MAKALAH
Oleh:
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat, nikmat
serta karunia-Nya sehingga kami bisa menyusun dan menyelesaikan makalah
ini.Makalah yang berjudul “Akuntansi Perhotelan” ini disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Akuntansi Hospitalitas.
Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka memahami apa
saja kegiatan yang dilakukan oleh bisnis perhotelan serta bagaimana pencatatan
keuangan perhotelan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah
ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebeb itu, kami
berharap adanya kritik dan saran demi perbaikan makalah yang telah kami buat
dimasa yang akan datang. Mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan masalah......................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1 Pengertian dan Karakteristik Hotel...........................................................3
2.2 Klasifikasi Hotel dan Jenis Kamar Hotel..................................................4
2.3 Departemen di Hotel.................................................................................9
2.4 Prosedur Hotel.........................................................................................10
2.5 Struktur Pendapatan dan Biaya Hotel.....................................................11
2.6 Sistem Akuntansi Perhotelan...................................................................13
2.6.1 Laporan laba rugi.............................................................................14
2.6.2 Neraca..............................................................................................14
2.6.3 Hubungan laporan laba rugi dan neraca...........................................15
2.6.4 Elemen keuangan departemen hotel................................................16
2.6.5 Laporan keuangan hotel...................................................................19
BAB III PENUTUP..............................................................................................26
3.1 Kesimpulan..............................................................................................26
3.2 Saran........................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................27
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
pemerintah terutama untuk pajak pembangunan, pajak bumi dan bangunan,
dan pajak penghasilan.
Dapat disimpulkan bahwa secara ekonomidan sosial kontribusi hotel
pada suatu kawasan cukup berarti. Di sisi lain,harus dicermati pula bahwa
hotel berpotensi untuk memberikan tekanan fisik dan nonfisik pada
lingkungan sekitarnya. Tekanan pada lingkungan fisik diakibatkan antara
lain oleh limbah cair dan padat yang dihasilkan oleh hotel dari kegiatan
operasionalnya. Untuk itu, manajemen hotel hendaknya sadar lingkungan
sehingga tekanan yang diberikan oleh hotel dapat dikendalikansampai pada
tingkat yang paling minimal.Berdasarkan uraian tersebut, kelompok kami
tertarik untuk mengangkat bahasan mengenai perhotelan yang dihubungan
dengan sisi akuntansi,sehingga judul dari makalah kami adalah “Akuntansi
Perhotelan”.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian hotel, karakteristik serta klasifikasinya
2. Untuk mengetahui hotel dan prosedur hotel
3. Untuk mengetahui struktur pendapatan hotel dan biaya hotel
4. Untuk mengetahui sistem akuntansi perhotelan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
fasilitas makanan, minuman dan fasilitas kamar untuk tidur kepada turis
atau pelancog yang sedang menjalankan perjalanan dan sanggup membayar
dengan jumlah yang sesuai dengan fasilitas yang diterima tanpa terdapatnya
perjanjian khusus.
Beberapa karakteristik Hotel diantaranya :
1. Industri hotel tergolong industri yang padat modal serta padat karya yang
artinya dalam pengelolaannya memerlukan modal usaha yang besar dengan
tenaga kerja yang banyak pula.
2. Dipengaruhi oleh keadaan dan perubahan yang terjadi pada sektor ekonomi,
politik, sosial, budaya, dan keamanan dimana hotel tersebut berada.
3. Menghasilkan dan memasarkan produknya bersamaan dengan tempat
dimana jasa pelayanannya dihasilkan.
4. Beroperasi selama 24 jam sehari, tanpa adanya hari libur dalam pelayanan
jasa terhadap pelanggan hotel dan masyarakat pada umumnya
5. Memperlakukan pelanggan seperti raja selain juga memperlakukan
pelanggan sebagai partner dalam usaha karena jasa pelayanan hotel sangat
tergantung pada banyaknya pelanggan yang menggunakan fasilitas hotel
tersebut
4
diberikan.Makin tinggi peringkat bintang suatu hotel, makin tinggi mutu
layanan serta makin lengkap fasilitas yang diberikan kepada tamunya.
Selain klasifikasi menurut bintang, terdapat pula kasifikasi menurut
melati, menurut kamar yang dimiliki, menurut lokasi hotel, menurut jenis
tamu, menurut lama tinggal tamu, menurut operasi hotel, dan berdasarkan
jenis layanan yang diberikan, dan penjelasan dari masing-masing
karakteristik tersebut adalah sebagai berikut:
1. Klasifikasi menurut Melati
Ada 3 (tiga) klasifikasi menurut Melati, yaitu: melati 1, melati 2, dan melati
3.Yang membedakan klasifikasi bintang dan melati adalah tingkat layanan
dan fasilitas hotel dan administrasi.Hotel Melati adalah losmen yang telah
beroperasi sebelum klasifikasi hotel diterapkan oleh pemerintah.Agar mutu
layanan hotel melati meningkat, klasifikasi diperlukan pula.Fasilitas dan
layanan hotel melati lebih terbatas dibadingkan lebih rendah daripada hotel
berbintang.
