MAKALAH
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perbankan dan Keuangan
Mikro
Disusun oleh:
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan Makalah........................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................4
2.1 Pengertian DanaPensiun............................................................................4
2.2 Maksud dan Tujuan Dana Pensiun............................................................5
2.3 Manfaat dan Sistem Pembayaran Manfaat DanaPensiun..........................7
2.4 Jenis-jenis DanaPensiun............................................................................7
2.5 Asas DanaPensiun.....................................................................................9
2.6 Landasan Hukum DanaPensiun.................................................................9
2.7 Peraturan dalam DanaPensiun.................................................................10
2.8 Prinsip Penyelenggaraan DanaPensiun...................................................11
2.9 Jenis Program DanaPensiun....................................................................13
2.10 Jenis Lembaga Pengelola DanaPensiun..................................................16
2.11 Keunggulan dan Kelemahan DanaPensiun.............................................17
2.12 Proses Menyiapkan DanaPensiun...........................................................19
2.13 Contoh Kasus Dana Pensiun...................................................................20
2.14 Laporan Keuangan Dana Pensiun...........................................................22
2.15 Penilaian Aset DanaPensiun....................................................................25
BAB III PENUTUP...............................................................................................28
3.1 Simpulan..................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................30
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu program yang dapat digunakan untuk mencukupi kebutuhan di hari
tua adalah program tunjangan hari tua atau yang lebih dikenal dengan program
pensiun. Program tersebut menjadi dambaan setiap karyawan di suatu instansi
atau perusahaan. Dengan adanya program tersebut diharapkan kesejahteraan
karyawan akan tetap didapat dan kebutuhan hidup pribadi dan keluarganya dapat
tercukupi walaupun karyawan tersebut telah 2 purna karya karena usia maupun
disebabkan oleh faktor tertentu, semisal berhenti bekerja karena adanya
kecelakaan kerja yang mengakibatkan tidak dapat bekerjanya karyawan tersebut.
Setiap orang pasti akan pensiun. Dan itu adalah momen yang akan Anda
hadapi. Pensiun adalah masa seseorang tidak lagi dapat menghasilkan.Karena
merupakan sebuah kepastian, maka sudah sewajarnya setiap orangmempersiapkan
diri untuk masuk ke dalam fase pensiun dengan menyiapkan dana pensiun.
Tentunya, di luar fasilitas pensiun yang diberikan oleh perusahaan. Persiapan ini
2
3/1992). Taspen, yaitu tabungan pensiun pegawai negeri sipil dan program
pensiun swasta yang ditanggungjawabi oleh Departemen Keuangan (Keputusan
Presiden No. 8/1997), dan ASABRI dana pensiun angkatan bersenjata, berada di
bawah Departemen Pertahanan (Kepres No. 8/1977). Ketiga program ini diatur
melalui ketentuan hukum yangberbeda-beda.
Undang-
undangDanaPensiunNo.11Tahun1992merupakankerangkahukumdasaruntuk
dana pensiun swasta di Indonesia. Undang-undang ini
didasarkanpadaprinsip“kebebasanuntukmemberikanjanjidankewajibanuntukmen
epatinya”yaitu,walaupunpembentukanprogrampensiunbersifatsukarela,hakpeneri
mamanfaatharusdijamin.Tujuan utamadiajukannyaUndang-
UndangPensiunadalahuntukmenetapkan hak
peserta,menyediakanstandarperaturan,yangdapatmenjaminditerimanyamanfaat-
manfaatpensiunpadawaktunya,untukmemastikanbahwamanfaatpensiundigunakan
sebagaisumber penghasilan yang berkesinambungan bagi para pensiunan, untuk
memberikanpengaturanyang
tepatuntukdanapensiun,untukmendorongmobilisasitabungandalambentukdanapen
siun
jangkapanjang,danuntukmemastikanbahwadanatersebuttidakditahandandigunaka
noleh pengusahauntukinvestasi-
investasiyangmungkinberisikodantidaksehat,tetapiakan mengalir ke pasar-pasar
keuangan dan tunduk pada persyaratan tentangpenanggulanganresiko. Sedangkan
untuk landasan hukum operasional dana pensiun syariah,dalamkonteks regulasi
misalnya. Jika perbankan, asuransi, obligasi dan reksadana syariahsudahbanyak
memilikiperaturandanjugadukunganfatwaDSN-
MUI,berbedahalnyadengandanapensiunsyariah,menurutseorangkonsultanEkono
miSyariah,yangjugaseorangpraktisi,Izzuddin Abdul Manaf, Lc. MA Belum ada
satupun peraturaan dan fatwa yangmendukung.Sehingga
regulasisebagaikerangkaoperasionaldanapensiunsyariahhanyamengacupadaperat
uran
danapensiunyangumumdanfatwaMUIyangjugaumum,tidakbersifatkhusus.Halinip
ula lah yang menjadi salah satu faktor lambatnya pertumbuhan dana pensiun
11
syari’ah diIndonesia.
