygandt, Terry D. Warfield. 2019. Akuntansi Keuangan Menengah,
Volume 2, Edisi IFRS. Jakarta: Salemba Empat.
Juan, Ng Eng dan Ersa Tri Wahyuni. 2014. Panduan Praktis Standar Akuntansi Keuangan,
Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.
12