2. Klasifikasi menurut Jumlah Kamar yang Dimiliki
Dilihat dari jumlah kamar yang dimiliki, maka hotel dapat diklasifikasikan
menjadi:
a. Hotel Kecil, dengan jumlah kamar sampai dengan 25 kamar;
b. Hotel Sedang, dengan jumlah kamar sampai dengan 100 kamar;
c. Hotel Menengah, dengan jumlah kamar sampai dengan 300 kamar;
d. Hotel Besar, dengan jumlah kamar sampai dengan lebih dari 300 kamar.
3. Klasifikasi menurut Lokasi Hotel
Dari sisi lokasi, hotel dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Hotel Bandara (Airport hotel), terletak dengan bandara;
b. Hotel di tengah kota (city hotel), lokasi di tengah kota;
c. Hotel Komersial (commercial hotel), lokasi hotel di pusat bisnis;
d. Hotel Pantai (beach hotel), lokasi di tepi pantai;
e. Hotel Stasiun (railway hotel), dekat dengan stasiun kereta api;
f. Hotel Jalan Raya (highway hotel), dekat dengan jalan bebas hambatan;
g. Hotel Pelabuhan (harbour hotel), berdekatan dengan pelabuhan laut;
5
h. Hotel Pegunungan (mountain hotel), lokasi hotel berada di daerah
pegunungan.
4. Klasifikasi menurut Jenis Tamu
Dipandang dari tujuan kedatangan tamu, hotel dapat dibedakan menjadi:
a. Untuk bisnis;
b. Untuk pemeliharaan kesehatan (penyembuhan);
c. Liburan;
d. Kompetisi olah raga;
e. Tugas kedinasan.
5. Klasifikasi menurut Lama Tinggal Tamu
Bila dilihat dari rata-rata lama tinggal tamu, maka hotel dapat
diklasifikasikan menjadi:
a. Transient Hotel: Bila rata-rata lama tinggal tamu relatif singkat, sampai
dengan 7 hari.
b. Resident Hotel: Bila rata-rata lama tinggal tamu untuk jangka waktu
yang lama.
6. Klasifikasi menurut Masa Operasi Hotel
Dilihat dari sisi masa operasi hotel, maka hotel dapat dikelompokkan
menjadi:
a. Hotel Musiman (seasional hotel): di negara-negara yang memiliki 4
(empat) musim, hotel hanya beroperasi pad musim tertentu.
b. Beroperasi Ssepanjang Tahun (all year round): hotel yang beroperasi
sepanjang tahun.
7. Klasifikasi menurut Jenis Layanan yang di berikan
Dilihat dari jenis layanan yang diberikan, hotel dibagi menjadi:
a. Deluxe Hotel: memberikan layanan yang lengkap dan istimewa kepada
tamunya. Layanan yang luks hotel tercermin dari harga kamar, fasilitas
yang ditawarkan, dan kemampuan serta kompetensi karyawan hotel yang
tinggi dalam memberikan layanan untuk para tamunya.
b. Ekonomi Hotel: memberikan layanan yang terbatas, misalnya hanya
untuk layanan kamar; demikian pula, harga kamar yang ditawarkan lebih
6
murah serta fasilitas yang ditawarkan oleh hotel kepada tamunya juga
terbatas.
Bila dikaji dari jumlah kamar yang dimiliki maka hotel dapat
diklasifikasikan menjadi :
1. Hotel kecil, jumlah kamar s/d 25 kamar
2. Hotel sedang, jumlahkamar s/d 100 kamar
3. Hotel menengah, jumlah kamar s/d 300 kamar
4. Hotel besar, jumlah kamar >300 kamar
Selain itu setiap hotel pasti memiliki jenis kamarnya masing-
masing.Berdasarkan jumlah tempat tidur juga kamar hotel ada berbagai
jenisnya :
1. Single room
Single room atau single studio room adalah jenis kamar hotel yang umum
dimiliki setiap hotel.Single room biasanya hanya terdiri dari satu ruangan
yang berisi hanya satu tempat tidur, sofa, dan kamar mandi.Jenis kamar
hotel singleroom cocok satu orang saja karena memang fasilitas dan
kapasitas yang tidak besar.Single room juga biasanya lebih banyak
diminati oleh para traveller yang bepergian sendirian, karena harganya
yang lebih murah dibandingkan dengan jenis kamar hotel lainnya.
2. Twin room
Jenis kamar hotel twin room memiliki dua buah tempat tidur yang
biasanya terpisah dan masing masing berukuran single.Namun dua
tempat tidur ini dapat disatukan dan diletakan berdampingan sesuai
dengan keinginan pemesan kamar hotel.Twin room biasanya digunakan
untuk pasutri, atau saudara, hingga teman yang menginap bersama.
