Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

INVESTASI PADA SAHAM SYAR’AH


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Manajemen Investasi
Perbankan Syari’ah

Dosen Pengampu:
Nurfaedah, M.E.

Disusun Oleh Kelompok VI PBS-V


Ali Imron Abdul Jabar
Ilham Alipansyah
Muhamad Iqbal
Rifqi Gozali
Rif’at Faturohman
Yana Yulio

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SILIWANGI GARUT


PRODI PERBANKAN SYARIAH
TAHUN AKADEMIK 2020-2021
Jl. Raya Tutugan No. 117 Leles Haruman Kabupaten Garut, Jawa Barat 44152
Abstrak

Gairah perdagangan saham di bursa efek yang ditunjukan oleh nilai Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG) secara fundamental setidaknya dipengaruhi oleh
tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat suku bunga bank (interest) dan nilai tukar
mata uang, sedangkan secara teknis perdagangan saham dipengaruhi oleh
kekuatan permintaan dan penawaran saham. Perkembangan perdagangan saham
syari’ah ditunjukkan oleh nilai Indeks Saham Syari’ah Indonesia (ISSI), ISSI
menggambarkan kinerja seluruh saham syari’ah yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI), sedangkan dalam Jakarta Islamic Index (JII) hanya diwakili oleh
30 emiten yang penentuannya melibatkan Dewan Pengawas PT. Danareksa
Investment Management.
Dengan demikian, penulis menjelaskan tentang investasi pada saham
sesuai syar’ah agar pembaca mampu memahami investasi pada saham sesuai
syari’ah hingga akhirnya investasi pada saham syari’ah sebagai pilihan dalam
investasi masa depan.

Kata Kunci: Perdagangan, Saham Syari’ah


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keberadaan Pasar Modal dalam hal ini Bursa Efek Indonesi (BEI)
memberikan alternatif kepada masyarakat untuk berinvestasi, investasi
sendiri sebenarnya dapat dibagi menjadi investasi pada sektor riil dengan
membeli asset berwujud berupa tanah, gedung dan kendaraan dan investasi
pada sektor keuangan melalui aktifitas jual beli saham, obligasi dan surat
berharga lainnya. Masing-masing jenis investasi yang mengharapkan
return tentu memiliki resiko yang berbeda-beda, pada investasi sektor riil
resiko yang dihadapi bisa berupa tingginya biaya pemeliharaan sedangkan
resiko investasi pada sektor keuangan adalah instabilitas perekonomian
dan ketidakpastian peraturan dan perundang-undangan. Pada investasi
sektor keuangan khususnya yang terjadi pada aktifitas di bursa efek, resiko
dapat diminmalisir dengan cara melakukan pembelian saham secara
portofolio. Hal ini memungkinkan karena bursa efek memberikan
kesempatan seluas-luasnya kepada investor untuk melakukan pembelian
beberapa jenis saham dengan menyajikan informasi-informasi keuangan
yang akurat tentang saham tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar saham syari’ah?
2. Bagaimana Mekanisme investasi saham syariah?
3. Apa Instrumen investasi saham syariah dan bagaimana
perkembangannya di Indonesia?
4. Apa peran Jakarta Islamic Index?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui konsep dasar saham syari’ah
2. Mengetahui Mekanisme investasi saham syariah
3. Mengetahui Instrumen investasi saham syariah dan bagaimana
perkembangannya di Indonesia
4. Mengetahui peran Jakarta Islamic Index
BAB II
PEMBAHASAN

1. Konsep Dasar Saham Syari’ah


Istilah saham dapat diartikan sebagai sertifikat penyertaan modal dari
seseorang atau badan hukum terhadap suatu perusahaan. Saham merupakan
tanda bukti tertulis bagi para investor terhadap kepemilikan suatu perusahaan
yang telah go public. 1 Dalam Islam, pada hakikatnya saham merupakan
modifikasisistem persekutuan modal dan kekayaan, yang dalam istilah fiqh
dikenal dengan nama syirkah. Pemegang saham dalam syirka
a. Pengertian Saham Syari’ah
Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas sebuah perusahaan
yang melakukan penawaran umum (go public) dalam nominal ataupun
persentase tertentu.2 Produk investasi berupa saham pada prinsipnya sudah
sesuai dengan ajaran islam. Dalam teori percampuran, islam mengenai akad
syirkah atau musyarakah yaitu suatu kerja sama antara dua atau lebih pihak
untuk melakukan usaha dimana masing-masing pihak menyetorkan
sejumlah dana, barang atau jasa.
Dengan demikian, saham Syariah adalah bukti kepemilikan atas
suatu perusahaan yang memenuhi kriteria sebagaimana tercantum dalam
pasal 3, dan tidak termasuk saham yang memiliki hak-hak istimewa.
Sebagaimana terlah difatwakan Dewan Syariah Nasional No. 40/DSN-
MUI/X/2003 Tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip
Syariah di Bidang Pasar Modal.3
b. Saham Syariah Sebagai Pilihan Investasi
Saham yang dikategorikan mendekati prinsip syariah adalah saham
peusahaan yang tidak terkait dengan aktivitas haram, seperti riba, gharar,
judi, pornografi, memproduksi dan atau memperjualbelikan makanan/
minuman haram, seperti daging babi, minuman keras, rokok, dan

