Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH LANJUTAN

“AKUNTANSI PENSIUN DAN IMBALAN PASCAKERJA”

Disusun Oleh :
Adela puspita (21140006)

Gya Monica (21140027)


Lheony Azlia Lamanda (21140052)
Dosen pengampu:
Defriko Gusma Putra,M.Ak

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
2023
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat,
inayah dan taufik, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga ke depannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami harapkan
kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan makalah ini.

Padang,15 April 2023

Penyusun

ii
Daftar Isi

Kata Pengantar.............................................................................................................................ii
Daftar Isi.......................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................................3
AKUNTANSI PENSIUN DAN IMBALAN PASCAKERJA..................................................................3
A. Sifat Program Pensiun...................................................................................................3
B. Akuntansi Pensiun........................................................................................................4
C. Penggunaan Kertas Kerja Pensiun................................................................................6
D. Pelaporan Program Pensiun Dalam Laporan Keuangan................................................8
BAB III PENUTUP.........................................................................................................................11
Kesimpulan............................................................................................................................1 1
Daftar Pustaka………………..………………..………………..………………..………………..…………………………. 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Sejalan dengan meningkatnya masyarakat yang memiliki pekerjaan sebagai


karyawan perusahaan, timbul suatu kesadaran bahwa hidup mereka ini sangat bergantung
pada perusahaan di mana mereka bekerja. Pada saat-saat mereka masih aktif, penghasilan
tampaknya bukanlah menjadi persoalan. Namun demikian, jika suatu saat karyawan tersebut
tidak dapat lagi bekerja pada perusahaan karena sesuatu hal, misalnya karena kecelakaan
kerja atau usia lanjut, maka kontinuitas kehidupan mereka akan terganggu. Persoalan ini
apabila dilihat secara sepintas mungkin adalah persoalan yang sepele. Tetapi jika dilihat dari
skala yang lebih luas, bisa menjadi persoalan yang cukup serius. Misalnya persoalan hari tua
(usia lanjut) atau berhenti bekerja sewaktu-waktu secara langsung atau tidak, pasti ada di
benak mereka. Hal ini mungkin juga berpengaruh kepada konsentrasi kerja karyawan dan
bukan tidak mungkin jika akhirnya berpengaruh pada tingkat produktivitas karyawan. Antara
perusahaan dengan karyawan sebenarnya merupakan bagian integral yang saling
membutuhkan. Di antara keduanya bisa dikombinasikan suatu kerja sama yang saling
mutualis. Di satu pihak karyawan memerlukan ketenangan kerja dan jaminan-jaminan
mereka, dan di lain pihak perusahaan membutuhkan tenaga mereka untuk mencapai tujuan
perusahaan tersebut. Antara dua kehendak ini yang seharusnya dipadukan. Berkenaan dengan
hal itu, pemerintah tampaknya menyadari bahwa upaya pemeliharaan kesinambungan
penghasilan pada hari tua perlu mendapat perhatian dan penanganan yang serius. Dalam
rangka inilah perlunya pembentukan suatu lembaga yang diharapkan dapat menunjang
upaya-upaya memenuhi kebutuhan ini. Lembaga tersebut adalah Dana Pensiun. Dengan
adanya Dana Pensiun ini memungkinkan terbentuknya suatu akumulasi dana yang
dibutuhkan untuk memelihara kesinambungan penghasilan peserta program hari tua.
Keyakinan akan adanya kesinambungan penghasilan menimbulkan ketenteraman kerja,
sehingga akan meningkatkan motivasi kerja karyawan yang merupakan iklim kondusif bagi
peningkatan produktivitas kerja karyawan. Selain itu loyalitas terhadap perusahaan juga akan
meningkat, jika loyalitas meningkat maka pengembangan dan pembinaan karier bagi
karyawan yang bersangkutan juga meningkat.
Pensiun pegawai dan pensiun janda/duda diberikan sebagai jaminan hari tua dan
sebagai penghargaan atas jasa-jasa pegawai negeri selama bertahun-tahun bekerja dalam
dinas pemerintahan, pensiun pegawai juga diatur oleh undang-undang no. 11 tahun
1969.Pegawai Negeri Sipil yang akan menerima pensiunan adalah PNS yang telah mencapai
usia sekurang-kurangnya 60 (lima puluh) tahun dan mempunyai masa kerja sekurang-
kurangnya 30 (dua puluh) tahun, oleh badan/pejabat yang ditunjuk oleh Depkes berdasarkan
peraturan tentang pengujian kesehatan PNS dinyatakan tidak dapat bekerja lagi dalam jabatan
apapun juga karena keadaan jasmani atau rohani yang disebabkan oleh karena ia menjalankan
kewajiban jabatannya.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan program pensiun dan bagaimana sifat program pensiun?
2. Apa saja hal-hal yang terkait dengan akuntansi pensiun?
3. Bagaimana penggunaan kertas kerja pensiun?
4. Bagaimana pelaporan program pensiun dalam laporan keuangan?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui pengertian dan sifat dari program pensiun.
2. Untuk mengetahui akuntansi pensiun.
3. Untuk mengetahui penggunaan kertas kerja pensiun.
4. Untuk mengetahui pelaporan program pensiun dalam laporan keuangan.