3. Double room
Kamar hotel jenis double room memiliki tempat tidur berukuran besar
yang muat untuk dua orang. Double room lebih cocok digunakan untuk
pasangan suami istri yang sedang berbulan madu atau pasangan suami
istri yang belum memiliki anak.
4. Triple room/family room
7
Seperti namanya, kamar hotel ini cocok untuk keluarga dengan satu
tempat tidur berukuran besar untuk dua orang dan satu tempat tidur tidak
berukuran kecil atau single. Triple room juga bisa berisi tiga tempat tidur
berukuran single, untuk triple room, ruangan biasanya akan lebih luas.
Jenis kamar hotel dari fasilitas yang diberikan :
1. Standar room (STD)
Standar room atau kamar standar adalah kamar yang umum disediakan
oleh setiap hotel.Standar room juga merupakan jenis kamar hotel yang
murah karena fasilitas yang diberikan terbilang standar, seperti televisi,
meja, kamar mandi, hingga lemari es.
2. Superior room (SUP)
Superior room merupakan jenis kamar hotel yang lebih baik dari sisi
fasilitas hingga ukuran yang diberikan dibandingkan standar room.
3. Deluxe room (DLX)
Deluxe room di desain lebih menarik dan lebih lengkap
fasilitasnya.Selain itu deluxe room juga kadang ditempatkan di area yang
lebih baik dibandingkan standar dan superior room.Namun deluxe room
pada beberapa hotel terkadang juga lebih rendah dari fasilitas hingga
ukurannya dibandingkan jenis kamar hotel seuperior room.
4. Junior suit room (JRSTE)
Adalah jenis kamar hotelyang memiliki fasilitas seperti tempat duduk ata
ruang tamu yang terpisa denganruang tidur.Dua ruangan ini terpisah oleh
pemisah kecil seperti tembok atau lemari besar.
5. Suit room (STE)
Jenis kamar hotel ini bisa dikatakn mirip dengan sebuah apartemen kecil
yang berada didalam hotel.Denganfasilitas seperti kamar tidur, dapur,
ruang tamu, dan kamar mandi yang terpisah, jenis kamar hotel ini
biasanya digunaan leh orang-orang yang sedang berbisnis hingga
keluarga yang ingin menginap cukup lama.
6. Presidental suit
Presidental bisa dikatakan sebagai jenis kamar hotel suit room yang lebih
luas lagi.Jenis kamar hotel ini adalah jenis kamar yang terbaik dan
8
termahal dari sebuah hotel.Tidak semua hotel memiliki presidental
suit.Fasilitas kamar yang diberikan inipum merupakan fasilitas yang
terbaik yang ditawarkan oleh hotel.
9
Purchasing departemen adalah suatu bagian yang bertanggung jawab atas
keseluruhan pembelian pengadaan serta semua kebutuhan baik peralatan,
bahan-bahan, dan lain-lain.
9. Security Department
Security Department adalah suatu bagian yang bertugas menjaga
keamanan hotel maupun tamu selama menginap.
10
6. Standar Operasional Prosedur Akunting
7. Standar Operasional Prosedur Enginering
8. Standar Operasional Prosedur Sale Marketing
Dan juga standar standar yang lain yang masih berada dalam ruang
lingkup manajemen perhotelan itu sendiri tanpa terkecuali.
Manfaat adanya Standar Operasional Prosedur sebagai berikut :
1. Sebagai patokan atau acuan dalam melaksanakan pekerjaan bagi
semua staf perhotelan sehingga mereka dapat mengerjakan pekerjaan
sesuai dengan yang diharapkan
2. Sebagai tolak ukur nilai atau eksistensi suatu pekerjaan atau pun
sebagai pembatas sebuah pekerjaan sehingga tidak melenceng dari
standar.
3. Memberikan pemahaman tertulis baik itu bagi karyawan baru atau
pun lama yang juga menjadi bahan pembelajaran untuk menunjang
pekerjaan.
4. Untuk karyawan baru, standar tersebut sebagai bagian dari media
tertulis yang lebih memudahkan para senior dalam membimbing
karyawan tersebut sehingga memberikan pemahaman yang langsung
dapat dipahami baik itu secara tertulis atau pun lisan.
5. Dalam sebuah kasus standar tersebut sering dijadikan bahan
perbandingan dengan hotel lain sebagai acuan tambahan dalam
menerapkan disiplin kerja.
Dan begitu banyak manfaat yang dapat kita pelajari dari standar
operasional prosedur perhotelan untuk membentuk kedisiplinan kerja dan
acuan dalam melaksanakan pekerjaan dan perlu diingat standar dalam
sebuah perhotelan merupakan tolak ukur dari keberhasilan manajemen dari
hotel tersebut.