1
Burhanudin, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010,hlm, 135.
2
Nurul Huda, Lembaga Keuangan Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), hlm 226
3
Abdul Aziz, Manajemen Investasi Syariah, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm 84
sebagainya. Di samping itu pula, perlu dipertimbangkan dari sisi
perekonomian (baik internasional maupun nasional), politik, analisis
industry, dan analisa kondisi perusahaan, baik secara fundamental maupun
terikat.
Di Indonesia, saham-saham yang memenuhi prinsip syariah, baik
dari segi jenis maupun operasional usahanya tergabung dalam Jakarta
Islamic Index (JII) dan diperdagangkan di Bursa Efek. Investor yang
memiliki kemampuan sendiri berinvestasi langsung ke instrument saham,
dapat memilih saham dalam daftar JII tersebut.4
c. Macam-macam Saham
Suatu perusahaan dapat menerbitkan 2 jenis saham, yaitu saham biasa dan
saham preferen.
1. Saham Biasa (common stock)
Saham biasa merupakan saham yang mempunyai hak suara untuk
mengambil keputusan dalam RUPS mengenai segala hal yang berkaitan
dengan pengurusan Perseroan, mempunyai hak untuk menerima dividen
yang dibagikan, dan menerima sisa. kekayaan hasil likuidasi.
Saham Biasa Memiliki karakteristik Utama yaitu:
a) Hak suara pemegang saham, dapat memillih dewan komisaris
1) Hak didahulukan, bila organisasi penerbit menerbitkan saham
baru
2) Tanggung jawab terbatas, pada jumlah yang diberikan saja
2. Saham Preferen (Preferred Stock)
Saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan
saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap. Saham ini
lebih aman dibandingkan dengan saham biasa karena memiliki hak
klaim terhadap kekayaan perusahaan dan pembagian dividen terlebih
dahulu. Saham preferen sulit diperjualbelikan seperti saham biasa
karena jumlahnya yang sedikit.
Karakteristik Saham Preferen adalah sebagai berikut:

4
Eko P. Pratomo, 2004: 191
a. Memiliki berbagai tingkat, dapat diterbitkan dengan karakteristik
yang berbeda
b. Tagihan terhadap aktiva dan pendapatan, memiliki prioritas lebih
tinggi dari saham biasa dalam hal pembagian dividen
c. dividen kumulatif, bila belum dibayarkan dari periode sebelumnya
maka dapat dibayarkan pada periode berjalan dan lebih dahulu dari
saham biasa
d. Konvertibilitas, dapat ditukar menjadi saham biasa, bila
kesepakatan antara pemegang saham dan organisasi penerbit
terbentuk

2. Mekanisme investasi saham syariah


Pada umumnya, mekanisme penawaran saham di Bursa Efek ada dua
bentuk, yaitu penawaran melalui Pasar Perdana dan penawaran melalui Pasar
Sekunder. Harga saham yang ditawarkan pada kedua pasar ini bisa berbeda dan
secara mayoritas, harga saham di Pasar Sekunder, jauh lebih tinggi
dibandingkan harga saham di Pasar Perdana. Oleh karena itu, perdagangan
saham di Pasar Sekunder Lebih mendekati unsure spekulasi dengan risiko
tinggi yang mengandung unsure gambling yang dilarang oleh islam.
Sementara system dan mekanisme perdagangan saham di pasar perdana
masih merupakan perdagangan biasa, di mana selembar saham diperdagangkan
sesuai dengan kuantitas yang masih wajar. Artinya, saham ditawarkan dengan
mengajukan harga tertentu yang ditetapkan berdasarkan keadaan perusahaan
dan kekuatan pasar.
Oleh sebab itu, keuntungan yang diperoleh dari perdagangan saham ini
masih dalam batas-batas yang wajar dan dilakukan dengan prinsip transparansi,
sehingga pemilik saham mengetahui segala persoalan yang berkaitan dengan
perusahaan dan prospeknya di masa yang akan datang.
Berbeda dengan mekanisme perdagangan saham secara konvensional,
mekanisme perdagangan saham syariah secara spesifik dipertemukan pada
Jakarta Islamic Index (JII) dan penawarannya hanya pada pasar perdana. Hal
ini dilakukan agar tidak ada lagi unsur-unsur spekulasi dan sikap insider
trading, sebagaimana yang terjadi pada saham sekunder selama ini.
Dengan demikian, penawaran umum pada Pasar Perdana oleh investor
dikembalikan lagi pada Bursa Efek, akan tetapi Jakarta Islamic Index yang
akan menampung dan mengeluarkan bentuk-bentuk saham syariahnya, sebagai
suatu ketentuan bagi para investor yang akan menggunakan transaksi
perdagangan saham syariah. 5