Menurut PSAK No. 18, Dalam PPMP, besarnya manfaat pensiun yang
dijanjikan kepada peserta ditentukan dengan rumus manfaat pensiun yang telah
ditetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun. Rumus tersebut dipengaruhi oleh
masa kerja, faktor penghargaan per tahun masa kerja, dan penghasilan
dasarpensiun.
PPMP menbutuhkan bantuan akturis secara periodik untuk menentukan
nilai kewajiban aktuaria, mengkaji kembali asumsi aktuarial yang digunakan
dan merekomendasikan tingkat iuran yang seharusnya.
Tujuan pelaporan Dana Pensiun yang menyelenggarakan PPMP adalah
menyediakan informasi secara periodik mengenai penyelenggaran program
pensiun, posisi keuangan,serta kinerja investasi yang berguna untuk
menentukan besarnya kekayaan Dana Pensiun dihubungkan dengan besarnya
kewajibannya membayar manfaat pensiun kepada peserta pada saat tertentu.
Tujuan ini dapat dipenuhi dengan menyusun laporan yang antara lain terdiri
dari :
1) Penjelasan mengenai kegiatan penting selama satu periode pelaporan
dan dampakdari setiap perubahan peraturan DanaPensiun
2) Laporan tentang transaksi dan kinerja investasi selama periode
pelaporan dan posisikeuangan Dana Pensiun pada akhir
periodepelaporan
3) Penjelasan mengenai kebijakan/arahaninvestasi
4) Perhitungan kewajiban aktuaria berdasarkan laporan aktuaris
yangterakhir.
dapat dipenuhi dengan menyusun laporan yang antara lain terdiri dari :
1) Penjelasan atas kegiatan penting Dana Pensiun selama satu periode
pelaporan dan dampak setiap perubahan Peraturan Dana Pensiun
2) Laporan tentang transaksi dan kinerja investasi selama periode
pelaporan dan posisi keuangan Dana Pensiun pada akhir
periodepelaporan
3) Penjelasan mengenai kebijakan/arahaninvestasi.
DPLK dibentuk secara terpisah dari bank atau perusahaan asuransi jiwa
yang bersangkutan dan terpisah pula dari dana pensiun pemberi kerja yang
mungkin didirikan oleh bank atau perusahaan asuransi jiwa tersebut.
Sebagaimana diketahui, bank atau perusahaan asuransi jiwa dalam
kapasitasnya sebagai pemberi kerja karyawannya, juga dapat memberikan dana
pensiun pemberi kerja. Dana pensiun lembaga keuangan hanya dapat
menjalankan program pensiun iuran pasti. Program ini terutama diperuntukkan
bagi para pekerja mandiri atau perorangan mislanya dokter, pengacara,
pengusaha yang bukan merupakan karyawan dari lembaga atau orang lain.
menguntungkan. Dengan membuka usaha, bisa didapat hasil yang besar dalam
tempo yang lebih cepat. Namun, menjalankan usaha sampingan tentunya tak
lepas dari risiko, terutama risiko keuangan. Kemungkinan merugi akan
selaluada.
Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank Negara Indonesia (BNI) merupakan
bank nasional dengan total aset terbesar kedua dan keempat. Kedua bank terdaftar
di Bursa Efek Indonesia. Kasus ini bermula pada 16 Desember 2011, saat pihak
managemen BNI menerbitkan kebijakan pensiun yang baru dengan No.
HCT/4/4504 tentang mekanisme untuk perhitungan dan implementasi dari Pasal
167 ayat (3) Undang-Undang Ketenagakerjaan. Kebijakan ini mengatur bahwa
Pensiunan BNI tidak akan menerima pembayaran pesangon dan hanya akan
mendapat selisih antara uang pesangon dan jaminan atau manfaat pension.
Kebijakan yang sama juga telah dilahirkan oleh BRI untuk pensinunannya. Pada
tahun 2012, pihak Direksi BRI menerbitkan Surat Keputusan Direksi No. 883-
DIR/KPS/10/2012 terkait penyelesaian kewajiban perusahaan bagi pekerja yang
memasuki usia pensiun normal sebagai implementasi dari Undang-Undang No. 13
tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Kebijakan ini mengatur bahwa BRI hanya
berkewajiban untuk membayar manfaat pension tanpa uang pesangon.
menyelesaikan permasalahan ini. Saat ini, BNI dan BRI tetap menolak hak
pensiunan untuk uang pesangon, sedangkan para pensiunan terus memaksa dan
mendesak hak mereka dijamin dalam Pasal 167 ayat (3) UU No.13/2003 tentang
Ketenagakerjaan.