11
Adapun biaya-biaya dan harga pokok terjadi untuk biaya bahan habis pakai
di setiap bagian hotel, harga pokok makan dan minuman, biaya administrasi
dan umum, biaya pemasaran, biaya bunga, biaya deprsiasi dan amortisasi,
biaya sumberdaya manusia, biaya pemeliharaan sarana fisik hotel, biaya
energi dan laba/rugi yang dihasilkan. Dibawah ini merupakan proporsi
pendapatan dan biaya serta harga pokok yang terjadi di hotel yang
diadaptasi dari Laventhol & Horwath 1984.
Tabel 1. Struktur Pendapatan dan Biaya Hotel
Lain-lain 6.8
Sumber-sumber biaya Proporsi (%)
Biaya Operasional Departemen Hotel 10.4
Gaji dan Upah 37.0
Biaya Bunga 7.2
Biaya Depresiasi 6.7
Harga Pokok Makanan 7.5
Laba 2.2
12
2.6 Sistem Akuntansi Perhotelan
Akuntansi bertujuan memberikan informasi mengenai operasional
hotel. Dengan informasi keuangan ini, manajemen akan dapat mengambil
keputusan yang lebih tepat. Manajemen memerlukan informasi keuangan
dengan tujuan perencanaan, analisis dan pengendalian. Dengan informasi
keuangan yang sekarang, manajemen dapat merencanakan kegiatan periode
yang akan datang, berupa anggaran periode yang akan datang. Selain itu,
manajemen juga dapat melakukan analisis dan pengendalian yang lebih baik
untuk aktivitas operasional hotel. Informasi keuangan untuk keputusan
ekonomis hotel bersumber dari:
1. Laporan Rugi-Laba (Income Statement);
2. Neraca (Balance Sheet);
3. Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement);
4. Catatan atas Laporan Keuangan (Notes to Financial Statement).
Sistem akuntansi yang lazim diterapkan di industri perhotelan adalah
Uniform System of Accounts for Hotel (USAH).Sistem ini awalnya
dikembangkan di Amerika Serikat oleh perhimpunan pengusaha hotel di
New York pada tahun 1925. Dengan berkembangnya industri perhotelan
bersistem jaringan (Chain Hotel) di Indonesia, hotel-hotel dengan jaringan
tertentu yang beroperasi di Indonesia mengadopsi Uniform System of
Accounts for Hotel ini, USAH pun terus dikembangkan. Kini USAH
berkembang menjadi Uniform System of Accounts for The Lodging Industry
disingkat USALI.Sistem ini memberikan beberapa manfaat diantaranya
keseragaman pemahaman untuk istilah yang lazim diterapkan di bisnis
perhotelan.Misalnya, istilah gross operating profit (GOP) yang merupakan
laba seluruh departemen minus biaya-biaya departemen yang bersangkutan
minus undistributed operating expenses. Dalam USALI, terminologi yang
diterapkan untuk gross operating profit adalah income after undistributed
operating expenses. Manfaat lainnya adalah data keuangan untuk hotel
dengan kelas yang sama dapat dibandingkan. Manfaat selanjutnya terutama
dirasakan oleh pihak ketiga, yaitu membuat data runut waktu dengan tujuan
kompilasi dan interpretasi lebih lanjut.
13
Akuntansi keuangan hotel merupakan akuntansi
departemental.Artinya, setiap departemen hotel melaporkan hasil operasinya
pada periode tertentu. Misalnya, kantor depan hotel melaporkan aktivitasnya
setiap bulan. Penjualan kamar yang terjadi dalam sebulan dilaporkan
bersamaan dengan biaya-biaya yang diserap untuk menghasilkan penjualan
kamar seperti biaya gaji dan upah, biaya alat tulis kantor, biaya yang dipakai
habis di kamar tamu, dan lain seagainya. Kantor depan juga melaporkan
laba departemen yang di capai pada bulan atau periode tahun tertentu.
2.6.2 Neraca
Neraca merupakan salah satu laporan keuangan hotel yang
penting.Dalam neraca dilaporkan posisi kekayaan hotel seperti kas, piutang,
persediaan, aktiva lancar lain-lain, gedung dan perlengkapan gedung, aktiva
tetap lain-lain, dan tanah.Disamping kekayaan hotel, neraca juga
14
melaporkan kewajiban hotel yang terdiri dari utang dagang, utang pajak,
utang gaji, utag jangka pendek, utang jangka panjang serta modal.