2
BAB II

PEMBAHASAN
AKUNTANSI PENSIUN DAN IMBALAN PASCAKERJA
A. Sifat Program Pensiun
Program pensiun (pension plan) adalah pengaturan di mana pemberi kerja
memberikan imbalan (pembayaran) kepada pensiunan karyawan atas jasa yang
diberikan selama bekerja. Akuntansi pensiun dapat dibagi dan diperlakukan secara
terpisah antara akuntansi untuk pemberi kerja dan akuntansi untuk dana pensiun.
Perusahaan atau pemberi kerja adalah organisasi yang mensponsori program pensiun.
Dana atau program pensiun adalah entitas yang menerima iuran dari pemberi kerja,
mengelola aset pensiun, dan melakukan pembayaran atas imbalan kepada pensiunan
karyawan (penerima pensiun).
a. Program Iuran Pasti
Dalam program iuran pasti (defined contribution plan), pemberi kerja setuju
untuk memberikan iuran dalam jumlah tertentu kepada wali amanat pensiun setiap
periode, berdasarkan rumus yang ditetapkan. Program tersebut tidak menetapkan
imbalan yang akan dibayarkan kepada karyawan pada saat pensiun.
Ukuran imbalan pascakerja yang akhirnya dikumpulkan karyawan
berdasarkan program bergantung pada beberapa faktor: jumlah yang awalnya
dikontribusikan pada wali amanat, pensiunan terakumulasi dalam wali amanat,
dan perlakuan terhadap penyitaan dana yang disebabkan oleh penghentian awal
karyawan lainnya.
b. Program Imbalan Pasti
Program imbalan pasti (defined benefit plan) menetapkan imbalan yang akan
diterima karyawan saat mereka pensiun. Imbalan ini biasanya merupakan fungsi
dari masa kerja karyawan dan tingkat kompensasi pada tahun-tahun menjelang
pensiun. Untuk memenuhi komitmen imbalan pasti yang akan timbul pada saat
pensiun, perusahaan harus menentukan iuran yang harus diberikan saat ini (nilai
waktu perhitungan uang). Perusahaan mungkin menggunakan berbagai
pendekatan iuran yang berbeda.
Pemberi kerja menanggung risiko dengan program imbalan kerja pasti
karena mereka harus memberi iuran dengan cukup untuk memenuhi biaya atas
imbalan yang telah ditetapkan oleh program tersebut. Beban yang diakui setiap
periode tidak harus sama dengan iuran tunai. Demikian pula, liabilitas merupakan
hal yang kontroversial karena pengukuran dan pengakuannya berkaitan dengan
variabel masa depan yang tidak diketahui.
c. Peran Aktuaris dalam Akuntansi Pensiun
Masalah yang terkait dengan program pensiun melibatkan perhitungan
matematika yang rumit, oleh karena itu perusahaan melibatkan aktuaris. Aktuaris
membuat prediksi (disebut asumsi aktuarial) atas tingkat mortalitas, perputaran