3. Instrument Saham Syariah dan Perkembangannya di Indonesia


a. Istrumen saham Syari’ah
Instrumen saham syari’ah terdiri dari saham, emiten, pasar primer,
dan pasar sekunder.
Ada beberapa kaidah yang harus dipenuhi oleh instrumen saham
syari’ah ini, yakni: (Manan, 2010: 302-303)
1. Kaidah syari’ah untuk saham:
a. Bersifat musyarakah jika saham ditawarkan secara terbatas.
b. Bersifat mudharabah jika saham ditawarkan secara publik.
c. Tidak boleh ada pembedaan jenis saham karena risiko harus
ditanggung oleh semua pihak
d. Seluruh keuntungan akan dibagi hasil, dan jika terjadi kerugian
akan dibagi rugi bila perusahaan dilikuidasi
e. Investasi pada saham tidak dapat dicairkan kecuali setelah likuidasi.
2. Kaidah syari’ah untuk emiten:
a. Produk atau jasa yang dihasilkan harus dalam kategori halal
b. Hasil usaha tidak mengandung unsur riba dan tidak bersifat zalim.
c. Tidak menempatkan investor dalam kondisi gharar maupun maysir.
3. Kaidah syari’ah untuk pasar primer:
a. Semua akad harus berbasis pada transaksi yang riil atas
produk dan jasa yang halal dan bermanfaat.

5
Abdul Aziz, Manajemen Investasi Syariah, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm 95
b. Tidak boleh menerbitkan efek utang untuk membayar kembali
utang.
c. Dana hasil penjualan efek yang diterbitkan akan diterima oleh
perusahaan.
d. .Hasil investasi yang akan diterima pemodal merupakan fungsi dan
manfaat yang diterima dari modal yang diperoleh dari dana
hasil penjualan efek dan tidak boleh semata-mata merupakan
fungsi dari waktu.
4. Kaidah syari’ah untuk pasar sekunder
a. Semua efek harus berbasis pada transaksi yang riil atas produk
dan jasa yang halal.
b. Tidak boleh membeli efek utang dengan dana dari utang atau
menerbitkan surat utang.
c. Tidak boleh membeli berdasarkan tren atau indeks.
d. Tidak boleh memperjualbelikan hasil yang diperoleh dari suatu
efek walaupun efeknya sendiri dapat diperjualbelikan.
e. .Tidak boleh melakukan transaksi murabahah dengan menjadikan
objek transaksi sebagai jaminan.
f. Tidak boleh melakukan penawaran palsu dalam transaksi

b. Perkembangan Investasi Pada Saham Syariah di Indonesia


Di Indonesia, perkembangan instrument syariah di pasar modal
sudah terjadi sejak tahun 1997. Diawali dengan lahirnya reksadana syariah
yang diprakarsai dana reksa. Selanjutnya, PT Bursa Eefek Jakarat (BEJ)
bersama dengan PT Danareksa Investment Management (DIM)
meluncurkan Jakarta Islamic Index (JII) yang mencakup 30 jenis saham
dari emiten-emiten yang kegiatan usahanya memenuhi ketentuan tentang
hokum syariah. Penentuan criteria dari komponen JII tersebut disusun
berdasarkan persetujuan dari Dewan Pengawas Syariah DIM.
Ruang lingkup kegiatan usaha emiten yang bertentangan dengan
prinsip hukum syariah Islam adalah :
1. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan
yang dilarang.
2. Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi) termasuk perbankan
konvensional.
3. Usaha yang memproduksi, mendistribusi serta memperdagangkan
makanan dan minuman yang tergolong haram.
4. Usaha yang memproduksi mendistribusi serta menyediakan barang-
barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat madharat.
Perkembangan selanjutnya, instrumen investasi syariah di pasar
modal terus bertambah dengan kehadiran Obligasi Syariah PT. Indosat
Tbk pada awal September 2002. Instrumen ini merupakan obligasi syariah
pertama dan dilanjutkan dengan penerbitan obligasi syariah lainnya. Pada
tahun 2004, terbit untuk pertama kali obligasi syariah dengan akad sewa
atau dikenal dengan obligasi syariah Ijarah.
Selanjutnya, pada tahun 2006 muncul instrumen baru yaitu Reksa
Dana Indeks dimana indeks yang dijadikan sebagai underlying adalah
Indeks JII.
Perkembangan pasar modal syariah di Indonesia secara tidak
langsung juga dipengaruhi pasar modal yang berpegang pada konsep
syariah yang terlebih dahulu dijalankan oleh negara-negara lain. Pasar
modal syariah di Indonesia diperkenalkan pada bulan Juli 2000 ditandai
dengan berdirinya Jakarta Islamic Index.
Saham syariah dimasukkan dalam perhitungan Jakarta Islamic
Index (JII) merupakan indeks yang dikeluarkan oleh PT. Bursa Efek
Jakarta yang merupakan subset dari Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG). JII diluncurkan pada tanggal 3 Juli 2000 dan menggunakan tahun
1 Januari 1995 sebagai base date dengan nilai 100. Bagi perusahaan yang
terdaftar di Jakarta Islamic Indeks paling tidak mereka dinilai telah
memenuhi penyaringan syariah dan kriteria untuk indeks.
Penyaringan secara syariah yang difatwakan oleh Dewan Syariah
Nasional No. 20 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi untuk Reksa
Dana Syariah. Kriteria untuk indeks adalah Kapitalisasi pasar (market
capitalization) dari saham dimana JII menggunakan kapitalisasi pasar
harian rata-rata selama satu tahun. Dari kedua penilaian tersebut, untuk
perusahaan emiten dapat digolongkan dalam daftar JII melalui prosedur
teknis, yaitu saham dari emiten dipilih yang tidak bertentangan dengan
syariah dan telah listing minimum 3 bulan, kecuali saham-saham tersebut
termasuk 10 besar kapitalisasi pasar. Saham dipilih dengan kapitalisasi
pasar tertinggi sejumlah 60 saham. Saham dipilih dengan nilai transaksi
rata-rata tertinggi harian sejumlah 30 saham. Evaluasi terhadap komponen
indeks dilakukan setiap 6 bulan sekali.
Seiring dengan perkembangannya, pada tanggal 12 september 2007
dan 30 nopember 2007 BAPEPAM telah merilis Daftar Efek Syariah
(DES), daftra tersebut akan menjadi panduan investasi bagi investor yang
ingin menanamkan modalnya di portofolio syariah.

4. Jakarta Islamic Index


Jakarta Islamic Index(JII) merupakan indeks terakhir yang dikeluarkan
oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Indeks ini terdiri dari 30 saham yang
dievaluasi setiap 6 bulan sekali dengan penentuan komponen indeks awal
januari dan juli setiap tahunnya. Kelompok saham ini adalah saham yang
memiliki kinerja bagus dan memiliki bidang usaha yang sesuai dengan
syari’ah.Perubahan pada jenis usaha emiten akan dimonitori secara terus
menerus berdasarkan data publik dan media.
Penyaringan secara syariah yang difatwakan oleh Dewan Syariah
Nasional No. 20 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi untuk Reksa Dana
Syariah. Kriteria untuk indeks adalah Kapitalisasi pasar (market capitalization)
dari saham dimana JII menggunakan kapitalisasi pasar harian rata-rata selama
satu tahun. Dari kedua penilaian tersebut, untuk perusahaan emiten dapat
digolongkan dalam daftar JII melalui prosedur teknis, yaitu saham dari emiten
dipilih yang tidak bertentangan dengan syariah dan telah listing minimum 3
bulan, kecuali saham-saham tersebut termasuk 10 besar kapitalisasi pasar.
Saham dipilih dengan kapitalisasi pasar tertinggi sejumlah 60 saham. Saham
dipilih dengan nilai transaksi rata-rata tertinggi harian sejumlah 30 saham.
Evaluasi terhadap komponen indeks dilakukan setiap 6 bulan sekali.
Jakarta Islamic Index (JII) adalah salah satu daftar indeks saham di
Bursa Efek Indonesia (BEI) yang menghitung indeks rata-rata 30 saham yang
memenuhi kriteria syariah, berkapitalisasi pasar terbesar, dan mempunyai
tingkat likuiditas nilai perdagangan yang tinggi.
Berdasarkan lampiran pengumuman BEI No Peng-00555/BEI.POP/11-
2019, berikut daftar saham yang masuk ke dalam indeks JII periode Desember
2019 - Mei 2020.