15
komparatif untuk dua atau tiga tahun. Dengan penyajian seperti ini akan
diperoleh gambaran pergerakan dan kecenderungan, serta memberikan
petunjuk yang berharga dalam rangka memprediksi kemungkinan yang akan
terjadi dimasa yang akan datang. Dengan teknik ini maka dapat diketahui
perubahan nilai absolut tiap pos dalam laporan keuangan dari tahun ke
tahun. Keuntungan dapat diketahuinya pertambahan atau penurunan pada
pos-pos laporan keuangan adalah bahwa perubahan yang besar akan terlihat
dengan jelas dan dapat segera diadakan penyelidikan atau analisa lebih
lanjut untuk hal-hal yang merugikan ataupun menguntungkan bagi
perusahaan sehingga keputusan ekonomi dapat segera diambil dalam rangka
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Metode pembandingan
laporan keuangan ini termasuk kedalam kelompok metode analisis dinamis
karena memperlihatkan perkembangan keuangan perusahaan dari tahun ke
tahun. Untuk dapat memberikan gambaran tentang cara melakukan analisis
dan enterprestasi dari laporan keuangan yang diperbandingkan berikut ini
contoh dengan menggunakan data yang diambil dari PT Hotel Madarine
Regency Tbk melalui web site Bursa Efek Indonesia
16
transient group, permanent, dan penjualan kamar tambahan (extraroom
revenues).
b. Allowance
Allowance merupakan penyesuaian harga kamar untuk yang melampaui
perjanjian sebelumnya. Kesalahan pembebanan harga kamar yang
terjadi pada saat tamu check-in dan diperbaiki beberapa hari kemudian,
atau pada saat check-out, disebut allowance. Jadi, allowance adalah
istilah teknis untuk memperbaiki kesalahan pembebanan harga kamar
yang terjadi pada waktu yang lampau (kemarin atau beberapa hari yang
lalu).
c. Biaya-biaya Operasional Langsung
Biaya-biaya yang terjadi pada departemen kamar dibebankan langsung
ke departemen kamar seperti gaji dan upah, employee benefits, biaya
tembikar (chinaware), bahan habis pakai (guest supplies, cleaning
supplies, paper supplies), komisi, seragam, pelatihan (training), dan
biaya resevasi.
d. Laba (Rugi) Departemen Kamar
Laba departemen kamar didapat dengan mengurangkan penjualan
dengan seluruh biaya yang diserap oleh departemen kamar.
2. Laporan Laba-Rugi Departemen Makanan dan Minuman
a. Penjualan Makanan dan Minuman
Pada penjualan dicantumkan sumber-sumber penjualan makanan dan
minuman, yaitu restoran, coffee shop, room service dan bar.
b. Allowance
Allowance adalah istilah teknis untuk memperbaiki kesalahan
pembebanan harga makanan dan minuman yang terjadi kemarin atau
beberapa hari yang lalu.
c. Harga Pokok Makanan dan Minuman
Harga pokok merupakan harga pokok bahan makanan yang digunakan
untuk menghasilkan penjualan.Harga pokok makanan di industri
perhotelan dihitung hanya untuk bahan makanan yang digunakan untuk
memproduksi makanan. Biaya-biaya lain seperti tenaga kerja dan
17
penyusutan tidak dibebankan ke hara pokok karena biaya tenaga kerja
dibebankan ke departemen yang bersangkutan. Adapun penyusutan
peralatan dibebankan ke rekening penyusutan. Pendekatan yang sama
diterapan untuk menentukan harga pokok minuman. Harga pokok
dibebankan menjadi harga pokok makanan dan minumanhang
dikonsumsi dan harga pokok makanan yang dijual.Harga pokok
makanan yang dikonsumsi adalah harga pokok makanan yang
digunakan untuk memproduksi makanan yang ditawarkan.Harga pokok
makanan yang dibebankan sesuai dengan jumlah harga pokok makanan
yang keluar dari gudang makanan. Adapun harga pokok makanan yang
dijual didapat dari harga pokok makanan yang dikonsumsi minus harga
pokok makanan untuk karyawan dan harga pokok makanan untuk
karyawan dan harga pokok untuk tujuan promosi dan tujuan lain seperti
pertemuan dengan dewan direksi/pemilik hotel. Hotel lazimnya
memberikan makanan dan minuman satu kali selama karyawan hotel
bertugas. Harga pokok untuk makanan dan minuman pada akhirnya
dibebankan pada rekening employee benefits, pendekatan yang sama
diterapkan untuk menentukan harga pokok minuman yang dijual.
d. Biaya-biaya
Biaya-biaya yang terjadi di departemen makanan dan minuman
dibebankan kepada departemen ini.Biaya-biaya dimaksud adalah gaji
dan upah, employee benefits, biaya tembikar, bahan habis pakai (guest
supplies, cleaning supplies, paper supplies), komisi, seragam, pelatihan
(training), dan biaya musik dan artis.
e. Laba (Rugi) Departemen Makanan dn Minuman
Laba departemen makanan dan minuman didapat dengan
mengurangkan penjualan dengan harga pokok dan seluruh biaya yang
diserap oleh departemen makanan dan minuman.