3
karyawan, tingkat bunga dan pendapatan, frekuensi pensiun dini, gaji masa depan,
dan faktor lain yang diperlukan untuk mengoperasikan program pensiun.
B. Akuntansi Pensiun
a. Pengukuran Liabilitas Pensiun
Sebagian besar setuju bahwa kewajiban pensiun pemberi kerja adalah
kewajiban kompensasi tangguhan yang diberikan kepada karyawannya atas masa
kerjanya sesuai dengan persyaratan program pensiun. Perusahaan menghitung
kewajiban imbalan yang vested (vested benefit obligation) dengan hanya
menggunakan imbalan yang telah menjadi hak pada tingkat gaji terkini.
Cara lain untuk mengukur kewajiban adalah dengan menggunakan masa
kerja yang vested atau belum vested. Atas dasar ini, perusahaan menghitung
jumlah kompensasi tangguhan untuk semua tahun masa kerja karyawan—vested
ataupun belum vested—dengan tingkat gaji terkini. Pengukuran kewajiban
pensiun ini disebut akumulasi kewajiban imbalan (accumulated benefit
obligation).
Pengukuran ketiga berdasarkan pada jumlah kompensasi yang ditangguhkan
pada masa kerja yang vested atau belum vested dengan menggunakan gaji di masa
depan. Pengukuran kewajiban pensiun ini disebut kewajiban imbalan pasti
(defined benefit obligation). Oleh karena gaji masa depan diperkirakan lebih
tinggi dari gaji terkini, maka pendekatan ini menghasilkan pengukuran kewajiban
pensiun terbesar.
b. Kewajiban (Aset) Imbalan Pasti Neto
Liabilitas (aset) imbalan pasti neto (net defined benefit liability (asset)—
disebut juga status pendanaan (funded status)—adalah defisit atau surplus yang
terkait dengan program pensiun pasti. Defisit atau surplus tersebut diukur sebagai
berikut.

Kewajiban imbalan pasti – nilai wajar aset program (jika ada)

Defisit atau surplus sering disebut sebagai status pendanaan dari program
tersebut.
Jika kewajiban imbalan pasti lebih besar dari aset program, maka program
pensiun mengalami defisit. Sebaliknya, jika kewajiban pensiun pasti kurang dari
aset program, maka program pensiun tersebut memiliki surplus. Ilustrasi berikut
menunjukkan hubungannya.

Defisit Surplus
Kewajiban imbalan pasti €1.000.000 Kewajiban imbalan pasti €150.000
Aset program 900.000 Aset program 200.000
Kewajiban imbalan pasti neto €100.000 Kewajiban imbalan pasti net €50.000

c. Pelaporan Perubahan Kewajiban (Aset) Imbalan Pasti

4
IASB mensyaratkan bahwa semua perubahan kewajiban imbalan pasti dan
aset program pada periode berjalan diakui dalam laba rugi komprehensif.
Perusahaan sering melaporkan hanya sejumlah beban pensiun dalam laporan laba
rugi komprehensif sebelumnya. Laporan tersebut menyediakan segmentasi
tambahan komponen biaya pensiun (components of pension costs) yang
memberikan transparansi tambahan tentang sifat biaya ini. Ketiga komponen
tersebut adalah sebagai berikut.
 Biaya jasa. Biaya jasa (service cost) terdiri atas biaya jasa kini dan biaya jasa
lalu. Biaya jasa kini adalah kenaikan nilai kini kewajiban imbalan pasti yang
berasal dari jasa karyawan dalam periode berjalan. Biaya jasa lalu adalah
perubahan nilai kini kewajiban imbalan pasti atas jasa karyawan pada periode
sebelumnya—sebagai akibat dari amandemen program (misalnya, perubahan
terhadap program tersebut). Komponen ini dilaporkan dalam laporan laba
rugi komprehensif di bagian operasi dari laporan tersebut dan memengaruhi
laba neto.
 Bunga neto. Bunga neto dihitung dengan mengalikan tingkat diskonto
dengan status pendanaan program (kewajiban imbalan pasti dikurangi aset
program). Jika program tersebut memiliki kewajiban imbalan pasti neto pada
akhir periode, perusahaan melaporkan beban bunga. Sebaliknya, jika
memiliki aset imbalan pastineto, laporan tersebut melaporkan pendapatan
bunga. Jumlah ini sering disajikan di bagian operasi dari laporan laba rugi
pada bagian pendanaan dan memengaruhi laba neto.
 Pengukuran kembali. Pengukuran kembali adalah keuntungan dan kerugian
sehubungan dengan kewajiban imbalan pasti (perubahan tingkat diskonto
atau asumsi aktuarial lainnya) dan keuntungan atau kerugian pada nilai wajar
dari aset program (imbal hasil aktual dikurangi pendapatan bunga yang
dimasukkan dalam komponen keuangan). Komponen ini dilaporkan dalam
penghasilan komprehensif lain, setelah dikurangi pajak. Keuntungan atau
kerugian pengukuran kembali ini memengaruhi laba rugi komprehensif,
tetapi bukan laba neto.
d. Aset Program dan Imbal Hasil Aktual
Aset program (plan assets) pensiun biasanya merupakan investasi pada
saham, obligasi, efek lain, dan real estat yang dimiliki perusahaan untuk
mendapatkan tingkat imbal hasil yang wajar. Aset program dilaporkan sebesar
nilai wajarnya. Iuran pemberi kerja dan imbal hasil aset program aktual (actual
return on plan assets) akan meningkatkan aset program pensiun. Imbal hasil aset
program aktual adalah kenaikan aset dana pensiun yang berasal dari bunga,
dividen, dan perubahan nilai wajar dari aset program yang telah direalisasi atau
belum direalisasi. Imbalan yang dibayarkan kepada karyawan pensiunan
mengurangi aset program.
Sebagai ilustrasi, asumsikan Hasbro Company memiliki aset program
pensiun sebesar €4.200.000 pada tanggal 1 Januari 2013. Selama tahun 2013,