Manajemen BNI dan BRI tetap bertahan terhadap klaim dari para pensiunan
mereka. Mereka mengklaim bahwa kebijakan pensiun mereka sudah sesuai
dengan pasal 167 ayat (3) UU No.13 / 2003 tentang ketenagakerjaan. Namun,
mereka menolak untuk mengakui bahwa perhitungan mereka bertentangan dengan
contoh penghitungan berdasarkan Penjelasan Pasal 167 ayat (3). Manajemen BRI
juga mengklaim versi yang sama. Mereka berpendapat bahwa pensiunan memiliki
manfaat pensiun yang dibayarkan setiap bulan olehnya. Pembayaran ini dianggap
sebagai kompensasi dan oleh karenanya mereka tidak berkewajiban untuk
membayar uang pesangon pensiunan. Kasus ini tetap belum terselesaikan. Kedua
pihak gagal mencapai kesimpulan yang sama dan kedua bank tersebut tampaknya
siap dituntut oleh pensiunan mereka di pengadilan.
Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa BNI dan Program Pensiun BRI melanggar Pasal
167 (3) UU No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan. BNI dan BRI bertanggung
jawab untuk membayar kekurangan pembayaran pesangon kepada pensiunan
mereka. Kedua bank harus mengungkapkan kebijakan pembayaran pensiun
23
mereka dan direvisi agar sesuai dengan Pasal 167 (3) Undang-Undang Nomor 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Laporan ini merekomendasikan OJK untuk
menegakkan peraturannya dan untuk menghukum BNI dan BRI atas pelanggaran
peraturan No.6 / POJK.03 / 2015 tentang Transparansi dan Publikasi Laporan
Bank.
Dokumen pendukung:
a. UU No 13 Pasal 167 ayat 3 TAHUN 2003 tentang Ketenagakerjaan
“Dalam hal pengusaha telah mengikutsertakan pekerja/buruh dalam
program pensiun yang iurannya/preminya dibayar oleh pengusaha dan
pekerja/buruh, maka yang diperhitungkan dengan uang pesangon yaitu uang
pensiun yang premi/iurannya dibayar oleh pengusaha.”
b. Peraturan No.6 / POJK.03 / 2015 tentang Transparansi dan Publikasi Laporan
Bank
Laporan arus kas disajikan sesuai dengan sifat kegiatan usaha Dana Pensiun
selama periode pelaporan; dan
f) Catatan atas LaporanKeuangan.
kepada pemberi kerja sehubungan dengan jasa masa lalu karyawan diakui
sebesar jumlah yang telah jatuh tempo pada tanggal laporan.
Bila suatu aset, misalnya gedung, digunakan sebagian untuk investasi dan
sebagian untuk kegiatan operasional, maka penggolongan aset sebagai investasi
atau aset operasional ditentukan berdasarkan mana yang lebih signifikan.
Pengungkapan
Informasi tentang hal tersebut dibawah ini perlu diungkapkan secukupnya
dalam catatan atas laporan keuangan, antara lain :
a) Penjelasan mengenai program pensiun serta perubahan yang terjadi selama
periode laporan:
1) Nama pendiri Dana Pensiun dan mitra pendiri (jikaada);
2) Kelompok karyawan yang menjadi peserta program jumlahpensiun;
3) Jumlah peserta program pensiun dan jumlahpensiunan;
4) Jenis programpensiun;
5) Iuran yang berasal dari peserta, jika ada;
6) Untuk PPMP, penjelasan mengenai manfaat pensiun yang
dijanjikan;dan
7) Penjelasan mengenai rencana penggabungan, pemisahan, pemindahan
kelompok peserta, dan pembubaran Dana Pensiun (jika besar
kemungkinannyaterjadi.
8) Penjelasan singkat mengenai kebijakan akuntansi yangpenting;
9) Penjelasan mengenai kebijakanpendanaan;
10) Rincian portofolio investasi;dan
11) Perhitungan kewajiban aktuaria, metode penilaian, asumsi aktuarial,
serta nama dan tanggal laporan aktuaris terakhir (dalam halPPMP).
28
Ketentuan Transisi
Jika penerapan Pernyataan ini mengakibatkan perubahan kebijakan
akuntansi,perubahan tersebut dilaporkan secara prospektif.
Tanggal Efektif
Pernyataan ini berlaku efektif untuk laporan keuangan Dana Pensiun yang
mencakupperiode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 1995.
Penerapan lebih dini dianjurkan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
adalah kesejahteraan hari tua dalam time frame lanjut usia , yang akan
dinikmati oleh mereka yang saat ini masih muda. Sedangkan wujud dari
jaminan hari tua adalah program pensiun . jadi tidak disangsikan lagi bahwa
dengan melaksanakan program pensiun secara terpadu kita telah
menanamkan proses pergeseran nilai-nilai kehidupan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA