Disusun Oleh:
2009
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT Yang Maha Esa kerana
rahmatNya yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Akuntansi dan Perbankan.
Kami harap makalah ini dapat memberikan manfaat pada semua pihak yang
memiliki kepentingan dengan makalah ini.
Penulis
Daftar
i Isi
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
PENDAHULUAN iii
I. Pengertian Pegadaian 1
II. Sejarah dan Perkembangan Pegadaian 1
III. Tugas, Tujuan dan fungsi Pegadain 2
IV. Struktur Organisasi Pegadain 4
V. Hak dan Kewajiban Para Pihak 5
VI. Berakhirnya Hak Gadai 6
BAB II PELAKSANAAN GADAI DI PERUM PEGADAIAN
BAB IV PENUTUP
I. Kesimpulan 18
II. Saran 18
DAFTAR PUSTAKA 19
ii
PENDAHULUAN
Pada bagian ini memaparkan teori, konsep tata cara pelaksanan pegadaian
dalam perspektif konvensional. Apabila dilihat dari fungsi dan kegiatan usahanya,
pegadain merupakan salah satu lembaga keuangan bukan bank yang fokus
kegiatannya adalah memberikan pembiayaan. Ada dua hal yang membuat pegadain
menjadi suatu bentuk usaha lembaga keuangan bukan bank. Pertama, transaksi
pembiayaan yang diberikan oleh pegadaian mirip dengan pinjaman melalui kredit
bank, namun diatur secara terpisah atas dasar hukum gadai dan bukan dengan
peraturan mengenai pinjam meminjam biasa. Kedua, usaha pegadain di Indonesia
secara legal dimonopoli oleh satu badan usaha saja, yaitu Perum Pegadaian.
Secara umum, tujuan ideal Perum Pegadaian adalah penyediaan dana dengan
prosedur yang sederhana kepada masyarakat luas terutana kalangan menengah ke
bawah untuk berbagai tujuan, seperti komsumsi produksi dan lain sebaganya.
Keberadan Perum Pegadaian juga diharapkan dapat menekan menculnya lembaga
keuangan non formal yang cenderung merugikan masyarakat seperti praktik ijon,
pegadaian gelap, bank gelap, rentenir, dan lain-lain.
Untuk dapat mengetahui lebih jauh tentang pegadain tersebut, maka berikut
dipaparkan mengenai tinjauan umum pegadain konvensional yang meliputi :
pengertian pegadaian, sejarah dan perkembangan pegadaian, tugas, tujuan, dan
fungsi pegadaian, struktur organisasi pegadaian, hak dan kewajiban para pihak,
serta berakhirnya hak gadai. Selanjutnya juga akan dipaparkan mengenai
pelaksanaan gadai di pegadain konvensional yang meliputi : kegiatan usaha
pegadaian, produk dan jasa pegadaian, penggolongan uang pinjaman, bunga gadai,
kategori barang gadai, prosedur penaksiran barang gadai, prosedur pemberian
kredit gadai, prosedur pelunasan kredit gadai, serta prosedur pelelangan barang
gadai.
iii
BAB I
I. PENGERTIAN PEGADAIAN
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa gadai adalah suatu hak
yang diperoleh oleh orang yang berpiutang atas suatu barang bergerak yang
diserahkan oleh orang yang berhutang sebagai jaminan hutangnya dan
barang tersebut dapat dijual (dileleng) oleh yang berpiutang bila yang
berhutang tidak dapat melunasi kewajibannya pada saat jatuh tempo.
Sedangkan Perusahaan Umum Pegadaian adalah Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) yang berfungsi memberikan pembiayaan dala, bentuk penyaluran
dana kredit kepada masyarakat atas dasar hukum gadai.
a) Tugas Pokok
b) Tujuan Pokok.
Kantor Daerah
KantorCabang
Suatu perjanjian hutang piutang pada dasarnya tidak ada yang bersifat
langgeng, artinya perjanjian tersebut sewaktu-waktu akan dapat berakhir atau
batal, demikian pula dengan perjanjian gadai. Namun batalnya hak gadai
akan sangat berbeda dengan hak-hak lain. Sedangkan menurut Dahlan
(2000), bahwa hak gadai dikatakan batal apabila :
b. Barang gadai keluar dari kekuasaan pemberi gadai, yaitu bukan lagi
menjadi hak milik pemberi gadai.
c. Para pihak tidak melaksanakan yang menjadi hak dan kewajiban masing-
masing.
6
d. Barang gadai tetap dibiarkan dalam kekuasaan pemberi gadai ataupun
yang kembalinya atas kemauan yang berpiutang.
BAB II
7
PELAKSANAAN GADAI DI PERUM PEGADAIAN
Kegiatan usaha Perum Pegadaian pada umumnya meliputi dua hal, yaitu
Penghimpunan Dana pengunaan dana (Susilo, 1999:1818).
a. Penghimpunan Dana
Pinjaman dana jangka pendek dari pihak lain biasanya diperoleh dari
hutang kepada rekanan, hutang kepada nasabah, hutang pajak, dan lain-
lain.
3. Penerbitan obligasi.
4. Modal sendiri.
b. Penggunaan Dana.
8
Dana yang berhasil dihimpun akan digunakan untuk mendanai
kegiatan usaha Perum Pegadaian. Dana tersebut antara lain digunakan untuk
hal-hal berikut :
4) Penyaluran dana.
5) Investasi lain
c. Penitipan barang.
d. Jasa lain.
Jumlah pijaman antara Rp. 5.000,- sampai dengan Rp. 40.000,- adalah
masuk dalam kategori Surat Bukti Kredit golongan A. sedangkan jangka
waktunya adalah 120 hari (empat bulan).
b. Golongan B
Jumlah pinjaman antara Rp. 40.500,- sampai dengan Rp. 150.000,- adalah
dalam kategori Surat Bukti Kredit golongan B. sedangkan jangka waktunya
adalah 120 hari (empat bulan).
c. Golongan C
Jumlah pinjaman antara Rp. 151.000,- sampai dengan Rp. 500.000,- adalah
dalam kategori Surat Bukti Kredit golongan C. sedangkan jangka waktunya
adalah 120 hari (empat bulan).
d. Golongan D
Jumlah pinjaman antara Rp. 510.000,- sampai dengan tidak terbatas adalah
dalam kategori Surat Bukti Kredit golongan D. sedangkan jangka waktunya
adalah 120 hari (empat bulan).
IV. Bunga Gadai
Biaya sewa modal (bunga) yang harus dibayar oleh nasabah kepada
perum pegadaian adalah bervariasi. Adapun mengenai rincian besarnya bunga
yang harus dibayarkan oleh nasabah adalah sebagai berikut :
b) Barang-barang elektronik : tv, kulkas, radio, video, tape, recorder, dan lain-
lain.
l) Barang-barang illegal.
a) Barang Kantong
1. Emas 12
2. Permata
b) Barang Gudang
Barang-barang gudang yang dimaksud di sini yaitu meiputi : mobil, motor,
mesin, barang elektronik, tekstil, dan lain-lain.
Gambar 2.2
Kasir
Nasaba Kasir
1. Pelunasan
2. Informasi
Pelunasan
PInjaman
Pelaksanaan lelang harus dipilih waktu yang paling baik agar tidak
mengurangi hak nasabah, karena setelah nasabah tidak melunasi hutangnya
pada saat jatuh tempo dan tidak melakukan perpanjangan, maka barang
jaminannya akan dilelang dan hasil pelelangan barang yang digadaikan akan
digunakan untuk melunasi seluruh kewajaban nasabah yang terdiri dri : pokok
pinjaman, bunga, serta biaya lelang. Sedang pelelangannya adalah sebagai
berikut :
Taksiran barang itu bisa dilihat dari golongan barangnya. Penilaian golongan
barang biasanya dimulai dari Golongan A hingga Golongan H. Landasan kredit
Syariah, terang Uwan, diambil dari Albaquroh 283 dengan Suran Anisah 29. Meski
Pegadaian Syariah dilandasi Al'quran, tapi tidak ada pengkhususan. Pegadaian
Syariah diperuntukkan semua kalangan. Semua orang dapat melakukan transaksi di
Pegadaian Kredit Syariah, ujar Uwan. Selain itu, juga akan diadakan program jual
logam mulia. Logam mulia yang dimaksud yaitu berupa emas batangan. Untuk emas
batangan ini, kata Uwan, sistem kreditnya pun dapat diangsur. Pengadaan emas
batangan ini terjalin, berkat kerjasama Pegadaian dengan PT. Antam (Aneka
Tambang).
PENUTUP
I. Kesimpulan
II. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka diajukan sebagai saran bagi pembaca
untuk menggali ilmu mengenai pegadaian konvensional ini melalui referensi-
referensi dari buku yang berbeda pula. Agar proses pembelajaran berjalan
dengan baik dan tidak terpaku pada satu sumber saja.
18
DAFTAR PUSTAKA
www.wikipedia.com (yagn diakses pada Rabu, Juli 15, 2009, 15:05:39 WIB)
19