5
Hasbro membayar iuran sebesar €300.000 untuk program dan membayar imbalan
pascakerja sebesar €250.000. Imbal hasil program aktual adalah €210.000 untuk
tahun tersebut. Aset program Hasbro pada tanggal 31 Desember 2013 adalah
€4.460.000, dihitung seperti yang ditunjukkan pada ilustrasi berikut.

Aset program, 1 Januari 2013 €4.200.000

Iuran oleh Hasbro untuk program 300.000

Imbal hasil aktual 210.000

Imbalan yang dibayarkan kepada karyawan (250.000)

Aset program, 31 Desember 2013 €4.460.000

Persamaan untuk menghitung Imbal Hasil.

Imbal Hasil Aktual = (Saldo Akhir Aset program−¿Saldo Awal Aset Program)
−¿ (Iuran−¿imbalan yang dibayarkan)

C. Penggunaan Kertas Kerja Pensiun


a. Jurnal dan Kertas Kerja 2011
Zarle membuat “jurnal formal” pada tanggal 31 Desember, yang mencatat
beban pensiun pada tahun 2011, sebagai berikut.
2011

Beban pensiun 9.000

Kas 8.000
Aset/Liabilitas Pensiun 1.000

Kredit sebesar €1.000 pada akun Aset/Liabilitas Pensiun merupakan selisih


antara beban pensiun 2011 sebesar €9.000 dan jumlah yang didanai sebesar
€8.000. Aset/ Liabilitas Pensiun (kredit) merupakan liabilitas karena Zarle
mengalami kekurangan dana sebesar €1.000. Saldo akun Aset/Liabilitas Pensiun
sebesar €1.000 juga sama dengan saldo neto dalam akun memo.

b. Biaya Jasa Lalu


Biaya jasa lalu (past service cost) adalah perubahan nilai kini kewajiban
imbalan pasti yang diakibatkan oleh amandemen program atau Kurtailmen.
Misalnya, amandemen program muncul ketika perubahan memutuskan untuk
memberikan imbalan tambahan kepada karyawan yang ada untuk jasa masa lalu.
Sebaliknya perusahaan dapat memutuskan bahwa perlu mengurangi paket
imbalan secara retroaktif bagi karyawan yang ada, sehingga mengurangi imbalan
pensiun mereka. Kurtailmen terjadi ketika perusahaan memiliki penurunan

6
signifikan yang dilakukan oleh entitas dalam hal jumlah karyawan yang
ditanggung oleh program.

BIAYA JASA LALU


(BEBAN PADA PERIODE BERJALAN)
Amandemen Program Kurtailmen
 Pengenalan program  Pengurangan yang signifikan
 Penarikan program dalam jumlah karyawan yang
 Perubahan pada program ditanggung pada program
tersebut.
c. Jurnal dan Kertas Kerja 2012
Zarle membuat jurnal berikut pada tanggal 31 Desember untuk mencatat
secara formal beban pensiun tahun 2012—jumlah dari kolom beban pensiun
tahunan.
2012
Beban pensiun 99.360
Kas 20.000
Aset/Liabilitas Pensiun 79.360
Oleh karena beban pensiun melebihi pendapatan yang diterima, Zarle
mengkredit akun Aset/Liabilitas Pensiun untuk selisihnya sebesar €79.360.
Akun tersebut merupakan liabilitas. Pada tahun 2012, sama seperti tahun 2011,
saldo akun Aset/Liabilitas pensiun (€80.360) sama dengan setelah dikurangi
saldo dalam akun memo, sebagaimana yang ditunjukkan dalam ilustrasi berikut.
Kewajiban imbalan pasti (Kredit) €(214.460)
Aset program pada nilai wajar (Debit) 134.100
Aset/Liabilitas pensiun (Kredit) €(80.360)