3. Laporan Rugi-Laba Minor Operated Departments
Departemen lain yang menghasilkan penjualan seperti telepon,
laundry dan dry cleaning (lazim dikelompokkan ke dalam minor operated
18
departments) juga membuat laporan rugi-laba dengan pendekatan sama
dengan departemen kamar dan departemen makanan dan minuman.
4. Undistributed Operating Expenses
Departemen yang hanya menyerap biaya dan tidak menghasilkan
penjualan (seperti departemen administrasi dan umum, pengolahan data,
human resources, transportasi, pemasaran, pemeliharaan dan biaya energi)
hanya melaporkan semua biaya yang terjadi di departemen tersebut untuk
periode tertentu.Dengan laporan ini, aktivitas tetap separtemen hotel dapat
diketahui dan dikendalikan.
19
penyajian secara wajar. Perusahaan menyajikan di laporan laba rugi,
rincian beban dengan menggunakan klasifikasi yang didasarkan pada
fungsi beban di dalam perusahaan, sedangkan pada Catatan atas Laporan
Keuangan, beban tersebut dirinci menurut sifatnya.
d. Setiap komponen laporan keuangan harus diidentifikasi secara jelas. Di
samping itu, informasi berikut ini disjaikan dan diulangi pada setiap
halaman laporan keuangan:
1 Nama perusahaan pelapor atau identitas lain
2 Cakupan laporan keuangan, apakah mencakup hanya satu entitas
atau konsolidasi
3 Tanggal atau periode yang dicakup oleh laporan keuangan, mana
yang lebih tepat bagi setiap komponen laporan keuangan
4 Mata uang pelaporan
5 Satuan angka yang digunakan dalam penyajian laporan keuangan
e. Laporan Arus Kas harus disajikan dengan menggunakan metode
langsung (direct method).
f. Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari laporan keuangan, yang sifatnya memberikan
penjelasan baik yang bersifat kualitataif dan kuantitatif terhadap laporan
keuangan, sehingga menghasilkan penyajian yang wajar.
g. Catatan atas Laporan Keuangan harus disajikan secara sistematis dengan
urutan penyajian sesuai dengan komponen utamanya. Setiap pos dalam
Neraca, laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Laporan
Arus Kas harus direferensi silang (cross – reference) dengan informasi
terkait dalam Catatan atas Laporan Keuangan jika dilakukan
pengungkapan.
h. Pengungkapan dengan menggunakan kata “sebagian” tidak
diperkenankan untuk menjelaskan adanya bagian dari suatu jumlah.
Pengungkapan hal tersebut harus dilakukan dengan mencantumkan
jumlah atau persentase.
i. Perubahan Akuntansi dan Kesalahan Mendasar harus diperlakukan
sebagai berikut:
20
1 Perubahan Estimasi Akuntansi.
Suatu estimasi direvisi jika ada perubahan kondisi yang mendasari
estimasi tersebut, atau karen adanya informasi baru, bertambahnya
pengalaman atau perkembangan lebih lanjut. Dampak perubahan ini
harus diperlakukan secara prospektif.
2 Perubahan Kebijakan Akuntansi.
Perubahan kebijakan akuntansi dilakukan hanya jika penerapan suatu
kebijakan akuntansi yang berbeda diwajibkan oleh pertauran
perundang-undangan atau standar akuntansi keuangan yang berlaku,
atau jika diperkirakan bahwa perubahan tersebut akan mneghasilkan
penyajian kejadian atau transaksi yang lebih sesau dengan laporan
keuangan suatu perusahaan.
3 Kesalahan Mendasar.
Kesalahan mendasar mungkin timbul dari kesalahan perhitungan
matematis, kesalahan dalam penerapan kebijakan akuntansi,
kesalahan interpretasi fakta atau kecurangan atau kelalaian.
Dampak dari perubahan kebijakan akuntansi atau koreksi atas
kesalahan mendasar harus diperlakukan secara retrospektif dengan
melakukan penyajian kembali (restatement) untuk periode yang telah
disajikan sebelumnya dan melaporkan dampaknya terhadap masa
sebelum periode penyajian sevagai suatu penyesuaian pada saldo
laab awal periode. Pengecualian dilakukan apabila dianggap tidak
praktis atau secara khusus diatur lain dalam ketentuan masa transisi
penerapan standar akuntansi keuangan baru.
4 Bila perusahaan melakukan penyajian kembali (restatement) laporan
keuangan yang telah diterbitkan sebelumnya, maka penyajian
kembali tersebut berikut nomor catatan atas laporan keuangan yang
mengungkapkannya harus disebutkan pada neraca, laporan laba rugi,
laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas yang mengalami
perubahan.
5 Pada setiap halaman neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan
laporan perubahan ekuitas, harus diberi pernyataan bahwa “catatan
21
atas laporan keuangan merupakan bagian tak terpisahkan dari
laporan keuangan”.