Kode
No Nama Sektor
Saham
1 ADRO Adaro Energy Tbk. Mining
Trade, Service &
2 AKRA AKR Corporindo Tbk.
Investment
3 ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk Mining
4 ASII Astra International Tbk. Misc Industry
5 BRPT Barito Pacific Tbk. Chemical Industry
6 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk. Property & Construction
Bank Tabungan Pensiunan National
7 BTPS Finance
Syariah Tbk
8 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk Chemical Industry
9 CTRA Ciputra Development Tbk. Property & Construction
Trade, Service &
10 ERAA Erajaya Swasembada Tbk.
Investment
Infrastructure &
11 EXCL XL Axiata Tbk.
Transportation
12 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Consumer Goods
13 INCO Vale Indonesia Tbk Mining
14 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk. Consumer Goods
15 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Chemical Industry
16 ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk. Mining
17 JPFA JAPFA Comfeed Indonesia Tbk Chemical Industry
Infrastructure &
18 JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk.
Transportation
19 KLBF Kalbe Farma Tbk. Consumer Goods
Trade, Service &
20 LPPF Matahari Department Store Tbk.
Investment
Trade, Service &
21 MNCN Media Nusantara Citra Tbk.
Investment
Infrastructure &
22 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.
Transportation
23 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam Tbk Mining
24 PTPP PP (Persero) Tbk. Property & Construction
Trade, Service &
25 SCMA Surya Citra Media Tbk.
Investment
Telekomunikasi Indonesia (Persero) Infrastructure &
26 TLKM
Tbk. Transportation
27 TPIA Chandra Asri Petrochemical Tbk Chemical Industry
Trade, Service &
28 UNTR United Tractors Tbk.
Investment
29 UNVR Unilever Indonesia Tbk. Consumer Goods
30 WIKA Wijaya Karya (Persero) Tbk. Property & Construction

Terdapat 3 saham baru yang masuk ke dalam Daftar Indeks Saham


Jakarta Islamic Index (JII) (Desember 2019 - Mei 2020) yaitu:

1. Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA)


2. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. (PGAS)
3. Media Nusantara Citra Tbk. (MNCN)

Sedangkan 3 saham yang keluar dari Daftar Indeks Saham Jakarta


Islamic Index (JII) (Desember 2019 - Mei 2020) yaitu:

1. Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR)


2. Waskita Beton Precast Tbk. (WSBP)
3. Indika Energy Tbk. (INDY)
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Berdasarkan Pasal 60 UU NO. 40 Tahun 2007, Saham merupakan
benda bergerak dan rnemberikan hak untuk menghadiri dan mengeluarkan
suara dalam RUPS, menerima pembayaran dividen dan sisa kekayaan hasil
likuidasi serta menjalankan hak lainnya berdasarkan Undang-Undang ini.
Dalam pembelian saham atau pengambilan keputusan pembelian
saham alangkah baiknya seseorang atau suatu perusahaan untuk
memahami alur dan cara pembelian saham beserta mengusai harga pasar
saham yang sedang berlaku. Saham bisa dibeli oleh siapa saja jika syarat
dan ketentuan hukum yang berlaku sudah terpenuhi semuanya.
2. Saran
Kami selaku penyusun sangat menyadari masih jauh dari sempurna
dan tentunya banyak sekali kekurangan dalam pembutan makalah ini. Hal
ini disebabkan karena masih terbatasnya kemampuan kami.
Oleh karena itu, Kami selaku pembuat makalah ini sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Kami juga
mengharapkan makalah ini sangat bermanfaat untuk kami khususnya bagi
pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

 Burhanudin, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta:


Graha Ilmu, 2010
 Nurul Huda, Lembaga Keuangan Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2013)
 Abdul Aziz, Manajemen Investasi Syariah, (Bandung: Alfabeta, 2010)
 Eko P. Pratomo, 2004
 Hansen, Mowen, 2005. Manajemen Accounting (Akuntansi Manajemen)
buku ke – 2 edisi 7. Salemba Empat. Jakarta
 http://www.ceobisnis.com/2014/12/cara-membeli-saham-perusahaan-di-
bursa.html

Anda mungkin juga menyukai