Rekonsiliasi (reconciliation) adalah rumus yang membuat kertas kerja benar-


benar bekerja dengan baik. Rekonsiliasi menghubungkan satu komponen
akuntansi pensiun, baik yang dicatat maupun yang tidak tercatat, dengan
komponen yang lain.
d. Pengukuran Kembali
IASB percaya bahwa cara yang paling informatif adalah mengakui
pengukuran kembali pada penghasilan komprehensif lain. Alasan untuk pelaporan
ini adalah bahwa sifat prediksi pengukuran kembali berbeda dengan dua
komponen lainnya dari biaya imbalan pensiun—biaya jasa dan bunga neto.
Pengukuran kembali umumnya terdiri dari dua jenis:
a) Keuntungan dan Kerugian Aset
Keuntungan dan kerugian atas aset program (disebut keuntungan dan
kerugian aset—asset gains and losses) adalah selisih antara tingkat imbal

7
hasil aktual dengan pendapatan bunga yang dihitung dalam menentukan
bunga neto. Keuntungan aset terjadi bila imbal hasil aktual melebihi
pendapatan bunga.
b) Keuntungan dan Kerugian Liabilitas
Perusahaan melaporkan keuntungan liabilitas (akibat penurunan saldo
liabilitas yang tidak terduga) dan kerugian liabilitas (akibat kenaikan saldo
liabilitas yang tidak terduga) pada Penghasilan Komprehensif Lain (G/L).
Perusahaan menggabungkan keuntungan dan kerugian liabilitas dalam akun
Penghasilan Komprehensif Lain (G/L) yang sama digunakan untuk
keuntungan dan kerugian aset. Perusahaan mengakumulasi keuntungan dan
kerugian aset dan liabilitas dari tahun ke tahun dalam Akumulasi
Penghasilan Komprehensif Lain. Jumlah ini dilaporkan pada laporan posisi
keuangan di bagian ekuitas.
D. Pelaporan Program Pensiun Dalam Laporan Keuangan
a. Persyaratan dalam Laporan Keuangan
a) Beban Pensiun
Beban pensiun (biaya jasa dan bunga neto) memengaruhi laba neto dan
laba dilaporkan dalam laporan laba rugi komprehensif. Perusahaan dapat
memilih untuk melaporkan komponen ini dalam satu bagian dari laporan
laba rugi komprehensif dan melaporkan total beban pensiun. Perusahaan lain
dapat memilih untuk melaporkan komponen biaya jasa dalam laba operasi
dan bunga neto pada bagian terpisah yang berkaitan dengan pembiayaan.
b) Keuntungan dan Kerugian (Pengukuran Kembali)
Keuntungan dan kerugian aset dan liabilitas diakui pada penghasilan
komprehensif lain. Dengan mengakui kenaikan dan kerugian ini sebagai
bagian dari penghasilan komprehensif lain, tetapi bukan laba neto, Dewan
Direksi percaya bahwa kegunaan laporan keuangan akan ditingkatkan.
Kerugian liabilitas maupun kerugian aset menurunkan status
pendanaan program pada laporan posisi keuangan. Hal ini disebabkan karena
kewajiban imbalan pasti meningkat dan aset program menurun.
c) Pengakuan Status Pendanaan Neto dari Program Pensiun
Perusahaan harus mengakui laporan posisi keuangan sebagai status
pendanaannya terlalu tinggi (aset pensiun) atau terlalu rendah (liabilitas
pensiun) atas program pensiun imbalan pasti. Status pendanaan yang berlebih
(overfunded) atau kekurangan (underfunded) diukur sebagai selisih antara
nilai wajar aset program dan kewajiban imbalan pasti.
d) Klasifikasi Aset Pensiun atau Liabilitas Pensiun
IASB tidak menunjukkan apakah perusahaan harus membedakan
antara bagian lancar dan tidak lancar atas aset dan liabilitas yang timbul dari
imbalan pensiun. Untuk tujuan pekerjaan rumah, asumsikan bahwa tidak ada
bagian aset pensiun yang dilaporkan sebagai aset lancar.
e) Agregasi Program Pensiun

8
Dewan mengambil posisi bahwa pada umumnya program pensiun
tidak harus digabungkan. Satu-satunya situasi di mana pengimbangan
diperbolehkan ketika:
 Memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk menggunakan surplus
dalam satu program untuk menyelesaikan kewajiban dalam program
lainnya, dan
 Berusaha untuk menyelesaikan kewajiban dengan dasar neto, atau untuk
merealisasikan surplus dalam satu program dan menyelesaikan
kewajibannya berdasarkan program lainnya secara bersamaan.
b. Persyaratan dalam Catatan atas Laporan Keuangan
Informasi mengenai program pensiun sangat penting untuk memahami posisi
keuangan perusahaan, hasil operasi, dan arus kas. Untuk meningkatkan
pemahaman tentang program pensiun, perusahaan diwajibkan untuk
mengungkapkan informasi yang
a) Menjelaskan karakteristik program imbalan pasti dan risikonya.
b) Mengidentifikasi dan menjelaskan jumlah dalam laporan keuangannya yang
timbul dari program imbalan pasti.
c) Menggambarkan bagaimana program imbalan pasti dapat mempengaruhi
jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas masa depan perusahaan.
c. Imbalan Pascakerja Lain
Item Pensiun Imbalan Kesehatan
Pendanaan Umumnya didanai. Umumnya tidak didanai.
Imbalan Jumlah uang yang dapat Umumnya buka tutup dan
ditentukan. variabilitas yang besar.
Penerima Pensiunan (mungkin beberapa Pensiunan, pasangan, dan
manfaat manfaat bagi pasangan yang tanggungan lainnya.
masih hidup).
Bulanan. Seperti yang diperlukan dan
Utang digunakan.
Imbalan Variable yang dapat diprediksi. Penggunaan yang sulit
diprediksi.
Dapat
Tingkat biaya bervariasi secara
diprediksi
geografis dan berfluktuasi dari
waktu ke waktu.
Dua dari perbedaan dalam ilustrasi di atas menyoroti mengapa mengukur
pembayaran di masa depan untuk program imbalan kesehatan jauh lebih sulit
daripada untuk program pensiun.
1. Banyak program pascakerja tidak menetapkan batasan imbalan kesehatan.
2. Tingkat penggunaan imbalan kesehatan dan biaya kesehatan sulit diprediksi.
d. Pengamatan Penutup

9
Berdasarkan IFRS, Altidore memasukkan semua biaya jasa dan elemen
bunga neto dalam beban pensiun. Berdasarkan U.S. GAAP, dalam menentukan
beban pensiun, Altidore hanya memasukkan biaya jasa kini, imbal hasil aset
program yang diharapkan (termasuk keuntungan dan kerugian yang tidak
diharapkan). Keuntungan dan kerugian serta biaya jasa lalu diamortisasi ke laba
rugi selama masa kerja karyawan. Jadi, tergantung pada fitur dari program
pensiun (misalnya, dalam satu tahun ketika biaya jasa lalu diberikan), beban
pensiun dapat berbeda secara signifikan antara IFRS dan U.S. GAAP.

10
BAB III

PENUTUP
Kesimpulan

Program pensiun (pension plan) adalah pengaturan di mana pemberi kerja


memberikan imbalan (pembayaran) kepada pensiunan karyawan atas jasa yang diberikan
selama bekerja. Akuntansi pensiun dapat dibagi dan diperlakukan secara terpisah antara
akuntansi untuk pemberi kerja dan akuntansi untuk dana pensiun. Perusahaan atau pemberi
kerja adalah organisasi yang mensponsori program pensiun. Dana atau program pensiun
adalah entitas yang menerima iuran dari pemberi kerja, mengelola aset pensiun, dan
melakukan pembayaran atas imbalan kepada pensiunan karyawan (penerima pensiun).

11
DAFTAR PUSTAKA

Donald E. Kieso, Jerry J. Weygandt, Terry D. Warfield. 2019. Akuntansi Keuangan Menengah,
Volume 2, Edisi IFRS. Jakarta: Salemba Empat.

Juan, Ng Eng dan Ersa Tri Wahyuni. 2014. Panduan Praktis Standar Akuntansi Keuangan,
Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.

12

Anda mungkin juga menyukai