Berikut contoh laporan akuntansi keuangan pada Hotel:
1. Neraca
22
3. Laporan Perubahan Ekuitas
23
Contoh Laporan Keuangan Hotel
HOTEL KONTEMPORER
NERACA
PER 31 DESEMBER 20XX
(dalam rupiah)
Aktiva Pasiva
Aktiva Lancar Utang Lancar
Kas xxx.xxx Utang dagang xxx.xxx
Investasi jangka pendek xxx.xxx Utang yang diperhitungkan xxx.xxx
Piutang xxx.xxx Uang muka pemesanan kamar xxx.xxx
Penyisihan piutang ragu-ragu (xxx.xxx) Porsi utang jangka panjang xxx.xxx
Persediaan xxx.xxx Utang pajak penghasilan xxx.xxx
Pembayaran di muka xxx.xxx
Jumlah Aktiva Lancar xxx.xxx Jumlah utang lancar xxx.xxx
Aktiva Tetap Utang Jangka Panjang
Tanah xxx.xxx Hipotek xxx.xxx
Mesin dan peralatan xxx.xxx
Gedung dan perlengkapan
xxx.xxx Jumlah utang jangka panjang xxx.xxx
gedung
Furniture and fixtures xxx.xxx
Kendaraan xxx.xxx Modal
Aktiva operasional xxx.xxx Saham xxx.xxx
Akumulasi penyusutan (xxx.xxx) Agio saham xxx.xxx
Beban yang ditangguhkan xxx.xxx Laba yang ditahan xxx.xxx
Jumlah aktiva tetap xxx.xxx Jumlah modal xxx.xxx
Jumlah Aktiva xxx.xxx Jumlah Pasiva xxx.xxx
RUGI/LABA
HOTEL KONTEMPORER
LAPORAN RUGI-LABA
PERIODE SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20XX
(dalam rupiah)
Pendapatan Departemen Jumlah
Kamar xxx.xxx
Makanan dan minuman xxx.xxx
Telekomunikasi xxx.xxx
Binatu xxx.xxx
Lainnya xxx.xxx
Jumlah xxx.xxx
Biaya dan Harga Pokok
Kamar (xxx.xxx)
24
Makanan dan minuman (xxx.xxx)
Telekomunikasi (xxx.xxx)
Binatu (xxx.xxx)
Lainnya (xxx.xxx)
Laba Departemen xxx.xxx
Biaya Tidak Didistribusikan
Administrasi dan umum (xxx.xxx)
Pemasaran (xxx.xxx)
POMEC (xxx.xxx)
Laba Setelah Biaya Tidak Didistribusikan xxx.xxx
Asuransi (xxx.xxx)
Laba Sebelum Biaya Bunga, Depresiasi, Amortisasi, dan
xxx.xxx
Pajak
Biaya Bunga (xxx.xxx)
Laba Sebelum Depresiasi, Amortisasi, dan Pajak xxx.xxx
Depresiasi dan amortisasi (xxx.xxx)
Laba Sebelum Pajak xxx.xxx
Pajak (xxx.xxx)
Laba Bersih xxx.xxx
25
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hotel adalah suatu berbentuk bangunan, dan memiliki lambang
perusahaannya atau sebuah badan usaha akomodasi yang menyediakan
pelayanan jasa penginapan, menyediakan makanan dan minuman serta
menyediakan fasilitas jasa lainnya seperti refleksi, dan dari semua
pelayanan tersebut berlaku untuk semua pengunjung yang menginap di
hotel ataupun yang menggunakan fasilitas tertentu yang disediakan oleh
hotel.Beberapa karakteristik hotel diantaranya industri hotel tergolong
industri yang padat modal serta padat karya; dipengaruhi oleh keadaan dan
perubahan yang dimana hotel tersebut berada; menghasilkan dan
memasarkan produknya bersamaan dengan tempat dimana jasa
pelayanannya dihasilkan; beroperasi selama 24 jam sehari;
memperlakukan pelanggan seperti raja selain juga memperlakukan
pelanggan sebagai partner.
Mengacu kepada keputusan Menparpostel nomor KM
94/HK.103/MPPT-87 tentang Ketentuan Usaha dan Penggolongangan
Hotel, hotel diklasifikasikan dalam 5 (lima) golongan kelas, yaitu satu
bintang, dua bintang, tiga bintang, empat bintang, dan lima bintang yang
didasarkan pada kelas layanan yang diberikan. Selain klasifikasi menurut
bintang, terdapat pula kasifikasi menurut melati, menurut kamar yang
dimiliki, menurut lokasi hotel, menurut jenis tamu, menurut lama tinggal
tamu, menurut operasi hotel, dan berdasarkan jenis layanan yang
diberikan.Jenis kamar hotel berdasarkan jumlah tempat tidurnya yaitu
single room, twin room, double room, dan triple room/family room.
Adapun jenis kamar hotel menurut fasilitasnya yaitu standar room (STD),
superior room (SUP), deluxe room (DLX), junior suit room (JRSTE), suit
room (STE), dan presidental suit.
Departemen di hotel terdiri dari Front Office Department, Food and
Beverage Department, Housekeeping Department, Accounting
26
department, Personalia /HRD Department, Engineering Department,
Marketing department, Purchasing department, dan Security Department.
Standar Operasional Prosedur Hotel dibuat dalam rangka
memberikan batas-batas dari sebuah departemen dalam melakukan
tugasnya sesuai dengan standar, sehingga para karyawan hotel memiliki
acuan yang menjadi titik berat dari sebuah pekerjaan, dan bila suatu ketika
sebuah pekerjaan melenceng jauh dari standar yang ada, maka kinerja
karyawan tersebut bisa dinilai dan ditelaah untuk dikoreksi dan
ditanggulangi sehingga tidak berujung menjadi pemutusan hubungan kerja
yang disebabkan oleh kinerja yang tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Standar ini mencakup seluruh departemen perhotelan tanpa terkecuali
yang menuntun para staf departemen untuk bekerja keras dan disiplin
dalam mencapai tujuan yang telah tertera dalam standar operasional
tersebut.
Pendapatan hotel bersumber dari penjualan kamar, makanan,
minuman, dan pendapatan lain (biasa disebut minor operated department
sales seperti telepon, cucian, dry cleaning, kolem renang, dan sebagainya).
Adapun biaya-biaya dan harga pokok terjadi untuk biaya bahan habis
pakai di setiap bagian hotel, harga pokok makan dan minuman, biaya
administrasi dan umum, biaya pemasaran, biaya bunga, biaya deprsiasi
dan amortisasi, biaya sumberdaya manusia, biaya pemeliharaan sarana
fisik hotel, biaya energi dan laba/rugi yang dihasilkan.
Sistem akuntansi yang lazim diterapkan di industri perhotelan adalah
Uniform System of Accounts for Hotel (USAH).Kini USAH berkembang
menjadi Uniform System of Accounts for The Lodging Industry disingkat
USALI.Sistem ini memberikan beberapa manfaat diantaranya
keseragaman pemahaman untuk istilah yang lazim diterapkan di bisnis
perhotelan. Dalam USALI, terminologi yang diterapkan untuk gross
operating profit adalah income after undistributed operating expenses.
Dalam laporan rugi-laba, yang dilaporkan adalah penjualan, harga
pokok penjualan, biaya-biaya yang terjadi pada departemen yang
bersangkutan, biaya-biaya operasional hotel yang tidak didistribusikan ke
27
masing-masing departemen hotel (undistributed operating expenses),
biaya-biaya tetap seperti depresiasi, sewa, bunga, pajak penghasilan, dan
laba bersih. Dalam neraca dilaporkan posisi kekayaan hotel seperti kas,
piutang, persediaan, aktiva lancar lain-lain, gedung dan perlengkapan
gedung, aktiva tetap lain-lain, dan tanah.Disamping kekayaan hotel, neraca
juga melaporkan kewajiban hotel yang terdiri dari utang dagang, utang
pajak, utang gaji, utag jangka pendek, utang jangka panjang serta modal.
Akuntansi keuangan hotel merupakan akuntansi
departemental.Laporan aktivitas setiap departemen ini (penjualan dan
biaya-biaya departemental yang diserap untuk periode tertentu) pada
laporan keuangan merupakan lampiran laporan keuangan hotel.
Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari Neraca, Laporan Laba
Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas, dan Catatan Atas
Laporan Keuangan. Laporan keuangan harus menyajikan secara wajar
posisi keuangan, kinerja keuangan, perubahan ekuitas, dan arus kas
perusahaan dengan disertai pengungkapan dalam catatan atas laporan
keuangan sesuai dengan standar yang berlaku. Proses penyajian dan
pengungkapan laporan akuntansi hotel secara garis besar tidak berbeda
dengan laporan akuntansi keuangan pada industri lain. Uniform System Of
Account For The Lodging Industri (USALI) merupakan suatu standar yang
menetapkan format standard dan klasifikasi penyajian laporan keuangan.
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan agar perusahaan hotel bisa
berjalan dengan baik dimasa yang akan datang yaitu sebaiknya melakukan
analisa laporan keuangan secara terus menerus, untuk mengetahui
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang diperoleh setiap
tahunnya. Untuk meningkatkan likuiditas dan rentabilitas, perusahaan
harus memperpendek jangka waktu piutang, memanfaatkan hutang jangka
panjang agar dapat menambah aktiva lancar dan aktiva tetap.Untuk
memperbaiki kinerja keuangannya perusahaan harus menambah modal
yang dimiliki untuk mengeluarkan saham saham baru.
28
DAFTAR PUSTAKA
29